Masyarakat desa di Indonesia memiliki tradisi mengadakan arak-arakan untuk merayakan anak-anak yang berhasil mengkhatamkan Al-Qur'an setiap bulan Rabi'ul Awal dan Rajab. Acara ini melibatkan berbagai unsur keagamaan dan budaya namun juga menghabiskan biaya besar bagi keluarga peserta. Beberapa pihak menganggap tradisi ini kurang sesuai dengan ajaran agama meskipun masih berlangsung hingga
2. HOME`
PICTURE
VIDEO
PROFIL
MATERI
KHATAMAN
Setiap bulan Rabi’ul Awal dan Rajab penduduk di Desa
mengadakan “arak-arakan”. Arak-arakan merupakan salah satu
rangkaian acara dalam rangka syukuran terhadap anak-anak
yang baru pertama kali khatam Al-Qur’an.
Hari ke-12 di bulan Robi’ul Awal. Setiap minggu di bulan Rabi’ul
Awal secara bergiliran arak-arakan ini dilaksanakan. Hal ini
karena rute yang dilalui melewati desa-desa tetangga dimana
jalan yang dilalui hanya satu. Jika acara ini dilaksanakan tanpa
ada koordinasi, rombongan arak-arakan bisa saling bertemu dan
hal ini menjadikan kekacauan acara. Massa yang ada di setiap
acara cukup banyak. Petugas keamanan diturunkan untuk
menjaga keamanan dan melancarkan jalannya acara tersebut.
Ada tentara, polisi, dan hansip. Karena sudah bertahun-tahun
acara ini berlangsung di tengah-tengah kehidupan masyarakat
setempat, mereka punya perkumpulan antar desa sebagai
wadah koordinasi dalam penyelenggaraan arak-arakan ini.
3. HOME`
PICTURE
VIDEO
PROFIL
MATERI
Arak-arakan di bulan Rabi’ul Awal ini diadakan dalam
rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Selain itu, acara
tersebut untuk merayakan keberhasilan anak-anak yang bisa membaca
Al-Qur’an dan sudah khatam. Tradisi ini tentu saja tidak sesuai dengan
tuntunan Nabi Muhammad SAW karena Rasulullah SAW tidak
menyukai hura-hura. Karena tradisi adalah sebuah budaya yang
berkembang di masyarakat secara turun-temurun dimana untuk
membuat perubahan bukanlah perkara mudah, menghapus tradisi
peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang tidak sesuai ajaran
agama pun tidaklah mudah. Seremonial syukuran khatam Al-Qur’an ini
tetap berkembang dan terus ada sejak dulu hingga kini.
Esensi dari penyelenggaraan acara sebenarnya sudah tidak selaras lagi.
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW seyogyanya dilaksanakan
agar kita mengingat Rasulullah SAW dan meneladani ajarannya. Nabi
Muhammad SAW tidak mengajarkan kita untuk berhura-hura tapi
peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW diselenggarakan dalam
tradisi yang penuh hura-hura.
KHATAMAN
4. HOME`
PICTURE
VIDEO
PROFIL
MATERI
Arak-arakan sebenarnya menguras banyak uang
masyarakat terlebih bagi orang tua yang anaknya khatam Al-Qur’an. Setiap
keluarga diwajibkan membuat 3 besek (relatif sesuai dengan jumlah tamu
undangan dan jumlah kepala keluarga) yang berisi makanan, yaitu nasi satu
bakul, pisang, ayam ingkung atau ayam panggang, telur, berbagai macam
sayur matang, dan bermacam-macam kue. Dana yang dibutuhkan untuk
membuat 3 besek membutuhkan uang lebih dari Rp500.000,00. Bagi
keluarga yang anaknya khatam Al-Qur’an tentu saja butuh dana lebih
banyak. Selain itu mereka juga harus menyewa kuda untuk dinaiki anaknya.
Untuk menyewa kuda, mereka harus merogoh kocek minimal Rp800.000,00.
Mereka pun harus membuat tambahan makanan untuk dibawa rombongan
yang membawa kuda. Anak yang khatam ketikan naik kuda biasanya
berbusana yang apik seperti pangeran dan puteri kerajaan. Hal ini tentu saja
membutuhkan tambahan dana untuk sewa baju dan perias. Tak cukup
sampai di sini, ketika mereka menginginkan anaknya diiringi rombongan
rebana dan marching band, uang yang harus dikeluarkan dari kantong
mereka pun bertambah banyak pula.
KHATAMAN
5. HOME`
PICTURE
VIDEO
PROFIL
MATERI
Berapa banyak dana yang masyarakat habiskan untuk acara
tersebut tidak membuat mereka menyesal. Mereka cenderung bangga.
Bangga anaknya sudah bisa membaca Al-Qur’an dan berhasil
mengkhatamkannya. Bangga anaknya tampak cantik rupawan dan gagah
perkasa menunggang kuda. Bangga bisa berbagi kebahagiaan dengan
banyak orang. Mereka menganggap bahwa apa yang mereka keluarkan dan
lakukan bisa menolong mereka di akhirat kelak karena semua dilakukan
untuk agama mereka.
Para pemuka agama di daerah setempat tidak melarang tradisi tersebut.
Tradisi ini terus berkembang. Mereka tetap berperan mendakwahkan ajaran
agama Islam melalui pengajian yang tentu saja sajian wajib dalam
peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Ayat-ayat suci Al-Qur’an pun
terus berkumandang setelah acara arak-arakan usai. Anak-anak yang
khatam Al-Qur’an wajib membacakan ayat-ayat Al-Qur’an Juzz 30.
Tamu undangan pada acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW
ini terdiri dari masyarakat desa tetangga, tokoh masyarakat di kecamatan,
dan perwakilan dari Pemerintah
KHATAMAN
6. HOME`
PICTURE
VIDEO
PROFIL
MATERI
Adapun anak yang naik becak ataupun dokar. Ini karenakan
bebeerapa kemungkinan, yang pertama karena anak biasanya takut naik
kuda, dan yang kedua adalah karena kurangnya dana yang cukup untuk
menyewa kuda dan sebagainnya.
Terlepas dari syar’i atau tidaknya tradisi tersebut, peringatan
Maulid Nabi Muhammad SAW bertujuan untuk mengingat Rasulullah SAW
dan meneladani ajarannya. Nuansa agamispun menyelimuti acara tersebut.
Sunan Kalijaga pun dulu mengenalkan Islam ke masyarakat Jawa melalui
wayang. Meskipun apa yang dilakukan Sunan Kalijaga juga menuai pro dan
kontra. Apalagi semakin banyaknya paham di kalangan pemeluk Islam pun
semakin tingginya pengetahuan masyarakat akan hakikat dari ajaran Islam
yang dibawa oleh Rasulullah SAW. Semoga kemurnian ajaran agama Islam
bisa terus terjaga tanpa menghilangkan kekayaan budaya bangsa Indonesia
yang syarat akan kebudayaan nan indah.
KHATAMAN