Bulan Muharram adalah bulan pertama dalam kalender Hijriah dan disebut Bulan Allah oleh Nabi Muhammad saw. Berbuat dosa pada bulan ini lebih berbahaya. Beberapa kejadian penting terjadi pada hari Asyura seperti Nabi Adam as menerima taubat, Nabi Nuh as turun dari kapal, dan Nabi Musa as selamat dari kejaran Firaun. Puasa pada hari ini disebutkan oleh Nabi saw sebagai wujud kesyukuran atas berbagai ke
Siri kedua kelas di Tadabbur Centre malam ini akan membincangkan makna wahyu berdasarkan nas-nas al-Quran sendiri menggunakan kalimah ini serta bagaimana Syekh Dr Fadhl Hasan Abbas menjawab tohmahan musuh-musuh Islam kononnya wahyu al-Quran ini tidak sepenuhnya bersumberkan Allah SWT bahkan kata mereka adanya campurtangan akal Nabi dalamnya. Ma'azallah
Siri kedua kelas di Tadabbur Centre malam ini akan membincangkan makna wahyu berdasarkan nas-nas al-Quran sendiri menggunakan kalimah ini serta bagaimana Syekh Dr Fadhl Hasan Abbas menjawab tohmahan musuh-musuh Islam kononnya wahyu al-Quran ini tidak sepenuhnya bersumberkan Allah SWT bahkan kata mereka adanya campurtangan akal Nabi dalamnya. Ma'azallah
Pada bulan Muharram ada satu hari yang dikenal dengan sebutan hari ‘Asyura. Orang-orang jahiliyah pada masa pra Islam dan bangsa Yahudi sangat memuliakan hari ini. Hal tersebut karena pada hari ini Allah Subhânahu Wa Ta’âlâ menyelamatkan Nabi Musa ’alaihis salâm dari kejaran Fir’aun dan bala tentaranya. Bersyukur atas karunia Allah Subhânahu Wa Ta’âlâ kepadanya, Nabi Musa ’alaihis salâm akhirnya berpuasa pada hari ini. Tatkala sampai berita ini kepada Nabi kita (Muhammad) shallallâhu ‘alaihi wa sallam, melalui orang-orang Yahudi yang tinggal di Madinah beliau bersabda, فَأَنَا أَحَقُّ بِمُوْسَى مِنْكُمْ (Saya lebih berhak mengikuti Musa dari kalian [kaum Yahudi]).
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
4. Bulan Muharram adalah bulan pertama
dalam kalender Hijriyah.
Bulan ini disebut oleh
Nabi sebagai Syahrullah (Bulan Allah)
Al-Muharram di dalam bahasaArab artinya
adalah waktu yang diharamkan.
Untuk menzalimi diri-diri kita dan berbuat
dosa
5.
6. Pada ayat di atas Allah subhanahu wa ta’ala
berfirman:
الَفواُمِلْظَتَّنِهيِفَُّفْنَأَََُُّْْس
“Janganlah kalian menzalimi diri-diri kalian di
dalamnya”
Berbuat dosa pada bulan-bulan haram ini
lebih berbahaya daripada di bulan-
7. َّإنََّْْلُّالظيِفَِّرُهْشَ ْاْلَُّرُحْالَََُِّّْْظْعَأَّةَئْيَِطخَِّو َوَّرا ْْز
ََّنِمَِّْْلُّالظاَمْيِفاَها َوَِس،َّْنِإ َوََََُّّانَُّْْلُّالظىَلَعَِّلُُ
َّالَحَّْمايِظَع،َّنَُِل َوََّللاَِّظَعُيََُّّْْنِمه ِرْمَأاَمَُّءَاشَي .
“Sesungguhnya berbuat kezaliman pada bulan-
bulan haram lebih besar kesalahan dan dosanya
daripada berbuat kezaliman di selain bulan-bulan
tersebut. Meskipun berbuat zalim pada setiap
keadaan bernilai besar, tetapi Allah membesarkan
segala urusannya sesuai apa yang dikehendaki-
Nya.”3
8. Ibnu ‘Abbas radhiallahu ‘anhuma berkata:
َّنُهَلَعَجَفَّماُرُحََّْظَع َوَّنِهِتاَمُرُحََّلَعَج َو
ََّبْنالذَّنِهْيِفََُّْظْعَأ،َُّلَمَعْال َوَُّحِلاالصَُّرْجَْلْا َو
ََُّْظْعَأ.
“…Kemudian Allah menjadikannya bulan-bulan
haram, membesarkan hal-hal yang diharamkan di
dalamnya dan menjadikan perbuatan dosa di
dalamnya lebih besar dan menjadikan amalan
soleh dan pahala juga lebih besar.”
9. 1. Allah swt. menerima taubat nabi Adam as.
pada hari Asyura. Ikrimah mengatakan:
َوُهَم ْويَابتَُ َاّللىلعَمآدَُم ْويَُورشاعَاء
Artinya: “Hari yang Allah swt. terima taubat
Adam as. adalah pada hari Asyura”. (Mushannaf
Abdurrazzaq as-Shan’ani, no. 7852).
10. Nabi Nuh as. turun dari kapal beliau pada hari
Asyura. Qatadah mengatakan:
َبِكرَوحُنيِفَِةينِفَساليِفَبجرَمْويَْرشعَينِقب،َلزنوَنِم
َِةينِفَسالَمْويَاءُورشاع
Artinya: “Nuh menaiki kapal pada bulan Rajab
di sepuluh akhirnya, dan turun dari kapal
pada hari Asyura’”. (Mushannaf Abdurrazzaq
as-Shan’ani, no. 7849).
11. Nabi Musa as. selamat dari kejaran Firaun juga pada hari Asyura.
َمِدقَُلوُسرَِ َاّللىَلصَُللاَِهْيلعَسوَمَلَةينِدمْلاَدجوفَيْلاَودُُه
َونُموُصيَم ْويَاءُورشاع،َالقف : « اما؟ذه » ،واُلاق : اذهَم ْوي
َُميِظعاَجنَُ َاّللَِهيِفىوسُم،َقرْغأوَِفَِهيَآلَن ْوعْرِفَالق :
َُهامصفاًرْكُش،َالقفَيِبَنالىَلصَُللاَِهْيلعَمَلسو : « انأفىل ْوأ
ىوسُمِبَقحأوَِهِامي ِصِبَْمُكْنِم،َصفَُهامَرمأوَِهِامي ِصِب »
Artinya: “Tiba Rasulullah saw. di Madinah beliau dapatkan orangYahudi berpuasa
pada hari Asyura. Beliau bertanya: “Apa ini?”, mereka menjawab: Ini adalah hari
agung Allah selamatkan Musa di dalamnya dan menenggelamkan Firaun dan bala
tentaranya. Ibnu Abbas berkata: puasa pada hari tersebut sebagai wujud
kesyukuran. Maka Nabi saw. bersabda: “Saya lebih layak dengan Musa dan lebih
layak berpuasa dari pada kalian. Lalu beliau berpuasa dan memerintahkan para
sahabat untuk berpuasa”. (Mushannaf Abdurrazzaq as-Shan’ani, no. 7843).
12. Selamatnya Nabi Ibrahim 'alaihissalam dari
siksa Namrud, berupa api yang membakar.
NabiYusuf 'alaihissalam dibebaskan dari
penjara Mesir karena terkena fitnah. Nabi
Yunus 'alaihissalam selamat, keluar dari perut
ikan hiu. Nabi
Ayyub 'alaihissalam disembuhkan Allah dari
penyakitnya yang menjijikkan
15. Selanjutnya sebaik-baik Muharram adalah 10
hari permulaannya. Ibnu Rajab al Hanbali
mengatakan: Para Salafush Shaleh
mengagungkan 10 hari di 3 bulan: 10 akhir
Ramadhan, 10 awal Zulhijjah dan 10 awal
Muharram. Dan bahwaAllah swt. berbicara
langsung dengan Nabi Musa as. di 10 akhir dari
40 hari munajatnya, dan 10 akhir itu adalah di 10
awal Muharram. (Latha-iful Ma’arif hal 48).
16. .
عنابنعباسرضيللاعنُهماقال : امَُتْيأرََيِبَنالىَلصَُللاَْيلعَِهَمَلسوىَرحتي
َامي ِصَم ْويَُهلَضفىلعَِه ِرْيغََّلِإاذهَم ْوالي،َم ْويَاءُورشاع ( رواهالبخاري )
Artinya: Dari Ibnu Abbas ra. ia berkara: “Aku tidak pernah melihat
Nabi saw. menjaga puasa sehari yang mulia dari hari ini yaitu hari
Asyura”. (HR. Al Bukhari no. 2006).
Diantara hikmah berpuasa di hari tersebut adalah menggugurkan
dosa setahun yang berlalu. Rasulullah bersabda:
َُم ْوصَِم ْويَاءُورشاعىِنِإَُبِستْحأىلعَِ َاّللَْنأَكُيَرِفَةنَسالىِتَلاَُهلْبق ( رواهمسلم )
Artinya: “Puasa pada hari Asyura aku berharap kepada Allah agar
mengampuni dosa setahun yang telah lalu”. (HR. Muslim, bab
Keutamaan puasa Muharram, no. 1162).
17. Maksud dari diampunkan dosa sebab
puasa Asyura adalah dosa-dosa kecil.
Sekiranya ia tidak melakukan dosa kecil
maka derajatnya akan diangkat oleh Allah
swt. semua ini adalah semata-mata
karunia murni pemberian dari Allah swt.
(Al Mausu’ah al Fiqhiyah al Kuwaitiyah
29/220).
18. َْنعَةشِئاعَي ِضرَُ َاّللاُهْنعَْتالق : « َانكَُم ْويَاءُورشاعاًم ْويَُهُموُصتَشْيرُقيِف
َِةَيِلِهاجْلا،َانكوَُلوُسرَِ َاّللىَلصَُللاَِهْيلعَسوَمَلَُهُموُصييِفَِةَيِلِهاجْلا،ََملفاَمِدق
َُلوُسرَِ َاّللىَلصَُللاَِهْيلعَمَلسوَةينِدمْلاَامصَُهَرمأوَِهِامي ِصِب،،اَملفَض ِرُفَرَُانضم
َانكَوُهَُةيض ِرفْلا،َك ِرُتوَُءاُورشاع،َْنمفَاءشَامصَُه،َْنموَاءشَُهكرت »
Dari Aisyah ra. ia berkata: “Adalah hari Asyura hari puasa kaum
Quraisy di masa jahiliyah. Rasulullah saw. juga berpuasa pada
masa jahiliyah (sebelum menerima wahyu). Ketika Rasulullah
saw. tiba di Madinah beliau berpuasa dan memerintahkan
untuk berpuasa. Ketika puasa Ramadhan difardhukan hanya
tinggal kewajiban puasa Ramadhan tidak pada Asyura. Bagi
yang ingin berpuasa pada Asyura silahkan berpuasa, dan bagi
yang tidak ingin, boleh meninggalkannya”. (HR. Abu Daud no.
2442).
19. Tanggal 10 saja
Tanggal 9 dan 10
Tanggal 9,10,11 (paling afdhal)
22. 1. Bukan pada masalah Aqidah; tentang sifat
Allah, perkara yang boleh dan mustahil bagi
Allah, penjelasan firman Allah Swt.
2. Bukan pada hukum halal dan haram. Boleh
pada kisah-kisah, fadha’il (keutamaan) amal
dan nasihat.
3.Tidak terlalu dha’if; perawinya bukan kadzdzab
(pendusta), tertuduh sebagai pendusta atau
terlalu banyak kekeliruan dalam periwayatan.
4. Bernaung di bawah hadits shahih.
5.Tidak diyakini sebagai suatu ketetapan, hanya
sebagai bentuk kehati-hatian.
23. َّْنَعََّسنَأ،ََّلاَق : ََِّْدَقَُّلوَُسَرَِّاَللىلَصَُّللاَِّهْيَلَعَّلََس َوََََّّْةَنيِدَمْالَُّْْهَل َوَِّانَم ْوَيَّْلَيََّونُبَع
اَمِهيِف،ََّلاَقَف : اَمَِّانَذَهَِّانَم ْوَيْال؟واُلاَق : انَُُُّبَعَْلناَمِهيِفيِفَِّلِهاَجْالَِّةي،ََّلاَقَفَُّلوَُسَر
َِّاَللىلَصَُّللاَِّهْيَلَعََّْلََس َو : ” َّنِإََّاَللَّْدَقََُُّْْلَدْبَأاَمِهِبَّْريَخااَمُهْنِم : ََّْ ْوَيىَحْضَ ْاْل،ََّي َوََّْ ْو
َِّرْطِفْ“ال
Dari Anas, ia berkata : Rasulallah SAW datang ke Madinah
dan mereka (orang Madinah) menjadikan dua hari raya
dimana mereka bergembira. Lalu Rasulullah bertanya : “Apa
maksud dua hari ini?” Mereka menjawab: “Kami biasa
bermain (bergembira) pada dua hari ini sejak zaman
Jahiliyah.” Rasulallah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah
telah menggantikan untukmu dengan dua hari raya yang
lebih baik dari padanya, yaitu hari raya Adha dan hari raya
Fitri (HR : Abu Daud : 1134)
24. Dalam syair-syairArab, banyak terdapat
kata-kata ‘Ied, tetapi yang dimaksud bukan
hari raya melainkan hari kegembiraan.
Jadi, Istilah IdulYatama tidak jauh berbeda
dengan istilah Hari Pahlawan, Hari
Kemerdekaan, Hari Lingkungan Hidup, Hari
Ibu, dan sejenisnya.
Santunan kepada anak yatim tidak hanya
berlangsung pada tanggal 10 Muharram
25. Disebutkan bahwa Rasulullah SAW sangat
menyayangi anak-anak yatim. Dan beliau lebih
menyayangi lagi pada hari Asyura (tanggal 10
Muharram). Dimana pada tanggal tersebut,
Beliau menjamu dan bersedekah bukan hanya
kepada anak yatim, tapi juga keluarganya
Menjamu anak yatim dan keluarganya pada
tanggal 10 Muharram merupakan sunnah Nabi
SAW. dan pembuka keberkahan hingga setahun
penuh.
26. َّْنَمََّْاَصََّْ ْوَيََّءاَورُشاَعََّنِمَِّْرَحُمْالَُّهاَطْعَأَُّاَللىَلاَعَتََّاب َوَثَِّةَرْشَعآالَِّف
َّكَلَم،َّْنَم َوََّْاَصََّْ ْوَيََّءاَورُشاَعََّنِمَِّْرَحُمْالََّيِْطعُأََّاب َوَثَِّةَرْشَعَِّف َآال
َّاجَحَّرِمَتْعُم َوَِّةَرْشَع َوَِّآالفَّيدِهَش،َّْنَم َوََّمََّحََسَُّهَدَيىَلَعَِّسْأَرَّْيِتَيََّيََّْ ْو
ََّءاَورُشاَعََّعَفَرَُّاَللىَلاَعَتَُّهَلَِّلُُِبََّرْعَشَّةَّةَجَرَد
“Barangsiapa berpuasa para hari Asyura (tanggal 10)
Muharran, niscaya Allah akan memberikan seribu
pahala malaikat dan pahala 10.000 pahala
syuhada’. Dan baragsiapa mengusap kepala anak
yatim pada hari Asyura, niscaya Allah mengangkat
derajatnya pada setiap rambut yang diusapnya“.
27. “Maksud dari “mengusap” dalam hadits yang kedua adalah
makna hakiki, sebagaimana diterangkan oleh hadits lain,
yaitu “Barangsiapa yang mengusap kepala anak yatim
semata-mata karena Allah, niscaya Allah memberikan 10
kebaikan pada setiap helai rambut yang diusapnya. Dan
barangsiapa berbuat baik kepada anak yatim, perempuan
atau laki-laki, niscaya aku (Nabi Muhammad) akan
bersamanya seperti ini (dua jari tangan); lalu Nabi
berisyarah dengan dua jarinya”. Penyebutan kata ra’sun
(kepala), karena mengusap kepala berarti menghargai,
mengasihi, cinta kasih, dan mengayomi kebutuhannya. Jika
semua itu dilakukan pada anak yatim, maka akan
mendapatkan pahala yang sangat besar….” (al-Fatawa al-
Haditsiyyah li-Ibni Hajar al-Haitami, 1/43)
28. “AbuThayyib berkata: “Mengusap kepala anak
yatim adalah sebuah kinayah tentang kasih
sayang dan sikap lemah lembut (kepada anak
yatim). Makna kinayah ini tidak bertentangan
dengan makna hakiki, karena keduanya bisa
dipadukan”. (Mirqatul Mafatih, 8/3115)
29. al-Hafizh Ibnu al-Jauzi (508-597
H/1114-1201 M), seorang ahli hadits
Madzhab Hanbali, menjelaskan
kebiasaan para ulama pada hari
Asyura
Di zaman sebelum Islam, bulan ini bukanlah dinamakan bulan Al-Muharram
Bulan ini dinamakan bulan Shafar Al-Awwal,
Bulan Shafar dinamakan Shafar Ats-Tsani.
Setelah datangnya Islam kemudian Bulan ini dinamakan Al-Muharram.
13 Hijriyah Umar memimpinYang perlu diingat adalah bahwa peristiwa hijrah nabi itu sendiri tidak terjadi di bulan Muharram. Meski ada banyak versi namun yang paling kuat menurut Dr. Said Ramadhan Al-Buthy, penulis Fiqhus-Sirah, beliau dan Abu Bakar meninggalkan Mekkah dan masuk bersembunyi ke Gua Tsaur pada tanggal 2 bulan Rabiul Awal., bertepatan dengan 20 September 622 Masehi. Dan beliau tiba di Madinah pada tanggal 12 Rabiul-Awwal, sebagaimana disebutkan oleh Al-Mas'udi.
Yang kita rayakan sebenarnya adalah hitungan tahun yang dicetuskan oleh Khalifah Umar bin Al-Khattab radhiyallahu'anhu, dimana beliau menetapkan bahwa hitungan tahun Islam dimulai sejak Rasulullah SAW berhijrah.
Dengan demikian dari hadits tersebut dapat difahami bahwa bulan Muharram seluruhnya terdapat anjuran untuk melaksanakan puasa sunnat. Tanpa ada kemestian memilih hari Asyuranya saja.
1. Pada hari Asyura saja, inilah sekurang-kurangnya.
2. Asyura dan Tasu’a, hal ini karena harapan Rasulullah saw. dalam hadits beliau bersabda:
لئن بقيتُ إلى قابل لأصومن التاسع (عن ابن عباس رواه مسلم)
Artinya: “Sekiranya aku hidup hingga tahun depan niscaya aku akan berpuasa pada hari kesembilan” (HR. Muslim dari Ibnu Abbas ra).
Ibnu Abbas ra. mengatakan: belum sampai tahun berikutnya Rasulullah saw. telah terlebih dahulu wafat. (HR. Muslim 4/798). Di kalangan ahli hadits sunnah ini dinamakan dengan Sunnah Hammiyah yaitu harapan yang pernah diucapkan Nabi saw. namun tidak sempat dilaksanakan. Hukumnya tetap berpahala bagi yang melaksanakannya.
Di antara hikmah menyertakan puasa hari kesembilan adalah untuk menjaga dari tersalah dalam penentuan awal tahun hijriyah dan juga untuk berbeda dengan orang Yahudi.
3. Tasu’a, Asyura dan hari 11 Muharram
Yang ketiga ini adalah yang paling sempurna. Dalam hadits dari Ibnu Abbas ra. Rasulullah saw. bersabda:
“صُومُوا يَوْمَ عَاشُورَاءَ، وَخَالِفُوا الْيَهُودَ، صُومُوا قَبْلَهُ يَوْمًا، أَوْ بَعْدَهُ يَوْمًا”.
Artinya: “Berpuasalah pada hari Asyura, dan berselisihlah dengan Yahudi. (Yaitu dengan cara) berpuasa sehari sebelumnya dan sehari setelahnya”. (HR. Ahmad no. 2154 dan Ibnu Khuzaimah no. 2054).
Dalam kitab Fathul ‘Allam 4/118 disebutkan bahwa sebahagian ulama menganjurkan untuk melakukan hal yang dapat membahagiakan keluarga pada hari Asyura, hal ini disebabkan terdapat anjuran langsung dari Rasulullah saw. dalam hadits Abu Hurairah ra:
مَنْ وَسَّعَ عَلَى أَهْلِهِ يَوْمَ عَاشُوْرَاءِ وَسَّعَ اللهُ عَلَيْهِ سَائِرَ سَنَتِهِ
Artinya: “Siapa yang melapangkan bagi keluaganya pada hari Asyura niscaya Allah akan melapangkan baginya sepanjang tahunnya”. (HR. al Baihaqi dalam Syu’abul Iman 3/366, dan Ibnu Hibban dalam Al Majruhin 3/97).Ibnu Uyainah berkata: Kami telah mencobanya sejak 50 tahun atau 60 tahun lalu, tidak kami dapatkan melainkan kebaikan padanya. (Kasyafu al Qina’ 2/339). Ini merupakan salah satu kesaksian dari ulama yang telah mencobanya.
Imam as-Suyuthi menyebutkan dalam Tadrib ar-Rawy fi Syarh Taqrib an-Nawawi, Boleh meriwayatkan dan mengamalkan hadits Dha’if, dengan syarat:
Hanya semacam momen untuk mengingatkan masyarakat agar peduli kepada nasib anak-anak yatim. Momen itu tidak pula dimaksudkan bahwa santunan kepada anak yatim hanya berlangsung pada tanggal 10 Muharram. Menyantuni anak yatim bisa dilakukan kapanpun dan di manapun.
Sanad hadits ini memang dla’if (lemah), tapi isinya (matan hadits) boleh diamalkan, karena berkaitan dengan kebajikan-kebajikan (fadla’ilul a’mal).
Mengenai maksud “mengusap kepala anak yatim” dalam hadits di atas, sebagian ulama mengartikannya sebagai makna hakiki (mengusap kepala dengan tangan), dan sebagian lainnya mengartikan sebagai makna kinayah (kiasan).
Kasih sayang kepada anak yatim, tentu saja bukan hanya diwujudkan dengan belaian rambut belaka, tapi juga mengurus anak yatim secara baik dan memberi santunan untuk sandang, pangan, papan, dan pendidikannya. Maka, pemberian santunan bukan hanya dilakukan pada tanggal 10 Muharram saja, tapi juga pada bulan-bulan lainnya.
Kesimpulannya, tradisi menyantuni anak yatim pada hari Asyura memang sudah ada sejak lama, dan dilakukan oleh masyarakat umum maupun para ulama. Dari tradisi tersebut lalu muncul istilah Idul Yatama (hari raya anak yatim).
Mandi pada hari Asyura. Telah disebutkan bahwa Allah SWT membedah komunikasi air Zamzam dengan seluruh air pada malam Asyura’. Karena itu, siapa yang mandi pada hari tersebut, maka akan aman dari penyakit selama setahun. Ini bukan hadits, akan tetapi diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib r.a.
Bersedekah kepada fakir miskin.
Menyantuni dan mengusap kepala anak yatim.
Memberi makanan berbuka kepada orang yang berpuasa.
Memberi minuman kepada orang lain.
Mengunjungi saudara seagama (silaturrahim).
Menjenguk orang sakit.
Memuliakan dan berbakti kepada kedua orang tua.
Menahan amarah dan emosi.
Memaafkan orang yang berbuat zalim.
Memperbanyak ibadah seperti shalat, doa, dan istighfar.
Memperbanyak zikir kepada Allah.
Menyingkirkan benda-benda yang mengganggu di jalan.
Berjabat tangan dengan orang yang dijumpai.
Memperbanyak membaca surat al-Ikhlash, sampai seribu kali. Karena ada atsar yang diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib r.a.: Barangsiapa membaca surah al-Ikhlash 1000 kali pada hari Asyura, maka Allah akan “memandangnya”. Barangsiapa “dipandang” oleh Allah, maka Dia tidak akan mengazab selamanya