2. Ketaatan adalah bagian esensial dari iman
Kristiani
Himne Kenosis : “Dalam keadaan sebagai
manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya
dan taat sampai mati, bahkan sampai mati
di kayu salib. (Fil 2:8)
Mengikuti Yesus dan memangguh salib
adalah Ketaatan (Mat 16:24)
3. Mencintai Allah dan Yesus berarti menaati-
Nya dalam segala hal : "Jikalau kamu
mengasihi Aku, kamu akan menuruti
segala perintah-Ku. (Yoh 14:15)
Orang yang tidak taat pantas untuk
disejajarkan dengan orang yang dikritik
Yesus : "Mengapa kamu berseru kepada-
Ku: Tuhan, Tuhan, padahal kamu tidak
melakukan apa yang Aku katakan? (Luk
6:46)
4. Perjanjian Lama ; shama , kata untuk
ketaatan ; (hear atau mendengar)
"to hear intelligently, often with implication
of attention, obedience
Shamar (Samaria) : to protect, guard,
observe, as in the sense of observing laws
or rules.
Shema Israel : Dengarlah Israel, Taatilah
Israel
5.
6. Ketaatan dalam bahasa Yunani hupakouo,
tersusun dari dua kata hupo, “di bawah,"
dan akouo, “mendengarkan."
Taat berarti “tunduk untuk mendengarkan”
Ketaatan mencakup “mendengarkan
dengan sepenuh hati, menundukkan diri,
melaksanakan perkataan.
7. Hupakouo: attentive hearkening, i.e. by
implication, compliance or submission" "It
always refers to obedience to God's will in
a special sense, of willing subjection to
that which, in the sphere of divine
intervention, is right."
8. Mendengar secara mendalam dan
melakukan dengan serius : Ketaatan
“Hendaklah kamu menjadi pelaku firman
dan bukan hanya pendengar saja; sebab
jika tidak demikian kamu menipu diri
sendiri (Yak1:22)
Ketaatan : Duduk, mendengarkan, pergi
dan melakukan.
9. Senang atau tidak, tetap taat
melaksanakan tugasnya sebagai Nabi
Bright (A History of Israel), Tidak ada figur
yang begitu berani sekaligus tragis yang
terekam dalam jejak sejarah Israel selain
nabi Yeremia”
Uraian akan merujuk pada buku ‘Bertarung
dengan Allah” 157-170
10. Yosef memilih untuk melakukan apa yang
dikatakan Allah, dan itu mengubah
segalanya.
Yosef memilih menaati Allah sekalipun dia
tidak memahami apa yang sedang terjadi.
(bdk. panggilan Abraham)
11. Otoritas (kuasa) adalah prinsip dasar
dalam Kerajaan Allah
Yesus taat kepada Allah, dan kemudian
menjadi sumber keselamatan bagi mereka
yang taat kepada-Nya ( Ibrani 5:8-9).
Bandingkan dengan (Matius 28:18-20).
12. Mathetes (murid) adalah dia yang berada
di bawah “disiplin” / tertib atau sedang
belajar
Dalam PB Mathetes berarti lebih dari
sekedar orang yang sedang belajar
Murid = pengikut yang menerima
pengajaran atau instruksi yang diberikan
kepadanya dan menjadikannya sebagai
arahan untuk bertingkah laku.
13.
14. "Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku,
kamu benar-benar adalah murid-Ku dan
kamu akan mengetahui kebenaran, dan
kebenaran itu akan memerdekakan kamu."
(Joh 8:31-32)
15.
16. Sekarang ini, kata “menaati” berkonotasi
negatif.
Ketaatan sebagai sesuatu yang
dipaksakan, keputusan yang tidak
diinginkan tetapi harus dilakukan, sebab
orang takut hukuman (Ketaatan Tentara)
Ini bukan ketaatan dalam Alkitab
17. Ketaatan menurut Alkitab berarti: kasih, +
kepercayaan + tindakan
"Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan
menuruti segala perintah-Ku. (Joh 14:15)
Ketaatan berasal dari pengenalan bahwa
Allah mengasihi kita dan kita mengasihi
Allah sebagai balasannya.
18. Ketaatan bukan hanya berarti takut akan
Allah.
Allah ingin kita taat kepada-Nya sebagai
relasi kasih.
Dari kasih keluar kepercayaan. Jika kita
percaya kepada Allah apa yang sedang
dikatakan kepada kita, kita percaya bahwa
Allah mencintaimu, dan kemudian itu akan
menuntun pada tindakan.
19. Apakah relasiku dengan Allah didasarkan
atas cinta atau ketakutan?
Bagaimana aku menggambarkan tingkat
kepercayaanku kepada Allah?
20.
21. John Anthony Hardon (Jesusit), S.T.D. (1914-
2000), Pocket Catholic Dictionary (New York:
Image Books, 1985), memberikan definisi
tentang ketaatan : “Keutamaan Moral yang
mengarahkan kehendak untuk mengikuti
kehendak orang lain yang berhak untuk
memerintah”
Orang yang mengakarkan diri pada ketaatan
menundukkan keinginannya kepada mereka
yang memiliki otoritas yang sah atasnya.
22. In his Summa Theologica (II, II, Question
104, Articles 4 and 5), Saint Thomas
Aquinas (1225?-1274) declared that God
is to be obeyed in all things, while human
authorities are to be obeyed in certain
things.
23. Father Hardon explained: " . . . obedience
to God is without limit, whereas obedience
to human beings is limited by higher laws
that must not be transgressed, and by the
competency or authority of the one who
gives the orders."
24. Kewajiban taat menuntut dari semua
orang, supaya memberi penghormatan
yang pantas kepada orang yang
berwewenang dan pribadi-pribadi yang
melaksanakan tugasnya dan
menyampaikan kepada mereka - sesuai
dengan jasanya - tanda terima kasih dan
simpati.
25. All baptized Christians are moved by the
obedience of faith to listen and submit to
the Word of God.
+ Children obey, respect and pray for their
parents, grateful that God has given their
fathers and mothers to them.
26. + Priests obey their Bishops or Superiors, for
example by accepting new assignments from
them.
+ Those who are consecrated to Christ by the
profession of the Evangelical Counsels of
Poverty, Chastity and Obedience obey their
Religious Superiors regarding what apostolic
work they are to do.
27. + Those who have spiritual directors listen to and obey
them concerning how they should seek Christian
perfection in particular matters.
+ Catholics obey God and the Church by heeding the
Commandments and the Precepts of the Church, for
example by attending the Holy Sacrifice of the Mass on
Sundays and Holy Days of Obligation, following the
Church's laws concerning the Sacrament of Holy
Matrimony, etc.
+ Citizens pay taxes to the rightful authority and
defend their country from hostile foreign attack.
28. Father Hardon added: "As a virtue,
(obedience) is pleasing to God because it
means the sacrifice of one's will out of love
for God."
29. under the heading "Obedience" in the
Dictionary of Moral Theology compiled under
the direction of Francesco Cardinal Roberti
(Westminster, Maryland: The Newman Press,
1961), wrote: "Obedience to a human
superior in lawful commands, if not
motivated by selfish reasons but honest
motives, does not degrade but ennoble man,
for it is submission to God Himself, from
Whom all power proceeds.
30. Also obedience provides certainty of
freedom from error: a superior may err in
commanding, but a subject never errs in
obeying a lawful injunction.
Obedience strengthens the will as the
noblest sacrifice man can make to God,
which Holy Scripture, speaking of
obedience, calls greater in virtue than
sacrifice (I Kings 15:22)."
31. Is there ever an occasion when one should
refuse to follow the order of a human
authority? Yes, if a human superior
commands something that is against
God's law. One must refuse to obey
injunctions that are in opposition to God's
law because they are not truly legitimate.
32. Authentic human superiors are those to
whom God has delegated part of His
authority. If they misuse that authority by
enjoining contrary to the Creator, then
their human subjects are bound to
disobey them.
Saint Peter and the other Apostles had it
right when they fearlessly proclaimed: "We
must obey God rather than men." (The
Acts of the Apostles 5:29)
35. Pasal I Demi nama Tuhan! Mulailah cara
hidup Saudara-Saudara Dina:
(1) Anggaran dasar dan cara hidup
Saudara- Saudara Dina ialah menepati Injil
Suci Tuhan kita Yesus Kristus sambil hidup
dalam ketaatan, tanpa milik dan dalam
kemurnian.
36. (2) Saudara Fransiskus menjanjikan
ketaatan dan hormat kepada Sri Paus
Honorius serta para penggantinya yang
sah menurut hukum Gereja dan kepada
Gereja Roma.
(3) Saudara saudara lainnya wajib menaati
Saudara Fransiskus dan para
penggantinya.
37. (1) Tuhan berfirman dalam Injil: Siapa
yang tidak melepaskan diri dari segala
miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku,
(2) dan lagi: Siapa yang mau
menyelamatkan nyawanya, ia akan
kehilangan nyawanya.
38. 3) Orang meninggalkan segala miliknya
dan kehilangan nyawa bila ia
menyerahkan dirinya sepenuhpenuhnya
untuk taat di dalam tangan atasannya.
(4) Apa pun yang dibuat dan dikatakannya,
merupakan ketaatan yang sejati, asalkan
hal itu baik dan, setahu dia, tidak
bertentangan dengan kehendak
atasannya.
39. (5) Kalaupun bawahan pernah melihat hal-
hal yang lebih baik dan lebih berguna bagi
jiwanya daripada yang diperintahkan
atasan kepadanya, hendaklah ia dengan
rela mengurbankan pendapatnya sendiri
bagi Allah; dan hendaklah ia berusaha
melaksanakan apa saja yang
diperintahkan oleh atasannya.
40. (6) Sebab, itulah ketaatan penuh kasih, karena
menyenangkan Allah dan sesama.
(7) Akan tetapi kalau atasan memerintahkan
sesuatu yang bertentangan dengan keselamatan
jiwanya, maka meskipun ia tidak boleh
menaatinya, namun janganlah ia memisahkan diri
dari
atasannya itu.
(8)
Jika hal itu menyebabkan ia dikejar-kejar, maka
hendaklah ia lebih lagi mencintai mereka demi
Allah.
41. (9) Sebab siapa yang lebih suka
menanggung pengejaran daripada terpisah
dari saudara-saudaranya, ia sungguh-
sungguh bertahan dalam ketaatan yang
sempurna, karena ia memberikan nyawanya
bagi saudara-saudaranya.
(10) Memang ada banyak religius, yang
dengan dalih melihat hal-hal yang lebih baik
daripada yang diperintahkan atasannya,
menoleh ke belakang dan kembali ke
muntahan kehendaknya sendiri.
42. (11) Mereka itu pembunuh, dan karena
teladan mereka yang buruk itu, mereka
menyebabkan banyak jiwa binasa.
43. Egoisme
Alam Demokrasi : Setiap orang
mempunyai kesempatan untuk berbicara,
mengungkapkan pikiran dan
mempertahankan argument walaupun hal
itu berbeda dengan orang lain.
Mentalitas Modern: pengagungan
kemandirian dan kebebasan