Kerangka kerja Four Way Linking bertujuan untuk meningkatkan pertukaran informasi epidemiologi dan virulogi antara sektor kesehatan dan kesehatan hewan. Sistem informasi seperti iSIKHNAS dan IVM Online dapat mengintegrasikan data dari kedua sektor untuk memfasilitasi analisis risiko bersama dan pengambilan keputusan berbasis bukti. Namun, masih dibutuhkan kerja sama yang lebih baik antar lembaga dan standarisasi prosedur
Pembahasan Sintesa Pengembangan Four Way Linking (4WL) - IDDS-USAID, 10 Agust...Tata Naipospos
Dokumen ini membahas penerapan Four Way Linking (4WL) untuk meningkatkan kerja sama lintas sektor dalam pengumpulan data epidemiologi dan laboratorium serta penilaian risiko bersama penyakit zoonotik. Beberapa tantangan penerapan 4WL diidentifikasi seperti ketepatan waktu berbagi data dan penilaian risiko bersama yang melibatkan kementerian kesehatan dan pertanian."
Surveilans epidemiologi meliputi konsep dasar, desain, analisis data, dan pelaksanaan untuk penyakit potensial wabah, yang dapat dicegah vaksinasi, dan berbasis masyarakat guna pencegahan dan penanggulangan penyakit.
Aplikasi Epidemiologi Veteriner dan One Health di Era Big Data - Seminar Insp...Tata Naipospos
Dokumen tersebut membahas tentang aplikasi epidemiologi veteriner dan pendekatan One Health di era big data. Secara singkat, dokumen menjelaskan tentang (1) perkembangan sistem sosial global yang memfasilitasi penyebaran penyakit, (2) tantangan manajemen risiko penyakit di era big data, dan (3) pentingnya pendekatan antar disiplin dalam menangani masalah kesehatan global.
Pembahasan Sintesa Pengembangan Four Way Linking (4WL) - IDDS-USAID, 10 Agust...Tata Naipospos
Dokumen ini membahas penerapan Four Way Linking (4WL) untuk meningkatkan kerja sama lintas sektor dalam pengumpulan data epidemiologi dan laboratorium serta penilaian risiko bersama penyakit zoonotik. Beberapa tantangan penerapan 4WL diidentifikasi seperti ketepatan waktu berbagi data dan penilaian risiko bersama yang melibatkan kementerian kesehatan dan pertanian."
Surveilans epidemiologi meliputi konsep dasar, desain, analisis data, dan pelaksanaan untuk penyakit potensial wabah, yang dapat dicegah vaksinasi, dan berbasis masyarakat guna pencegahan dan penanggulangan penyakit.
Aplikasi Epidemiologi Veteriner dan One Health di Era Big Data - Seminar Insp...Tata Naipospos
Dokumen tersebut membahas tentang aplikasi epidemiologi veteriner dan pendekatan One Health di era big data. Secara singkat, dokumen menjelaskan tentang (1) perkembangan sistem sosial global yang memfasilitasi penyebaran penyakit, (2) tantangan manajemen risiko penyakit di era big data, dan (3) pentingnya pendekatan antar disiplin dalam menangani masalah kesehatan global.
Dokumen tersebut membahas penguatan tim surveilans di puskesmas dan rumah sakit dalam pengendalian penyakit berpotensi menjadi KLB dan KKM. Tim surveilans akan ditingkatkan kapasitasnya untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menanggapi data penyakit agar dapat segera mendeteksi dan menangani potensial wabah penyakit.
Sistem surveilans memiliki beberapa atribut penting yang perlu dievaluasi, seperti kesederhanaan, fleksibilitas, sensitivitas, nilai prediktif positif, dan kualitas data. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan sistem serta manfaatnya bagi penanganan masalah kesehatan."
Dokumen tersebut membahas tentang sistem surveilans kesehatan nasional Indonesia. Secara singkat, dibahas mengenai kebijakan dan strategi surveilans penyakit menular seperti polio, campak, dan tetanus neonatal. Juga dijelaskan mengenai pengumpulan, pengolahan, dan analisis data surveilans untuk mendukung pengambilan keputusan kebijakan kesehatan.
Surveilans epidemiologi nasional adalah kegiatan pengamatan secara terus menerus dan sistematis terhadap penyakit atau masalah kesehatan beserta faktor penyebabnya guna mengambil tindakan perbaikan. Tujuannya antara lain menyediakan data epidemiologi untuk pengambilan keputusan kesehatan, perencanaan, evaluasi program, dan respon cepat terhadap kejadian luar biasa kesehatan. Kegiatannya meliputi pengumpulan
Case-based reasoning untuk mendiagnosa penyakit babiAburame-Deo Gr
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan metodologi penelitian implementasi sistem penalaran berbasis kasus untuk mendiagnosa penyakit pada babi.
2. Sistem ini bertujuan untuk membantu tenaga medis nondokter dalam mendiagnosa penyakit babi berdasarkan gejala-gejala yang diinputkan.
3. Metode yang digunakan adalah peng
Dokumen tersebut membahas rencana penataan Laboratorium Kesehatan Masyarakat di Indonesia untuk mencapai layanan laboratorium yang terintegrasi dan bermutu guna mendukung upaya deteksi dini penyakit, surveilans berbasis laboratorium, serta peningkatan kesehatan masyarakat.
PENGEMBANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI JEJARING RUJUKAN KEGAWATDARURA...Carwoto Sa'an
Setelah mengalami proses pengujian teknis dan diujicobakan secara langsung pada jejaring rujukan kegawatdaruratan di dua kabupaten di Jawa Tengah, SIJARIEMAS terbukti dapat mencegah terjadinya penolakan permintaan rujukan oleh semua rumah sakit, meningkatkan kesiapan pihak rumah sakit untuk menerima rujukan, serta mengurangi keterlambatan penanganan rujukan dalam jejaring pelayanan rujukan kegawatdaruratan maternal dan neonatal. Sistem informasi yang diimplementasikan juga dapat menjadi basis data yang bermanfaat bagi kepentingan pengambilan keputusan di rumah sakit maupun dinas kesehatan.
Surveilans dan Monitoring Vaksinasi Untuk Pengendalian PMK - RAKOR BVet Bukit...Tata Naipospos
Tiga metode utama surveilans penyakit mulut dan kuku menurut standar Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (WOAH) adalah surveilans klinis, virulogis, dan serologis. Surveilans klinis melibatkan pelaporan kasus mencurigakan oleh peternak dan dokter hewan serta pemeriksaan klinis untuk konfirmasi. Surveilans virulogis digunakan untuk isolasi virus dan karakterisasi epidemiologi. Sedangkan surveilans serologis bert
Pedoman pengelolaan data dan informasi tahun 2019 RSUD Dr Muhammad Zein Painan membahas tentang:
1. Pengumpulan data secara berbasis teknologi informasi melalui SIMRS dan SISMADAK
2. Validasi data internal oleh Komite Peningkatan Mutu untuk memastikan akurasi data diatas 90%
3. Analisis data dengan membandingkan tren data internal, eksternal, standar akreditasi, dan praktik terbaik
Penerapan epidemiologi berbasis pendekatan one healthAnggita Dewi
Tiga sistem utama yang digunakan untuk memantau penyakit menular di Indonesia adalah EWARS untuk kesehatan manusia, iSIKHNAS untuk kesehatan hewan, dan kerja sama antara berbagai kementerian untuk memantau penyakit zoonosis secara terpadu.
Dokumen tersebut membahas penguatan tim surveilans di puskesmas dan rumah sakit dalam pengendalian penyakit berpotensi menjadi KLB dan KKM. Tim surveilans akan ditingkatkan kapasitasnya untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menanggapi data penyakit agar dapat segera mendeteksi dan menangani potensial wabah penyakit.
Sistem surveilans memiliki beberapa atribut penting yang perlu dievaluasi, seperti kesederhanaan, fleksibilitas, sensitivitas, nilai prediktif positif, dan kualitas data. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan sistem serta manfaatnya bagi penanganan masalah kesehatan."
Dokumen tersebut membahas tentang sistem surveilans kesehatan nasional Indonesia. Secara singkat, dibahas mengenai kebijakan dan strategi surveilans penyakit menular seperti polio, campak, dan tetanus neonatal. Juga dijelaskan mengenai pengumpulan, pengolahan, dan analisis data surveilans untuk mendukung pengambilan keputusan kebijakan kesehatan.
Surveilans epidemiologi nasional adalah kegiatan pengamatan secara terus menerus dan sistematis terhadap penyakit atau masalah kesehatan beserta faktor penyebabnya guna mengambil tindakan perbaikan. Tujuannya antara lain menyediakan data epidemiologi untuk pengambilan keputusan kesehatan, perencanaan, evaluasi program, dan respon cepat terhadap kejadian luar biasa kesehatan. Kegiatannya meliputi pengumpulan
Case-based reasoning untuk mendiagnosa penyakit babiAburame-Deo Gr
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan metodologi penelitian implementasi sistem penalaran berbasis kasus untuk mendiagnosa penyakit pada babi.
2. Sistem ini bertujuan untuk membantu tenaga medis nondokter dalam mendiagnosa penyakit babi berdasarkan gejala-gejala yang diinputkan.
3. Metode yang digunakan adalah peng
Dokumen tersebut membahas rencana penataan Laboratorium Kesehatan Masyarakat di Indonesia untuk mencapai layanan laboratorium yang terintegrasi dan bermutu guna mendukung upaya deteksi dini penyakit, surveilans berbasis laboratorium, serta peningkatan kesehatan masyarakat.
PENGEMBANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI JEJARING RUJUKAN KEGAWATDARURA...Carwoto Sa'an
Setelah mengalami proses pengujian teknis dan diujicobakan secara langsung pada jejaring rujukan kegawatdaruratan di dua kabupaten di Jawa Tengah, SIJARIEMAS terbukti dapat mencegah terjadinya penolakan permintaan rujukan oleh semua rumah sakit, meningkatkan kesiapan pihak rumah sakit untuk menerima rujukan, serta mengurangi keterlambatan penanganan rujukan dalam jejaring pelayanan rujukan kegawatdaruratan maternal dan neonatal. Sistem informasi yang diimplementasikan juga dapat menjadi basis data yang bermanfaat bagi kepentingan pengambilan keputusan di rumah sakit maupun dinas kesehatan.
Surveilans dan Monitoring Vaksinasi Untuk Pengendalian PMK - RAKOR BVet Bukit...Tata Naipospos
Tiga metode utama surveilans penyakit mulut dan kuku menurut standar Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (WOAH) adalah surveilans klinis, virulogis, dan serologis. Surveilans klinis melibatkan pelaporan kasus mencurigakan oleh peternak dan dokter hewan serta pemeriksaan klinis untuk konfirmasi. Surveilans virulogis digunakan untuk isolasi virus dan karakterisasi epidemiologi. Sedangkan surveilans serologis bert
Pedoman pengelolaan data dan informasi tahun 2019 RSUD Dr Muhammad Zein Painan membahas tentang:
1. Pengumpulan data secara berbasis teknologi informasi melalui SIMRS dan SISMADAK
2. Validasi data internal oleh Komite Peningkatan Mutu untuk memastikan akurasi data diatas 90%
3. Analisis data dengan membandingkan tren data internal, eksternal, standar akreditasi, dan praktik terbaik
Penerapan epidemiologi berbasis pendekatan one healthAnggita Dewi
Tiga sistem utama yang digunakan untuk memantau penyakit menular di Indonesia adalah EWARS untuk kesehatan manusia, iSIKHNAS untuk kesehatan hewan, dan kerja sama antara berbagai kementerian untuk memantau penyakit zoonosis secara terpadu.
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023Tata Naipospos
The document provides details regarding an upcoming PVS Evaluation Follow-Up mission in Indonesia from 2-13 October 2023 that will evaluate the country's Veterinary Services. The previous PVS Evaluation in 2007 assessed Indonesia at Level 2, and a 2011 Gap Analysis set a target of Level 3 within 5 years. The upcoming mission will evaluate progress towards this Level 3 target. It outlines the scope of the evaluation, procedures to be followed, and provides an overview of data and documents that will be reviewed. Ideal sampling sites across different categories are also listed.
The document discusses challenges that remained from the 2011 Gap Analysis, including legislation, management and coordination, staff development, surveillance capabilities, and disease control programs. It notes that reports
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...Tata Naipospos
Virus influenza aviar tingkat patogenisitas tinggi (HPAI) dan rendah (LPAI) masih menyebar luas di Indonesia, terutama di sektor perunggasan skala kecil. Virus-virus baru seperti LPAI H9N2 pertama kali dideteksi pada 2017. Pasar unggas hidup (PUH) memainkan peran penting dalam penyebaran berulang virus melalui kontak erat antara unggas dari berbagai daerah. Dinamika evolusi virus H5N1 menunjukkan be
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...Tata Naipospos
1. WOAH bekerja sama dengan pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan tentang resistensi antimikroba melalui survei, pengembangan strategi komunikasi, dan materi edukasi.
2. Survei mengenai pengetahuan, sikap, dan praktik peternak unggas menunjukkan perlu ditingkatkannya pemahaman tentang penggunaan antibiotik.
3. Upaya berkelanjutan dibutuhkan untuk mempromosikan penggunaan
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...Tata Naipospos
PMK dan penyakit hewan lainnya seperti LSD dan PPR merupakan penyakit lintas batas yang berpotensi menyebar dengan cepat dan menimbulkan dampak sosial ekonomi yang signifikan. Strategi pengendalian utama untuk PMK adalah karantina, vaksinasi, surveilans epidemiologi, zonasi, depopulasi, dan biosekuriti. Vaksinasi massal digunakan untuk mengendalikan wabah PMK di Indonesia, namun vaksin yang tersedia belum d
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...Tata Naipospos
Kesejahteraan hewan memainkan peran penting dalam perdagangan internasional dan status kinerja layanan veteriner suatu negara. Standar kesejahteraan hewan internasional dipromosikan untuk maksimalkan implementasinya di seluruh dunia.
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...Tata Naipospos
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas survei Knowledge, Attitude, and Practices (KAP) mengenai penggunaan antimikroba pada peternakan unggas di Indonesia.
2. Survei ini dilaksanakan di dua kabupaten di Jawa Timur, yaitu Blitar dan Malang, dengan target 60 peternak unggas.
3. Tujuan survei ini adalah untuk menilai pengetahuan, sikap, dan praktik peternak mengenai pen
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...Tata Naipospos
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya Veterinary Statutory Body (VSB) bagi peningkatan kualitas profesi kedokteran hewan di Indonesia. Dokumen ini menjelaskan definisi profesi dokter hewan, peran pentingnya bagi masyarakat, serta unsur-unsur yang menentukan kualitas layanan kesehatan hewan seperti tenaga kerja kesehatan hewan dan kinerja layanan kesehatan hewan berdasarkan standar Organisasi Kesehatan Hewan Dun
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023Tata Naipospos
Dokumen tersebut membahas tentang lumpy skin disease (LSD) dari perspektif global. LSD merupakan penyakit menular yang penting secara ekonomi yang menyerang sapi. Penyakit ini telah menyebar dari Afrika ke berbagai belahan dunia. Perubahan iklim diduga berperan dalam penyebaran internasional penyakit ini. Pengendalian LSD meliputi vaksinasi, pembatasan lalu lintas ternak, dan pemusnahan hewan terinfeksi.
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
Kerangka Kerja 'Four Way Linking' - Kemenkes-WHO Indonesia, Jakarta, 18 Desember 2014
1. Kerangka Kerja ‘Four Way Linking’
Untuk pertukaran informasi epidemiologi dan virulogi
antara sektor kesehatan dan kesehatan hewan
Drh Tri Satya Putri Naipospos, MPhil, PhD
Workshop “Four Way Linking” – Jakarta, 18 Desember 2014
2. Four-Way Linking
• Risiko kesehatan dapat
dipahami lebih baik
• Pengumpulan data dalam
sistem kesehatan dan
sistem kesehatan hewan
dapat diperkuat dan saling
terhubung
• Fasilitasi terbentuknya suatu
kerangka kerja di tingkat
nasional untuk berbagi data,
penilaian risiko dan
komunikasi risiko
4. Data epidemiologi hewan (iSIKHNAS)
DKH
DINAS-Prov
DINAS-Kab
DINAS-KecPuskeswan
Lab B
Lab C
BBV/BV
U R C Pusat
U R C Prov
U R C Kab
BBLitvet
Pusvetma
Universitas
Industri
Pelsa
iSIKHNAS
iSIKHNAS
iSIKHNAS iSIKHNAS
5. Data laboratorium (Infolab, IVM Online)
DKH
DINAS-Prov
DINAS-Kab
DINAS-Kec
Lab B
Lab C
U R C Pusat
U R C Prov
U R C Kab
Universitas
Industri
Infolab
Infolab
Infolab
BBV/BV
BBPMSOH
BBLitvet
Pusvetma
IVM Online
7. iSIKHNAS
• iSIKHNAS adalah sistem informasi waktu nyata (real-time)
terpadu di Indonesia untuk mengumpulkan, mengelola,
melaporkan, dan menggunakan data guna mendukung
kesehatan dan produksi hewan
• Sifat iSIKHNAS:
– ‘Bottom-up’ dan ‘people focus’
– multi-portal - dapat diakses lewat SMS, Web, email, pesan
instan (instant messaging), dll.
– cepat - data dikirim langsung dari lapangan ke pangkalan data
untuk pemeriksaan, analisis, dan pelaporan segera secara
otomatis
– efektif - iSIKHNAS memberikan informasi tepat, pada saat
tepat, kepada orang yang tepat, dan dalam bentuk yang sesuai
untuk memungkinkan pengambilan keputusan berdasarkan
bukti (evidence-based)
8. Fungsi iSIKHNAS?
• Menerima secara otomatis laporan penyakit (sindroma)
• Menghasilkan peta lalulintas ternak dan penelusuran ke daerah asal
• Menghasilkan grafik, laporan dan data spreadsheet sesuai interes anda
• Memonitor kegiatan staf secara akurat dan prioritas kebutuhan training
• Memperlihatkan data pemotongan ternak per hari dari semua abatoir di
Indonesia
• Memonitor efikasi program pembibitan dan inseminasi buatan
• Memonitor cakupan vaksinasi secara akurat
• Memonitor dan memperbaiki rejim pengobatan untuk kesehatan yang
lebih baik
• Melihat data secara lebih jelas untuk pola penyakit di seluruh wilayah
negara
• Mengaitkan secara otomatis data laboratorium dengan program
surveilans
• Menghubungkan secara cepat dan mudah submisi laboratorium dengan
sistem laboratorium
• Identifikasi hewan secara unik dan menyimpan rekord mengenai
pembibitannya
11. IVM Online
• Suatu sistim baru yang
diresmikan tanggal 20 Mei 2014
• IVM Online adalah suatu sistim
jejaring laboratorium kesehatan
hewan berbasis web yang
mengelola data antigenik dan
genetik virus-virus HPAI yang
bersirkulasi di Indonesia
• Tujuan dari IVM Online:
1. Identifikasi varian virus potensial;
2. Identifikasi dan menentukan
strain virus tantang; dan
3. Memonitor efikasi dari vaksin-
vaksin yang digunakan
12. Fitur software IVM Online
Antigenic
Module
Genetic
Module
Isolate
Module
Reporting
Module
a. Run list;
b. Run set up;
c. Run data
entry;
d. Quality
control
summary
e. Antigenic
mapping
f. Antigenic and
genetic
comparison
a. List of
sequence;
b. Sequence
uploader;
c. Sequence
viewer
a. Result
conclusion;
b. Report of a
false result
for guarantee
data quality
13. IVM Online network
Isolat: 8 BBV/BV
Focal point:
BBV Wates
Sequencing partners:
BV Bukittinggi, Pusvetma, BBlitvet, BBPMSOH
Preskrin data
Full panel antigenic characterization
Focal Point:
BBV Wates
Bioinformatic
analysis of the
sequencing &
antigenic
characterization
HA gene sequencing (Fasta file)
Direktur
Kesehatan
Hewan
ANTIGENIC
SHIFT:
recommend
changing the
virus strain
TIM
MANAJEMEN
14. Rencana ke depan
• Memperluas bioinformatik modul dalam sistem IVM
Online sehingga mampu mendeteksi virus-virus HPAI
yang lain, seperti H7N9, H7N7, H1N1 dikaitkan
dengan data epidemiologi
• Mengembangkan suatu mekanisme terhubung antara
iSIKHNAS dengan IVM Online
• Memperluas keanggotaan IVM Online mencakup
laboratorium universitas dan sektor swasta
• Membentuk suatu Tim Monitoring Virus Influenza
(IVM) yang ditetapkan oleh Dirjen Peternakan dan
Kesehatan Hewan untuk memastikan keberlanjutan
IVM Online
15. • Kemenkes mengumpulkan informasi epidemiologi
Kesehatan melalui EWARS (Early Warning Alert and
Response System) dan informasi laboratorium kesehatan
melalui SILK (Sistim Informasi Laboratorium Kesehatan).
• EWARS atau Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon
adalah salah satu perangkat dalam surveilans berbasis
web untuk mengetahui secara dini adanya sinyal
peringatan/ancaman penyakit menular potensial KLB
• SILK (Sistim Informasi Laboratorium Kesehatan) adalah
suatu upaya untuk menghasilkan informasi yang dapat
dimanfaatkan untuk memantau volume kegiatan, tingkat
kemmapuan, perencanaan sumberdaya serta sumber data
bagi informasi kesehatan.
EWARS dan SILK
16. Sistem informasi 4-Way Linking
• IVM Online• iSIKHNAS
• SILK• EWARS
Data
epidemiologi
manusia
Data virulogi
manusia
Data virulogi
hewan
Data
epidemiologi
hewan
17. Kerangka kerja Tim Joint Risk Assessment
Tim Joint
Risk
Assessment
(JRA)
Tim
IVM
Tim
SILK
Tim
iSIKHNAS
Tim
EWARS
▪ Untuk implementasi 4-
Way Linking perlu
dibentuk Tim Joint
Risk Assessment yang
terdiri dari unsur-
unsur:
• Kemenkes
- Tim EWARS
- Tim NISN
• Kementan
- Tim i-SIKHNAS
- Tim IVM Online
• Kemenko Kesra
- Komnas
Zoonosis
18. Standar Kualitatif Risk Assessment Terintegrasi
Sumber: WHO Rapid Risk Assessment of Public Health Events
19. Contoh data untuk Joint Risk Assessment
Variabel Kunci Indikator/Aliran data Sumber
Jumlah wabah dan
unggas terinfeksi
Jumlah wabah unggas
iSIKHNAS?
Jumlah unggas terinfeksi
Persisten/endemisitas Jumlah bulan kejadian
unggas terinfeksi dilaporkan
Infolab?
Jumlah wabah pada
unggas sektor 4
Jumlah bulan kejadian
unggas sektor 4 terinfeksi
dilaporkan
Infolab?
...................................
...................................
..............................................
..............................................
………….
20. Joint Risk Assessment matriks dan penetapan
aksi untuk tiap tingkatan risiko (1)
Kecenderungan
Konsekuensi
Katastrofik
(5)
Mayor (4) Moderat (3) Minor (2)
Tidak
signifikan
(1)
Hampir pasti (5) 10 9 8 7 6
Sangat mungkin (4) 9 8 7 6 5
Mungkin (3) 8 7 6 5 4
Tidak mungkin (2) 7 6 5 4 3
Jarang (1) 6 5 4 3 2
Keterangan nilai 2 - 10dapat dilihat pada slide berikut
21. Skor
risiko
Risiko Aksi apa yang harus dilakukan?
9-10 Ekstrim (Merah) Diperlukan aksi sesegera mungkin
7-8 Tingggi (Kuning)
Diperlukan rencana aksi , dibutuhkan
perhatian senior manajemen
5-6 Moderat (Hijau)
Diperlukan monitoring spesifik atau
prosedur, tanggung jawab manajemen
harus diuraikan
2-4 Rendah (Biru) Dikelola lewat prosedur rutin
Joint Risk Assessment matriks dan penetapan
aksi untuk tiap tingkatan risiko (2)
22. Tantangan mewujudkan 4 Way Linking
• Diperlukan peningkatan kapasitas veteriner untuk surveilans
• Kasus manusia dan kasus unggas positif harus diinvestigasi bersama
oleh tim Kesehatan dan Kesehatan hewan, akan tetapi kerjasama
diantara kedua sektor kadang-kadang tidak komplit
• Berbagi data antara sektor juga tidak komplit, dan tidak ada satu
lembaga atau tim yang mengkombinasikan inteligens dari semua aspek
• Kekhawatiran mengenai hak properti intelektual dan kurangnya
dukungan organisasi merupakan hambatan utama dalam berbagi data
• Analisis data epidemiologi yang lebih banyak untuk kedua sektor sangat
diperlukan. Data seringkali dikompilasi tanpa analisis dan interpretasi
• Sulit mendapatkan informasi eksposur untuk kasus manusia, pelaporan
yang terlambat pada manusia membuat tidak mungkin didapatkan
tindak lanjut pada waktu yang tepat pada tingkat penyakit terkait
dengan populasi unggas. Begitu juga sulit untuk mendapatkan informasi
eksposur pada wabah unggas dimana kasus manusia tidak dilaporkan
• Menterjemahkan keluaran surveilans ke dalam keputusan kebijakan
tidak selalu mudah untuk dilakukan
23. Langkah yang dipersiapkan
1. Membuat standar prosedur tetap JOINT RISK
ASSESSMENT yang disepakati Kemenkes dan Kementan
2. Merinci data apa saja yang dibutuhkan untuk setiap
HAZARD ASSESSMENT, EXPOSURE ASSESSMENT,
dan CONTEXT ASSESSMENT (salah satu referensi WHO
Rapid Risk Assessment of Public Health Events)
3. Memverifikasi apakah data yang dibutuhkan tersebut bisa
disediakan oleh sistem informasi yang ada (EWARS,
iSIKHNAS, NISN, IVM Online)
4. Menetapkan Tim JOINT RISK ASSESSMENT:
– Focal point: Komnas Zoonosis
– Anggota: Kemenkes, Kementan
5. JRA dilakukan secara: periodik, kualitatif dan terintegrasi
6. Tim JRA perlu mendapatkan pelatihan dan mentoring awal
sebelum menerbitkan hasil JRA
24. Faktor sukses implementasi 4 Way Linking
• Memerlukan pendekatan multidisplin (ahli epidemiologi,
virulogi, biologi molekuler, sistem informasi)
• Memerlukan ‘pooling’ informasi yang didapatkan dari
banyak peneliti di seluruh Indonesia (BBLitvet,
PuslitbangKes dlsb)
• Memerlukan keterkaitan antara meta-data dengan data
genetik
• Memerlukan kolaborasi dan perbaikan yang konstan
• Memerlukan pendekatan ‘One Health’
Sumber: Cox, N.J. (2010). Presentasi “The One Flu Approach:
Overview & Case for Sharing Viruses and Data