BUKLET Kewajiban Syariah Islam plus coverAnas Wibowo
BUKLET Kewajiban Syariah Islam
“Kita harus berjuang untuk Syariah agar umat Islam bisa bangkit”. (Prof. Dr. Istiqlal Amin, Peneliti di Kementerian Pertanian)
"Syariah Islam membawa kehidupan bernegara lebih baik. Dengan sistem demokrasi korupsi tumbuh subur, budaya liberalisasi juga tumbuh subur, bahkan budaya liberal di kalangan remaja semakin menyedihkan." (Prof. Haryono Sigit, Mantan Rektor ITS)
“Masalah bangsa ini seperti kemiskinan, pengangguran, dan krisis sosial adalah masalah sistemik yang disebabkan oleh sistem yang rusak dan merusak, demokrasi” (Tri Wahyu Agustina SP, M.Pd, Dosen UIN Sunan Gunung Djati Bandung)
"Sistem kehidupan saat ini sudah sangat bertentangan dengan Islam dan nilai-nilai kemanusiaan. Oleh karena itu Khilafah Islamiyah adalah solusi atas kerusakan sistem saat ini yang menjadi hegemoni penjajah." (Prof. Dr. Muhammad Najib, Wakil Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung)
"Saya harap semua umat bisa mendukung untuk tegaknya hukum-hukum Allah di muka bumi." (Dr. Saharuddin Daming, Mantan Komisioner Komnas HAM)
"Saya mengajak seluruh kaum intelektual untuk bergabung bersama Hizb dan menjadi ujung tombak untuk menegakkan Khilafah." (Prof. Dr. Ir. Hj. Sutinah Made M.Si. Guru Besar Fakultas Kelautan dan Perikanan UNHAS)
"Saya sudah ikut bersama Hizbut Tahrir dan saya sangat senang dakwah bersama Hizbut Tahrir. Kita berharap para intelektual seluruh Indonesia ikut berjuang bersama Hizbut Tahrir." (Prof. Lukman Atmaja)
"Saya ingin berjuang bersama menegakkan syariah dan Khilafah." (Otong Surasman Kandidat Doktor Institut Perguruan Tinggi al-Quran)
"Sudah saatnya para intelektual mengambil kembali mutiara yang dulu hilang, mengembalikan kejayaan Islam, menerapkan seluruh hukum Islam dalam bingkai Khilafah." (Dr. Ni’matuzzahrah Dosen Universitas Airlangga)
"Para intelektual muslim, marilah kita menjalankan kewajiban kita kepada Allah, berperan serta dalam menegakkan syariah seutuhnya dalam bingkai Khilafah." (Dr. H. Tjipto Subadi, M.Si. Dosen FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta)
unduh buklet (plus gambar sampul) di:
http://www.mediafire.com/download/c9pjhhm73259hh7/BUKLET+Kewajiban+Syariah+Islam+plus+cover.doc
atau di:
http://www.4shared.com/office/dMAHH1baba/BUKLET_Kewajiban_Syariah_Islam.html
“Kita harus berjuang untuk Syariah agar umat Islam bisa bangkit”. (Prof. Dr. Istiqlal Amin, Peneliti di Kementerian Pertanian)
"Syariah Islam membawa kehidupan bernegara lebih baik. Dengan sistem demokrasi korupsi tumbuh subur, budaya liberalisasi juga tumbuh subur, bahkan budaya liberal di kalangan remaja semakin menyedihkan." (Prof. Haryono Sigit, Mantan Rektor ITS)
“Masalah bangsa ini seperti kemiskinan, pengangguran, dan krisis sosial adalah masalah sistemik yang disebabkan oleh sistem yang rusak dan merusak, demokrasi” (Tri Wahyu Agustina SP, M.Pd, Dosen UIN Sunan Gunung Djati Bandung)
"Sistem kehidupan saat ini sudah sangat bertentangan dengan Islam dan nilai-nilai kemanusiaan. Oleh karena itu Khilafah Islamiyah adalah solusi atas kerusakan sistem saat ini yang menjadi hegemoni penjajah." (Prof. Dr. Muhammad Najib, Wakil Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung)
"Saya harap semua umat bisa mendukung untuk tegaknya hukum-hukum Allah di muka bumi." (Dr. Saharuddin Daming, Mantan Komisioner Komnas HAM)
"Saya mengajak seluruh kaum intelektual untuk bergabung bersama Hizb dan menjadi ujung tombak untuk menegakkan Khilafah." (Prof. Dr. Ir. Hj. Sutinah Made M.Si. Guru Besar Fakultas Kelautan dan Perikanan UNHAS)
"Saya sudah ikut bersama Hizbut Tahrir dan saya sangat senang dakwah bersama Hizbut Tahrir. Kita berharap para intelektual seluruh Indonesia ikut berjuang bersama Hizbut Tahrir." (Prof. Lukman Atmaja)
"Saya ingin berjuang bersama menegakkan syariah dan Khilafah." (Otong Surasman Kandidat Doktor Institut Perguruan Tinggi al-Quran)
"Sudah saatnya para intelektual mengambil kembali mutiara yang dulu hilang, mengembalikan kejayaan Islam, menerapkan seluruh hukum Islam dalam bingkai Khilafah." (Dr. Ni’matuzzahrah Dosen Universitas Airlangga)
"Para intelektual muslim, marilah kita menjalankan kewajiban kita kepada Allah, berperan serta dalam menegakkan syariah seutuhnya dalam bingkai Khilafah." (Dr. H. Tjipto Subadi, M.Si. Dosen FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta)
BUKLET Kewajiban Syariah Islam plus coverAnas Wibowo
BUKLET Kewajiban Syariah Islam
“Kita harus berjuang untuk Syariah agar umat Islam bisa bangkit”. (Prof. Dr. Istiqlal Amin, Peneliti di Kementerian Pertanian)
"Syariah Islam membawa kehidupan bernegara lebih baik. Dengan sistem demokrasi korupsi tumbuh subur, budaya liberalisasi juga tumbuh subur, bahkan budaya liberal di kalangan remaja semakin menyedihkan." (Prof. Haryono Sigit, Mantan Rektor ITS)
“Masalah bangsa ini seperti kemiskinan, pengangguran, dan krisis sosial adalah masalah sistemik yang disebabkan oleh sistem yang rusak dan merusak, demokrasi” (Tri Wahyu Agustina SP, M.Pd, Dosen UIN Sunan Gunung Djati Bandung)
"Sistem kehidupan saat ini sudah sangat bertentangan dengan Islam dan nilai-nilai kemanusiaan. Oleh karena itu Khilafah Islamiyah adalah solusi atas kerusakan sistem saat ini yang menjadi hegemoni penjajah." (Prof. Dr. Muhammad Najib, Wakil Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung)
"Saya harap semua umat bisa mendukung untuk tegaknya hukum-hukum Allah di muka bumi." (Dr. Saharuddin Daming, Mantan Komisioner Komnas HAM)
"Saya mengajak seluruh kaum intelektual untuk bergabung bersama Hizb dan menjadi ujung tombak untuk menegakkan Khilafah." (Prof. Dr. Ir. Hj. Sutinah Made M.Si. Guru Besar Fakultas Kelautan dan Perikanan UNHAS)
"Saya sudah ikut bersama Hizbut Tahrir dan saya sangat senang dakwah bersama Hizbut Tahrir. Kita berharap para intelektual seluruh Indonesia ikut berjuang bersama Hizbut Tahrir." (Prof. Lukman Atmaja)
"Saya ingin berjuang bersama menegakkan syariah dan Khilafah." (Otong Surasman Kandidat Doktor Institut Perguruan Tinggi al-Quran)
"Sudah saatnya para intelektual mengambil kembali mutiara yang dulu hilang, mengembalikan kejayaan Islam, menerapkan seluruh hukum Islam dalam bingkai Khilafah." (Dr. Ni’matuzzahrah Dosen Universitas Airlangga)
"Para intelektual muslim, marilah kita menjalankan kewajiban kita kepada Allah, berperan serta dalam menegakkan syariah seutuhnya dalam bingkai Khilafah." (Dr. H. Tjipto Subadi, M.Si. Dosen FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta)
unduh buklet (plus gambar sampul) di:
http://www.mediafire.com/download/c9pjhhm73259hh7/BUKLET+Kewajiban+Syariah+Islam+plus+cover.doc
atau di:
http://www.4shared.com/office/dMAHH1baba/BUKLET_Kewajiban_Syariah_Islam.html
“Kita harus berjuang untuk Syariah agar umat Islam bisa bangkit”. (Prof. Dr. Istiqlal Amin, Peneliti di Kementerian Pertanian)
"Syariah Islam membawa kehidupan bernegara lebih baik. Dengan sistem demokrasi korupsi tumbuh subur, budaya liberalisasi juga tumbuh subur, bahkan budaya liberal di kalangan remaja semakin menyedihkan." (Prof. Haryono Sigit, Mantan Rektor ITS)
“Masalah bangsa ini seperti kemiskinan, pengangguran, dan krisis sosial adalah masalah sistemik yang disebabkan oleh sistem yang rusak dan merusak, demokrasi” (Tri Wahyu Agustina SP, M.Pd, Dosen UIN Sunan Gunung Djati Bandung)
"Sistem kehidupan saat ini sudah sangat bertentangan dengan Islam dan nilai-nilai kemanusiaan. Oleh karena itu Khilafah Islamiyah adalah solusi atas kerusakan sistem saat ini yang menjadi hegemoni penjajah." (Prof. Dr. Muhammad Najib, Wakil Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung)
"Saya harap semua umat bisa mendukung untuk tegaknya hukum-hukum Allah di muka bumi." (Dr. Saharuddin Daming, Mantan Komisioner Komnas HAM)
"Saya mengajak seluruh kaum intelektual untuk bergabung bersama Hizb dan menjadi ujung tombak untuk menegakkan Khilafah." (Prof. Dr. Ir. Hj. Sutinah Made M.Si. Guru Besar Fakultas Kelautan dan Perikanan UNHAS)
"Saya sudah ikut bersama Hizbut Tahrir dan saya sangat senang dakwah bersama Hizbut Tahrir. Kita berharap para intelektual seluruh Indonesia ikut berjuang bersama Hizbut Tahrir." (Prof. Lukman Atmaja)
"Saya ingin berjuang bersama menegakkan syariah dan Khilafah." (Otong Surasman Kandidat Doktor Institut Perguruan Tinggi al-Quran)
"Sudah saatnya para intelektual mengambil kembali mutiara yang dulu hilang, mengembalikan kejayaan Islam, menerapkan seluruh hukum Islam dalam bingkai Khilafah." (Dr. Ni’matuzzahrah Dosen Universitas Airlangga)
"Para intelektual muslim, marilah kita menjalankan kewajiban kita kepada Allah, berperan serta dalam menegakkan syariah seutuhnya dalam bingkai Khilafah." (Dr. H. Tjipto Subadi, M.Si. Dosen FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta)
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
kelompok 8_Riddah.pptx
1. RIDDAH
Kelompok 8 :
1. Agnadia Putri P [33020210149]
2. Devi sri muntayah [33020210144]
3. Sang saka N [33020210146]
2. Pengertian Riddah
Istilah riddah secara umum berarti kembali dari suatu agama atau akidah.
Secara etimologi riddah merupakan keadaan murtad atau hal kembali kepada
semula. Sedangkan Menurut Imam an-Nawawi, seorang ulama mazhab Syafi’i
menjelaskan bahwa al-riddah adalah memutuskan keislaman dengan dibarengi niat
(ucapan) dan perbuatan kufur, baik dimaksudan untuk menghina, menantang,
maupun meyakini (kekufuran tersebut).
Jadi dapat disimpulkan pengertian Riddah ( murtad) ialah orang yang
semula telah memeluk agama Islam dan kemudian ia keluar dari agama Islam.
3. Syarat Riddah dapat dihadd
seseorang dapat dianggap murtad, apabila memenuhi syarat aqil, baligh, dan
mempunyai kebebasan bertindak. Dengan ketentuan tersebut, berarti apabila tindakan
yang mengandung kemurtadan dilakukan oleh anak kecil yang belum baligh dan
berakal, atau dilakukan oleh orang gila, atau dilakukan dalam keadaan terpaksa, orang
tersebut tidak dianggap murtad.
Para fuqaha mengkatagorikan riddah sebagai jarimah hudud. Yakni suatu
tindak pidana yang hukumanya jelas telah ditetapkan oleh nash, dan tidak boleh
dikurangi dalam bentuk apapun. Dalam hal ini, pelakunya mendapatkan hukuman mati
dan statusnya sebagai hukuman had sesuai dengan hadist .
``barangsiapa mengantikan agamanya, maka bunuhlah ia`` [ HR.Bukhari
dari ibn abbas]
4. hukuman terhadap bentuk murtad yang pertama ialah
hukuman diakhirat dan tidak ada hukuman yang bersifat duniawi
Seperti yang dijelaskan dalam alquran surah annisa ayat 137;
Landasan teologis hukuman bagi orang yang murtad
ُث واُنَمآ َّمُث واُرَفَك َّمُث واُنَمآ َِينذَّال َّنِإ
َل اًرْفُك ُواداَد ْاز َّمُث واُرَفَك َّم
َرِفْغَيِل ُ َّ
َّللا ِنُكَي ْم
ً
يلِبَس ْمُهَيِدْهَيِل َ
َل َو ْمُهَل
``Sesungguhnya orang-orang yang beriman
kemudian kafir, kemudian beriman (pula), kamudian kafir
lagi, kemudian bertambah kekafirannya, maka sekali-kali
Allah tidak akan memberi ampunan kepada mereka, dan
tidak (pula) menunjuki mereka kepada jalan yang lurus``.
5. ayat di atas menjelaskan hukuman orang yang murtad adalah
laknat dari Allah malaikat dan umat Islam, kebaikannya menjadi
terhapus dan di akhirat mendapat siksa neraka tidak satupun ayat-ayat
tersebut yang menyebutkan hukuman mati terhadap mereka.
Walaupun riddah dikecam oleh Al-Qur`an dengan kata-kata
yang paling keras, namun Al-Qur`an tidak menetapkan hukuman
apapun bagi riddah. Tetapi mayoritas ahli hukum muslim
mengklasifikasikan riddah sebagai had yang bisa dihukum mati seperti
disebut dalam Sunnah, klasifikasi seperti itu melanggar hak asasi
kebebasan beragama, yang didukung Al-Quran dalam sejumlah ayat.
Menyandarkan pada otoritas Al-Qur`an yang lebih tinggi bagi
kebebasan hati nurani dan membantah bahwa Sunnah yang ada
menjatuhkan pidana mati, dapat dijelaskan situasi khusus dari kasus
yang dibicarakan.
6. Pendapat ulama lintas mahzab mengenai riddah
1. dari Mazhab Syafi’i.
Riddah adalah memutus Islam dengan niat atau
perkataan, atau dengan perbuatan, baik dengan mengatakan hal tersebut karena
mengolok-olok, atau karena keyakinan.
2. mazhab Hanafi berkata,
Riddah adalah keluarnya perkataan ‘kafir’ dari lisan,
yang sebelumnya beriman, sebab Riddah adalah rujuk (berpaling) dari
keimanan.”hukuman untuk orang yang murtad ialah hilangnya pahala. Sedangkan
amalnya dianggap masih ada.menurut mazhab Al-Hanafiyah, seorang muslim
dapat saja mewarisi harta kerabatnya yang murtad. Bahkan kalangan ulama
mazhab Hanafi sepakat mengatakan bahwa seluruh harta peninggalan orang
murtad diwariskan kepada kerabatnya yang muslim. Pendapat ini diriwayatkan dari
Abu Bakar ash-Shiddiq, Ali bin Abi Thalib, Ibnu Mas'ud,