Dokumen tersebut membahas berbagai jenis efek samping obat, termasuk definisi, penyebab, gejala, dan cara pencegahannya. Di antaranya adalah efek samping, kerja utama dan sekunder obat, idiosinkrasi, alergi, dan fotosensitasi.
3. Definisi Efek Samping
– Menurut definisi Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO 1970)
: Segala sesuatu khasiat yang tidak diinginkan untuk tujuan terapi yang dimaksudkan
pada dosis yang dianjurkan.
– Setiap efek yang tidak dikehendaki yang merugikan atau membahayakan pasien
(adverse reactions) dari suatu pengobatan. Efek samping tidak mungkin
dihindari/dihilangkan sama sekali, tetapi dapat ditekan atau dicegah seminimal
mungkin dengan menghindari faktor-faktor risiko yang sebagian besar sudah
diketahui.
4. Obat Ideal
Obat ideal adalah obat yang bersifat efektif, aman, selektif, mudah dalam
pemberian, stabil secara kimia, biaya murah, bebas dari interaksi obat, dan
memiliki nama generik simpel.
5. Kerja Utama dan Efek Samping Obat
– Kerja utama obat adalah respon obat terhadap sasaran utama obat dan menjadi
tujuan utama pengobatan.
– Efek samping obat efek yang tidak menjadi tujuan utama pengobatan, efek ini dapat
menguntungkan atau merugikan tergantung situasi dan kondisi pasien.
– Contohnya antihistamin untuk menghambat kerja histamin ternyata dapat
menyebabkan kantuk. Bagi pasien yang memerlukan istirahat atau tidur lebih
menguntungkan daripada pasien yang sedang bekerja dalam kewaspadaan yang tinggi
karena dapat membahayakan pasien tersebut.
6. Kerja Sekunder Obat
– Kerja utama obat dapat menimbulkan kerja sekunder obat, yakni efek yang tidak
diinginkan dan merupakan reaksi organisme (tubuh) terhadap kerja utama suatu obat.
– Contohnya, diare yang timbul akibat penggugnaan tetrasiklin (antibiotik spektrum
luas) secara oral. Peristiwa ini terjadi karena antibiotik itu membunuh flora usus yang
mempunyai fungsi normal bagi tubuh sehingga hal ini akan merugikan kesehatan
pasien, dan juga menyebabkan timbulnya infeksi oleh mikroorganisme lain misalnya
jamur atau kuman yang resisten terhadap antibiotik yang bersangkutan.
7. Faktor-faktor terjadinya efek samping obat
– Faktor bukan dari obat, yakni intrinsik dari pasien dan ekstrinsik di luar
pasien
– Faktor obat, yakni intrinsik dari obat, pemilihan obat, cara penggunaan
obat, dan interaksi antara obat
8. Pencegahan dan penanganan efek samping
– Pencegahan, agar kejadian efek samping dapat ditekan serendah
mungkin
– Penanganan efek samping
10. Definisi Idiosinkasi
Idiosinkasi merupakan peristiwa di mana suatu obat memberi efek berbeda
dengan efek normalnya akibat adanya kelainan genetik.
Contohnya pada pengobatan malaria dengan primaquin dapat terjadi
anemia hemolitik (sel darah pecah mengakibatkan kurang darah).
11. Alergi
Alergi obat atau reaksi hipersensitivitas merupakan efek samping
yang sering terjadi dan terjadi akibat reaksi imunologik.
12. Reaksi alergi dapat dikenali berdasarkan
sifat-sifat khasnya, yaitu:
– gejalanya sama sekali tidak sama dengan efek farmakologiknya
– seringkali terdapat tenggang waktu antara kontak pertama terhadap obat dengan
timbulnya efek
– reaksi dapat terjadi pada kontak ulangan, walaupun hanya dengan sejumlah sangat
kecil obat
– reaksi hilang bila obat dihentikan
– keluhan atau gejala yang terjadi dapat ditandai sebagai reaksi imunologik
13. Gejala-gejala alergi yaitu:
1) Demam
2) Ruam kulit (skin rashes).
3) Penyakit jaringan ikat.
4) Gangguan sistem darah.
5) Gangguan pernafasan
15. Definisi
Kepekaan yang berlebihan terhadap cahaya karena penggunaan
obat tertentu, umumnya obat yang digunakan untuk tujuan efek
lokal.
16. Lanjutan...
Untuk menghindari efek fotosensitasi ini maka dianjurkan supaya
jangan terlalu sering menggunakan obat-obat yang merupakan
allergen contact secara topical seperti antibiotik, antiseptik,
anestetik lokal, dan antihistamin.