Jurnal ini membahas tentang overdosis dan keracunan obat. Definisi opioid dan opiat dijelaskan sebagai obat alami atau sintetis yang bekerja pada reseptor opioid. Manifestasi klinis overdosis opioid meliputi pupil kecil, ketidaksadaran, dan kesulitan bernapas. Penatalaksanaan meliputi pemberian antidot seperti naloxone, penggunaan arang aktif, dan penanganan komplikasi seperti cedera paru dan infeksi. Analisis beber
1. ANALISIS JURNAL
OVERDOSIS DAN KERACUNAN OBAT
DISUSUN OLEH :
SAMPE JASIMA RAJA GUK GUK NPM : 2040703085
MARYAM SRIBAYANI NPM : 2040703073
2. LATAR BELAKANG
Salah satu kejadian gawat darurat yang juga mengancam nyawa
manusia adalah verdosis yang merupakan keracunan pada
penggunaan obat baik yang tidak disengaja maupun sengaja, hal
ini dapat terjadi pada setiap umur angka kejadiannya juga
mengalami peningkatan pada tahun 2011, diperkirakan kasus
overdosis obat di seluruh dunia berjumlah 50 juta orang, 35 juta
orang diantaranya adalah overdosis NAPZA, dan 80% tinggal di
negara berkembang menurut The International Narcotics Control
Board (INCB)
3. DEFINISI
Opioid/opiate
Istilah opioid digunakan untuk semua obat baik alami maupun
sintetik yang dapat menduduki reseptor opioid ditubuh manusia.
Istilah opiat digunakan untuk semua obat yang diekstrak dari
tumbuhan opium yang menempati dan bekerja pada reseptor opioid
Intoksikasi
Zat adiktif dapat dikatakan suatu zat yang resiko pemakainnya
dapat menimbulkan ketergantungan fisik yang kuat dan
ketergantungan psikologis yang panjang
4. ETIOLOGI
Komplikasi penyalahgunaan zat
Overdosis yang tidak disengaja
Overdosis yang disengaja
Kesalahan obat terapeutik
Risiko overdosis opioid meningkat sebagai berikut:
Mereka yang mengambil dosis yang meningkat
Kembali digunakan setelah penghentian
Mereka dengan kondisi medis dan kejiwaan yang parah seperti depresi, HIV, dan penyakit paru-paru /
hati
Obat yang menggabungkan opioid dan obat penenang
Jenis kelamin laki-laki
Usia (20 sampai 40 tahun)
Ras non-Hispanik kulit putih
5. MANIFESTASI KLINIS
Overdosis opioid dapat diidentifikasi dengan kombinasi tiga tanda dan gejala
(WHO, 2019) :
Pupil bulat kecil (Pinpoint pupil);
Ketidaksadaran; dan
Kesulitan bernapas.
Manifestasi klinis menurut Iskandar (2011) :
Perubahan psikologis dan perilaku yang bermasalah dan nyata secara klinis
Konstriksi pupil (atau dilatasi pupil yang disebakan oleh anoksia akibat penggunaan dosis
berlebih yang parah)
Tanda dan gejala tidak disebabkan oleh kondisi medis lainnya dan tidak dapat diterangkan
oleh gangguan mental lainnya, termasuk intoksikasi oleh zat lainnya
6. KOMPLIKASI
Cedera Paru Akut
Infeksi (komplikasi termasuk abses, selulitis, dan endocarditis)
Kejang
Sindrom usus narkotika
7. PENATALAKSANAAN
Bila pasien apnea, berikan bantuan farmakologis atau mekanik untuk menstimulasi pernafasan
Bila laju pernafasan ≤ 12 per menit, lakukan chin-lift, jaw-thrust kemudian pasang ventilasi dengan bag-
valve mask.
Berikan antidote
Naloxone : opioid antagonis, berikatan dengan reseptor opioid membalikkan dan memblok efek dari opioid
dengan onset kerja1-2 menit. Half-life 20-60 menit dengan durasi 2-3 jam.
Naltrexone : opioid antagonis yang lebih baru, half-life lebih lama dari naloxone yaitu 4-8jam atau 8-12 jam. Tidak
direkomendasikan untuk pasien yang tidak sadar. Bisa digunakan untuk opioid withdrawal
Methadone : golongan narkotika kerja panjang yang sering digunakan untuk melemahkan gejala withdrawaldan
biasanya digunakan untuk opioid dependence atau opioid addiction
Menggunakan arang aktif (activated charcoal/Norit) : Dilakukan dalam waktu 1 jam pertama sebagai GI
dekontaminasi jika pasien diketahui intoksikasi dengan cara mengkonsumsi opioid secara oral
Kumbah lambung (Whole-bowel irrigation) : bisa dipertimbangkan dilakukan untuk menghilangkan
bahan aktif yang ada pada pencernaan.
11. ANALISIS JURNAL
Jurnal 1
Analisis jurnal : Latar belakang pada jurnal pertama yaitu perlu dilakukan kajian tentang Drug
Related Problem pada terapi pasien gagal jantung kongestif di RS Universitas Hasanuddin
khususnya Drug Related Problem kategori interaksi obat, overdosis dan sub terapi
Metode penelitian : deskriptif observasional, dimana pengambilan data dilakukan secara
retrospekstif
Hasil dan pembahasan : Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 22 kejadian Drug
Related Problem meliputi 14 kejadian kategori interaksi obat (63,63%), 5 kejadian kategori
overdosis (22,72%) dan 3 kejadian kategori dosis sub terapi (13,63%). Hasil penelitian
menunjukkan terdapat 25 pasien gagal jantung kongestif (GJK) yang dirawat inap selama
enam bula
12. ANALISIS JURNAL
Jurnal 2
Analisis jurnal : Studi kualitatif dengan rancangan fenomenologi dilakukan untuk mengetahui
perilaku penyalahgunaan obat keras oleh buruh bangunan di pergudangan Parangloe Indah
Kota Makassar.
Metode penelitian : Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan
rancangan fenomenologi. Data primer dikumpulkan dengan cara melakukan wawancara
mendalam dan observasi
Hasil dan pembahasan : Hasil penelitian menunjukkan bahwa informan tidak mengetahui
tentang obat keras dan dampak yang bisa terjadi. Informan memperoleh obat keras dari
apotik yang sudah menjadi langganannya.
13. ANALISIS JURNAL
Jurnal 3
Analisis jurnal : Latar belakang pada jurnal pertama yaitu N-Acetylcysteine Sebagai Terapi
Toksisitas Acetaminophe
Metode penelitian : Tidak mencantumkan metode yang telah dianalisis
Hasil dan pembahasan : Acetaminophen adalah obat antiinflamasi non steroid (NSAID),
dengan mekanisme kerja yang berbeda dari NSAID lain.
14. ANALISIS JURNAL
Jurnal 4
Analisis jurnal : bertujuan untuk mengetahui karakteristik pasien keracunan dan
hubungannya dengan jenis agen toksik, serta hubungan antara ketepatan terapi keracunan
dengan biaya medis langsung dan lama tinggal di rumah sakit
Metode penelitian : rancangan penelitian cross sectional dengan pengambilan data secara
retrospektif
Hasil dan pembahasan : Dari 128 orang pasien keracunan, sebanyak 25 orang tidak
memenuhi kriteria inklusi karena meninggal dunia, dirujuk ke rumah sakit lain, dan pulang
paksa atau pulang atas permintaan sendiri sehingga terdapat 103 orang pasien yang masuk
ke dalam kriteria penelitian.
15. ANALISIS JURNAL
Jurnal 5
Analisis jurnal : Latar belakang pada jurnal pertama yaitu yaitu Menangani suatu kasus
penyakit bertujuan untuk mengobati pasien, mencegah komplikasi lebih lanjut dan
meningkatkan kualitas hidup pasien.
Metode penelitian : Desain penelitian yang dilakukan berupa penelitian non-eksperimental
dengan rancangan analisis deskriptif yang bersifat retrospektif
Hasil dan pembahasan : Dari hasil analisis DRPs untuk penggunaan golongan Insulin pada
sampel penelitian yang didiagnosa Diabetes Melitus tipe 2 dengan Stroke Iskemik terdapat
permasalahan mengenai duplikasi obat dengan bahan aktif berbeda. Sehingga dapat
berpotensi meningkatkan risiko hipoglikemik. Contoh dari kasus DRP adalah pemberian
Novorapid dan Lavemir secara bersamaan.
16. KESIMPULAN
Istilah opioid digunakan untuk semua obat baik alami maupun sintetik yang dapat menduduki reseptor
opioid ditubuh manusia. Istilah opiat digunakan untuk semua obat yang diekstrak dari tumbuhan opium
yang menempati dan bekerja pada reseptor opioid.
Opium digunakan dengan dihirup atau dengan cara ditusukkan pada kulit yang akan memberikan efek
analgesia, selain itu juga akan menyebabkan depresi pernafasan dan kematian sesuai dengan derajat
absorbsi yang diberikan. Opium merupakan campuran bahan kimia yang mengandung gula, protein,
lemak, air, lilin nabati alami, lateks, dan beberapa alkaloid. Adapun alkaloid yang terkandung antara lain
morfin (10% -15%), kodein (1% -3%), noskapin (4% - 8%), papaverin (1% - 3%), dan thebain (1% - 2%)
Proses keperawatan mempersiapkan kerangka acuan untuk mengidentifikasi kebutuhan klien,
menyeleksi, mengintervensi dan mengoreksi keefektifan pelaksanaan asuhan keperawatan. Perawat
memerlukan pengetahuan yang yang luas terhadap perawatan untuk menentukan kebutuhan fisiologis
dan psikologis klien beserta keluarganya.