SlideShare a Scribd company logo
AnitaRahayu–M.FarhanAlfarizy
BAB XI
PROBLEM KESETARAAN GENDER
-
Studi Islam III
Definisi Gender
Secara etomologis kata gender berasal dari bahasa Inggris yang berarti “jenis kelamin”. Dalam
Webster’s New World Dictionary, sebgaimana yang dikutip Nasarudin Umar dalam Argumen
Keseteraan Gender: Perspektif Al-Qur’an, gender diartikan sebagai perbadaan yang tampak anta laki-
lakidanperempuandilihardariseginilaidantingkahlaku.
Di dalam Women’s Studies Encyclopedia dijelaskan bahwa gender adalah suatu konsep
kultural yang berupaya membuat pembedaan (distinction) dalam hal peran, perilaku, mentalitas, dan
karakteristikemosionalantaralaki-lakidanperempuanyangberkembang dalammasyarakat.
Munculnya paham keseteraan gender dilatarbelakangi oleh konsep masyarakat Barat yang
telah lama mengalami problem hubungan antara laki-laki dan perempuan. Menurut Hamid Fahmy
Zarkasyi dalam kata pengantar buku Indahnya Keserasian Gender dalam Islam karya Henry
Shalahuddin (dkk.), bahwa konsep tersebut terbentuk dari protes para wanita dalam sebuah gerakan
yangdisebutgerakanfeminisme(feminism).
Jadi, awal mula munculnya paham kesetaraan gender ini berasal dari gerakan para aktivis
feminisme yang menuntut adanya kesetaraan dan keadilan gender dengan laki-laki dalam segala hal.
IstilahfeminismeberasaldaribahasaLatin“femina”,perempuan.
Muculnya paham kesetaraan gender
Timbulnya gerakan feminisme adalah keyakinan dasar masyrakat Barat yang merupakan
kombinasi dari berbagai unsur yang mencerminkan worldview mereka. Secara teoritis, worldview
merupakansumbergerakan dansosial.
Di Barat telah terjadi perubahan sosial, jika pada umumnya seorang laki-laki (suami) sebagai
pencari nafkah dan perempuan (istri) sebagai peramu atau ibu rumahtangga, di zaman industri teori
fungsionaltersebuttidakberlakulagi.
Menurut Wollstonecraft dalam A Vindication of the Rights of Woman, di abad ke-18,
perempuanmulaibekerjadiluarrumahkarenadidorongolehkapitalismeindustri.Perubahanfungsiitu
awalnya hanya untuk memenuhi kebutuhan jasmani, namun kemudian berkembang menjadi ambisi
sosial,atautuntutanhaksosialdanpolitik.MakatidakheranjikaperempuanBaratpadazamanindustri
dibingungkanolehduapilihan;akanmenjadiwanitakariratauiburumahtangga.
Feminisme
Feminis mulai terdengar di Barat (Eropa) pada abad pertengahan di mana gereja saat itu
berperan sebagai sentral kekuatan dan Paus sebagai pipinan gereja, menempatkan dirinya sebagai pusat
dansumberkekuasaan. RobertHeld,dalam bukunya Inquisition,memuatfoto-fotodanlukisan-lukisan
yang sangat mengerikan tentang kejahatan inquisisi yang dilakukan oleh tokoh-tokoh gereja ketika itu.
Dipaparkan ada lebih dari 50 jenis dan model alat-alat penyiksa yang sangat brutal, seperti alat
pembakaran hidup-hidup, gergaji pembelah tubuh manusia, alat pemotong lidah, pengahancur kepala
dan lainnya. Ironisnya, sekitar 85 persen korban penyiksaan tersebut adalah perempuan. Antara tahun
1450-1800, diperkirakan sekitar 2 sampai 4 juta wanita telah dibakar hidup-hidup di daratan Katolik
maupunProtestanEropa.Haliniterjadikarenadidasarianggapan negatifterhadapkaumwanita.
Feminisme
Doktrin gereja lainnya yang menentang kodrat manusia dan memberatkan kaum wanita
adalah menganggap hubungan seksual antara pria dan wanita adalah peristiwa kotor walaupun mereka
sudah dalam ikatan perkawinan sah. Hal ini berimplikasi bahwa menghindari perkawinan adalah
simbolkesucian,kemurnian, danketinggian moral.Jikaseseoranginginhidupdilingkungan agamayang
bersih dan murni, maka lelaki tersebut tidak diperbolehkan menikah, atau mereka harus berpisah dari
istrinya, mengsingkan diri dan pantang melakukan hubungan badan. Kehidupan keras yang dialami
oleh perempuan-perempuan pada saat gereja memerintah Eropa tertuang dalam essai Francis Bacon
yangberjudulMarriageandSingleLifepadatahun1612.
Feminisme
Dalam pandangan St. Jerome, wanita adalah akar dari segala kejahatan (the root of all evil).
Penilaian serupa juga dinyatakan oleh St. John Chrycostom, “Tidak ada gunanya laki-laki menikah.
Karena, perempuan itu tidak lain dan tidak lebih merupakan lawan dari persahabatan, kejahatan yang
diperlukan, godaan alami, musuh dalam selimut, gangguan yang menyenangkan. Tokoh sesudahnya, St.
Augustine, menganggap hubungan intim anatara suami dan istri sebagai perbuatan kotor. St. Albertus
Magnus menguatkan: Perempuan adalah laki-laki yang cacat sejak awalnya, serba kurang dibanding
laki-laki. Makhluk yang tidak pernah yakin pada dirinya sendiri dan cenderung melakukan berbagai
cara demi mencapai keinginannya dengan berdusta dan tipu muslihat ala iblis. Perempuan tidak cerdas
namunlicik,sepertiularberbisadansetanbertanduk.
Feminisme
Latar belakang perempuan Barat yang kelam akhirnya memunculkan gerakan-gerakan
perempuan yang menuntut hak dan kesetaraan dengan kaum laki-laki serta mulai mempersoalkan
masalah perceraian,prostitusi,danperangereja dalammensubordinasiperempuan.
Revolusiyangterjadi di Eropamembuat gerakan perempuan mendapatkan kesempatan untuk
ikut menyeruakan kepentingan mereka. Pada Revolusi Puritan di Inggris Raya pada abad 17, kaum
perempuan Puritan berusaha untuk mendefinisikan ulang area aktifitas perempuan yang menarik
legitimasi dari doktrin-doktrin yang menjadi otoritas bapak, laki-laki, pendeta, dan pemimpin politik.
Revolusi Puritan telah menghasilkan ferment dimana semua bentuk hierarki ditulis semua oleh anggota
sekteyangradikaldiInggrisRaya.
Revolusi
Pada awal abad 20,feminisme mulaidigunakan diAmerikadan Eropauntukmendeskripsikan
elemen khusus dalam pergerakan perempuan yang menekankan pada keistimewaan dan perbedaan
perempuan, daripada mencari kesetaraan. Feminisme digunakan untuk mendeskripsikan tidak hanya
kampanyepolitikuntukpemilihanumumtetapijugahakekonomidansosial.
Kaum feminis kemudian mengembangkan konsep gender pada tahun 1970 sebagai alat untuk
mengenali bahwa perempuan tidak dihubungkan dengan laki-laki di setiap budaya dan bahwa
kedudukan perempuan di masyarakat pada akhirnya berbeda-beda. Kemudian wacana gender
diperkenalkan oleh sekelompok feminis di London pada awal tahun 1977. Sejak saat itu para feminis
mengusung konsep gender equality atau keseteraan gender sebagai mainstream gerakan mereka. Untuk
ituperluuntukdipaparkanapaitufeminisme.
Revolusi

More Related Content

Similar to Kelompok 11 : Problem Kesetaraan Gender

hk Gender 1.pptx
hk Gender 1.pptxhk Gender 1.pptx
hk Gender 1.pptx
MuhammadFajri411045
 
Islam, Perempuan, dan Feminisme
Islam, Perempuan, dan FeminismeIslam, Perempuan, dan Feminisme
Islam, Perempuan, dan Feminisme
Adiba Qonita
 
Korelasi feminisme terhadap krisis moral wanita era milenial
Korelasi feminisme terhadap krisis moral wanita era milenialKorelasi feminisme terhadap krisis moral wanita era milenial
Korelasi feminisme terhadap krisis moral wanita era milenial
widia wati
 
GERAKAN FEMINISMA BARAT.ppt
GERAKAN FEMINISMA BARAT.pptGERAKAN FEMINISMA BARAT.ppt
GERAKAN FEMINISMA BARAT.ppt
nisasolehah1
 
Kel.5 Teori Feminisme dan Gender.pptx
Kel.5 Teori Feminisme dan Gender.pptxKel.5 Teori Feminisme dan Gender.pptx
Kel.5 Teori Feminisme dan Gender.pptx
MahesaRifqi
 
Konsep FEMINISME dalam fahaman LIBERAL !!
Konsep FEMINISME dalam fahaman LIBERAL !! Konsep FEMINISME dalam fahaman LIBERAL !!
Konsep FEMINISME dalam fahaman LIBERAL !!
Ar Rayyan
 
MELIHAT FILSAFAT DALAM ZAMAN KEGELAPAN PDF
MELIHAT FILSAFAT DALAM ZAMAN KEGELAPAN PDFMELIHAT FILSAFAT DALAM ZAMAN KEGELAPAN PDF
MELIHAT FILSAFAT DALAM ZAMAN KEGELAPAN PDF
RusdhyAn
 
3. liberal dan radikal
3. liberal dan radikal3. liberal dan radikal
3. liberal dan radikal
evinurleni
 
Gender-dan-Kesetaraan.ppt
Gender-dan-Kesetaraan.pptGender-dan-Kesetaraan.ppt
Gender-dan-Kesetaraan.ppt
DPKPLHNiasBarat
 
Feminisme
FeminismeFeminisme
Feminisme
Hairus Saleh
 
Kemerdekaan Berfikir (the freedom of thinking)
Kemerdekaan Berfikir (the freedom of thinking)Kemerdekaan Berfikir (the freedom of thinking)
Kemerdekaan Berfikir (the freedom of thinking)
Elok Darojatin
 
Pengantar Teori Feminis.pptx
Pengantar Teori Feminis.pptxPengantar Teori Feminis.pptx
Pengantar Teori Feminis.pptx
Bayu Aji Nugroho
 
Kedudukan wanita
Kedudukan wanitaKedudukan wanita
Kedudukan wanita
fitti istijabati
 
Feminisme dalam kajian masyarakat sosial (Dosen pengampun: Khoiron Nisai Shal...
Feminisme dalam kajian masyarakat sosial (Dosen pengampun: Khoiron Nisai Shal...Feminisme dalam kajian masyarakat sosial (Dosen pengampun: Khoiron Nisai Shal...
Feminisme dalam kajian masyarakat sosial (Dosen pengampun: Khoiron Nisai Shal...
hasbimaarif5
 
Cbr sejarah fisika kel 5
Cbr sejarah fisika kel 5Cbr sejarah fisika kel 5
Cbr sejarah fisika kel 5
Anggi Yolanda
 
Revisi feminism
Revisi feminismRevisi feminism
Revisi feminism
Alfiyan Fernando
 
Bab iii
Bab iiiBab iii
Bab iii
evinurleni
 
Monakheisme edy kristianto ofm
Monakheisme   edy kristianto ofmMonakheisme   edy kristianto ofm
Monakheisme edy kristianto ofm
Edwin Clemenz
 
SEJARAH PSIKOLOGI ABNORMAL.ppt
SEJARAH PSIKOLOGI ABNORMAL.pptSEJARAH PSIKOLOGI ABNORMAL.ppt
SEJARAH PSIKOLOGI ABNORMAL.ppt
ashrafkhairulAzam
 

Similar to Kelompok 11 : Problem Kesetaraan Gender (20)

hk Gender 1.pptx
hk Gender 1.pptxhk Gender 1.pptx
hk Gender 1.pptx
 
Islam, Perempuan, dan Feminisme
Islam, Perempuan, dan FeminismeIslam, Perempuan, dan Feminisme
Islam, Perempuan, dan Feminisme
 
Korelasi feminisme terhadap krisis moral wanita era milenial
Korelasi feminisme terhadap krisis moral wanita era milenialKorelasi feminisme terhadap krisis moral wanita era milenial
Korelasi feminisme terhadap krisis moral wanita era milenial
 
GERAKAN FEMINISMA BARAT.ppt
GERAKAN FEMINISMA BARAT.pptGERAKAN FEMINISMA BARAT.ppt
GERAKAN FEMINISMA BARAT.ppt
 
Kel.5 Teori Feminisme dan Gender.pptx
Kel.5 Teori Feminisme dan Gender.pptxKel.5 Teori Feminisme dan Gender.pptx
Kel.5 Teori Feminisme dan Gender.pptx
 
Konsep FEMINISME dalam fahaman LIBERAL !!
Konsep FEMINISME dalam fahaman LIBERAL !! Konsep FEMINISME dalam fahaman LIBERAL !!
Konsep FEMINISME dalam fahaman LIBERAL !!
 
MELIHAT FILSAFAT DALAM ZAMAN KEGELAPAN PDF
MELIHAT FILSAFAT DALAM ZAMAN KEGELAPAN PDFMELIHAT FILSAFAT DALAM ZAMAN KEGELAPAN PDF
MELIHAT FILSAFAT DALAM ZAMAN KEGELAPAN PDF
 
3. liberal dan radikal
3. liberal dan radikal3. liberal dan radikal
3. liberal dan radikal
 
Gender-dan-Kesetaraan.ppt
Gender-dan-Kesetaraan.pptGender-dan-Kesetaraan.ppt
Gender-dan-Kesetaraan.ppt
 
Feminisme
FeminismeFeminisme
Feminisme
 
Kemerdekaan Berfikir (the freedom of thinking)
Kemerdekaan Berfikir (the freedom of thinking)Kemerdekaan Berfikir (the freedom of thinking)
Kemerdekaan Berfikir (the freedom of thinking)
 
Gender dan Kesetaraan
Gender dan KesetaraanGender dan Kesetaraan
Gender dan Kesetaraan
 
Pengantar Teori Feminis.pptx
Pengantar Teori Feminis.pptxPengantar Teori Feminis.pptx
Pengantar Teori Feminis.pptx
 
Kedudukan wanita
Kedudukan wanitaKedudukan wanita
Kedudukan wanita
 
Feminisme dalam kajian masyarakat sosial (Dosen pengampun: Khoiron Nisai Shal...
Feminisme dalam kajian masyarakat sosial (Dosen pengampun: Khoiron Nisai Shal...Feminisme dalam kajian masyarakat sosial (Dosen pengampun: Khoiron Nisai Shal...
Feminisme dalam kajian masyarakat sosial (Dosen pengampun: Khoiron Nisai Shal...
 
Cbr sejarah fisika kel 5
Cbr sejarah fisika kel 5Cbr sejarah fisika kel 5
Cbr sejarah fisika kel 5
 
Revisi feminism
Revisi feminismRevisi feminism
Revisi feminism
 
Bab iii
Bab iiiBab iii
Bab iii
 
Monakheisme edy kristianto ofm
Monakheisme   edy kristianto ofmMonakheisme   edy kristianto ofm
Monakheisme edy kristianto ofm
 
SEJARAH PSIKOLOGI ABNORMAL.ppt
SEJARAH PSIKOLOGI ABNORMAL.pptSEJARAH PSIKOLOGI ABNORMAL.ppt
SEJARAH PSIKOLOGI ABNORMAL.ppt
 

More from John D. Renner

Kelompok 14 : Sekularisme
Kelompok 14 : SekularismeKelompok 14 : Sekularisme
Kelompok 14 : Sekularisme
John D. Renner
 
Kelompok 13 : Bahaya Syiah bagi NKRI
Kelompok 13 : Bahaya Syiah bagi NKRIKelompok 13 : Bahaya Syiah bagi NKRI
Kelompok 13 : Bahaya Syiah bagi NKRI
John D. Renner
 
Kelompok 12 : Kritik Terhadap Hermeneutika
Kelompok 12 : Kritik Terhadap HermeneutikaKelompok 12 : Kritik Terhadap Hermeneutika
Kelompok 12 : Kritik Terhadap Hermeneutika
John D. Renner
 
Kelompok 10 : Liberalisasi islam
Kelompok 10 : Liberalisasi islamKelompok 10 : Liberalisasi islam
Kelompok 10 : Liberalisasi islam
John D. Renner
 
Kelompok 9 : Atheisme dan Komunisme
Kelompok 9 : Atheisme dan KomunismeKelompok 9 : Atheisme dan Komunisme
Kelompok 9 : Atheisme dan Komunisme
John D. Renner
 
Kelompok 8 : The Clash of Civilization
Kelompok 8 : The Clash of CivilizationKelompok 8 : The Clash of Civilization
Kelompok 8 : The Clash of Civilization
John D. Renner
 
Kelompok 7 : Kristenisasi
Kelompok 7 : KristenisasiKelompok 7 : Kristenisasi
Kelompok 7 : Kristenisasi
John D. Renner
 
Kelompok 6 : Pluralisme Agama
Kelompok 6 : Pluralisme AgamaKelompok 6 : Pluralisme Agama
Kelompok 6 : Pluralisme Agama
John D. Renner
 
Kelompok 5 : Masalah Orintealisme
Kelompok 5 : Masalah OrintealismeKelompok 5 : Masalah Orintealisme
Kelompok 5 : Masalah Orintealisme
John D. Renner
 
Kelompok 4 : Tantangan Peradaban Barat
Kelompok 4 : Tantangan Peradaban BaratKelompok 4 : Tantangan Peradaban Barat
Kelompok 4 : Tantangan Peradaban Barat
John D. Renner
 
Kelompok 3 : Islam dan Peradaban
Kelompok 3 : Islam dan PeradabanKelompok 3 : Islam dan Peradaban
Kelompok 3 : Islam dan Peradaban
John D. Renner
 
Kelompok 2 : Konsep Wahyu dan NAbi dalam Islam
Kelompok 2 : Konsep Wahyu dan NAbi dalam IslamKelompok 2 : Konsep Wahyu dan NAbi dalam Islam
Kelompok 2 : Konsep Wahyu dan NAbi dalam Islam
John D. Renner
 
Kelompok 1 : Hakikat Islam dan Karakteristiknya
Kelompok 1 : Hakikat Islam dan KarakteristiknyaKelompok 1 : Hakikat Islam dan Karakteristiknya
Kelompok 1 : Hakikat Islam dan Karakteristiknya
John D. Renner
 
English grammar (All 16 Tenses)
English grammar (All 16 Tenses)English grammar (All 16 Tenses)
English grammar (All 16 Tenses)
John D. Renner
 

More from John D. Renner (14)

Kelompok 14 : Sekularisme
Kelompok 14 : SekularismeKelompok 14 : Sekularisme
Kelompok 14 : Sekularisme
 
Kelompok 13 : Bahaya Syiah bagi NKRI
Kelompok 13 : Bahaya Syiah bagi NKRIKelompok 13 : Bahaya Syiah bagi NKRI
Kelompok 13 : Bahaya Syiah bagi NKRI
 
Kelompok 12 : Kritik Terhadap Hermeneutika
Kelompok 12 : Kritik Terhadap HermeneutikaKelompok 12 : Kritik Terhadap Hermeneutika
Kelompok 12 : Kritik Terhadap Hermeneutika
 
Kelompok 10 : Liberalisasi islam
Kelompok 10 : Liberalisasi islamKelompok 10 : Liberalisasi islam
Kelompok 10 : Liberalisasi islam
 
Kelompok 9 : Atheisme dan Komunisme
Kelompok 9 : Atheisme dan KomunismeKelompok 9 : Atheisme dan Komunisme
Kelompok 9 : Atheisme dan Komunisme
 
Kelompok 8 : The Clash of Civilization
Kelompok 8 : The Clash of CivilizationKelompok 8 : The Clash of Civilization
Kelompok 8 : The Clash of Civilization
 
Kelompok 7 : Kristenisasi
Kelompok 7 : KristenisasiKelompok 7 : Kristenisasi
Kelompok 7 : Kristenisasi
 
Kelompok 6 : Pluralisme Agama
Kelompok 6 : Pluralisme AgamaKelompok 6 : Pluralisme Agama
Kelompok 6 : Pluralisme Agama
 
Kelompok 5 : Masalah Orintealisme
Kelompok 5 : Masalah OrintealismeKelompok 5 : Masalah Orintealisme
Kelompok 5 : Masalah Orintealisme
 
Kelompok 4 : Tantangan Peradaban Barat
Kelompok 4 : Tantangan Peradaban BaratKelompok 4 : Tantangan Peradaban Barat
Kelompok 4 : Tantangan Peradaban Barat
 
Kelompok 3 : Islam dan Peradaban
Kelompok 3 : Islam dan PeradabanKelompok 3 : Islam dan Peradaban
Kelompok 3 : Islam dan Peradaban
 
Kelompok 2 : Konsep Wahyu dan NAbi dalam Islam
Kelompok 2 : Konsep Wahyu dan NAbi dalam IslamKelompok 2 : Konsep Wahyu dan NAbi dalam Islam
Kelompok 2 : Konsep Wahyu dan NAbi dalam Islam
 
Kelompok 1 : Hakikat Islam dan Karakteristiknya
Kelompok 1 : Hakikat Islam dan KarakteristiknyaKelompok 1 : Hakikat Islam dan Karakteristiknya
Kelompok 1 : Hakikat Islam dan Karakteristiknya
 
English grammar (All 16 Tenses)
English grammar (All 16 Tenses)English grammar (All 16 Tenses)
English grammar (All 16 Tenses)
 

Recently uploaded

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
HengkiRisman
 
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdfRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
OswaldusDiwaDoka
 
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
tsuroyya38
 
Panduan Survei Kendala Aktivasi Rekening SimPel PIP 2023 -7 Juni.pdf
Panduan Survei Kendala Aktivasi Rekening SimPel PIP 2023 -7 Juni.pdfPanduan Survei Kendala Aktivasi Rekening SimPel PIP 2023 -7 Juni.pdf
Panduan Survei Kendala Aktivasi Rekening SimPel PIP 2023 -7 Juni.pdf
NurHasyim22
 
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdfAKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
opkcibungbulang
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
SABDA
 
Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...
Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...
Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...
Sathya Risma
 
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan marthaKoneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
johan199969
 
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdfTugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
nurfaridah271
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Kanaidi ken
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Sosdiklihparmassdm
 
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
Kanaidi ken
 
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputihlaporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
SDNBotoputih
 
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfJURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
HERIHERI52
 
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdfRangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
mad ros
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Mengenali Usia anak dan Kekerasan pada Anak
Mengenali Usia anak dan Kekerasan pada AnakMengenali Usia anak dan Kekerasan pada Anak
Mengenali Usia anak dan Kekerasan pada Anak
Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak
 

Recently uploaded (20)

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
 
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdfRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
 
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
 
Panduan Survei Kendala Aktivasi Rekening SimPel PIP 2023 -7 Juni.pdf
Panduan Survei Kendala Aktivasi Rekening SimPel PIP 2023 -7 Juni.pdfPanduan Survei Kendala Aktivasi Rekening SimPel PIP 2023 -7 Juni.pdf
Panduan Survei Kendala Aktivasi Rekening SimPel PIP 2023 -7 Juni.pdf
 
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdfAKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
 
Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...
Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...
Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...
 
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan marthaKoneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
 
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdfTugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
 
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
 
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputihlaporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
 
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfJURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
 
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdfRangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
Mengenali Usia anak dan Kekerasan pada Anak
Mengenali Usia anak dan Kekerasan pada AnakMengenali Usia anak dan Kekerasan pada Anak
Mengenali Usia anak dan Kekerasan pada Anak
 

Kelompok 11 : Problem Kesetaraan Gender

  • 2. Definisi Gender Secara etomologis kata gender berasal dari bahasa Inggris yang berarti “jenis kelamin”. Dalam Webster’s New World Dictionary, sebgaimana yang dikutip Nasarudin Umar dalam Argumen Keseteraan Gender: Perspektif Al-Qur’an, gender diartikan sebagai perbadaan yang tampak anta laki- lakidanperempuandilihardariseginilaidantingkahlaku. Di dalam Women’s Studies Encyclopedia dijelaskan bahwa gender adalah suatu konsep kultural yang berupaya membuat pembedaan (distinction) dalam hal peran, perilaku, mentalitas, dan karakteristikemosionalantaralaki-lakidanperempuanyangberkembang dalammasyarakat.
  • 3. Munculnya paham keseteraan gender dilatarbelakangi oleh konsep masyarakat Barat yang telah lama mengalami problem hubungan antara laki-laki dan perempuan. Menurut Hamid Fahmy Zarkasyi dalam kata pengantar buku Indahnya Keserasian Gender dalam Islam karya Henry Shalahuddin (dkk.), bahwa konsep tersebut terbentuk dari protes para wanita dalam sebuah gerakan yangdisebutgerakanfeminisme(feminism). Jadi, awal mula munculnya paham kesetaraan gender ini berasal dari gerakan para aktivis feminisme yang menuntut adanya kesetaraan dan keadilan gender dengan laki-laki dalam segala hal. IstilahfeminismeberasaldaribahasaLatin“femina”,perempuan. Muculnya paham kesetaraan gender
  • 4. Timbulnya gerakan feminisme adalah keyakinan dasar masyrakat Barat yang merupakan kombinasi dari berbagai unsur yang mencerminkan worldview mereka. Secara teoritis, worldview merupakansumbergerakan dansosial. Di Barat telah terjadi perubahan sosial, jika pada umumnya seorang laki-laki (suami) sebagai pencari nafkah dan perempuan (istri) sebagai peramu atau ibu rumahtangga, di zaman industri teori fungsionaltersebuttidakberlakulagi. Menurut Wollstonecraft dalam A Vindication of the Rights of Woman, di abad ke-18, perempuanmulaibekerjadiluarrumahkarenadidorongolehkapitalismeindustri.Perubahanfungsiitu awalnya hanya untuk memenuhi kebutuhan jasmani, namun kemudian berkembang menjadi ambisi sosial,atautuntutanhaksosialdanpolitik.MakatidakheranjikaperempuanBaratpadazamanindustri dibingungkanolehduapilihan;akanmenjadiwanitakariratauiburumahtangga. Feminisme
  • 5. Feminis mulai terdengar di Barat (Eropa) pada abad pertengahan di mana gereja saat itu berperan sebagai sentral kekuatan dan Paus sebagai pipinan gereja, menempatkan dirinya sebagai pusat dansumberkekuasaan. RobertHeld,dalam bukunya Inquisition,memuatfoto-fotodanlukisan-lukisan yang sangat mengerikan tentang kejahatan inquisisi yang dilakukan oleh tokoh-tokoh gereja ketika itu. Dipaparkan ada lebih dari 50 jenis dan model alat-alat penyiksa yang sangat brutal, seperti alat pembakaran hidup-hidup, gergaji pembelah tubuh manusia, alat pemotong lidah, pengahancur kepala dan lainnya. Ironisnya, sekitar 85 persen korban penyiksaan tersebut adalah perempuan. Antara tahun 1450-1800, diperkirakan sekitar 2 sampai 4 juta wanita telah dibakar hidup-hidup di daratan Katolik maupunProtestanEropa.Haliniterjadikarenadidasarianggapan negatifterhadapkaumwanita. Feminisme
  • 6. Doktrin gereja lainnya yang menentang kodrat manusia dan memberatkan kaum wanita adalah menganggap hubungan seksual antara pria dan wanita adalah peristiwa kotor walaupun mereka sudah dalam ikatan perkawinan sah. Hal ini berimplikasi bahwa menghindari perkawinan adalah simbolkesucian,kemurnian, danketinggian moral.Jikaseseoranginginhidupdilingkungan agamayang bersih dan murni, maka lelaki tersebut tidak diperbolehkan menikah, atau mereka harus berpisah dari istrinya, mengsingkan diri dan pantang melakukan hubungan badan. Kehidupan keras yang dialami oleh perempuan-perempuan pada saat gereja memerintah Eropa tertuang dalam essai Francis Bacon yangberjudulMarriageandSingleLifepadatahun1612. Feminisme
  • 7. Dalam pandangan St. Jerome, wanita adalah akar dari segala kejahatan (the root of all evil). Penilaian serupa juga dinyatakan oleh St. John Chrycostom, “Tidak ada gunanya laki-laki menikah. Karena, perempuan itu tidak lain dan tidak lebih merupakan lawan dari persahabatan, kejahatan yang diperlukan, godaan alami, musuh dalam selimut, gangguan yang menyenangkan. Tokoh sesudahnya, St. Augustine, menganggap hubungan intim anatara suami dan istri sebagai perbuatan kotor. St. Albertus Magnus menguatkan: Perempuan adalah laki-laki yang cacat sejak awalnya, serba kurang dibanding laki-laki. Makhluk yang tidak pernah yakin pada dirinya sendiri dan cenderung melakukan berbagai cara demi mencapai keinginannya dengan berdusta dan tipu muslihat ala iblis. Perempuan tidak cerdas namunlicik,sepertiularberbisadansetanbertanduk. Feminisme
  • 8. Latar belakang perempuan Barat yang kelam akhirnya memunculkan gerakan-gerakan perempuan yang menuntut hak dan kesetaraan dengan kaum laki-laki serta mulai mempersoalkan masalah perceraian,prostitusi,danperangereja dalammensubordinasiperempuan. Revolusiyangterjadi di Eropamembuat gerakan perempuan mendapatkan kesempatan untuk ikut menyeruakan kepentingan mereka. Pada Revolusi Puritan di Inggris Raya pada abad 17, kaum perempuan Puritan berusaha untuk mendefinisikan ulang area aktifitas perempuan yang menarik legitimasi dari doktrin-doktrin yang menjadi otoritas bapak, laki-laki, pendeta, dan pemimpin politik. Revolusi Puritan telah menghasilkan ferment dimana semua bentuk hierarki ditulis semua oleh anggota sekteyangradikaldiInggrisRaya. Revolusi
  • 9. Pada awal abad 20,feminisme mulaidigunakan diAmerikadan Eropauntukmendeskripsikan elemen khusus dalam pergerakan perempuan yang menekankan pada keistimewaan dan perbedaan perempuan, daripada mencari kesetaraan. Feminisme digunakan untuk mendeskripsikan tidak hanya kampanyepolitikuntukpemilihanumumtetapijugahakekonomidansosial. Kaum feminis kemudian mengembangkan konsep gender pada tahun 1970 sebagai alat untuk mengenali bahwa perempuan tidak dihubungkan dengan laki-laki di setiap budaya dan bahwa kedudukan perempuan di masyarakat pada akhirnya berbeda-beda. Kemudian wacana gender diperkenalkan oleh sekelompok feminis di London pada awal tahun 1977. Sejak saat itu para feminis mengusung konsep gender equality atau keseteraan gender sebagai mainstream gerakan mereka. Untuk ituperluuntukdipaparkanapaitufeminisme. Revolusi