Dokumen tersebut membahas perkembangan pemikiran Islam di Indonesia sejak masa kolonial hingga kontemporer. Beberapa poin utama yang dibahas antara lain pengaruh teori otoktoni dan tahapan kesadaran umat Islam, peran Islam dalam pembentukan negara dan identitas nasional Indonesia, serta pertarungan ideologi antara Islam, nasionalisme, dan Marxisme pasca-kemerdekaan. Dokumen ini juga membahas proses dekolonisasi politik, sos
1. Dr. Aidul Fitriciada Azhari
Program Magister Pemikiran Islam
Universitas Muhammadiyah Surakarta
2. Pendekatan
Islam dan Dekolonisasi di Indonesia
Islam dan Modernisasi di Indonesia
Islam dan Demokratisasi di Indonesia
Islam dan Globalisasi di Indonesia
3. Pembentukan Identitas Nasional
Pembentukan Negara Republik Indonesia
Pertarungan Ideologi
Dekolonisasi Sosial-Ekonomi
4. Modernisasi ummat Islam
Represi terhadap politik Islam
Mobilitas Sosial Ummat Islam
Perubahan basis politik Islam
Akomodasi politik ummat Islam
5. Islam sebagai kekuatan demokrasi
Kebangkitan politik Islam
Diaspora politik Islam
Akomodasi konstitusional
6. Lompatan teknologi informasi dan telekomunikasi
Perubahan geo-politik global
Kebangkitan Islam global / transnasional
7. Syed Muhammad Naquib Al-Attas, ISLAM DALAM SEJARAH DAN
KEBUDAYAAN MELAYU (Mizan, 1990)
Kuntowijoyo, DINAMIKA SEJARAH UMAT ISLAM INDONESIA
(Shalahudin Press,1994)
Kuntowijoyo, PARADIGMA ISLAM: INTERPRETASI UNTUK AKSI (2008)
Herbert Feith & Lance Castles, PEMIKIRAN POLITIK INDONESIA 1945-
1965 (LP3ES, 1988)
Deliar Noer, Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900-1942 (LP3ES, 1982)
Dennys Lombard, NUSA JAWA Jilid 1-3 (Gramedia, 2008)
Kusuma, RM. A.B., LAHIRNYA UNDANG-UNDANG DASAR 1945 (2004)
Ahmad Mansur Suryanegara, API SEJARAH 1-2 (2009)
Syamsudin Arif, ISLAM DI NUSANTARA: HISTORIOGRAFI DAN
METODOLOGI (2011)
8. Teori otochtoni yang
digunakan oleh Syed
Muhammad Naquib Al-Attas
Teori tahap kesadaran ummat
Islam Indonesia dari
Kuntowijojo
9. Teori otoktoni menyatakan bahwa dalam suatu
kebudayaan terdapat unsur asli yang bersifat tetap
sekalipun datang pengaruh kebudayaan lain.
Di Eropa teori ini melahirkan gerakan
Rennaisance yang peradaban Eropa kepada
warisan Yunani Romawi. Sementara agama Kristen
dipandang sebagai kebudayaan asing yang
menyebabkan terjadinya zaman kegelapan di
Eropa
10. Menurut teori otoktoni, kebudayaan asli Indonesia
tidak berubah sekalipun Islam menjadi agama
mayoritas. Kebudayaan Islam adalah kebudayaan
asing yang menempel tipis pada permukaan
kebudayaan asli Indonesia
Analog dengan otoktoni di Eropa, agar peradaban
Indonesia maju maka bangsa Indonesia harus
kembali kepada kebudayaan asli yang dipandang
pernah melahirkan kejayaan Sriwijaya dan
Majapahit
11. Teori ini digunakan oleh pemerintah Hindia-Belanda
untuk melahirkan lapisan Indonesia baru yang
terbaratkan melalui pendidikan bagi para priyayi pada
akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20
Tujuan strategisnya adalah untuk menciptakan
kelompok sosial baru yang mampu melawan kekuatan
subversif para ulama dan penguasa Islam
12. Teori otoktoni ini berhasil mengkonstruksi
pengetahuan baru tentang Indonesia yang berwatak
nasionalistik dan anti-Islam
Tetapi secara politis tidak sepenuhnya berhasil untuk
menciptakan para loyalis kolonial karena dari
kalangan para priyayi terbaratkan itupun muncul
gerakan nasionalis yang anti-kolonial
13. Berdasarkan basis pengetahuan, ummat Islam
mengalami perkembangan tahap kesadaran :
1. Tahap mitos –didasarkan pada kepercayaan
mistis-relijius kerajaan utopia (Ratu Adil)
2. Tahap ideologi – didasarkan pada formulasi
normatif-rasionalistik negara Islam
3. Tahap ide – didasarkan pada basis ilmu-
pengetahuan dan teknologi peradaban Islam
14. Berdasarkan tahap kesadaran itu, ummat Islam
Indonesia mengalami perkembangan kesadaran :
1. Sebagai kawula (abdi) dalam sistem
patrimonialisme kerajaan Islam
2. Sebagai wong cilik (rakyat kecil) dalam
masyarakat kolonial yang terindustrialisasi
3. Sebagai ummat dalam pergerakan nasional
kemerdekaan Indonesia
4. Sebagai warga negara dalam negara RI
15. Basis Pengetahuan Tahap Kesadaran
MITOS Kawula
Wong Cilik
IDEOLOGI
Ummat
Ummat
IDE
Warga Negara
16. Pembentukan Identitas Nasional
Pembentukan Negara Republik Indonesia
Pertarungan Ideologi
Dekolonisasi Sosial-Ekonomi
17. Secara umum identitas nasional
terbentuk sebagai reaksi dan
perlawanan atas warisan dan nilai-
nilai kolonialisme Barat
Identitas nasional Indonesia sangat
dipengaruhi oleh tiga paham
utama, yakni Islam,
nasionalisme, dan marxisme
19. Islam mengacu pada nilai-nilai Islam
tradisional maupun modern
Nasionalisme mengacu pada nilai-nilai
tradisi dan sekularisme politik.
Nasionalisme adalah perwujudan teori
otoktoni
Marxisme mengacu pada kesadaran
kelas dan nilai-nilai keadilan sosial.
20. Islam merupakan faham pertama yang
mempengaruhi pembentukan identitas
nasional melalui peran para ulama yang
diperkuat dengan organisasi Islam
Kemunculan nasionalisme dan marxisme
tetap dipengaruhi secara dialektis oleh
ajaran Islam yang merupakan ideologi
tempatan, sehingga muncul konflik dan
akomodasi dalam kedua ideologi tersebut
21. Pembentukan identitas nasional adalah
bagian dari proses dekolonisasi dengan
tujuan untuk mengubah struktur kolonial
menjadi struktur nasional
Tetapi, bagi ummat Islam pembentukan
identitas nasional juga merupakan proses
dekolonisasi pengetahuan dari struktur
pengetahuan sekuler menjadi struktur
pengetahuan islami
22. Pembentukan negara Indonesia secara
formal melibatkan dua kekuatan utama,
yakni Islam dan nasionalis baik di BPUPK
dan PPKI
Sementara kekuatan sosialis pimpinan St
Sjahrir berperan dalam mendesak
Soekarno-Hatta untuk memproklamasikan
kemerdekaan RI tgl 17 Agustus 1945
23. Setelah kemerdekaan, kelompok sosialis mengambil
alih kekuasaan dari kaum nasionalis dan Islam pada
KNIP (parlemen) dan menggeser kedudukan Presiden
Soekarno hanya sbg Kepala Negara
Sementara itu kekuatan tentara tetap dikuasai oleh
kaum nasionalis dan Islam yang melancarkan
perlawanan bersenjata thd Belanda
24. Pada awal kemerdekaan terjadi perbedaan strategi
antara kaum nasionalis dan Islam vis-à-vis kaum
sosialis
Kaum nasionalis dan Islam yang sudah terlatih secara
militer oleh Jepang memilih jalan perjuangan
bersenjata, selain perjuangan politik di pemerintahan
Kaum sosialis yang anti-fasisme Jepang memilih jalan
diplomasi
25. Jalan diplomasi kaum sosialis melalui
Perjanjian Linggarjati dan Renville gagal
mempertahankan integritas negara Indonesia.
Kegagalan tsb dipulihkan oleh perjuangan
bersenjata yang banyak melibatkan ummat
Islam, tetapi kegagalan itu juga mendorong
pembentukan DI / NII di wilayah yang
berdasarkan Perjanjian Renville dikuasai oleh
pemerintah Belanda
26. Keberhasilan perjuangan bersenjata mendorong
persetujuan KMB yang menghasilkan penyerahan
kedaulatan dari Kerajaan Belanda kpd Republik
Indonesia Serikat
Berdasarkan KMB, Kerajaan Belanda
menyerahkan seluruh wilayah Hindia-Belanda
dengan kompensasi ekonomi dan keuangan
(pelunasan utang Belanda, perlindungan
perusahaan2 swasta Belanda, dan kewajiban
tunduk pada aturan IMF dan Bank Dunia)
27. Pembentukan negara Republik Indonesia
akhirnya ditentukan oleh peran pemimpin
Islam, Mohammad Natsir, yang mengajukan
mosi integral dan berhasil mengembalikan
mempersatukan negara Indonesia dalam
wadah NKRI
Mosi integral menutup perjuangan revolusi
kemerdekaan dalam rangka membentuk
negara NKRI yang berdaulat sepenuhnya
28. Keterlibatan secara formal dalam penyusunan
UUD di BPUPK dan PPKI membuat ummat
Islam berperan besar dalam pembentukan
konsepsi dasar dan sistem ketatanegaraan
Indonesia
Keterlibatan ummat Islam dalam perjuangan
bersenjata dan pemerintahan awal
kemerdekaan memberikan legitimasi historis
yang utuh bagi peran ummat Islam dalam
pembentukan negara RI
29. Keterlibatan pemimpin Islam dalam penyusunan UUD di
BPUPK dan PPKI memungkinkan ummat Islam
mengungkapkan konsepsi ideologi dan negara secara
formal
Secara umum konsepsi ideologi dan negara disusun
sebagai bentuk dekolonisasi terhadap konsepsi negara
kolonial Hindia-Belanda, sekalipun tetap
mempertahankan struktur dasar pemerintahan Hindia-
Belanda
30. Berkenaan dengan konsepsi dan struktur
formal negara terjadi kesepakatan antara Islam
dan nasionalis, tetapi dalam hal ideologi
negara terjadi perbedaan diametral
menyangkut peran agama dalam kehidupan
negara.
Kaum nasionalis menghendaki negara bersikap
netral thd agama, sementara pemimpin Islam
menghendaki negara RI merepresentasikan
mayoritas penduduk yang beragama Islam
31. Pada BPKUK terjadi kesepakatan ideologis
berupa Piagam Jakarta 22 Juni 1945 yang
dirancang sebagai disain bagi pernyataan
kemerdekaan RI dan preambule UUD.
Tetapi, setelah proklamasi kemerdekaan 17
Agustus 1945 terjadi perubahan konstelasi yg
mengakibatkan kaum nasionalis melakukan
manuver politik yang memanfaatkan
‘kegentingan situasi’ yang membuat para
pemimpin Islam gagal mempertahankan
kesepakatan awal dan terpaksa menerima
kesepakatan baru
32. Selama masa revolusi kemerdekaan, pertarungan
ideologi antara Islam dan nasionalis tidak mencuat,
tetapi mulai muncul konflik keras antara Islam dan
nasionalis vis-à-vis komunis yang memberontak di
Madiun
Pertarungan ideologi muncul kembali setelah revolusi
kemerdekaan, terutama di dalam Konstituante
33. Sama halnya pada waktu BPUPK dan PPKI, secara
umum terdapat kesepakatan di antara annggota
Konstituante soal konsep negara Indonesia, tetapi
terjadi perbedaan mendasar tentang ideologi
negara; antara ideologi Islam dan Pancasila
Konflik ideologi itu ditengahi oleh Presiden
Soekarno dengan mengeluarkan Dekrit Presiden 5
Juli 1945 yang di dalamnya secara formal mengakui
eksistensi Piagam Jakarta 22 Juni 1945
34. Para pemimpin Indonesia (Islam, nasionalis, sosialis)
sepakat bahwa dekolonisasi sosial-ekonomi harus
dilakukan setelah dekolonisasi politik selesai. Karena
itu selama revolusi kemerdekaan 1945-1949 revolusi
sosial-ekonomi tidak dapat dilaksanakan
Dekolonisasi sosial-ekonomi bertujuan untuk
mengubah struktur sosial-ekonomi kolonial menjadi
struktur sosial-ekonomi nasional, termasuk yang
terdapat dalam kesepakatan KMB
35. Upaya dekolonisasi sosial-ekonomi sudah
dimulai sejak Kabinet Hatta yang membentuk
Komisi Ahli Siasat Ekonomi.
Tetapi, secara formal dan terencana,
dekolonisasi mulai disusun pada Kabinet
NKRI pertama, yaitu Kabinet Natsir, yang
menyusun Rencana Urgensi Ekonomi yang
kemudian disusul dengan penyusunan
Repelita, sekalipun baru diselesaikan pada
tahun 1958
36. Pada masa Orde Lama, ummat Islam
tidak dilibatkan secara formal dalam
dekolonisasi sosial-ekonomi. Arah
dekolonisasi sosial-ekonomi dikendalikan
oleh PKI yang terbukti gagal.
Tetapi, tanpa disadari hasil dekolonisasi
sosial-ekonomi yang dilakukan sejak
kabinet Natsir telah melahirkan lapisan
ummat Islam baru yang terdidik.
37. Lapisan ummat Islam terdidik itu merupakan
hasil dari program pendidikan dasar pada 1950-
an melalui pembentukan Sekolah Rakyat dan
integrasi pelajaran agama ke dalam pendidikan
umum (desekulerisasi)
Program ini mengakibatkan terjadi mobilitas
sosial ummat Islam ke dalam sektor modern
yang mengubah formasi sosial masyarakat
Indonesia pada tahun 1970-an
38. Mobilitas sosial ummat Islam hasil
pendidikan nasional membuat
perubahan penting dalam tahap
kesadaran ummat Islam dari tahap
ideologis menjadi tahap ilmu.
Ummat Islam terdidik itu merupakan
modal sosial penting bagi proses
modernisasi yang dilakukan oleh Orde
Baru
39. Dekolonisasi sosial-ekonomi
membentuk kesadaran baru ummat
Islam sebagai warga negara yang aktif
Kesadaran sebagai warga negara ini
secara perlahan mendorong integrasi
ke dalam struktur negara RI sehingga
pada penghujung Orde Baru mulai
menggeser kedudukan politik kaum
elit lama yang terdidik Belanda