Investigasi kecelakaan bertujuan untuk menentukan penyebab kecelakaan dengan cara mengidentifikasi kegagalan manusia, peralatan, atau lingkungan, serta mencari tindakan perbaikan untuk mencegah kecelakaan di masa depan. Metode investigasi meliputi merekam fakta kecelakaan secara detail, mewawancarai saksi, dan menganalisis penyebab langsung dan tidak langsung berdasarkan hasil penyelidikan. Hasil akhir
Modul ini membahas prosedur tanggap darurat untuk menangani berbagai keadaan darurat seperti kebakaran, tumpahan bahan kimia, atau kegagalan peralatan utama. Prosedur ini mencakup rencana, latihan, penanggulangan, dan pemindahan dalam menghadapi kondisi tidak diinginkan untuk meminimalkan kerugian.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai kebakaran dan upaya pencegahannya. Terdapat penjelasan mengenai unsur kebakaran, klasifikasi kebakaran, peralatan pencegahan seperti APAR dan hydrant, serta tindakan dalam keadaan darurat seperti evakuasi.
Makalah ini berisi manual emergency plan, cocok buat anda yang sedang menekuni dunia HSE atau K3. Jika anda berminat untuk mendownlod silahkan hubungi 082310440213
Investigasi kecelakaan bertujuan untuk menentukan penyebab kecelakaan dengan cara mengidentifikasi kegagalan manusia, peralatan, atau lingkungan, serta mencari tindakan perbaikan untuk mencegah kecelakaan di masa depan. Metode investigasi meliputi merekam fakta kecelakaan secara detail, mewawancarai saksi, dan menganalisis penyebab langsung dan tidak langsung berdasarkan hasil penyelidikan. Hasil akhir
Modul ini membahas prosedur tanggap darurat untuk menangani berbagai keadaan darurat seperti kebakaran, tumpahan bahan kimia, atau kegagalan peralatan utama. Prosedur ini mencakup rencana, latihan, penanggulangan, dan pemindahan dalam menghadapi kondisi tidak diinginkan untuk meminimalkan kerugian.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai kebakaran dan upaya pencegahannya. Terdapat penjelasan mengenai unsur kebakaran, klasifikasi kebakaran, peralatan pencegahan seperti APAR dan hydrant, serta tindakan dalam keadaan darurat seperti evakuasi.
Makalah ini berisi manual emergency plan, cocok buat anda yang sedang menekuni dunia HSE atau K3. Jika anda berminat untuk mendownlod silahkan hubungi 082310440213
Dokumen tersebut membahas tentang Alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan untuk melindungi pekerja dari bahaya di tempat kerja. Dibahas sejarah penggunaan APD, definisi dan tujuannya, hukum yang mengatur APD, jenis resiko dan bahaya di tempat kerja, serta kesimpulan bahwa APD penting untuk mencegah kecelakaan di berbagai industri.
Dokumen tersebut membahas mengenai pengawasan kesehatan kerja yang mencakup pengertian, dasar hukum, ruang lingkup, pelayanan kesehatan kerja, pemeriksaan kesehatan tenaga kerja, dan penyakit akibat kerja. Secara ringkas, dokumen tersebut membahas tentang upaya jaminan dan perlindungan kesehatan bagi pekerja dalam rangka menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat.
Dokumen tersebut membahas tentang teknik evakuasi dalam penanggulangan keadaan darurat. Mencakup definisi bencana dan keadaan darurat, perundangan terkait, upaya pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi. Juga membahas organisasi, prosedur, pelaksanaan simulasi dan evaluasi evakuasi dalam penanggulangan darurat.
Dokumen tersebut membahas tentang identifikasi bahaya dan penilaian risiko di suatu perusahaan untuk mengendalikan bahaya dari kegiatan operasional dan produksi. Dokumen tersebut menjelaskan definisi bahaya dan risiko, proses identifikasi bahaya dan penilaian risiko, tanggung jawab bagian-bagian terkait, kategori besar bahaya, dan cara melakukan identifikasi dan penilaian risiko secara sistematis dan terukur.
Dokumen tersebut merangkum upaya pengendalian risiko yang dilakukan PLN dalam kegiatan pergantian trafo listrik dengan menetapkan bahaya potensial, risiko, dan langkah mitigasi untuk mencapai tingkat risiko rendah.
Materi k3 prosedur keselamatan kerja dan simbol bahayaSyaifi Al-Mahfudzi
Dokumen tersebut memberikan panduan umum tentang prosedur keselamatan di tempat kerja, termasuk tujuan dari prosedur keselamatan, tindakan yang tidak aman, kondisi lingkungan yang tidak aman, dan berbagai simbol bahaya umum seperti simbol peringatan, bahaya, kebakaran, dan larangan. Dokumen ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya keselamatan kerja.
Uu Keselamatan Kerja No. 1 Tahun 1970 mengatur syarat-syarat keselamatan kerja yang harus dipenuhi untuk mencegah kecelakaan dan bahaya di tempat kerja, termasuk mewajibkan penggunaan alat pelindung diri dan taati petunjuk keselamatan. PT. Perdana Karya berkomitmen tinggi terhadap kesehatan dan keselamatan kerja karyawan dengan melaksanakan program K3 yang meliputi kepemimpinan, evaluasi, prosedur,
Dokumen tersebut membahas tentang aturan dan pedoman pengoperasian pesawat angkat dan angkut seperti forklift secara umum dan khusus. Termasuk definisi, jenis, sumber bahaya, pencegahan kecelakaan, spesifikasi peralatan dan prosedur operasi.
Dokumen tersebut membahas tentang keselamatan dan kesehatan kerja (K3), termasuk berbagai bahaya potensial di tempat kerja seperti bahaya mekanik, listrik, kimia, dan psikososial beserta konsekuensinya berupa kecelakaan atau penyakit akibat paparan bahaya tersebut. Dokumen tersebut juga menjelaskan prinsip-prinsip K3 seperti mengidentifikasi bahaya, menilai risiko, dan mengendalikan ek
ISO 45001:2018 merupakan standar internasional baru untuk sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja yang memperbarui OHSAS 18001. Perubahan utama meliputi struktur dan istilah yang lebih jelas, fokus pada peningkatan kinerja K3 secara proaktif, penekanan partisipasi pekerja, dan konteks organisasi yang lebih luas.
Organisasi harus memastikan karyawan terlibat dan dikonsultasikan terkait implementasi sistem manajemen K3, serta memastikan komunikasi yang efektif terkait K3 antara semua tingkatan organisasi.
Organisasi harus memastikan karyawan terlibat dan dikonsultasikan terkait penerapan sistem manajemen K3, melalui:
1. Komunikasi terbuka tentang kebijakan dan tujuan K3
2. Partisipasi karyawan dalam penilaian risiko dan pengembangan program K3
3. Pelibatan serikat pekerja dan wakil karyawan
Dokumen tersebut membahas tentang Alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan untuk melindungi pekerja dari bahaya di tempat kerja. Dibahas sejarah penggunaan APD, definisi dan tujuannya, hukum yang mengatur APD, jenis resiko dan bahaya di tempat kerja, serta kesimpulan bahwa APD penting untuk mencegah kecelakaan di berbagai industri.
Dokumen tersebut membahas mengenai pengawasan kesehatan kerja yang mencakup pengertian, dasar hukum, ruang lingkup, pelayanan kesehatan kerja, pemeriksaan kesehatan tenaga kerja, dan penyakit akibat kerja. Secara ringkas, dokumen tersebut membahas tentang upaya jaminan dan perlindungan kesehatan bagi pekerja dalam rangka menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat.
Dokumen tersebut membahas tentang teknik evakuasi dalam penanggulangan keadaan darurat. Mencakup definisi bencana dan keadaan darurat, perundangan terkait, upaya pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi. Juga membahas organisasi, prosedur, pelaksanaan simulasi dan evaluasi evakuasi dalam penanggulangan darurat.
Dokumen tersebut membahas tentang identifikasi bahaya dan penilaian risiko di suatu perusahaan untuk mengendalikan bahaya dari kegiatan operasional dan produksi. Dokumen tersebut menjelaskan definisi bahaya dan risiko, proses identifikasi bahaya dan penilaian risiko, tanggung jawab bagian-bagian terkait, kategori besar bahaya, dan cara melakukan identifikasi dan penilaian risiko secara sistematis dan terukur.
Dokumen tersebut merangkum upaya pengendalian risiko yang dilakukan PLN dalam kegiatan pergantian trafo listrik dengan menetapkan bahaya potensial, risiko, dan langkah mitigasi untuk mencapai tingkat risiko rendah.
Materi k3 prosedur keselamatan kerja dan simbol bahayaSyaifi Al-Mahfudzi
Dokumen tersebut memberikan panduan umum tentang prosedur keselamatan di tempat kerja, termasuk tujuan dari prosedur keselamatan, tindakan yang tidak aman, kondisi lingkungan yang tidak aman, dan berbagai simbol bahaya umum seperti simbol peringatan, bahaya, kebakaran, dan larangan. Dokumen ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya keselamatan kerja.
Uu Keselamatan Kerja No. 1 Tahun 1970 mengatur syarat-syarat keselamatan kerja yang harus dipenuhi untuk mencegah kecelakaan dan bahaya di tempat kerja, termasuk mewajibkan penggunaan alat pelindung diri dan taati petunjuk keselamatan. PT. Perdana Karya berkomitmen tinggi terhadap kesehatan dan keselamatan kerja karyawan dengan melaksanakan program K3 yang meliputi kepemimpinan, evaluasi, prosedur,
Dokumen tersebut membahas tentang aturan dan pedoman pengoperasian pesawat angkat dan angkut seperti forklift secara umum dan khusus. Termasuk definisi, jenis, sumber bahaya, pencegahan kecelakaan, spesifikasi peralatan dan prosedur operasi.
Dokumen tersebut membahas tentang keselamatan dan kesehatan kerja (K3), termasuk berbagai bahaya potensial di tempat kerja seperti bahaya mekanik, listrik, kimia, dan psikososial beserta konsekuensinya berupa kecelakaan atau penyakit akibat paparan bahaya tersebut. Dokumen tersebut juga menjelaskan prinsip-prinsip K3 seperti mengidentifikasi bahaya, menilai risiko, dan mengendalikan ek
ISO 45001:2018 merupakan standar internasional baru untuk sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja yang memperbarui OHSAS 18001. Perubahan utama meliputi struktur dan istilah yang lebih jelas, fokus pada peningkatan kinerja K3 secara proaktif, penekanan partisipasi pekerja, dan konteks organisasi yang lebih luas.
Organisasi harus memastikan karyawan terlibat dan dikonsultasikan terkait implementasi sistem manajemen K3, serta memastikan komunikasi yang efektif terkait K3 antara semua tingkatan organisasi.
Organisasi harus memastikan karyawan terlibat dan dikonsultasikan terkait penerapan sistem manajemen K3, melalui:
1. Komunikasi terbuka tentang kebijakan dan tujuan K3
2. Partisipasi karyawan dalam penilaian risiko dan pengembangan program K3
3. Pelibatan serikat pekerja dan wakil karyawan
Dokumen tersebut memberikan gambaran singkat tentang Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) berdasarkan standar ISO 45001:2018. SMK3 bertujuan untuk mengelola risiko K3 dan meningkatkan kinerja kesehatan dan keselamatan kerja secara berkelanjutan. Dokumen tersebut menjelaskan tentang 10 klausul utama ISO 45001:2018 meliputi kepemimpinan, perencanaan, dukungan, operasional, evaluasi k
Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) di berbagai industri serta standar internasional untuk SMK3 yaitu OHSAS 18001. Dokumen ini menjelaskan bahwa SMK3 mulai dikembangkan sejak tahun 1970-an dan semakin diterapkan secara luas di berbagai sektor industri. OHSAS 18001 merupakan standar global untuk SMK3 yang terdiri atas 17 unsur implement
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas tentang penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) sesuai dengan peraturan pemerintah. Ia menjelaskan 5 prinsip dasar dalam penerapan SMK3 yaitu penetapan kebijakan K3, perencanaan K3, pelaksanaan rencana K3, pemantauan dan evaluasi kinerja K3, serta peninjauan dan peningkatan kinerja SMK3. Dokumen ini juga menjelaskan
Dokumen tersebut membahas tentang Sistem Manajemen K3 (SMK3) yang merupakan bagian penting dalam pengelolaan risiko keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan. SMK3 terdiri atas 5 prinsip dasar yaitu komitmen dan kebijakan, perencanaan, penerapan, pengukuran dan evaluasi, serta peninjauan ulang dan peningkatan. Dokumen ini juga menjelaskan proses pelaksanaan SMK3 mulai dari perencanaan
14. si-pi, adi nurpermana, hapzi ali, internal control over financial reporti...Adi Permana
Menanggapi forum di atas saya akan menginplementasikan dengan contoh pada suatu perusahaan yang ada di indonesia. Dalam hal ini saya akan menganalisis penerapan, evaluasi dan efektifitas ICFR pada PT. PR. Pembahasan akan dibagi dalam beberapa sub bab yaitu: 1) Metodologi Top Down Risk Based, yang bertujuan untuk menganalisis apakah praktik dalam implementasi ICFR di PT. PR sudah mengacu pada metode Top Down Risk Based yang disarankan oleh PCAOB, 2) Kerangka Pengendalian Internal, yang bertujuan untuk menganalisis kesesuaian kerangka pengendalian internal pada PT. PR dengan pedomannya, 3) Dokumentasi ICFR, bertujuan untuk memastikan bahwa semua kegiatan dokumentasi sudah berjalan efektif, 4) Pelaksanaan Tiga Lini Pertahanan, bertujuan untuk menganalisis implementasi konsep tiga lini pertahanan dalam ICFR, 5) Evaluasi ICFR, bertujuan menganalis proses evaluasi ICFR dan efektifitasnya, 6) Pernyataan efektifitas ICFR, bertujuan menganalisis efektifitas ICFR di PT. PR.
Dokumen tersebut membahas tentang kecelakaan kerja di Indonesia, standar OSHA 18001 untuk manajemen keselamatan dan kesehatan kerja, serta penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja sesuai dengan peraturan pemerintah. Dokumen ini menyebutkan bahwa tingkat kecelakaan kerja di Indonesia masih tinggi dan terus meningkat setiap tahunnya, yang disebabkan oleh rendahnya pengetahuan akan pentingnya penerapan kesel
MATERI AKUNTANSI IJARAH POWER POINT (PPT)ritaseptia16
Ijarah adalah akad sewa-menyewa antara pemilik ma’jur (obyek
sewa) dan musta’jir (penyewa) untuk mendapatkan imbalan atas obyek
sewa yang di sewakannya.
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptxanselmusl280
Jurusan akuntansi merupakan salah satu jurusan yang cukup populer di Indonesia. Banyak mahasiswa yang memilih jurusan ini karena prospek kerja yang menjanjikan. Namun, sebelum memilih jurusan ini, sebaiknya Anda mengetahui terlebih dahulu apa itu jurusan akuntansi.
Akuntansi adalah suatu bidang ilmu yang mempelajari tentang pencatatan, pengukuran, pengklasifikasian, dan pelaporan transaksi keuangan. Jurusan akuntansi sendiri merupakan suatu program studi yang mengajarkan ilmu akuntansi, mulai dari dasar-dasar akuntansi hingga akuntansi lanjutan.
Dalam jurusan akuntansi, Anda akan mempelajari berbagai materi, seperti dasar-dasar akuntansi, teori akuntansi, analisis laporan keuangan, audit, pajak, hingga manajemen keuangan. Selain itu, Anda juga akan belajar menggunakan software akuntansi, seperti Microsoft Excel dan SAP.
Gelar akademik yang akan didapatkan oleh para lulusan S-1 jurusan akuntansi adalah Sarjana Akuntansi (S.Ak.). Memiliki gelar sarjana akuntansi merupakan salah satu syarat penting untuk menjadi seorang akuntan profesional.
Dengan memperoleh gelar sarjana akuntansi, seseorang dianggap memiliki pengetahuan yang mendalam mengenai akuntansi, audit, pajak, dan manajemen keuangan.
Setelah lulus dari jurusan akuntansi, Anda memiliki peluang kerja yang sangat luas. Anda bisa bekerja di berbagai bidang, seperti akuntan publik, auditor, konsultan pajak, pegawai bank, pegawai asuransi, broker saham, hingga dosen akuntansi. Bahkan, jika Anda memiliki kemampuan untuk memulai bisnis, Anda juga bisa membuka usaha konsultan akuntansi.
Anda juga bisa memperoleh gaji yang cukup tinggi jika bekerja di bidang akuntansi. Gaji rata-rata untuk lulusan akuntansi di Indonesia bervariasi, tergantung dari posisi dan pengalaman kerja. Namun, umumnya gaji untuk lulusan akuntansi di Indonesia berkisar antara 4 hingga 10 juta rupiah per bulan.
Secara keseluruhan, jurusan akuntansi memiliki prospek kerja yang menjanjikan dan peluang karier yang luas. Namun, sebelum memilih jurusan ini, pastikan Anda memiliki minat dan bakat dalam bidang akuntansi. Selain itu, perlu juga memiliki kemampuan analisis yang baik, teliti, dan detail-oriented.
Salah satu prospek kerja yang menarik bagi lulusan akuntansi adalah menjadi broker saham.
Sebagai broker saham, tugas utama adalah membantu investor dalam membeli dan menjual saham di pasar saham. Selain itu, seorang broker saham juga harus memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam menganalisis data dan memprediksi pergerakan harga saham.
Meskipun menjadi broker saham terdengar menarik dan menjanjikan, tetapi tidak semua lulusan akuntansi bisa menjadi broker saham dengan mudah. Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjadi broker saham, antara lain harus memiliki sertifikasi yang dikeluarkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) dan harus memiliki lisensi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Namun, bagi lulusan akuntansi yang memiliki sertifikasi dan lisensi tersebut, prospek kerja sebagai broker saham di Indonesia
1. 1. Andro G. Lumangkun 122011910004
2. Meyjerd Rombebunga 122011910038
Pengantar Manajemen Kualitas
Dosen: Dr. Dadang Surjasa, S.Si, MT
Universitas Trisakti
SISTEM MANAJEMEN K3
(OCCUPATIONAL HEALTH AND
SAFETY)
MANAGEMENT SYSTEM
ISO 45001:2018
OLEH:
BADAN STANDARDISASI NASIONAL
https://www.youtube.com/watch?v=SKXeYmT8yg0
2. Sejarah OHSAS 18001 & Transisi ISO 45001
Tahun 1999 Inggris melalui BSI (British Standards Institution)
mengajak 13 lembaga standar lainnya membuat sebuah
project standar bidang K3 digunakan oleh dunia industr y
dalam melakukan assessment terhadap SMK3 yang telah
mereka terapkan, yang melahirkan seri OHSAS
(Occupational Health and Safety Assessment Series) 18001:1999 dan
ditetapkan 15 April 1999. BSI bersama 43 lembaga standar
dari berbagai macam negara, melakukan revisi serie OHSAS
1999, sehingga pada Juli 2007 diberlakukan secara efektif
standar OHSAS versi 2007 yang masa berlaku sampai tahun
2021, kemudian pada tanggal 12 Maret 2018 di
perkenalkan lah ISO 45001 sebagai revisi atas OHSAS 18001
versi 2007.
3. Standar Internasional yang
menentukanpersyaratan
untuk sistem manajemen
kesehatan dan keselamatan
kerja (OH&S), dengan
panduan penggunaannya,
untuk memungkinkan
sebuah organisasi
memperbaiki kinerja K3
secara proaktif dalam
mencegah Kecelakaan
Kerja dan dampak buruk
bagikesehatan
Pengertian ISO 45001
4. Manfaat Penerapan IS0 45001
1. Mengembangkan dan menerapkan system manajemen untuk mengurangi atau meminimalisir
kecelakaan kerja atau sakit kerja
2. Membangun proses sistematis terkait dengan K3 yang mempertimbangkan “konteksnya” dan yang
memperhitungkan risiko dan peluangnya dan persyaratan hukum dan lainnya.
3. Menentukan bahaya dan risiko yang terkait dengan aktivitasnya dan berusaha untuk menghilangkan
atau melakukan control untuk memnimalkan dampak potensial risiko dan bahayanya.
4. Menetapkan pengendalian operasional untuk mengelola risiko K3 dan persyaratan lainnya
5. Meningkatkan kesadaran akan K3
6. Mengevaluasi kinerja K3 dan berusaha untuk memperbaikinya, melalui tindakan yang tepat untuk
memastikan pekerja berperan aktif dalam masalah K3
7. Memaksimalkan efektifitas dan efisisensi pekerja dan alat dengan mengurangi downtime karena
cedera atau sakit akibat kerja
5. Manfaat Penerapan IS0 45001
8. Membuka pasar baru terutama bagi customer yang mensyaratakan K3
9. Memenuhi persyaratan tender
10. Meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan dan perundang-undangan dan mencegah
permasahalah yang mungkin di timbulkannya
11. Menguragi keseluruhan biaya insiden
12. Mengurangi downtime dan biaya gangguan operasi
13. Mengurangi biaya premi asuransi
14. Mengurangi ketidakhadiran dan tingkat turnover karyawan
6. Safety Maturity Model/Konsep Tingkat Penerapan
OH&S Manajemen Sistem di Organisasi
1. SISTEM
Sistem adalah arahan baku yang disusun untuk
membantu seseorang dalam menjalankan suatu
pekerjaan/ aktivitas dengan tanpa kesalahan atau
dengan kesalahan yang minimal.
Sistem tersebut dijalankan oleh semua orang yang
bekerja atas nama perusahaan tanpa adanya
turbulensi atau pelanggaran karena sistem yang
dibuat merupakan bagian dari aktivitas keseharian.
Fokus program K3 juga sudah mengarah kepada
pembentukan budaya K3 dan perilaku aman di
tempat kerja.
7. Safety Maturity Model/Konsep Tingkat Penerapan
OH&S Manajemen Sistem di Organisasi
2. BUDAYA & KETERLIBATAN
Konsep berpikir Safety Maturity Model, budaya
terbentuk dari berbagai macam perilaku yang ada di
perusahaan. Perilaku aman (Safety Behavior)
merupakan perilaku yang utama untuk dapat
membentuk Budaya K3 diperusahaan.
Keterlibatan oleh semua level merupakan kunci
keberhasilan penerapan Sistem Manajemen K3.
Budaya dan Keterlibatan ini adalah sebagai penggerak
Sistem Manajemen K3. Buruknya suatu budaya
perusahaan dan tanpa ada keterlibatan semua bagian
maka Sistem Manajemen K3 hanya diatas kertas saja.
8. Safety Maturity Model/Konsep Tingkat Penerapan
OH&S Manajemen Sistem di Organisasi
3. PENGENDALIAN
Agar penerapan Sistem Manajemen K3 berhasil sesuai
dengan tujuan maka organisasi harus dapat menjalankan
program Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko
IBPR/HIRADC, program tersebut menetapkan pengendalian
bahaya sesuai dengan Hirarki Pengendalian dimulai
(Eliminiasi, Subtitusi, Rekayasa Teknik, Administrasi dan
Alat Pelindung Diri). Sebagian organisasi menganggap
bahwa menggunakan Alat Pelindung Diri sudah cukup
untuk mengendalikan bahaya.
9. Persyaratan yang mewajibkan
Penerapan Sistem Manajemen K3 ( OH&S )
Sistem Manajemen K3 ISO 45001:2018
1. Persyaratan dari para pemangku kepentingan
2. Persyaratan pelanggan
3. Persyaratan yang ditetapkan organisasi
Sistem Manajemen K3 PP 50 Tahun 2012 Pasal 5:
1. Setiap perusahaan wajib menerapkan SMK3 di
perusahaannya.
2. Kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berlaku bagi perusahaan:
a. Mempekerjakan pekerja/buruh paling sedikit 100
(seratus) orang; atau
b. Mempunyai tingkat potensi bahaya tinggi
13. INTI Dari Sistem Manajemen K3ISO 45001:2018
1. Ruang Lingkup Sistem Manajemen K3
2. Kebijakan K3
3. Peran dan tanggung jawab
4. Peluang dan Risiko K3 serta Penaganannya
5. Proses untuk menangani Peluang dan Risiko
K3
6. Metodologi dan kriteria penilaian risiko K3
7. Tujuan dan Rencana K3
8. Komunikasi & Operasional Kontrol
9. Proses kesiapsiagaan dan respon tanggap
darurat
15. KLAUSAL
KLAUSAL 1 : Scope
Organisasi menentukan ruang lingkup Sistem Manajemen K3, apakah akan
menetapkan seluruh area organisasi atau hanya sebagian dalam
menerapkan ISO 45001:2018
KLAUSAL 2 : Normative references
Persyaratan normative yang dimaksud: Semua Informasi terdokumentasi
yang dijadikan Acuan Dalam menerapkan Sistem Manajemen K3
ISO45001:2018
KLAUSAL 3 : Terms and Definitions
Istilah dan definisi yand dimaksud: Penjelasan definisi secara detail atas
beberapa istilah yang digunakan Dalam klausal ISO 45001:2018 Sistem
Manajemen K3 itu sendiri dan menghindari kesalahpahaman organisasi
dalam mempelajari ISO 45001.
16. KLAUSAL
KLAUSAL 4 : Context of the Organization
1. Memahami organisasi dan konteksnya
2. Memahami kebutuhan dan harapan pihak yang berkepentingan
3. Menentukan ruang lingkup sistem manajemen K3
4. Sistem manajemen K3
KLAUSAL 5 : Leadership
1. Kepemimpinan dan komitmen
2. Kebijakan K3
3. Peran, tanggung jawab, akuntabilitas dan otoritas organisasi
17. Kebijakan K3 (OH&S Policy )
Kebijakan K3 harus:
• Sesuai dengan sifat dan skala resiko OH&S perusahaan.
• Termasuk komitmen untuk melakukan continual improvement
• Termasuk komitmen untuk mematuhi peraturan perundangan
OH&S dan persyaratan lain.
• Didokumentasikan, diimplementasikan dan dipelihara.
• Dikomunikasikan ke semua karyawan dengan maksud agar
karyawan mengetahui tanggung jawab mereka secara individu
dalam OH&S.
• Tersedia untuk pihak yang berkepentingan.
• Di-review secara periodik untuk memastikan bahwa kebijakan
tetap relevan dan sesuai untuk organisasi.
18. Structure & responsibilities
Organisasi harus mendefinisikan peran, tanggung
jawab dan peningkatan dari sistem manajemen
OH&S, untuk:
• Memastikan bahwa persyaratan sistem
manajemen OH&S ditetapkan,
diimplementasikan dan dipelihara sesuai
spesifikasi ISO 45001.
• Memastikan bahwa laporan kinerja sistem
manajemen OH&S disampaikan kepada top
management untuk di-review dan menjadi
dasar bagi peningkatan sistem manajemen
OH&S.
Semua yang memiliki tanggung jawab manajemen
harus menunjukkan komitmen mereka pada
peningkatan kinerja OH&S secara terus menerus.
19. Klausal 6: Planning
Perencanaan
1. Tindakan untuk mengatasi risiko dan peluang
• Umum
• Identifikasi bahaya
• Penentuan persyaratan hukum & lainnya
• Penilaian risiko
• Merencanakan perubahan
• Merencanakan untuk mengambil tindakan
2. OH & S tujuan dan perencanaan untuk mencapainya
20. Planning for hazard identification, ris k
assessment and ris k control
Metodologi organisasi dalam melakukan identifikasi bahaya &
penilaian resiko harus:
1. Didefinisikan sesuai dengan ruang lingkup, skala dan waktu
untuk memastikan lebih pro-aktif dari pada reaktif.
2. Memberikan klasifikasi resiko yang dapat dieliminasi atau
dikendalikan dengan langkah-langkah pada Objective &
Program OH&S.
3. Memberikan input untuk menentukan persyaratan fasilitas,
identifikasi kebutuhan pelatihan dan/atau penyusunan
pengendalian operasional.
4. Memberikan monitoring dari langkah yang diperlukan untuk
memastikan efektifitas dan ketepatan dari implementasi.
21. Objective
Organisasi harus menetapkan dan memelihara
tujuan (objective) OH&S pada setiap fungsi dan
tingkat dari organisasi. Saat menetapkan dan me-
review tujuan OH&S, organisasi harus
mempertimbangkan peraturan dan persyaratan
lain yang berlaku, bahaya dan resiko OH&S,
pilihan teknologi, persyaratan finansial,
operational dan bisnis, dan pandangan dari pihak
yang berkepentingan. Tujuan harus konsisten
dengan kebijakan OH&S, termasuk komitmen
untuk continual improvement.
22. Hal ini meliputi:
1. Tanggung jawab dan wewenang untuk mencapai tujuan
pada fungsi dan tingkat yang relevan dari organisasi.
2. Cara dan skala waktu untuk mencapai tujuan tersebut.
Program harus di-review secara berkala dan
terencana. Jika perlu, program harus diubah
untuk mengantisipasi perubahan dalam
aktivitas, produk, jasa atau kondisi
operasional dari organisasi.
OH&S Management Programme
23. Klausal 7: Support
1
2
3
4
5
SUMBER DAYA
KOMPETENSI
KESADARAN
INFORMASI,
KOMUNIKASI,
PARTISIPASI DAN
KONSULTASI
INFORMASI YANG
DIDOKUMENTASIKAN
24. Training, Awareness & C ompetence
Personel yang ada harus memiliki kompetensi untuk
melakukan tugas-tugas yang berdampak pada OH&S di tempat
kerja. Diperlukan identifikasi kebutuhan pelatihan, peningkatan
awareness secara terus- menerus dan penetapan prosedur
peningkatan kompetensi yang memperhitungkan:
1. Tanggung jawab dan kemampuan dari setiap karyawan
2. Resiko yang terkait.
25. Consultation & Communication
Organisasi harus memiliki prosedur yang memastikan bahwa
informasi OH&S yang penting dikomunikasikan kepada
karyawan dan pihak lain yang berkepentingan.
Keterlibatan karyawan dan pengaturan konsultasi harus
didokumentasikan dan pihak yang berkepentingan diberikan
informasi. Karyawan harus:
1. Terlibat dalam penyusunan dan pengkajian kebijakan dan
prosedur untuk mengelola resiko.
2. Dikonsultasikan dimana terdapat perubahan yang dapat
mempengaruhi kesehatan & keselamatan di tempat kerja.
3. Diwakili dalam masalah-masalah OH&S dan diinformasikan
siapa perwakilan OH&S mereka dan wakil manajemen
OH&S.
26. Documentation
Organisasi harus menetapkan dan memelihara
informasi, dalam media yang tepat seperti kertas
atau elektronik yang:
1. Mendefinisikan elemen inti dari sistem
manajemen dan interaksi mereka.
2. Memberikan arahan bagi dokumentasi
yang berkaitan.
Note: penting untuk menjaga
dokumentasi pada tingkat yang
minimum untuk efektifitas dan
efisiensi.
27. Documentation & Data Control
Organisasi harus menetapkan dan memelihara prosedur
untuk mengendalikan semua dokumen dan data yang
diperlukan oleh spesifikasi OHSAS 18001 untuk
memastikan bahwa:
1. Dapat diketahui lokasinya.
2. Secara periodik di-review, direvisi bila diperlukan dan
disetujui kecukupannya oleh
3. personel yang di-otorisasi.
4. Versi terakhir dari dokumen dan data yang relevan
tersedia di semua lokasi dimana operasi yang penting
bagi sistem OH&S dilakukan.
5. Dokumen dan data yang usang disingkirkan dari semua
isu dan penggunaannya.
6. Arsip dokumen dan data yang disimpan untuk keperluan
legal dan pemeliharaan pengetahuan diidentifikasi.
29. Operational Control
Menetapkan dan
memelihara prosedur
terdokumentasi.
Mempersyaratkan
kriteria operasi dalam
prosedur.
Organisasi harus
mengidentifikasi
operasi dan aktivitas
yang terkait dengan
resiko teridentifikasi
dimana langkah
pengendalian
diperlukan.
Menetapkan dan
memelihara prosedur
untuk desain
Menetapkan dan
memelihara prosedur
yang berkaitan
dengan resiko OH&S
30. Emergency Preparedness & Response
Organisasi harus menetapkan dan memelihara rencana
dan prosedur untuk mengidentifikasi potensi dan
respons dari insiden dan situasi darurat dan untuk
mencegah dan mengurangi dampak yang ditimbulkan
(luka & kerugian).
Organisasi harus mengkaji rencana tanggap darurat
sesudah terjadinya insiden atau situasi emergency.
Organisasi harus secara periodik melakukan pengujian
terhadap prosedur tersebut yang practicable.
32. Performance Measurement & Monitoring
1. Pengukuran kualitatif dan kuantitatif, sesuai
dengan kebutuhan organisasi dan Pemantauan
sejauh mana tujuan OH&S organisasi dipenuhi.
2. Pengukuran secara pro-aktif kinerja yang
memantau pemenuhan dari program
manajemen OH&S, kriteria operasional dan
persyaratan perundangan yang applicable.
3. Pengukuran secara reaktif kinerja untuk
memantau accident, penyakit dan insiden
(termasuk near-miss) dan bukti historis lain atau
kekurangan dari kinerja OH&S.
4. Pencatatan data dan hasil dari monitoring dan
pengukuran yang memadai untuk memfasilitasi
analisis corrective & preventative action yang
diperlukan.
33. Audit
Organisasi harus menetapkan dan memelihara
prosedur dan program audit untuk mengaudit system
manajemen OH&S secara reguler untuk memastikan:
1. Kesesuaian sistem manajemen OH&S dengan
perencanaan.
2. Adanya review dari audit sebelumnya.
3. Penyajian informasi tentang hasil dari audit kepada
manajemen.
* Sejauh memungkinkan, audit harus dilakukan oleh
personel yang independen, tidak terkait langsung
dengan aktivitas yang diaudit.
34. Management Review
Top Management harus secara berkala mengkaji
sistem manajemen OH&S untuk memastikan
kesesuaiannya, kecukupannya dan
efektifitasnya.
Proses management review harus memastikan
bahwa informasi yang diperlukan terkumpul
untuk memungkinkan manajemen melakukan
evaluasi. Review ini harus didokumentasi.
Management review harus melihat kemungkinan
kebutuhan untuk perubahan pada kebijakan,
objective dan elemen lain dari sistem manajemen
OH&S, dengan melihat hasil audit OH&S,
kondisi yang berubah dan komitmen untuk
continual improvement.
36. Accidents, Incidents, Non-conformances, Corrective
& Preventive Action
Menangani dan menyelidiki
Mengambil tindakan untuk mengurangi
dampak yang timbul dari accident,
incident atau non-conformance.
Memulai dan menyelesaikan tindaka
n korektif dan preventif. Kemudian,
Memastikan bahwa tindakan korektif
& preventif yang efektif diambil.
Organisasi harus
menetapkan dan
memelihara
prosedur untuk
mendefinisikan
tanggung jawab dan
wewenang untuk:
37. Organisasi harus menetapkan dan
memelihara prosedur untuk mengidentifikasi,
memelihara dan mendisposisi catatan OH&S,
serta hasil dari audit dan review.
Catatan OH&S harus jelas, dapat
diidentifikasi dan dapat ditelusuri pada
aktivitas terkait. Catatan OH&S harus
disimpan dan dipelihara dengan cara yang
baik.
Catatan harus dipelihara, sesuai dengan
sistem dan organisasi untuk
mendemonstrasikan pemenuhan pada
spesifikasi ISO 45001.
01
Records & Records Management
38. Langkah Implementasi & Sertifikasi Sistem Manajemen
K3 ISO 45001:2018
Tahap I. Persiapan
1. Pembentukan Tim ISO 45001:2018 di organisasi
2. Melakukan analisa kondisi awal (gap Analisis)
3. Menentukan ruang lingkup SMK3 ISO
45001:2018 yang akan di terapkan (Manual
Mutu atau Company profile)
4. Pelatihan Pemahaman SMK3 ISO 4501:2018 ke
seluruh karyawan
5. Pelatihan Pembuatan Dokumen
Tahap II. Pengembangan
1. Melakukan pembuatan dokumen yang
menunjang sistem Manajemen K3 ISO
45001:2018 di organisasi
39. Langkah Implementasi & Sertifikasi Sistem Manajemen
K3 ISO 45001:2018
Dokumen Wajib:
1. Ruang Lingkup Sistem Manajemen K3
(klausul 4.3)
2. Kebijakan K3 (klausul 5.2)
3. Peran dan tanggung jawab (klausul5.3)
4. Peluang dan Risiko K3 (klausul 6.1.1)
5. Proses yang diperlukan untuk
menangani Peluang dan Risiko K3
(klausul 6.1.1)
6. Metodologi dan kriteria penilaian risiko
K3 (klausul 6.1.2)
7. Tujuan dan rencana K3 (klausul 6.2.2)
8. Komunikasi (klausul 7,4)
9. Operasional kontrol (klausul 8.1.1)
10. Proses kesiapsiagaan dan respon
tanggap darurat (klausul 8.6)
40. Langkah Implementasi & Sertifikasi Sistem Manajemen
K3 ISO 45001:2018
Rekaman Wajib
1. Hukum yang berlaku dan persyaratan lain (klausul 6.1.3)
2. Catatan pelatihan, keahlian, pengalaman dan kualifikasi (klausul
7,2)
3. Hasil pemantauan dan pengukuran (klausul 9.1)
4. Kalibrasi dan verifikasi pemantauan dan mengukur peralatan
(klausul 9.1)
5. Evaluasi kewajiban (klausul 9.1.2)
6. Program internal audit (klausul 9.2.2)
7. Hasil audit internal (klausul 9.2.2)
8. Hasil kajian manajemen (klausul 9.3)
9. Insiden dan nonconformities (klausul 10.1)
10. Hasil tindakan korektif (klausul 10.1)
41. Langkah Implementasi & Sertifikasi Sistem Manajemen
K3 ISO 45001:2018
Tahap III. Audit Internal
Proses sistematik, independen dan terdokumentasi untuk memperoleh
bukti audit dan mengevaluasinya secara objektif untuk menentukan
sampai sejauhmana kriteria audit dipenuhi. Audit mutu didefinisikan
sebagai proses sistematik, independen dan terdokumentasi untuk
memperoleh bukti audit dan mengevaluasinya secara objektif untuk
menentukan sampai sejauhmana kriteria audit dipenuhi.
Tujuan audit mutu adalah untuk mendapatkan data dan informasi faktual
dan signifikan sebagai dasar pengambilan keputusan, pengendalian
manajemen, perbaikan dan/atau perubahan.