SlideShare a Scribd company logo
KESEHATAN DAN
KESELAMATAN
KERJA
KELOMPOK 2:
ELHAM PRATAMA (2361101002)
IMAN RONI (2361101009)
RANDI YUSTIAN (2361101012)
OKKY VIRGIAWAN (2361101020)
YASMAN (2361101028)
PEMBAHASAN
1. Potensi bahaya dan
risiko ditempat kerja
2. Sistem keselamatan dan
kesehatan kerja (SMK3)
3. Kebijakan keselamatan
dan kesehatan kerja
4. Pelaksanaan Kebijakan
K3
5. Mengukur Pencapaian
penerapan SMK3
Point-point dari kesehatan
dan keselamatan kerja
1. POTENSI BAHAYA DAN RISIKO
DITEMPAT KERJA
• Pencegahan gangguan kesehatan kerja yang terkait cedera, sakit dan
kematian adalah bagian kontinuitas dari hari-hari kegiatan usaha.
• Tingkat komitmen hanya dapat dibangun jika pekerja, supervisor dan
manajer bekerja sama untuk menciptakan suatu sistem keselamatan dan
kesehatan kerja yang mereka mengerti dan percaya
DEFINISI POTENSI KERJA
Potensi Bahaya adalah
sesuatu yang berpotensi
untuk terjadinya
insiden yang berakibat
pada kerugian.
Risiko adalah kombinasi
dan konsekuensi suatu
kejadian yang
berbahaya dan peluang
terjadinya kejadian
tersebut.
Mustahil untuk
mengetahui semua
bahaya yang ada
POTENSI BAHAYA KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA DAPAT BERUPA BERBAGAI
BENTUK
• Risiko yang ditimbulkan dapat berupa berbagai konsekuensi dan dapat
dibagi menjadi empat kategori besar:
DUA HAL PENTING YANG PERLU DIPERTIMBANGKAN
KETIKA MENCOBA MENGIDENTIFIKASI DAN MENGATASI
RISIKO DI TEMPAT KERJA ADALAH:
Tidak semua pekerja sama
•Manajemen harus menyediakan
lingkungan kerja yang aman untuk pria,
wanita, pekerja penyandang cacat dan lain-
lain karena kebutuhan setiap kelompok
yang mungkin berbeda.
•Contohnya, mengangkat benda berat
selama kehamilan dapat meningkatkan
risiko keguguran. Begitu pula, zat beracun
tertentu yang mengekspos para pekerja
laki-laki muda dapat meningkatkan
kemungkinan cacat lahir pada anak-anak.
Sektor-sektor, perusahaan dan tempat kerja
yang berbeda bisa menghadapi masalah
keselamatan dan kesehatan kerja yang
berbeda
•Kategori tabel di atas mungkin hanya
berlaku sebagian untuk perusahaan dan
mungkin tidak mencakup semua potensi
bahaya/risiko yang ada.
•Ketika menganalisis pajanan (“exposure”)
risiko, kita memikirkan tentang bahaya
lain di luar kategori tersebut (misalnya
bahaya lalu lintas bagi sebuah perusahaan
logistik, kekerasan yang dihadapi oleh
petugas keamanan).
2. Sistem keselamatan dan kesehatan kerja
(SMK3)
 Sistem Manajemen K3 (SMK3) adalah bagian dari sistem
manajemen perusahaan secara keseluruhan yang meliputi
struktur organisasi, perencanaan, pelaksanaan, tanggung
jawab, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan
bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan
pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja
dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan
kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman,
efisien dan produktif.
TUJUAN DAN SASARAN SMK 3
adalah menciptakan suatu sistem keselamatan dan
kesehatan kerja di tempat kerja dengan melibatkan
unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi dan
lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka
mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit
akibat kerja serta terciptanya tempat kerja yang
aman, nyaman, efisien dan produktif
MENGAPA MEMBANGUN AMK3 ITU PENTING??
Menempatkan tenaga kerja sesuai
dengan harkat dan martabatnya sebagai
manusia
Meningkatkan komitment pimpinan
perusahaan dalam melindungi tenaga
kerja
Meningkatkan efisiensi dan produktivitas
kerja untuk menghadapi kompetisi
perdagangan global
Proteksi terhadap industri dalam negeri
dan Meningkatkan daya saing dalam
perdagangan internasional
mencegah penderitaan yang disebabkan
oleh kecelakaan kerja dan kematian
melindungi investasi pada
karyawan melalui perekrutan
dan pelatihan
mengurangi absensi karena
sakit dan cedera, kesalahan dan
interupsi kerja
membantu dalam menjaga
kualitas produk atau jasa
menghemat biaya yang
berkaitan dengan kecelakaan
kerja dan penyakit akibat kerja
Terpantaunya bahaya dan risiko
di perusahaan
MENYIAPKAN ORGANISASI K3
Porgram Kerja P2K3 meliputi :
 A. Safety meeting
 b. Inventarisasi permasalahan K3
 c. Indentifikasi dan inventarisasi sumber bahaya
 d. Penerapan norma K3
 e. Inspeksi secara rutin dan teratur
 f. Penyelidikan dan analisa kecelakaan
 g. Pendidikan dan latihan
 h. Prosedur dan tata cara evakuasi
 i. Catatan dan data K3
 j. Laporan pertanggungjawaban
3. Kebijakan keselamatan dan
kesehatan kerja
PENYUSUNAN KEBIJAKAN K3
Penetapan kebijakan K3
Setiap tingkat pimpinan
dalam perusahaan harus
menunjukkan komitmen
terhadap K3 sehingga SMK3
berhasil diterapkan dan
dikembangkan
Penijauan K3
Setiap pekerja/buruh dan
orang lain yang berada
ditempat kerja harus
berperan serta dalam
menjaga dan mengendalikan
pelaksanaan K3.
BAGIAN-BAGIAN KEBIJAKAN K3
Sebuah bagian
pernyataan atau
prinsip
• menetapkan
bagaimana
keselamatan secara
keseluruhan akan
dikelola dan jelas
menyatakan
komitmen
organisasi terhadap
keselamatan dan
kesehatan
Sebuah Bagian
organisasi
• Rincian siapa yang
bertanggung jawab
untuk apa dan
bagaimana
karyawan dan
perwakilan mereka
masuk ke dalam
system manajemen
keselematan secara
keseluruhan
Sebuah bagian
pengaturan
• Rincian tentang
bagaimana
kegiatan-kegiatan
khusus, fungsi dan
masalah yang akan
dikelola
MENENTUKAN PENANGGUNG JAWAB K3
manajemen
Pastikan semua tingkat manajemen dan seluruh
pekerja tahu isi dan mengikuti kebijakan K3
Menyediakan fasilitas yang memadai dan sumber
daya
Adanya Pelatihan K3
pekerja
Menghormati semua peraturan kesehatan dan
keselamatan
Mengidentifikasi potensi resiko / bahaya pada
workstation mereka
Berpartisipasi dalam Komite K3 bersama
Menciptakan kesadaran di antara rekan sekerja,
termasuk
yang baru, tentang budaya K3 yang dipromosikan
dan diharapkan di tempat kerja mereka.
SOSIALISASI KEBIJAKAN K3
Bila kebijakan K3 harus disosialisasikan
kepada semua pihak yang ada di
perusahaan bak internal maupun eksternal
(termasuk trainee, magang, manajer).
Pekerja baru, supervisor dan manajer perlu
memahami kebijakan K3
4. Pelaksanaan Kebijakan K3
PerencanaanK3
Perencanaan K3 dimaksudkan
untuk menghasilkan rencana K3. Rencana
K3 ini disusun dan ditetapkan oleh
pengusaha dengan mengacu pada kebijakan
K3 yang telah ditetapkan. Dalam menyusun
rencana K3 harus melibatkan Ahli K3,
Panitia Pembina K3, wakil pekerja, dan
pihak lain yang terkait di perusahaan.
Dalam penyusunan rencana K3, pengusaha
harus mempertimbangkan:
 Identifikasi potensi bahaya,
penilaian, dan pengendalian risiko
 Peraturan perundang-undangan dan
persyaratan lainnya
 Sumber daya yang dimiliki
Pelaksanaan
Rencana K3
 Berdasarkan rencana K3 yang telah
ditetapkan, dalam pelaksanaannya
pengusaha didukung oleh SDM di bidang
K3, sarana dan prasarana. SDM yang
dimaksud harus memiliki:
 Kompetensi kerja yang dibuktikan
dengan sertifikat
 Kewenangan di bidang K3 yang
dibuktikan dengan ijin kerja dan/atau
surat penunjukan dari instansi yang
berwenang
Pelaksanaan
Sarana dan prasana yang dimaksud minimal harus terdiri :
a) Organisasi atau unit yang bertanggungjawab di bidang K3
b) Anggaran yang memadai
c) Prosedur operasi/kerja, informasi, dan pelaporan serta
pendokumentasian
d) Instruksi kerja
Syarat minimal kegiatan pelaksanaan rencana K3 harus
meliputi:
a) Tindakan pengendalian
b) Perancangan dan rekayasa
c) Prosedur dan instruksi kerja
d) Penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan
e) Pembelian/pengadaan barang dan jasa
f) Produk akhir
Pemantauan
danEvaluasi
KinerjaK3
 Kegiatannya melalui pemeriksaan, pengujian,
pengukuran, dan audit internal SMK3 dilakukan oleh
SDM yang kompeten, jika tidak memiliki SDM yang
kompeten dapat menggunakan jasa pihak lain. Hasil
pemantauan dan evaluasi kinerja K3 dilaporkan
kepada pengusaha dan digunakan untuk melakukan
tindakan perbaikan yang dilakukan sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan
Peninjauandan
PeningkatanKinerja
SMK3
 Fungsinya untuk menjamin kesesuaian dan efektivitas penerapan SMK3 yang
dilakukan terhadap kebijakan, perencanaan, pelaksanaan,
pemantauan, dan evaluasi untuk melakukan perbaikan dan peningkatan kinerja
dalam hal:
a) Terjadi perubahan peraturan perundang-undangan
b) Adanya tuntutan dari pihak yang terkait dan pasar
c) Adanya perubahan produk dan kegiatan perusahaan
d) Terjadi perubahan struktur organisasi
e) Adanya perkembangan IPTEK, termasuk epidemiologi
f) Adanya hasil kajian kecelakaan di tempat kerja
g) Adanya pelaporan
h) Adanya masukan dari pekerja
untuk mengukur dan menilai kegiatan usaha
keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja selalu
menggunakan tingkat kekerapan kecelakaan, tingkat keparahan
kecelakaan, jumlah kerugian yang
ditimbulkan dan statistik kecelakaan. Metode tersebut hingga saat
ini masih dipergunakan, namun hal itu hanya untuk mengukur
peristiwa kecelakaan yang terjadi dan bersifat reaktif
Mengukur pencapaian
penerapan SMK3
Audit SMK3
 Audit SMK3 adalah pemeriksaan secara sistematis dan independen
terhadap pemenuhan kriteria yang telah ditetapkan untuk mengukur
suatu hasil kegiatan yang telah direncanakan dan dilaksanakan dalam
penerapan SMK3 di perusahaan. (Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 50 Tahun 2012).
Tujuan Audit SMK3
 Tujuan Audit :
1. Menilai secara kritis dan sistimatis semua potensi bahaya potensial dalam
sistem kegiatan operasi perusahaan
2. Memastikan bahwa pengelolaan K3 di perusahaan telah dilaksanakan sesuai
ketentuan
3. Mengendalikan bahaya potensial dan perencanaan tanggap darurat (
emergency respons )
Memilih indikator untuk evaluasi
kemajuan K3
 Kerjasama di Tempat Kerja, Anda belajar tentang
mengidentifikasi dan menggunakan indikator-indikator SMART
untuk mengukur kemajuan dan pentingnya memilih kriteria
yang:
 Specific (Spesifik)
 Measurable (Terukur)
 Achievable (Dapat dicapai)
 Relevant (Relevan)
 Time-bound (Terikat waktu)
UTAMAKAN
KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA

More Related Content

Similar to Kesehatan dan keselamatan kerja- PPT Kel.2 - Copy.pptx

SMK3 & P2K3
SMK3 & P2K3SMK3 & P2K3
SMK3 & P2K3
Ainur
 

Similar to Kesehatan dan keselamatan kerja- PPT Kel.2 - Copy.pptx (20)

Artikel modul 13
Artikel modul 13Artikel modul 13
Artikel modul 13
 
pengurusan
pengurusanpengurusan
pengurusan
 
Makalah kesehatan dan keselamatan kerja
Makalah kesehatan dan keselamatan kerjaMakalah kesehatan dan keselamatan kerja
Makalah kesehatan dan keselamatan kerja
 
KEL. 3 PENGANTAR MANAJEMEN KUALITAS
KEL. 3 PENGANTAR MANAJEMEN KUALITASKEL. 3 PENGANTAR MANAJEMEN KUALITAS
KEL. 3 PENGANTAR MANAJEMEN KUALITAS
 
PP 50 2012 Penerapan SMK3
PP 50 2012 Penerapan SMK3PP 50 2012 Penerapan SMK3
PP 50 2012 Penerapan SMK3
 
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).pptx
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).pptxKeselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).pptx
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).pptx
 
SMK3 AKAMIGAS.ppt
SMK3 AKAMIGAS.pptSMK3 AKAMIGAS.ppt
SMK3 AKAMIGAS.ppt
 
Smk3 untuk pdam
Smk3 untuk pdamSmk3 untuk pdam
Smk3 untuk pdam
 
Modul k3 lh
Modul k3 lhModul k3 lh
Modul k3 lh
 
MATERI ELEMEN KOMPETENSI 3 MENERAPKAN PRAKTIK-PRAKTIK KESEHATAN DAN KESELAMAT...
MATERI ELEMEN KOMPETENSI 3 MENERAPKAN PRAKTIK-PRAKTIK KESEHATAN DAN KESELAMAT...MATERI ELEMEN KOMPETENSI 3 MENERAPKAN PRAKTIK-PRAKTIK KESEHATAN DAN KESELAMAT...
MATERI ELEMEN KOMPETENSI 3 MENERAPKAN PRAKTIK-PRAKTIK KESEHATAN DAN KESELAMAT...
 
Bimbingan Teknis Optimalisasi Tugas dan Fungsi P2K3.pdf
Bimbingan Teknis Optimalisasi Tugas dan Fungsi P2K3.pdfBimbingan Teknis Optimalisasi Tugas dan Fungsi P2K3.pdf
Bimbingan Teknis Optimalisasi Tugas dan Fungsi P2K3.pdf
 
P5 k3-ohsas
P5 k3-ohsasP5 k3-ohsas
P5 k3-ohsas
 
Program pelatihan ak3 umun
Program pelatihan ak3 umunProgram pelatihan ak3 umun
Program pelatihan ak3 umun
 
Sistem SMK3 (Bimtek).ppt
Sistem SMK3 (Bimtek).pptSistem SMK3 (Bimtek).ppt
Sistem SMK3 (Bimtek).ppt
 
SMK3 & P2K3
SMK3 & P2K3SMK3 & P2K3
SMK3 & P2K3
 
Smk3 pp 50 2012
Smk3 pp 50 2012Smk3 pp 50 2012
Smk3 pp 50 2012
 
kebijakan k3.ppt
kebijakan k3.pptkebijakan k3.ppt
kebijakan k3.ppt
 
ppt SMK3.pptx
ppt SMK3.pptxppt SMK3.pptx
ppt SMK3.pptx
 
94 Kebijakan K3 SMK3.pptx
94 Kebijakan K3 SMK3.pptx94 Kebijakan K3 SMK3.pptx
94 Kebijakan K3 SMK3.pptx
 
Perencanaan_K3_OHSAS (1).pptx
Perencanaan_K3_OHSAS (1).pptxPerencanaan_K3_OHSAS (1).pptx
Perencanaan_K3_OHSAS (1).pptx
 

Kesehatan dan keselamatan kerja- PPT Kel.2 - Copy.pptx

  • 1. KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA KELOMPOK 2: ELHAM PRATAMA (2361101002) IMAN RONI (2361101009) RANDI YUSTIAN (2361101012) OKKY VIRGIAWAN (2361101020) YASMAN (2361101028)
  • 2. PEMBAHASAN 1. Potensi bahaya dan risiko ditempat kerja 2. Sistem keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) 3. Kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja 4. Pelaksanaan Kebijakan K3 5. Mengukur Pencapaian penerapan SMK3 Point-point dari kesehatan dan keselamatan kerja
  • 3. 1. POTENSI BAHAYA DAN RISIKO DITEMPAT KERJA • Pencegahan gangguan kesehatan kerja yang terkait cedera, sakit dan kematian adalah bagian kontinuitas dari hari-hari kegiatan usaha. • Tingkat komitmen hanya dapat dibangun jika pekerja, supervisor dan manajer bekerja sama untuk menciptakan suatu sistem keselamatan dan kesehatan kerja yang mereka mengerti dan percaya
  • 4. DEFINISI POTENSI KERJA Potensi Bahaya adalah sesuatu yang berpotensi untuk terjadinya insiden yang berakibat pada kerugian. Risiko adalah kombinasi dan konsekuensi suatu kejadian yang berbahaya dan peluang terjadinya kejadian tersebut. Mustahil untuk mengetahui semua bahaya yang ada
  • 5. POTENSI BAHAYA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAPAT BERUPA BERBAGAI BENTUK • Risiko yang ditimbulkan dapat berupa berbagai konsekuensi dan dapat dibagi menjadi empat kategori besar:
  • 6. DUA HAL PENTING YANG PERLU DIPERTIMBANGKAN KETIKA MENCOBA MENGIDENTIFIKASI DAN MENGATASI RISIKO DI TEMPAT KERJA ADALAH: Tidak semua pekerja sama •Manajemen harus menyediakan lingkungan kerja yang aman untuk pria, wanita, pekerja penyandang cacat dan lain- lain karena kebutuhan setiap kelompok yang mungkin berbeda. •Contohnya, mengangkat benda berat selama kehamilan dapat meningkatkan risiko keguguran. Begitu pula, zat beracun tertentu yang mengekspos para pekerja laki-laki muda dapat meningkatkan kemungkinan cacat lahir pada anak-anak. Sektor-sektor, perusahaan dan tempat kerja yang berbeda bisa menghadapi masalah keselamatan dan kesehatan kerja yang berbeda •Kategori tabel di atas mungkin hanya berlaku sebagian untuk perusahaan dan mungkin tidak mencakup semua potensi bahaya/risiko yang ada. •Ketika menganalisis pajanan (“exposure”) risiko, kita memikirkan tentang bahaya lain di luar kategori tersebut (misalnya bahaya lalu lintas bagi sebuah perusahaan logistik, kekerasan yang dihadapi oleh petugas keamanan).
  • 7. 2. Sistem keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3)  Sistem Manajemen K3 (SMK3) adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, pelaksanaan, tanggung jawab, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.
  • 8. TUJUAN DAN SASARAN SMK 3 adalah menciptakan suatu sistem keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja dengan melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta terciptanya tempat kerja yang aman, nyaman, efisien dan produktif
  • 9. MENGAPA MEMBANGUN AMK3 ITU PENTING?? Menempatkan tenaga kerja sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai manusia Meningkatkan komitment pimpinan perusahaan dalam melindungi tenaga kerja Meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja untuk menghadapi kompetisi perdagangan global Proteksi terhadap industri dalam negeri dan Meningkatkan daya saing dalam perdagangan internasional mencegah penderitaan yang disebabkan oleh kecelakaan kerja dan kematian melindungi investasi pada karyawan melalui perekrutan dan pelatihan mengurangi absensi karena sakit dan cedera, kesalahan dan interupsi kerja membantu dalam menjaga kualitas produk atau jasa menghemat biaya yang berkaitan dengan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja Terpantaunya bahaya dan risiko di perusahaan
  • 10.
  • 12. Porgram Kerja P2K3 meliputi :  A. Safety meeting  b. Inventarisasi permasalahan K3  c. Indentifikasi dan inventarisasi sumber bahaya  d. Penerapan norma K3  e. Inspeksi secara rutin dan teratur  f. Penyelidikan dan analisa kecelakaan  g. Pendidikan dan latihan  h. Prosedur dan tata cara evakuasi  i. Catatan dan data K3  j. Laporan pertanggungjawaban
  • 13. 3. Kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja
  • 14. PENYUSUNAN KEBIJAKAN K3 Penetapan kebijakan K3 Setiap tingkat pimpinan dalam perusahaan harus menunjukkan komitmen terhadap K3 sehingga SMK3 berhasil diterapkan dan dikembangkan Penijauan K3 Setiap pekerja/buruh dan orang lain yang berada ditempat kerja harus berperan serta dalam menjaga dan mengendalikan pelaksanaan K3.
  • 15. BAGIAN-BAGIAN KEBIJAKAN K3 Sebuah bagian pernyataan atau prinsip • menetapkan bagaimana keselamatan secara keseluruhan akan dikelola dan jelas menyatakan komitmen organisasi terhadap keselamatan dan kesehatan Sebuah Bagian organisasi • Rincian siapa yang bertanggung jawab untuk apa dan bagaimana karyawan dan perwakilan mereka masuk ke dalam system manajemen keselematan secara keseluruhan Sebuah bagian pengaturan • Rincian tentang bagaimana kegiatan-kegiatan khusus, fungsi dan masalah yang akan dikelola
  • 16. MENENTUKAN PENANGGUNG JAWAB K3 manajemen Pastikan semua tingkat manajemen dan seluruh pekerja tahu isi dan mengikuti kebijakan K3 Menyediakan fasilitas yang memadai dan sumber daya Adanya Pelatihan K3 pekerja Menghormati semua peraturan kesehatan dan keselamatan Mengidentifikasi potensi resiko / bahaya pada workstation mereka Berpartisipasi dalam Komite K3 bersama Menciptakan kesadaran di antara rekan sekerja, termasuk yang baru, tentang budaya K3 yang dipromosikan dan diharapkan di tempat kerja mereka.
  • 17. SOSIALISASI KEBIJAKAN K3 Bila kebijakan K3 harus disosialisasikan kepada semua pihak yang ada di perusahaan bak internal maupun eksternal (termasuk trainee, magang, manajer). Pekerja baru, supervisor dan manajer perlu memahami kebijakan K3
  • 19. PerencanaanK3 Perencanaan K3 dimaksudkan untuk menghasilkan rencana K3. Rencana K3 ini disusun dan ditetapkan oleh pengusaha dengan mengacu pada kebijakan K3 yang telah ditetapkan. Dalam menyusun rencana K3 harus melibatkan Ahli K3, Panitia Pembina K3, wakil pekerja, dan pihak lain yang terkait di perusahaan. Dalam penyusunan rencana K3, pengusaha harus mempertimbangkan:  Identifikasi potensi bahaya, penilaian, dan pengendalian risiko  Peraturan perundang-undangan dan persyaratan lainnya  Sumber daya yang dimiliki
  • 20. Pelaksanaan Rencana K3  Berdasarkan rencana K3 yang telah ditetapkan, dalam pelaksanaannya pengusaha didukung oleh SDM di bidang K3, sarana dan prasarana. SDM yang dimaksud harus memiliki:  Kompetensi kerja yang dibuktikan dengan sertifikat  Kewenangan di bidang K3 yang dibuktikan dengan ijin kerja dan/atau surat penunjukan dari instansi yang berwenang
  • 21. Pelaksanaan Sarana dan prasana yang dimaksud minimal harus terdiri : a) Organisasi atau unit yang bertanggungjawab di bidang K3 b) Anggaran yang memadai c) Prosedur operasi/kerja, informasi, dan pelaporan serta pendokumentasian d) Instruksi kerja Syarat minimal kegiatan pelaksanaan rencana K3 harus meliputi: a) Tindakan pengendalian b) Perancangan dan rekayasa c) Prosedur dan instruksi kerja d) Penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan e) Pembelian/pengadaan barang dan jasa f) Produk akhir
  • 22. Pemantauan danEvaluasi KinerjaK3  Kegiatannya melalui pemeriksaan, pengujian, pengukuran, dan audit internal SMK3 dilakukan oleh SDM yang kompeten, jika tidak memiliki SDM yang kompeten dapat menggunakan jasa pihak lain. Hasil pemantauan dan evaluasi kinerja K3 dilaporkan kepada pengusaha dan digunakan untuk melakukan tindakan perbaikan yang dilakukan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
  • 23. Peninjauandan PeningkatanKinerja SMK3  Fungsinya untuk menjamin kesesuaian dan efektivitas penerapan SMK3 yang dilakukan terhadap kebijakan, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi untuk melakukan perbaikan dan peningkatan kinerja dalam hal: a) Terjadi perubahan peraturan perundang-undangan b) Adanya tuntutan dari pihak yang terkait dan pasar c) Adanya perubahan produk dan kegiatan perusahaan d) Terjadi perubahan struktur organisasi e) Adanya perkembangan IPTEK, termasuk epidemiologi f) Adanya hasil kajian kecelakaan di tempat kerja g) Adanya pelaporan h) Adanya masukan dari pekerja
  • 24. untuk mengukur dan menilai kegiatan usaha keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja selalu menggunakan tingkat kekerapan kecelakaan, tingkat keparahan kecelakaan, jumlah kerugian yang ditimbulkan dan statistik kecelakaan. Metode tersebut hingga saat ini masih dipergunakan, namun hal itu hanya untuk mengukur peristiwa kecelakaan yang terjadi dan bersifat reaktif Mengukur pencapaian penerapan SMK3
  • 25. Audit SMK3  Audit SMK3 adalah pemeriksaan secara sistematis dan independen terhadap pemenuhan kriteria yang telah ditetapkan untuk mengukur suatu hasil kegiatan yang telah direncanakan dan dilaksanakan dalam penerapan SMK3 di perusahaan. (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012).
  • 26. Tujuan Audit SMK3  Tujuan Audit : 1. Menilai secara kritis dan sistimatis semua potensi bahaya potensial dalam sistem kegiatan operasi perusahaan 2. Memastikan bahwa pengelolaan K3 di perusahaan telah dilaksanakan sesuai ketentuan 3. Mengendalikan bahaya potensial dan perencanaan tanggap darurat ( emergency respons )
  • 27. Memilih indikator untuk evaluasi kemajuan K3  Kerjasama di Tempat Kerja, Anda belajar tentang mengidentifikasi dan menggunakan indikator-indikator SMART untuk mengukur kemajuan dan pentingnya memilih kriteria yang:  Specific (Spesifik)  Measurable (Terukur)  Achievable (Dapat dicapai)  Relevant (Relevan)  Time-bound (Terikat waktu)