Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien kejang demam, meliputi definisi kejang demam, klasifikasi, gejala, penyebab, diagnosis banding, tata laksana, dan diagnosa serta intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk merawat pasien kejang demam.
Dokumen tersebut membahas tentang tuberkulosis pada anak, termasuk epidemiologi, definisi, etiologi, patofisiologi, gejala klinis, diagnosis, klasifikasi, terapi, pemantauan, edukasi, dan pencegahan tuberkulosis pada anak. Diagnosis tuberkulosis pada anak didasarkan pada skoring sistem gejala dan pemeriksaan fisik dengan skor lebih dari 6.
diagnosis dan tatalaksana pada bayi dari ibu HIVcendyandestria
Dokumen tersebut membahas tentang diagnosis dan penatalaksanaan bayi baru lahir dari ibu terinfeksi HIV, meliputi penjelasan mengenai penularan HIV dari ibu ke anak, diagnosis infeksi HIV pada anak, serta rekomendasi penggunaan antiviral profilaksis dan kotrimoksazol untuk mencegah penularan lebih lanjut."
Membaca elektrokardiografi adalah kompetensi standar para dokter dan perawat di gawat darurat. Dari sekian banyak metode membaca EKG, saya menawarkan cara membaca EKG yang bisa dikembangkan secara sistematis melalui latihan. Silakan dinikmati.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien kejang demam, meliputi definisi kejang demam, klasifikasi, gejala, penyebab, diagnosis banding, tata laksana, dan diagnosa serta intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk merawat pasien kejang demam.
Dokumen tersebut membahas tentang tuberkulosis pada anak, termasuk epidemiologi, definisi, etiologi, patofisiologi, gejala klinis, diagnosis, klasifikasi, terapi, pemantauan, edukasi, dan pencegahan tuberkulosis pada anak. Diagnosis tuberkulosis pada anak didasarkan pada skoring sistem gejala dan pemeriksaan fisik dengan skor lebih dari 6.
diagnosis dan tatalaksana pada bayi dari ibu HIVcendyandestria
Dokumen tersebut membahas tentang diagnosis dan penatalaksanaan bayi baru lahir dari ibu terinfeksi HIV, meliputi penjelasan mengenai penularan HIV dari ibu ke anak, diagnosis infeksi HIV pada anak, serta rekomendasi penggunaan antiviral profilaksis dan kotrimoksazol untuk mencegah penularan lebih lanjut."
Membaca elektrokardiografi adalah kompetensi standar para dokter dan perawat di gawat darurat. Dari sekian banyak metode membaca EKG, saya menawarkan cara membaca EKG yang bisa dikembangkan secara sistematis melalui latihan. Silakan dinikmati.
Pasien wanita berusia 64 tahun dirawat dengan diagnosis stroke iskemik pons dan hipertensi tidak terkontrol. Gejala awal penurunan kesadaran, kelemahan anggota gerak kanan, dan pusing. Pemeriksaan menunjukkan paresis saraf kranial dan hemiparesis. CT scan menunjukkan infark pons. Terapi dilakukan untuk menurunkan tekanan darah dan mencegah komplikasi.
Dokumen tersebut membahas pendekatan klinis gangguan neurologis, meliputi:
1. Defisit neurologis fokal dan global, dengan gejala seperti hemiparesis, gangguan sensorik, dan koordinasi.
2. Pentingnya anamnesa untuk mengetahui durasi, lokasi, dan luasnya lesi.
3. Pemeriksaan fisik neurologis untuk menilai kesadaran, motorik, sensorik, dan fungsi otak.
Meningitis adalah radang pada selaput otak dan sumsum tulang belakang yang disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, atau jamur. Gejalanya meliputi sakit kepala, demam, dan perubahan kesadaran. Diagnosis didasarkan pada pemeriksaan cairan sumsum tulang belakang, dan pengobatan berupa antibiotik. Prioritas perawatan menitikberatkan pada memaksimalkan fungsi otak, mencegah komplikasi, serta memberikan dukun
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien stroke yang mencakup definisi, etiologi, gejala, klasifikasi, faktor risiko, diagnosis, penatalaksanaan, dan perawatan untuk stroke.
Pasien wanita berusia 64 tahun dirawat dengan diagnosis stroke iskemik pons dan hipertensi tidak terkontrol. Gejala awal penurunan kesadaran, kelemahan anggota gerak kanan, dan pusing. Pemeriksaan menunjukkan paresis saraf kranial dan hemiparesis. CT scan menunjukkan infark pons. Terapi dilakukan untuk menurunkan tekanan darah dan mencegah komplikasi.
Dokumen tersebut membahas pendekatan klinis gangguan neurologis, meliputi:
1. Defisit neurologis fokal dan global, dengan gejala seperti hemiparesis, gangguan sensorik, dan koordinasi.
2. Pentingnya anamnesa untuk mengetahui durasi, lokasi, dan luasnya lesi.
3. Pemeriksaan fisik neurologis untuk menilai kesadaran, motorik, sensorik, dan fungsi otak.
Meningitis adalah radang pada selaput otak dan sumsum tulang belakang yang disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, atau jamur. Gejalanya meliputi sakit kepala, demam, dan perubahan kesadaran. Diagnosis didasarkan pada pemeriksaan cairan sumsum tulang belakang, dan pengobatan berupa antibiotik. Prioritas perawatan menitikberatkan pada memaksimalkan fungsi otak, mencegah komplikasi, serta memberikan dukun
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien stroke yang mencakup definisi, etiologi, gejala, klasifikasi, faktor risiko, diagnosis, penatalaksanaan, dan perawatan untuk stroke.
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
2. • Kejang merupakan kedaruratan
• Orangtua pasien panik
• Dokter kadang juga panik
• Melakukan pemeriksaan penunjang yang tidak perlu
• Perlunya pendekatan diagnosis kejang
• Tatalaksana kejang dan etiologi
2
3. Brodie MJ. Epileptic Disord.2018;20:77-87
DEFINISI KEJANG
• Tanda dan/atau gejala sementara
yang timbul akibat aktifitas
sekelompok sel-sel neuron di otak
bersifat berlebihan, abnormal dan
simultan.
• Paroksismalitas:
• Gangguan kesadaran, tingkah
laku/emosi, motorik/sensorik/
otonom
• Akibat kelainan anatomi,
fisiologi, biokimia atau
gabungan
5. KEJANG ATAU BUKAN KEJANG ?
Smith dkk, 1998
Wilfong A. www.uptodate.com
Keadaan Kejang Bukan kejang
Awitan tiba-tiba gradual
Kesadaran (kejang umum) terganggu tidak terganggu
Gerakan ekstremitas sinkron asinkron
Sianosis sering jarang
Gerak abnormal mata selalu jarang
Lama detik-menit beberapa menit
Dapat diprovokasi jarang hampir selalu
EEG iktal abnormal selalu tidak pernah
Kondisi setelah serangan Bingung, lemas,
lelah, air liur
normal
8. ANAMNESIS
• Deskripsi, frekuensi,
durasi, interval
• Kondisi sebelum dan
sesudah kejang
terutama kesadaran
• Sekuens waktu antara
kejang dan gejala lain
• Demam
• Batuk,pilek, diare, muntah,
sesak, ruam kulit
• Riwayat trauma, penyakit
kronik (hemofilia,
penyakit hati/ginjal)
• Riwayat kejang dalam keluarga
KEJANG GEJALA LAIN
9. • Juling, jalan sempoyongan,
mulut mencong, ggn.
bicara/menelan, perubahan
perilaku
• Lemas satu sisi/ seluruh
anggota tubuh
PENINGKATAN TEKANAN
INTRAKRANIAL
• Muntah, sakit kepala
• Banyak tidur, sulit
dibangunkan, tidak sadar
DEFISIT NEUROLOGIS LAIN
ANAMNESIS
10. • Kesadaran
• Tanda-tanda vital
• Tanda infeksi
• Tanda penyakit kronis
• Tanda-tanda trauma
PEMERIKSAAN FISIK UMUM
11. • Kesadaran :glasgow coma scale
• Pemeriksaan kepal
• Tanda rangsang meningeal
Berg. Principlesofchildneurology1996.5-22 Menkes. ChildNeurology 2005;1-27
Haslam. NelsonPediatric 2004:1973-83
KESADARAN DAN SARAF KRANIAL
• Observasi klinis pasien secara praktis
– Asimetris wajah – Saraf Otak VII
– Posisi bahu asimetris – Saraf Otak XI
– Doll’s eye movement. – Saraf otak III–IV-VI
– Refleks cahaya +/+, kontak visual – Saraf Otak II – III
SARAF KRANIAL : SULIT DIPERIKSA?
14. PEMERIKSAAN SARAF KRANIAL
• Posisi uvula dan laring – Saraf Otak IX
• Posisi lidah ditengah – Saraf Otak XII
• Refleks menghisap baik – Saraf Otak VII – IX
– X - XII
1. Berg. Principles of child neurology 1996.5-22
2. Menkes. Child Neurology 2005; 1-27
3. Haslam. Nelson Pediatric 2004:1973-83
• PEMERIKSAAN PRAKTIS
– SAAT MENANGIS - MULUT TERBUKA
15. PEMERIKSAAN EKSTREMITAS
Tonus otot :
hipertonia/
spastis
Refleks
patologis
Kekuatan
motorik,
simetris/asimetris
Koordinasi
dan
keseimbangan
Cara jalan
(gait)
Refleks fisiologis
17. INDIKASI CT-SCAN/ MRI
• Epilepsi fokal (klinis/ EEG)
• Defisit neurologis yang jelas
• Kelainan neurokutan
• Khas gejala sindrom tertentu
• Status epilepticus/ epilepsy intraktabel
18. INDIKASI EEG
• Pemeriksaan EEG tidak diperlukan untuk kejang
demam, KECUALI apabila bangkitan bersifat fokal.
EEG hanya dilakukan pada kejang fokal untuk
menentukan adanya fokus kejang di otak yang
membutuhkan evaluasi lebih lanjut.
19. INDIKASI LUMBAL PUNGSI
• Terdapat tanda dan gejala rangsang meningeal
• Terdapat kecurigaan adanya infeksi SSP berdasarkan
anamnesis dan pemeriksaan klinis
• Dipertimbangkan pada anak dengan kejang disertai
demam yang sebelumnya telah mendapat antibiotik
dan pemberian antibiotik tersebut dapat mengaburkan
tanda dan gejala meningitis.
American Academy of Pediatrics, Subcommittee on Febrile Seizure. Pediatr. 2011;127:389-94.
Kesepakatan UKK Neurologi IDAI. 2016.
23. Klinis Ensefalitis virus
Meningitis
bakterialis
Meningitis
TBC
Abses otak
Paresis saraf
kranial
+/- +/- >> +/- (tergantung
lokasiabses)
Hidrosefalus (-) +/- >> +/- (tergantung
lokasiabses)
EEG Hanya spesifik
pada HSV
Tidak
membantu D/
Tidak
membantu D/
Tidak
membantu D/
CT/MRI Hanya spesifik
pada HSV
Mencari
komplikasi
Membantu
diagnosis
Membantu
diagnosis
Perbaikan
kesadaran
Lambat
HSV: cepat
Cepat Lambat Cepat
Terapi HSV :asiklovir IV Antibiotika+K S
Bedah jika
ada
OAT+KS
Bedah jika
ada
komplikasi
Antibiotika +
Bedah
MANIFESTASI KLINIS INFEKSI SSP
27. KEJANG TANPA DEMAM
FUS Epilepsi Tumor
Trauma
kepala
Kelainan
metabolik
Onset Akut Akut Kronik Akut Akut/kronik
Anamnesis Kejang Kejang Tergantung
lokasi
Riw.trauma,
mekanism e
trauma Kejang,
tidak sadar
Kejang, tidak
sadar, gejala
penyakit
primer
Pemeriksaan neurologi
post iktal
Normal Normal Tergantung
lokasi tumor
Tergantung
derajat trauma
kepala
Bersifat
general
Pemeriksaan Penunjang EEG EEG
Pencitraan bila
perlu
CT-Scan/
MRI
CT-scan Tergantung
penyakit primer
Penyakit primer (-) (-) (-) (-) (+)
28. • Kejang tanpa provokasi, berlangsung
dalam 1 episode 24 jam.
• Walaupan kejang berulang, kalau masih
dalam 24 jam :FUS
First
unprovoked
seizures
• Kejang tanpa provokasi 2 kali/lebih,
interval lebih dari 24 jam
• Di luar serangan anak kembali
normal
Epilepsi
PERBEDAAN FUS DAN EPILEPSI
Pellock’s Pediatric Epilepsy Diagnosis andtherapy. 2017.
Report of QSS of the AAN and the Practice Committeeof the CNS. Neurology.2003;60:166-75.
ILAE Comiision Report. Epilepsia2014;55:475-82
29. First Unprovoked Seizures
• Risiko berulang :
– Overall : 27%-71%
– Tanpa riw kejang sebelumnya : 27%-44%
– Berulang dalam 2 tahun : 40-50%
• Perlu pemeriksaan EEG
• Pencitraan jika kejang bersifat fokal
• Tidak perlu terapi obat jangka panjang, kecuali kondisi
tertentu
Pellock’s Pediatric Epilepsy Diagnosis and therapy. 2017. Hitz D, Berg A,
Bettis D. Neurology 2003;60:166-75.
Berg AT.Epilepsia.2008;49:13-8.
Shinnar S, berg AT,O’Dell C. Ann Neurol2000;48:140-7.
1
30. •
•
• Epilepsi
– Serangan paroksismal berulang 2 kali atau lebih tanpa
provokasi, interval > 24 jam.
– Serangan : gangguan kesadaran, perilaku, emosi, motorik
atau sensoris, berhenti secara spontan
– Post iktal : tampak bingung, lelah, kadang keluar air
liur/busa/inkontinensia urin, setelah itu tidur
• Setelah tidur kondisi kembali normal seperti biasa
• Pemeriksaan penunjang : EEG harus ; pencitraan jika kejang
fokal
Swaiman KF.Pediatric Neurology principles & practice 2012
2 EPILEPSI
45. • Kejang sebagian besar berhenti sendiri dalam waktu < 5 menit
• Yang harus dicegah : kejang berubah menjadi status epileptikus (SE).
Marawar R. Crit Care Res and Pract.2018 Behera CMK.
MJAFI 2005
STATUS EPILEPTIKUS
• Kejang yang berlangsung terus menerus selama > 30
menit (umum), > 60 menit (fokal)
• Kejang berulang dalam waktu > 30 menit dimana
diantara episode kejang anak tidak sadar.
• Praktis : kejang > 5 menit diperlakukan sebagai SE
(kejang umum), 10 menit (kejang fokal)
STATUS
EPILEPTIKUS
SE
46. Diazepam (IV, rektal)
• Onset 3-5 menit, lama efek terapi 15-20 menit
• ES : sedasi, hipotensi, depresi napas
Midazolam (IV,IM, buccal)
• Efek terapi 2-5 menit, lama efek terapi 30-60 menit
• ES : depresi napas
Fenitoin (IV)
• Onset terapi 10-30 menit, lama efek terapi 12-24 jam
• ES : hipotensi, aritmia pada pemberian bolus cepat
Fenobarbital (IV,IM)
• Onset terapi 10-20 menit, lama efek terapi 1-3 hari
• ES : depresi napas, hipotensi
OBAT ANTI KONVULSAN
47.
48. PRINSIP TATALAKSANA STATUS EPILEPTIKUS
PADA BAYI DAN ANAK
Rosenow F.Epileptic Disord 2002
Sirven JI. Am Fam Physician 2003
1 Resusitasi 2
3
Mencegah kejang
berulang : terapi
rumatan
4
Penghentian kejang
Investigasi etiologi
49. RESUSITASI
• Bebaskan jalan napas, posisi, suction
• Berikan oksigen
• Monitor nadi, tekanan darah, EKG
• Akses vena
Airway
Breathing
Circulation
Dextrose
Established
• Cek GD, koreksi jika terdapat hipoglikemia
52. TERAPI RUMATAN
• Kelainan metabolik : jika penyebab sudah dapat
dikoreksi tidak diperlukan terapi rumat
• Infeksi SSP akut,perdarahan intrakranial: berikan
terapi rumat selama perawatan
• Tumor/abses : terapi rumat diberikan selama masih
ada tumor/abses
• Epilepsi, berikan obat anti epilepsi
• Kejang demam : sesuai indikasi terapi rumatan
pada kejang demam
53. TERAPI RUMATAN JIKA KEJANG BERHENTI
• Diazepam : terapi rumatan dengan fenobarbital/fenitoin IV.
– Loading dose diikuti dosis rumatan 12 jam setelah inisial Fenitoin,
terapi rumatan dengan fenitoin IV,dimulai 12 jam setelah dosis inisial
– Dosis 5-10 mg/kgBB/hari dibagi 2 IV.
• Fenobarbital, terapi rumatan dengan fenobarbital IV, dimulai 12 jam
setelah dosis inisial
– Dosis 4-6 mg/kgBB/hari dibagi 2 IV.
• Midazolam lini keempat , terapi rumatan fenitoin/fenobarbital tetap
diberikan sebagaback-up antikonvulsan long-acting. Jika kejang berhenti
dalam 24 jam, mulai turunkan perlahan midazolam
54. PROFILAKSIS KEJANG DEMAM
1. Antikonvulsan intermitten à hanya diberikan saat
demam
2. Antikonvulsan rumatan à diberikan selama 1 th bebas
kejang tanpa tapering off
KDS à terapi intermitten
KDK à terapi rumatan diberikan jika terapi intermitten gagal
55. PROFILAKSIS INTERMITTEN
- Diazepam oral 0,3 mg/kg/kali tiap 8 jam, maks
7,5mg/kali selama 48 jam demam
- Indikasi jika ditemukan salah satu faktor risiko:
1. Kelainan neurolgois berat, misalnya CP
2. Berulang 4x atau lebih dalam setahun
3. Usia <6 bl
4. Bila kejang terjadi pada suhu <39C
5. Apabila pada episode KD sebelumnya, suhu tubuh
meningkat dengan cepat
56. PROFILAKSIS RUMATAN
- Asam valproate 15-40 mg /kgBB/hari dibagi 2 dosis
atau fenobarbital 3-4 mg/kg/hari dibagi 1-2 dosis
- Indikasi jika ditemukan salah satu faktor risiko:
1. Kejang fokal
2. Lama kejang >15 menit
3. Terdapat kelainan neurologis yang nyata sebelum
DAN setelah kejang, seperti CP, hemiparesis,
hidrosefalus
57. PENCEGAHAN KEJANG
1. ATASI ETIOLOGI KEJANG
2. Kejang demam à cegah demam, cari etiologi demam,
berikan obat profilaksis jika perlu
3. Epilepsi à patuhi minum OAE sesuai jadwal, dosis
disesuaikan dengan BB dan frekuensi kejang
4. Hindari pemicu kejang à games, terlambat makan,
stress, kurang tidur, dll
5. Memantau efek samping obat, tumbuh kembang anak,
dan efek psikologis pada anak
58. EDUKASI ORANGTUA
1. Saat anak kejang, letakkan anak ditempat yang datar, luas, dan bebas
sehingga anak tidak cedera
2. Posisikan anak tidur miring agar tidak aspirasi
3. Longgarkan pakaian
4. Jangan memasukkan apapun ke mulut anak saat kejang
5. Bila tersedia obat kejang per rektal dan OT telah terlatih dapat diberikan
antikejang per rektal
6. Catat lama kejang, bentuk kejang, bila perlu videokan untuk dilihatkan
kepada dokter
7. Amati kondisi anak, jika kejang >5 menit dan/ anak tampak biru segera ke
faskes
8. Bekerja sama dengan guru dan pihak sekolah untuk penanganan kejang
disekolah dan pencegahan bullying
9. Memantau tumbuh kembang anak
59. • Tentukan gejala yang tampak kejang atau bukan.
• Clinical judgment sangat penting dalam
menentukan pemeriksaan penunjang yang
diperlukan dan penegakan diagnosis
• Pemberantasan kejang akut dengan baik
dan benar sangat menentukan