Huruf Arab memiliki nilai numerik yang terkait dengan angka. Nilai ini disebut Al-Jumal atau Gematria. Ada beberapa kalimat dalam Islam yang jika dihitung nilai huruf-hurufnya akan sama, menunjukkan adanya keterkaitan makna di antara kalimat-kalimat tersebut. Contohnya adalah kalimat "Allahu Akbar" dan "Ar-Rahim" yang nilainya 289, menunjukkan keagungan dan kasih sayang Allah.
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Keistimewaan nilai fix
1. 1
KEISTIMEWAAN NILAI-NILAI DARI HURUF ARAB
Hai sobat disini saya akan
memberikan info mengenai huruf
yang biasa digunakan di dunia.
Umumnya huruf yang sering
digunakan adalah huruf alphabet
tetapi pada nyatanya huruf arab pun
mempunyai peran yang sama dalam
penulisan sebuah kalimat yang
nantinya akan menghasilkan makna
dan arti. Nah di sini saya akan
menjelaskan tentang huruf arab.
Huruf dalam Bahasa Arab
disebut Huruf Hijaiyah. Pada jaman
Nabi Muhammad, belum dikenal
bilangan atau angka 0,1,2,3,…,9.
Mereka menggunakan huruf-huruf
arab untuk menuliskan bilangan.
Tata cara menghitung nilai dalam
Bahasa Arab disebut Al-Jumal atau
disebut juga Gematria.
Angka yang kita kenal
sekarangyaitu (1,2,3,dst.) sebenarnya
dikenal belum lama oleh manusia.
Sebelumnya untuk kepentingan
perdagangan, orang melakukan
perhitungan berdasarkan simbol atau
karakter yang merepresentasikan
sebuah angka. Dalam sejarah
dijumpai beberapa representasi yang
berbeda untuk angka-angka atau
bilangan dan untuk proses dasar
perhitungan. Pada awalnya dijumpai
angka-angka yang diucapkan dan
angka-angka yang disimbolkan
dengan jari tangan (diindikasikan
oleh posisi tangan dan jari-jari).
Selanjutnya untuk pencatatan secara
permanen dan perhitungan
diperlukan apa yang disebut sebagai
“NUMERAL” yang merupakan
sebuah simbol atau karakter yang
digunakan untuk mewakili sebuah
bilangan.
Kita pasti mengenal betul
sistem bilangan Romawi yang masih
sangat dikenal pada saat ini, seperti
I=1, V=5, X=10, L=50, C=100,
D=500 dan M=1000. Misalnya untuk
menuliskan 164 disimbolkan dengan
CLXIV. Seperti halnya pada sistem
bilangan Romawi, sistem bilangan
juga dikenal pada huruf-huruf Arab.
Bilangan yang ditandai pada setiap
huruf dikenal sebagai “nilai numerik
(numerical value atau gematrical
value)”.
Sistem bilangan abjad telah
digunakan oleh bangsa arab sejak
2. 2
abad ke-8 sebelum digunakannya
angka arab. Di masa kini kata
“abjad” memiliki makna umum dari
susunan huruf-huruf, istilah “abjad”
diambil dari empat huruf arab,
yakni,ا(Alif), ب(Ba),ج(jim),
danد(Dal).
Susunan huruf arab bukan
didasarkan kesamaan huruf seperti
yang kita kenal atau biasa
disebutا(Alif),ب(Ba),ت(Ta),ث(Tsa)
, namun disusun berdasarkan
susunan abjad atau biasa disebut
“Abjadiyah” atau “Abajadun”..
Dapat di lihat seperti pada tabel
berikut :
Nilai
Huruf
Hijaiyah
Urutan
Huruf
Hijaiyah
Urutan
Huruf
Latin
1 ا A
2 ب B
3 ج C
4 د D
5 ه E
6 و F
7 ز G
8 ح H
9 ط I
10 ي J
20 ك K
30 ل L
40 م M
50 ن N
60 س O
70 ع P
80 ف Q
90 ص R
100 ق S
200 ر T
300 ش U
400 ت V
500 ث W
600 خ X
700 ذ Y
800 ض Z
900 ظ -
1000 غ -
Keterangan
untukۃ(Ta’Marbuthoh) nilainya sama
dengan huruf ہ (Ha’) serta apabila
terdapat huruf yang bertumpang
misalnya ٶnilainya berlaku untuk
huruf yang atasnya.
Pemberian nilai Huruf Arab
atau yang dikenal dengan Al-Jumal
disusun dengan kaidah sataun,
puluhan, ratusan dan seribu yaitu
3. 3
pada hurufغ(Ghain). Menurut salah
seorang Ustadzah di sebuah
pesantren di Tasikmalaya tepatnya
Pesantren Riyadlul Ulum
Wadda’wah mengatakan bahwa
“Penilaian Huruf Arab sudah
menjadi ketentuan yang berlaku.
Diawali dengan huruf Alif nilainya 1
dan diakhiri dengan huruf Ghain
nilainya 1000. Nilai huruf yang lebih
dari 10 selanjutnya merupakan
kelipatan sepuluh. Kemudian setelah
sampai pada nilai seratus, huruf arab
tersebut mempunyai nilai angka pada
kelipatan seratus, sampai pada huruf
terakhir yaitu huruf غ(Ghain) yang
mempunyai nilai 1000”.
Ada beberapa kata atau
kalimat dalam islamyang apabila
diuraikan dan dijumlahkan
mempunyai nilai angka yang sama.
Dapat dikatakan bahwa kalimat-
kalimat tersebut apabila diulas dan
ditelaah akan saling berkaitan.
Beberapa contoh kalimat yang saling
berkaitan yaitu :
1. Lafad “Allohu Akbar” dan “Ar
Rahiim” mempunyai nilai angka
289.
ر ب ك ا ہ ل ل ا
200 2 20 1 5 30 30 1
م ي ح ر ل ا
40 10 8 200 30 1
Lafad “Allohu Akbar”
mengandung arti bahwa Allah Maha
Besar dan “Ar Rahiim” mengandung
arti Allah Maha Penyanyang.
Kaitannya ialah karena keagungan
dan kebesaran Allah kita selaku
umat-Nya senantiasa disayangi-Nya
dengan diberikannya kenikmatan
hidup dan cobaan yang menunjukan
bahwa Allah menyayangi umatnya.
2. Lafad “Al Mu’min” dan “Al
Salam” mempunyai nilai angka
162.
ن م ٶ م ل ا
50 40 1 40 30 1
م ا ل س ل ا
40 1 30 60 30 1
Lafad “Al Mu’min”
mengandung arti bahwa Allah Maha
Pemberi Keamanan dan “Al Salam”
4. 4
mengandung arti Allah Maha
Pemberi Kedamaian. Kaitannya ialah
Allah akan senantiasa memberikan
keamanan kepada umatnya yang
senantiasa memuji dan
mengangungkan namanya sehingga
kita selaku umatnya akan selalu
merasa damai dalam lindungan
Allah.
3. Lafad “Al Qoyyuum” dan “Al
Afuww” mempunyai nilai angka
187.
م و ي ق ل ا
40 6 10 100 30 1
و ف ع ل ا
6 80 70 30 1
Lafad “Al Qoyyuum”
mengandung arti bahwa Allah Maha
Berdiri Sendiri dan “Al Afuww”
mengandung arti Allah Maha
Pemaaf.Jika dikaitkan Allah Maha
Berdiri Sendiri tidak bergantung
pada siapapun terlebih Allah akan
selalu memaafkan hamba-Nya yang
bersungguh-sungguh memohon
ampunan-Nya. Allah tidak meminta
pendapat terhadap siapapun,
dikarenakan Allah lah yang lebih
mengetahui tentang segalapun yang
terjadi di muka bumi ini.
4. Lafad “Hakimu” dan “Hukama”
mempunyai nilai angka 69.
م ك ا ح
40 20 1 8
أ م ك ح
1 40 20 8
Lafad “Hakimu”
mengandung arti yaitu hakim dan
“Hukama” artinya bijaksana.
Kaitannya yaitu apabila seseorang
menjadi seorang hakim maka ia
harus menjadi hakim yang bijaksana
dalam memutuskan suatu perkara.
5. Lafad “Jinnazu” dan “Jabbanah”
mempunyai nilai angka 61.
ز ا ن ج
7 1 50 3
ۃ ا ن ب ج
5 1 50 2 3
5. 5
Lafad “Jinnazu” mengandung
arti jenazah dan “Jabbanah”
mengandung arti kuburan. Kaitannya
yaitu setiap jenazah akan di
kebumikan ke liang lahat tepatnya di
kuburan.
6. Lafad “Hallaqu” dan “Halqon”
mempunyai nilai angka 139.
ق ا ل ح
100 1 30 8
ا ق ل ح
1 100 30 8
Lafad “Hallaqu” mengandung
arti yaitu tukang cukur dan “Halqon”
mengandung arti yaitu mencukur
rambut. Kaitannya yaitu seorang
tukang cukur bekerja untuk
mencukur rambut para
pelanggannya.
7. Lafad “Khori’a” dan “Khur’u”
mempunyai nilai angka 801.
ٸ ر خ
1 200 600
ء ر خ
1 200 600
Lafad “Khori’a” artinya
buang air dan “Khur’u” artinya
kotoran. Kaitannya yaitu yang
dikatakan buang air berarti
membuang kotoran yang terdapat
dalam tubuh melalui lubang tertentu.
8. Lafad “Khuwaithu” dan
“Khuyuutu” mempunyai nilai
angka 625.
ط ي و خ
9 10 6 600
ط و ي خ
9 6 10 600
Lafad “Khuwaithu” artinya
serabut dan “Khuyuutu” artinya
benang. Kaitannya yaitu benang
terbuat dari serabut kapas yang atau
kapuk yang dipintal menggunakan
alat sehingga menjadi benang yang
panjang yang dapat digunakan untuk
menjahit pakaian.
6. 6
9. Lafad “Darrosa” dan “Darsun”
mempunyai nilai angka 264.
س ر د
60 200 2
س ر د
60 200 2
Lafad “Darrosa” mengandung
arti yaitu mengajar dan “Darsun”
artinya pelajaran. Kaitannya yaitu
dalam kegiatan mengajar, seorang
pendidik memberikan materi
pelajaran yang akan dibahas dalam
kegiatan belajar mengajar.
10. Lafad “Qoodi” dan “Qodo’u”
mempunyai nilai angka 901.
ض ا ق
800 1 100
أ ض ق
1 800 100
Lafad “Qoodi” artinya pun
sama dengan lafad “Hakimu” yaitu
hakim dan “Qodo’u” artinya
keputusan. Kaitannya yaitu dimana
seorang hakimlah yang memberikan
keputusan penuh atas hasil dari suatu
persidangan.
11. Lafad “Ilmu” dan “Amalu”
mempunyai nilai angka 140.
م ل ع
40 30 70
ل م ع
30 40 70
Lafad “Ilmu” dan “Amalu”
mempunyai suatu keterkaitan, dimana
ilmu yang bermanfaat merupakan
suatu amalan yang tidak aka ada
putus-putusnya.
12. Lafad “Fariha” dan “Farihu”
mempunyai nilai angka 288.
ح ر ف
8 200 80
ح ر ف
8 200 80
Lafad “Fariha” artinya
senang dan “Farihu” artinya ceria.
Kaitannya yaitu semua orang yang
7. 7
senang pasti ia ceria, tetapi tidak
semua orang yang ceria itu dia merasa
senang.
13. Lafad “Anta” dan “Anti”
mempunyai nilai angka 451.
ت ن ا
400 50 1
ت ن ا
400 50 1
Kedua lafad tersebut saling
berkaitan, mempunyai arti yang sama
yaitu engkau, tetapi dalam
penggunaannya berbeda. “Anta”
untuk laki-laki dan “Anti” untuk
perempuan.
14. Lafad “Assalammualaikum”
dan “Alaikumussalam” mempunyai
nilai angka 332. Kaitannya yaitu
sama halnya dengan hokum Newton
III yang menyatakan F aksi dan F
reaksi. Assalammualaikum dan
Alaikumussalam juga merupakan
hubungan timbal balik (aksi-reaksi),
dimana satu pihak memdo’akan
untuk keselamatan pihak lainnya dan
pihak lainnya membalas pula dengan
memdo’akannya.
Nah itulah bahasan mengenai
nilai angka yang terdapat dalam
huruf arab. Istimewa sekali yah nilai-
nilai angka dari huruf arab itu. Ayo
kalian pun dapat mencoba
menemukan lebih banyak lagi
kalimat yang berkaitan dengan
kalimat lain dalam islam dengan
melalukan perhitungan seperti di
atas. Selamat mencoba !.
Laporan Observasi
Untuk mendapatkan jawaban
mengenai nilai angka pada huruf
Hijaiyah mengapa setelah nilai 10
tidak langsung 11 melainkan bernilai
20 pada huruf Kaf (ك), penulis
melakukan pencarian melalui media
internet, kemudian penulis berusaha
bertanya kepada yang lebih
tahudalam bidangnya. Awalnya
penulis meminta bantuan kepada
salah satu santri di suatu pesantren
Riyadlul Ulum Wadda’wah yang
bernama Itang untuk menanyakan
alasan tersebut kepada
ustad/ustadzahnya. Setelah
8. 8
mendapatkan jawaban dari ustadzah
seperti yang telah dikatakan di atas,
penulis bermaksud untuk
menanyakannya kepada
ustadzahnyasecara langsung dengan
mendatangi pesantren tersebut.
Tepatnya pada hari Jum’at,
12 Juni 2015 pukul 08:00 pagi,
penulis mendatangi pesantren
tersebut bermaksud untuk menemui
ustadzah tersebut. Setelah bertemu
dengan seorang ustadzah yang
awalnya ditemui Itang, penulis
kemudian menanyakan secara
langsung permasalahan yang
dipertanyakan penulis.
Beliau mengatakan “ Tata
cara menghitung nilai huruf dalam
bahasa arab itu disebut Al-Jumal atau
disebut juga Gematria. Salah satu
tokoh utama dalam pengembangan
kaidah Al-Jumal adalah al kemis
muslim terkemuka yaitu Jabir Ibn
Hayyan, beliau diakui sebagai bapak
kimia modern. Karena aplikasi
praktis beliau yang pertama adalah
pada penafsiran arti tersembunyi
pada surat Al-Hadid yang
mengungkapkan kimiawi besi,
makanya beliau dijuluki dan diakui
sebaagai bapak kimia modern.
Adapun komposisi huruf arab dalam
bentuk tabel Al Jumal berbeda
dengan susunan huruf abajad atau
huruf latin. Al Jumal huruf arab
disusun dengan kaidah satuan,
puluhan, ratusan, dan seribu. Ini
merupakan kaidah atau ketentuan
dari perhitungan Al Jumal. Jika
puluhan nilainya kelipatan 10, jika
ratusan nilainya kelipatan 100.
Sehingga kaidah ini merupakan
susunan geometris dalam bujur
sangkar 9,9,9,1. Nilai satuannya dari
angka 1-9, niai puluhannya dari
angka 10-90, nilai ratusannya dari
100-900, dan terakhir pada huruf
Ghain bernilai 1000. Jika
dijumlahkan 1+9+9+9 adalah 28
sama dengan jumlah huruf hijaiyah”.
Itulah perjalanan penulis untuk
mendapatkan jawaban tersebut.
Kesimpulannya yaitu pernyataan
yang telah penulis dapatkan dari
media internet ternyata hampir sama
dengan apa yang dituturkan oleh
ustadzah yang penulis wawancarai.
Ayo kalian cari tahu lebih
jelasnya lagi mengenai alasan
penomoran tersebut. Semoga
bermanfaat bagi kalian semua.
Amin..
9. 9
DAFTAR PUSTAKA
Antomadi, (2009).Pengenalan
Huruf Hijaiah dan Nilai Al-
Jumal-nya, [Online].
Tersedia:
http://alquran.atmonadi.com/i
ndex.php/2009/10/pengenala
n-huruf-hijaiah-dan-al-jumal-
nya/. [10 juni 2015].
Aswad, V. (2012). Zikir Asmaul
Husna Beserta Arti dan
Manfaat Atau Khasiatnya,
[Online]. Tersedia: http://
Googleweblight.com/?lite_url
=http://vheritaaswad.blogspot
.Com/p/zikir-asmaul-husna-
beserta-arti-dan.html?
[1 juni 2015].
Azraki, M.S. (2012).Nilai dan
UrutanAbjad Huruf Hijaiyah
Atau Huruf Arab, [Online].
Tersedia:http://nurmadji.
Blogspot.com/2013/05/nilai-
dan-urutan-abjad-huruf-
hijaiyah.html/m=1.
[29 Mei 2015].
Fauzi, M.S. (2012). NILAI
NUMERIC (NILAI
GEMATRIA) HURUF-
HURUF ARAB, [Online].
Tersedia: http://
muhammadsyukronfauzi.
blogspot.com/2012/06/
nilai-numeric-nilai-gematria-
huruf.html?m=1. [1 Juni
2015].
Hasin, N.K. dan Al-Hanif, A.R.
(1999). Kamus Arab-
Indonesia. Surabaya: Terbit
Terang.
Munawir, A.W. dan Fairuz, M.
(2007). Kamus Al-Munawir
Indonesia-Arab Terlengkap.
Surabaya: Pustaka Progressif.