Konsep Dasar dan Pengertian Profesi, Profesional, Profesionalisasi, Profesion...Mu'tiah Silmi
Bismillahirrahmanirrahim :) selamat belajar
1. Pengertian Profesi
Menurut Yeni, 2006:
Dalam arti sempit: Profesi berarti kegiatan yg dijalankan berdasarkan keahlian tertentu dan se-kaligus dituntut daripadanya pelaksa-naan norma-norma sosial dengan baik. Profesi berasal dari kata Latin: Proffessio yg mempunyai dua arti: yaitu janji/ikrar dan pekerjaan Dalam arti Luas: Profesi berarti kegiatan apa saja dan siapa saja utk memperoleh nafkah yg dilakukan dgn suatu keahlian tertentu
PENGERTIAN PROFESI: Profesi adlh bidang pekerjaan yg dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan, Kejuruan, dsb). Dalam kamus besar bahasa Indonesia Profesi biasa diartikan sbg suatu bidang pekerjaan yg didasarkan pada keahlian tertentu Secara Istilah Profesi adlh merupakan pekerjaan yg menuntut kemampuan intelektual khusus yg diperoleh melalui kegiatan belajar dan pelatihan yg bertujuan utk menguasai keterampilan atau keahlian dlm melayani atau memberikan advis pada orang lain dgn menerima upah atau gaji dlm jumlah tertentu Sudarwan Danim dgn merujuk pendapat Howard M. Vollmer dan Donald Mills.
Kata Profesi dapat diketahui dari tiga sumber makna:
1. Makna ETIMOLOGI: secara etimologi berasal dari bhs Inggris Profesion atau bhs Latin Profecus/professio; yg berarti mengakui, pengakuan, menyatakan mampu, atau ahli dlm mengerjakan pekerjaan tertentu. Sumber makna Profesi
2. Makna TERMINOLOGI: berarti sebagai suatu pekerjaan yg mensyaratkan pendidikan tinggi bagi pelakunya yg ditekankan pd pekerjaan mental, bukan pekerjaan manual. Yaitu pekerjaan yg mensyaratkan pengetahuan teoretis sebagai instrumen utk melakukan pekerjaan praktis.
3. Makna SOSIOLOGI: Profesi menunjukkan suatu kepercayaan, bahkan suatu keyakinan, atas suatu kebenaran, atau kredibilitas seseorang, dan menunjukan suatu pekerjaan atau urusan tertentu.
2. Pengertian Profesional
Menurut UU RI No. 14/2005 Pasal 1 Ayat 4, profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Profesional berarti persyaratan yang memadai sebagai suatu profesi. Pekerjaan professional berbeda dengan pekerjaan lainnya karena suatu profesi memerlukan keahlian dan keterampilan khusus dalam melaksanakan profesinya.
Dengan kata lain, pekerjaan yang bersifat professional adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang khusus dipersiapkan untuk itu dan bukan pekerjaan yang dikerjakan oleh mereka yang karena tidak dapat memperoleh pekerjaan lain (Sudjana, 1988).
Pengertian professional dikatakan sebagai sesuatu yang bersangkutan dengan profesi, memerlukan kepandaian khusus untuk menjalakannya, dan mengharuskan adanya pembayaran untuk melakukannya (lawan amatir) (Tilaar, 1999).
Profesional berasal dari kata sifat yang berarti sangat mampu melakukan suatu pekerjaan. Sebagai kata benda, lanjutan di download aja :)
Definisi Teknologi Pendidikan tahun 1963
Definisi Teknologi Pendidikan tahun 1970
Definisi Teknologi Pendidikan tahun 1971
Definisi Teknologi Pendidikan tahun 1972
Definisi Teknologi Pendidikan tahun 1977
Definisi Teknologi Pendidikan tahun 1994
Definisi Teknologi Pendidikan tahun 1999
Definisi Teknologi Pendidikan tahun 2004
Definisi Teknologi Pendidikan tahun 1963
Konsep Dasar dan Pengertian Profesi, Profesional, Profesionalisasi, Profesion...Mu'tiah Silmi
Bismillahirrahmanirrahim :) selamat belajar
1. Pengertian Profesi
Menurut Yeni, 2006:
Dalam arti sempit: Profesi berarti kegiatan yg dijalankan berdasarkan keahlian tertentu dan se-kaligus dituntut daripadanya pelaksa-naan norma-norma sosial dengan baik. Profesi berasal dari kata Latin: Proffessio yg mempunyai dua arti: yaitu janji/ikrar dan pekerjaan Dalam arti Luas: Profesi berarti kegiatan apa saja dan siapa saja utk memperoleh nafkah yg dilakukan dgn suatu keahlian tertentu
PENGERTIAN PROFESI: Profesi adlh bidang pekerjaan yg dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan, Kejuruan, dsb). Dalam kamus besar bahasa Indonesia Profesi biasa diartikan sbg suatu bidang pekerjaan yg didasarkan pada keahlian tertentu Secara Istilah Profesi adlh merupakan pekerjaan yg menuntut kemampuan intelektual khusus yg diperoleh melalui kegiatan belajar dan pelatihan yg bertujuan utk menguasai keterampilan atau keahlian dlm melayani atau memberikan advis pada orang lain dgn menerima upah atau gaji dlm jumlah tertentu Sudarwan Danim dgn merujuk pendapat Howard M. Vollmer dan Donald Mills.
Kata Profesi dapat diketahui dari tiga sumber makna:
1. Makna ETIMOLOGI: secara etimologi berasal dari bhs Inggris Profesion atau bhs Latin Profecus/professio; yg berarti mengakui, pengakuan, menyatakan mampu, atau ahli dlm mengerjakan pekerjaan tertentu. Sumber makna Profesi
2. Makna TERMINOLOGI: berarti sebagai suatu pekerjaan yg mensyaratkan pendidikan tinggi bagi pelakunya yg ditekankan pd pekerjaan mental, bukan pekerjaan manual. Yaitu pekerjaan yg mensyaratkan pengetahuan teoretis sebagai instrumen utk melakukan pekerjaan praktis.
3. Makna SOSIOLOGI: Profesi menunjukkan suatu kepercayaan, bahkan suatu keyakinan, atas suatu kebenaran, atau kredibilitas seseorang, dan menunjukan suatu pekerjaan atau urusan tertentu.
2. Pengertian Profesional
Menurut UU RI No. 14/2005 Pasal 1 Ayat 4, profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Profesional berarti persyaratan yang memadai sebagai suatu profesi. Pekerjaan professional berbeda dengan pekerjaan lainnya karena suatu profesi memerlukan keahlian dan keterampilan khusus dalam melaksanakan profesinya.
Dengan kata lain, pekerjaan yang bersifat professional adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang khusus dipersiapkan untuk itu dan bukan pekerjaan yang dikerjakan oleh mereka yang karena tidak dapat memperoleh pekerjaan lain (Sudjana, 1988).
Pengertian professional dikatakan sebagai sesuatu yang bersangkutan dengan profesi, memerlukan kepandaian khusus untuk menjalakannya, dan mengharuskan adanya pembayaran untuk melakukannya (lawan amatir) (Tilaar, 1999).
Profesional berasal dari kata sifat yang berarti sangat mampu melakukan suatu pekerjaan. Sebagai kata benda, lanjutan di download aja :)
Definisi Teknologi Pendidikan tahun 1963
Definisi Teknologi Pendidikan tahun 1970
Definisi Teknologi Pendidikan tahun 1971
Definisi Teknologi Pendidikan tahun 1972
Definisi Teknologi Pendidikan tahun 1977
Definisi Teknologi Pendidikan tahun 1994
Definisi Teknologi Pendidikan tahun 1999
Definisi Teknologi Pendidikan tahun 2004
Definisi Teknologi Pendidikan tahun 1963
Taxonomiy Bloom merupakan sebuah Taksonomi yang digunakan pada dunia pendidikan. Taksonomy Bloom mencakup tiga domain yaitu domain kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Tujuan instruksional merupakan “deployment” atau penjabaran dari tujuan
pendidikan. Dalam sistem pendidikan, secara nasional tujuan pendidikan tercantum
dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 yakni mencerdaskan kehidupan
bangsa. Dari tujuan pendidikan nasional ini kemudian dijabarkan ke dalam tujuan
pendidikan institusional, tujuan pendidikan kurikuler dan tujuan instruksional dengan
memperhatikan aspek pengelolaan pendidikan (Organisasi makro, Organisasi meso, dan Organisasi mikro) dan taraf pengelolaan.
Pembelajaran yang tidak berbasis pada desain yang jelas tidak akan memberikan perubahan yang berarti sebagaimana yang ditargetkan, demikian pula halnya dengan desain tanpa upaya untuk mengejawantahkannya secara serius tidak akan terjadi perubahan tersebut. untuk itu "lakukan apa yang anda tulis, dan tuliskan apa yang akan anda lakukan!" maka tunggu dan tersenyumlah dengan apa yang terjadi setelah anda lakukan itu ...
2. SCRIVEN (1967) (ARIKUNTO, 2009)
MENGEMUKAKAN BAHWA:
Terdapat hubungn erat antara:
1. Tujuan kurikulum (KTSP)
dengan Materi Subjek (Subject
Matter)Matter)
2. Materi Subyek dengan alat-alat
evaluasi (asesmen)
3. Tujuan kurikulum dengan alat-
alat evaluasi (asesmen)
3. EBEL (1963) (ARIKUNTO, 2009)
BERPENDAPAT BAHWA:
“Jika hasil pendidikan
merupakan sesuatu
yang penting tetapiyang penting tetapi
tidak dapat diukur
maka tujuan itu harus
diubah”
4. TUJUAN PENDIDIKAN DLM 3 TINGKATAN:
1. Tujuan umum pendidikan
2. Tujuan yang didasarkan
atas tingkah lakuatas tingkah laku
3. Tujuan yang lebih jelas
yang dirumuskan secara
operasional.
5. DEFINISI TAKSONOMI:
“Berhasil tidaknya pendidikan
dalam bentuk tingkah laku
baik dalam kegiatan
menganalisis ataumenganalisis atau
mengklasifikasikan sebuah
pandangan yang berkaitan
dengan kegiatan pendidiakn
sehari-hari”
6. ADA 3 MACAM TINGKAH LAKU YANG
DIKENAL UMUM:
1. Kognitif
2. Afektif
3. PsikomotorPsikomotor
8. VIVIANE DE LANDSHEERE (ARIKUNTO,
2009) MENGATAKAN:
Ada 3 tingkat tujuan
(termasuk taksonomi), yaitu:
a. Tujuan akhir atau tujuana. Tujuan akhir atau tujuan
umum pendidikan
b. Taksonomi
c. Tujuan yang operasional
9. TAKSONOMI BLOOM
Ada 4 buah prinsip dasar yang
digunakan Bloom dan Krathwohl dalam
melahirkan taksonomi, yaitu:
a. Prinsip metodologis (cara guru
mengajar)
b. Prinsip psikologis (fenomena
kejiwaan)
c. Prinsip logis (logis dan konsisten)
d. Prinsip tujuan (keselarasan antara
tujuan dan nilai-nilai)
10. Awal mula munculnya Taksonomi Bloom hanya
terdiri 2 bagian yaitu:
1. Kognitif domain
2. Afektif domain
Simpson (1966) (Arikunto, 2009) melengkapiSimpson (1966) (Arikunto, 2009) melengkapi
dengan psikomotor domain
Pemisahan domain ini hanya buatan karena
pada dasarnya “manusia merupakan suatu
kebulatan yang tidak dapat dipecah-pecah
sehingga segala tindakannya juga merupakan
suatu kebulatan”.
11. BLOOM DKK MERUMUSKAN TUJUAN-
TUJUAN PENDIDIKAN PADA 3 TINGKATAN:
1. Kategori tingkah laku yang masih
verbal
2. Perluasan kategori menjadi
sederatan tujuansederatan tujuan
3. Tingkah laku konkret yang terdiri
dari tugas-tugas (taks) dalam
pertanyaan-pertanyaan sebagai
ujian dan butir-butir soal
12. ADA 3 RANAH ATAU DOMAIN BESAR,
YAITU:
1. Ranah kognitif (Cognitive
domain)
2. Ranah afektif (Afective domain)
3. Ranah psikomotor (psychomotor
domain)
13. TAKSONOMI BLOOM (1956), RANAH
KOGNITIF
1. Mengenal (recognition)
Dalam pengenalan siswa diminta untuk
memilih satu dari dua atau lebih jawabanmemilih satu dari dua atau lebih jawaban
Mengungkap/mengingat kembali (recall)
Siswa diminta untuk mengingat kembali
satu atau lebih fakta-fakta yang sederhana
14. 2. PEMAHAMAN (COMPREHENSION)
Siswa diminta untuk
membuktikan bahwa siswa
memhami hubungan yangmemhami hubungan yang
sederhana diantara fakta-
fakta atau konsep.
15. 3. PENERAPAN ATAU APLIKASI
(APPLICATION)
Siswa dituntut memiliki
kemampuan untuk menyeleksi
atau memilih suatu abstraksi
tertentu (konsep, hukum, dalil,tertentu (konsep, hukum, dalil,
aturan, gagasan, cara) secara
tepat untuk diterapkan dalam
suatu situasi baru dan
menerapkannya secara benar.
16. 4. ANALISIS (ANALYSIS)
Siswa diminta untuk
menganalisis suatu
hubungan atau situasihubungan atau situasi
yang kompleks atas
konsep-konsep dasar.
17. 5. SINTESIS (SYNTHESIS)
Meminta siswa
menggabungkan atau
menyusun kembalimenyusun kembali
(reorganize) hal-hal yang
sfesifik agar dapat
mengembangkan suatu
struktur baru
18. 6. EVALUASI (EVALUATION)
Siswa mampu menerapkan
pengetahuan dan
kemampuan yang telahkemampuan yang telah
dimiliki untuk menilai
sesuatu kasus yang diajukan
oleh penyusun soal.
21. Pengetahuan
(Knowledge)
Pemahaman
(Comprehension)
Aplikasi
(Aplication)
Analisis
(Analysis)
Sintesis
(Synthesis
Evaluasi
(Evaluation)
mendefinisikan mengklasifikasikan mengaplikasikan menganalisis mengatur mengapresiasi
mengidentifikasi menjelaskan menghitung mengapresiasi mengumpulkan menilai
indicate mendiskusikan mengkonstruksi menghitung mengkoleksi memilih
know menyatakan mendemonstrasikan mengktegorikan memadukan membandingkan
mendaftar mengidentifikasi mendramatisasi membandingkan mengkonstruksi memperbandingkan
mengingat mengungkapkan employ mengkontraskan menciptakan memutuskan
memberi nama mengenal memberi contoh mengkritisi merancang menaksir
mengingat melaporkan mengilustrasikan mendebat memformulasikan mengevaluasi
RANAH KOGNITIF
mengingat melaporkan mengilustrasikan mendebat memformulasikan mengevaluasi
mecatat menyatakan kembali menginterpretasikan menentukan mengelola meranking
mengulangi mengkaji ulang menyelidiki membuat diagram mengorgasisasi menimbang
memilih menyarankan mengoperasikan mendiferensiasikan menemutunjukkan mengukur
underline meringkas mengorgasisasi membedakan merencanakan memperbaiki
menceritakan mempraktekan menguji mempersiapkan menskor
menterjemahkan memprediksi mencobakan memproduksi memilih
smenjadwalkan memeriksa mengajukan menilai
membelanjakan menginventarisir mengatur
mensketsakan menanyakan
menterjemahkan menghubungkan
menggunakan memecahkan
22. TAKSONOMI BLOOM REVISI ANDERSON
& KRATWOHL (2001) (CARTONO, 2007)
KATEGORI &
PROSES
KOGNITIF
ISTILAH LAIN DEFINISI CONTOH
1. Mengingat (Remembering) Memanggil kembali pengetahuan yang
relevan dari memori jangka panjang (longterm memory)
1.1. Mengenal
(Recognizing)
Mengidentifikasi
(Identifing)
Menempatkan
pengetahuan di
Mengenal
simbol(Recognizing) (Identifing) pengetahuan di
longterm memory
sesuai dengan
materi yang
disajikan
simbol
besaran dalam
fisika (Contoh:
percepatan
benda
disimbolkan a)
dsb.
1.2.
Mengungkap/me
ngingat
kembali/menghaf
al (Recalling)
Menulusuri
(Retrieving)
Menelusuri
pengetahuan yang
relevan dari
longterm memory
Mengingat
kembali
(contoh: 7x3 =
...)
23. KATEGORI &
PROSES
KOGNITIF
ISTILAH LAIN DEFINISI CONTOH
2. Mengerti (Understanding) Membangun makna dari pesan
pembelajaran, lisan, tulisan, dan komunikasi grafik.
2.1. Interpretasi
(Interpreting)
Menjelaskan
(clarifying)
Menafsirkan
(paraphrasing)
Menyajikan
Mengubah bentuk
penyajian
Mengubah
kalimat
dengan kata-
kata ke dalam
simbolMenyajikan
(representing)
translasi
(translating)
simbol
(Contoh:
Massa suatu
benda
merupakan
perkalian
volume benda
dengan massa
jenis benda
tersebut
M = Vxρ)
24. KATEGORI &
PROSES
KOGNITIF
ISTILAH LAIN DEFINISI CONTOH
2.2. Menerapkan
dengan contoh
(Exemplifing)
Menggambarkan
(Illustrating)
& mencotohkan
(instantiating)
Menemukan contoh
spesifik atau
menggambarkan
konsep atau
Menggambark
an bagaimana
segi tiga siku-
siku dalam
prinsip vektor arah i
dan j.
2.3.
Mengklasifikasi
(Clasifying)
Mengkategorikan
(Categorizing),
Mengelompokkan
(subsuming)
Menetapkan dalam
kelompoknya
Mengelompok
an benda
logam dan
bukan logam.
25. KATEGORI &
PROSES
KOGNITIF
ISTILAH LAIN DEFINISI CONTOH
2.4. Merangkum
(Summarizing)
Mengabstraksi
(Abstracting),
menggeneralisasi
(generalizing)
Mengabstraksi
tema umum
Siswa telah
membaca
sejarah
penemuan
listrik lalu
diminta untuk
membuatmembuat
rangkuman
2.5. Inferensi
(Inferring)
Menyimpulkan
(concluding),
ekstrapolasi
(ekstrapolating),
interpolasi
(interpolating) ,
prediksi
(predicting)
Membuat
kesimpulan yang
masuk akal dari
informasi yang
disajikan
Menyimpulka
n hubungan
dua variabel
V = IR (R
konstanta/ha
mbatan, V
tegangan, I
kuar arus
listrik)
26. KATEGORI &
PROSES
KOGNITIF
ISTILAH LAIN DEFINISI CONTOH
2.6. komparasi
(Comparing)
Mengontraskan
(Contrating),
memetakan
(mapping),
mencocokkan
(matching)
Mendeteksi
kesesuaian antara
dua atau lebih;
benda, ide,
peristiwa, dsb
Apa
perbedaan
antara arus
listrik yang
melewati
penghantar
dengan airdengan air
yang mengalir
dalam pipa?
2.7. Inferensi
(Inferring)
Menyimpulkan
(concluding),
ekstrapolasi
(ekstrapolating),
interpolasi
(interpolating) ,
prediksi
(predicting)
Membuat
kesimpulan yang
masuk akal dari
informasi yang
disajikan
Menyimpulka
n hubungan
dua variabel
V = IR (R
konstanta/ha
mbatan, V
tegangan, I
kuar arus
listrik)
28. Menerima
(Receiving)
Menanggapi
(Responding
Menilai
(Valuing)
Mengorganisasi
(Organization)
Menjadi Karakter
Characterization)
Memilih Menjawab Mengasumsikan Menganut Mengubah perilaku
mendengar Membantu Meyakini Mengubah Berakhlak mulia
Mengikuti Mengajukan Melengkapi Menata Mempengaruhi
Memberi Mengompromikan Meyakinkan Mengklasifikasikan Mendengarkan
Menganut Menyenangi Memperjelas Mengombinasikan Mengaktualisasi
Mematuhi Menyambut Memprakarsai Mempertahankan Melayani
Meminati Mendukung Mengimani Membangun Menunjukkan
RANAH “AFEKTIF”
Menyetujui Mengundang Membentuk pendapat Membuktikan
Menampilkan Menggabungkan Memadukan Memecahkan
Melaporkan Memperjelas Mengelola
Memilih Mengusulkan Menegosiasi
Mengatakan Menekankan Merembuk
Memilah Menyumbang
Menolak
29. Domain Psikomotor “Dave”
Kategori
Deskripsi Perilaku Contoh Aktivitas yang diukur Kata Kerja
1
Imitasi
(Imitation)
Meniru tindakan dari yang
ditunjukkan orang lain:
mengamati kemudian
mereplikasi
Mengamati guru atau
pelatih kemudian
menirukannya: aktivitas
proses.
Meniru, mengikuti, mereplikasi,
mengulangi,
2
Manipulasi
(Manipulation)
Mereproduksi aktivitas dari
pelatih atau ingatannya
Melakukan tugas dari
instruksi tertulis atau
verbal
Menciptakan kembali,
membangun, menijukkan,
melaksanakan,
mengimplementasikan
Mempertunjukkan
keahlian melaksanakan Mendemonstrasikan,
3
Presisi
(Precision)
Melakukan keterampilan
tanpa bantuan orang lain
keahlian melaksanakan
tugas atau aktivitas tanpa
bantuan atau instruksi,
mampu menunjukkan
aktivitas pada siswa lain.
Mendemonstrasikan,
melengkapi, mempertunjukkan,
menyempurnakan,
mengkalibrasi, mengontrol.
4
Artikulasi
(Articulation)
Mengadaptasi dan
mengintegrasikan kealian
Mengaitkan an
mengkombinasikan
aktivitas untuk
mengembangkan metoda
Mengkonstruksikan,
memecahkan,
mengkombinasikan,
mengkoordinasikan,
mengintgrasikan, mengadaptasi,
mengembangkan, emformulasi
5
Naturalisasi
Naturalization
Melkukan aktivitas secara
terkait dengan tingkat
keterampilan yang telah
dimiliki
Mendefinisika tujuan,
pendekatan dan strategi
untuk melakukan aktivitas
untuk keperluan
Merancang, menspesifkasi,
mengelola,