10 karakteristik sifat mekanik komposit serat bambu resin polyester tak jenuh...Mirmanto
This paper presents the effect of volume fraction of rice husks on the mechanical properties of bamboo fiber/unsaturated polyester composites. The composite specimens were made from bamboo fiber with fixed volume fraction of 40% and rice husk particle as filler with volume fractions varied 0%, 10%, 20% and 30%. Matrix used was unsaturated polyester resin. Bamboo fibers and rice husk were surface treated using alkali solution 4% (by weight) for 2 hours. The manufacturing process of composite was using hand layup method. The specimens were tested in tension, bending and in impact loading. The results show that the addition of rice husk particles up to volume fraction of 20% does not result in a decrease of tensile strength, but after a volume fraction of 20%, the tensile strength tends to decrease. In bending test, the rice husk volume fraction up to 20% increase the bending strength, but after that then it tends to decrease. However the bending modulus seems unaffected by the volume fraction of rice husk. Similar to the bending modulus, the impact strength is not significantly affected by the volume fraction of rice husk.
9 potensi pasir lokal tanjung bintang pada aluminium sand casting terhadap po...Mirmanto
Green sand is one of the most important components in the process of metal casting. The sand in Indonesia region is varied level of subtlety, size of sand, and shape of sand. Green sand used in the process of metal casting is possible can affect the quality of casting product. This aims to determine the potential of Tanjung Bintang sand as green sand and the quality of the product in terms of porosity defects. The research was conducted by varying sand river from Tanjung Bintang and sand from Maringgai. Composition made varying is 100%,75%, 50%, and 25% Tanjung Bintang sand compared Maringgai sand with bentonit and water is 10% and 5% constantly .The Examine of the green sand by SNI 15-0312-1989 among other water content, clay content, Grain Finnest Number (GFN), Shape of grain. The result said aluminium casting product with 50% Tanjung Bintang sand has the lowest value of porosity, 5.08% and the higher value with 75% composition of Tanjung Bintang sand, 6.98%.
PENGUNAAN BATU KAPUR, BATA RINGAN, KACA, ASPHALT CONCRETE BINDER COURSE (AC-...Dian Werokila
Perkembangan teknologi dan peningkatan mobilitas penduduk yang sangat tinggi dewasa ini mendorong terjadinya inovasi-inovasi di bidang konstruksi serta diperlukan peningkatan baik kuantitas maupun kualitas yang memenuhi kebutuhan masyarakat.
Pengunaan Batu Kapur, Bata Ringan, Kaca, Asphalt Concrete Binder Course (AC-BC), Aspal Buton, dan Rigid Pavement atau Perkerasan Kaku dalam bidang konstruksi, sebagai wujud perkembangan teknologi dan peningkatan mobilitas penduduk yang sangat tinggi dewasa ini sehingga diharapkan memenuhi kebutuhan masyarakat baik dari segi kuantitas maupun kualitas konstruksi.
Pada awalnya manusia hanya memanfaatkan apa yang ada di alam sebagai sarana dan prasarana ataupun infrastruktur dalam kehidupannya. Kemudian memanfaatkan apa yang ada di alam sebagai bahan-bahan untuk membuat infrastruktur seperti halnya batu, tanah dan kayu. Setelah ditemukan bahan bahan tambang yang dapat digunakan untuk membuat alat atau benda yang menunjang sebuah bangunan seperti halnya barang logam dan mengolah bahan bahan alam seperti mengolah batuan kapur, pasir dan tanah. Dalam perkembangannya, manusia membuat bahan bahan bangunan dari hasil industri atau buatan manusia yang bahan-bahannya bakunya diambil dari alam.
Pada makalah ini akan dibahas tentang pengunaan Batu Kapur, Bata Ringan, Kaca, Asphalt Concrete Binder Course (AC-BC), Aspal Buton, dan Rigid Pavement atau Perkerasan Kaku dalam bidang konstruksi.
10 karakteristik sifat mekanik komposit serat bambu resin polyester tak jenuh...Mirmanto
This paper presents the effect of volume fraction of rice husks on the mechanical properties of bamboo fiber/unsaturated polyester composites. The composite specimens were made from bamboo fiber with fixed volume fraction of 40% and rice husk particle as filler with volume fractions varied 0%, 10%, 20% and 30%. Matrix used was unsaturated polyester resin. Bamboo fibers and rice husk were surface treated using alkali solution 4% (by weight) for 2 hours. The manufacturing process of composite was using hand layup method. The specimens were tested in tension, bending and in impact loading. The results show that the addition of rice husk particles up to volume fraction of 20% does not result in a decrease of tensile strength, but after a volume fraction of 20%, the tensile strength tends to decrease. In bending test, the rice husk volume fraction up to 20% increase the bending strength, but after that then it tends to decrease. However the bending modulus seems unaffected by the volume fraction of rice husk. Similar to the bending modulus, the impact strength is not significantly affected by the volume fraction of rice husk.
9 potensi pasir lokal tanjung bintang pada aluminium sand casting terhadap po...Mirmanto
Green sand is one of the most important components in the process of metal casting. The sand in Indonesia region is varied level of subtlety, size of sand, and shape of sand. Green sand used in the process of metal casting is possible can affect the quality of casting product. This aims to determine the potential of Tanjung Bintang sand as green sand and the quality of the product in terms of porosity defects. The research was conducted by varying sand river from Tanjung Bintang and sand from Maringgai. Composition made varying is 100%,75%, 50%, and 25% Tanjung Bintang sand compared Maringgai sand with bentonit and water is 10% and 5% constantly .The Examine of the green sand by SNI 15-0312-1989 among other water content, clay content, Grain Finnest Number (GFN), Shape of grain. The result said aluminium casting product with 50% Tanjung Bintang sand has the lowest value of porosity, 5.08% and the higher value with 75% composition of Tanjung Bintang sand, 6.98%.
PENGUNAAN BATU KAPUR, BATA RINGAN, KACA, ASPHALT CONCRETE BINDER COURSE (AC-...Dian Werokila
Perkembangan teknologi dan peningkatan mobilitas penduduk yang sangat tinggi dewasa ini mendorong terjadinya inovasi-inovasi di bidang konstruksi serta diperlukan peningkatan baik kuantitas maupun kualitas yang memenuhi kebutuhan masyarakat.
Pengunaan Batu Kapur, Bata Ringan, Kaca, Asphalt Concrete Binder Course (AC-BC), Aspal Buton, dan Rigid Pavement atau Perkerasan Kaku dalam bidang konstruksi, sebagai wujud perkembangan teknologi dan peningkatan mobilitas penduduk yang sangat tinggi dewasa ini sehingga diharapkan memenuhi kebutuhan masyarakat baik dari segi kuantitas maupun kualitas konstruksi.
Pada awalnya manusia hanya memanfaatkan apa yang ada di alam sebagai sarana dan prasarana ataupun infrastruktur dalam kehidupannya. Kemudian memanfaatkan apa yang ada di alam sebagai bahan-bahan untuk membuat infrastruktur seperti halnya batu, tanah dan kayu. Setelah ditemukan bahan bahan tambang yang dapat digunakan untuk membuat alat atau benda yang menunjang sebuah bangunan seperti halnya barang logam dan mengolah bahan bahan alam seperti mengolah batuan kapur, pasir dan tanah. Dalam perkembangannya, manusia membuat bahan bahan bangunan dari hasil industri atau buatan manusia yang bahan-bahannya bakunya diambil dari alam.
Pada makalah ini akan dibahas tentang pengunaan Batu Kapur, Bata Ringan, Kaca, Asphalt Concrete Binder Course (AC-BC), Aspal Buton, dan Rigid Pavement atau Perkerasan Kaku dalam bidang konstruksi.
Penentuan Tingkat Kekedapan Air dan Kekokohan Komposit Semen dari Limbah Peng...Muhammad Asyrofi
Penentuan Tingkat Kekedapan Air dan Kekokohan Komposit Semen dari Limbah Pengolahan Batuan Karst sebagai Optimasi Bahan Dasar Konstruksi
Gunungkidul merupakan daerah yang mempunyai topografi dengan
banyak bukit sehingga didominasi oleh batuan karst. Batuan karst kemudian
diolah menjadi berbagai kerajinan dan hiasan rumah. Akan tetapi, dalam
pengolahannya dihasilkan limbah yang mencemari lingkungan dan
mengakibatkan produktivitas panen menurun. Oleh karena itu, penelitian ini
bertujuan untuk memberi nilai tambah pada limbah batuan karst sehingga menjadi
bahan yang bermanfaat khususnya sebagai komposit semen. Penelitian ini
menggunakan metode eksperimen dengan membuat sampel beton berbentuk
silinder yang terbuat dari limbah pengolahan batuan karst, pasir, semen, dan air
dengan perbandingan komposisi yang berbeda-beda. Jumlah sampel ada 30
sampel silinder dengan rincian 15 sampel untuk pengujian kuat tekan dan 15
sampel untuk pengujian kekedapan air. Untuk analisa kuantitatif terhadap data
hasil uji kuat tekan beton dan kekedapan air digunakan interpretasi grafik kuat
tekan dan kekedapan air (sumbu y) terhadap sampel (sumbu x) Dengan adanya
penelitian ini diharapkan limbah batuan karst dapat dimanfaatkan dan diketahui
perbandingan antara limbah karst dan semen agar membentuk komposisi bahan
dasar konstruksi terbaik.
ppt ini dibuat untuk menyelesaikan tugas metodelogi penelitian. Mengambil jurnal orang lain untuk dibuat presentasi. Sebagai latihan juga untuk semester 6.
Sebagian besar batugamping dibuat menjadi batu pecah yang dapat digunakan sebagai material konstruksi seperti : landasan jalan dan kereta api serta agregat dalam beton. Nilai paling ekonomis dari sebuah deposit batugamping yaitu sebagau bahan utama pembutan semen Portland. beberapa jenis batugamping banyak digunakan karena sifat mereka yang sangat kuat dan padat dengan sejumlah ruang atau pori. Sifat ini yang membuat batu gamping dapat berdiri kokoh walaupun mengalami proses abrasi. Batu kapur (CaCO3) merupakan salah satu mineral industri yang banyak dibutuhkan dan digunakan baik secara langsung maupun tidak langsung. Penggunaan secara langsung batu kapur yaitu pada industri semen dan gula, keramik, bahan imbuh pada proses smelter dan bahan bangunan. Sedangkan penggunaan secara tidak langsung masih perlu dilakukan pengolahan terlebih dahulu yang dapat berupa light calcium carbonatataupun kapur tohor/bakar (CaO). Light calcium carbonat dan kapur tohor/bakar sama banyaknya dibutuhkan untuk kebutuhan industri cat, pasta gigi, pemutih kertas, kosmetika, netralisasi tanah, bahan bangunan dan lain-lain (Supriyatna et.al., 2013)
PPT Skripsi Sarjana standar PTN Terbaik di Indonesia by Karinov.co.idWordpress Instant
Berikut contoh presentasi seminar tugas akhir penelitian dengan judul KARAKTERISTIK HIDRODINAMIKA PADA MEDIA TANAM CAMPURAN TANAH DAN KOMPOS SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN SERAPAN MINERAL ZINC PADA TANAMAN JAGUNG (Zea Mays L.)
Similar to Karakterisasi sifat fisika batu kapur di desa labaha (12)
Karakterisasi sifat fisika batu kapur di desa labaha
1. KARAKTERISASI SIFAT FISIKA BATU KAPUR
DI DESA LABAHA KECAMATAN WATOPUTE
KABUPATEN MUNA
La Hamimu, Hasria, Jahidin
Oleh:
Nurul Fitri
(1208102010003)
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN
ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM , BANDA ACEH
November, 2015
5. TINJAUAN PUSTAKA
Batu Kapur
Sifat-sifat Fisika
Batu Kapur
-Magnesium=Batu Kapur Dolomite
-Lempung=Batu Kapur Lempungan
-Pasir=Batu Kapur Pasiran
- Penguapan air laut
- Sisa-sisa Organik
Bahan
Pengotor
Mineral
Karbonat
6. Sifat-Sifat Fisika Batu Kapur
Warna Warna putih susu, abu-abu muda, coklat, hitam, kemerah-
merahan.
Spesific Gravity
Kerapatan (Bulk Density)
Kadar Air (Moisture Content)
Kekerasan
)( 21 mmm
m
Gs
s
s
V
mm 12
%100x
m
m
w
s
w
%100x
m
mm
impacts
A
BA
8. METODOLOGI PENELITIAN
Sampel batu kapur diambil di Desa Labaha Kecamatan Watopute
sebanyak 5 titik sampel dengan jarak antar titik sampel 1 meter.
Langkah-langkah dalam penelitian:
Specific Grafity
Angka Pori, Porositas,
Derajat Kejenuhan
Kekerasan Batu
Kapur
Kadar Air Batu
Kapur
Kerapatan Batu
Kapur
9. Langkah Kerja
Sampel disaring dengan ayakan 4 mesh, lalu
dimasukkan ke dalam piknometer dan ditimbang (mps).
Ditimbang massa piknometer 500 ml (mp).
Sampel ditambahkan air dan didihkan selama 20 menit, kemudian
didinginkan dalam densikator selama 24 jam
Ditambahkan air kedalam piknometer sampai penuh dan ditimbang (m2)
Ditimbang massa piknometer yang berisi air tanpa sampel batu kapur (mpa)
10. Langkah Kerja
Sampel disaring dengan ayakan 3/8 mesh, lalu
dimasukkan ke dalam mould dan ditimbang (m2).
Ditimbang massa mould (m1).
Dilakukan pemadatan 3 lapisan: 1/3 bagian sampel dimasukkan
kedalam mould, lalu ditumbuk sebanyak 25 kali.
Diukur diameter dan tinggi mould untuk menghitung volume
Dihitung nilai kerapatan
11. Langkah Kerja
Sampel disaring dengan ayakan 4 mesh, lalu
dimasukkan ke dalam thin box dan ditimbang (mts).
Ditimbang massa thin box (mt).
Sampel dikeringkan dalam oven (suhu konstan=110 5 0C) selama 24 jam
Sampel dikeringkan dan didinginkan dalam densikator selama 24
jam, lalu ditimbang (ms).
Dihitung nilai kadar air batu kapur
12. Langkah Kerja
Sampel disaring & dilakukan pemadatan 3 lapisan: 1/3 bagian sampel
dimasukkan kedalam mould, lalu ditumbuk sebanyak 25 kali dan ditimbang (m2).
Ditimbang massa soul (m1).
Sampel dimasukkan ke dalam mesin impact test, ditumbuk 15 kali dan disaring
menggunakan ayakan 8 mesh. Disimpan dalam talam dan ditimbang (m3).
Ditimbang talam dalam keadaan kosong (m4)
Dihitung nilai kekerasan
13. Langkah Kerja
Sampel disaring dengan ayakan 3/8 mesh, lalu
dimasukkan ke dalam mould dan ditimbang (m2).
Ditimbang massa mould (m1).
Sampel dikeringkan dalam oven dan didinginkan
dalam densikator selama 24 jam, lalu ditimbang (ms).
Dihitung nilai m4 dan m5, volume solid (Vs), volume volid (Vv), dan
volume air (Vw)
Dihitung nilai angka pori, porositas dan kejenuhan
16. KESIMPULAN
Batu kapur di desa Labaha berwarna putih susu
Nilai rata-rata specific gravity 2,14, nilai kerapatan lepas 1,052 gr/cm3, dan nilai
kerapatan padat 1,14 gr/cm3
Nilai kekerasan batu kapur antara 20,27%-35-92% dengan rata-rata 25,254%
Nilai rata-rata nilai kadar airnya 28,41%
Nilai rata-rata angka pori batu kapur adalah e = 0,8
Nilai rata-rata porositas adalah n = 49,63%
Nilai rata-rata derajat kejenuhan Sr = 8,11%.
17. DAFTAR PUSTAKA
[1]. Adjad, 1999. Bahan Galian Industri : Batu Kapur, Jurnal Departemen
Pertambangan Indonesia
[2]. Bowles, H., 1995. Geoteknis, Erlangga, Jakarta.
[3]. Carr donal dan Rooney,1985 . Limestome and Dolomit Industrial Mineral,
March. [4]. Crishtopherson R.W., 2002. Geosystem, Prentice Hall Inc, New Jersey .
[5]. Harjowigeno, S., 1996. Klasifikasi Pedogenesis, Pustaka Jaya, Jakarta.
[6]. Haryadi, 2000. Bahan Galian Industri : Batu Kapur, Jurnal Departemen
Pertambangan Indonesia
[7]. Hendri , 1991. Dasar – Dasar Ilmu Tanah, Gajah Mada University Pres,
Yogyakarta.
18. [8]. Ilman 2004. Analisa Komposisi CaO dan MgO Hasil Kalsinasi Batu Gamping
Koral Dari Daerah Gonda Lama, Lapanda dan Wabula Kecamatan Pasar Wajo
Kabupaten Buton, Skripsi Fakultas MIPA Unhalu, Kendari
[9]. Lars, 1998. Kompaksi Urukan Tanah dan Batuan dengan Getaran, Bina Aksara,
Jakarta.
[10]. Madyanti , 1992. Mekanika Tanah, Edisi IV, Erlangga, Jakarta.
[11]. Munir, M., 1995. Geologi dan Minerologi Tanah, Pustaka Jaya, Jakarta.
[12]. Pettijohn , f,j., 1992. Sedimentary Rock, Prentice Hall Inc, New Jersey.
[13]. Plumer dan Geary, 1991. Physical Geology, Fith edition Wm.c Brown
Publisher, USA.
[14]. Roning, 2004. Pengujian Batu Material Gamping Madampi Sebagai Bahan
Perkerasan Jalan Raya , Skripsi Fakultas Teknik Unhalu, Kendari.
[15].Suhendar, 1999. Bahan Galian Industri : Batu Kapur, Jurnal Departemen
Pertambangan Indonesia
[16]. Veorhoef,1995. Geologi Untuk Teknik Sipil, Erlangga, Jakarta.