Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Penelitian menemukan 3 spesies alga makro dari divisi Phaeophyta yaitu Padina sp., Stypopodium sp., dan Turbinaria sp. di Pantai Teluk Lombok Sangatta.
2. Padina sp. ditemukan sebanyak 1 spesies, Stypopodium sp. sebanyak 1 spesies, dan Turbinaria sp. sebanyak 6 spesies.
3. Penelitian bertujuan untuk menginventarisasi dan mengidentifikasi jen
Inventarisasi dan identifikasi makroalga di teluk lombokEci Oktaviani
Berdasarkan dokumen tersebut, ditemukan 14 spesies makroalga yang terdiri atas 10 ordo dan 11 famili di Pantai Teluk Lombok Sangatta. Spesies-spesies tersebut tergolong ke dalam 3 divisi yaitu Chlorophyta, Phaeophyta dan Rhodophyta. Penelitian ini menunjukkan keragaman jenis makroalga di daerah tersebut serta memberikan kontribusi terhadap pengetahuan ekologi habitat makroalga di Pantai Teluk Lombok Sangatta.
1. Dokumen membahas tentang rumput laut sebagai sumber daya alam laut Indonesia yang potensial. Jenis rumput laut seperti Euchema cottonii dan Gracelaria sp. dibudidayakan di beberapa daerah pesisir Indonesia.
2. Rumput laut memiliki banyak manfaat sebagai bahan makanan, kosmetik, kertas, obat-obatan, dan komoditas ekspor. Pengolahan pascapanen rumput laut perlu dioptimalkan.
Tinjauan pustaka menjelaskan tentang sponga, termasuk klasifikasi, habitat, hubungan dengan bakteri, dan kandungan senyawa kimia yang memiliki aktivitas bioaktif seperti antitumor dan antimikroba. Sponga dapat menghasilkan berbagai senyawa seperti manzamina, motuporamines, dan araguspongin.
KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI PLANKTON DI PERAIRAN TELUK SEMARANGMustain Adinugroho
Tiga kalimat ringkasan artikel jurnal ilmiah tentang komposisi dan distribusi plankton di perairan Teluk Semarang adalah:
Penelitian menemukan 6 kelas dan 37 genera fitoplankton serta 6 kelas dan 32 genera zooplankton, dengan kelimpahan fitoplankton lebih tinggi di perairan lepas pantai. Indeks keragaman fitoplankton dan zooplankton berada pada tingkat rendah hingga sedang.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Penelitian menemukan 3 spesies alga makro dari divisi Phaeophyta yaitu Padina sp., Stypopodium sp., dan Turbinaria sp. di Pantai Teluk Lombok Sangatta.
2. Padina sp. ditemukan sebanyak 1 spesies, Stypopodium sp. sebanyak 1 spesies, dan Turbinaria sp. sebanyak 6 spesies.
3. Penelitian bertujuan untuk menginventarisasi dan mengidentifikasi jen
Inventarisasi dan identifikasi makroalga di teluk lombokEci Oktaviani
Berdasarkan dokumen tersebut, ditemukan 14 spesies makroalga yang terdiri atas 10 ordo dan 11 famili di Pantai Teluk Lombok Sangatta. Spesies-spesies tersebut tergolong ke dalam 3 divisi yaitu Chlorophyta, Phaeophyta dan Rhodophyta. Penelitian ini menunjukkan keragaman jenis makroalga di daerah tersebut serta memberikan kontribusi terhadap pengetahuan ekologi habitat makroalga di Pantai Teluk Lombok Sangatta.
1. Dokumen membahas tentang rumput laut sebagai sumber daya alam laut Indonesia yang potensial. Jenis rumput laut seperti Euchema cottonii dan Gracelaria sp. dibudidayakan di beberapa daerah pesisir Indonesia.
2. Rumput laut memiliki banyak manfaat sebagai bahan makanan, kosmetik, kertas, obat-obatan, dan komoditas ekspor. Pengolahan pascapanen rumput laut perlu dioptimalkan.
Tinjauan pustaka menjelaskan tentang sponga, termasuk klasifikasi, habitat, hubungan dengan bakteri, dan kandungan senyawa kimia yang memiliki aktivitas bioaktif seperti antitumor dan antimikroba. Sponga dapat menghasilkan berbagai senyawa seperti manzamina, motuporamines, dan araguspongin.
KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI PLANKTON DI PERAIRAN TELUK SEMARANGMustain Adinugroho
Tiga kalimat ringkasan artikel jurnal ilmiah tentang komposisi dan distribusi plankton di perairan Teluk Semarang adalah:
Penelitian menemukan 6 kelas dan 37 genera fitoplankton serta 6 kelas dan 32 genera zooplankton, dengan kelimpahan fitoplankton lebih tinggi di perairan lepas pantai. Indeks keragaman fitoplankton dan zooplankton berada pada tingkat rendah hingga sedang.
Dokumen tersebut membahas tentang keanekaragaman hayati di Indonesia, termasuk jenis-jenis tumbuhan dan hewan khas Indonesia, upaya-upaya konservasi, sistem klasifikasi, dan pengaruh aktivitas manusia terhadap lingkungan.
KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI LARVA PELAGIS IKAN DI PERAIRAN TELUK SEMARANGMustain Adinugroho
Abstract: Semarang bay is a bay that stretches from Kendal to Demak. This bay has some vital habitats such as estuaries and mangroves that very importance for nursery ground of aquatic organisms such as fish larvae. Fish larvae is dependent by the environment, especially their movement and migration. However human factors such as industrial activities, harbours, residential area, farms and ponds disembogue in this bay. Sampling was conducted between September and October 2014 at 15 stations. Sampling was carried out every two weeks using bongo net (mesh size of 0.2 mm) which was drawn by boat with average speeds of 0.5 m/s for 10 minutes. Identification of fish larvae carried out in Environmental dan Fisheries Resources Management Laboratory, Diponegoro University. 5890 fish larvaes from 22 family were caught and were dominated by Lactarius (36.01%), Stoleporus (28.30%), Atherinomorus (9.80%), Engraulis (7.22%) and Mugil (4.96 %). A small number of fish larvae caught (below 1%) were identified as Gobiopterus, Paramoncanthus, Tylosurus, Leiognathus, Strongylura and Dinematichthyini. Lactarius, Atherinomorus, Stolephorus, Engraulis and Mugil were found in almost every stations. An abundance of fish larvae was found in station E1, C1, D1 and A1, stations that were close to estuaries and mangrove vegetation. The type and number of fish larvae was quite varied, this is related to the migration of fish and having appropriate environmental conditions for growth. The existence of fish larvae are also influenced by the currents that distribute them. PCA analysis results indicate that the total variance explained was 63.56% with an abundance of fish larvae being related to depth, salinity, abundance of zooplankton and phytoplankton and current speed.
Keywords: pelagic fish larvae, composition, distribution, bay
Dokumen tersebut membahas tentang keanekaragaman hayati di Indonesia yang sangat tinggi karena memiliki beragam hewan dan tumbuhan endemik serta ekosistem yang bervariasi. Untuk melestarikannya dilakukan upaya konservasi di dalam dan luar habitat asli melalui taman nasional, cagar alam, kebun raya dan lainnya.
Kajian populasi echinodermata pada ekosistem padang lamun di kawasan perairan...Mujiyanto -
Echinodermata memiliki peran penting dalam ekologi laut yang hidup di dasar perairan yang berperan dalam menjaga tingkat kesuburan sedimen dan merupakan deposit feeder. Larva dan biota dewasa dari echinodermata juga merupakan bahan pasokan makanan bagi biota lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji populasi echinodermata di daerah perairan padang lamun pulau Parang, Karimunjawa dimana sampel diidentifikasi secara visual langsung dengan bantuan transek 5x5 meter menggunakan metode purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Laganum laganum dan Holothuria atra merupakan spesies yang mendominasi di setiap stasiun pengamatan diduga karena cocok dengan kondisi lingkungan. Spesies yang ditemukan pada lokasi Pulau Kembar, Pulau Kumbang, Legon Boyo, Batu Merah cukup bervariasi dengan jumlah spesies tinggi, sedangkan pada Pulau Nyamuk hanya ditemukan sedikit.
Dokumen tersebut membahas tentang keanekaragaman hayati di Indonesia, termasuk definisi, tingkatan, manfaat, persebaran, dan flora dan fauna endemik Indonesia. Dokumen ini juga menjelaskan upaya pelestarian keanekaragaman hayati di Indonesia melalui metode seperti tebang pilih, peremajaan tanaman, penangkapan musiman, dan pembentukan kawasan konservasi baik in situ maupun ex situ.
Dokumen tersebut membahas tentang keanekaragaman hayati di Indonesia, termasuk jenis-jenis tumbuhan dan hewan khas Indonesia serta upaya-upaya konservasi. Dokumen juga menjelaskan proses klasifikasi makhluk hidup menurut sistem binomial nomenklatur yang diperkenalkan oleh Carolus Linnaeus.
Laporan Praktikum Keanekaragaman hewan seranggaGoogle
Praktikum ini menganalisis keanekaragaman serangga di lingkungan Kampus IAIN Raden Intan Lampung menggunakan beberapa metode penangkapan. Didapatkan beberapa jenis serangga termasuk lalat, kumbang, rayap, kupu-kupu, semut, belalang, dan laba-laba dengan jumlah keseluruhan 56 ekor. Kesimpulannya, penangkapan menggunakan jaring ayun memberikan hasil tertinggi dibandingkan metode lain
Dokumen tersebut membahas tentang klasifikasi dan contoh-contoh tumbuhan tingkat rendah seperti ganggang, lumut dan paku. Juga dibahas mengenai gerak pada tumbuhan yang dibedakan menjadi gerak endonom dan gerak etionom seperti fototaksis dan kemotaksis.
Dokumen tersebut membahas tentang morfologi ikan, dimulai dengan latar belakang dan tujuan praktikum tentang morfologi ikan. Dokumen kemudian membahas tentang tinjauan pustaka mengenai morfologi ikan dan bagian-bagian tubuh ikan serta ciri-cirinya. Dokumen juga membahas tentang materi dan metode praktikum serta hasil praktikum mengenai morfologi beberapa jenis ikan seperti ikan lele, ikan kembung,
Fitoplankton adalah tumbuhan mikroskopis yang hidup mengapung di laut dan melakukan fotosintesis. Ukurannya sangat kecil antara 2-200 μm tetapi dapat tumbuh dengan lebat dan mengubah warna air laut. Fitoplankton berperan penting dalam ekosistem laut dengan menyerap energi matahari dan menghasilkan bahan organik melalui fotosintesis, serta menjadi sumber makanan utama bagi hewan laut melalui rantai makanan
Dokumen tersebut membahas tentang keanekaragaman hayati yang terdiri dari tiga tingkatan yaitu gen, spesies, dan ekosistem. Juga menjelaskan berbagai ekosistem darat dan perairan serta upaya konservasi keanekaragaman hayati.
Dokumen tersebut membahas tentang keanekaragaman hayati di Indonesia, termasuk jenis-jenis tumbuhan dan hewan yang ada, serta upaya-upaya konservasi yang dilakukan seperti taman nasional, kebun raya, dan lainnya. Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi karena terletak di garis khatulistiwa dan memiliki banyak pulau.
Paragraf tersebut membahas tentang struktur komunitas Hymenoptera parasitoid yang berhubungan dengan hama utama tanaman Cruciferae dan tumbuhan liar pada berbagai tipe lanskap pertanian. Tipe dan kualitas habitat serta hubungan antar habitat dalam suatu lanskap dapat mempengaruhi keanekaragaman hayati dan fungsi ekosistem termasuk interaksi antara tanaman, hama, dan musuh alami. Tumbuhan liar dapat mendukung musuh alami den
KEBIASAAN MAKAN TIRAM MUTIARA Pintada maxima DI PERAIRAN TELUK SEKOTONG, LOMBOKRepository Ipb
Tiram mutiara Pintada maxima memakan berbagai jenis fitoplankton yang terdapat di perairan Teluk Sekotong, Lombok tanpa melakukan seleksi terhadap jenisnya. Tiram cenderung memilih ukuran fitoplankton yang lebih kecil. Jenis fitoplankton yang paling banyak ditemukan di lambung tiram adalah kelas Bacillariophyceae, Dinophyceae, Ciliata, Chrisophyta, Cyanophyceae, Chlorophyceae dan moluska.
Laporan ini membahas tingkah laku reproduksi ikan plati pedang (Xiphophorus helleri) melalui observasi langsung. Ikan plati pedang memiliki ciri khas seperti pedang panjang pada ekor jantan dan melahirkan anaknya. Tujuan laporan ini adalah untuk mempelajari perbedaan ciri jantan dan betina, pola tingkah laku sebelum dan sesudah pemijahan, serta lamanya waktu pemijahan.
INVENTARISASI JENIS-JENIS BINTANG LAUT (ASTEROIDEA)Amos Pangkatana
Bintang laut adalah jenis yang paling dominan dan beragam dari Filum Echinodermata. Sekitar lebih dari 1800 spesies yang termasuk dalam kelas Asteroidea yang terdiri dari 4 ordo, 26 famili dan 144 genus.
Dokumen tersebut membahas tentang keanekaragaman hayati di Indonesia, termasuk jenis-jenis tumbuhan dan hewan khas Indonesia, upaya-upaya konservasi, sistem klasifikasi, dan pengaruh aktivitas manusia terhadap lingkungan.
KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI LARVA PELAGIS IKAN DI PERAIRAN TELUK SEMARANGMustain Adinugroho
Abstract: Semarang bay is a bay that stretches from Kendal to Demak. This bay has some vital habitats such as estuaries and mangroves that very importance for nursery ground of aquatic organisms such as fish larvae. Fish larvae is dependent by the environment, especially their movement and migration. However human factors such as industrial activities, harbours, residential area, farms and ponds disembogue in this bay. Sampling was conducted between September and October 2014 at 15 stations. Sampling was carried out every two weeks using bongo net (mesh size of 0.2 mm) which was drawn by boat with average speeds of 0.5 m/s for 10 minutes. Identification of fish larvae carried out in Environmental dan Fisheries Resources Management Laboratory, Diponegoro University. 5890 fish larvaes from 22 family were caught and were dominated by Lactarius (36.01%), Stoleporus (28.30%), Atherinomorus (9.80%), Engraulis (7.22%) and Mugil (4.96 %). A small number of fish larvae caught (below 1%) were identified as Gobiopterus, Paramoncanthus, Tylosurus, Leiognathus, Strongylura and Dinematichthyini. Lactarius, Atherinomorus, Stolephorus, Engraulis and Mugil were found in almost every stations. An abundance of fish larvae was found in station E1, C1, D1 and A1, stations that were close to estuaries and mangrove vegetation. The type and number of fish larvae was quite varied, this is related to the migration of fish and having appropriate environmental conditions for growth. The existence of fish larvae are also influenced by the currents that distribute them. PCA analysis results indicate that the total variance explained was 63.56% with an abundance of fish larvae being related to depth, salinity, abundance of zooplankton and phytoplankton and current speed.
Keywords: pelagic fish larvae, composition, distribution, bay
Dokumen tersebut membahas tentang keanekaragaman hayati di Indonesia yang sangat tinggi karena memiliki beragam hewan dan tumbuhan endemik serta ekosistem yang bervariasi. Untuk melestarikannya dilakukan upaya konservasi di dalam dan luar habitat asli melalui taman nasional, cagar alam, kebun raya dan lainnya.
Kajian populasi echinodermata pada ekosistem padang lamun di kawasan perairan...Mujiyanto -
Echinodermata memiliki peran penting dalam ekologi laut yang hidup di dasar perairan yang berperan dalam menjaga tingkat kesuburan sedimen dan merupakan deposit feeder. Larva dan biota dewasa dari echinodermata juga merupakan bahan pasokan makanan bagi biota lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji populasi echinodermata di daerah perairan padang lamun pulau Parang, Karimunjawa dimana sampel diidentifikasi secara visual langsung dengan bantuan transek 5x5 meter menggunakan metode purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Laganum laganum dan Holothuria atra merupakan spesies yang mendominasi di setiap stasiun pengamatan diduga karena cocok dengan kondisi lingkungan. Spesies yang ditemukan pada lokasi Pulau Kembar, Pulau Kumbang, Legon Boyo, Batu Merah cukup bervariasi dengan jumlah spesies tinggi, sedangkan pada Pulau Nyamuk hanya ditemukan sedikit.
Dokumen tersebut membahas tentang keanekaragaman hayati di Indonesia, termasuk definisi, tingkatan, manfaat, persebaran, dan flora dan fauna endemik Indonesia. Dokumen ini juga menjelaskan upaya pelestarian keanekaragaman hayati di Indonesia melalui metode seperti tebang pilih, peremajaan tanaman, penangkapan musiman, dan pembentukan kawasan konservasi baik in situ maupun ex situ.
Dokumen tersebut membahas tentang keanekaragaman hayati di Indonesia, termasuk jenis-jenis tumbuhan dan hewan khas Indonesia serta upaya-upaya konservasi. Dokumen juga menjelaskan proses klasifikasi makhluk hidup menurut sistem binomial nomenklatur yang diperkenalkan oleh Carolus Linnaeus.
Laporan Praktikum Keanekaragaman hewan seranggaGoogle
Praktikum ini menganalisis keanekaragaman serangga di lingkungan Kampus IAIN Raden Intan Lampung menggunakan beberapa metode penangkapan. Didapatkan beberapa jenis serangga termasuk lalat, kumbang, rayap, kupu-kupu, semut, belalang, dan laba-laba dengan jumlah keseluruhan 56 ekor. Kesimpulannya, penangkapan menggunakan jaring ayun memberikan hasil tertinggi dibandingkan metode lain
Dokumen tersebut membahas tentang klasifikasi dan contoh-contoh tumbuhan tingkat rendah seperti ganggang, lumut dan paku. Juga dibahas mengenai gerak pada tumbuhan yang dibedakan menjadi gerak endonom dan gerak etionom seperti fototaksis dan kemotaksis.
Dokumen tersebut membahas tentang morfologi ikan, dimulai dengan latar belakang dan tujuan praktikum tentang morfologi ikan. Dokumen kemudian membahas tentang tinjauan pustaka mengenai morfologi ikan dan bagian-bagian tubuh ikan serta ciri-cirinya. Dokumen juga membahas tentang materi dan metode praktikum serta hasil praktikum mengenai morfologi beberapa jenis ikan seperti ikan lele, ikan kembung,
Fitoplankton adalah tumbuhan mikroskopis yang hidup mengapung di laut dan melakukan fotosintesis. Ukurannya sangat kecil antara 2-200 μm tetapi dapat tumbuh dengan lebat dan mengubah warna air laut. Fitoplankton berperan penting dalam ekosistem laut dengan menyerap energi matahari dan menghasilkan bahan organik melalui fotosintesis, serta menjadi sumber makanan utama bagi hewan laut melalui rantai makanan
Dokumen tersebut membahas tentang keanekaragaman hayati yang terdiri dari tiga tingkatan yaitu gen, spesies, dan ekosistem. Juga menjelaskan berbagai ekosistem darat dan perairan serta upaya konservasi keanekaragaman hayati.
Dokumen tersebut membahas tentang keanekaragaman hayati di Indonesia, termasuk jenis-jenis tumbuhan dan hewan yang ada, serta upaya-upaya konservasi yang dilakukan seperti taman nasional, kebun raya, dan lainnya. Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi karena terletak di garis khatulistiwa dan memiliki banyak pulau.
Paragraf tersebut membahas tentang struktur komunitas Hymenoptera parasitoid yang berhubungan dengan hama utama tanaman Cruciferae dan tumbuhan liar pada berbagai tipe lanskap pertanian. Tipe dan kualitas habitat serta hubungan antar habitat dalam suatu lanskap dapat mempengaruhi keanekaragaman hayati dan fungsi ekosistem termasuk interaksi antara tanaman, hama, dan musuh alami. Tumbuhan liar dapat mendukung musuh alami den
KEBIASAAN MAKAN TIRAM MUTIARA Pintada maxima DI PERAIRAN TELUK SEKOTONG, LOMBOKRepository Ipb
Tiram mutiara Pintada maxima memakan berbagai jenis fitoplankton yang terdapat di perairan Teluk Sekotong, Lombok tanpa melakukan seleksi terhadap jenisnya. Tiram cenderung memilih ukuran fitoplankton yang lebih kecil. Jenis fitoplankton yang paling banyak ditemukan di lambung tiram adalah kelas Bacillariophyceae, Dinophyceae, Ciliata, Chrisophyta, Cyanophyceae, Chlorophyceae dan moluska.
Laporan ini membahas tingkah laku reproduksi ikan plati pedang (Xiphophorus helleri) melalui observasi langsung. Ikan plati pedang memiliki ciri khas seperti pedang panjang pada ekor jantan dan melahirkan anaknya. Tujuan laporan ini adalah untuk mempelajari perbedaan ciri jantan dan betina, pola tingkah laku sebelum dan sesudah pemijahan, serta lamanya waktu pemijahan.
INVENTARISASI JENIS-JENIS BINTANG LAUT (ASTEROIDEA)Amos Pangkatana
Bintang laut adalah jenis yang paling dominan dan beragam dari Filum Echinodermata. Sekitar lebih dari 1800 spesies yang termasuk dalam kelas Asteroidea yang terdiri dari 4 ordo, 26 famili dan 144 genus.
Alga adalah tumbuhan nonvascular yang memilika benruk thalli yang beragam, uniseluler atau multiseluler, dan berpigmen fotosintetik. Alga bentik (makroalga) dapat hiduup di perairan tawar dan laut. Makroalga adalah tumbuhan tidak berpembuluh yang tumbuh melekat pada subtract didasaran laut. Tumbuhan tersebut tidak memiliki akar, batang daun, bunga, buah, dan biji ssejati. Makroalga terbesar didaerah litoral dan sublitoral. Daerah tersebut masih dapat memperoleh cahaya matahari yang cukup sehingga proses fotosintesis dapat berlangsung Makraoalga menyerap nutrisi berupa fosfor dan nitrogen dari lingkungan sekitar perairan
Dokumen tersebut membahas tentang rumput laut sebagai sumber daya yang berpotensi untuk pembangunan berkelanjutan. Rumput laut memiliki berbagai manfaat seperti pakan ternak, pupuk alami, bahan kimia farmasi, dan bahan baku biodiesel. India kaya akan keanekaragaman rumput laut dengan 844 spesies yang tersebar di berbagai genus.
1. Dinoflagelata adalah alga uniseluler dengan dua flagel yang berbeda dan mengandung pigmen klorofil dan piridinin yang memungkinkannya melakukan fotosintesis.
2. Mayoritas dinoflagelata berasal dari laut, meski ada juga yang hidup di air tawar. Beberapa spesies dapat menyebabkan red tide.
3. Dinoflagelata dapat bergerak menggunakan dua flagelnya dan berkembangbiak secara vegetatif
Ikan karang mempunyai nilai dan arti yang sangat penting dari segi sosial ekonomi dan budaya, karena hampir sepertiga penduduk Indonesia yang tinggal di daerah pesisir menggantungkan hidupnya dari perikanan laut dangkal.
Dokumen tersebut membahas tentang budidaya ikan kuwe (Gnathanodon speciosus) di karamba jaring apung. Ikan kuwe merupakan salah satu jenis ikan hias laut yang memiliki pertumbuhan cepat dan potensi untuk dikembangkan secara budidaya. Dokumen tersebut menjelaskan biologi, karakteristik, dan teknik budidaya ikan kuwe.
Lamun bertindak sebagai produsen primer yang menggunakan sinar matahari, air, nutrient, dan CO2 untuk memproduksi energi melalui proses fotosintesis. Hasil dekomposisi lamun digunakan oleh mikroorganisme dan merupakan sumber makanan untuk berbagai konsumen di ekosistem perairan dangkal. Ekosistem lamun penting namun sudah banyak terancam, termasuk di Indonesia, akibat berbagai aktivitas manusia seperti pembuangan limbah dan pengeruk
Padang lamun merupakan ekosistem penting yang terdiri dari berbagai jenis lamun. Lamun hidup di perairan dangkal dan memainkan peran penting dalam ekosistem pesisir seperti sebagai sumber nutrisi dan tempat berlindung bagi beragam biota. Faktor lingkungan seperti cahaya, suhu, salinitas, dan substrat berpengaruh terhadap distribusi dan kestabilan ekosistem lamun.
Makalah ini membahas tentang cyanobacteri (alga hijau-biru) dengan menjelaskan struktur sel, sistem reproduksi, dan pengaruh lingkungan terhadap cyanobacteri.
Dokumen tersebut membahas tentang empat divisi tumbuhan rendah yaitu alga, lumut, paku dan karakteristiknya. Alga terbagi atas empat divisi berdasarkan pigmen, lumut memiliki siklus hidup gametofit dan sporofit, sedangkan paku sudah memiliki akar, batang dan daun sejati.
Alga merah adalah salah satu filum alga yang berwarna merah karena kandungan pigmen fikoeritrin yang tinggi. Alga ini bersel banyak dan berukuran makroskopik antara 10 cm hingga 1 meter. Beberapa alga merah memiliki nilai ekonomi sebagai bahan makanan dan bahan baku agar-agar.
Dokumen tersebut membahas tentang tujuan penelitian mengenai alga mikroskopis di beberapa tempat di Sumatera Selatan, jenis-jenis alga makroskopis yang ditemukan, habitat, klasifikasi, dan manfaat dari berbagai jenis alga.
Dokumen tersebut membahas tentang ikan nila (Oreochromis niloticus) dan ikan mas koki (Carrasius auratus). Ikan nila merupakan ikan air tawar yang berasal dari Afrika dan telah dibudidayakan di Indonesia. Ikan nila mampu beradaptasi dengan berbagai lingkungan perairan dan memiliki pertumbuhan yang cepat. Sedangkan ikan mas koki berasal dari Cina dan hidup di habitat air tawar seperti sungai dan danau.
Teks tersebut membahas tentang ekosistem lamun, termasuk manfaat, fungsi, dan upaya rehabilitasi lamun. Lamun memiliki peran penting dalam ekosistem pesisir dan mempengaruhi produktivitas perairan, namun banyak terdegradasi akibat aktivitas manusia. Upaya konservasi dan rehabilitasi lamun perlu dilakukan.
Similar to Jurnal praktikum lapangan cryptogamae kelompok 4A (20)
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Paper ini bertujuan untuk menganalisis pencemaran udara akibat pabrik aspal. Analisis ini akan fokus pada emisi udara yang dihasilkan oleh pabrik aspal, dampak kesehatan dan lingkungan dari emisi tersebut, dan upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran udara
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdffadlurrahman260903
Ppt landasan pendidikan tentang pendidikan seumur hidup.
Prodi pendidikan agama Islam
Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan
Universitas Islam negeri syekh Ali Hasan Ahmad addary Padangsidimpuan
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsepkonsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajarmengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan sepanjang
hayat memandang jauh ke depan, berusaha untuk menghasilkan manusia dan masyarakat yang
baru, merupakan suatu proyek masyarakat yang sangat besar. Pendidikan sepanjang hayat
merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia
transformasi dan informasi, yaitu masyarakat modern. Manusia harus lebih bisa menyesuaikan
dirinya secara terus menerus dengan situasi yang baru.
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
1. INVENTARISASI DAN IDENTIFIKASI RHODOPHYTA (ALGA MERAH) DI
TELUK LOMBOK, SANGATTA
Eka Wulandari, Fiorhentina Putri, Maida Apriyanti, Nabila Dienna Sabila, Nursinatrio,
Viki Susia Islamiyanti
Program studi Biologi, FMIPA – UNMUL
Email : natri_blackshark@yahoo.co.id
Abstrak. Golongan alga merah atau Rhodophyta ini merupakan jenis alga yang memiliki
habitat di laut. Jenis alga ini disebut sebagai rumput laut, karena bentuknya yang
menyerupai rumput. Tubuhnya berbentuk lembaran dan terdiri dari banyak sel. Warna
merah pada alga ini disebabkan oleh adanya pigmen fikoeritrin. Alga merah merupakan
organisme multiseluler (banyak sel) dan berukuran besar (makroskopis). Alga ini juga
mengandung klorofil, namun warna hijaunya tertutup oleh warna merah dari
fikoeritrinnya. Mereka mendominasi sepanjang daerah pesisir dan landas kontinental
tropis dan subtropis. Beberapa alga merah juga ditemukan di air tawar dan habitat darat.
Alga ini tidak mempunyai flagella dan sentriol. Pati floridean sebagai produk
penyimpanan dalam sitoplasma, fikoeritrin, fikosianin dan allofikosianin sebagai pigmen
aksesori. Tilakoid tidak ditumpuk di plastid dan tidak memiliki kloroplas retikulum
endoplasma. Penelitian ini bertujuan untuk menginventarisasi dan mengidentifikasi jenisjenis Rhodophyta yang ada di perairan pantai Teluk Lombok, Sangatta. Metode yang
digunakan adalah metode garis transek dengan kombinasi plot berbentuk lingkaran
dengan diameter 20 m kemudian hasil iventaris diidentifikasi di laboratorium kemudian
dideskripsikan secara. Hasil yang didapatkan adalah 8 spesies yaitu Euchema sp.,
Farlowia compressa, Chondrus sp., Hypnea choroides, Laurencia sp., Galaxaura sp.,
Gracilaria curtissae dan Euchema alvarezii.
Kata Kunci: Inventarisasi, Identifikasi, Rhodophyta (Alga merah), Teluk Lombok
Pendahuluan
Alga atau ganggang merupakan
tumbuhan yang belum mempunyai akar,
batang dan daun yang sebenarnya, tetapi
sudah memiliki klorofil sehingga bersifat
autotrof. Alga hidup di tempat-tempat yang
berair, baik air tawar maupun air laut dan
tempat-tempat
yang
lembab
(Tjitrosoepomo, 1994).
Alga dibagi menjadi tujuh divisio,
yaitu
chlorophyta,
euglenophyta,
pyrophyta,
chrysophyta,
phaeophyta,
cyanophyta dan rhodophyta. Alga yang
banyak ditemukan di habitat air laut ada
tiga
division,
yaitu
chlorophyta,
phaeophyta dan rhodophyta. Alga merah
atau rhodohyta adalah salah satu filum dari
alga berdasarkan zat warna atau
pigmentasi yang mana warna merah pada
alga ini disebabkan oleh pigmen fikoeritrin
dalam jumlah banyak (Tjitrosoepomo,
1994).
Ganggang merah adalah salah satu
kelompok tertua ganggang eukariotik dan
salah satu yang terbesar. Kelompok ini
terdiri dari sekitar 5000 sampai 6000
spesies kebanyakan multiseluler, ganggang
laut, termasuk banyak rumput laut
terkenal. Ganggang ini juga mengandung
klorofil, tetapi tertutupi oleh warna merah
dari
pigmen
fikoeritrin.
Mereka
mendominasi sepanjang daerah pesisir dan
landas kontinental tropis, subtropis dan
daerah air dingin (Tjitrosoepomo, 1994).
Ganggang merah secara ekologis
signifikan karena produsen utama,
penyedia
habitat
struktural
untuk
organisme laut lainnya dan pemain kunci
dalam
pembentukan
primer
dan
pemeliharaan terumbu karang. Beberapa
ganggang merah ekonomis penting bagi
2. manusia sebagai penyedia makanan dan
gel. Untuk alasan ini, pertanian yang
sangat luas dan panen alami ganggang
merah terjadi di berbagai wilayah di dunia
(Tjitrosoepomo, 1994).
Alga merah hampir seluruhnya hidup
di lautan. Beberapa uniseluler, tetapi
sebagian besar dalam bentuk multiseluler
yang hidup tertambat pada batuan,
dermaga dan lain-lain di bawah tingkat
surut yang rata-rata. Alga merah
melaksanakan fotosintesis dengan klorofil
a (beberapa spesies mempunyai klorofil d,
tetapi tidak ada klorofil b). Karena
merupakan eukariota yang baik, mereka
menggabungkan klorofilnya dalam satu
atau lebih kloroplas. Akan tetapi, sistem
membran dalam kloroplas ini sangat mirip
dengan yang terdapat dalam sel-sel alga
hijau-biru. Kesamaan antara keduanya itu
menyebar sampai ke pigmennya. Alga
merah, sebagaimana alga hijau-biru,
mempunyai fikosianin dan fikoeritrin
dalam
membran
fotosintetik-nya.
Keduanyan berguna sebagai pigmen
antena, yang meneruskan energi yang
diserap kepada klorifil a (Kimball, 1983).
Alga merah umumnya berwarna
kemerah-merahan karena adanya pigmen
asesoris yang disebut fikoeritrin. Pigmen
asesoris itu termasuk ke dalam keluarga
pigmen yang dikenal sebagai fikobilin,
yang ditemukan pada alga merah,
sianobakteri dan organisme lain yang
plastidanya kemungkinan berasal dari alga
merah atau sianobakteri (Campbell et al,
2000).
Ganggang merah adalah ganggang
pembentuk zat kapur yang paling penting
di lautan. Mereka memegang peranan
penting dalam konstruksi terumbu karang
dan pulau. Ganggang merah berkapur
berkembang paling baik di lautan yang
lebih hangat, tetapi spesies-spesies tertentu
juga tumbuh dengan subur di kawasan
kutub dan daerah beriklim ugahari, di
tempat-tempat tersebut mereka membentuk
banyak sekali tepian batu karang di
sepanjang pantaI (Tjitrosomo,1983).
Salah satu daerah yang masih banyak
terdapat ganggang merah atau Rhodophyta
adalah Pantai Teluk Lombok Sangatta,
Kutai Timur. Pantai Teluk Lombok
terletak di Desa Sangkima, Sangatta,
Kutai Timur, Kalimantan Timur. Tempat
ini dapat dicapai dengan menggunakan
jalur darat dari Sangatta sekitar 15 km
menyusuri pantai Kutai Timur. Penelitian
ini bertujuan untuk
inventarisasi dan
identifikasi jenis-jenis Rhodophyta yang
ada di perairan Teluk Lombok, Sangatta,
Kalimantan Timur.
Metode Penelitian
Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi yang di pilih peneliti adalah
wilayah pantai Teluk Lombok di Sangatta,
Kalimantan
Timur.
Penelitian
ini
dilaksanakan
pada
tanggal
28-29
Desember 2013.
Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan terdiri atas
ember, botol sampel, gunting, kacamata
renang, alat tulis, pinset (ukuran besar dan
kecil), meteran dan kamera. Bahan yang
digunakan adalah plastik gandum, plastik
klip (ukuran besar dan kecil), kertas label,
plastik hitam besar, kertas tabel
pengamatan, tali rafia, serta jenis alga
merah atau Rhodophyta yang ada di
wilayah Pantai Teluk Lombok, Sangatta,
Kalimantan Timur.
Teknik Sampling
Untuk memperoleh data dalam
penelitian ini, peneliti memakai teknik
sampling, yaitu metode transek dengan
kombinasi plot lingkaran. Metode ini
dilakukan dengan membuat transek line
(garis lurus) kemudian ditarik membentuk
lingkaran pada plot tersebut dengan
diameter 20 meter. Kemudian spesies alga
yang terdapat di dalam plot tersebut di
iventaris.
Teknik Analisis Data
Data yang dikumpulkan tersebut
selanjutnya dianalisis secara deskriptif dan
3. disajikan dalam bentuk tabel, gambar, dan
uraian deskripsi jenis
Hasil dan Pembahasan
Deskripsi Jenis Rhodophyta
Merah)
(Alga
Rhodophyta
merupakan
suatu
golongan ganggang yang berwarna merah
sampai ungu, kadang-kadang juga
lembayung atau pirang kemerahan. Selnya
mempunyai kromatofor yang berbentuk
cakram atau suatu lembaran dan di
dalamnya terkandung beberapa macam zat
warna, antara lain klorofil a, karotenoid,
tetapi kedua warna itu tertutup oleh suatu
zat warna merah, yaitu fikoeritrin. Pada
jenis tertentu terdapat pula warna biru yang
terdiri dari fikosianin.
Kebanyakan dari Rhodophyta bersifat
autotrof, yang tidak mempunyai zat warna
heterotrof, yaitu sebagai parasit pada
ganggang lain. Kelompok ini memiliki
thallus yang umumnya bersel banyak.
Thallus mempunyai bentuk yang beraneka
ragam. Sel
dengan plastid
yang
mengandung klorofil dan pigmen lain yaitu
fikobilin protein yang terdiri dari
fikoeritrin (bewarna merah) dan fikosianin
(bewarna biru). Jumlah pigmen lain
banyak menyebabkan warna merah pada
ganggang ini. Dalam reproduksinya tidak
mempunyai stadium gamet bulu cambuk.
Rhodophyta umumnya hidup di laut,
dari 2500 spesies kurang dari sepertiganya
hidup dalam air tawar. Tersebar luas di
lautan khususnya di daerah yang lebih
panas. Alga merah sangat berlimpah pada
perairan pantai bersuhu hangat di laut
tropis. Akan tetapi, ada juga beberapa
spesies yang hidup di air tawar yang dingin
dengan aliran deras dan banyak oksigen
serta ada pula yang hidup di tanah lembab
dan air payau. Kebanyakan hidup dalam
air laut terutama dalam lapisan-lapisan air
yang dalam, yang hanya dapat dicapai oleh
cahaya bergelombang pendek. Mereka
mendominasi sepanjang daerah pesisir dan
landas kontinental tropis, subtropis dan
daerah air dingin.
Ragam dan Jenis Rhodophyta (Alga Merah)
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 8 jenis Rhodophyta (alga merah)
yang tercatat dari kegiatan penelitian yang dilakukan di daerah pantai Teluk Lombok
Sangatta, Kalimantan Timur yang dikelompokkan ke dalam 7 famili.
Tabel 1. Klasifikasi Spesies Rhodophyta
No
Divisi
Kelas
Ordo
Famili
Genus
Spesies
1
Rhodophyta
Rhodophyceae
Gigartinales
Solariaceae
Euchema
Euchema isiformes
2
Rhodophyta
Rhodophyceae
Florideophycidae
Domunticeae
Farlowia
Farlowia compressa
3
Rhodophyta
Rhodophyceae
Gigartinales
Gigartinaceae
Chondrus
Chondrus sp.
4
Rhodophyta
Rhodophyceae
Hypnales
Hypneaceae
Hypnea
Hypnea choroides
5
Rhodophyta
Rhodophyceae
Ceramiales
Laurencieae
Laurencia
Laurencia sp.
6
Rhodophyta
Rhodophyceae
Nemaliales
Chaetangiaceae
Galaxaura
Galaxaura sp.
7
Rhodophyta
Rhodophyceae
Gracilariales
Gracilariaceae
Glacilaria
Gracilaria curtissae
8
Rhodophyta
Rhodophyceae
Gigartinales
Solariaceae
Euchema
Euchema alvarezii
4. Jenis Rhodophyta (Alga Merah) di Pantai Teluk Lombok selengkapnya disajikan
dalam Tabel 2.
Tabel 2. Jenis Rhodophyta (Alga Merah) di Pantai Teluk Lombok
Jumlah Spesies
No.
Famili
Spesies
Plot 1
Plot 2
1
Plot 3
Plot 4
1
1
1
2
2
1.
Solariaceae
Euchema sp.
2.
Domunticeae
Farlowia compressa
3.
Gigartinaceae
Chondrus sp.
4.
Hypneaceae
Hypnea choroides
5.
Laurenciaea
Laurencia sp.
6.
Chaetangiaceae
Galaxaura sp.
1
7
Gracilariaceae
Gracilaria sp.
1
8
Domunticeae
Euchema alvarezii
1
Total Spesies
1 Chondrus sp.
2 Eucheuma alvarezii
3 Eucheuma sp.
4 Farlowia compressa
5 Galaxaura sp
6 Gracilaria curtissae
7 Hypnea sp.
8 Laurencia sp.
26%
35%
5%
4%
4%
1
9%
4%
Spesies yang didapatkan berjumlah 8
buah. Spesies tersebut antara lain adalah
Euchema isiforme, Farlowia compressa,
Chondrus
sp.,
Hypnea
choroides,
Laurencia sp. dan Galaxaura sp. Setiap
spesies
memiliki
ciri-ciri
yang
membedakan antar satu spesies dengan
spesies yang lain
Pada Euchema sp. dan Euchema
alvarezii terdapat thallus dan percabangan
3
3
2
Presentasi jumlah spesies
Rhodophyta
13%
6
10
6
6
dikotom. Percabangan dikotom merupakan
bentuk percabangan yang selalu menjadi
dua cabang, juga terdapat gelembung
udara. Ganggang ini memiliki ciri-ciri
berupa banyak mengandung cabang bulat
yang meruncing ke ujungnya. Biasanya
padat, tertutup dengan spina dengan anakanak cabang tertentu yang tersusun dalam
lingkaran membentuk buku atau ruas
terutama pada bagian ujung cabang.
Mempunyai thallus silindris, permukaan
licin, keadaan warna tidak tetap kadang
berwarna hijau, hijau kuning, abu-abu atau
merah.
(Gambar 1 Euchema sp.)
5. Pada Farlowia compressa memiliki
percabangan dikotom. Tetapi yang
membedakan ganggang ini dengan
ganggang yang lain yaitu, ganggang ini
memiliki bentuk tubuh yang tipis.
Ganggang ini memiliki ciri-ciri seperti
plastik, berwarna merah kecoklatan
memiliki spina atau silia dan tubuhnya
berbentuk tipis.
Kemudian pada ganggang jenis
Chondrus sp. ini memiliki percabangan
yang dikotom. Thallusnya berumpun
seperti tulang berwarna kehijau-hijauan
serta menyerupai karang kecil. Habitatnya
berada di tepi atau garis pantai dan helaian
rata di akhir dan pangkalnya menyempit
dan tangkainya bertulang.
Laurencia sp. mempunyai warna
thallus hijau tua sampai merah kecoklatan
karena adanya pigmen fikoeritrin. Ujung
bagian atas pada spesies ini terkesan rebah
dan memiliki holdfast untuk melekatkan
diri pada substrat. Di percabangan axis
terdapat primary branch yang pada
ujungnya terdapat spical pit. Pertumbuhan
di spical pit lebih cepat daripada bagian
thallus lainnya. Alga ini termasuk alga
tetrasporofik yang sel auxilary-nya akan
terbentuk setelah melakukan fertilisasi dan
tumbuh
di
atas
sel
pendukung
karpogonium.
Pada ganggang jenis Galaxaura sp.,
bagian-bagiannya terdiri dari segmen dan
memiliki thallus serta percabangan yang
dikotom. Ciri-ciri dari ganggang ini antara
lain memiliki bentuk yang menyerupai
pohon, memiliki warna yang merah
keunguan serta segmennya mudah patah,
licin dan dapat mengadakan percabangan
dikotom secara teratur.
(Gambar 2 Farlowia compressa)
Lalu pada Hypnea choroides bagianbagian tubuhnya terdiri dari thallus. Ciriciri dari ganggang ini adalah bentuknya
yang seperti
akar dan
memiliki
percabangan yang dikotom, berwarna
kuning serta habitatnya yang banyak
terdapat di laut. Bentuk tubuh seperti
rumput sehingga disebut rumput laut.
terdapat duri cabang yang pendek
menyerupai taji atau tanduk.
(Gambar 3 Hypnea choroides)
(Gambar 4 Galaxaura sp.)
Ciri umum dari Gracilaria curtissae
adalah mempunyai bentuk thallus silindris
atau gepeng dengan percabangan mulai
dari yang sederhana sampai pada yang
rumit dan rimbun, di atas percabangan
umumnya bentuk thalli (kerangka tubuh
tanaman) agak mengecil, permukaannya
halus atau berbintil-bintil, diameter thallus
berkisar antara 0,5 – 2 mm. Panjang dapat
mencapai 30 cm atau lebih dan Glacilaria
tumbuh di rataan terumbu karang dengan
air jernih dan arus cukup dengan salinitas
ideal berkisar 20-28 per mil.
6. Tjitrosoepomo, G. 1994. Taksonomi
Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
(Gambar 5 Gracilaria curtissae)
Dari
keenam spesies tersebut
didapatkan jumlah yang berbeda-beda.
Spesies Euchema isiforme didapatkan 3
buah pada semua plot. Spesies Farlowia
compressa didapatkan 2 buah. Spesies
Chondrus sp. didapatkan sebanyak 6 buah.
Spesies Hypnea choroides didapatkan
sebanyak 8 buah. Spesies Laurencia sp.
ditemukan sebanyak 3 buah dan
Galaxaura sp., Gracilaria sp. dan Euchema
alvarezii.
hanya ditemukan masingmasing satu spesies. Dari keseluruhan
jumlah spesies
yang paling banyak
ditemukan yaitu Hypnea choroides yaitu
sebanyak 8 spesies dan paling sedikit
ditemukan
adalah
Galaxaura
sp.,
Gracilaria sp. dan Euchema alvarezii.
hanya ditemukan masing-masing satu
spesies saja.
Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan
didapatkan hasil bahwa ditemukan spesies
Rhodophyta yaitu Euchema isiforme,
Farlowia compressa, Chondrus sp.,
Hypnea
choroides,
Laurencia
sp.,
Galaxaura sp., Gracilaria sp. dan Euchema
alvarezii. dengan jumlah masing-masing
yaitu 2, 2, 6, 8, 3, 1, 1 dan 1 buah,
sehingga terdapat 24 individu. Spesies
terbanyak adalah Hypnea choroides dan
spesies yang paling sedikit ditemukan
adalah Galaxaura sp., Gracilaria curtissae
dan Euchema alvarezii.
Daftar Pustaka
Campbell, N.A., J.B.Reece., L.G. Mitchel.
2000. Biologi Edisi Kelima Jilid
Dua. Jakarta: Erlangga.
Kimball, J. W. 1983. Biologi Edisi Kelima
Jilid Tiga. Jakarta: Erlangga.