SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
1
1
MahasiswaProgran Studi Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro, Semarang
2
Dosen Progran Studi Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro, Semarang
EVALUASI DAN OPTIMALISASI INSTALASI PENGOLAHAN LINDI TPA
SUKOSARI, KABUPATEN KARANGANYAR
Annisa Noor Akbari1)
, Wiharyanto Oktiawan2)
, Ganjar Samudro 2)
ABSTRAK
Sukosari landfill on Karanganyar Regency has one installation leachate treatments. This
installation leachate treatmentscan’t treat pollutant loading entering it. It known functioned after
leachate sampling done in Sukosari Landfill and the result compared with “Baku Mutu Air
Limbah Perda No 10 Tahun 2004”, and the result not qualified with the standar. From the
sampling result get thisvalue : TSS (1685,10 mg/l),BOD5 (802,32 mg/l),COD (1455,60 mg/l).So,
that evaluation for the eksisting the installation leachate treatments is needed. So can be done the
appreciate optimalization. Planned evaluation dan optimalization steps are : 1)Leachate
quantitative analysist 2)Leachate qualitative analysist 3)Stabilization ponds evaluation
4)Stabilization pond optimalization 5)Budgeting design. Choosen optimalization are adding one
new building anaerobic ponds, still using two old anaerobic ponds and enlarge the eksisting
facultative pond.
Keyword : Landfill Sukosari, Installation leachate treatments, Evaluation and Optimalization.
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kabupaten Karanganyar merupakan
salah satu Kabupaten di Propinsi Jawa
Tengah dengan laju perkembangan yang baik
di segala bidang. Hal ini diiringi pula dengan
timbulnya peningkatan jumlah penduduk
yang diiringi pula dengan jumlah
peningkatan produksi sampah dikabupaten
ini.
Pengelolaan sampah di TPA Sukosari
ini masih menggunakan cara contolled
landfill dan open dumping. Salah satu
masalah yang ditimbulkan dari penumpukan
sampah di TPA adalah timbulnya pencemar
berupa lindi. Semakin banyak tumpukan
sampah di TPA makan lindi yang dihasilkan
akan semakin banyak.
Cairan dalam landfill tersebut berasal
dari luar diantaranya air hujan, aliran atau
drainase permukaan, air tanah, dan cairan
yang dihasilkan dari dekomposisi sampah.
Pengolahan lindi di TPA Sukosari ini
berlangsung tidak baik, pipa penyalur air
lindi ke instalasi pengolahan lindi sudah tidak
berfungsi lagi. Pipa tersebut tersumbat oleh
sampah-sampah sehingga tidak bisa
mengalirkan air lindi dengan lancar. Pada
saat kemarau air lindi yang dialirkan sedikit
sekali sedangkan pada musim penghujan air
lindi yang dialirkan banyak sekali. Tidak
semua lindi mengalir ke instalasi pengolahan
lindi, sebagian lindi ada yang masuk ke
saluran drainase dan mengalir mengikuti
kontur tanah TPA.
Lindi yang dihasilkan dari sampah di
TPA Sukosari diolah menggunakan instalasi
pengolahan lindi, pada tahun 2007 ada
bantuan dari Pemerintah Propinsi Jawa
Tengah untuk pembuatan saluran dan 2 buah
IPAL leachate. IPAL 1 yang berada di
tengah-tengah TPA sudah tidak berfungsi
lagi dan hanya digunakan sebagai kolam
penampungan lindi yang kemudian lindi yang
berada pada IPAL 1 dialirkan ke IPAL 2
dengan menggunakan teknik gravitasi. IPAL
2 yang berada di selatan atau bagian yang
paling rendah terdiri dari 4 bak pengolahan.
Fungsi dari bak pertama dan bak kedua
merupakan bak anaerobic, bak ke3
merupakan bak fakultatif, dan bak ke4
merupakan bak maturasi.
Pada bak anaerob yang merupakan
bak pengolahan pertama masih terdapat
sampah-sampah pada muka air bak tersebut.
Hal ini dapat menyebabkan pengolahan lindi
tidak efektif. Selain itu, setelah dilakukan
2
1
MahasiswaProgran Studi Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro, Semarang
2
Dosen Progran Studi Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro, Semarang
pemeriksaan kadar BOD, COD, amoniak,
sulfide, Fe, Mn, TSS, dan TDS dan
dibandingkan dengan Perda no 10 tahun 2004
didapatkan hasil yang tidak sesuai, yaitu
kadar BOD dan COD yang masih tinggi lebih
dari standar yang telah ditetapkan.
Melihat permasalahan diatas maka
diperlukan evaluasi instalasi yang telah ada,
apakah masih mampu mengolah air lindi
yang bertambah dari waktu ke waktu seiring
dengan bertambahnya jumlah timbunan
sampah. Apakah instalasi yang ada masih
mampu mengolah air lindi dan menampung
debit air lindi yang ada atau diperlukan
instalasi pengolahan lindi yang baru untuk
mengolah air lindi dan menampung debit air
lindi yang ada. Sehingga air lindi yang telah
diolah dan dibuang ke badan air aman bagi
lingkungan sekitar dan tidak menjadi sumber
pencemar.
1.2 Identifikasi Masalah
1. Jumlah produksi sampah perkotaan
yang meningkat dari tahun ketahun di
Kabupaten Karanganyar sehingga
mempengaruhi jumlah lindi yang
diproduksi.
2. Pipa penyalur air lindi sudah tidak
berfungsi dengan baik karena pipa
yang ada tertimbun sampah, akibatnya
adalah pada musim hujan debit air lindi
yang dialirkan berlebihan tetapi pada
saat musim kemarau air lindi yang
dialirkan debitnya kecil sekali.
3. Pengolahan air lindi di instalasi
pengolahan lindi di TPA Sukosari
belum maksimal, karena effluent tidak
memenuhi persyaratan Perda No 10
Tahun 2004 tentang Baku Mutu Air
Limbah.
4. Effluent air lindi dari IPAL berpotensi
mencemari badan air sekitar TPA
Sukosari apabila air lindi hasil
pengolahan tersebut dibuang ke badan
air.
1.3 Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dilakukan agar
perencanaan instalasi pengolahan lindi dapat
terfokuskan dan terencana, maka dari itu
dipilihlah dari identifikasi masalah yang ada
mana yang sesuai dengan tujuan
perencanaan, yaitu :
1. Pengolahan air lindi di TPA Sukosari
belum maksimal karena masih
menghasilkan effluent yang berpotensi
menjadi pencemar apabila dibuang ke
badan air. Maka dari itu diperlukan
evaluasi kondisi eksisting instalasi
pengolahan lindi yang sudah ada,
dilakukan dengan memeriksa dan
menghitung kualitas dan kuantitas lindi
yang dihasilkan serta mengevaluasi
kinerja instalasi pengolahan lindi.
2. Instalasi yang ada kurang layak untuk
digunakan karena tidak mampu
mengolah air lindi menjadi effluent
yang baik. IPAL yang sudah ada akan
dioptimalisasi sesuai dengan evaluasi
yang telah dilakukan
1.4 Perumusan Masalah
1. IPAL Sukosari belum bisa mengolah air
lindi secara maksimal sehingga apabila
air hasil pengolahan di buang ke badan
air maka akan menjadi sumber
pencemar.
2. Instalasi yang ada tidak mampu
mengolah air lindi dengan baik,
dibutuhkan pembaharuan bangunan
baru agar bangunan IPAL mampu
mengolah air lindi dengan baik.
1.5 Tujuan
Adapun tujuan penulisan tugas akhir
dalam Evaluasi dan optimalisasi Instalasi
Pengolahan Lindi TPA Sukosari antara lain :
1. Mengetahui kinerja eksisting instalasi
pengolahan yang sudah ada, secara
kualitas dan kuantitas.
2. Menganalisis kinerja IPAL yang sudah
ada.
3
1
MahasiswaProgran Studi Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro, Semarang
2
Dosen Progran Studi Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro, Semarang
3. Menentukan optimalisasi bangunan
IPAL yang sudah ada.
1.6 Manfaat
Studi perencanaan unit pengolahan lindi
TPA Sukosari diharapkan dapat memberikan
manfaat, antara lain :
1. Bagi pemerintah
Untuk pemerintah Kabupaten
Karanganyar dapat digunakan sebagai
bahan pertimbangan bagi rencana
penataan tata ruang kota dan tata
lingkungan Kabupaten Karanganyar.
2. Bagi penulis
Dapat menambah pengetahuan dan
wawasan mengenai sistem pengolahan
lindi.
3. Ilmu pengetahuaan
Bagi ilmu pengetahuan dan teknologi,
diharapkan dapat memperkaya ilmu
lingkungan dalam pengelolaan sampah
khususnya mengenai pengolahan lindi
pada TPA.
II. METODOLOGI PERENCANAAN
1. Tujuan Oprerasional
Tujuan operasional ini dimaksudkan
untuk mempermudah dalam penyampaian
tujuan studi. Tujuan operasional ini
menerangkan secara lengkap mengenai
tujuan studi dan mempermudah untuk
langkah selanjutnya. Dimana tujuan
operasional studi meliputi :
- Menganalisa besarnya debit lindi yang
dihasilkan dari TPA Sukosari, dengan
melakukan pengukuran secara langsung
serta melakukan perhitungan debit lindi
dengan metode rasional.
- Menganalisa kualitas lindi TPA Sukosari,
dengan parameter uji adalah BOD, COD,
Fe, pH, TSS, amoniak.
- Mengevaluasi kondisi instalasi pengolah
lindi eksisting, dan kinerja dari instalasi
pengolah lindi tersebut.
- Mengoptimalisasi instalasi pengolah lindi
TPA Sukosari.
- Menghitung besarnya biaya yang
dibutuhkan untuk membangun instalasi
pengolahan tersebut.
2. Pengumpulan data, yang meliputi :
1.Data primer atau data yang langsung di
ambil untuk perencanaan ini meliputi:
data eksisting wilayah study, data debit
primer lindi, dan data kualitas lindi.
Pengambilan data primer ini dilakukan
dengan berbagai macam cara yaitu
dengan mengukur dimensi kolam
secara langsung, mengukur debit lindi
secara langsung dengan menggunakan
bantuan alat yang telah disediakan, dan
mengambil sampel lindi untuk
diperiksa kualitas lindi tersebut di
laboratorium.
2.Data sekunder antara lain : Data
administratif Kabupaten Karanganyar,
kependudukan, kondisi prasarana dan
sarana, klimatologi, geohidrologi,
eksisting pengolahan sampah, Peta
Kabupaten Karanganyar, Peta TPA
Sukosari serta sarana prasarana yang
ada di dalamnya.
3.Analisis data
1.Perhitungan debit air lindi secara
teoritis (metode rasional). Rumus yang
digunakan adalah :
AI
C
Q 






1000
(1.1)
 2211
21
1000
1
ACACI
QQQ








(1.2)
2.Analisa kualitas air lindi
3.Evaluasi instalasi pengolah lindi,
meliputi : waktu tinggal, koefisien laju
reaksi, dan BOD organic loading.
Waktu tinggal
V = Q x td ; td =
Q
V
(1.3)
BOD organic loading
v = LiQ/Va (1.4)
4
1
MahasiswaProgran Studi Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro, Semarang
2
Dosen Progran Studi Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro, Semarang
Koefisien laju reaksi
kQkVS
S
o 



1
1
1
1
(1.5)
4. Optimalisasi
1. Merencanakan unit-unit instalasi
pengolah lindi.
Unit-unit instalasi pengolahan air lindi
daerah studi direncanakan berdasarkan
perencanaan pengembangan teknis
TPA. Tahapan perencanaan ini adalah
dengan menentukan alternatif-alternatif
pengolahan dan memilih alternatif
pengolahan yang ada berdasarkan pada
pertimbangan faktor efisiensi
pengolahan, faktor ekonomis dan
faktor ketersediaan lahan yang ada
maupun dari segi operasi dan
pemeliharaan.
2. Menghitung rencana anggaran biaya
instalasi pengolah lindi.
Dari daftar harga satuan bahan dan
peralatan Kabupaten Karanganyar yang
digunakan untuk membangun instalasi
pengolah lindi, dapat diketahui berapa
anggaran biaya yang dikeluarkan untuk
membangun instalasi pengolah lindi.
3. Membuat kesimpulan dan saran
Dari hasil penyusunan laporan maka
dapat disusun suatu kesimpulan dan
saran-saran yang direkomendasikan.
Berikut ini diagram alir tahapan perencanaan
instalasi pengolah lindi TPA Sukosari :
5
1
MahasiswaProgran Studi Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro, Semarang
2
Dosen Progran Studi Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro, Semarang
Gambar 1
Skema Tahapan Perencanaan
III. ANALISA DAN HASIL
PERHITUNGAN
3.1 Analisa Kuantitas Lindi TPA
Sukosari
Dari perhitungan debit secara
rasional diperoleh nilai debit lindi
terbesar yang harus ditampung oleh
instalasi pengolah lindi sebesar 40,39
m3
/hari. Di dalam perencanaan instalasi
akan digunakan debit dengan nilai lebih
tinggi antara debit primer dan debit hasil
perhitungan rasional.
Q rasional = 40,39 m3
/hari
Qterbesar primer = 1,1977 m3
/hari
Dari perhitungan diatas maka
debit perencanaan yang dipakai adalah
debit perencanaan yang terbesar yaitu
debit perencanaan primer. Maka di
dalam perencanaan instalasi pengolahan
lindi TPA Sukosari akan digunakan
debit terbesar dari debit rasional, yaitu :
40,39 m3
/hari. Sedangkan pada evaluasi
instalasi pengolahan lindi maka akan
digunakan Q debit primer yaitu sebesar
1,2 m3
/hari.
6
1
MahasiswaProgran Studi Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro, Semarang
2
Dosen Progran Studi Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro, Semarang
3.2 Analisa Kualitas Lindi TPA
Sukosari
Sampel lindi di TPA Sukosari
diambil pada tanggal 16 April 2011
pukul 14.00 WIB. Sampel diambil
dengan menggunakan jirigen 5 liter dan
didinginkan dengan menggunakan box
es, lalu diperiksa di lab pada hari itu
juga. Beberapa parameter seperti DO,
pH,dan temperatur di ukur langsung
ditempat dengan menggunakan pH dan
DO Meter. Kualitas lindi TPA Sukosari
diperiksa di Laboratorium Wahana
Semarang.
Tabel 3.1
Kualitas Lindi TPA Sukosari Inlet
Kolam Anaerobik 1
No Parameter
Satua
n
Baku Mutu Air
Limbah Perda
Prop. Jateng No.
10 Tahun 2004
Hasil
Penguji
an
Baku Mutu Air
Limbah Golongan
I II
I. FISIK
1
2
3
Temperatr
TDS
TSS
O
C
mg/L
mg/L
38
2000
100
38
4000
200
34,4
10779,5
2
6508,90
II. KIMIA
1
2
3
4
5
6
pH
Besi
Terlarut
(Fe)
Mangan
Terlarut
(Mn)
Amonia
Bebas
(NH3-N)
BOD5
COD
-
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
6,0-9,0
5
2
5
50
100
6,0-9,0
10
5
10
100
250
8,16
17,10
2,65
47,98
5065,50
9322,18
3.3 Evaluasi Kolam Stabilisasi
Untuk melakukan evaluasi kolam
stabilisasi yang ada, maka dilakukan
perbandingan kriteria desain kolam yang
sesungguhnya dengan kriteria desain
yang ditetapkan pada perancangan.
Kriteria desain perancangan pada
literatur dijadikan tolak ukur dalam
evaluasi kolam yang ada. Evaluasi
kolam stabilisasi yang ada ini ditinjau
dari aspek desain dan operasional serta
pemeliharaan. Untuk mendapatkan hasil
dan evaluasi yang dapat dipertanggung
jawabkan maka evaluasi ini dilakukan
dengan menggunakan literatur yang
dapat dipertanggung jawabkan.
1. Kolam anaerobic 1
Waktu detensi bak telah sesuai yaitu
selama 5,7 hari sedangkan bahan
organik yang harus diolah banyak sekali.
Jumlah BOD yang masuk sebesar
5065,50 mg/L. Menurut perhitungan
menggunakan rumus Mara (2003) BOD
yang harus diolah sesuai dengan volume
bak yang ada sangatlah besar yaitu
877,14 g/m3
d sedangkan yang
dipersyaratkan hanya 100-400 g/m3
d.
Hal ini dapat disebabkan oleh volume
bak yang terlalu kecil sehingga kolam
tidak mampu mengolah zat organik yang
begitu banyak. Selain itu dari sisi
perawatan, kolam yang ada tidak pernah
dikuras atau dibersihkan lumpurnya
sehingga proses anaerobik yang
memerlukan kedalaman kolam yang
dalam agar kondisinya anaerobik tidak
terpenuhi. Kolam menjadi meninggi
disebabkan oleh Lumpur yang terbentuk.
2. Kolam Anaerobik
Ada beberapa penyebab
menurunnya kinerja kolam anaerobic II
ini salah satu diantaranya adalah beban
organic yang masuk ke kolam sangat
besar sedangkan kapasitas kolam
sangatlah kecil sehingga kolam tidak
mampu melakukan proses anaerobic
dengan baik. Hal ini juga ditunjukan
dengan tinggi permukaan air yang
sangat rendah yaitu setinggi 1,5 meter.
Hal ini menyebabkan proses pengolahan
secara anaerobic menjadi tidak
sempurna karena kedalaman yang
dipersyaratkan tidak sesuai. Kolam yang
ada keadaannya sudah tidak anaerob
karena kolam mengalami pendangkalan,
hal ini disebabkan karena kolam tidak
pernah dirawat atau dilakukan
7
1
MahasiswaProgran Studi Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro, Semarang
2
Dosen Progran Studi Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro, Semarang
pengurasan lumpur-lumpur yang
terbentuk akibat proses penguraian
anaerob. Pengolahan juga tidak efisien
disebabkan oleh waktu detensi yang
sangat singkat dan debit yang masuk
sangatlah banyak, maka dari itu
diperlukan perbaikan-perbaikan atau
penambahan kolam pengolah agar
pengolahan air lindi di TPA Sukosari ini
menjadi maksimal.
3. Kolam Fakultatif
Kolam fakultatif ini biasanya di
desain dengan waktu tinggal yang lama,
pada permukaan kolam biasanya banyak
ditumbuhi alga. Kondisi muka kolam
biasanya merupakan kondisi aerob
sedangkan bagian dasar kolam
merupakan kondisi yang anaerob.
Kondisi muka air kolam tidak lagi aerob
karena pada muka air kolam tidak
ditemukan alga yang tumbuh sehingga
suplai oksigen untuk bakteri anaerob
berkurang dan proses penguraian bahan
organic juga menjadi sangat lamban. Hal
ini ditandai juga dengan kecilnya nilai
laju reaksi yaitu sebesar 0,025 d-1
, proses
penguraian zat organic menjadi lamban.
Penurunan kinerja kolam fakultatif ini
bisa disebabkan oleh kurang luasnya
kolam yang ada, untuk mengolah bahan
organik yang besar sekali. Maka dari itu
diperlukan optimalisasi pada kolam
fakultatif yang ada.
4. Kolam Maturasi
Kolam maturasi ini memiliki kedalaman
0,65 dengan dimensi bak sebesar 23,27
m3
. Waktu tinggal actual yang cukup
lama yaitu 19,4 hari dapat menyebabkan
organic loading dan kecepatan reaksi
menurun pada kolam. Selain itu bahan
organic yang masuk ke dalam kolam
maturasi sangatlah besar yaitu sebesar
1732,56 mg/l sehingga diperlukan
volume kolam yang lebih besar lagi atau
waktu tinggal yang lebih lama. Kolam
maturasi yang ada mengalami
pendangkalan karena kolam yang ada
tidak pernak dirawat dan dikuras.
3.4 Optimalisasi Kolam Stabilisasi
1. Alternatif terpilih
Pemilihan alternatif optimalisasi ini
akan dilakukan berdasarkan luas lahan
yang dibutuhkan dan efisiensi hasil
pengolahan kolam stabilisasi tersebut
dapat dilihat bahwa Alternatif
optimalisasi yang pertama lebih sedikit
membutuhkan lahan jika dibandingkan
dengan alternative optimalisasi yang
kedua, yang pertama lahan yang
dibutuhkan adalah sebanyak 170,14 m2
sedangkan lahan yang kedua
membutuhkan lahan sebanyak 254,5
m2
. Semakin banyak lahan yang
dibutuhkan maka akan semakin banyak
pula biaya yang harus dikeluarkan untuk
membangun kolam stabilisasi ini.
Selain dari sisi lahan pemilihan
alternative optimalisasi ini juga dilihat
dari effisiensi pengolahan pencemar
yang ada. Bila dari hasil perhitungan dan
dibandingkan dengan baku mutu kelas 1
maka semua alternative optimalisasi
effluentnya sesuai dengan baku mutu
yang dipersyaratkan.
Dengan melihat pertimbangan-
pertimbangan diatas maka dipilih
alternative optimalisasi I karena dari sisi
effluent sudah memenuhi baku mutu
persyaratan, tidak memerlukan lahan
yang banyak untuk menambah bangunan
baru yaitu sebesar 170,14 m2
, sehingga
dengan lahan yang dibutuhkan sedikit
maka biaya yang dikeluarkan untuk
membangun kolam stabilisasi pun juga
menjadi semakin sedikit.
Tabel 3.2
Dimensi Kolam Instalasi Pengolahan
Lindi TPA Sukosari
Unit
Panjang
(m)
Lebar
(m)
Tinggi
(m)
Fre
ebo
ard
(m)
Kolam Anaerobik 1 9,2 9,2 5,1 1
Kolam Anaerobik 2 3,15 4 5,1 1
Kolam Fakultatif2 14,85 10 2 0,4
Gambar perencanaan instalasi pengolah
lindi. Penggambaran instalasi
8
1
MahasiswaProgran Studi Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro, Semarang
2
Dosen Progran Studi Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro, Semarang
berdasarkan dimensi yang diperoleh di
atas.
3.5 Perhitungan RAB
Perhitungan rencana anggaran biaya
pembangunan instalasi pengolah lindi.
Perhitungan Rencana Anggaran Biaya
(RAB) merupakan suatu cara
perhitungan harga satuan pekerjaan
konstruksi yang dijabarkan per indeks
bahan bangunan dan upah kerja dengan
harga bahan bangunan dan upah pekerja
berdasarkan standar daerah perencanaan
untuk menyelesaikan harga pekerjaan
dari konstruksi tersebut.
Dari perhitungan RAB, diperoleh biaya
pembangunan instalasi pengolah lindi
sebesar Rp 303,027,779.35
3.6 Standar Operasi dan
Pemeliharaan (SOP) Instalasi
Pengolah Lindi.
SOP digunakan sebagai panduan bagi
operator instalasi pengolah lindi TPA
Tanggan sehingga diharapkan instalasi
dapat bekerja maksimal dan memiliki
umur produktif yang panjang
IV.KESIMPULAN
1. Dari perhitungan dan pengukuran
langsung dilapangan didapatkan debit
lindi perhitungan rasional sebesar
40,39 m3
/hari dan debit
primer/pengukuran langsung
dilapangan sebesar 1,2 m3
/hari.
2. Kualitas lindi TPA Sukosari
mengandung beberapa parameter
yang melebihi baku mutu
berdasarkan Peraturan Daerah
Propinsi Jateng No.10 Tahun 2004,
antara lain TSS (1685,10 mg/l), BOD
(802,32 mg/l), COD (1455,60 mg/l).
3. Dari hasil evaluasi kolam stabilisasi
yang ada didapatkan hasil bahwa
semua kolam stabilisasi mempunya
volume yang berukuran kurang besar
sehingga tidak dapat mengolah
pencemar yang masuk dengan jumlah
yang banyak. Semua kolam tidak
mendapatkan perawatan yang baik
karena pada dasar kolam banyak
terdapat endapan lumpur yang dapat
memeperkecil volume kolam.
4. Alternatif Optimalisasi tepilih adalah
dengan menambah satu kolam
anaerobic yang diletakkan sebelum
kolam anaerobic lama (kolam
anaerobic 1 dan 2) dan tetap
menggunakan kolam fakultatif yang
ada dengan menambah volume kolam
fakultatif
V. SARAN
1. Perawatan masing-masing unit
pengolahan air lindi sebaiknya perlu
dilakukan secara kontiniu supaya
performan (kinerja) masing-masing
unit pengolahan tetap maksimal.
VI.DAFTAR PUSTAKA
Alaerts, G ; Santika, Sri Sumestri. 1984.
Metode Penelitian Air.
Surabaya: Usaha Nasional
Damanhuri, Enri. 1995. Teknik
Pembuangan Akhir, ITB.
Bandung
Darmasetiawan, Martin. 2004.
Perencanaan Tempat
Pembuangan Akhir (TPA).
Jakarta : Ekamitra Engineering
Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas
Air. Yogyakarta : Kanisius
Hammer, Mark J. 2004. Water and
Wastewater Technology. New
York : John Willey and Sons Inc
Mara,Duncan. 1978. Sewage Treatment
in Hot Climates. India :
Thomson Press
Mara,Duncan. 2003. Domestic
Wastewater Treatment in
Developing Countries. US :
Earthscan.
Marsono, Bowo Djoko. 1999. Teknik
Pengolahan Limbah Secara
9
1
MahasiswaProgran Studi Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro, Semarang
2
Dosen Progran Studi Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro, Semarang
Biologis. Surabaya: Media
Informasi Alumni Teknik
Lingkungan, ITS
Metcallf and Eddy. 1991. Wastewater
Engineering Treatment and
Reuse Third Edition. New York:
Mc Graw-Hill Companies
Peraturan Daerah Jawa Tengah Nomor
10 Tahun 2004 Tentang Standar
Kualitas Air dan Baku Mutu Air
Limbah Bagi Kegiatan Industri
Puspita, L. E. Ratnawati; I.N.N.,
Suryadiputra; A.A, Mutia. 2005.
Lahan Basah Buatan di
Indonesia. Bogor : Wetlands
International-Indonesia
Programme
Sugiharto. 1987. Dasar-Dasar
Pengolahan Air Limbah. Jakarta
: Universitas Indonesia Press
Suripin. 2004. Sistem Drainase
Perkotaan yang Berkelanjutan.
Yogyakarta: Andi
Tchobanoglous. 1993. Integrated Solid
Waste Management Engineering
Principles and Management
Issues. New York : Mc Graw
Hill Inc

More Related Content

What's hot

Bangunan Pengolah Air Limbah secara Aerobik
Bangunan Pengolah Air Limbah secara AerobikBangunan Pengolah Air Limbah secara Aerobik
Bangunan Pengolah Air Limbah secara AerobikJoy Irman
 
Septictank maret 2016
Septictank maret 2016Septictank maret 2016
Septictank maret 2016tunggalbagas
 
Sistem pengolahan air limbah terpusat off-site system
Sistem pengolahan air limbah terpusat   off-site systemSistem pengolahan air limbah terpusat   off-site system
Sistem pengolahan air limbah terpusat off-site systemJoy Irman
 
Opsi Teknologi Pengelolaan Air Limbah Sistem Terpusat - Pengelolaan Akhir (IPAL)
Opsi Teknologi Pengelolaan Air Limbah Sistem Terpusat - Pengelolaan Akhir (IPAL)Opsi Teknologi Pengelolaan Air Limbah Sistem Terpusat - Pengelolaan Akhir (IPAL)
Opsi Teknologi Pengelolaan Air Limbah Sistem Terpusat - Pengelolaan Akhir (IPAL)Joy Irman
 
Perencanaan Teknis Bangunan Pengolah Air Limbah secara Kombinasi
Perencanaan Teknis Bangunan Pengolah Air Limbah secara KombinasiPerencanaan Teknis Bangunan Pengolah Air Limbah secara Kombinasi
Perencanaan Teknis Bangunan Pengolah Air Limbah secara KombinasiJoy Irman
 
Baku Mutu Air Limbah
Baku Mutu Air LimbahBaku Mutu Air Limbah
Baku Mutu Air LimbahJoy Irman
 
Tata Cara Perencanaan Tangki Septik dengan Sistem Resapan
Tata Cara Perencanaan Tangki Septik dengan Sistem ResapanTata Cara Perencanaan Tangki Septik dengan Sistem Resapan
Tata Cara Perencanaan Tangki Septik dengan Sistem Resapaninfosanitasi
 
Sistem Pengolahan Air Limbah secara Biologis
Sistem Pengolahan Air Limbah secara BiologisSistem Pengolahan Air Limbah secara Biologis
Sistem Pengolahan Air Limbah secara BiologisJoy Irman
 
Perencanaan pengelolaan air limbah dengan sistem terpusat
Perencanaan pengelolaan air limbah dengan sistem terpusatPerencanaan pengelolaan air limbah dengan sistem terpusat
Perencanaan pengelolaan air limbah dengan sistem terpusatinfosanitasi
 
Tangki septik sistem terpisah dengan bidang peresapan
Tangki septik sistem terpisah dengan bidang peresapanTangki septik sistem terpisah dengan bidang peresapan
Tangki septik sistem terpisah dengan bidang peresapanBambang Supriatna
 
Pengelolaan limbah onsite
Pengelolaan limbah onsitePengelolaan limbah onsite
Pengelolaan limbah onsitemun farid
 
Jenis jenis Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik (IPAL)
Jenis jenis Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik (IPAL)Jenis jenis Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik (IPAL)
Jenis jenis Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik (IPAL)Joy Irman
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Opsi Teknologi Sanitasi
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Opsi Teknologi SanitasiSistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Opsi Teknologi Sanitasi
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Opsi Teknologi SanitasiJoy Irman
 
Bangunan Pengolah Air Limbah secara Anaerobik
Bangunan Pengolah Air Limbah secara AnaerobikBangunan Pengolah Air Limbah secara Anaerobik
Bangunan Pengolah Air Limbah secara AnaerobikJoy Irman
 
Kriteria disain ipal medis
Kriteria disain ipal medisKriteria disain ipal medis
Kriteria disain ipal medisAngga Riefdianto
 
Sistem pengolahan air limbah setempat on-site system
Sistem pengolahan air limbah setempat   on-site systemSistem pengolahan air limbah setempat   on-site system
Sistem pengolahan air limbah setempat on-site systemJoy Irman
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Anaerobic Bafle Reactor - Per...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Anaerobic Bafle Reactor - Per...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Anaerobic Bafle Reactor - Per...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Anaerobic Bafle Reactor - Per...Joy Irman
 
Opsi Teknologi Air Limbah Domestik Sistem Setempat (On-Site)
Opsi Teknologi Air Limbah Domestik Sistem Setempat (On-Site)Opsi Teknologi Air Limbah Domestik Sistem Setempat (On-Site)
Opsi Teknologi Air Limbah Domestik Sistem Setempat (On-Site)Joy Irman
 
Operasi dan pemeliharaan unit Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)
Operasi dan pemeliharaan unit Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)Operasi dan pemeliharaan unit Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)
Operasi dan pemeliharaan unit Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)infosanitasi
 

What's hot (20)

Bangunan Pengolah Air Limbah secara Aerobik
Bangunan Pengolah Air Limbah secara AerobikBangunan Pengolah Air Limbah secara Aerobik
Bangunan Pengolah Air Limbah secara Aerobik
 
Septictank maret 2016
Septictank maret 2016Septictank maret 2016
Septictank maret 2016
 
Sistem pengolahan air limbah terpusat off-site system
Sistem pengolahan air limbah terpusat   off-site systemSistem pengolahan air limbah terpusat   off-site system
Sistem pengolahan air limbah terpusat off-site system
 
Opsi Teknologi Pengelolaan Air Limbah Sistem Terpusat - Pengelolaan Akhir (IPAL)
Opsi Teknologi Pengelolaan Air Limbah Sistem Terpusat - Pengelolaan Akhir (IPAL)Opsi Teknologi Pengelolaan Air Limbah Sistem Terpusat - Pengelolaan Akhir (IPAL)
Opsi Teknologi Pengelolaan Air Limbah Sistem Terpusat - Pengelolaan Akhir (IPAL)
 
Perencanaan Teknis Bangunan Pengolah Air Limbah secara Kombinasi
Perencanaan Teknis Bangunan Pengolah Air Limbah secara KombinasiPerencanaan Teknis Bangunan Pengolah Air Limbah secara Kombinasi
Perencanaan Teknis Bangunan Pengolah Air Limbah secara Kombinasi
 
Baku Mutu Air Limbah
Baku Mutu Air LimbahBaku Mutu Air Limbah
Baku Mutu Air Limbah
 
Tata Cara Perencanaan Tangki Septik dengan Sistem Resapan
Tata Cara Perencanaan Tangki Septik dengan Sistem ResapanTata Cara Perencanaan Tangki Septik dengan Sistem Resapan
Tata Cara Perencanaan Tangki Septik dengan Sistem Resapan
 
Sistem Pengolahan Air Limbah secara Biologis
Sistem Pengolahan Air Limbah secara BiologisSistem Pengolahan Air Limbah secara Biologis
Sistem Pengolahan Air Limbah secara Biologis
 
PKP
PKPPKP
PKP
 
Perencanaan pengelolaan air limbah dengan sistem terpusat
Perencanaan pengelolaan air limbah dengan sistem terpusatPerencanaan pengelolaan air limbah dengan sistem terpusat
Perencanaan pengelolaan air limbah dengan sistem terpusat
 
Tangki septik sistem terpisah dengan bidang peresapan
Tangki septik sistem terpisah dengan bidang peresapanTangki septik sistem terpisah dengan bidang peresapan
Tangki septik sistem terpisah dengan bidang peresapan
 
Pengelolaan limbah onsite
Pengelolaan limbah onsitePengelolaan limbah onsite
Pengelolaan limbah onsite
 
Jenis jenis Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik (IPAL)
Jenis jenis Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik (IPAL)Jenis jenis Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik (IPAL)
Jenis jenis Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik (IPAL)
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Opsi Teknologi Sanitasi
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Opsi Teknologi SanitasiSistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Opsi Teknologi Sanitasi
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Opsi Teknologi Sanitasi
 
Bangunan Pengolah Air Limbah secara Anaerobik
Bangunan Pengolah Air Limbah secara AnaerobikBangunan Pengolah Air Limbah secara Anaerobik
Bangunan Pengolah Air Limbah secara Anaerobik
 
Kriteria disain ipal medis
Kriteria disain ipal medisKriteria disain ipal medis
Kriteria disain ipal medis
 
Sistem pengolahan air limbah setempat on-site system
Sistem pengolahan air limbah setempat   on-site systemSistem pengolahan air limbah setempat   on-site system
Sistem pengolahan air limbah setempat on-site system
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Anaerobic Bafle Reactor - Per...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Anaerobic Bafle Reactor - Per...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Anaerobic Bafle Reactor - Per...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Anaerobic Bafle Reactor - Per...
 
Opsi Teknologi Air Limbah Domestik Sistem Setempat (On-Site)
Opsi Teknologi Air Limbah Domestik Sistem Setempat (On-Site)Opsi Teknologi Air Limbah Domestik Sistem Setempat (On-Site)
Opsi Teknologi Air Limbah Domestik Sistem Setempat (On-Site)
 
Operasi dan pemeliharaan unit Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)
Operasi dan pemeliharaan unit Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)Operasi dan pemeliharaan unit Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)
Operasi dan pemeliharaan unit Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)
 

Similar to Jurnal nis

Studi kasus pdam tirtanadi medan new
Studi kasus pdam tirtanadi medan newStudi kasus pdam tirtanadi medan new
Studi kasus pdam tirtanadi medan newArie Julianda
 
I0112048 abstrak
I0112048 abstrakI0112048 abstrak
I0112048 abstrakAri Sutejo
 
PERENCANAAN SISTEM IPAL DUSUN SAMA JAYA KELOMPOK 5 FIKS.pptx
PERENCANAAN SISTEM IPAL DUSUN SAMA JAYA KELOMPOK 5 FIKS.pptxPERENCANAAN SISTEM IPAL DUSUN SAMA JAYA KELOMPOK 5 FIKS.pptx
PERENCANAAN SISTEM IPAL DUSUN SAMA JAYA KELOMPOK 5 FIKS.pptxvivialidayahya
 
KAK-P-06-Detail-Desain-DI-Kragilan.pdf
KAK-P-06-Detail-Desain-DI-Kragilan.pdfKAK-P-06-Detail-Desain-DI-Kragilan.pdf
KAK-P-06-Detail-Desain-DI-Kragilan.pdfYAYASANKEBAJIKANDANP
 
Jurnal dhea annisa puteri
Jurnal dhea annisa puteriJurnal dhea annisa puteri
Jurnal dhea annisa puteridheaaaAP
 
Cara pengolahan air sumur untuk kebutuhan air minum
Cara pengolahan air sumur untuk kebutuhan air minumCara pengolahan air sumur untuk kebutuhan air minum
Cara pengolahan air sumur untuk kebutuhan air minumEco Eco
 
ppt sidang adam ( selesai).pptx
ppt sidang adam ( selesai).pptxppt sidang adam ( selesai).pptx
ppt sidang adam ( selesai).pptxadamalrasyidd
 
Bab i (revisi)
Bab i (revisi)Bab i (revisi)
Bab i (revisi)Refy Fauzi
 
Potensi alternatif pengolahan leachate secara kimiawi
Potensi alternatif pengolahan leachate secara kimiawiPotensi alternatif pengolahan leachate secara kimiawi
Potensi alternatif pengolahan leachate secara kimiawiOswar Mungkasa
 
Bahan 1 pedoman sanitasi rumah sakit di indonesia
Bahan 1 pedoman sanitasi rumah sakit di indonesiaBahan 1 pedoman sanitasi rumah sakit di indonesia
Bahan 1 pedoman sanitasi rumah sakit di indonesiaHarry
 
Bahan 1 pedoman-sanitasi_rumah_sakit_di_indonesia
Bahan 1 pedoman-sanitasi_rumah_sakit_di_indonesiaBahan 1 pedoman-sanitasi_rumah_sakit_di_indonesia
Bahan 1 pedoman-sanitasi_rumah_sakit_di_indonesiaOZ Vessalius
 
Proposal Kerja Praktek Limbah Cair Batu Bara
Proposal Kerja Praktek Limbah Cair Batu BaraProposal Kerja Praktek Limbah Cair Batu Bara
Proposal Kerja Praktek Limbah Cair Batu Baraadimasvoc12
 

Similar to Jurnal nis (20)

PERUMAHAN (1).pptx
PERUMAHAN (1).pptxPERUMAHAN (1).pptx
PERUMAHAN (1).pptx
 
Spal
SpalSpal
Spal
 
Ecodrain
EcodrainEcodrain
Ecodrain
 
Studi kasus pdam tirtanadi medan new
Studi kasus pdam tirtanadi medan newStudi kasus pdam tirtanadi medan new
Studi kasus pdam tirtanadi medan new
 
I0112048 abstrak
I0112048 abstrakI0112048 abstrak
I0112048 abstrak
 
PERENCANAAN SISTEM IPAL DUSUN SAMA JAYA KELOMPOK 5 FIKS.pptx
PERENCANAAN SISTEM IPAL DUSUN SAMA JAYA KELOMPOK 5 FIKS.pptxPERENCANAAN SISTEM IPAL DUSUN SAMA JAYA KELOMPOK 5 FIKS.pptx
PERENCANAAN SISTEM IPAL DUSUN SAMA JAYA KELOMPOK 5 FIKS.pptx
 
KAK-P-06-Detail-Desain-DI-Kragilan.pdf
KAK-P-06-Detail-Desain-DI-Kragilan.pdfKAK-P-06-Detail-Desain-DI-Kragilan.pdf
KAK-P-06-Detail-Desain-DI-Kragilan.pdf
 
61 200-1-pb
61 200-1-pb61 200-1-pb
61 200-1-pb
 
Jurnal dhea annisa puteri
Jurnal dhea annisa puteriJurnal dhea annisa puteri
Jurnal dhea annisa puteri
 
Jurnal kimia industri
Jurnal kimia industriJurnal kimia industri
Jurnal kimia industri
 
Cara pengolahan air sumur untuk kebutuhan air minum
Cara pengolahan air sumur untuk kebutuhan air minumCara pengolahan air sumur untuk kebutuhan air minum
Cara pengolahan air sumur untuk kebutuhan air minum
 
PERUMAHAN.pptx
PERUMAHAN.pptxPERUMAHAN.pptx
PERUMAHAN.pptx
 
ppt sidang adam ( selesai).pptx
ppt sidang adam ( selesai).pptxppt sidang adam ( selesai).pptx
ppt sidang adam ( selesai).pptx
 
Bab i (revisi)
Bab i (revisi)Bab i (revisi)
Bab i (revisi)
 
Laporan praktikum air bersih
Laporan praktikum air bersihLaporan praktikum air bersih
Laporan praktikum air bersih
 
Potensi alternatif pengolahan leachate secara kimiawi
Potensi alternatif pengolahan leachate secara kimiawiPotensi alternatif pengolahan leachate secara kimiawi
Potensi alternatif pengolahan leachate secara kimiawi
 
Bahan 1 pedoman sanitasi rumah sakit di indonesia
Bahan 1 pedoman sanitasi rumah sakit di indonesiaBahan 1 pedoman sanitasi rumah sakit di indonesia
Bahan 1 pedoman sanitasi rumah sakit di indonesia
 
Bahan 1 pedoman-sanitasi_rumah_sakit_di_indonesia
Bahan 1 pedoman-sanitasi_rumah_sakit_di_indonesiaBahan 1 pedoman-sanitasi_rumah_sakit_di_indonesia
Bahan 1 pedoman-sanitasi_rumah_sakit_di_indonesia
 
Proposal Kerja Praktek Limbah Cair Batu Bara
Proposal Kerja Praktek Limbah Cair Batu BaraProposal Kerja Praktek Limbah Cair Batu Bara
Proposal Kerja Praktek Limbah Cair Batu Bara
 
Ppt prakerin
Ppt prakerinPpt prakerin
Ppt prakerin
 

Recently uploaded

AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...Kanaidi ken
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiaNILAMSARI269850
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptAgusRahmat39
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfsdn3jatiblora
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 

Recently uploaded (20)

AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 

Jurnal nis

  • 1. 1 1 MahasiswaProgran Studi Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro, Semarang 2 Dosen Progran Studi Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro, Semarang EVALUASI DAN OPTIMALISASI INSTALASI PENGOLAHAN LINDI TPA SUKOSARI, KABUPATEN KARANGANYAR Annisa Noor Akbari1) , Wiharyanto Oktiawan2) , Ganjar Samudro 2) ABSTRAK Sukosari landfill on Karanganyar Regency has one installation leachate treatments. This installation leachate treatmentscan’t treat pollutant loading entering it. It known functioned after leachate sampling done in Sukosari Landfill and the result compared with “Baku Mutu Air Limbah Perda No 10 Tahun 2004”, and the result not qualified with the standar. From the sampling result get thisvalue : TSS (1685,10 mg/l),BOD5 (802,32 mg/l),COD (1455,60 mg/l).So, that evaluation for the eksisting the installation leachate treatments is needed. So can be done the appreciate optimalization. Planned evaluation dan optimalization steps are : 1)Leachate quantitative analysist 2)Leachate qualitative analysist 3)Stabilization ponds evaluation 4)Stabilization pond optimalization 5)Budgeting design. Choosen optimalization are adding one new building anaerobic ponds, still using two old anaerobic ponds and enlarge the eksisting facultative pond. Keyword : Landfill Sukosari, Installation leachate treatments, Evaluation and Optimalization. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Karanganyar merupakan salah satu Kabupaten di Propinsi Jawa Tengah dengan laju perkembangan yang baik di segala bidang. Hal ini diiringi pula dengan timbulnya peningkatan jumlah penduduk yang diiringi pula dengan jumlah peningkatan produksi sampah dikabupaten ini. Pengelolaan sampah di TPA Sukosari ini masih menggunakan cara contolled landfill dan open dumping. Salah satu masalah yang ditimbulkan dari penumpukan sampah di TPA adalah timbulnya pencemar berupa lindi. Semakin banyak tumpukan sampah di TPA makan lindi yang dihasilkan akan semakin banyak. Cairan dalam landfill tersebut berasal dari luar diantaranya air hujan, aliran atau drainase permukaan, air tanah, dan cairan yang dihasilkan dari dekomposisi sampah. Pengolahan lindi di TPA Sukosari ini berlangsung tidak baik, pipa penyalur air lindi ke instalasi pengolahan lindi sudah tidak berfungsi lagi. Pipa tersebut tersumbat oleh sampah-sampah sehingga tidak bisa mengalirkan air lindi dengan lancar. Pada saat kemarau air lindi yang dialirkan sedikit sekali sedangkan pada musim penghujan air lindi yang dialirkan banyak sekali. Tidak semua lindi mengalir ke instalasi pengolahan lindi, sebagian lindi ada yang masuk ke saluran drainase dan mengalir mengikuti kontur tanah TPA. Lindi yang dihasilkan dari sampah di TPA Sukosari diolah menggunakan instalasi pengolahan lindi, pada tahun 2007 ada bantuan dari Pemerintah Propinsi Jawa Tengah untuk pembuatan saluran dan 2 buah IPAL leachate. IPAL 1 yang berada di tengah-tengah TPA sudah tidak berfungsi lagi dan hanya digunakan sebagai kolam penampungan lindi yang kemudian lindi yang berada pada IPAL 1 dialirkan ke IPAL 2 dengan menggunakan teknik gravitasi. IPAL 2 yang berada di selatan atau bagian yang paling rendah terdiri dari 4 bak pengolahan. Fungsi dari bak pertama dan bak kedua merupakan bak anaerobic, bak ke3 merupakan bak fakultatif, dan bak ke4 merupakan bak maturasi. Pada bak anaerob yang merupakan bak pengolahan pertama masih terdapat sampah-sampah pada muka air bak tersebut. Hal ini dapat menyebabkan pengolahan lindi tidak efektif. Selain itu, setelah dilakukan
  • 2. 2 1 MahasiswaProgran Studi Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro, Semarang 2 Dosen Progran Studi Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro, Semarang pemeriksaan kadar BOD, COD, amoniak, sulfide, Fe, Mn, TSS, dan TDS dan dibandingkan dengan Perda no 10 tahun 2004 didapatkan hasil yang tidak sesuai, yaitu kadar BOD dan COD yang masih tinggi lebih dari standar yang telah ditetapkan. Melihat permasalahan diatas maka diperlukan evaluasi instalasi yang telah ada, apakah masih mampu mengolah air lindi yang bertambah dari waktu ke waktu seiring dengan bertambahnya jumlah timbunan sampah. Apakah instalasi yang ada masih mampu mengolah air lindi dan menampung debit air lindi yang ada atau diperlukan instalasi pengolahan lindi yang baru untuk mengolah air lindi dan menampung debit air lindi yang ada. Sehingga air lindi yang telah diolah dan dibuang ke badan air aman bagi lingkungan sekitar dan tidak menjadi sumber pencemar. 1.2 Identifikasi Masalah 1. Jumlah produksi sampah perkotaan yang meningkat dari tahun ketahun di Kabupaten Karanganyar sehingga mempengaruhi jumlah lindi yang diproduksi. 2. Pipa penyalur air lindi sudah tidak berfungsi dengan baik karena pipa yang ada tertimbun sampah, akibatnya adalah pada musim hujan debit air lindi yang dialirkan berlebihan tetapi pada saat musim kemarau air lindi yang dialirkan debitnya kecil sekali. 3. Pengolahan air lindi di instalasi pengolahan lindi di TPA Sukosari belum maksimal, karena effluent tidak memenuhi persyaratan Perda No 10 Tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Limbah. 4. Effluent air lindi dari IPAL berpotensi mencemari badan air sekitar TPA Sukosari apabila air lindi hasil pengolahan tersebut dibuang ke badan air. 1.3 Pembatasan Masalah Pembatasan masalah dilakukan agar perencanaan instalasi pengolahan lindi dapat terfokuskan dan terencana, maka dari itu dipilihlah dari identifikasi masalah yang ada mana yang sesuai dengan tujuan perencanaan, yaitu : 1. Pengolahan air lindi di TPA Sukosari belum maksimal karena masih menghasilkan effluent yang berpotensi menjadi pencemar apabila dibuang ke badan air. Maka dari itu diperlukan evaluasi kondisi eksisting instalasi pengolahan lindi yang sudah ada, dilakukan dengan memeriksa dan menghitung kualitas dan kuantitas lindi yang dihasilkan serta mengevaluasi kinerja instalasi pengolahan lindi. 2. Instalasi yang ada kurang layak untuk digunakan karena tidak mampu mengolah air lindi menjadi effluent yang baik. IPAL yang sudah ada akan dioptimalisasi sesuai dengan evaluasi yang telah dilakukan 1.4 Perumusan Masalah 1. IPAL Sukosari belum bisa mengolah air lindi secara maksimal sehingga apabila air hasil pengolahan di buang ke badan air maka akan menjadi sumber pencemar. 2. Instalasi yang ada tidak mampu mengolah air lindi dengan baik, dibutuhkan pembaharuan bangunan baru agar bangunan IPAL mampu mengolah air lindi dengan baik. 1.5 Tujuan Adapun tujuan penulisan tugas akhir dalam Evaluasi dan optimalisasi Instalasi Pengolahan Lindi TPA Sukosari antara lain : 1. Mengetahui kinerja eksisting instalasi pengolahan yang sudah ada, secara kualitas dan kuantitas. 2. Menganalisis kinerja IPAL yang sudah ada.
  • 3. 3 1 MahasiswaProgran Studi Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro, Semarang 2 Dosen Progran Studi Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro, Semarang 3. Menentukan optimalisasi bangunan IPAL yang sudah ada. 1.6 Manfaat Studi perencanaan unit pengolahan lindi TPA Sukosari diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain : 1. Bagi pemerintah Untuk pemerintah Kabupaten Karanganyar dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi rencana penataan tata ruang kota dan tata lingkungan Kabupaten Karanganyar. 2. Bagi penulis Dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai sistem pengolahan lindi. 3. Ilmu pengetahuaan Bagi ilmu pengetahuan dan teknologi, diharapkan dapat memperkaya ilmu lingkungan dalam pengelolaan sampah khususnya mengenai pengolahan lindi pada TPA. II. METODOLOGI PERENCANAAN 1. Tujuan Oprerasional Tujuan operasional ini dimaksudkan untuk mempermudah dalam penyampaian tujuan studi. Tujuan operasional ini menerangkan secara lengkap mengenai tujuan studi dan mempermudah untuk langkah selanjutnya. Dimana tujuan operasional studi meliputi : - Menganalisa besarnya debit lindi yang dihasilkan dari TPA Sukosari, dengan melakukan pengukuran secara langsung serta melakukan perhitungan debit lindi dengan metode rasional. - Menganalisa kualitas lindi TPA Sukosari, dengan parameter uji adalah BOD, COD, Fe, pH, TSS, amoniak. - Mengevaluasi kondisi instalasi pengolah lindi eksisting, dan kinerja dari instalasi pengolah lindi tersebut. - Mengoptimalisasi instalasi pengolah lindi TPA Sukosari. - Menghitung besarnya biaya yang dibutuhkan untuk membangun instalasi pengolahan tersebut. 2. Pengumpulan data, yang meliputi : 1.Data primer atau data yang langsung di ambil untuk perencanaan ini meliputi: data eksisting wilayah study, data debit primer lindi, dan data kualitas lindi. Pengambilan data primer ini dilakukan dengan berbagai macam cara yaitu dengan mengukur dimensi kolam secara langsung, mengukur debit lindi secara langsung dengan menggunakan bantuan alat yang telah disediakan, dan mengambil sampel lindi untuk diperiksa kualitas lindi tersebut di laboratorium. 2.Data sekunder antara lain : Data administratif Kabupaten Karanganyar, kependudukan, kondisi prasarana dan sarana, klimatologi, geohidrologi, eksisting pengolahan sampah, Peta Kabupaten Karanganyar, Peta TPA Sukosari serta sarana prasarana yang ada di dalamnya. 3.Analisis data 1.Perhitungan debit air lindi secara teoritis (metode rasional). Rumus yang digunakan adalah : AI C Q        1000 (1.1)  2211 21 1000 1 ACACI QQQ         (1.2) 2.Analisa kualitas air lindi 3.Evaluasi instalasi pengolah lindi, meliputi : waktu tinggal, koefisien laju reaksi, dan BOD organic loading. Waktu tinggal V = Q x td ; td = Q V (1.3) BOD organic loading v = LiQ/Va (1.4)
  • 4. 4 1 MahasiswaProgran Studi Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro, Semarang 2 Dosen Progran Studi Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro, Semarang Koefisien laju reaksi kQkVS S o     1 1 1 1 (1.5) 4. Optimalisasi 1. Merencanakan unit-unit instalasi pengolah lindi. Unit-unit instalasi pengolahan air lindi daerah studi direncanakan berdasarkan perencanaan pengembangan teknis TPA. Tahapan perencanaan ini adalah dengan menentukan alternatif-alternatif pengolahan dan memilih alternatif pengolahan yang ada berdasarkan pada pertimbangan faktor efisiensi pengolahan, faktor ekonomis dan faktor ketersediaan lahan yang ada maupun dari segi operasi dan pemeliharaan. 2. Menghitung rencana anggaran biaya instalasi pengolah lindi. Dari daftar harga satuan bahan dan peralatan Kabupaten Karanganyar yang digunakan untuk membangun instalasi pengolah lindi, dapat diketahui berapa anggaran biaya yang dikeluarkan untuk membangun instalasi pengolah lindi. 3. Membuat kesimpulan dan saran Dari hasil penyusunan laporan maka dapat disusun suatu kesimpulan dan saran-saran yang direkomendasikan. Berikut ini diagram alir tahapan perencanaan instalasi pengolah lindi TPA Sukosari :
  • 5. 5 1 MahasiswaProgran Studi Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro, Semarang 2 Dosen Progran Studi Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro, Semarang Gambar 1 Skema Tahapan Perencanaan III. ANALISA DAN HASIL PERHITUNGAN 3.1 Analisa Kuantitas Lindi TPA Sukosari Dari perhitungan debit secara rasional diperoleh nilai debit lindi terbesar yang harus ditampung oleh instalasi pengolah lindi sebesar 40,39 m3 /hari. Di dalam perencanaan instalasi akan digunakan debit dengan nilai lebih tinggi antara debit primer dan debit hasil perhitungan rasional. Q rasional = 40,39 m3 /hari Qterbesar primer = 1,1977 m3 /hari Dari perhitungan diatas maka debit perencanaan yang dipakai adalah debit perencanaan yang terbesar yaitu debit perencanaan primer. Maka di dalam perencanaan instalasi pengolahan lindi TPA Sukosari akan digunakan debit terbesar dari debit rasional, yaitu : 40,39 m3 /hari. Sedangkan pada evaluasi instalasi pengolahan lindi maka akan digunakan Q debit primer yaitu sebesar 1,2 m3 /hari.
  • 6. 6 1 MahasiswaProgran Studi Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro, Semarang 2 Dosen Progran Studi Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro, Semarang 3.2 Analisa Kualitas Lindi TPA Sukosari Sampel lindi di TPA Sukosari diambil pada tanggal 16 April 2011 pukul 14.00 WIB. Sampel diambil dengan menggunakan jirigen 5 liter dan didinginkan dengan menggunakan box es, lalu diperiksa di lab pada hari itu juga. Beberapa parameter seperti DO, pH,dan temperatur di ukur langsung ditempat dengan menggunakan pH dan DO Meter. Kualitas lindi TPA Sukosari diperiksa di Laboratorium Wahana Semarang. Tabel 3.1 Kualitas Lindi TPA Sukosari Inlet Kolam Anaerobik 1 No Parameter Satua n Baku Mutu Air Limbah Perda Prop. Jateng No. 10 Tahun 2004 Hasil Penguji an Baku Mutu Air Limbah Golongan I II I. FISIK 1 2 3 Temperatr TDS TSS O C mg/L mg/L 38 2000 100 38 4000 200 34,4 10779,5 2 6508,90 II. KIMIA 1 2 3 4 5 6 pH Besi Terlarut (Fe) Mangan Terlarut (Mn) Amonia Bebas (NH3-N) BOD5 COD - mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L 6,0-9,0 5 2 5 50 100 6,0-9,0 10 5 10 100 250 8,16 17,10 2,65 47,98 5065,50 9322,18 3.3 Evaluasi Kolam Stabilisasi Untuk melakukan evaluasi kolam stabilisasi yang ada, maka dilakukan perbandingan kriteria desain kolam yang sesungguhnya dengan kriteria desain yang ditetapkan pada perancangan. Kriteria desain perancangan pada literatur dijadikan tolak ukur dalam evaluasi kolam yang ada. Evaluasi kolam stabilisasi yang ada ini ditinjau dari aspek desain dan operasional serta pemeliharaan. Untuk mendapatkan hasil dan evaluasi yang dapat dipertanggung jawabkan maka evaluasi ini dilakukan dengan menggunakan literatur yang dapat dipertanggung jawabkan. 1. Kolam anaerobic 1 Waktu detensi bak telah sesuai yaitu selama 5,7 hari sedangkan bahan organik yang harus diolah banyak sekali. Jumlah BOD yang masuk sebesar 5065,50 mg/L. Menurut perhitungan menggunakan rumus Mara (2003) BOD yang harus diolah sesuai dengan volume bak yang ada sangatlah besar yaitu 877,14 g/m3 d sedangkan yang dipersyaratkan hanya 100-400 g/m3 d. Hal ini dapat disebabkan oleh volume bak yang terlalu kecil sehingga kolam tidak mampu mengolah zat organik yang begitu banyak. Selain itu dari sisi perawatan, kolam yang ada tidak pernah dikuras atau dibersihkan lumpurnya sehingga proses anaerobik yang memerlukan kedalaman kolam yang dalam agar kondisinya anaerobik tidak terpenuhi. Kolam menjadi meninggi disebabkan oleh Lumpur yang terbentuk. 2. Kolam Anaerobik Ada beberapa penyebab menurunnya kinerja kolam anaerobic II ini salah satu diantaranya adalah beban organic yang masuk ke kolam sangat besar sedangkan kapasitas kolam sangatlah kecil sehingga kolam tidak mampu melakukan proses anaerobic dengan baik. Hal ini juga ditunjukan dengan tinggi permukaan air yang sangat rendah yaitu setinggi 1,5 meter. Hal ini menyebabkan proses pengolahan secara anaerobic menjadi tidak sempurna karena kedalaman yang dipersyaratkan tidak sesuai. Kolam yang ada keadaannya sudah tidak anaerob karena kolam mengalami pendangkalan, hal ini disebabkan karena kolam tidak pernah dirawat atau dilakukan
  • 7. 7 1 MahasiswaProgran Studi Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro, Semarang 2 Dosen Progran Studi Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro, Semarang pengurasan lumpur-lumpur yang terbentuk akibat proses penguraian anaerob. Pengolahan juga tidak efisien disebabkan oleh waktu detensi yang sangat singkat dan debit yang masuk sangatlah banyak, maka dari itu diperlukan perbaikan-perbaikan atau penambahan kolam pengolah agar pengolahan air lindi di TPA Sukosari ini menjadi maksimal. 3. Kolam Fakultatif Kolam fakultatif ini biasanya di desain dengan waktu tinggal yang lama, pada permukaan kolam biasanya banyak ditumbuhi alga. Kondisi muka kolam biasanya merupakan kondisi aerob sedangkan bagian dasar kolam merupakan kondisi yang anaerob. Kondisi muka air kolam tidak lagi aerob karena pada muka air kolam tidak ditemukan alga yang tumbuh sehingga suplai oksigen untuk bakteri anaerob berkurang dan proses penguraian bahan organic juga menjadi sangat lamban. Hal ini ditandai juga dengan kecilnya nilai laju reaksi yaitu sebesar 0,025 d-1 , proses penguraian zat organic menjadi lamban. Penurunan kinerja kolam fakultatif ini bisa disebabkan oleh kurang luasnya kolam yang ada, untuk mengolah bahan organik yang besar sekali. Maka dari itu diperlukan optimalisasi pada kolam fakultatif yang ada. 4. Kolam Maturasi Kolam maturasi ini memiliki kedalaman 0,65 dengan dimensi bak sebesar 23,27 m3 . Waktu tinggal actual yang cukup lama yaitu 19,4 hari dapat menyebabkan organic loading dan kecepatan reaksi menurun pada kolam. Selain itu bahan organic yang masuk ke dalam kolam maturasi sangatlah besar yaitu sebesar 1732,56 mg/l sehingga diperlukan volume kolam yang lebih besar lagi atau waktu tinggal yang lebih lama. Kolam maturasi yang ada mengalami pendangkalan karena kolam yang ada tidak pernak dirawat dan dikuras. 3.4 Optimalisasi Kolam Stabilisasi 1. Alternatif terpilih Pemilihan alternatif optimalisasi ini akan dilakukan berdasarkan luas lahan yang dibutuhkan dan efisiensi hasil pengolahan kolam stabilisasi tersebut dapat dilihat bahwa Alternatif optimalisasi yang pertama lebih sedikit membutuhkan lahan jika dibandingkan dengan alternative optimalisasi yang kedua, yang pertama lahan yang dibutuhkan adalah sebanyak 170,14 m2 sedangkan lahan yang kedua membutuhkan lahan sebanyak 254,5 m2 . Semakin banyak lahan yang dibutuhkan maka akan semakin banyak pula biaya yang harus dikeluarkan untuk membangun kolam stabilisasi ini. Selain dari sisi lahan pemilihan alternative optimalisasi ini juga dilihat dari effisiensi pengolahan pencemar yang ada. Bila dari hasil perhitungan dan dibandingkan dengan baku mutu kelas 1 maka semua alternative optimalisasi effluentnya sesuai dengan baku mutu yang dipersyaratkan. Dengan melihat pertimbangan- pertimbangan diatas maka dipilih alternative optimalisasi I karena dari sisi effluent sudah memenuhi baku mutu persyaratan, tidak memerlukan lahan yang banyak untuk menambah bangunan baru yaitu sebesar 170,14 m2 , sehingga dengan lahan yang dibutuhkan sedikit maka biaya yang dikeluarkan untuk membangun kolam stabilisasi pun juga menjadi semakin sedikit. Tabel 3.2 Dimensi Kolam Instalasi Pengolahan Lindi TPA Sukosari Unit Panjang (m) Lebar (m) Tinggi (m) Fre ebo ard (m) Kolam Anaerobik 1 9,2 9,2 5,1 1 Kolam Anaerobik 2 3,15 4 5,1 1 Kolam Fakultatif2 14,85 10 2 0,4 Gambar perencanaan instalasi pengolah lindi. Penggambaran instalasi
  • 8. 8 1 MahasiswaProgran Studi Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro, Semarang 2 Dosen Progran Studi Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro, Semarang berdasarkan dimensi yang diperoleh di atas. 3.5 Perhitungan RAB Perhitungan rencana anggaran biaya pembangunan instalasi pengolah lindi. Perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB) merupakan suatu cara perhitungan harga satuan pekerjaan konstruksi yang dijabarkan per indeks bahan bangunan dan upah kerja dengan harga bahan bangunan dan upah pekerja berdasarkan standar daerah perencanaan untuk menyelesaikan harga pekerjaan dari konstruksi tersebut. Dari perhitungan RAB, diperoleh biaya pembangunan instalasi pengolah lindi sebesar Rp 303,027,779.35 3.6 Standar Operasi dan Pemeliharaan (SOP) Instalasi Pengolah Lindi. SOP digunakan sebagai panduan bagi operator instalasi pengolah lindi TPA Tanggan sehingga diharapkan instalasi dapat bekerja maksimal dan memiliki umur produktif yang panjang IV.KESIMPULAN 1. Dari perhitungan dan pengukuran langsung dilapangan didapatkan debit lindi perhitungan rasional sebesar 40,39 m3 /hari dan debit primer/pengukuran langsung dilapangan sebesar 1,2 m3 /hari. 2. Kualitas lindi TPA Sukosari mengandung beberapa parameter yang melebihi baku mutu berdasarkan Peraturan Daerah Propinsi Jateng No.10 Tahun 2004, antara lain TSS (1685,10 mg/l), BOD (802,32 mg/l), COD (1455,60 mg/l). 3. Dari hasil evaluasi kolam stabilisasi yang ada didapatkan hasil bahwa semua kolam stabilisasi mempunya volume yang berukuran kurang besar sehingga tidak dapat mengolah pencemar yang masuk dengan jumlah yang banyak. Semua kolam tidak mendapatkan perawatan yang baik karena pada dasar kolam banyak terdapat endapan lumpur yang dapat memeperkecil volume kolam. 4. Alternatif Optimalisasi tepilih adalah dengan menambah satu kolam anaerobic yang diletakkan sebelum kolam anaerobic lama (kolam anaerobic 1 dan 2) dan tetap menggunakan kolam fakultatif yang ada dengan menambah volume kolam fakultatif V. SARAN 1. Perawatan masing-masing unit pengolahan air lindi sebaiknya perlu dilakukan secara kontiniu supaya performan (kinerja) masing-masing unit pengolahan tetap maksimal. VI.DAFTAR PUSTAKA Alaerts, G ; Santika, Sri Sumestri. 1984. Metode Penelitian Air. Surabaya: Usaha Nasional Damanhuri, Enri. 1995. Teknik Pembuangan Akhir, ITB. Bandung Darmasetiawan, Martin. 2004. Perencanaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Jakarta : Ekamitra Engineering Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air. Yogyakarta : Kanisius Hammer, Mark J. 2004. Water and Wastewater Technology. New York : John Willey and Sons Inc Mara,Duncan. 1978. Sewage Treatment in Hot Climates. India : Thomson Press Mara,Duncan. 2003. Domestic Wastewater Treatment in Developing Countries. US : Earthscan. Marsono, Bowo Djoko. 1999. Teknik Pengolahan Limbah Secara
  • 9. 9 1 MahasiswaProgran Studi Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro, Semarang 2 Dosen Progran Studi Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro, Semarang Biologis. Surabaya: Media Informasi Alumni Teknik Lingkungan, ITS Metcallf and Eddy. 1991. Wastewater Engineering Treatment and Reuse Third Edition. New York: Mc Graw-Hill Companies Peraturan Daerah Jawa Tengah Nomor 10 Tahun 2004 Tentang Standar Kualitas Air dan Baku Mutu Air Limbah Bagi Kegiatan Industri Puspita, L. E. Ratnawati; I.N.N., Suryadiputra; A.A, Mutia. 2005. Lahan Basah Buatan di Indonesia. Bogor : Wetlands International-Indonesia Programme Sugiharto. 1987. Dasar-Dasar Pengolahan Air Limbah. Jakarta : Universitas Indonesia Press Suripin. 2004. Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan. Yogyakarta: Andi Tchobanoglous. 1993. Integrated Solid Waste Management Engineering Principles and Management Issues. New York : Mc Graw Hill Inc