SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
YANTI ERNALIA, S.Gz, Dietesien, MPH
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUASAN
PASIEN DI RUANG PENYAKIT DALAM DAN RUANG BERSALIN
TERHADAP PELAYANAN MAKANAN PASIEN
DI RSUD MANDAU DURI TAHUN 2014
Yanti Ernalia, S.Gz, Dietesien, MPH
Dosen S1 Gizi STIKes Tuanku Tambusai Riau
ABSTRACT
The study was based because it has never made observations regarding the
level of patient satisfaction with the dining services in hospitals Saber Duri. While
the level of patient satisfaction in a hospital according the Ministry of Health is at
least 90% of patients were satisfied (Kepmenkes, 2008). The purpose of this study
analyzed the factors associated with patient satisfaction with waiters eat in space
medicine and the delivery room at the hospital Saber Duri 2014. This research is
descriptive with pendekatanCross Sectional. The population in this study were all
patients in inpatient wards in hospitals Saber Duri. Samples of this research that all
patients hospitalized in the internal medicine and hospital delivery room Saber Duri
2014, amounting to 45 people with a total retrieval technique sampling. Data
obtained through questionnaires using a questionnaire and analyzed using Chi
Square. From the chi-square analyzes were conducted between timeliness of results
obtained on patients' satisfaction (p value = 0.019 <0.05), a variation on the menu
patient satisfaction (p value = 0.002 <0.05), the taste of the food to the patient
satisfaction ( p value = 0.000 <0.05), the cleanliness of the tools for patient
satisfaction (p value = 0.003 <0.05), the appearance of officers on patient
satisfaction (p value = 0.056> 0.05), the appearance of food on patient satisfaction (p
value = 0.003 <0.05). The conclusion is based on research in hospitals Saber Duri
2014 that there was a significant relationship between timeliness of food
distribution, menu variety, taste, and appearance of food hygiene tool for patient
satisfaction. There is no correlation between the appearance of officers with patient
satisfaction. Plant nutrition advice to pay attention to the cutlery before doing food
distribution. For Educational Institutions, can be the basis of the data provider for
further research especially other variables not examined in this research.
PENDAHULUAN
Rumah sakit merupakan suatu
tempat atau sarana yang
menyelenggarakan kegiatan
pelayanan kesehatan. Selaras dengan
perkembangan penyakit, tuntutan
terhadap pemakai jasa pelayanan
kesehatan terhadap kualitas
pelayanan kesehatan rumah sakit
telah menjadi masalah mendasar yang
dihadapi sebagian besar rumah sakit
(Mustafa,E,dkk. 2012).
Pelayanan gizi rumah sakit
adalah kegiatan pelayanan gizi di
rumah sakit untuk memenuhi
kebutuhan gizi masyarakat rumah
Jurnal Gizi STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 36
YANTI ERNALIA, S.Gz, Dietesien, MPH
sakit baik rawat inap maupun rawat
jalan, untuk keperluan metabolisme
tubuh, peningkatan kesehatan,
maupun mengoreksi kelainan
metabolisme, dalam rangka upaya
preventif, kuratif, rehabilitatif dan
promotif (Depkes, 2005).
Pelayanan gizi rumah sakit,
khususnya di ruang rawat inap
mempunyai kegiatan, antara lain
menyajikan makanan kepada pasien
yang bertujuan untuk penyembuhan
dan pemulihan kesehatan pasien.
Pasien yang dirawat di rumah sakit
berarti memisahkan diri dari
kebiasaan hidup sehari-hari terutama
dalam hal makan, bukan saja jenis
makanan yang disajikan, tetapi juga
cara makanan dihidangkan, tempat,
waktu, rasa, dan besar porsi makanan
(Mustafa,E,dkk. 2012).
Cita rasa makanan merupakan
salah satu faktor yang mempengaruhi
asupan makan pasien. Cita rasa
dipengaruhi 3 aspek utama yaitu
penampilan makanan, rasa makanan
dan tingkat kematangan. Penampilan
makanan yang menarik akan
meningkatkan selera makan pasien
dalam mengkonsumsi makanan yang
dihidangkan oleh rumah sakit.
Penampilan makanan dapat
merangsang syaraf melalui indra
penglihatan dan dari penglihatan
timbul selera mencicipi. Rasa
makanan akan ditentukan oleh
rangsangan terhadap indera
penciuman dan lidah. Masakan
dengan tingkat kematangan yang
tepat lebih dinikmati daripada
masakan yang terlalu matang. Sesuai
dengan penelitian yang dilakukan
oleh Renaningtyas (2004) bahwa
meningkatnya daya terima atau
menurunnya sisa makanan
dikarenakan adanya variasi rasa
makanan (bumbu, suhu, aroma,
keempukan tingkat makanan) dan
variasi penampilan (warna, bentuk
makanan, besar porsi, penyajian).
Makanan bagi pasien di rumah
sakit berfungsi untuk
mempertahankan daya tahan tubuh
dan membantu mempercepat proses
penyembuhan. Makanan yang
disajikan harus memenuhi kebutuhan
baik kualitas maupun kuantitasnya.
Menurut Adi dan Waskitorini (2003)
penilaian hidangan adalah salah satu
proses evaluasi pelayanan gizi dan
sisa makanan pasien dapat dijadikan
indikator keberhasilan pelayanan gizi
di rumah sakit.
Kepuasan adalah tingkat
perasaan seseorang pelanggan/pasien
setelah membandingkan antara
kinerja atau hasil yang dirasakan
(pelayanan yang diterima dan
dirasakan) dengan yang
diharapkannya (Irine,2008).
Pelayanan gizi di rumah sakit,
khususnya pelayanan gizi rawat inap
mempunyai kegiatan diantaranya
menyajikan makanan kepada pasien
dengan tujuan untuk penyembuhan
dan pemulihan keseahatan pasien.
Berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan pada tahun 2009
bahwa daya terima terhadap makanan
di Rumah Sakit Arifin Nu’mang
hanya 35%, yang menyatakan tidak
menarik yaitu (63,2%). Sementara
hasil penelitian oleh Rumah Sakit
Umum Dr. Wahidin Sudirohusodo
(1995) tentang penilaian mutu
makanan yang disajikan
menunjukkan bahwa pada umumnya
pasien menyisakan makanannya
hampir 50% yang disajikan tidak
memuaskan yaitu dengan
menyatakan tidak hangat (64,69%),
Jurnal Gizi STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 37
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG
PENYAKIT DALAM DAN RUANG BERSALIN TERHADAP PELAYANAN MAKANAN
PASIEN DI RSUD MANDAU DURI TAHUN 2014
makanan tidak menarik (16,6%),
variasi menu membosankan (13,1%).
Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Mandau di Duri merupakan
Rumah Sakit dengan tipe C. Rumah
Sakit (RSUD) Mandau di Duri berdiri
dari tahun 2012. Semenjak berdiri
RSUD Mandau Duri belum pernah
melakukan observasi mengenai
kepuasan makan pasien selama di
rawat di rumah sakit. Tingkat
kepuasan pasien rawat inap di suatu
rumah sakit sesuai dengan SPM dari
Kementrian Kesehatan RI adalah
minimal 90% pasien menyatakan
puas (Kemenkes, 2008).
RSUD Mandau Duri memiliki
6 ruangan rawat inap yaitu ruang
penyakit dalam , ruuang kebidanan,
ruang anak, ruang ferina (ruang bayi),
ruang ICU dan ruang bedah. Dari 6
ruangan tersebut yang
memungkinkan untuk dilakukan
penelitian hanya ruangan penyakit
dalam dan ruang kebidanan. Hal ini
karena di ruangan anak dan ruang
ferina (ruang bayi) pasien belum bisa
diajak berkomunikasi, pada ruang
ICU merupakan ruang khusus dengan
penyakit komplikasi sehingga tidak
memungkinkan untuk berkomunikasi
kepada pasien. Sedangkan ruang
bedah rata-rata pasien baru selesai
operasi sehingga untuk memberikan
penilaian terhadap pelayanan makan
tidak memungkinkan.
Di RSUD Mandau Duri, nilai
parameter BOR (angka penggunaan
tempat tidur) adalah 60% sesuai
dengan nilai parameter BOR yang
ideal menurut Depkes RI (2005)
adalah antara 60%-85%. Sedangkan
AVLOS (Rata-rata lamanya pasien
dirawat) di RSUD Kecamatan
Mandau Duri adalah 4,4 hari.
Menurut Depkes RI (2005) AVLOS
disamping memberikan gambaran
tingkat efisiensi, juga dapat
memberikan gambaran mutu
pelayanan, apabila diterapkan pada
diagnosis tertentu dapat dijadikan hal
yang perlu pengamatan yang lebih
lanjut. Secara umum nilai AVLOS
yang ideal antara 6-9 hari. Oleh
karena itu peneliti tertarik untuk
mengetahui faktor-faktor yang
berhubungan dengan kepuasaan
pasien di ruang penyakit dalam dan
ruang bersalin terhadap pelayanan
makan di RSUD Mandau Duri tahun
2014.
Perumusan Masalah. Berdasarkan
uraian latar belakang maka dapat
dirumuskan masalah dalam penelitian
ini adalah, “Apakah faktor-faktor
yang berhubungan dengan kepuasaan
pasien di ruang penyakit dalam dan
ruang bersalin terhadap pelayanan
makan di RSUD Mandau Duri tahun
2014?”
Tujuan Penelitian. Tujuan umum
dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui faktor-faktor yang
berhubungan dengan kepuasaan
pasien di ruang penyakit dalam dan
ruang bersalin terhadap pelayanan
makan di RSUD Mandau Duri tahun
2014. Secara khusus penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui (1)
distribusi frekuensi kepuasan pasien,
(2) frekuensi ketepatan waktu
distribusi, (3)distribusi frekuensi cita
rasa makanan,(4) distribusi
kebersihan alat, (5) distribusi
frekuensi penampilan petugas, (6)
distribusi frekuensi penampilan
makanan, (7) hubungan ketepatan
waktu distribusi dengan kepuasan
pasien, (8) hubungan variasi menu,
cita rasa makanan, kebersihan alat,
penampilan petugas, dan penampilan
makanan dengan kepuasan pasien di
Jurnal Gizi STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 38
YANTI ERNALIA, S.Gz, Dietesien, MPH
ruang penyakit dalam dan ruang bersalin RSUD Mandau Duri tahun
2014.
METODE PENELITIAN
A. Desain, Tempat, dan Waktu
Penelitian ini merupakan jenis
penelitian deskriptif dengan
pendekatan crossectional. Penelitian
ini dilaksanakan di ruang penyakit
dalam dan ruang bersalin RSUD
Mandau Duri pada tanggal 4-11
Oktober 2014.
B. Jumlah dan Teknik Penarikan
Contoh
Populasi dalam penelitian ini adalah
semua pasien yang berada di ruang
rawat inap penyakit dalam, ruang
kebidanan, ruangan anak, ruangan
bedah, ruang ICU di RSUD Mandau
Duri. Jumlah sampel sebanyak 45
orang dengan mempertimbangkan
kunjungan pasien, kemampuan pasien
untuk berkomunikasi, dan kondisi
pasien. Sampel diperoleh dengan
menggunakan teknik non probabilitas
yaitu pengambilan sampel kuota
( quota sampling Subjek penelitian
ini adalah seluruh pasien rawat inap di
ruang penyakit dalam dan ruang
kebidanan RSUD Mandau Duri.
C. Jenis dan Cara Pengambilan
Data
Jenis data yang digunakan adalah data
primer dan data sekunder. Data primer
diperoleh melalui wawancara dan
pengisian kuesioner pada responden.
Data sekunder sebagai data
pendukung meliputi gambaran umum
RSUD Mandau Duri.
D. Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data meliputi coding,
entry, editing, cleaning. Selanjutnya
data yang diperoleh dianalisis
menggunakan analisis univariat dan
analisis bivariat. Uji statistik yang
digunakan yaitu uji chi square dengan
tingkat kepercayaan 95%.
HASIL
A. Gambaran Umum Lokasi
Penelitian
Rumah Sakit Umum Daerah
Kecamatan Mandau sebagai salah satu
unit milik pemerintah daerah yang
memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat memiliki peran
yang sangat strategis dalam
mempercepat peningkatan derajat
kesehatan masyarakat. Rumah Sakit
ini dibangun di atas tanah seluas
25.600 m2
, dengan luas bangunan
17.456 m2
berada di wilayah
Kecamatan Mandau Kabupaten
Bengkalis, memiliki tempat tidur yang
disediakan sebanyak 100 TT dan
menyediakan berbagai fasilitas
kesehatan lainnya.
Rumah Sakit Umum Daerah
Kecamatan Mandau mulai
difungsikan pada1 Maret 2008. Saat
ini RSUD Kecamatan Mandau sudah
memberikan pelayanan Rawat Jalan
dan Rawat Inap dengan kapasitas 100
tempat tidur. Letak RSUD Kecamatan
Mandau di Jalan Stadion No. 10.
Kelurahan Air Jamban, Kec. Mandau,
Kab. Bengkalis.
B. Analisa Univariat
Hasil analisa univariat
menunjukkan jumlah dan persentase
setiap masing-masing alat ukur
berdasarkan variabel dependen dan
variabel independen.
Hasil uji menunjukkan
ketepatan waktu distribusi makanan
yang disajikan RSUD Mandau Duri
Jurnal Gizi STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 39
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG
PENYAKIT DALAM DAN RUANG BERSALIN TERHADAP PELAYANAN MAKANAN
PASIEN DI RSUD MANDAU DURI TAHUN 2014
menurut subjek penelitian sebagian
besar responden menyatakan tepat
waktu sebanyak 34 orang (75,6%).
Sebanyak 29 responden (64,4%)
menyatakan menu makanan yang
disajikan sudah bervariasi dan 53,3%
responden suka dengan cita rasa
makanan yang disajikan.
Sebagian besar responden
(71,1%) menyatakan bahwa
kebersihan alat sudah bersih dan
penampilan petugas dianggap rapih
(68,9% responden). Responden
menganggap penampilan makanan di
RSUD Mandau Duri menarik yang
ditunjukkan dengan persentasi
responden sebesar 64,4%. Sebesar
53,3% responden merasa puas dengan
keseluruhan pelayanan.
C. Analisis Bivariat
Hasil analisis menunjukkan
sebesar 64,7% responden puas dengan
ketepatan waktu distribusi makanan.
Berdasarkan uji Chi-square diperoleh
bahwa terdapat hubungan yang
bermakna antara ketepatan waktu
distribusi makanan yang disajikan
dengan kepuasaan pasien di ruang
rawat penyakit dalam dan ruang
bersalin RSUD Mandau Duri Tahun
2014 (p<0,05).
Diketahui bahwa dari 29 subjek
penelitian yang menyatakan
bervariasi, sebanyak 72,4% yang
menyatakan puas terhadap variasi
menu. Uji statistik Chi-square
menunjukkan ada hubungan yang
bermakna antara variasi menu yang
disajikan terhadap kepuasan pasien di
ruang rawat penyakit dalam dan ruang
bersalin RSUD Mandau Duri Tahun
2014 (p<0,05).
Terdapat 87,5% responden puas
terhadap cita rasa makanan yang
disajikan rumah sakit. Uji statistik
menunjukkan antara cita rasa
makanan yang disajikan terhadap
kepuasan pasien di ruang rawat
penyakit dalam dan ruang bersalin
RSUD Mandau Duri Tahun
2014(p<0,05).
Dapat diketahui bahwa dari 24
subjek penelitian yang menyatakan
suka, sebanyak 22 orang (68,8%)
yang menyatakan puas terhadap
kebersihan alat. Terdapat hubungan
yang bermakna antara kebersihan alat
yang disajikan terhadap kepuasan
pasien di ruang rawat penyakit dalam
dan ruang bersalin RSUD Mandau
Duri Tahun 2014 (p<0,05). Sebagian
besar responden (64,5%) menyatakan
puas dengan penampilan petugas.
Hasil uji menunjukkan terdapat
hubungan yang bermakna antara
penampilan petugas terhadap
kepuasan pasien di ruang rawat
penyakit dalam dan ruang bersalin
RSUD Mandau Duri Tahun 2014
(p<0,05).
Berdasarkan hasil analisis
diperoleh72,4% responden puas
terhadap penampilan makanan. Uji
Chi-square menunjukkan terdapat
hubungan yang bermakna antara
penampilan makanan yang disajikan
terhadap kepuasan pasien di ruang
rawat penyakit dalam dan ruang
bersalin RSUD Mandau Duri Tahun
2014 (p<0,05).
PEMBAHASAN
A. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Hubungan
ketepatan waktu distribusi
makanan terhadap
kepuasan pasien di ruang
penyakit dalam dan ruang
bersalin RSUD Mandau
Duri Tahun 2014
Jurnal Gizi STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 40
YANTI ERNALIA, S.Gz, Dietesien, MPH
Berdasarkan analisis univariat,
ditemukan bahwa sebagian besar
pasien menyatakan tepat waktu
terhadap ketepatan waktu distribusi
makanan. Namun yang berpendapat
tidak tepat waktu sebanyak 24,4%.
Menurut Depkes RI (2007), peraturan
pemberian makanan rumah sakit
adalah merupakan pedoman yang
ditetapkan pimpinan rumah sakit
sebagai salah satu acuan dalam
memberikan pelayanan gizi pada
pasien yang memuat pola makan
sehari, nilai gizi yang mengacu pada
buku penuntun diet, standar makanan,
jenis konsumen yang dilayani yang
disesuaikan dengan kondisi dan
kemampuan rumah sakit. Senada
dengan hasil penelitian Nuryati
(2008), yang mengungkapkan bahwa
pasien rawat inap RS Bhakti Wira
Tamtama Semarang menyatakan
waktu penyajian tepat akan
meningkatkan kepuasan pasien.
Berdasarkan penelitian, jenis kelamin
juga berhubungan dengan ketepatan
waktu pasien. Dari penelitian, ternyata
perempuan lebih banyak menyatakan
bahwa ketepatan waktu distribusi
makan pasien berhubungan dengan
kepuasan makan.
Setelah dilakukan uji chi-
square, pada penelitian ini
menunjukkan ada hubungan yang
bermakna antara ketepatan waktu
distribusi makanan terhadap kepuasan
pasien di ruang penyakit dalam dan
ruang bersalin RSUD Mandau Duri
dengan nilai p value 0,019 < 0,05.
2. Hubungan variasi
menu terhadap kepuasan pasien
di ruang penyakit dalam dan
ruang bersalin RSUD Mandau
Duri Tahun 2014
Berdasarkan analisis univariat,
peneliti menemukan bahwa sebagian
besar pasien menyatakan bervariasi
terhadap variasi menu yang disajikan.
Namun masih ada yang berpendapat
tidak menarik sebanyak 35,6%.
Menurut Depkes RI (2007), menu
yang bervariasi adalah tidak boleh
terjadi penggunaan hidangan yang
sama dalam satu siklus menu atau
tidak boleh terjadi merode pemasakan
yang sama dalam satu kali makan.
Menu makanan pada siang hari juga
masih kurang bervariasi, karena
beberapa jenis makanan yang
disajikan hampir sama dengan jenis
makanan yang disajikan pada pagi
hari, misalnya jenis sayur pada pagi
hari adalah tumisan maka pada siang
hari juga masih menyajikan sayur
tumisan. Demikian juga dengan
makan makam terdapat kekurangan
dalam variasi makanan misalnya jenis
ikan yang disajikan sama dengan
makan siang. Berdasarkan penelitian
yang telah dilakukan, penyakit pasien
dan lama perawatan pasien di rumah
sakit sangat berhubungan dengan
vasiasi menu makan pasien. Karena
pasien dengan lama perawatan tidak
mau menu dengan itu-itu saja. Apalagi
jika pasien di rawat lebih dari 2
minggu.
Variasi menu atau hidangan
merupakan salah satu factor yang
menentukan tingkat penerimaan
makanan konsumen. Oleh karena itu
makanan yang akan dihidangkan
harus bervariasi, baik dari segi jenis
masakannya mauoun bahan makanan
dasar yang digunakan. Satu jenis
masakan dihudangkan berkali-kali
dalam jangka waktu yang singkat
akan membuat konsumen merasa
jenuh. Hasil penelitian ini sejalan
dengan dengan penelitian Purba, dkk
(2013), yang menyatakan bahwa
variasi menu berhubungan dengan
Jurnal Gizi STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 41
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG
PENYAKIT DALAM DAN RUANG BERSALIN TERHADAP PELAYANAN MAKANAN
PASIEN DI RSUD MANDAU DURI TAHUN 2014
kepuasan pasien yaitu dengan p value
0,001 < 0,05.
Berasarkan hasil uji statistik chi-
square menunjukkan ada hubungan
yang bermakna antara variasi menu
terhadap kepuasan pasien di ruang
penyakit dalam dan ruang bersalin
RSUD Mandau Duri dengan nilai p
value 0,002 < 0,05
3. Hubungan cita rasa
makanan terhadap kepuasan
pasien di ruang penyakit dalam
dan ruang bersalin RSUD
Mandau Duri Tahun 2014
Berdasarkan analisis univariat,
peneliti menemukan bahwa sebagian
besar pasien menyatakan suka
terhadap cita rasa makanan yang
disajikan. Namun masih ada yang
berpendapat tidak suka sebanyak
46,7%. Pada penelitian ini peneliti
meneliti cita rasa makanan dari suhu
makanan yang dihidangkan. Suhu
makanan yang diberikan kepada
pasien sebenarnya sudah baik atau
masih tetap hangat. Akan tetapi ada
pasien yang makan setelah 30 menit-1
jam setelah pendistribusian makanan.
Hal inilah yang dapat mempengaruhi
cita rasa masakan. Menurut Penelitian
Mustafa, dkk (2012) (RSUD)
Mamuju, rata–rata pasien rawat inap
menyatakan makanan yang disajikan
tidak enak, terasa hambar dan tidak
bervariasi, sehingga pasien tidak
pernah menghabiskan makanan yang
diberikan setiap harinya. Bahkan, ada
di antara mereka yang tidak mau
makan sama sekali dengan alasan
yang sama. Pasien mengakses
makanan dari luar, baik dari rumah
maupun dari warung, sehingga
mengganggu pelaksanaan diet yang
diberikan. Berdasarkan penelitian
yang telah dilakukan, jenis penyakit
pasien mempengaruhi cita rasa makan
pasien. Pasien dengan penyakit seperti
demam tinggi, sakit di bagian mulut
sangat berpengaruh. Karena biasanya
lidah pengecap pasien tidak akan
berfungsi sepenuhnya.
Berdasarkan hasil uji statistik
chi-square menunjukkan ada
hubungan yang bermakna antara cita
rasa makanan terhadap kepuasan
pasien di ruang penyakit dalam dan
ruang bersalin RSUD Mandau Duri
dengan nilai p value 0,000 < 0,05 .
4. Hubungan
kebersihan alat terhadap
kepuasan pasien di ruang
penyakit dalam dan ruang
bersalin RSUD Mandau Duri
Tahun 2014
Berdasarkan analisis univariat,
peneliti menemukan bahwa sebagian
besar pasien menyatakan bersih
terhadap kebersihan alat. Namun
masih ada yang berpendapat tidak
bersih sebanyak 28,9%. Berdasarkan
hasil penelitian didapatkan bahwa
pasien menilai tentang peralatan
makan yang terkadang masih terdapat
sumbing/retak. Hal ini terjadi karena
petugas pengantar makanan tidak
mengecek peralatan makan sebelum
dihidangkan. Menurut Gumala,Y dan
Padmiari, E (2010) yang dilakukan di
RSUD Karangasem bahwa peralatan
makanan yang digunakan
mempengaruhi kepuasan pasien.
Dalam penyehatan makanan dan
minuman, kebersihan alat makan
merupakan bagian yang sangat
penting dan berpengaruh terhadap
kualitas makanan dan minuman. Alat
makan yang tidak dicuci dengan
bersih dapat menyebabkan organisme
atau bibit penyakit yang tertinggal
akan berkembang biak
dannmencemari makanan yang akan
diletakkan di atasnya. Angka kuman
dan adanya bakteri coli pada
permukaan alat makan yang telah
Jurnal Gizi STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 42
YANTI ERNALIA, S.Gz, Dietesien, MPH
dicuci dapat diketahui dengan
melakukan uji dengan cara usap alat
makan pada permukaan alat makan.
Uji sanitasi alat makan atau alat
masak perlu dilakukan untuk
mengetahui tingkat kebersihan alat
tersebut. Sehingga melalui uji sanitasi
alat tersebut, petugas inspeksi dari
dinas kesehatan dapat menetapkan
apakan alat makan tersebut sudah
layak digunakan atau belum.
Berdasarkan hasil uji statistik
chi-square menunjukkan ada
hubungan yang bermakna antara
kebersihan alat terhadap kepuasan
pasien di ruang penyakit dalam dan
ruang bersalin RSUD Mandau Duri
dengan nilai p value 0,003 < 005.
5. Hubungan
penampilan petugas terhadap
kepuasan pasien di ruang
penyakit dalam dan ruang
bersalin RSUD Mandau Duri
Tahun 2014
Berdasarkan analisis univariat,
peneliti menemukan bahwa sebagian
besar pasien menyatakan rapih
terhadap penampilan petugas. Namun
masih ada yang berpendapat tidak
rapih sebanyak 35,6%. Berdasarkan
hasil dari penelitian ini didapat pasien
yang menilai tentang kerapian dan
kebersihan petugas kebersihan.
Penilaian dari pasien tersebut adalah,
petugas tidak menjaga kebersihan
badan dan kerapian dari pakaian yang
digunakan. Pada penelitian ini
penampilan petugas tidak
mempengaruhi kepuasan pasien. Hal
ini sejalan dengan penelitian
Chaerani, N (2004) menyatakan
bahwa tidak ada hubungan bermakna
antara penampilan petugas dengan
kepuasan pasien di Rumah Sakit
Mohammad Hoesin Palembang.
Faktor utama kepuasan pasien
terletak pada pramusaji. Dimana
pramusaji diharapkan dapat
berkomunikasi, baik dalam bersikap,
baik dalam berekspresi, wajah dan
senyum akan mempengaruhi pasien
untuk menikmati makanan dan
akhirnya dapat menimbulkan rasa
puas. Sebaliknya perhatian pramusaji
dapat tidak memuaskan pasien ketika
pramusaji kurang perhatian dalam
memberikan pelayanan dan kurang
memperlakukan pasien sebagaimana
manusia yang selalu ingin
diperhatikan dan dipenuhi
kebutuhanya. Pramusaji sebagai
pegawai sebaiknya menghindari
pemaksaan pelayanan makanan
kepada pasien akan tetapi harus
berusaha untuk meningkatkan
kesadaran pasien terhadap hidangan
makanan. Dalam penyajian makanan
perlu diperhatikan hal pokok yaitu
pemilihan alat yang tepat dan susunan
makanan dalam penyajian makanan
untuk menampilkan makanan lebih
menarik.
Berdasarkan hasil uji statistik
chi-square menunjukkan tidak ada
hubungan yang bermakna (p > 0,056)
antara penampilan petugas terhadap
kepuasan pasien di ruang penyakit
dalam dan ruang bersalin RSUD
Mandau Duri.
6. Hubungan
penampilan makanan terhadap
kepuasan pasien di ruang
penyakit dalam dan ruang
bersalin RSUD Mandau Duri
Tahun 2014
Berdasarkan analisis univariat,
penampilan makanan meliputi empat
penilaian yaitu warna makanan,
bentuk makanan, konsistensi
makanan, dan porsi makanan. Peneliti
menemukan bahwa sebagian besar
pasien menyatakan menarik terhadap
penampilan makanan yang disajikan.
Namun masih ada yang berpendapat
Jurnal Gizi STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 43
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG
PENYAKIT DALAM DAN RUANG BERSALIN TERHADAP PELAYANAN MAKANAN
PASIEN DI RSUD MANDAU DURI TAHUN 2014
tidak menarik sebanyak 35,6%.
Berdasarkan penelitian didapat bahwa
pasien menilai tentang bentuk dari
makanan yaitu seperti potongan dari
sayur yang ada yang terlalu kecil ada
yang terlalu besar.
Dalam membuat makanan lebih
menarik biasanya dibuat bentuk-
bentuk tertentu. Bentuk makanan
waktu disajikan dapat dibedakan
menjadi beberapa macam yaitu bentuk
yang sesuai dengan bentuk asli bahan
makanan, bentuk yang diperoleh
dengan cara memotong.
Proses pemasakan yang salah
dapat juga mempengaruhi warna
makanan yang kurang menarik, warna
yang menarik juga dapat
mempengaruhi kepuasan pasien
seperti pemasakan pada sayur yang
terlalu lama dapat membuat sayur
terlalu lunak dan proses pemasakan
daging yang terlalu cepat dapat
membuat daging terlalu liat.
Aspek penting dalam
menentukan penampilan makanan
adalah warna makanan. Warna
makanan memegang peranan utama
dalam penampilan makanan.
Kombinasi warna merupakan faktor
penting yang mempengaruhi indera
penglihatan Kombinasi warna menjadi
sangat penting dalam membuat
makanan menjadi menarik dan
membangkitkan selera makan
seseorang. Pada penyelenggaraan
makanan untuk menghasilkan warna
menarik biasanya dibuat siklus warna
yang beraneka-ragam. Dengan adanya
siklus menu dapat dikombinasikan
warna-warna yang menarik yang
dapat meningkatkan selera yang
melihat makanan tersebut.
Penampilan makanan yang
menarik dan disajikan dengan baik,
menyebarkan bau yang sedap,
sehingga akan mempengaruhi tingkat
konsumsi makanan seseorang. Usaha
untuk mendapatkan citarasa makanan
yang baik dimulai sejak memilih
bahan makanan, pengolahan bahan
makanan sampai pada proses terakhir
yaitu penyajian makanan. Ini harus
diperhatikan untuk menghasilkan
makanan yang memuaskan.
Berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilakukan, jenis kelamin
mempengaruhi penampilan makanan.
Perempuan identik dengan hal yang
bersih dan tertata rapih. Sehingga
penampilan makanan yang tidak
sesuai atau tidak rapih biasanya
banyak dikomplain oleh perempuan
daripada laki-laki.
Berasarkan hasil uji statistik chi-
square menunjukkan ada hubungan
yang bermakna antara penampilan
makanan terhadap kepuasan pasien di
ruang penyakit dalam dan ruang
bersalin RSUD Mandau Duri dengan
nilai p value 0,002 < 0,05.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian yang telah
dilakukan dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. Ada hubungan yang bermakna
antara ketepatan waktu distribusi
makanan terhadap kepuasan
pasien di ruang penyakit dalam
dan ruang bersalin RSUD
Mandau Duri Tahun 2014.
Dimana diketahui nilai p value <
α (0,019 < 0,05).
2. Ada
hubungan yang bermakna antara
variasi menu terhadap kepuasan
pasien di ruang penyakit dalam
dan ruang bersalin RSUD
Mandau Duri Tahun 2014.
Dimana diketahui nilai p value <
α (0,019 < 0,05).
3. Ada
hubungan yang bermakna antara
Jurnal Gizi STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 44
YANTI ERNALIA, S.Gz, Dietesien, MPH
cita rasa makanan terhadap
kepuasan pasien di ruang
penyakit dalam dan ruang
bersalin RSUD Mandau Duri
Tahun 2014. Dimana diketahui
nilai p value < α (0,000 < 0,05).
4. Ada
hubungan yang bermakna antara
kebersihan alat terhadap kepuasan
pasien di ruang penyakit dalam
dan ruang bersalin RSUD
Mandau Duri Tahun 2014.
Dimana diketahui nilai p value <
α (0,003 < 0,05).
5. Tida
k ada hubungan yang bermakna
antara penampilan petugas
terhadap kepuasan pasien di
ruang penyakit dalam dan ruang
bersalin RSUD Mandau Duri
Tahun 2014. Dimana diketahui
nilai p value > α (0,019 > 0,05).
6. Ada
hubungan yang bermakna antara
penampilan makanan terhadap
kepuasan pasien di ruang
penyakit dalam dan ruang
bersalin RSUD Mandau Duri
Tahun 2014. Dimana diketahui
nilai p value < α (0,002 < 0,05).
B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan
kesimpulan maka peneliti mencoba
memberikan saran-saran atau
masukan sebagai berikut:
1. Bagi Instalasi Gizi
Diharapkan kepada instalasi gizi
memperhatikan peralatan makan
yang digunakan sebelum
melakukan pendistribusian
makanan. Mengusulkan
penambahan tenaga pramusaji
agar pendistribusian makanan ke
pasien tidak terlambat.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Penelitian ini dapat menjadi
penyedia data dasar untuk
penelitian selanjutnya khususnya
variabel lain yang tidak diteliti
pada peneliti ini seperti lama
perawatan di rumah sakit, kelas
perawatan, jenis diet makanan
dan penyakit yang di alami pasien
DAFTAR PUSTAKA
Adi, A.C., Waskitorini, H. 2003,
Hubungan antara Faktor Menu,
Pasien dan Lingkungan dengan
Besarnya Sisa Makanan (Studi
di RSUD Kertosono Nganjuk),
Abstrak, Bagian Gizi Kesmas
FKM Unair, PIN Diitetik
Update, Yogyakarta.
Aritonang, Irianto.2012.
Penyelenggaraan Makanan.
Grafina Mediacipta.
Yogyakarta.
Aritonang, Irianto.2012. Manejemen
Asuhan Gizi. PT. Leutika
Nouvalitera. Yogyakarta.
Ahmad (2011). Pengaruh Mutu
Makanan dan Kesembuhan
Pasien di RS DKI. Jurnal.
Jakarta.
Budiyanto, A.K. 2002. Gizi dan
Kesehatan. Bayu Media & UMM
Press. Malang.
Depkes RI. 2003. Pedoman
Pelayanan Gizi Rumah Sakit,
Direktorat Gizi Masyarakat,
Jakarta.
Depkes RI. 2005. Pedoman
Pelaksanaan Pelayanan Gizi
Rumah Sakit, Jakarta.
Jurnal Gizi STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 45
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG
PENYAKIT DALAM DAN RUANG BERSALIN TERHADAP PELAYANAN MAKANAN
PASIEN DI RSUD MANDAU DURI TAHUN 2014
Depkes RI. 2006. Pedoman
Pelayanan Gizi Rumah Sakit,
Dirjen Pelayanan Medik, Jakarta.
Depkes RI. 2007. Pedoman
Penyelenggaraan Makanan Rumah
Sakit. Dirjen Pelayanan Medik,
Jakarta.
Djarismawati, 2004. Pengetahuan
Dan Perilaku Penjamah Tentang
Sanitas Pengolahan Makanan Di
Instalasi Gizi Rumah Sakit di
Jakarta.
Hastono, Susanto Priyo, Sabri dan
Luknis, 2011. Statistik Kesehatan.
Rajawali Pers. Jakarta.
Indriyani. 2007. Hubungan antara
Mutu Pelayanan Keperawatan
dengan Kepuasan Pasien Rawat
Inap di Rumah Sakit Islam
Surakarta. Skripsi. Universitas
Muhammadyah Surakarta.
Jurnal Gizi Klinik. 2004. Analisa
Faktor Penentu Tingkat
Kepuasan Pasien Di Rumah
Sakit.
Kurniah, I. 2010. Faktor-Faktor yang
berhubungan dengan daya terima
makan siang karyawan di RS.
Brawijaya Women And Children
Kebayoran Baru Jakarta Selatan
Tahun 2009. Fakultas Kedokteran
Dan Ilmu Kesehatan. Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Khotimah, Siti. 2004.
Penatalaksanaan Diit pada
Umumnya bagi Pasien Rawat Inap
di Rumah Sakit Umum Kudus.
Thesis, Diponegoro University,
Semarang.
Kotler. 2003. Manajemen Pemasaran.
Prenhallindo. Jakarta.
Lydiyawati T. 2008. Daya terima,
konsumsi energi dan zat gizi
pasien rawat inap penderita
kardiovaskular di RSUP
Fatmawati Jakarta
[skripsi].Program Studi Gizi
Masyarakat dan Sumberadaya
Keluarga. Fakultas Pertanian.
Institut Pertanian Bogor.
Mustafa, dkk. 2012 Tingkat Kepuasan
Pasien Rawat Inap Terhadap
Pelayanan Makanan Di Rumah
Sakit Umum (RSUD) Mamuju
Provinsi Sulawesi Barat. Fakultas
Kesehatan Masyarakat, Universitas
Hasanuddin, Makassar.
Nuryati, Puji. 2008. Hubungan antara
Waktu Penyajian, Penampilan dan
Rasa Makanan dengan Sisa
Makanan pada Pasien Rawat Inap
Dewasa di RS Bhakti Wira
Tamtama Semarang. Universitas
Muhammadiyah Semarang.
Nursalam. 2008. Konsep Dan
Penerapan metodologi Penelitian
Ibnu Keperawatan, Edisi 2.
Penerbit Salemba Medika. Jakarta.
Profil Rumah Sakit Umum Daerah
Mandau 2013. Duri.
Purba, R.B, dkk. 2013. Factor-faktor
Yang Berhubungan Dengan
Tingkat Kepuasan Pasien Pada
Penyelenggaraan di BLU IRINA C
Rumah Sakit Umum Pusat Prof.
DR. R.D KANDAU MANADO.
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Sam Ratulangi Manado. Manado.
Rachman Abduh, 2005. Gambaran
Persepsi Dan Penerimaan
Makanan Pasien Di Bidan
Jurnal Gizi STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 46
YANTI ERNALIA, S.Gz, Dietesien, MPH
Pelayanan Kesehatan RSUD A.
Makkasau Kota Parepare. Skripsi
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Pancasakti Makassar
Jurusan Gizi Masyarakat.
Renaningtyas, dkk, 2004. Jurnal Gizi
Klinik Indonesia Vol. 1, Jakarta.
Sabarguna, 2004. Quality Assurance
Pelayanan Rumah Sakit,
Konsorsium RS Islam, Jawa
Tengah.
Semedi, P, dkk. 2014. Hubungan
Kepuasan Pelayanan Makanan
Rumah Sakit dan Asupan Makanan
Dengan Perubahan Status Gizi
Pasien (Studi di RSUD Sunan
Kalihaga Kabupaten Demak).
Jurnal Gizi Indonesia.
Suryawati. 2006. Penyusunan
Indikator Kepuasan Pasien
Rawat Inap Rumah Sakit di
Provinsi Jawa Tengah.Jurnal
Manajemen Pelayanan
Kesehatan Volume 09 Nomor 4,
Desember 2006. Jawa Tengah.
Sedioetama, Achmad Djaeni. 2004.
Ilmu Gizi Jilid II. Dian Rakyat.
Jakarta.
Tjiptono, Fandy, 2005. Pemasaran
Jasa. Bayu media Publishing.
Yogyakarta.
Jurnal Gizi STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 47

More Related Content

What's hot

KEBIJAKAN PROGRAM KESEHATAN IBU DAN ANAK OLEH DINAS KESEHATAN KABUPATEN GIANYAR
KEBIJAKAN PROGRAM KESEHATAN IBU DAN ANAK OLEH DINAS KESEHATAN KABUPATEN GIANYARKEBIJAKAN PROGRAM KESEHATAN IBU DAN ANAK OLEH DINAS KESEHATAN KABUPATEN GIANYAR
KEBIJAKAN PROGRAM KESEHATAN IBU DAN ANAK OLEH DINAS KESEHATAN KABUPATEN GIANYARDayu Agung Dewi Sawitri
 
SOP DETEKSI DINI DAN RUJUKAN BALITA GIZI BURUK PKM SM
SOP DETEKSI DINI DAN RUJUKAN BALITA GIZI BURUK PKM SMSOP DETEKSI DINI DAN RUJUKAN BALITA GIZI BURUK PKM SM
SOP DETEKSI DINI DAN RUJUKAN BALITA GIZI BURUK PKM SMPuskesmasSungaiMenan
 
Perencanaan Menu Ibu Hamil KEK (Kurang Energi Kronis)
Perencanaan Menu Ibu Hamil KEK (Kurang Energi Kronis)Perencanaan Menu Ibu Hamil KEK (Kurang Energi Kronis)
Perencanaan Menu Ibu Hamil KEK (Kurang Energi Kronis)Fakhriyah Elita
 
tip & trik nutrisurvey utk menganalisis kecukupan gizi individu & kelompok
tip & trik nutrisurvey utk menganalisis kecukupan gizi individu & kelompoktip & trik nutrisurvey utk menganalisis kecukupan gizi individu & kelompok
tip & trik nutrisurvey utk menganalisis kecukupan gizi individu & kelompokYohanes Kristianto
 
Askeb nifas 6 jam post partum
Askeb nifas 6 jam post partumAskeb nifas 6 jam post partum
Askeb nifas 6 jam post partumcahyatoshi
 
Pasangan Usia Subur (PUS) Dan Wanita Usia Subur (WUS)
Pasangan Usia Subur (PUS)  Dan  Wanita Usia Subur (WUS)Pasangan Usia Subur (PUS)  Dan  Wanita Usia Subur (WUS)
Pasangan Usia Subur (PUS) Dan Wanita Usia Subur (WUS)Afdan Rojabi
 
3. pengelolaan data asuhan kefarmasian ws sirsak 19 des 2018rev
3. pengelolaan data asuhan kefarmasian ws sirsak 19 des 2018rev3. pengelolaan data asuhan kefarmasian ws sirsak 19 des 2018rev
3. pengelolaan data asuhan kefarmasian ws sirsak 19 des 2018revDokter Tekno
 
Fomat pengkajian keluarga komunitas
Fomat pengkajian keluarga komunitasFomat pengkajian keluarga komunitas
Fomat pengkajian keluarga komunitasJalalia Bachtiar
 
Gizi dan kesehatan reproduksi salmah
Gizi dan kesehatan reproduksi salmahGizi dan kesehatan reproduksi salmah
Gizi dan kesehatan reproduksi salmahFatmawati Mustofa
 
Perencanaan Menu Gizi Seimbang untuk Lansia
Perencanaan Menu Gizi Seimbang untuk LansiaPerencanaan Menu Gizi Seimbang untuk Lansia
Perencanaan Menu Gizi Seimbang untuk LansiaFakhriyah Elita
 
Pengkajian Data Subjektif
Pengkajian Data SubjektifPengkajian Data Subjektif
Pengkajian Data Subjektifpjj_kemenkes
 
Asuhan nutrisi asi eksklusif cegah growth faltering
Asuhan nutrisi asi eksklusif cegah growth falteringAsuhan nutrisi asi eksklusif cegah growth faltering
Asuhan nutrisi asi eksklusif cegah growth falteringWiyarni Pambudi
 
Nutritional care prose (ncp)
Nutritional care prose (ncp)Nutritional care prose (ncp)
Nutritional care prose (ncp)zhea mays
 
Panduan Praktis PROLANIS
Panduan Praktis PROLANISPanduan Praktis PROLANIS
Panduan Praktis PROLANISUlfah Hanum
 

What's hot (20)

Proposal &amp; thesis
Proposal &amp; thesisProposal &amp; thesis
Proposal &amp; thesis
 
Posyandu Remaja PUJ.pptx
Posyandu Remaja PUJ.pptxPosyandu Remaja PUJ.pptx
Posyandu Remaja PUJ.pptx
 
KEBIJAKAN PROGRAM KESEHATAN IBU DAN ANAK OLEH DINAS KESEHATAN KABUPATEN GIANYAR
KEBIJAKAN PROGRAM KESEHATAN IBU DAN ANAK OLEH DINAS KESEHATAN KABUPATEN GIANYARKEBIJAKAN PROGRAM KESEHATAN IBU DAN ANAK OLEH DINAS KESEHATAN KABUPATEN GIANYAR
KEBIJAKAN PROGRAM KESEHATAN IBU DAN ANAK OLEH DINAS KESEHATAN KABUPATEN GIANYAR
 
SOP DETEKSI DINI DAN RUJUKAN BALITA GIZI BURUK PKM SM
SOP DETEKSI DINI DAN RUJUKAN BALITA GIZI BURUK PKM SMSOP DETEKSI DINI DAN RUJUKAN BALITA GIZI BURUK PKM SM
SOP DETEKSI DINI DAN RUJUKAN BALITA GIZI BURUK PKM SM
 
Perencanaan Menu Ibu Hamil KEK (Kurang Energi Kronis)
Perencanaan Menu Ibu Hamil KEK (Kurang Energi Kronis)Perencanaan Menu Ibu Hamil KEK (Kurang Energi Kronis)
Perencanaan Menu Ibu Hamil KEK (Kurang Energi Kronis)
 
tip & trik nutrisurvey utk menganalisis kecukupan gizi individu & kelompok
tip & trik nutrisurvey utk menganalisis kecukupan gizi individu & kelompoktip & trik nutrisurvey utk menganalisis kecukupan gizi individu & kelompok
tip & trik nutrisurvey utk menganalisis kecukupan gizi individu & kelompok
 
Perilaku kesehatan
Perilaku kesehatan Perilaku kesehatan
Perilaku kesehatan
 
Askeb nifas 6 jam post partum
Askeb nifas 6 jam post partumAskeb nifas 6 jam post partum
Askeb nifas 6 jam post partum
 
Makanan bergizi dan seimbang untuk anak
Makanan bergizi dan seimbang untuk anakMakanan bergizi dan seimbang untuk anak
Makanan bergizi dan seimbang untuk anak
 
Pasangan Usia Subur (PUS) Dan Wanita Usia Subur (WUS)
Pasangan Usia Subur (PUS)  Dan  Wanita Usia Subur (WUS)Pasangan Usia Subur (PUS)  Dan  Wanita Usia Subur (WUS)
Pasangan Usia Subur (PUS) Dan Wanita Usia Subur (WUS)
 
Menu makanan 10 hari
Menu makanan 10 hariMenu makanan 10 hari
Menu makanan 10 hari
 
3. pengelolaan data asuhan kefarmasian ws sirsak 19 des 2018rev
3. pengelolaan data asuhan kefarmasian ws sirsak 19 des 2018rev3. pengelolaan data asuhan kefarmasian ws sirsak 19 des 2018rev
3. pengelolaan data asuhan kefarmasian ws sirsak 19 des 2018rev
 
Fomat pengkajian keluarga komunitas
Fomat pengkajian keluarga komunitasFomat pengkajian keluarga komunitas
Fomat pengkajian keluarga komunitas
 
Gizi dan kesehatan reproduksi salmah
Gizi dan kesehatan reproduksi salmahGizi dan kesehatan reproduksi salmah
Gizi dan kesehatan reproduksi salmah
 
Perencanaan Menu Gizi Seimbang untuk Lansia
Perencanaan Menu Gizi Seimbang untuk LansiaPerencanaan Menu Gizi Seimbang untuk Lansia
Perencanaan Menu Gizi Seimbang untuk Lansia
 
askeb Bayi Baru Lahir NORMAL
askeb Bayi Baru Lahir NORMALaskeb Bayi Baru Lahir NORMAL
askeb Bayi Baru Lahir NORMAL
 
Pengkajian Data Subjektif
Pengkajian Data SubjektifPengkajian Data Subjektif
Pengkajian Data Subjektif
 
Asuhan nutrisi asi eksklusif cegah growth faltering
Asuhan nutrisi asi eksklusif cegah growth falteringAsuhan nutrisi asi eksklusif cegah growth faltering
Asuhan nutrisi asi eksklusif cegah growth faltering
 
Nutritional care prose (ncp)
Nutritional care prose (ncp)Nutritional care prose (ncp)
Nutritional care prose (ncp)
 
Panduan Praktis PROLANIS
Panduan Praktis PROLANISPanduan Praktis PROLANIS
Panduan Praktis PROLANIS
 

Similar to jurnal daya terima makanan

Similar to jurnal daya terima makanan (20)

Slide Skripsi
Slide SkripsiSlide Skripsi
Slide Skripsi
 
Baru
BaruBaru
Baru
 
Faktor Berhubungan dengan kepuasan pasien
Faktor Berhubungan dengan kepuasan pasienFaktor Berhubungan dengan kepuasan pasien
Faktor Berhubungan dengan kepuasan pasien
 
Fasilitas Kesehatan.pdf
Fasilitas Kesehatan.pdfFasilitas Kesehatan.pdf
Fasilitas Kesehatan.pdf
 
ARTIKEL
ARTIKELARTIKEL
ARTIKEL
 
2159 3918-1-sm
2159 3918-1-sm2159 3918-1-sm
2159 3918-1-sm
 
Length Of Stay IGD RSMH
Length Of Stay IGD RSMHLength Of Stay IGD RSMH
Length Of Stay IGD RSMH
 
Jurper1 1-nas
Jurper1 1-nasJurper1 1-nas
Jurper1 1-nas
 
Jurper1 1-nas 2
Jurper1 1-nas 2Jurper1 1-nas 2
Jurper1 1-nas 2
 
Jurper1 1-nas 3
Jurper1 1-nas 3Jurper1 1-nas 3
Jurper1 1-nas 3
 
jurnalku
jurnalkujurnalku
jurnalku
 
Penilaian standar rumah sakit (10)
Penilaian standar rumah sakit (10)Penilaian standar rumah sakit (10)
Penilaian standar rumah sakit (10)
 
Jurnal Fitria Ramadani
Jurnal Fitria RamadaniJurnal Fitria Ramadani
Jurnal Fitria Ramadani
 
8. triyani kars pengelolaan data asuhan gizi desember 2018
8. triyani   kars pengelolaan data asuhan gizi desember 20188. triyani   kars pengelolaan data asuhan gizi desember 2018
8. triyani kars pengelolaan data asuhan gizi desember 2018
 
PPT Aditia Sulistio Sempro.pptx
PPT Aditia Sulistio Sempro.pptxPPT Aditia Sulistio Sempro.pptx
PPT Aditia Sulistio Sempro.pptx
 
Pelayanan Farmasi di rumah sakit puskesmas apotik
Pelayanan Farmasi di rumah sakit puskesmas apotikPelayanan Farmasi di rumah sakit puskesmas apotik
Pelayanan Farmasi di rumah sakit puskesmas apotik
 
X.pptx
X.pptxX.pptx
X.pptx
 
Mutu 11 siti ika
Mutu 11 siti ikaMutu 11 siti ika
Mutu 11 siti ika
 
Gizi klinik
Gizi klinikGizi klinik
Gizi klinik
 
Nur santi zuuhi pa hasary printtt
Nur santi zuuhi pa hasary printtt Nur santi zuuhi pa hasary printtt
Nur santi zuuhi pa hasary printtt
 

jurnal daya terima makanan

  • 1. YANTI ERNALIA, S.Gz, Dietesien, MPH FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG PENYAKIT DALAM DAN RUANG BERSALIN TERHADAP PELAYANAN MAKANAN PASIEN DI RSUD MANDAU DURI TAHUN 2014 Yanti Ernalia, S.Gz, Dietesien, MPH Dosen S1 Gizi STIKes Tuanku Tambusai Riau ABSTRACT The study was based because it has never made observations regarding the level of patient satisfaction with the dining services in hospitals Saber Duri. While the level of patient satisfaction in a hospital according the Ministry of Health is at least 90% of patients were satisfied (Kepmenkes, 2008). The purpose of this study analyzed the factors associated with patient satisfaction with waiters eat in space medicine and the delivery room at the hospital Saber Duri 2014. This research is descriptive with pendekatanCross Sectional. The population in this study were all patients in inpatient wards in hospitals Saber Duri. Samples of this research that all patients hospitalized in the internal medicine and hospital delivery room Saber Duri 2014, amounting to 45 people with a total retrieval technique sampling. Data obtained through questionnaires using a questionnaire and analyzed using Chi Square. From the chi-square analyzes were conducted between timeliness of results obtained on patients' satisfaction (p value = 0.019 <0.05), a variation on the menu patient satisfaction (p value = 0.002 <0.05), the taste of the food to the patient satisfaction ( p value = 0.000 <0.05), the cleanliness of the tools for patient satisfaction (p value = 0.003 <0.05), the appearance of officers on patient satisfaction (p value = 0.056> 0.05), the appearance of food on patient satisfaction (p value = 0.003 <0.05). The conclusion is based on research in hospitals Saber Duri 2014 that there was a significant relationship between timeliness of food distribution, menu variety, taste, and appearance of food hygiene tool for patient satisfaction. There is no correlation between the appearance of officers with patient satisfaction. Plant nutrition advice to pay attention to the cutlery before doing food distribution. For Educational Institutions, can be the basis of the data provider for further research especially other variables not examined in this research. PENDAHULUAN Rumah sakit merupakan suatu tempat atau sarana yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan. Selaras dengan perkembangan penyakit, tuntutan terhadap pemakai jasa pelayanan kesehatan terhadap kualitas pelayanan kesehatan rumah sakit telah menjadi masalah mendasar yang dihadapi sebagian besar rumah sakit (Mustafa,E,dkk. 2012). Pelayanan gizi rumah sakit adalah kegiatan pelayanan gizi di rumah sakit untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat rumah Jurnal Gizi STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 36
  • 2. YANTI ERNALIA, S.Gz, Dietesien, MPH sakit baik rawat inap maupun rawat jalan, untuk keperluan metabolisme tubuh, peningkatan kesehatan, maupun mengoreksi kelainan metabolisme, dalam rangka upaya preventif, kuratif, rehabilitatif dan promotif (Depkes, 2005). Pelayanan gizi rumah sakit, khususnya di ruang rawat inap mempunyai kegiatan, antara lain menyajikan makanan kepada pasien yang bertujuan untuk penyembuhan dan pemulihan kesehatan pasien. Pasien yang dirawat di rumah sakit berarti memisahkan diri dari kebiasaan hidup sehari-hari terutama dalam hal makan, bukan saja jenis makanan yang disajikan, tetapi juga cara makanan dihidangkan, tempat, waktu, rasa, dan besar porsi makanan (Mustafa,E,dkk. 2012). Cita rasa makanan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi asupan makan pasien. Cita rasa dipengaruhi 3 aspek utama yaitu penampilan makanan, rasa makanan dan tingkat kematangan. Penampilan makanan yang menarik akan meningkatkan selera makan pasien dalam mengkonsumsi makanan yang dihidangkan oleh rumah sakit. Penampilan makanan dapat merangsang syaraf melalui indra penglihatan dan dari penglihatan timbul selera mencicipi. Rasa makanan akan ditentukan oleh rangsangan terhadap indera penciuman dan lidah. Masakan dengan tingkat kematangan yang tepat lebih dinikmati daripada masakan yang terlalu matang. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Renaningtyas (2004) bahwa meningkatnya daya terima atau menurunnya sisa makanan dikarenakan adanya variasi rasa makanan (bumbu, suhu, aroma, keempukan tingkat makanan) dan variasi penampilan (warna, bentuk makanan, besar porsi, penyajian). Makanan bagi pasien di rumah sakit berfungsi untuk mempertahankan daya tahan tubuh dan membantu mempercepat proses penyembuhan. Makanan yang disajikan harus memenuhi kebutuhan baik kualitas maupun kuantitasnya. Menurut Adi dan Waskitorini (2003) penilaian hidangan adalah salah satu proses evaluasi pelayanan gizi dan sisa makanan pasien dapat dijadikan indikator keberhasilan pelayanan gizi di rumah sakit. Kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang pelanggan/pasien setelah membandingkan antara kinerja atau hasil yang dirasakan (pelayanan yang diterima dan dirasakan) dengan yang diharapkannya (Irine,2008). Pelayanan gizi di rumah sakit, khususnya pelayanan gizi rawat inap mempunyai kegiatan diantaranya menyajikan makanan kepada pasien dengan tujuan untuk penyembuhan dan pemulihan keseahatan pasien. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada tahun 2009 bahwa daya terima terhadap makanan di Rumah Sakit Arifin Nu’mang hanya 35%, yang menyatakan tidak menarik yaitu (63,2%). Sementara hasil penelitian oleh Rumah Sakit Umum Dr. Wahidin Sudirohusodo (1995) tentang penilaian mutu makanan yang disajikan menunjukkan bahwa pada umumnya pasien menyisakan makanannya hampir 50% yang disajikan tidak memuaskan yaitu dengan menyatakan tidak hangat (64,69%), Jurnal Gizi STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 37
  • 3. FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG PENYAKIT DALAM DAN RUANG BERSALIN TERHADAP PELAYANAN MAKANAN PASIEN DI RSUD MANDAU DURI TAHUN 2014 makanan tidak menarik (16,6%), variasi menu membosankan (13,1%). Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mandau di Duri merupakan Rumah Sakit dengan tipe C. Rumah Sakit (RSUD) Mandau di Duri berdiri dari tahun 2012. Semenjak berdiri RSUD Mandau Duri belum pernah melakukan observasi mengenai kepuasan makan pasien selama di rawat di rumah sakit. Tingkat kepuasan pasien rawat inap di suatu rumah sakit sesuai dengan SPM dari Kementrian Kesehatan RI adalah minimal 90% pasien menyatakan puas (Kemenkes, 2008). RSUD Mandau Duri memiliki 6 ruangan rawat inap yaitu ruang penyakit dalam , ruuang kebidanan, ruang anak, ruang ferina (ruang bayi), ruang ICU dan ruang bedah. Dari 6 ruangan tersebut yang memungkinkan untuk dilakukan penelitian hanya ruangan penyakit dalam dan ruang kebidanan. Hal ini karena di ruangan anak dan ruang ferina (ruang bayi) pasien belum bisa diajak berkomunikasi, pada ruang ICU merupakan ruang khusus dengan penyakit komplikasi sehingga tidak memungkinkan untuk berkomunikasi kepada pasien. Sedangkan ruang bedah rata-rata pasien baru selesai operasi sehingga untuk memberikan penilaian terhadap pelayanan makan tidak memungkinkan. Di RSUD Mandau Duri, nilai parameter BOR (angka penggunaan tempat tidur) adalah 60% sesuai dengan nilai parameter BOR yang ideal menurut Depkes RI (2005) adalah antara 60%-85%. Sedangkan AVLOS (Rata-rata lamanya pasien dirawat) di RSUD Kecamatan Mandau Duri adalah 4,4 hari. Menurut Depkes RI (2005) AVLOS disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan yang lebih lanjut. Secara umum nilai AVLOS yang ideal antara 6-9 hari. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kepuasaan pasien di ruang penyakit dalam dan ruang bersalin terhadap pelayanan makan di RSUD Mandau Duri tahun 2014. Perumusan Masalah. Berdasarkan uraian latar belakang maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah, “Apakah faktor-faktor yang berhubungan dengan kepuasaan pasien di ruang penyakit dalam dan ruang bersalin terhadap pelayanan makan di RSUD Mandau Duri tahun 2014?” Tujuan Penelitian. Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kepuasaan pasien di ruang penyakit dalam dan ruang bersalin terhadap pelayanan makan di RSUD Mandau Duri tahun 2014. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) distribusi frekuensi kepuasan pasien, (2) frekuensi ketepatan waktu distribusi, (3)distribusi frekuensi cita rasa makanan,(4) distribusi kebersihan alat, (5) distribusi frekuensi penampilan petugas, (6) distribusi frekuensi penampilan makanan, (7) hubungan ketepatan waktu distribusi dengan kepuasan pasien, (8) hubungan variasi menu, cita rasa makanan, kebersihan alat, penampilan petugas, dan penampilan makanan dengan kepuasan pasien di Jurnal Gizi STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 38
  • 4. YANTI ERNALIA, S.Gz, Dietesien, MPH ruang penyakit dalam dan ruang bersalin RSUD Mandau Duri tahun 2014. METODE PENELITIAN A. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan crossectional. Penelitian ini dilaksanakan di ruang penyakit dalam dan ruang bersalin RSUD Mandau Duri pada tanggal 4-11 Oktober 2014. B. Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien yang berada di ruang rawat inap penyakit dalam, ruang kebidanan, ruangan anak, ruangan bedah, ruang ICU di RSUD Mandau Duri. Jumlah sampel sebanyak 45 orang dengan mempertimbangkan kunjungan pasien, kemampuan pasien untuk berkomunikasi, dan kondisi pasien. Sampel diperoleh dengan menggunakan teknik non probabilitas yaitu pengambilan sampel kuota ( quota sampling Subjek penelitian ini adalah seluruh pasien rawat inap di ruang penyakit dalam dan ruang kebidanan RSUD Mandau Duri. C. Jenis dan Cara Pengambilan Data Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dan pengisian kuesioner pada responden. Data sekunder sebagai data pendukung meliputi gambaran umum RSUD Mandau Duri. D. Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan data meliputi coding, entry, editing, cleaning. Selanjutnya data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis univariat dan analisis bivariat. Uji statistik yang digunakan yaitu uji chi square dengan tingkat kepercayaan 95%. HASIL A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Rumah Sakit Umum Daerah Kecamatan Mandau sebagai salah satu unit milik pemerintah daerah yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Rumah Sakit ini dibangun di atas tanah seluas 25.600 m2 , dengan luas bangunan 17.456 m2 berada di wilayah Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis, memiliki tempat tidur yang disediakan sebanyak 100 TT dan menyediakan berbagai fasilitas kesehatan lainnya. Rumah Sakit Umum Daerah Kecamatan Mandau mulai difungsikan pada1 Maret 2008. Saat ini RSUD Kecamatan Mandau sudah memberikan pelayanan Rawat Jalan dan Rawat Inap dengan kapasitas 100 tempat tidur. Letak RSUD Kecamatan Mandau di Jalan Stadion No. 10. Kelurahan Air Jamban, Kec. Mandau, Kab. Bengkalis. B. Analisa Univariat Hasil analisa univariat menunjukkan jumlah dan persentase setiap masing-masing alat ukur berdasarkan variabel dependen dan variabel independen. Hasil uji menunjukkan ketepatan waktu distribusi makanan yang disajikan RSUD Mandau Duri Jurnal Gizi STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 39
  • 5. FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG PENYAKIT DALAM DAN RUANG BERSALIN TERHADAP PELAYANAN MAKANAN PASIEN DI RSUD MANDAU DURI TAHUN 2014 menurut subjek penelitian sebagian besar responden menyatakan tepat waktu sebanyak 34 orang (75,6%). Sebanyak 29 responden (64,4%) menyatakan menu makanan yang disajikan sudah bervariasi dan 53,3% responden suka dengan cita rasa makanan yang disajikan. Sebagian besar responden (71,1%) menyatakan bahwa kebersihan alat sudah bersih dan penampilan petugas dianggap rapih (68,9% responden). Responden menganggap penampilan makanan di RSUD Mandau Duri menarik yang ditunjukkan dengan persentasi responden sebesar 64,4%. Sebesar 53,3% responden merasa puas dengan keseluruhan pelayanan. C. Analisis Bivariat Hasil analisis menunjukkan sebesar 64,7% responden puas dengan ketepatan waktu distribusi makanan. Berdasarkan uji Chi-square diperoleh bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara ketepatan waktu distribusi makanan yang disajikan dengan kepuasaan pasien di ruang rawat penyakit dalam dan ruang bersalin RSUD Mandau Duri Tahun 2014 (p<0,05). Diketahui bahwa dari 29 subjek penelitian yang menyatakan bervariasi, sebanyak 72,4% yang menyatakan puas terhadap variasi menu. Uji statistik Chi-square menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara variasi menu yang disajikan terhadap kepuasan pasien di ruang rawat penyakit dalam dan ruang bersalin RSUD Mandau Duri Tahun 2014 (p<0,05). Terdapat 87,5% responden puas terhadap cita rasa makanan yang disajikan rumah sakit. Uji statistik menunjukkan antara cita rasa makanan yang disajikan terhadap kepuasan pasien di ruang rawat penyakit dalam dan ruang bersalin RSUD Mandau Duri Tahun 2014(p<0,05). Dapat diketahui bahwa dari 24 subjek penelitian yang menyatakan suka, sebanyak 22 orang (68,8%) yang menyatakan puas terhadap kebersihan alat. Terdapat hubungan yang bermakna antara kebersihan alat yang disajikan terhadap kepuasan pasien di ruang rawat penyakit dalam dan ruang bersalin RSUD Mandau Duri Tahun 2014 (p<0,05). Sebagian besar responden (64,5%) menyatakan puas dengan penampilan petugas. Hasil uji menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara penampilan petugas terhadap kepuasan pasien di ruang rawat penyakit dalam dan ruang bersalin RSUD Mandau Duri Tahun 2014 (p<0,05). Berdasarkan hasil analisis diperoleh72,4% responden puas terhadap penampilan makanan. Uji Chi-square menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara penampilan makanan yang disajikan terhadap kepuasan pasien di ruang rawat penyakit dalam dan ruang bersalin RSUD Mandau Duri Tahun 2014 (p<0,05). PEMBAHASAN A. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Hubungan ketepatan waktu distribusi makanan terhadap kepuasan pasien di ruang penyakit dalam dan ruang bersalin RSUD Mandau Duri Tahun 2014 Jurnal Gizi STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 40
  • 6. YANTI ERNALIA, S.Gz, Dietesien, MPH Berdasarkan analisis univariat, ditemukan bahwa sebagian besar pasien menyatakan tepat waktu terhadap ketepatan waktu distribusi makanan. Namun yang berpendapat tidak tepat waktu sebanyak 24,4%. Menurut Depkes RI (2007), peraturan pemberian makanan rumah sakit adalah merupakan pedoman yang ditetapkan pimpinan rumah sakit sebagai salah satu acuan dalam memberikan pelayanan gizi pada pasien yang memuat pola makan sehari, nilai gizi yang mengacu pada buku penuntun diet, standar makanan, jenis konsumen yang dilayani yang disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan rumah sakit. Senada dengan hasil penelitian Nuryati (2008), yang mengungkapkan bahwa pasien rawat inap RS Bhakti Wira Tamtama Semarang menyatakan waktu penyajian tepat akan meningkatkan kepuasan pasien. Berdasarkan penelitian, jenis kelamin juga berhubungan dengan ketepatan waktu pasien. Dari penelitian, ternyata perempuan lebih banyak menyatakan bahwa ketepatan waktu distribusi makan pasien berhubungan dengan kepuasan makan. Setelah dilakukan uji chi- square, pada penelitian ini menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara ketepatan waktu distribusi makanan terhadap kepuasan pasien di ruang penyakit dalam dan ruang bersalin RSUD Mandau Duri dengan nilai p value 0,019 < 0,05. 2. Hubungan variasi menu terhadap kepuasan pasien di ruang penyakit dalam dan ruang bersalin RSUD Mandau Duri Tahun 2014 Berdasarkan analisis univariat, peneliti menemukan bahwa sebagian besar pasien menyatakan bervariasi terhadap variasi menu yang disajikan. Namun masih ada yang berpendapat tidak menarik sebanyak 35,6%. Menurut Depkes RI (2007), menu yang bervariasi adalah tidak boleh terjadi penggunaan hidangan yang sama dalam satu siklus menu atau tidak boleh terjadi merode pemasakan yang sama dalam satu kali makan. Menu makanan pada siang hari juga masih kurang bervariasi, karena beberapa jenis makanan yang disajikan hampir sama dengan jenis makanan yang disajikan pada pagi hari, misalnya jenis sayur pada pagi hari adalah tumisan maka pada siang hari juga masih menyajikan sayur tumisan. Demikian juga dengan makan makam terdapat kekurangan dalam variasi makanan misalnya jenis ikan yang disajikan sama dengan makan siang. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penyakit pasien dan lama perawatan pasien di rumah sakit sangat berhubungan dengan vasiasi menu makan pasien. Karena pasien dengan lama perawatan tidak mau menu dengan itu-itu saja. Apalagi jika pasien di rawat lebih dari 2 minggu. Variasi menu atau hidangan merupakan salah satu factor yang menentukan tingkat penerimaan makanan konsumen. Oleh karena itu makanan yang akan dihidangkan harus bervariasi, baik dari segi jenis masakannya mauoun bahan makanan dasar yang digunakan. Satu jenis masakan dihudangkan berkali-kali dalam jangka waktu yang singkat akan membuat konsumen merasa jenuh. Hasil penelitian ini sejalan dengan dengan penelitian Purba, dkk (2013), yang menyatakan bahwa variasi menu berhubungan dengan Jurnal Gizi STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 41
  • 7. FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG PENYAKIT DALAM DAN RUANG BERSALIN TERHADAP PELAYANAN MAKANAN PASIEN DI RSUD MANDAU DURI TAHUN 2014 kepuasan pasien yaitu dengan p value 0,001 < 0,05. Berasarkan hasil uji statistik chi- square menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara variasi menu terhadap kepuasan pasien di ruang penyakit dalam dan ruang bersalin RSUD Mandau Duri dengan nilai p value 0,002 < 0,05 3. Hubungan cita rasa makanan terhadap kepuasan pasien di ruang penyakit dalam dan ruang bersalin RSUD Mandau Duri Tahun 2014 Berdasarkan analisis univariat, peneliti menemukan bahwa sebagian besar pasien menyatakan suka terhadap cita rasa makanan yang disajikan. Namun masih ada yang berpendapat tidak suka sebanyak 46,7%. Pada penelitian ini peneliti meneliti cita rasa makanan dari suhu makanan yang dihidangkan. Suhu makanan yang diberikan kepada pasien sebenarnya sudah baik atau masih tetap hangat. Akan tetapi ada pasien yang makan setelah 30 menit-1 jam setelah pendistribusian makanan. Hal inilah yang dapat mempengaruhi cita rasa masakan. Menurut Penelitian Mustafa, dkk (2012) (RSUD) Mamuju, rata–rata pasien rawat inap menyatakan makanan yang disajikan tidak enak, terasa hambar dan tidak bervariasi, sehingga pasien tidak pernah menghabiskan makanan yang diberikan setiap harinya. Bahkan, ada di antara mereka yang tidak mau makan sama sekali dengan alasan yang sama. Pasien mengakses makanan dari luar, baik dari rumah maupun dari warung, sehingga mengganggu pelaksanaan diet yang diberikan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, jenis penyakit pasien mempengaruhi cita rasa makan pasien. Pasien dengan penyakit seperti demam tinggi, sakit di bagian mulut sangat berpengaruh. Karena biasanya lidah pengecap pasien tidak akan berfungsi sepenuhnya. Berdasarkan hasil uji statistik chi-square menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara cita rasa makanan terhadap kepuasan pasien di ruang penyakit dalam dan ruang bersalin RSUD Mandau Duri dengan nilai p value 0,000 < 0,05 . 4. Hubungan kebersihan alat terhadap kepuasan pasien di ruang penyakit dalam dan ruang bersalin RSUD Mandau Duri Tahun 2014 Berdasarkan analisis univariat, peneliti menemukan bahwa sebagian besar pasien menyatakan bersih terhadap kebersihan alat. Namun masih ada yang berpendapat tidak bersih sebanyak 28,9%. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa pasien menilai tentang peralatan makan yang terkadang masih terdapat sumbing/retak. Hal ini terjadi karena petugas pengantar makanan tidak mengecek peralatan makan sebelum dihidangkan. Menurut Gumala,Y dan Padmiari, E (2010) yang dilakukan di RSUD Karangasem bahwa peralatan makanan yang digunakan mempengaruhi kepuasan pasien. Dalam penyehatan makanan dan minuman, kebersihan alat makan merupakan bagian yang sangat penting dan berpengaruh terhadap kualitas makanan dan minuman. Alat makan yang tidak dicuci dengan bersih dapat menyebabkan organisme atau bibit penyakit yang tertinggal akan berkembang biak dannmencemari makanan yang akan diletakkan di atasnya. Angka kuman dan adanya bakteri coli pada permukaan alat makan yang telah Jurnal Gizi STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 42
  • 8. YANTI ERNALIA, S.Gz, Dietesien, MPH dicuci dapat diketahui dengan melakukan uji dengan cara usap alat makan pada permukaan alat makan. Uji sanitasi alat makan atau alat masak perlu dilakukan untuk mengetahui tingkat kebersihan alat tersebut. Sehingga melalui uji sanitasi alat tersebut, petugas inspeksi dari dinas kesehatan dapat menetapkan apakan alat makan tersebut sudah layak digunakan atau belum. Berdasarkan hasil uji statistik chi-square menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara kebersihan alat terhadap kepuasan pasien di ruang penyakit dalam dan ruang bersalin RSUD Mandau Duri dengan nilai p value 0,003 < 005. 5. Hubungan penampilan petugas terhadap kepuasan pasien di ruang penyakit dalam dan ruang bersalin RSUD Mandau Duri Tahun 2014 Berdasarkan analisis univariat, peneliti menemukan bahwa sebagian besar pasien menyatakan rapih terhadap penampilan petugas. Namun masih ada yang berpendapat tidak rapih sebanyak 35,6%. Berdasarkan hasil dari penelitian ini didapat pasien yang menilai tentang kerapian dan kebersihan petugas kebersihan. Penilaian dari pasien tersebut adalah, petugas tidak menjaga kebersihan badan dan kerapian dari pakaian yang digunakan. Pada penelitian ini penampilan petugas tidak mempengaruhi kepuasan pasien. Hal ini sejalan dengan penelitian Chaerani, N (2004) menyatakan bahwa tidak ada hubungan bermakna antara penampilan petugas dengan kepuasan pasien di Rumah Sakit Mohammad Hoesin Palembang. Faktor utama kepuasan pasien terletak pada pramusaji. Dimana pramusaji diharapkan dapat berkomunikasi, baik dalam bersikap, baik dalam berekspresi, wajah dan senyum akan mempengaruhi pasien untuk menikmati makanan dan akhirnya dapat menimbulkan rasa puas. Sebaliknya perhatian pramusaji dapat tidak memuaskan pasien ketika pramusaji kurang perhatian dalam memberikan pelayanan dan kurang memperlakukan pasien sebagaimana manusia yang selalu ingin diperhatikan dan dipenuhi kebutuhanya. Pramusaji sebagai pegawai sebaiknya menghindari pemaksaan pelayanan makanan kepada pasien akan tetapi harus berusaha untuk meningkatkan kesadaran pasien terhadap hidangan makanan. Dalam penyajian makanan perlu diperhatikan hal pokok yaitu pemilihan alat yang tepat dan susunan makanan dalam penyajian makanan untuk menampilkan makanan lebih menarik. Berdasarkan hasil uji statistik chi-square menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna (p > 0,056) antara penampilan petugas terhadap kepuasan pasien di ruang penyakit dalam dan ruang bersalin RSUD Mandau Duri. 6. Hubungan penampilan makanan terhadap kepuasan pasien di ruang penyakit dalam dan ruang bersalin RSUD Mandau Duri Tahun 2014 Berdasarkan analisis univariat, penampilan makanan meliputi empat penilaian yaitu warna makanan, bentuk makanan, konsistensi makanan, dan porsi makanan. Peneliti menemukan bahwa sebagian besar pasien menyatakan menarik terhadap penampilan makanan yang disajikan. Namun masih ada yang berpendapat Jurnal Gizi STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 43
  • 9. FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG PENYAKIT DALAM DAN RUANG BERSALIN TERHADAP PELAYANAN MAKANAN PASIEN DI RSUD MANDAU DURI TAHUN 2014 tidak menarik sebanyak 35,6%. Berdasarkan penelitian didapat bahwa pasien menilai tentang bentuk dari makanan yaitu seperti potongan dari sayur yang ada yang terlalu kecil ada yang terlalu besar. Dalam membuat makanan lebih menarik biasanya dibuat bentuk- bentuk tertentu. Bentuk makanan waktu disajikan dapat dibedakan menjadi beberapa macam yaitu bentuk yang sesuai dengan bentuk asli bahan makanan, bentuk yang diperoleh dengan cara memotong. Proses pemasakan yang salah dapat juga mempengaruhi warna makanan yang kurang menarik, warna yang menarik juga dapat mempengaruhi kepuasan pasien seperti pemasakan pada sayur yang terlalu lama dapat membuat sayur terlalu lunak dan proses pemasakan daging yang terlalu cepat dapat membuat daging terlalu liat. Aspek penting dalam menentukan penampilan makanan adalah warna makanan. Warna makanan memegang peranan utama dalam penampilan makanan. Kombinasi warna merupakan faktor penting yang mempengaruhi indera penglihatan Kombinasi warna menjadi sangat penting dalam membuat makanan menjadi menarik dan membangkitkan selera makan seseorang. Pada penyelenggaraan makanan untuk menghasilkan warna menarik biasanya dibuat siklus warna yang beraneka-ragam. Dengan adanya siklus menu dapat dikombinasikan warna-warna yang menarik yang dapat meningkatkan selera yang melihat makanan tersebut. Penampilan makanan yang menarik dan disajikan dengan baik, menyebarkan bau yang sedap, sehingga akan mempengaruhi tingkat konsumsi makanan seseorang. Usaha untuk mendapatkan citarasa makanan yang baik dimulai sejak memilih bahan makanan, pengolahan bahan makanan sampai pada proses terakhir yaitu penyajian makanan. Ini harus diperhatikan untuk menghasilkan makanan yang memuaskan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, jenis kelamin mempengaruhi penampilan makanan. Perempuan identik dengan hal yang bersih dan tertata rapih. Sehingga penampilan makanan yang tidak sesuai atau tidak rapih biasanya banyak dikomplain oleh perempuan daripada laki-laki. Berasarkan hasil uji statistik chi- square menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara penampilan makanan terhadap kepuasan pasien di ruang penyakit dalam dan ruang bersalin RSUD Mandau Duri dengan nilai p value 0,002 < 0,05. PENUTUP A. KESIMPULAN Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Ada hubungan yang bermakna antara ketepatan waktu distribusi makanan terhadap kepuasan pasien di ruang penyakit dalam dan ruang bersalin RSUD Mandau Duri Tahun 2014. Dimana diketahui nilai p value < α (0,019 < 0,05). 2. Ada hubungan yang bermakna antara variasi menu terhadap kepuasan pasien di ruang penyakit dalam dan ruang bersalin RSUD Mandau Duri Tahun 2014. Dimana diketahui nilai p value < α (0,019 < 0,05). 3. Ada hubungan yang bermakna antara Jurnal Gizi STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 44
  • 10. YANTI ERNALIA, S.Gz, Dietesien, MPH cita rasa makanan terhadap kepuasan pasien di ruang penyakit dalam dan ruang bersalin RSUD Mandau Duri Tahun 2014. Dimana diketahui nilai p value < α (0,000 < 0,05). 4. Ada hubungan yang bermakna antara kebersihan alat terhadap kepuasan pasien di ruang penyakit dalam dan ruang bersalin RSUD Mandau Duri Tahun 2014. Dimana diketahui nilai p value < α (0,003 < 0,05). 5. Tida k ada hubungan yang bermakna antara penampilan petugas terhadap kepuasan pasien di ruang penyakit dalam dan ruang bersalin RSUD Mandau Duri Tahun 2014. Dimana diketahui nilai p value > α (0,019 > 0,05). 6. Ada hubungan yang bermakna antara penampilan makanan terhadap kepuasan pasien di ruang penyakit dalam dan ruang bersalin RSUD Mandau Duri Tahun 2014. Dimana diketahui nilai p value < α (0,002 < 0,05). B. SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan maka peneliti mencoba memberikan saran-saran atau masukan sebagai berikut: 1. Bagi Instalasi Gizi Diharapkan kepada instalasi gizi memperhatikan peralatan makan yang digunakan sebelum melakukan pendistribusian makanan. Mengusulkan penambahan tenaga pramusaji agar pendistribusian makanan ke pasien tidak terlambat. 2. Bagi Institusi Pendidikan Penelitian ini dapat menjadi penyedia data dasar untuk penelitian selanjutnya khususnya variabel lain yang tidak diteliti pada peneliti ini seperti lama perawatan di rumah sakit, kelas perawatan, jenis diet makanan dan penyakit yang di alami pasien DAFTAR PUSTAKA Adi, A.C., Waskitorini, H. 2003, Hubungan antara Faktor Menu, Pasien dan Lingkungan dengan Besarnya Sisa Makanan (Studi di RSUD Kertosono Nganjuk), Abstrak, Bagian Gizi Kesmas FKM Unair, PIN Diitetik Update, Yogyakarta. Aritonang, Irianto.2012. Penyelenggaraan Makanan. Grafina Mediacipta. Yogyakarta. Aritonang, Irianto.2012. Manejemen Asuhan Gizi. PT. Leutika Nouvalitera. Yogyakarta. Ahmad (2011). Pengaruh Mutu Makanan dan Kesembuhan Pasien di RS DKI. Jurnal. Jakarta. Budiyanto, A.K. 2002. Gizi dan Kesehatan. Bayu Media & UMM Press. Malang. Depkes RI. 2003. Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit, Direktorat Gizi Masyarakat, Jakarta. Depkes RI. 2005. Pedoman Pelaksanaan Pelayanan Gizi Rumah Sakit, Jakarta. Jurnal Gizi STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 45
  • 11. FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG PENYAKIT DALAM DAN RUANG BERSALIN TERHADAP PELAYANAN MAKANAN PASIEN DI RSUD MANDAU DURI TAHUN 2014 Depkes RI. 2006. Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit, Dirjen Pelayanan Medik, Jakarta. Depkes RI. 2007. Pedoman Penyelenggaraan Makanan Rumah Sakit. Dirjen Pelayanan Medik, Jakarta. Djarismawati, 2004. Pengetahuan Dan Perilaku Penjamah Tentang Sanitas Pengolahan Makanan Di Instalasi Gizi Rumah Sakit di Jakarta. Hastono, Susanto Priyo, Sabri dan Luknis, 2011. Statistik Kesehatan. Rajawali Pers. Jakarta. Indriyani. 2007. Hubungan antara Mutu Pelayanan Keperawatan dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Islam Surakarta. Skripsi. Universitas Muhammadyah Surakarta. Jurnal Gizi Klinik. 2004. Analisa Faktor Penentu Tingkat Kepuasan Pasien Di Rumah Sakit. Kurniah, I. 2010. Faktor-Faktor yang berhubungan dengan daya terima makan siang karyawan di RS. Brawijaya Women And Children Kebayoran Baru Jakarta Selatan Tahun 2009. Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Khotimah, Siti. 2004. Penatalaksanaan Diit pada Umumnya bagi Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Kudus. Thesis, Diponegoro University, Semarang. Kotler. 2003. Manajemen Pemasaran. Prenhallindo. Jakarta. Lydiyawati T. 2008. Daya terima, konsumsi energi dan zat gizi pasien rawat inap penderita kardiovaskular di RSUP Fatmawati Jakarta [skripsi].Program Studi Gizi Masyarakat dan Sumberadaya Keluarga. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Mustafa, dkk. 2012 Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap Terhadap Pelayanan Makanan Di Rumah Sakit Umum (RSUD) Mamuju Provinsi Sulawesi Barat. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin, Makassar. Nuryati, Puji. 2008. Hubungan antara Waktu Penyajian, Penampilan dan Rasa Makanan dengan Sisa Makanan pada Pasien Rawat Inap Dewasa di RS Bhakti Wira Tamtama Semarang. Universitas Muhammadiyah Semarang. Nursalam. 2008. Konsep Dan Penerapan metodologi Penelitian Ibnu Keperawatan, Edisi 2. Penerbit Salemba Medika. Jakarta. Profil Rumah Sakit Umum Daerah Mandau 2013. Duri. Purba, R.B, dkk. 2013. Factor-faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat Kepuasan Pasien Pada Penyelenggaraan di BLU IRINA C Rumah Sakit Umum Pusat Prof. DR. R.D KANDAU MANADO. Fakultas Kesehatan Masyarakat Sam Ratulangi Manado. Manado. Rachman Abduh, 2005. Gambaran Persepsi Dan Penerimaan Makanan Pasien Di Bidan Jurnal Gizi STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 46
  • 12. YANTI ERNALIA, S.Gz, Dietesien, MPH Pelayanan Kesehatan RSUD A. Makkasau Kota Parepare. Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Pancasakti Makassar Jurusan Gizi Masyarakat. Renaningtyas, dkk, 2004. Jurnal Gizi Klinik Indonesia Vol. 1, Jakarta. Sabarguna, 2004. Quality Assurance Pelayanan Rumah Sakit, Konsorsium RS Islam, Jawa Tengah. Semedi, P, dkk. 2014. Hubungan Kepuasan Pelayanan Makanan Rumah Sakit dan Asupan Makanan Dengan Perubahan Status Gizi Pasien (Studi di RSUD Sunan Kalihaga Kabupaten Demak). Jurnal Gizi Indonesia. Suryawati. 2006. Penyusunan Indikator Kepuasan Pasien Rawat Inap Rumah Sakit di Provinsi Jawa Tengah.Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan Volume 09 Nomor 4, Desember 2006. Jawa Tengah. Sedioetama, Achmad Djaeni. 2004. Ilmu Gizi Jilid II. Dian Rakyat. Jakarta. Tjiptono, Fandy, 2005. Pemasaran Jasa. Bayu media Publishing. Yogyakarta. Jurnal Gizi STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 47