Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada konsep fluida statis melalui penerapan model pembelajaran berbasis masalah dengan pendekatan saintifik. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam tiga siklus di SMAN 3 Kota Bengkulu dengan subjek 32 siswa kelas X MIA 1. Hasilnya menunjukkan peningkatan aktivitas belajar dan ketuntasan belajar siswa setiap siklusnya. Dapat
PTK Model Pembelajaran NHT dengan Metode Arjuna.
Pembelajaran Model NHT adalah model sudah biasa namun kalau di modifikasi dengan metode ciptaan sendiri tanpa nyaman
Artikel ptk (Penelitian tinddakan Kelas) SMA KimiaM Wahyudi Haidar
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP REAKSI REDUKSI OKSIDASI MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) DENGAN MEDIA PEMBELAJARAN ULAR TANGGA REDOKS DI KELAS X 2 SMA NEGERI 1 TANJUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012
PTK Model Pembelajaran NHT dengan Metode Arjuna.
Pembelajaran Model NHT adalah model sudah biasa namun kalau di modifikasi dengan metode ciptaan sendiri tanpa nyaman
Artikel ptk (Penelitian tinddakan Kelas) SMA KimiaM Wahyudi Haidar
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP REAKSI REDUKSI OKSIDASI MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) DENGAN MEDIA PEMBELAJARAN ULAR TANGGA REDOKS DI KELAS X 2 SMA NEGERI 1 TANJUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Solusi persamaan difusi neutron pada teras reaktor nuklir dengan metode itera...Frans Wau
Perhitungan Persamaan difusi neutron 2-dimensi telah berhasil diselesaikan secara paralel dengan menggunakan metoda Jacobi. Program ditulis dalam bahasa C++ menggunakan OpenMP. Dari proses benchmarking nilai fluks neutron dengan program FI-ITBCHI diperoleh bahwa kode program yang dibuat valid dengan akurasi hingga 6 angka penting. Hasil running program menunjukkan bahwa program yang dibuat bersifat scalable, baik pada prosesor single-core maupun multi-core. Nilai speedup tertinggi dicapai dengan menggunakan jumlah thread sama dengan jumlah core prosesor. Untuk prosesor dengan jumlah core 2 dicapai nilai speedup 1,28 sedangkan untuk core 4 nilai speedup-nya adalah 1,53.
Solusi persamaan difusi neutron pada teras reaktor nuklir dengan metode itera...Frans Wau
Perhitungan Persamaan difusi neutron 2-dimensi telah berhasil diselesaikan secara paralel dengan menggunakan metoda Jacobi. Program ditulis dalam bahasa C++ menggunakan OpenMP. Dari proses benchmarking nilai fluks neutron dengan program FI-ITBCHI diperoleh bahwa kode program yang dibuat valid dengan akurasi hingga 6 angka penting. Hasil running program menunjukkan bahwa program yang dibuat bersifat scalable, baik pada prosesor single-core maupun multi-core. Nilai speedup tertinggi dicapai dengan menggunakan jumlah thread sama dengan jumlah core prosesor. Untuk prosesor dengan jumlah core 2 dicapai nilai speedup 1,28 sedangkan untuk core 4 nilai speedup-nya adalah 1,53.
Bühnenfigurin - Martin Wolfert - Webmontag Karlsruhe Januar 2017Martin Wolfert
Bühnenfigurin. 360° Panoramen als Milieu menschlicher Emotionen. Wie stellt man menschliche Emotionen mit 360° Panoramafotos dar und wie war mein bisheriger Weg innerhalb der Panoramafotografie.
berisi sumber sumber belajar yang yang dibutuhkan guru ketika proses pembelajaran di kelas, sumber belajar ini khusus untuk Mata Pelajaran Geografi. berisi sistematika serta langkah - langkah dalam penggunaan sumber belajar tersebut.
BREVE HISTÓRICO DA PESQUISA OPERACIONAL
DEFININDO E CONCEITUANDO A PESQUISA OPERACIONAL
CAMPOS DE APLICAÇÃO DA PO
APLICAÇÕES DE SUCESSO DA PO NAS EMPRESAS
TIPOS DE MODELOS EXISTENTES
CONSTRUÇÃO DE MODELOS DE PROBLEMAS EM PO
MODELAGEM DE PROBLEMAS GERENCIAIS
FASES DE ESTUDOS EM PESQUISA OPERACIONAL
FERRAMENTAS, TÉCNICAS E MÉTODOS DE PO
COMPONENTES DO MODELO MATEMÁTICO DE PO.
Os 5 desafios das equipes - Grupo 3 - ApresentaçãoRodrigo Ikegaya
Apresentação Parcial de alguns capítulos do livro "Os 5 desafios das Equipes" relatando os desafios de uma lider a transformar um grupo de talentos em uma equipe de sucesso.
Neste espazo está incluída a parte oriental da ría do Barqueiro, a zona exterior da ría de Viveiro e a costa ata a punta de Morás (San Cibrao). Inclúe tamén as illas Coelleira, Ansarón, Os Farallóns e numerosos illotes (Gaveira, Area, Os Netos, Insua da Cal...).
Concellos: Cervo, O Vicedo, Viveiro e Xove (Lugo).
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
Jurnal
1. 1
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
(Problem Based Learning Model) DENGAN PENDEKATAN
SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
PADA KONSEP FLUIDA STATIS DI KELAS X MIA 1
SMAN 3 KOTA BENGKULU
MIFTAH HASANUDIN, INDRA SAKTI, DEDY HAMDANI
Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan MIPA
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Bengkulu
Jalan Raya Kandang Limun, Bengkulu
Abstrak
Penelitian ini bertujuan 1) untuk menentukan peningkatan aktivitas belajar siswa
pada konsep fluida statis melalui penerapan model pembelajaran berbasis masalah
(problem based learningmodel) dengan pendekatan saintifik, 2) untuk menentukan
peningkatan aktivitas belajar siswa pada konsep fluida statis melalui penerapan
model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning model) dengan
pendekatan saintifik. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang
dilaksanakan dalam tiga siklus yang bertujuan untuk mengetahui peningkatan
aktivitas dan hasil belajar siswa pada konsep Fluida Statis. Subjek penelitian ini
adalah seluruh siswa kelas X MIA 1 yang berjumlah 32 siswa. Penelitian ini
dilakukan dalam 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan
refleksi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa pada siklus I
dengan rata-rata skor 25 dalam kategori cukup, siklus II sebesar 27 dalam kategori
aktif, dan siklus III sebesar 31,5 dalam kategori aktif. Hasil belajar siswa pada aspek
pengetahuan atau tes soal pada siklus I diperoleh daya serap siswa sebesar 71,56%
dan ketuntasan belajar sebesar 62,5% (belum tuntas), meningkat pada siklus II
diperoleh daya serap siswa sebesar 78,15% dan ketuntasan belajar 81,25% (tuntas),
dan meningkat lagi dibandingkan siklus I dan II yaitu pada siklus III diperoleh daya
serap 78,75% dan ketuntasan belajar 93,75% (tuntas). Berdasarkan hasil penelitian
dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran berbasis masalah (problem
based learning model) dengan pendekatan saintifik dapat meningkatkan aktivitas dan
hasil belajar siswa
Kata kunci: Pendekatan Saintifik, Model Pembelajaran Berbasis Masalah, Aktivitas
Belajar Siswa, Hasil Belajar Siswa.
2. 2
I. PENDAHULUAN
Pembelajaran fisika pada
kurikulum 2013 menggunakan
pendekatan saintifik. Pada pendekatan
ini, pembelajaran fisika
mengedepankan keterampilan proses,
keaktifan dan kreatifitas siswa. Guru
berperan sebagai fasilitator siswa
selama proses pembelajaran. Dengan
mengedepankan proses selama
pembelajaran, diharapkan siswa
mendapatkan hasil pembelajaran yang
lebih baik.
Berdasarkan hasil observasi
yang telah dilakukan pada saat
pelaksanaan Praktik Pengalaman
Lapangan 2 (PPL-2) di SMA Negeri 3
kota Bengkulu kelas X MIA
1ditemukan beberapa fakta bahwa: 1)
Guru masih lebih banyak terlibat aktif
proses pembelajaran fisika di kelas, 2)
Keaktifan siswa dalam proses
pembelajaran masih kurang, ketika
proses tanya jawab yang dilakukan
oleh guru dan siswa berlangsung, 3)
Pelaksanaan praktikum yang
dilakukan siswa masih belum optimal,
4) Siswa belum terlatih untuk
menjawab soal secara mandiri dan
belum terampil memecahkan masalah,
5) Pengenalan siswa terhadap masalah
pembelajaran dan pengalaman belajar
masih kurang.
Model pembelajaran yang
digunakan guru dalam proses
pembelajaran yang dilakukan siswa
kelas X MIA 1 belum bisa
memberikan pengalaman yang nyata
kepada siswa, pengetahuan yang
diperoleh siswa masih berupa transfer
pengetahuan yang diberikan guru
kepada siswa. Hal ini berpengaruh
pada hasil belajar fisika yang
diperoleh siswa. Nilai rata-rata ujian
siswa kelas X MIA 1 semester ganjil
tahun ajaran 2015/2016 adalah 65.
Jika dibandingkan dengan kriteria
ketuntasan minimal yang ditetapkan di
SMAN 3 kota bengkulu yaitu 72,
maka nilai ini belum mencapai target
yang diharapkan. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa aktivitas dan
hasil belajar fisika siswa kelas X
MIA1 masih relatif rendah. Oleh
sebab itu, perlu diadakannya
peningkatan aktivitas dan hasil belajar
fisika di kelas X MIA 1.
Untuk memecahkan masalah
pembelajaran mengenai rendahnya
aktivitas siswa yang berakibat pada
rendahnya hasil belajar siswa pada
pembelajaran fisika, maka perlu
dilakukan upaya perbaikan
pembelajaran yaitu pada inovasi
model pembelajarannya. Model
pembelajaran yang digunakan pada
kurikulum 2013 yaiut: 1) model
pembelajaran penemuan (discovery
learning),2) model pembelajaran
berbasis masalah (problem based
learning),3) model pembelajaran
berbasis proyek (project based
learning). Berdasarkan hasil observasi
yang telah dilakukan dikelas, maka
model pembelajaran yang cocok
digunakan sesuai dengan
permasalahan pembelajaran di kelas X
MIA 1 adalah model pembelajaran
berbasis masalah (problem based
learning model).
3. 3
Model pembelajaran berbasis
masalah merupakan model
pembelajaran yang dikembangkan
untuk membantu guru
mengembangkan kemampuan berpikir
dan keterampilan memecahkan
masalah pada siswa selama mereka
mempelajari materi pembelajaran
(Delisle dalam Abidin, 2014:159).
Dengan berkembangnya kemampuan
berpikir serta keterampilan
memecahkan masalah pada siswa,
siswa tidak akan kesulitan
mmengembangkan pengetahuannya
secara mandiri sehingga kemampuan
siswa tidak hanya terbatas pada
informasi yang hanya diberikan guru
semata. Selain itu, dengan
diterapkannya MPBM dalam proses
pembelajaran, siswa memperoleh
pengetahuan dari pengalaman belajar
yang nyata dan berhubungan dengan
keterampilan menerapkan metode
ilmiah dalam pemecahan masalah
sehingga berefek langsung pada
peningkatan aktivitas dan hasil belajar
siswa.
Oleh sebab itu berdasarkan
uraian di atas, maka dipandang perlu
melakukan penelitian di SMAN 3 kota
Bengkulu dengan judul penelitian
“Penerapan Model Pembelajaran
Berbasis Masalah (Problem Based
Learning Model) DenganPendekatan
Saintifik untuk Meningkatkan Hasil
Belajar pada Konsep Fluida Statis di
Kelas X MIA 1 SMAN 3 Kota
Bengkulu”
II. METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian yang
digunakan adalah Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) (Classroom Action
Research).Subjek dalam penelitian ini
adalah siswa kelas X MIA 1 SMAN 3
Kota Bengkulu Semester II tahun
2015/2016 yang berjumlah 32 siswa.
Jumlah siswa di kelas ini terdiri dari
10 orang laki-laki dan 22 orang
perempuan. Tempat penelitian di
SMAN 3 Kota Bengkulu. Penelitian
dilaksanakan pada bulan November –
7 April tahun 2016.Prosedur penelitian
ini akan dilakukan dalam 4 tahap.
Adapun masing-masing tahapan pada
setiap siklus sebagai berikut: (1)
perencanaan tindakan (2) Pelaksanaan
tindakan (3) Observasi (4)
Refleksi.Instrumen penelitian yang
digunakan yaitu; 1) Lembar observasi
aktivitas guru dan siswa, 2) Lembar
penilaian pengetahuan (tes), 3)
Lembar observasi sikap, 4) Lembar
observasi keterampilan.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil observasi dan
evaluasi kegiatan pembelajaran
melalui penerapan model
pembelajaran berbasis masalah
(problem based learning model)
dengan pendekatan saintifik yang telah
dilakukan pada tiap siklusnya dapat
dilihat perbandingan hasil tindakan
antara siklus I, siklus II, dan siklus III.
Penjelasan mengenai peningkatan
aktivitas dan hasil belajar siswa dapat
dilihat pada grafik berikut:
4. 4
71.56
78.13 78.75
62.5
81.25
93.75
0
20
40
60
80
100
siklus I siklus II siklus III
Daya serap
Grafik peningkatan aktivitas belajar
siswa
Berdasarkan grafik diatas,
terjadi peningkatan aktivitas belajar
siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran melalui model
pembelajaran berbasis masalah dengan
pendekatan saintifik di setiap
siklusnya, hal ini terjadi karena
kondisi kelas yang kondusif dan
efektif dalam belajar. Setiap
kekurangan pada setiap siklusnya
diperbaiki dan direncanakan ulang
agar kelas sebagai lingkungan belajar
menjadi kondusif sehingga aktivitas
belajar siswa pun menjadi lebih baik.
Peningkatan aktivitas belajar
siswa dapat mendorong terjadinya
peningkatan pada hasil belajar siswa.
Hal ini ditunjukkan oleh grafik di
bawah ini :
Grafik peningkatan hasil belajar aspek
sikap siswa
Berdasarkan grafik diatas, hasil
belajar aspek sikap mengalami
peningkatan pada siklus ke III. siswa
secara kelesluruhan sudah semakin
baik dalam berperilaku selama proses
pembelajaran berlangsung.
Peningkatan hasil belajar aspek
pengetahuan juga mengalami
peningkatan setiap siklusnya. Hal ini
ditunjukkan pada grafik dibawah ini:
Grafik peningkatan skor rata-rata hasil
belajar aspek pengetahuan siswa
Berdasarkan grafik yang
ditunjukkan, diketahui bahwa
peningkatan skor rata-rata siswa
terjadi setiap siklusnya. Hal ini
dikarenakan siswa sudah terbiasa
menerapkan model pembelajaran
berbasis masalah dengan pendekatan
saintifik di setiap siklusnya
Berdasarkan grafik diatas,
dapat dilihat bahwa ketuntasan belajar
dan daya serap mengalami
peningkatan setiap siklusnya. Hal ini
sejalan dengan meningkatnya skor
rata-rata yang diperoleh siswa pada
setiap siklus.
25 27
31.5
0
10
20
30
40
siklus I siklus II siklus III
3 3
4
0
1
2
3
4
5
siklus I siklus II siklus III
SkorRata-ratahasil
belajaraspeksikap
2.86
3.13 3.15
2.7
2.8
2.9
3
3.1
3.2
Siklus I Siklus II Siklus III
Rata-RataSkorSiswa
5. 5
Grafik hasil belajar aspek
keterampilan
Hasil belajar aspek
keterampilan secara umum tidak
mengalami peningkatan, namun untuk
setiap aspek pencapaian, peningkatan
terjadi pada aspek melaksanakan
percobaan. Tidak terjadinya
peningkatan secara umum pada hasil
belajar aspek keterampilan
dikarenakan, hasil belajar siswa pada
aspek keterampilan sudah mencapai
maksimum pada setiap siklusnya.
PEMBAHASAN
Berdasarkan data yang
diperoleh dari hasil observasi dan tes
hasil belajar pada proses pembelajaran
melalui penerapan model
pembelajaran berbasis masalah
(problem based learning model)
dengan pendekatan saintifik pada
konsep fluida statis dari ketiga siklus,
terjadi peningkatan aktivitas belajar
siswa yaitu pada siklus I dengan skor
rata-rata 25, siklus II skor rata-rata 27,
dan skor rata-rata pada siklus III yaitu
31,5.
Hasil belajar siswa yang
ditinjau pada penelitian ini terdiri dari
3 aspek yaitu aspek sikap,
pengetahuan, dan psikomotor. Pada
aspek sikap dapat dilihat bahwa
peningkatan terjadi pada siklus ke III
dengan skor maksimum yaitu 4,
sedangkan untuk siklus I dan II hasil
belajar aspek sikap siswa memperoleh
skor 3.
Hasil belajar aspek
pengetahuan siswa mengalami
peningkatan pada setiap siklusnya,
baik dari skor rerata, ketuntasan
belajar, maupun daya serap. Pada
siklus I, skor rerata siswa yaitu 2,86,
ketuntasan belajar klasikal siswa
sebesar 62,5%, dan daya serap klasikal
siswa sebesar 71,56%. Pada siklus II
skor rerata yang diperoleh siswa
sebesar 3,13, ketuntasan belajar
klasikal siswa sebesar 81,25%, dan
daya serap klasikal siswa sebesar
78,15%. Pada siklus III, skor rerata
yang diperoleh siswa yaitu 3,15,
ketuntasan belajar klasikal siswa
sebesar 93,75%, dan daya serap
klasikal siswa sebesar 78,75%
Hasil belajar aspek
keterampilan sudah mencapai skor
maksimum yaitu (4) pada setiap
siklusnya sehingga tidak terjadi
peningkatan pada setiap siklusnya.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Yunus. 2014. Desain
Pembelajaran Dalam Konteks
Kurikulum 2013. Bandung: PT.
Refika Aditama
Arikunto, S. 2006.Dasar-
DasarEvaluasiPendidikan.
Jakarta : PT BumiAksara
Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-
Dasar Evaluasi Pendidikan.
Jakarta: Bumi Aksara
Arikunto, Suharsimi., dkk. 2010.
Prosedur Penelitian Suatu
pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta
Arikunto, Suharsimi. 2011. Dasar-
Dasar Evaluasi Pendidikan.
Jakarta: Bumi Aksara
4 4 4
0
1
2
3
4
5
I II III
Skor
Akhir
6. 6
Dimyati dan Mudjiono.2009. Belajar
dan Pembelajaran. Jakarta:
Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar. 2005. Proses Belajar
Mengajar. Jakarta: PT. Bumi
Aksara
Hamalik, Oemar. 2009. Kurikulum
dan Pembelajaran. Jakarta: PT
Bumi Aksara.
Iskandar. 2011. Penelitian Tindakan
kelas. Jakarta: Gaung Persada
(GP) Press
Irmawati, M.D. 2013. Pengaruh
Model Pembelajaran Berbasis
Masalah terhadap Hasil Belajar
Siswa Pada Materi Pokok Optik
Geometri Kelas X SMA St. Yoseph
Medan: Sumatera Utara :
Semirata 2013 FMIPA Unila.
Kemendikbud. 2013. Permendikbud
No.65 tentang Standar Proses
Pendidikan Dasar dan Menengah.
Jakarta: Kementrian Pendidikan
dan kebudayaan
Kemendikbud. 2014. Permendikbud
No.104 tentang Penilaian Hasil
BelajarOleh Pendidik Pada
Pendidikan Dasar dan Menengah.
Jakarta: Kementrian Pendidikan
dan kebudayaan
Kemendikbud. 2015. Panduan
Penilaian Untuk Sekolah
Menengah Atas. Jakarta:
Direktorat Jenderal Pendidikan
Dasar dan Menengah Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan
Kharida, L.A et al. Penerapan Model
Pembelajaran Berbasis Masalah
Untuk Peningkatan Hasil Belajar
Siswa pada Pokok Bahasan
Elastisitas Bahan. Semarang.
JPFI/5/2009.
Kusnandar. 2015. Penilaian Autentik.
Jakarta: Rajawali Pers
Mahfud, Ade. 2012. Penerapan Model
Pembelajaran Berbasis Masalah
(Problem Based Learning model)
Dengan Media Animasi Sebagai
Upaya Peningkatan Hasil Belajar
Pada Konsep Listrik Dinamis Di
Kelas X4 SMAN 1 Kota Bengkulu.
Unib. Skripsi tidak dipublikasikan
Nur, Mohamad. 2011. Model
Pembelajaran Berdasarkan
Masalah. Surabaya: Pusat Sains
dan Matematika Sekolah UNESA
Nurkancana, Wayan. 2007. Evaluasi
Pendidikan. Surabaya: Usaha
Nasional
Riyanto, Yatim. 2009. Pradigma Baru
Pembelajaran. Jakarta: Kencana
Perdana Media Group
Sanjaya deka, 2014. Penerapan
Pendekatan Saintifik
Menggunakan Metode
Eksperimen Untuk Meningkatkan
Aktifitas Dan Hasil Belajar Siswa
Pada Konsep Kalor Kelas VIIIc
SMPN 02 Kota Bengkulu. Unib.
Skripsi tidak dipublikasikan
Sardiman, A.M. 2008. Interaksi dan
Motivasi Belajar-Mengajar.
7. 7
Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-
faktor yang Mempengaruhi.
Jakarta: Rineka Cipta
Sudijono. 2009. Evaluasi Pendidikan.
Jakarta: Rajagrafindo
Sudjana, Nana 2004. Penilaian Hasil
Proses Belajar Mengajar.
Bandung: Remaja Rosdakarya
Sudjana, Nana. 2011. Penilaian Hasil
Proses Belajar Mengajar.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Suprijono, Agus. 2011. Cooperative
Learning. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Taufiq, Amir. M. 2009. Inovasi
Pendidikan Melalui Problem
Based Learning. Jakarta: Kecana
Media Group
Trianto, 2009. Mendesain Model
Pembelajaran Inovatif-Prodesif.
Jakarta: Kencana Prenada Media
Group
Widodo, 2013. Peningkatan Aktivitas
Belajar dan Hasil Belajar Siswa
dengan Metode Problem Based
Learning pada Siswa Kelas VIIa
MTs Negeri Donomulyo Kulon
Progo Tahun Pelajaran
2012/2013. Yogyakarta: Jurnal
Fisika Indonesia No.49 vol XVII
edisi April 2013