SlideShare a Scribd company logo
1 of 35
Download to read offline
111i
PETUNJUK TEKNIS BUDIDAYA PEPAYA
Penyunting :
Basri A. Bakar
Ratnawati
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN ACEH
BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
2017
ii
PETUNJUK TEKNIS BUDIDAYA PEPAYA DALAM
MEMBANGUN PERTANIAN BERKELANJUTAN
Hak Cipta @ 2017. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Aceh
Alamat Penerbit
Jl.P. Nyak Makam No.27, Lampineung – Banda Aceh 23125
Telp. : (0651) 7551811
Fax. : (0651) 7552077
E-mail : bptp_aceh@yahoo.co.id
programbptpaceh@gmail.com
Facebook Page : https://www.facebook.com/acehbptp/
Website : www.nad.litbang.pertanian.go.id
Isi buku dapat disitasi dengan menyebutkan sumbernya
Petunjuk Teknis Budidaya Pepaya dalam Membangun Pertanian
Berkelanjutan /Basri dkk. Banda Aceh : Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian Aceh, 2017
1.Teknologi Benih 2. Persemaian 3. Tanam 4.Penyulaman
5.Pemupukan. 6. Pengelolaan OPT 7. Regenerasi pepaya
8. Panen
Dicetak di Banda Aceh, Indonesia
iii
KATA PENGANTAR
Tanaman pepaya merupakan salah satu tanaman buah yang
memiliki jangkauan pasar luas dan beragam, mulai dari pasar
tradisional hingga ke pasar modern. Pada saat ini pasar pepaya
sangat menjanjikan mengingat tingginya tingkat kebutuhan dan
pangsa pasar untuk komoditas pepaya terutama ukuran medium.
Pepaya berukuran medium dinilai memiliki keunggulan diantarnya
kulit buah memiliki ketahanan terhadap goresan serta memiliki
nilai jual yang lebih menjanjikan dibandingkan dengan pepaya
yang berukuran besar.
Petunjuk teknis budidaya Merah Delima memuat alur proses
perbenihan dan budidaya sampai penanganan pascapanen.
Petunjuk teknis ini disusun berdasarkan penerapan pedoman
budidaya buah dan sayuran yang baik (Good Agricultural Practices
for Fruit and Vegetables) dan standart operating procedure
komoditas pepaya sesuai dengan kondisi alam indonesia. Dengan
adanya petunjuk teknis pepaya ini diharapkan dapat memberikan
informasi yang lebih akurat sehingga dapat menghasilkan pepaya
yang berkualitas dan berproduktivitas tinggi sehingga mendukung
pemenuhan permintaan pasar ekspor nantinya. Kami
menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah
berpartisipasi dan berkontribusi dalam penyusunan petunjuk teknis
budidaya pepaya ini, sumbang saran dari berbagai pihak demi
perbaikan dan penyempurnaan petunjuk teknis budidaya pepaya
ini sangat diharapkan. Semoga buku petunjuk teknis ini dapat
bermanfaat.
Banda Aceh, 2017
Penulis
iv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................. iii
DAFTAR ISI ........................................................................ iv
DAFTAR TABEL ...................................................................v
DAFTAR GAMBAR ............................................................... vi
I. PENDAHULUAN ................................................ 1
II. TEKNOLOGI BUDIDAYA .................................... 5
A. Syarat Tumbuh .......................................................5
1. Iklim ................................................................. 5
2. Tanah ................................................................5
B. Varietas Pepaya ...................................................... 6
C. Teknologi Budidaya .................................................7
1.Teknologi Benih ................................................... 7
2.Persemaian........................................................ 10
3.Waktu yang diperlukan .......................................12
4.Persiapan lahan ..................................................12
5.Waktu Tanam ....................................................13
6.Pengairan ...........................................................13
7.Penyulaman........................................................14
8.Penyiangan.........................................................14
9.Pemberian Mulsa.................................................15
10. Pemupukan......................................................15
11. Pengelolaan Organisme Tanaman .....................17
12. Regenerasi Pepaya...........................................24
13. Panen .............................................................26
III. PENUTUP ..........................................................28
IV. DAFTAR PUSTAKA..............................................29
v
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Kandungan Gizi Buah Pepaya Segar .......................3
Tabel 2. Sentra Produksi Pepaya .........................................4
Tabel 3. Jenis dan Varietas Pepaya Unggul Nasional
yang Sudah di Lepas sampai dengan Tahun 2014....6
Tabel 4. Pemupukan NPK ....................................................16
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Buah Indeks Warna 3 .........................................7
Gambar 2. Bagian Pepaya diambil .......................................8
Gambar 3. Perkecambahan dengan Tissue / Kertas basah .....9
Gambar 4. Perkecambahan dengan Pasir............................10
Gambar 5. Bibit Siap Tanam .............................................11
Gambar 6. Tanaman telah dilakukan Penyiangan,
Penyulaman dan Pemberian Mulsa...........................15
Gambar 7. Hama Tungau Merah ...........................................18
Gambar 8. Hama Kutu Putih .................................................20
Gambar 9. Penyakit Antraknosa ............................................22
Gambar 10. Penyakit Erwinia Papaye ....................................24
1111
I . PENDAHULUAN
Sebagai negara tropis, indonesia memiliki beraneka ragam buah-
buahan di seluruh Nusantara. Salah satunya adalah buah pepaya.
Bisa dikatakan, hampir seluruh masyarakat mengenal dan
menyukai buah yang satu ini. Pepaya merupakan salah satu
komoditas buah yang memiliki banyak fungsi dan manfaat.
Sebagai buah segar, pepaya banyak dikonsumsi selain
mengandung nutrisi yang baik, harganya juga relatif terjangkau
dibanding buah lainnya (Sujiprihati dan Suketi, 2009). Pepaya
merupakan tanaman yang cukup banyak dibudidayakan di
Indonesia. Kegunaan tanaman pepaya cukup beragam dan hampir
semua bagian tanaman pepaya dapat dimanfaatkan untuk
berbagai keperluan. Selain bernilai
ekonomi tinggi, tanaman pepaya juga mencukupi kebutuhan gizi
(Warisno, 2003). Pepaya (Carica papaya L.) adalah salah satu jenis
tanaman buah-buahan yang daerah penyebarannya berada di
daerah tropis. Buah pepaya tergolong buah yang populer dan
umumnya digemari oleh sebagian besar penduduk dunia. Hal ini
disebabkan karena daging buahnya yang lunak dengan warna
merah atau kuning, rasanya manis dan menyegarkan serta banyak
mengandung air. Tanaman pepaya merupakan tanaman tahunan
sehingga buah ini dapat tersedia setiap saat (Barus, 2008). Semua
bagian tanaman pepaya mengandung getah. Daunnya tersusun
secara spiral melingkari batang, lembaran daun bercelah-celah
2
menjari, bertangkai panjang, berkelompok pada pucuk kanopi.
Daun yang telah tua akan menguning dan gugur meninggalkan
bekas pada batangnya. Batang urus, berongga di dalam, lunak,
tidak bercabang. Pepaya merupakan buah yang mempunyai nilai
nutrisi, dapat dimanfaatkan dalam bentuk buah segar dan produk
hasil olahan. Banyak mengandung vitamin, dapat dijadikan olahan
sayur (baik daun, bunga, ataupun buahnya). (Sankat dan Maharaj,
1997). Iklim tropis yang dimiliki Indonesia berpeluang besar untuk
pengembangan budidaya pepaya. Budidaya pepaya relatif mudah
karena tanaman pepaya dapat dibudidayakan hampir diseluruh
wilayah Indonesia. Produksi buah pepaya di Indonesia cenderung
mengalami peningkatan dari tahun ketahun. Hal tersebut dapat
dilihat dari peningkatan usaha pengembangan produktivitas
pepaya tiap tahunnya di Indonesia. Berdasarkan data BPS (2015)
produksi buah pepaya di Indonesia fluktuatif dari tahun 2012
sampai tahun 2014. Produksi pepaya pada tahun 2012 mencapai
906 312 ton, pada tahun 2013 produksinya menjadi 909 827 ton
sedangkan pada tahun 2014 produksi pepaya mengalami
penurunan menjadi 840 119 ton. Keadaan produksi pepaya yang
fluktuatif disebabkan kurangnya penggunaan varietas unggul dan
teknologi budidaya pepaya yang sesuai dengan standart operating
procedure. Varietas pepaya yang dibudidayakan di Indonesia
beragam.
3
Kandungan Gizi buah pepaya adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Kandungan gizi buah pepaya segar (100 gram bahan)
Kandungan gizi
(nutrisi)
Jumlah
Kalori 46,00 Kal.
Protein 0,50 g
Lemak - g
Karbohidrat 12,20 g
Kalori 46,00 Kal.
Protein 0,50 g
Fosfor 12,00 mg
Zat Besi 1,70 mg
Vitamin A 365,00 S.I
Vitamin B1 0,04 mg
Vitamin C 78,00 Mg
Air 86,70 G
Calsium 23,00 Mg
(Direktorat Bina Gizi, Kemenkes R.I.,2012)
4
Sentra produksi pepaya di Indonesia adalah sebagai berikut :
Tabel 2. Sentra Produksi Pepaya
No Provinsi Kabupaten
1. Riau Kota Pekan Baru
2. Lampung Lampung Tengah,
Lampung Selatan dan
lampung Timur
3. Banten Lebak
4. Jawa Barat Kab. Bogor, Suka Bumi,
Subang, Tasikmalaya dan
Banjar
5. Jawa Tengah Boyolali, Kebumen
6. Jawa Timur Malang, Lumajang
7. Kalimantan
Barat
Kota Pontianak, Kubu
Raya
8. Kalimantan
Timur
Kota Samarinda, Kota
Balik Papan
9. Nusa Tenggara
Barat
Lombk Timur
Sumber : Roadmap Pengembangan Kawasan Pepaya. Pusat Kajian
Hortikultura
5
II. TEKNOLOGI BUDIDAYA
A. Syarat Tumbuh
Hal yang pertama sekali diwajibkan untuk budidaya pepaya
adalah penentuan lokasi karena pepaya menghendaki daerah
tropis dan sub tropis
1. Iklim
▪ Tipe Iklim : A, B dan C (basah sampai sedang) berdasarkan
klsifikasi Schmidt – Ferguson.
▪ Curah Hujan merata sepanjang tahun : 1000 – 2000 mm
per tahun, dengan kedalaman air 05 – 2,0 meter.
▪ Temperatur 15 º C - 35 ºC , Optimum 23 º C – 27 º C
▪ Kelembaban udara 40 %
▪ Ketinggian dari dataran rendah 500 sampai 1000 meter
diatas permukaan laut
2. Tanah
▪ Tanaman pepaya dapat tumbuh dengan baik pada tanah
kaya bahan organik, subur, dan banyak mengandung
humus
▪ Tanah tidak terlalu mengandung air agar tanaman tidak
mudah terserang jamur, tanah yang ideal adalah tanah
yang mempunyai kelembaban sedang
▪ pH tanah yang dikehendaki : 6,5 – 7,0 .
6
B. Varietas Pepaya
Varietas pepaya yang sudah dilepas sampai dengan saat ini
menurut direktorat perbenihan (2014) sebanyak sepuluh
varietas pepaya nasional yang sudah dilepas .
Tabel 3. Jenis dan Varietas pepaya unggul nasional yang sudah di
lepas sampai dengan Tahun 2014
No Varietas No.
Kepmentan
Asal Lokasi Tanaman Pengusul
1. Sri Gading 92/Kpts/TP.24
0/3/2000
Koleksi Balitbu Solok-
Sumbar
Balitbu Solok
2. Sari Rona 93/Kpts/TP.24
0/3/2000
Koleksi Balitbu Solok-
Sumbar
Balitbu Solok
3. Carindo 266/Kpts/SR.
120/7/2005
Persilangan Pepaya
Meksiko dan Pepaya Bali
Balitbu Solok
4. Sukma Suka
Bumi
3509/Kpts/SR.
120/10/2009
Desa Cibodas Kec.
Parung Kuda- Suka Bumi
PKBT IPB Bogor dan
BPSBTPH Jabar
5. Carisya 2107/Kpts/
SR.120/5/2010
Introduksi Hawai PKBT-IPB Bogor
6. Callina 2108/Kpts/SR.
120/5/2010
Introduksi California PKBT-IPB Bogor
7. Merah
Delima
2275/Kpts/SR.
120/5/2011
Desa Sumani Kec. Koto
Singkarak Solok- Sumbar
Balitbu Solok
8. MJ9 4575/Kpts/SR.
120/11/2011
Desa Emiri Kec.
Mojosongo- Boyolali
Dispertabun Kab.
Boyolali dan BPSP
Jateng
9. Mutiara
Indah
115/Kpts/SR.
120/12/2013
Desa Alue Awe Kec.
Muara Dua Kota
Lhokseumawe -Aceh
Dinas Kelautan dan
Pertanian Kota
Lhokseumawe
10. Agri Solinda 038/Kpts/SR.
120/D/2/7/5/
2014
Persilangan Tetua M0-1
dan Tetua Jantan
Meksiko
Balai Penelitian
Tanaman Buah
Tropika
Sumber : Direktorat Perbenihan Direktorat Jenderal Hortikultura
(2014)
7
C.Teknologi Budi Daya
1. Teknologi Benih
a. Ketersediaan bibit dari varietas unggul dan bermutu
merupakan faktor utama dari usaha budidaya pepaya
untuk menghasilkan produksi yang maksimal : Untuk
budidaya pepaya didapatkan dari biji terseleksi. Untuk
mendapatkan sebanyak mungkin pohon pepaya sempurna
diperlukan ketelitian dan keterampilan dalam memilih calon
benih.
b. Kriteria buah untuk benih
• Sumber benih didapatkan dari buah pepaya yang
dihasilkan pohon sempurna. Bentuk buah memanjang,
tidak cacat dan bebas dari penyakit.
• Berumur 4-5 bulan setelah penyerbukan
• Pilih buah dengan kulit warna Index 3 seperti gambar
(yang dilingkar)
• Disimpan sampai 100% matang
Gambar 1. Buah indeks warna 3
8
c. Prosesing biji untuk benih
• Buah sudah matang sempurna
• Potong buah kira-kira 2/3 dari buah (gambar 2) dan
kumpulkan biji yang berwarna hitam legam saja
• Campurkan benih dan abu gosok dalam napan
kemudian diremas-remas sampai semua sarkotesta
terlepas .
• Bilas dengan air bersih sampai selaput sarkotestanya
tidak tercampur lagi dengan benih.
• Benih yang diambil adalah yang tenggelam sedangkan
yang terampung dibuang.
• Keringkan benih dengan cara menghampar benih diatas
napan yang telah dialasi kertas koran bersih.
• Benih dikeringkan selama 4-5 hari dengan kisaran KA
10-12 % dan benih siap disimpan
Gambar 2. Bagian Pepaya diambil untuk Benih
d. Penyimpanan Benih
• Benih disimpan dengan kadar air 8-10%
• Disimpan dalam kemasan alumunium foil tertutup
9
• Letakkan pada suhu dibawah 15-10 °C
• Benih dapat bertahan kurang dari enam bulan
• Persiapan Benih
• Rendam biji pepaya dengan air hangat kuku selama ±
24 jam Ambil biji yang bernas (tenggelam)
CARA 1 : Kecambahkan benih dengan kain atau kertas
basah (tissu), letakkan dipetridis, tutup rapat dan
simpan pada suhu ±300
C atau jemur (lama 4 -10 hari)
sampai berkecambah kemudian kecambah disemai di
polybag
Gambar 3. Perkecambahan dengan Tissue/ kertas basah
10
CARA 2 : Persemaian dipasir dengan menyemai biji pada
pasir sedalam 0,5-1 cm setelah tumbuh (15 hari)
dipindah media polybag
Gambar 4. Perkecambahan dengan pasir
2. Persemaian
a) Isi polybag ukuran 12 cm X 7 cm dengan tanah :
sekam/arang sekam: pupuk kandang perbandingan
(2:1:1). Sebaiknya pupuk kandang dicampur dengan pupuk
hayati Thrichoderma
b) Umur 3-4 minggu dipupuk dg NPK 0,2-1,0 g
c) Basahi media tanam
d) Masukkan/tanam 1 benih per polibag
e) Tabur sedikit furadan disekitar lubang tanam agar benih
tidak dimakan serangga
f) Atur polibag dalam bedengan dengan lebar 1 m
g) Jarak antar bedengan 0,5 m dan perkuat tepi dengan
bambu
11
h) Pasang naungan dari plastik jika diperkirakan kondisi
lingkungan terlalu panas naungan digunakan untuk
melindungi benih pada awal pertumbuhan
i) Lakukan penyiraman secara teratur setiap hari (penyiraman
dilakukan pada sore hari)
j) Pengendalian Penyakit embung tepung pada saat
persemaian dilakukan dengan penyemprotan atau tepung
belerang dan belerang kapur (suhu dibawah 32 ºC)
Karatane, Mankozeb atau Benomyl
k) Busuk pangkal buah dapat dikendalikan dengan drainase
dan aerasi yang baik
l) Tanah pembibitan didesinfestasi
m) Penanaman biji tidak terlalu dalam
n) Umur 1-1,5 bulan bibit siap ditanam di bedengan yang
telah disiapkan
Gambar 5. Bibit Umur 10 hari setelah Tanam
12
3. Waktu yang diperlukan
a.Perendaman benih 1-2 hari
b.Proses perkecambahan 7-15 hari
c. Penyemaian 4-6 hari
d.Pertumbuhan di pembibitan 30-40 hari
e. Total waktu yang diperlukan sampai dengan pemindahan
bibit ke lahan : 60-65 hari
4. Persiapan lahan
a) Lahan harus bersih potong semak atau pohon kecil sampai
pangkal batang dan khusus tanaman yang cukup besar dan
tidak dikehendaki tebang dan bongkar perakarannya.
b) Cangkul tanah sampai gembur sedalam 30 cm dan balik
tanah agar humus yang berada di lapisan bawah terangkat
ke atas.
c) Bentuk lahan menjadi bedengan dengan ukuran lebar
bedeng 1 – 2 m, panjang bedeng sesuai degan kondisi
lahan
d) Tinggi bedeng 30 – 40 cm
e) Aplikasi kapur sebanyak 1 kg /pohon secara merata pada
lahan yang sudah diolah
f) Jarak antar bedeng 60 cm -1m
g) Pada lahan yang drainase kurang baik buat parit diantara
bedengan untuk drainase sedalam 40 – 50 cm
13
h) Buat lubang dengan ukuran : 40 x 40 x 40 cm
i) Jarak antar lubang 2,5 x 2,5 m atau 2 X 3 m.
j) Dalam pembuatan lubang, letakkan tanah bagian atas di
sisi kanan dan tanah bagian bawah di sisi kiri.
k) Biarkan selama 2 minggu lalu tambahkan pupuk kandang
yang sudah melalui tahapan dekomposer sebanyak 5 – 10
kg/ lubang sebagai pupuk dasar sebaiknya ditambahkan
trichoderma sebagai agensia hayati, Lubang tanam siap
untuk ditanami.
Gambar 5. Bibit Siap Tanam
5. Waktu Tanam
a) Sebaiknya diatur agar berbunga bertepatan dengan musim
hujan
b) Didaerah dengan bulan basah sepanjang tahun penanaman
dapat dilakukan setiap waktu
6. Pengairan
a) Pengairan dilaksanakan secara teratur didaerah yang
mempunyai musim kering lebih dari dua bulan
14
b) Tanaman sangat peka terhadap kekurangan dan kelebihan
air terutama pada saat bibit baru ditanam dan pada saat
keluarnya bunga (fase generatif)
c) Kebutuhan air pada saat bibit baru ditanam sebanyak 1-2
liter/hari,tanaman muda sampai dengan dewasa sebanyak
10 -20 liter/hari, Tanaman yang sedang berbuah 20-30
liter/hari.
d) Penyiraman dapat dengan cara menggunakan selang dan
dengan irigasi tetes
7. Penyulaman
a) Penyulaman dapat dilakukan secepat mungkin
b) Bibit untuk penyulaman dapat berasal dari bibit baru yang
sudah tersedia atau bibit hasil penjarangan
8. Penyiangan
a) Lakukan penyiangan, terutama pada musim penghujan,
secara hati- hati agar tidak merusak perakaran tanaman
b) Buat piringan yang bersih seluas tajuk tanaman disekitar
batang tanaman
c) Cangkul tanah disekitar batang lalu bentuk timbunan
disekitar batang agar batang tidak roboh saat berbuah
d) Lakukan penggemburan di sekitar tanaman untuk
menghindari pengerasan tanah di sekitar perakaran
tanaman sehingga pertukaran udara dan peresapan air
kedalam tanah lebih baik
15
Gambar 6. Tanaman telah dilakukan penyiangan, penyulaman dan
pemberian mulsa
9. Pemberian Mulsa
a) Pemberian mulsa dapat berupa jerami, alang-alang dan
rumput kering dengan tujuan menjaga kelembaban tanah
agar pembungaan dan pembuahan tidak terganggu,
mengurangi penguapan, mencegah pertumbuhan gulma,
menjaga suhu permukaan dan menambah kesuburan
10. Pemupukan (Pupuk bentuk NPK 16 – 16 – 16)
a) Pemberian pupuk dilakukan dengan menabur di sekeliling
pohon lalu ditutup dengan tanah dengan dosis :
b) Umur 2 minggu setelah tanam -2 bulan setelah tanam di
lapang dengan dosis 50 g per tanaman 1 bulan sekali
atau 25 gr/2 minggu
c) Umur 2- 3 bulan setelah tanam. Dengan dosis 100
gr/tanaman 1 bulan sekali,
16
d) Umur 4,5 bulan setelah tanam. Dengan dosis 250
gr/tanaman, 1 bulan sekali
e) Umur 6 bulan setelah tanam dengan dosis 200
gr/tanaman ditambah KCl 50 g/tanaman, 1 bulan
sekali
f) Umur 8 bulan setelah tanam dengan dosis 250
gr/tanaman ditambah KCl 50 g/tanaman, 1 bulan
sekali dan untuk selanjutnya setiap 1 bulan sekali dengan
dosis 200 gr/tanaman.
g) Selain itu diberi juga pupuk daun 2 minggu sekali
h) Pupuk kandang 3 atau 4 bulan sekali 10kg/tanaman
i) Tambahkan Dolomit dan Pupuk Kandang tiap 3 bulan
Umur 3,6,9 bulan dst.
Tabel 4. Pemupukan NPK
Jenis Pupuk Umur <
1bulan
setelah
tanam
Umur 1-3
bulan
setelah
tanam
Umur 4-6
bulan
setelah
tanam
Umur >7
bulan
setelah
tanam
NPK
16:16:16
100 gr
(2x50gr)
150 g 300 g +
50 KCl
350 g +
50gKCl
Ket :1 mst dengan dosis 50 gram/tanaman. Cara : melarutkan
500 gram NPK dalam 10 liter air, kemudian disiramkan
disekitar perakaran tanaman satu liter tiap tanaman. 1-3
17
bulan setelah tanam di lapang (bst) dengan dosis sesuai
tabel di atas.
11. Pengelolaan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)
Berbagai ragam jenis hama dan penyakit menyerang
tanaman pepaya
tetapi yang utama adalah Hama Tungau Merah (Tetranycus
sp.) dan penyakit antraknosa yang disebabkan oleh
Colletotrichum gleosporiades.
a) Hama Tungau Merah
Hama Tungau Merah (Tetranycus sp) merupakan hama
utama dengan intensitas serangan dapat mencapai 14 -
43 %
Gejala awal : Timbulnya bintik-bintik putih pada daun.
Pada serangan berat seluruh permukaan daun terselaput
bintik-bintik putih
Pengendalian : Dapat dilakukan dengan sanitasi
lingkungan dengan mengurangi gulma yang merangkap
sebagai inang alternatif
▪ Pengelolaan gulma dibawah tajuk tanaman sebagai
tempat berlindung tungau
▪ Penggunaan akarisida 0,2% (bahan aktif propargi,
piridaben, dicofol) untuk telur dan nimfa serta
akarisida amitraz atau kinometional untuk tungau
18
dewasa. Ambang ekonomi pengendalian 8 ekor tungau
untuk satu helai daun.
Gambar 7. Hama Tungau Merah.
b) Kutu Daun (Myzus Persicae )
Kutu daun bersimbiosis dengan semut dan menyebabkan
kerusakan pada daun dengan cara menghisap sel
jaringan daun, berkembang biak pada musim kemarau,
hidup berkelompok di permukaan bawah daun
Gejala : Timbulnya bercak-bercak pada daun , serangan
berat tanaman kerdil dan layu, warna daun tidak normal,
daun menggulung pada bagian yang terserang dan
semut bergerombol.
Pengendalian :
• Aplikasi pestisida organik atau agensia hayati, 2
cc/liter agensia hayati yang terdiri dari cuka 1 liter,
alkohol 1 liter, telur ayam 1 kg dan bawang putih ½
kg. Bawang, telur diblender sampai hals lalu
19
masukkan cuka dan alkohol kemudian difermentasikan
selama 14 hari.
• Aplikasi pestisida berbahan aktif triazofos atau asefat.
• Lakukan penyemprotan dengan belerang
• Penggunaan entomopathogenik jamur perticillium
lecanii
• Pemanfaaan parasitoid aphidius matricariae dan
diaretus chenopodiaphidis ashmead
c) Kutu Putih (Desmicoccus brevives dan Paracoccus
marginatus) Hama Pepaya ini berwarna putih kecil
tubuhnya ditutupi selaput benang lembut. berkembang biak
secara bergerombol, penyebarannya bisa terbang bersama
angin dan berkoloni dengan semut. Menghisap cairan sel
dalam jaringan daun batang buah dengan menggunakan
mulutnya. Akibatnya daun bisa mengerucut kehabisan
cairan daun rusak dan mati. Jika menempel di buah kutu
putih ini bergerombol dan menyerap cairan buah pepaya.
Gejala : Daun akan kerdil, buah menjadi berwarna hitam
jika serangan berat buah akan membusuk dan keriput.
Pengendalian :
• Lakukan pengamatan terhadap pohon, jika ada kutu
putih segera bersihkan dengan sponge yang diberi
detergen 5 %
• Lakukan selama tiga kali dengan interval tiga hari
20
• Apabila serangan agak berat eradikasi daun daun yang
terserang kemudian timbun atau di bakar
• Untuk serangan agak berat lakukan penyemprotan
dengan detergen 2,5% atau dengan Monosodium
Glutamate (MSG) dengan konsentrasi 1sendok makan
/20 liter air ke bagian tanaman yang terserang selama
tiga kali dengan interval tiga hari
• Penyemprotan dengan insektisida dilakukan pada
kondisi yang serangan sudah berat dan diawali
dengan penyemprotan detergen untuk menghilangkan
lapisan lilin
Gambar 8. Hama Kutu Putih
d) Penyakit Busuk Akar dan Busuk Pangkal Batang
Penyebab Phytophthora Palmivora (Butl)
Pythium spp
Gejala awal : Mula-mula daun bawah layu, menguning
dan menggantung disekitar batang sebelum rontok
kemudian daun yang muda juga layu sehingga tanaman
21
hanya mempunyai sedikit daun-daun kecil dipuncaknya
lalu tanaman mati jika digali terlihat akar lateral
membusuk, berwarna coklat tua, lunak dan berbau
busuk, serangan yang parah dapat merusak akar
tunggang sampai pangkal batang
Pengendalian :
• Drainase dan aerasi harus baik
• Tanah pembibitan perlu disterilkan
• Penanaman biji atau bibit tidak terlalu dalam
• Rotasi tanaman bukan inang selain (kelapa, jeruk, coklat,
durian karet, lada dan pinang)
• Serangan pada buah dilakukan dengan penyemprotan
fungisida terutama didekat tangkai buah
e) Penyakit Antraknosa
Penyakit antarknose atau cacar buah disebabkan oleh
jamur colletotrichum gleosporiades
Gejala : Pada buah muda tampak berbentuk luka kecil
ditandai oleh adanya getah yang keluar mengental.
Pada buah menjelang masak tampak berupa bulatan-
bulatan kecil berwarna gelap apabila buah bertambah
masak bulatan semakin membesar dan busuk cekung
kearah dalam buah, dapat menginfeksi tangkai bunga.
Pengendalian :
• Sanitasi kebun
22
• Hindari Pelukaan pada buah sejak muda sampai panen
• Memusnahkan daun dan buah yang bergejala penyakit
• Jarak tanam tidak terlalu rapat
• Hindari tumpang sari dengan tanaman inang alternatif
penyebab penyakit antraknosa (tanaman cabai, mangga,
pisang dan ubi kayu)
• Lakukan fungisida dengan bahan aktif Manzeb
• Pencegahan selama penyimpanan rendam buah dalam
air dengan suhu 43-49 ºC selama 20 menit
Gambar 9 .Penyakit Antraknosa
f) Penyakit Busuk Buah Rhizopus atau Busuk Hitam
Penyebab Rhizopus stolonifer Ind
Gejala :
Menyerang buah pepaya tua kemudian membusuk dan
berair bila keadaannya lembab, buah dilapisi oleh
sporangiospora berwarna hitam penyakit ini biasa
23
menyerang pada saat pasca panen (saat pengangkutan
dan penyimpanan)
Pengendalian :
• Buah yang terserang di petik dan dimusnahkan
• Penyimpanan pada suhu rendah 10ºC
• Pembungkusan dengan kertas pada saat panen untuk
menghindari luka
• Perendaman buah di air dengan suhu 47ºC selama 20
menit
g) Penyakit Erwinia Papaye
Gejala:
Terdapat bercak kebasah-basahan pada tangkai daun
dan batang yang masih hijau, pada tanaman muda daun
menguning dan membusuk, bagian tunas muda
mengalami kematian, pada helaian daun yang besar
terdapat bercak-bercak kering yang bentuknya tidak
teratur meluas sepanjang tulang daun jika penyakit
menyerang batang membusuk, daun gugur dan mati
Pengendalian :
• Memilih benih yang berasal dari tanaman dan buah yang
sehat
• Perlakuan dengan PGPR
• Pemanfaatan agensia hayati seperti trichoderma sp.
pada pupuk organik
24
• Pada tanah yang agak masam dapat ditambahkan
dolomite untuk menetralkan pH
• Mengendalikan serangga pengunjung pada tanaman
pepaya karena ditularkan oleh serangga vektor
• Sanitasi dan drainase lahan yang baik
• Lakukan eradikasi dengan cara memotong dan
membakar tanaman yang terserang ( menghilangkan
inokulum)
Gambar 10. Penyakit Erwinia Papaye
12. Regenerasi Pepaya
1. Pencangkokan
Pencangkokan dapat dilakukan dengan menambah
masa produktif tanaman
a. Persiapan :
• Menyiapkan pohon induk yang telah cukup tua
(tanaman berumur 4 tahun)
25
• Potong/ pangkas pohon pepaya dengan ketinggian
60n-75 cm dari permukaan tanah
• Bekas potongan/pangkas di tutup dengan kantong
plastik atau wadah lain untuk melindungi batang
• Tunggu hingga tumbuh tunas/cabang baru yang siap
untuk di cangkok
b.Metode Pencangkokan
• Bila tunas telah tumbuh membentuk lengkungan
• Tarik cabang perlahan untuk mencegah cabang rusak
• Pindahkan ke media campuran tanah gembur : pupuk
kandang (1:1)
• Beri ajir untuk menjaga posisi cabang cangkokan
Penanaman
Penanaman dapat dilakukan seperti biasa penanaman
pepaya.
2. Penanaman Baru
Penanaman baru dapat dilakukan bila tanaman berumur
lebih dari 4 tahun dengan cara membongkar tanaman
lama secara serentak dan diganti dengan tanaman baru
26
13. Panen
Sifat buah pepaya adalah voluminous dan mudah rusak
maka perlu penanganan khusus agar menghasilkan buah
yang berkualitas saat panen. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam peningkatan mutu buah pepaya
adalah: Penentuan saat petik, penyimpanan dan
penanganan segar serta pengemasan.
1. Panen
a. Penentuan derajat ketuaan dengan cara :
• Umur buah dari saat bunga mekar ± 163 hari atau
5,5 bulan
• Warna kulit buah 25% kuning atau standar warna 3
seperti gambar 1
• Bila jarak angkut jauh biasanya pedagang memetik
lebih awal
b. Cara Panen :
• Prinsip utama panen adalah menghindari buah luka
atau rusak
• Pada saat memetik harus dijaga agar getah tidak
menetes pada kulit buah
• Bila pohon mulai meninggi pemetikan dapat
dilakukan dengan bantuan alat
27
2. Penyimpanan
Pepaya termasuk buah klimaterik sehingga dengan perlakuan
tertentu dapat memperlambat proses kematangan sehingga
dapat memperpanjang masa simpan dengan cara sederhana
yaitu membungkus buah yang telah dipanen dengan plastik
tanpa lubang dan didalamnnya diisi dengan potongan kecil
batu bata yang telah dicelup kedalam larutan KMnO4. Cara
ini mampu menunda kematangan buah sampai dengan 32
hari dan memperpanjang masa simpan buah sampai 36 hari.
3. Penanganan Segar dan Pengemasan
Setelah dipanen, buah pepaya dengan tingkat kematangan
25 % dibungkus dengan kertas koran, plastik berlubang dan
dimasukkan dari karton serta diberi penyekat potongan
kertas. Penyusunan buah pepaya dalam kemasan dapat
secara berjajar (isi 3 buah/kemasan); silang (5 buah
/kemasan) atau disusun secara bertingkat (isi 6
buah/kemasan).
Dengan perlakuan ini kerusakan pasca panen dapat
dikurangi. Hasil penelitian menunjukkan kerusakan pasca
panen hanya mencapai 1,3 %.
28
III. PENUTUP
Peningkatan pendapatan dan populasi penduduk Indonesia
berdampak pada pola pikir dan gaya hidup dan peningkatan
kesadaran masyarakat akan hidup sehat dengan mengonsumsi
buah yang bermutu menjadi suatu kebutuhan, pepaya merupakan
buah yang bernilai gizi tinggi. Permintaan akan buah pepaya untuk
pasar domestik dan dunia di perkirakan akan semakin meningkat.
Oleh karena itu untuk peningkatan produktivitas diperlukan
penerapan teknologi budidaya pepaya sesuai standart operating
procedure (Good Agricultural Practices for Fruit and Vegetables) ,
sehingga akan diperoleh kualitas dan kuantitas buah. Dengan
demikian akan berdampak pada efisiensi dan efektivitas input
tenaga kerja, sarana produksi dan penanganan hasil yang
diharapkan dapat meningkatkan pendapatan ekonomi petani.
29
DAFTAR PUSTAKA
AM, Nishijima WT. 1987. Post harvest disease of papaya. Plant
Disease71:681-686.
Aravind, G, Debjit Bhowmik, Duraivel, S, Harish, G 2013,
‘Traditional and medicinal uses of carica papaya’, Journal of
Medicinal Plants Studies, vol. 1, no.1, pp. 7-15.
Broto, W, Suyanti & Sjaifullah 1991, Karakterisasi varietas untuk
standarisasi mutu buah pepaya (Carica papaya, L.), J. Hort.,
vol. 1, no. 2, hlm. 41-44.
Campostrini, E & David, M, Glenn 2007, Ecophysiology of papaya:
a review. Braz, J. Plant Physiol., vol. 19, no. 4, pp. 413-24.
Lim TK, Tang SC. 1984. Anthracnose and some local fruit trees.
Seminar Nasional buah-buahan Malaysia. UPM. Malaysia.
Sobir 2009, Sukses bertanam pepaya unggul kualitas supermarket,
Agromedia Pustaka, Jakarta.
Sunyoto, Budiyanti, T, Hendri, Kuswandi, Fatria, D & Octaria, L
2012, Perakitan varietas unggul baru pepaya rasa manis,
kandungan vitamin C tinggi (≥ 80 mg), Produktif dan tahan
simpan (≥7 HSP). Laporan Akhir TA. 2012. Balai Penelitian
Tanaman Buah Tropika. Badan Litbang Pertanian.
Kementerian Pertanian.
Suwarto, A. 2011.Pepaya dan Khasiatnya (1).Obat Pengusir Sakit
Malaria. Kedaulatan Rakyat. 02 Oktober 2011 hlm
19.Yogyakarta : PT-BP Kedaulatan Rakyat.
USDA 2013, Basic Report 09226, Papayas, raw. Nutrient values
and weights are for edible portion USDA National Nutrient
Database for Standard Reference Release 26.

More Related Content

What's hot

5. peluang dan kendala sektor hortikultura
5. peluang dan kendala sektor hortikultura5. peluang dan kendala sektor hortikultura
5. peluang dan kendala sektor hortikultura
University of Brawijaya
 
Kuliah pip topik 12 05 agribisnis dan agro industri fp unsam 2010
Kuliah pip topik 12 05 agribisnis dan agro industri fp unsam 2010Kuliah pip topik 12 05 agribisnis dan agro industri fp unsam 2010
Kuliah pip topik 12 05 agribisnis dan agro industri fp unsam 2010
Ir. Zakaria, M.M
 
Pertemuan 8 (adaptasi thdp opt)
Pertemuan 8 (adaptasi thdp opt)Pertemuan 8 (adaptasi thdp opt)
Pertemuan 8 (adaptasi thdp opt)
f' yagami
 

What's hot (20)

Bahan tayang pengelolaan sediaan farmasi dan BMHP di Puskesmas
Bahan tayang pengelolaan sediaan farmasi dan BMHP di PuskesmasBahan tayang pengelolaan sediaan farmasi dan BMHP di Puskesmas
Bahan tayang pengelolaan sediaan farmasi dan BMHP di Puskesmas
 
Ppt proses pengolahan karet menta firman ahyuda
Ppt proses pengolahan karet menta firman ahyudaPpt proses pengolahan karet menta firman ahyuda
Ppt proses pengolahan karet menta firman ahyuda
 
CPOTB.ppt
CPOTB.pptCPOTB.ppt
CPOTB.ppt
 
Pascapanen Buah dan Sayur
Pascapanen Buah dan SayurPascapanen Buah dan Sayur
Pascapanen Buah dan Sayur
 
Produksi & Penyimpanan Bibit Durian
Produksi & Penyimpanan Bibit DurianProduksi & Penyimpanan Bibit Durian
Produksi & Penyimpanan Bibit Durian
 
Budidaya Nanas.pdf
Budidaya Nanas.pdfBudidaya Nanas.pdf
Budidaya Nanas.pdf
 
Pendahuluan Kuliah Teknologi Hasil Perkebunan
Pendahuluan Kuliah Teknologi Hasil PerkebunanPendahuluan Kuliah Teknologi Hasil Perkebunan
Pendahuluan Kuliah Teknologi Hasil Perkebunan
 
Cara budidaya tanaman kentang
Cara budidaya tanaman kentangCara budidaya tanaman kentang
Cara budidaya tanaman kentang
 
Hidroponik Pemula -1
Hidroponik Pemula -1Hidroponik Pemula -1
Hidroponik Pemula -1
 
Teh, kopi, coklat
Teh, kopi, coklatTeh, kopi, coklat
Teh, kopi, coklat
 
5. peluang dan kendala sektor hortikultura
5. peluang dan kendala sektor hortikultura5. peluang dan kendala sektor hortikultura
5. peluang dan kendala sektor hortikultura
 
BUDIDAYA TANAMAN SAYUR.pptx
BUDIDAYA TANAMAN SAYUR.pptxBUDIDAYA TANAMAN SAYUR.pptx
BUDIDAYA TANAMAN SAYUR.pptx
 
Pengemasan produk hortikultura
Pengemasan produk hortikulturaPengemasan produk hortikultura
Pengemasan produk hortikultura
 
Kuliah pip topik 12 05 agribisnis dan agro industri fp unsam 2010
Kuliah pip topik 12 05 agribisnis dan agro industri fp unsam 2010Kuliah pip topik 12 05 agribisnis dan agro industri fp unsam 2010
Kuliah pip topik 12 05 agribisnis dan agro industri fp unsam 2010
 
Ppt proses penggolahan teh firman ahyuda
Ppt proses penggolahan teh  firman ahyudaPpt proses penggolahan teh  firman ahyuda
Ppt proses penggolahan teh firman ahyuda
 
Sampel pada uji sensori
Sampel pada uji sensoriSampel pada uji sensori
Sampel pada uji sensori
 
8 rempah-rempah dan bahan obat
8 rempah-rempah dan bahan obat8 rempah-rempah dan bahan obat
8 rempah-rempah dan bahan obat
 
Sifat fisik dan kimia hasil pertanian
Sifat fisik dan kimia hasil pertanianSifat fisik dan kimia hasil pertanian
Sifat fisik dan kimia hasil pertanian
 
Pertemuan 8 (adaptasi thdp opt)
Pertemuan 8 (adaptasi thdp opt)Pertemuan 8 (adaptasi thdp opt)
Pertemuan 8 (adaptasi thdp opt)
 
Rktm lab diseminasi
Rktm lab diseminasiRktm lab diseminasi
Rktm lab diseminasi
 

Similar to Juknis pepaya2

INDUSTRI TAHU di KECAMATAN NANGGALO, KOTA PADANG, SUMATERA BARAT
INDUSTRI TAHU di KECAMATAN NANGGALO, KOTA PADANG, SUMATERA BARATINDUSTRI TAHU di KECAMATAN NANGGALO, KOTA PADANG, SUMATERA BARAT
INDUSTRI TAHU di KECAMATAN NANGGALO, KOTA PADANG, SUMATERA BARAT
oriza steva andra
 
Penerapan haccp pada pengalengan ikan sardin di pt. maya food industries
Penerapan haccp  pada  pengalengan ikan sardin di pt. maya food industriesPenerapan haccp  pada  pengalengan ikan sardin di pt. maya food industries
Penerapan haccp pada pengalengan ikan sardin di pt. maya food industries
Mastori Rodin
 
TKPI_Mahmud dkk_2017_TKPI_Kemenkes RI.pdf
TKPI_Mahmud dkk_2017_TKPI_Kemenkes RI.pdfTKPI_Mahmud dkk_2017_TKPI_Kemenkes RI.pdf
TKPI_Mahmud dkk_2017_TKPI_Kemenkes RI.pdf
hasna37
 
Laporan itik tegal
Laporan itik tegalLaporan itik tegal
Laporan itik tegal
Sary Fahma
 
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contoh
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contohLAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contoh
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contoh
khunagnes1
 
Perbanyakan vegetatif kelapa_sawit_unggul_secara_kultur_jaringan-andal_yakinu...
Perbanyakan vegetatif kelapa_sawit_unggul_secara_kultur_jaringan-andal_yakinu...Perbanyakan vegetatif kelapa_sawit_unggul_secara_kultur_jaringan-andal_yakinu...
Perbanyakan vegetatif kelapa_sawit_unggul_secara_kultur_jaringan-andal_yakinu...
Andal Yakinudin
 
Pembuatan donat dari akar marasi (curculigo latifolia) untuk penyakit diabetes
Pembuatan donat  dari akar marasi (curculigo latifolia) untuk  penyakit diabetesPembuatan donat  dari akar marasi (curculigo latifolia) untuk  penyakit diabetes
Pembuatan donat dari akar marasi (curculigo latifolia) untuk penyakit diabetes
LisdaDamayanti1
 

Similar to Juknis pepaya2 (20)

Pengembangan limbah organik
Pengembangan limbah organikPengembangan limbah organik
Pengembangan limbah organik
 
pkm pengolahan selai kelapa.pptx
pkm pengolahan selai kelapa.pptxpkm pengolahan selai kelapa.pptx
pkm pengolahan selai kelapa.pptx
 
Buku Jeruk Teknologi Inovatif Jeruk Sehat Nusantara
 Buku Jeruk Teknologi Inovatif Jeruk Sehat Nusantara Buku Jeruk Teknologi Inovatif Jeruk Sehat Nusantara
Buku Jeruk Teknologi Inovatif Jeruk Sehat Nusantara
 
Laporan kkn unej desa peradong, bangka barat 2019 [final]
Laporan kkn unej desa peradong, bangka barat 2019 [final]Laporan kkn unej desa peradong, bangka barat 2019 [final]
Laporan kkn unej desa peradong, bangka barat 2019 [final]
 
Kinerja model pengembangan pertanian bioindustri
Kinerja model pengembangan pertanian bioindustriKinerja model pengembangan pertanian bioindustri
Kinerja model pengembangan pertanian bioindustri
 
INDUSTRI TAHU di KECAMATAN NANGGALO, KOTA PADANG, SUMATERA BARAT
INDUSTRI TAHU di KECAMATAN NANGGALO, KOTA PADANG, SUMATERA BARATINDUSTRI TAHU di KECAMATAN NANGGALO, KOTA PADANG, SUMATERA BARAT
INDUSTRI TAHU di KECAMATAN NANGGALO, KOTA PADANG, SUMATERA BARAT
 
PKM Kewirausahaan (PKMK) - Dawet Umbi Garut dan Pisang Klutuk - UMAHA
PKM Kewirausahaan (PKMK) - Dawet Umbi Garut dan Pisang Klutuk - UMAHAPKM Kewirausahaan (PKMK) - Dawet Umbi Garut dan Pisang Klutuk - UMAHA
PKM Kewirausahaan (PKMK) - Dawet Umbi Garut dan Pisang Klutuk - UMAHA
 
Penerapan haccp pada pengalengan ikan sardin di pt. maya food industries
Penerapan haccp  pada  pengalengan ikan sardin di pt. maya food industriesPenerapan haccp  pada  pengalengan ikan sardin di pt. maya food industries
Penerapan haccp pada pengalengan ikan sardin di pt. maya food industries
 
komp Pangan Indonesia.pdf
komp Pangan Indonesia.pdfkomp Pangan Indonesia.pdf
komp Pangan Indonesia.pdf
 
TKPI_Mahmud dkk_2017_TKPI_Kemenkes RI.pdf
TKPI_Mahmud dkk_2017_TKPI_Kemenkes RI.pdfTKPI_Mahmud dkk_2017_TKPI_Kemenkes RI.pdf
TKPI_Mahmud dkk_2017_TKPI_Kemenkes RI.pdf
 
Laporan itik tegal
Laporan itik tegalLaporan itik tegal
Laporan itik tegal
 
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contoh
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contohLAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contoh
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contoh
 
Profil Lembaga Periset - LPPM IPB
Profil Lembaga Periset - LPPM IPBProfil Lembaga Periset - LPPM IPB
Profil Lembaga Periset - LPPM IPB
 
PERSILANGAN TANAMAN KACANG PANJANG LOLA.docx
PERSILANGAN TANAMAN KACANG PANJANG LOLA.docxPERSILANGAN TANAMAN KACANG PANJANG LOLA.docx
PERSILANGAN TANAMAN KACANG PANJANG LOLA.docx
 
Perbanyakan vegetatif kelapa_sawit_unggul_secara_kultur_jaringan-andal_yakinu...
Perbanyakan vegetatif kelapa_sawit_unggul_secara_kultur_jaringan-andal_yakinu...Perbanyakan vegetatif kelapa_sawit_unggul_secara_kultur_jaringan-andal_yakinu...
Perbanyakan vegetatif kelapa_sawit_unggul_secara_kultur_jaringan-andal_yakinu...
 
Proposal PKMK “KEBUNAGA” ( KERUPUK BUAH NAGA )
Proposal PKMK  “KEBUNAGA”  ( KERUPUK BUAH NAGA )Proposal PKMK  “KEBUNAGA”  ( KERUPUK BUAH NAGA )
Proposal PKMK “KEBUNAGA” ( KERUPUK BUAH NAGA )
 
Koko bp
Koko bpKoko bp
Koko bp
 
Pembuatan donat dari akar marasi (curculigo latifolia) untuk penyakit diabetes
Pembuatan donat  dari akar marasi (curculigo latifolia) untuk  penyakit diabetesPembuatan donat  dari akar marasi (curculigo latifolia) untuk  penyakit diabetes
Pembuatan donat dari akar marasi (curculigo latifolia) untuk penyakit diabetes
 
16 makalah pwa maulana ozi zamzami.agh.2_c
16 makalah pwa maulana ozi zamzami.agh.2_c16 makalah pwa maulana ozi zamzami.agh.2_c
16 makalah pwa maulana ozi zamzami.agh.2_c
 
Laporan praktikum biologi pengaruh perbedaan salinitas (kadar garam) terhadap...
Laporan praktikum biologi pengaruh perbedaan salinitas (kadar garam) terhadap...Laporan praktikum biologi pengaruh perbedaan salinitas (kadar garam) terhadap...
Laporan praktikum biologi pengaruh perbedaan salinitas (kadar garam) terhadap...
 

Recently uploaded

SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
AlfandoWibowo2
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
saptari3
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 

Recently uploaded (20)

vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 

Juknis pepaya2

  • 1. 111i PETUNJUK TEKNIS BUDIDAYA PEPAYA Penyunting : Basri A. Bakar Ratnawati BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN ACEH BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2017
  • 2. ii PETUNJUK TEKNIS BUDIDAYA PEPAYA DALAM MEMBANGUN PERTANIAN BERKELANJUTAN Hak Cipta @ 2017. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Aceh Alamat Penerbit Jl.P. Nyak Makam No.27, Lampineung – Banda Aceh 23125 Telp. : (0651) 7551811 Fax. : (0651) 7552077 E-mail : bptp_aceh@yahoo.co.id programbptpaceh@gmail.com Facebook Page : https://www.facebook.com/acehbptp/ Website : www.nad.litbang.pertanian.go.id Isi buku dapat disitasi dengan menyebutkan sumbernya Petunjuk Teknis Budidaya Pepaya dalam Membangun Pertanian Berkelanjutan /Basri dkk. Banda Aceh : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Aceh, 2017 1.Teknologi Benih 2. Persemaian 3. Tanam 4.Penyulaman 5.Pemupukan. 6. Pengelolaan OPT 7. Regenerasi pepaya 8. Panen Dicetak di Banda Aceh, Indonesia
  • 3. iii KATA PENGANTAR Tanaman pepaya merupakan salah satu tanaman buah yang memiliki jangkauan pasar luas dan beragam, mulai dari pasar tradisional hingga ke pasar modern. Pada saat ini pasar pepaya sangat menjanjikan mengingat tingginya tingkat kebutuhan dan pangsa pasar untuk komoditas pepaya terutama ukuran medium. Pepaya berukuran medium dinilai memiliki keunggulan diantarnya kulit buah memiliki ketahanan terhadap goresan serta memiliki nilai jual yang lebih menjanjikan dibandingkan dengan pepaya yang berukuran besar. Petunjuk teknis budidaya Merah Delima memuat alur proses perbenihan dan budidaya sampai penanganan pascapanen. Petunjuk teknis ini disusun berdasarkan penerapan pedoman budidaya buah dan sayuran yang baik (Good Agricultural Practices for Fruit and Vegetables) dan standart operating procedure komoditas pepaya sesuai dengan kondisi alam indonesia. Dengan adanya petunjuk teknis pepaya ini diharapkan dapat memberikan informasi yang lebih akurat sehingga dapat menghasilkan pepaya yang berkualitas dan berproduktivitas tinggi sehingga mendukung pemenuhan permintaan pasar ekspor nantinya. Kami menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah berpartisipasi dan berkontribusi dalam penyusunan petunjuk teknis budidaya pepaya ini, sumbang saran dari berbagai pihak demi perbaikan dan penyempurnaan petunjuk teknis budidaya pepaya ini sangat diharapkan. Semoga buku petunjuk teknis ini dapat bermanfaat. Banda Aceh, 2017 Penulis
  • 4. iv DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .............................................................. iii DAFTAR ISI ........................................................................ iv DAFTAR TABEL ...................................................................v DAFTAR GAMBAR ............................................................... vi I. PENDAHULUAN ................................................ 1 II. TEKNOLOGI BUDIDAYA .................................... 5 A. Syarat Tumbuh .......................................................5 1. Iklim ................................................................. 5 2. Tanah ................................................................5 B. Varietas Pepaya ...................................................... 6 C. Teknologi Budidaya .................................................7 1.Teknologi Benih ................................................... 7 2.Persemaian........................................................ 10 3.Waktu yang diperlukan .......................................12 4.Persiapan lahan ..................................................12 5.Waktu Tanam ....................................................13 6.Pengairan ...........................................................13 7.Penyulaman........................................................14 8.Penyiangan.........................................................14 9.Pemberian Mulsa.................................................15 10. Pemupukan......................................................15 11. Pengelolaan Organisme Tanaman .....................17 12. Regenerasi Pepaya...........................................24 13. Panen .............................................................26 III. PENUTUP ..........................................................28 IV. DAFTAR PUSTAKA..............................................29
  • 5. v DAFTAR TABEL Tabel 1. Kandungan Gizi Buah Pepaya Segar .......................3 Tabel 2. Sentra Produksi Pepaya .........................................4 Tabel 3. Jenis dan Varietas Pepaya Unggul Nasional yang Sudah di Lepas sampai dengan Tahun 2014....6 Tabel 4. Pemupukan NPK ....................................................16
  • 6. vi DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Buah Indeks Warna 3 .........................................7 Gambar 2. Bagian Pepaya diambil .......................................8 Gambar 3. Perkecambahan dengan Tissue / Kertas basah .....9 Gambar 4. Perkecambahan dengan Pasir............................10 Gambar 5. Bibit Siap Tanam .............................................11 Gambar 6. Tanaman telah dilakukan Penyiangan, Penyulaman dan Pemberian Mulsa...........................15 Gambar 7. Hama Tungau Merah ...........................................18 Gambar 8. Hama Kutu Putih .................................................20 Gambar 9. Penyakit Antraknosa ............................................22 Gambar 10. Penyakit Erwinia Papaye ....................................24
  • 7. 1111 I . PENDAHULUAN Sebagai negara tropis, indonesia memiliki beraneka ragam buah- buahan di seluruh Nusantara. Salah satunya adalah buah pepaya. Bisa dikatakan, hampir seluruh masyarakat mengenal dan menyukai buah yang satu ini. Pepaya merupakan salah satu komoditas buah yang memiliki banyak fungsi dan manfaat. Sebagai buah segar, pepaya banyak dikonsumsi selain mengandung nutrisi yang baik, harganya juga relatif terjangkau dibanding buah lainnya (Sujiprihati dan Suketi, 2009). Pepaya merupakan tanaman yang cukup banyak dibudidayakan di Indonesia. Kegunaan tanaman pepaya cukup beragam dan hampir semua bagian tanaman pepaya dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Selain bernilai ekonomi tinggi, tanaman pepaya juga mencukupi kebutuhan gizi (Warisno, 2003). Pepaya (Carica papaya L.) adalah salah satu jenis tanaman buah-buahan yang daerah penyebarannya berada di daerah tropis. Buah pepaya tergolong buah yang populer dan umumnya digemari oleh sebagian besar penduduk dunia. Hal ini disebabkan karena daging buahnya yang lunak dengan warna merah atau kuning, rasanya manis dan menyegarkan serta banyak mengandung air. Tanaman pepaya merupakan tanaman tahunan sehingga buah ini dapat tersedia setiap saat (Barus, 2008). Semua bagian tanaman pepaya mengandung getah. Daunnya tersusun secara spiral melingkari batang, lembaran daun bercelah-celah
  • 8. 2 menjari, bertangkai panjang, berkelompok pada pucuk kanopi. Daun yang telah tua akan menguning dan gugur meninggalkan bekas pada batangnya. Batang urus, berongga di dalam, lunak, tidak bercabang. Pepaya merupakan buah yang mempunyai nilai nutrisi, dapat dimanfaatkan dalam bentuk buah segar dan produk hasil olahan. Banyak mengandung vitamin, dapat dijadikan olahan sayur (baik daun, bunga, ataupun buahnya). (Sankat dan Maharaj, 1997). Iklim tropis yang dimiliki Indonesia berpeluang besar untuk pengembangan budidaya pepaya. Budidaya pepaya relatif mudah karena tanaman pepaya dapat dibudidayakan hampir diseluruh wilayah Indonesia. Produksi buah pepaya di Indonesia cenderung mengalami peningkatan dari tahun ketahun. Hal tersebut dapat dilihat dari peningkatan usaha pengembangan produktivitas pepaya tiap tahunnya di Indonesia. Berdasarkan data BPS (2015) produksi buah pepaya di Indonesia fluktuatif dari tahun 2012 sampai tahun 2014. Produksi pepaya pada tahun 2012 mencapai 906 312 ton, pada tahun 2013 produksinya menjadi 909 827 ton sedangkan pada tahun 2014 produksi pepaya mengalami penurunan menjadi 840 119 ton. Keadaan produksi pepaya yang fluktuatif disebabkan kurangnya penggunaan varietas unggul dan teknologi budidaya pepaya yang sesuai dengan standart operating procedure. Varietas pepaya yang dibudidayakan di Indonesia beragam.
  • 9. 3 Kandungan Gizi buah pepaya adalah sebagai berikut : Tabel 1. Kandungan gizi buah pepaya segar (100 gram bahan) Kandungan gizi (nutrisi) Jumlah Kalori 46,00 Kal. Protein 0,50 g Lemak - g Karbohidrat 12,20 g Kalori 46,00 Kal. Protein 0,50 g Fosfor 12,00 mg Zat Besi 1,70 mg Vitamin A 365,00 S.I Vitamin B1 0,04 mg Vitamin C 78,00 Mg Air 86,70 G Calsium 23,00 Mg (Direktorat Bina Gizi, Kemenkes R.I.,2012)
  • 10. 4 Sentra produksi pepaya di Indonesia adalah sebagai berikut : Tabel 2. Sentra Produksi Pepaya No Provinsi Kabupaten 1. Riau Kota Pekan Baru 2. Lampung Lampung Tengah, Lampung Selatan dan lampung Timur 3. Banten Lebak 4. Jawa Barat Kab. Bogor, Suka Bumi, Subang, Tasikmalaya dan Banjar 5. Jawa Tengah Boyolali, Kebumen 6. Jawa Timur Malang, Lumajang 7. Kalimantan Barat Kota Pontianak, Kubu Raya 8. Kalimantan Timur Kota Samarinda, Kota Balik Papan 9. Nusa Tenggara Barat Lombk Timur Sumber : Roadmap Pengembangan Kawasan Pepaya. Pusat Kajian Hortikultura
  • 11. 5 II. TEKNOLOGI BUDIDAYA A. Syarat Tumbuh Hal yang pertama sekali diwajibkan untuk budidaya pepaya adalah penentuan lokasi karena pepaya menghendaki daerah tropis dan sub tropis 1. Iklim ▪ Tipe Iklim : A, B dan C (basah sampai sedang) berdasarkan klsifikasi Schmidt – Ferguson. ▪ Curah Hujan merata sepanjang tahun : 1000 – 2000 mm per tahun, dengan kedalaman air 05 – 2,0 meter. ▪ Temperatur 15 º C - 35 ºC , Optimum 23 º C – 27 º C ▪ Kelembaban udara 40 % ▪ Ketinggian dari dataran rendah 500 sampai 1000 meter diatas permukaan laut 2. Tanah ▪ Tanaman pepaya dapat tumbuh dengan baik pada tanah kaya bahan organik, subur, dan banyak mengandung humus ▪ Tanah tidak terlalu mengandung air agar tanaman tidak mudah terserang jamur, tanah yang ideal adalah tanah yang mempunyai kelembaban sedang ▪ pH tanah yang dikehendaki : 6,5 – 7,0 .
  • 12. 6 B. Varietas Pepaya Varietas pepaya yang sudah dilepas sampai dengan saat ini menurut direktorat perbenihan (2014) sebanyak sepuluh varietas pepaya nasional yang sudah dilepas . Tabel 3. Jenis dan Varietas pepaya unggul nasional yang sudah di lepas sampai dengan Tahun 2014 No Varietas No. Kepmentan Asal Lokasi Tanaman Pengusul 1. Sri Gading 92/Kpts/TP.24 0/3/2000 Koleksi Balitbu Solok- Sumbar Balitbu Solok 2. Sari Rona 93/Kpts/TP.24 0/3/2000 Koleksi Balitbu Solok- Sumbar Balitbu Solok 3. Carindo 266/Kpts/SR. 120/7/2005 Persilangan Pepaya Meksiko dan Pepaya Bali Balitbu Solok 4. Sukma Suka Bumi 3509/Kpts/SR. 120/10/2009 Desa Cibodas Kec. Parung Kuda- Suka Bumi PKBT IPB Bogor dan BPSBTPH Jabar 5. Carisya 2107/Kpts/ SR.120/5/2010 Introduksi Hawai PKBT-IPB Bogor 6. Callina 2108/Kpts/SR. 120/5/2010 Introduksi California PKBT-IPB Bogor 7. Merah Delima 2275/Kpts/SR. 120/5/2011 Desa Sumani Kec. Koto Singkarak Solok- Sumbar Balitbu Solok 8. MJ9 4575/Kpts/SR. 120/11/2011 Desa Emiri Kec. Mojosongo- Boyolali Dispertabun Kab. Boyolali dan BPSP Jateng 9. Mutiara Indah 115/Kpts/SR. 120/12/2013 Desa Alue Awe Kec. Muara Dua Kota Lhokseumawe -Aceh Dinas Kelautan dan Pertanian Kota Lhokseumawe 10. Agri Solinda 038/Kpts/SR. 120/D/2/7/5/ 2014 Persilangan Tetua M0-1 dan Tetua Jantan Meksiko Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika Sumber : Direktorat Perbenihan Direktorat Jenderal Hortikultura (2014)
  • 13. 7 C.Teknologi Budi Daya 1. Teknologi Benih a. Ketersediaan bibit dari varietas unggul dan bermutu merupakan faktor utama dari usaha budidaya pepaya untuk menghasilkan produksi yang maksimal : Untuk budidaya pepaya didapatkan dari biji terseleksi. Untuk mendapatkan sebanyak mungkin pohon pepaya sempurna diperlukan ketelitian dan keterampilan dalam memilih calon benih. b. Kriteria buah untuk benih • Sumber benih didapatkan dari buah pepaya yang dihasilkan pohon sempurna. Bentuk buah memanjang, tidak cacat dan bebas dari penyakit. • Berumur 4-5 bulan setelah penyerbukan • Pilih buah dengan kulit warna Index 3 seperti gambar (yang dilingkar) • Disimpan sampai 100% matang Gambar 1. Buah indeks warna 3
  • 14. 8 c. Prosesing biji untuk benih • Buah sudah matang sempurna • Potong buah kira-kira 2/3 dari buah (gambar 2) dan kumpulkan biji yang berwarna hitam legam saja • Campurkan benih dan abu gosok dalam napan kemudian diremas-remas sampai semua sarkotesta terlepas . • Bilas dengan air bersih sampai selaput sarkotestanya tidak tercampur lagi dengan benih. • Benih yang diambil adalah yang tenggelam sedangkan yang terampung dibuang. • Keringkan benih dengan cara menghampar benih diatas napan yang telah dialasi kertas koran bersih. • Benih dikeringkan selama 4-5 hari dengan kisaran KA 10-12 % dan benih siap disimpan Gambar 2. Bagian Pepaya diambil untuk Benih d. Penyimpanan Benih • Benih disimpan dengan kadar air 8-10% • Disimpan dalam kemasan alumunium foil tertutup
  • 15. 9 • Letakkan pada suhu dibawah 15-10 °C • Benih dapat bertahan kurang dari enam bulan • Persiapan Benih • Rendam biji pepaya dengan air hangat kuku selama ± 24 jam Ambil biji yang bernas (tenggelam) CARA 1 : Kecambahkan benih dengan kain atau kertas basah (tissu), letakkan dipetridis, tutup rapat dan simpan pada suhu ±300 C atau jemur (lama 4 -10 hari) sampai berkecambah kemudian kecambah disemai di polybag Gambar 3. Perkecambahan dengan Tissue/ kertas basah
  • 16. 10 CARA 2 : Persemaian dipasir dengan menyemai biji pada pasir sedalam 0,5-1 cm setelah tumbuh (15 hari) dipindah media polybag Gambar 4. Perkecambahan dengan pasir 2. Persemaian a) Isi polybag ukuran 12 cm X 7 cm dengan tanah : sekam/arang sekam: pupuk kandang perbandingan (2:1:1). Sebaiknya pupuk kandang dicampur dengan pupuk hayati Thrichoderma b) Umur 3-4 minggu dipupuk dg NPK 0,2-1,0 g c) Basahi media tanam d) Masukkan/tanam 1 benih per polibag e) Tabur sedikit furadan disekitar lubang tanam agar benih tidak dimakan serangga f) Atur polibag dalam bedengan dengan lebar 1 m g) Jarak antar bedengan 0,5 m dan perkuat tepi dengan bambu
  • 17. 11 h) Pasang naungan dari plastik jika diperkirakan kondisi lingkungan terlalu panas naungan digunakan untuk melindungi benih pada awal pertumbuhan i) Lakukan penyiraman secara teratur setiap hari (penyiraman dilakukan pada sore hari) j) Pengendalian Penyakit embung tepung pada saat persemaian dilakukan dengan penyemprotan atau tepung belerang dan belerang kapur (suhu dibawah 32 ºC) Karatane, Mankozeb atau Benomyl k) Busuk pangkal buah dapat dikendalikan dengan drainase dan aerasi yang baik l) Tanah pembibitan didesinfestasi m) Penanaman biji tidak terlalu dalam n) Umur 1-1,5 bulan bibit siap ditanam di bedengan yang telah disiapkan Gambar 5. Bibit Umur 10 hari setelah Tanam
  • 18. 12 3. Waktu yang diperlukan a.Perendaman benih 1-2 hari b.Proses perkecambahan 7-15 hari c. Penyemaian 4-6 hari d.Pertumbuhan di pembibitan 30-40 hari e. Total waktu yang diperlukan sampai dengan pemindahan bibit ke lahan : 60-65 hari 4. Persiapan lahan a) Lahan harus bersih potong semak atau pohon kecil sampai pangkal batang dan khusus tanaman yang cukup besar dan tidak dikehendaki tebang dan bongkar perakarannya. b) Cangkul tanah sampai gembur sedalam 30 cm dan balik tanah agar humus yang berada di lapisan bawah terangkat ke atas. c) Bentuk lahan menjadi bedengan dengan ukuran lebar bedeng 1 – 2 m, panjang bedeng sesuai degan kondisi lahan d) Tinggi bedeng 30 – 40 cm e) Aplikasi kapur sebanyak 1 kg /pohon secara merata pada lahan yang sudah diolah f) Jarak antar bedeng 60 cm -1m g) Pada lahan yang drainase kurang baik buat parit diantara bedengan untuk drainase sedalam 40 – 50 cm
  • 19. 13 h) Buat lubang dengan ukuran : 40 x 40 x 40 cm i) Jarak antar lubang 2,5 x 2,5 m atau 2 X 3 m. j) Dalam pembuatan lubang, letakkan tanah bagian atas di sisi kanan dan tanah bagian bawah di sisi kiri. k) Biarkan selama 2 minggu lalu tambahkan pupuk kandang yang sudah melalui tahapan dekomposer sebanyak 5 – 10 kg/ lubang sebagai pupuk dasar sebaiknya ditambahkan trichoderma sebagai agensia hayati, Lubang tanam siap untuk ditanami. Gambar 5. Bibit Siap Tanam 5. Waktu Tanam a) Sebaiknya diatur agar berbunga bertepatan dengan musim hujan b) Didaerah dengan bulan basah sepanjang tahun penanaman dapat dilakukan setiap waktu 6. Pengairan a) Pengairan dilaksanakan secara teratur didaerah yang mempunyai musim kering lebih dari dua bulan
  • 20. 14 b) Tanaman sangat peka terhadap kekurangan dan kelebihan air terutama pada saat bibit baru ditanam dan pada saat keluarnya bunga (fase generatif) c) Kebutuhan air pada saat bibit baru ditanam sebanyak 1-2 liter/hari,tanaman muda sampai dengan dewasa sebanyak 10 -20 liter/hari, Tanaman yang sedang berbuah 20-30 liter/hari. d) Penyiraman dapat dengan cara menggunakan selang dan dengan irigasi tetes 7. Penyulaman a) Penyulaman dapat dilakukan secepat mungkin b) Bibit untuk penyulaman dapat berasal dari bibit baru yang sudah tersedia atau bibit hasil penjarangan 8. Penyiangan a) Lakukan penyiangan, terutama pada musim penghujan, secara hati- hati agar tidak merusak perakaran tanaman b) Buat piringan yang bersih seluas tajuk tanaman disekitar batang tanaman c) Cangkul tanah disekitar batang lalu bentuk timbunan disekitar batang agar batang tidak roboh saat berbuah d) Lakukan penggemburan di sekitar tanaman untuk menghindari pengerasan tanah di sekitar perakaran tanaman sehingga pertukaran udara dan peresapan air kedalam tanah lebih baik
  • 21. 15 Gambar 6. Tanaman telah dilakukan penyiangan, penyulaman dan pemberian mulsa 9. Pemberian Mulsa a) Pemberian mulsa dapat berupa jerami, alang-alang dan rumput kering dengan tujuan menjaga kelembaban tanah agar pembungaan dan pembuahan tidak terganggu, mengurangi penguapan, mencegah pertumbuhan gulma, menjaga suhu permukaan dan menambah kesuburan 10. Pemupukan (Pupuk bentuk NPK 16 – 16 – 16) a) Pemberian pupuk dilakukan dengan menabur di sekeliling pohon lalu ditutup dengan tanah dengan dosis : b) Umur 2 minggu setelah tanam -2 bulan setelah tanam di lapang dengan dosis 50 g per tanaman 1 bulan sekali atau 25 gr/2 minggu c) Umur 2- 3 bulan setelah tanam. Dengan dosis 100 gr/tanaman 1 bulan sekali,
  • 22. 16 d) Umur 4,5 bulan setelah tanam. Dengan dosis 250 gr/tanaman, 1 bulan sekali e) Umur 6 bulan setelah tanam dengan dosis 200 gr/tanaman ditambah KCl 50 g/tanaman, 1 bulan sekali f) Umur 8 bulan setelah tanam dengan dosis 250 gr/tanaman ditambah KCl 50 g/tanaman, 1 bulan sekali dan untuk selanjutnya setiap 1 bulan sekali dengan dosis 200 gr/tanaman. g) Selain itu diberi juga pupuk daun 2 minggu sekali h) Pupuk kandang 3 atau 4 bulan sekali 10kg/tanaman i) Tambahkan Dolomit dan Pupuk Kandang tiap 3 bulan Umur 3,6,9 bulan dst. Tabel 4. Pemupukan NPK Jenis Pupuk Umur < 1bulan setelah tanam Umur 1-3 bulan setelah tanam Umur 4-6 bulan setelah tanam Umur >7 bulan setelah tanam NPK 16:16:16 100 gr (2x50gr) 150 g 300 g + 50 KCl 350 g + 50gKCl Ket :1 mst dengan dosis 50 gram/tanaman. Cara : melarutkan 500 gram NPK dalam 10 liter air, kemudian disiramkan disekitar perakaran tanaman satu liter tiap tanaman. 1-3
  • 23. 17 bulan setelah tanam di lapang (bst) dengan dosis sesuai tabel di atas. 11. Pengelolaan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) Berbagai ragam jenis hama dan penyakit menyerang tanaman pepaya tetapi yang utama adalah Hama Tungau Merah (Tetranycus sp.) dan penyakit antraknosa yang disebabkan oleh Colletotrichum gleosporiades. a) Hama Tungau Merah Hama Tungau Merah (Tetranycus sp) merupakan hama utama dengan intensitas serangan dapat mencapai 14 - 43 % Gejala awal : Timbulnya bintik-bintik putih pada daun. Pada serangan berat seluruh permukaan daun terselaput bintik-bintik putih Pengendalian : Dapat dilakukan dengan sanitasi lingkungan dengan mengurangi gulma yang merangkap sebagai inang alternatif ▪ Pengelolaan gulma dibawah tajuk tanaman sebagai tempat berlindung tungau ▪ Penggunaan akarisida 0,2% (bahan aktif propargi, piridaben, dicofol) untuk telur dan nimfa serta akarisida amitraz atau kinometional untuk tungau
  • 24. 18 dewasa. Ambang ekonomi pengendalian 8 ekor tungau untuk satu helai daun. Gambar 7. Hama Tungau Merah. b) Kutu Daun (Myzus Persicae ) Kutu daun bersimbiosis dengan semut dan menyebabkan kerusakan pada daun dengan cara menghisap sel jaringan daun, berkembang biak pada musim kemarau, hidup berkelompok di permukaan bawah daun Gejala : Timbulnya bercak-bercak pada daun , serangan berat tanaman kerdil dan layu, warna daun tidak normal, daun menggulung pada bagian yang terserang dan semut bergerombol. Pengendalian : • Aplikasi pestisida organik atau agensia hayati, 2 cc/liter agensia hayati yang terdiri dari cuka 1 liter, alkohol 1 liter, telur ayam 1 kg dan bawang putih ½ kg. Bawang, telur diblender sampai hals lalu
  • 25. 19 masukkan cuka dan alkohol kemudian difermentasikan selama 14 hari. • Aplikasi pestisida berbahan aktif triazofos atau asefat. • Lakukan penyemprotan dengan belerang • Penggunaan entomopathogenik jamur perticillium lecanii • Pemanfaaan parasitoid aphidius matricariae dan diaretus chenopodiaphidis ashmead c) Kutu Putih (Desmicoccus brevives dan Paracoccus marginatus) Hama Pepaya ini berwarna putih kecil tubuhnya ditutupi selaput benang lembut. berkembang biak secara bergerombol, penyebarannya bisa terbang bersama angin dan berkoloni dengan semut. Menghisap cairan sel dalam jaringan daun batang buah dengan menggunakan mulutnya. Akibatnya daun bisa mengerucut kehabisan cairan daun rusak dan mati. Jika menempel di buah kutu putih ini bergerombol dan menyerap cairan buah pepaya. Gejala : Daun akan kerdil, buah menjadi berwarna hitam jika serangan berat buah akan membusuk dan keriput. Pengendalian : • Lakukan pengamatan terhadap pohon, jika ada kutu putih segera bersihkan dengan sponge yang diberi detergen 5 % • Lakukan selama tiga kali dengan interval tiga hari
  • 26. 20 • Apabila serangan agak berat eradikasi daun daun yang terserang kemudian timbun atau di bakar • Untuk serangan agak berat lakukan penyemprotan dengan detergen 2,5% atau dengan Monosodium Glutamate (MSG) dengan konsentrasi 1sendok makan /20 liter air ke bagian tanaman yang terserang selama tiga kali dengan interval tiga hari • Penyemprotan dengan insektisida dilakukan pada kondisi yang serangan sudah berat dan diawali dengan penyemprotan detergen untuk menghilangkan lapisan lilin Gambar 8. Hama Kutu Putih d) Penyakit Busuk Akar dan Busuk Pangkal Batang Penyebab Phytophthora Palmivora (Butl) Pythium spp Gejala awal : Mula-mula daun bawah layu, menguning dan menggantung disekitar batang sebelum rontok kemudian daun yang muda juga layu sehingga tanaman
  • 27. 21 hanya mempunyai sedikit daun-daun kecil dipuncaknya lalu tanaman mati jika digali terlihat akar lateral membusuk, berwarna coklat tua, lunak dan berbau busuk, serangan yang parah dapat merusak akar tunggang sampai pangkal batang Pengendalian : • Drainase dan aerasi harus baik • Tanah pembibitan perlu disterilkan • Penanaman biji atau bibit tidak terlalu dalam • Rotasi tanaman bukan inang selain (kelapa, jeruk, coklat, durian karet, lada dan pinang) • Serangan pada buah dilakukan dengan penyemprotan fungisida terutama didekat tangkai buah e) Penyakit Antraknosa Penyakit antarknose atau cacar buah disebabkan oleh jamur colletotrichum gleosporiades Gejala : Pada buah muda tampak berbentuk luka kecil ditandai oleh adanya getah yang keluar mengental. Pada buah menjelang masak tampak berupa bulatan- bulatan kecil berwarna gelap apabila buah bertambah masak bulatan semakin membesar dan busuk cekung kearah dalam buah, dapat menginfeksi tangkai bunga. Pengendalian : • Sanitasi kebun
  • 28. 22 • Hindari Pelukaan pada buah sejak muda sampai panen • Memusnahkan daun dan buah yang bergejala penyakit • Jarak tanam tidak terlalu rapat • Hindari tumpang sari dengan tanaman inang alternatif penyebab penyakit antraknosa (tanaman cabai, mangga, pisang dan ubi kayu) • Lakukan fungisida dengan bahan aktif Manzeb • Pencegahan selama penyimpanan rendam buah dalam air dengan suhu 43-49 ºC selama 20 menit Gambar 9 .Penyakit Antraknosa f) Penyakit Busuk Buah Rhizopus atau Busuk Hitam Penyebab Rhizopus stolonifer Ind Gejala : Menyerang buah pepaya tua kemudian membusuk dan berair bila keadaannya lembab, buah dilapisi oleh sporangiospora berwarna hitam penyakit ini biasa
  • 29. 23 menyerang pada saat pasca panen (saat pengangkutan dan penyimpanan) Pengendalian : • Buah yang terserang di petik dan dimusnahkan • Penyimpanan pada suhu rendah 10ºC • Pembungkusan dengan kertas pada saat panen untuk menghindari luka • Perendaman buah di air dengan suhu 47ºC selama 20 menit g) Penyakit Erwinia Papaye Gejala: Terdapat bercak kebasah-basahan pada tangkai daun dan batang yang masih hijau, pada tanaman muda daun menguning dan membusuk, bagian tunas muda mengalami kematian, pada helaian daun yang besar terdapat bercak-bercak kering yang bentuknya tidak teratur meluas sepanjang tulang daun jika penyakit menyerang batang membusuk, daun gugur dan mati Pengendalian : • Memilih benih yang berasal dari tanaman dan buah yang sehat • Perlakuan dengan PGPR • Pemanfaatan agensia hayati seperti trichoderma sp. pada pupuk organik
  • 30. 24 • Pada tanah yang agak masam dapat ditambahkan dolomite untuk menetralkan pH • Mengendalikan serangga pengunjung pada tanaman pepaya karena ditularkan oleh serangga vektor • Sanitasi dan drainase lahan yang baik • Lakukan eradikasi dengan cara memotong dan membakar tanaman yang terserang ( menghilangkan inokulum) Gambar 10. Penyakit Erwinia Papaye 12. Regenerasi Pepaya 1. Pencangkokan Pencangkokan dapat dilakukan dengan menambah masa produktif tanaman a. Persiapan : • Menyiapkan pohon induk yang telah cukup tua (tanaman berumur 4 tahun)
  • 31. 25 • Potong/ pangkas pohon pepaya dengan ketinggian 60n-75 cm dari permukaan tanah • Bekas potongan/pangkas di tutup dengan kantong plastik atau wadah lain untuk melindungi batang • Tunggu hingga tumbuh tunas/cabang baru yang siap untuk di cangkok b.Metode Pencangkokan • Bila tunas telah tumbuh membentuk lengkungan • Tarik cabang perlahan untuk mencegah cabang rusak • Pindahkan ke media campuran tanah gembur : pupuk kandang (1:1) • Beri ajir untuk menjaga posisi cabang cangkokan Penanaman Penanaman dapat dilakukan seperti biasa penanaman pepaya. 2. Penanaman Baru Penanaman baru dapat dilakukan bila tanaman berumur lebih dari 4 tahun dengan cara membongkar tanaman lama secara serentak dan diganti dengan tanaman baru
  • 32. 26 13. Panen Sifat buah pepaya adalah voluminous dan mudah rusak maka perlu penanganan khusus agar menghasilkan buah yang berkualitas saat panen. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam peningkatan mutu buah pepaya adalah: Penentuan saat petik, penyimpanan dan penanganan segar serta pengemasan. 1. Panen a. Penentuan derajat ketuaan dengan cara : • Umur buah dari saat bunga mekar ± 163 hari atau 5,5 bulan • Warna kulit buah 25% kuning atau standar warna 3 seperti gambar 1 • Bila jarak angkut jauh biasanya pedagang memetik lebih awal b. Cara Panen : • Prinsip utama panen adalah menghindari buah luka atau rusak • Pada saat memetik harus dijaga agar getah tidak menetes pada kulit buah • Bila pohon mulai meninggi pemetikan dapat dilakukan dengan bantuan alat
  • 33. 27 2. Penyimpanan Pepaya termasuk buah klimaterik sehingga dengan perlakuan tertentu dapat memperlambat proses kematangan sehingga dapat memperpanjang masa simpan dengan cara sederhana yaitu membungkus buah yang telah dipanen dengan plastik tanpa lubang dan didalamnnya diisi dengan potongan kecil batu bata yang telah dicelup kedalam larutan KMnO4. Cara ini mampu menunda kematangan buah sampai dengan 32 hari dan memperpanjang masa simpan buah sampai 36 hari. 3. Penanganan Segar dan Pengemasan Setelah dipanen, buah pepaya dengan tingkat kematangan 25 % dibungkus dengan kertas koran, plastik berlubang dan dimasukkan dari karton serta diberi penyekat potongan kertas. Penyusunan buah pepaya dalam kemasan dapat secara berjajar (isi 3 buah/kemasan); silang (5 buah /kemasan) atau disusun secara bertingkat (isi 6 buah/kemasan). Dengan perlakuan ini kerusakan pasca panen dapat dikurangi. Hasil penelitian menunjukkan kerusakan pasca panen hanya mencapai 1,3 %.
  • 34. 28 III. PENUTUP Peningkatan pendapatan dan populasi penduduk Indonesia berdampak pada pola pikir dan gaya hidup dan peningkatan kesadaran masyarakat akan hidup sehat dengan mengonsumsi buah yang bermutu menjadi suatu kebutuhan, pepaya merupakan buah yang bernilai gizi tinggi. Permintaan akan buah pepaya untuk pasar domestik dan dunia di perkirakan akan semakin meningkat. Oleh karena itu untuk peningkatan produktivitas diperlukan penerapan teknologi budidaya pepaya sesuai standart operating procedure (Good Agricultural Practices for Fruit and Vegetables) , sehingga akan diperoleh kualitas dan kuantitas buah. Dengan demikian akan berdampak pada efisiensi dan efektivitas input tenaga kerja, sarana produksi dan penanganan hasil yang diharapkan dapat meningkatkan pendapatan ekonomi petani.
  • 35. 29 DAFTAR PUSTAKA AM, Nishijima WT. 1987. Post harvest disease of papaya. Plant Disease71:681-686. Aravind, G, Debjit Bhowmik, Duraivel, S, Harish, G 2013, ‘Traditional and medicinal uses of carica papaya’, Journal of Medicinal Plants Studies, vol. 1, no.1, pp. 7-15. Broto, W, Suyanti & Sjaifullah 1991, Karakterisasi varietas untuk standarisasi mutu buah pepaya (Carica papaya, L.), J. Hort., vol. 1, no. 2, hlm. 41-44. Campostrini, E & David, M, Glenn 2007, Ecophysiology of papaya: a review. Braz, J. Plant Physiol., vol. 19, no. 4, pp. 413-24. Lim TK, Tang SC. 1984. Anthracnose and some local fruit trees. Seminar Nasional buah-buahan Malaysia. UPM. Malaysia. Sobir 2009, Sukses bertanam pepaya unggul kualitas supermarket, Agromedia Pustaka, Jakarta. Sunyoto, Budiyanti, T, Hendri, Kuswandi, Fatria, D & Octaria, L 2012, Perakitan varietas unggul baru pepaya rasa manis, kandungan vitamin C tinggi (≥ 80 mg), Produktif dan tahan simpan (≥7 HSP). Laporan Akhir TA. 2012. Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika. Badan Litbang Pertanian. Kementerian Pertanian. Suwarto, A. 2011.Pepaya dan Khasiatnya (1).Obat Pengusir Sakit Malaria. Kedaulatan Rakyat. 02 Oktober 2011 hlm 19.Yogyakarta : PT-BP Kedaulatan Rakyat. USDA 2013, Basic Report 09226, Papayas, raw. Nutrient values and weights are for edible portion USDA National Nutrient Database for Standard Reference Release 26.