Dokumen tersebut membahas tentang jaringan dasar, termasuk pengertian dan perbandingan antara jaringan peer-to-peer dan jaringan client-server, pengertian subnetting dan alasan melakukan subnetting, serta virtualisasi jaringan LAN menggunakan software Packet Tracer."
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Jardas
1. Jaringan Dasar
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SAW atas segala berkat, rahmat, taufik,
serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makala dengan judul “JARINGAN DASAR “ . Akhir kata
kami berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua yang
membacanya. Apabila ada kesalahan kami mohon maaf yang sebesar-
besarnya. Mungkin itu yang dapat kami katakan. Terima kasih
2. Jaringan Dasar
2
DAFTAR ISI
A. Insterkoneksi Jaringan Peer to Peer dan Jaringan Client Server. .....................4
1. Jaringan Peer to Peer......................................................................................................4
a) Pengertian jaringan peer to peer...............................................................................4
b) Sejarah jaringan peer to peer.....................................................................................5
c) Kelebihan dan kekurangan jaringan peer to peer...................................................5
2. Jaringan Client Server....................................................................................................6
a) Pengertian jaringan client server...............................................................................6
b) Fungsi jaringan client server........................................................................................6
c) Kelebihan dan kekurangan jaringan client server...................................................7
B. Subnetting...............................................................................................................................8
1. Pengertian Subnetting....................................................................................................8
2. Tujuan dalam melakukan subnetting ini adalah : ...............................................8
3. Sejarah Subnetting..........................................................................................................8
4. Alasan melakukan subnetting .....................................................................................9
5. Contoh kasus subnetting.............................................................................................10
C. Virtualisasi Jaringan LAN Menggunakan Software Packet Tracer....................11
a. Pengertian.............................................................................................................................11
b. Tipe-tipe VLAN.....................................................................................................................11
1. Berdasarkan Port........................................................................................................12
2. Berdasarkan MAC Address......................................................................................12
3. Berdasarkan tipe protokol yang digunakan .....................................................12
4. Berdasarkan Alamat Subnet IP Subnet IP address pada suatu jaringan
juga dapat digunakan untuk mengklasifikasi suatu VLAN .....................................12
5. Berdasarkan aplikasi atau kombinasi lain.........................................................13
c. Perbedaan mendasar antara vlan dan lan................................................................13
d. Langkah pratikum ..............................................................................................................13
4. Jaringan Dasar
4
A. Insterkoneksi Jaringan Peer to Peer dan Jaringan Client
Server.
1. Jaringan Peer to Peer
a) Pengertian jaringan peer to peer.
Jaringan peer-to-peer (P2P) merupakan salah satu
model jaringan komputer yang terdiri dari dua atau beberapa
komputer, dimana setiap station atau komputer yang terdapat
di dalam lingkungan jaringan tersebut bisa saling berbagi.
Bahkan untuk membuat jaringan peer-to-peer dengan dua
komputer, kita tidak perlu menggunakan hub atau switch,
namun cukup menggunakan 1 kabel UTP yang dipasangkan
pada kartu jaringan masing-masing komputer.
Dalam sistem jaringan ini, yang diutamakan
adalah sharing resource dan service, seperti penggunaan
program, data dan printer secara bersama-sama. Misalnya
pemakai komputer bernama Rajo dapat memakai program
yang dipasang di komputer Kaciak, dan mereka berdua dapat
mencetak ke printer yang sama pada saat yang bersamaan.
Jaringan peer-to-peer juga sering disebut
dengan workgroup. karena arti workgroup mempunyai
konotasi yaitu kolaborasi tanpa adanya pusat kontrol
(server). Peer-to-peer dapat dibangun hanya dengan sistem
operasi yang terinstall di dalam komputer dan tersambungnya
beberapa komputer secara fisik.
Dalam jaringan ini tidak ada komputer yang berfungsi
khusus, semua komputer dapat berfungsi sebagai klien dan
server secara bersamaan. Pengguna masing-masing
komputer bertanggung jawab terhadap
administrasi resource komputer, seperti membuat nama user,
menentukan yang akan di-share, menandai ijin akses
bagian share tersebut, dan yang lainnya. Tiap-tiap user juga
bertanggung jawab melakukan backup data pada komputer
masing-masing.
Sistem jaringan ini dapat digunakan di rumah atau di
kantor. Pemakai komputer yang memiliki sebuah komputer
lama dan sebuah komputer baru, tidak perlu membuang
komputer lamanya. Dengan memasang kartu jaringan
(netword card) pada komputer tersebut, maka kedua
komputer dapat dihubungkan dengan kabel yang khusus
digunakan untuk sistem jaringan.
5. Jaringan Dasar
5
b) Sejarah jaringan peer to peer
Ide mengenai konsep ini muncul kira-kira pada akhir
dekade 1980-an, ketika jaringan komputer mulai menjadi
salah satu barang wajib dalam perusahaan, baik itu
perusahaan kecil maupun besar.
Jaringan peer-to-peer mulai banyak digemari ketika
Microsoft merilis sistem operasi Windows for Workgroups,
meski sebelumnya sistem operasi MS-DOS (atau IBM PC-
DOS) dengan perangkat MS-NET (atau PC-NET) juga dapat
digunakan untuk tujuan ini. Karakteristik utama jaringan
tersebut adalah dalam jaringan ini tidak terdapat sebuah
server pusat yang mengatur klien-klien, karena memang
setiap komputer bertindak sebagai server untuk komputer
klien lainnya. Sistem keamanan yang ditawarkan oleh metode
ini terbilang lebih rendah dibandingkan dengan metode
klien/server dan manajemen terhadapnya pun menjadi relatif
lebih rumit.
Konsep ini pun kemudian berevolusi pada beberapa
tahun terakhir, khususnya ketika jaringan Internet menjadi
jaringan yang sangat besar. Hal ini mulai muncul kira-kira
pada akhir dekade 1990-an, di saat pengguna Internet
mengunduh banyak berkas musik mp3 dengan menggunakan
metode peer-to-peer menggunakan program Napster yang
menuai kritik pedas dari industri musik, seperti halnya
Metallica dan banyak lainnya. Napster, dikatakan memiliki
anggota lebih dari 20 juta pengguna di seluruh dunia, pada
saat itu dituntut oleh para pekerja industri musik.
Selanjutnya beberapa aplikasi juga dibuat dengan
menggunakan konsep ini: eDonkey, Kazaa, BitTorrent, dan
masih banyak lainnya. Meski aplikasi peer-to-peer ini banyak
digunakan oleh pengguna rumahan, ternyata sistem ini juga
diminati oleh perusahaan juga.
c) Kelebihan dan kekurangan jaringan peer to peer
Adapun kelebihan jaringan peer-to-peer adalah:
Implementasinya murah dan mudah.
Tidak memerlukan software administrasi jaringan khusus.
Tidak membutuhkan administrator jaringan
Namun, kekurangan dari jaringan peer-to-peer adalah:
Tidak cocok digunakan untuk jaringan dalam skala besar,
karena administrasi menjadi tidak terkontrol.
6. Jaringan Dasar
6
Tiap user harus dilatih untuk menjalankan tugas
administratif agar dapat mengamankan komputernya
masing-masing.
Tingkat keamanannya rendah.
Semakin banyak yang dishare, akan mempengaruhi kinerja
komputer.
2. Jaringan Client Server
a) Pengertian jaringan client server
Client-server adalah suatu bentuk arsitektur, dimana
client adalah perangkat yang menerima yang akan
menampilkan dan menjalankan aplikasi (software komputer)
dan server adalah perangkat yang menyediakan dan
bertindak sebagai pengelola aplikasi, data, dan keamanannya.
Server biasanya terhubung dengan client melalui kabel UTP
dan sebuah kartu jaringan (network card). Kartu jaringan ini
biasanya berupa kartu PCI atau ISA.
Sebuah contoh dari aplikasi client-server sederhana
adalah aplikasi web yang didesain dengan menggunakan
Active Server Pages (ASP). Skrip ASP akan dijalankan di
dalam web server (Apache atau Internet Information
Services), sementara skrip yang berjalan di pihak client akan
dijalankan oleh web browser pada komputer client
(workstation). Client-server merupakan penyelesaian masalah
pada software yang menggunakan database sehingga setiap
komputer tidak perlu diinstall database. Dengan metode
client-server database dapat diinstal pada komputer server
dan aplikasinya diinstal pada client.
b) Fungsi jaringan client server
Client
Mengatur user interface
Menerima dan memeriksa sintaks input dari pemaka
Memproses aplikasi
Generate permintaan basis data dan memindahkannya ke
server
Memberikan response balik kepada pemakai
Menyediakan akses basis data secara bersamaan
Menyediakan kontrol recovery
7. Jaringan Dasar
7
Server
Menerima dan memproses basis data yang diminta dari
client
Memeriksa autorisasi
Menjamin tidak terjadi pelanggaran terhadap integrity
constraint
Melakukan query/pemrosesan update dan memindahkan
response ke client
Memelihara data dictionary
c) Kelebihan dan kekurangan jaringan client server
Keunggulan:
Terdapat seorang administator yang bertugas mengintrol
jaringan, sehingga keamanan data akan lebih terjamin.
Komputer server dapat difungsikan sebagai pusat data,
komputer client dapat mengakses data yang ada dari
komputer client manapun. Apabila terdapat komputer
client yang rusak, pengguna masih dapat mengakses data
dari komputer client yang lain.
Pengaksesan data lebih tinggi karena penyediaan dan
pengelolaan fasilitas jaringan dilakukan oleh komputer
server. Dan komputer server tidak terbebani dengan tugas
lain sebagai workstation.
Pada tipe jaringan Client Server system backup data lebih
baik, karena backup data dapat dilakukan terpusat di
komputer server.
Kelebihan:
Biayanya lebih mahal karena spesifikasi clien-server lebih
tinggi dari peer to peer
Komputer client tergantung pada server
Jika komputer server bermasalah maka komputer client
tidak dapat berjalan lancar
Harus memiliki administrator handal, artinya setiap
pengoprasian dan permasalahan yang ada harus dijalankan
oleh orang yang berpengalaman.
8. Jaringan Dasar
8
B. Subnetting
1. Pengertian Subnetting
Subnetting adalah suatu metode untuk memperbanyak
network ID dari suatu network ID yang telahanda miliki. Contoh
kasus diperiukannya subnetting: Sebuah perusahaan
memperoleh IP address network kelas C 192.168.0.0. Dengan IP
network tersebut maka akan didapatkan sebanyak 254 (28-2)
alamat IP address yang dapat kita pasang pada komputer yang
terkoneksi ke jaringan. Yang menjadi masalah adalah bagaimana
mengelola jaringan dengan jumlah komputer lebih dari 254
tersebut. Tentu tidak mungkin jika anda harus menempatkan
komputer sebanyak itu dalam satu lokasi. Jika anda hanya
menggunakan 30 komputer dalam satu kantor, maka ada 224 IP
address yang tidak akan terpakai. Untuk mensiasati jumlah IP
address yang tidak terpakai tersebut dengan jalan membagi IP
network menjadi beberapa network yang lebih kecil yang disebut
subnet.
Rumus untuk menghitung jumlah subnet adalah: 2n -2
adalah jumlah bit yang diselubungi Rumus untuk menghitung
jumlah host per subnet = 2N – 2 N adalah jumlah bit yang masih
tersisa untuk host ID
2. Tujuan dalam melakukan subnetting ini adalah :
Membagi satu kelas netwok atas sejumlah subnetwork
dengan arti membagi suatu kelas jaringan menjadi bagian-
bagian yang lebih kecil.
Menempatkan suatu host, apakah berada dalam satu
jaringan atau tidak.
Untuk mengatasi masalah perbedaaan hardware dengan
topologi fisik jaringan.
Penggunaan IP Address yang lebih efisien.
3. Sejarah Subnetting
Subnetting merupakan proses memecah satu kelas IP Address
menjadi beberapa subnet dengan jumlah host yang lebih sedikit, dan
untuk menentukan batas network ID dalam suatu subnet, digunakan
subnet mask. Seperti yang telah diketahui, bahwa selain menggunakan
metode classfull untuk pembagian IP address, kita juga dapat
menggunakan metode classless addressing (pengalamatan tanpa klas),
menggunakan notasi penulisan singkat dengan prefix. Metode ini
merupakan metode pengalamatan IPv4 tingkat lanjut, muncul karena ada
ke-khawatiran persediaan IPv4 berkelas tidak akan mencukupi kebutuhan,
sehingga diciptakan metode lain untuk memperbanyak persediaan IP
9. Jaringan Dasar
9
address. Metode VLSM ataupun CIDR pada prinsipnya sama yaitu untuk
mengatasi kekurangan IP Address dan dilakukannya pemecahan Network
ID guna mengatasi kekerungan IP Address tersebut. Network Address
yang telah diberikan oleh lembaga IANA jumlahnya sangat terbatas,
biasanya suatu perusahaan baik instansi pemerintah, swasta maupun
institusi pendidikan yang terkoneksi ke jaringan internet hanya memilik
Network ID tidak lebih dari 5 – 7 Network ID (IP Public).
Subnetting adalah sebuah teknik yang mengizinkan para administrator
jaringan untuk memanfaatkan 32 bit IP address yang tersedia dengan
lebih efisien. Teknik subnetting membuat skala jaringan lebih luas dan
tidak dibatas oleh kelas-kelas IP (IP Classes) A, B, dan C yang sudah
diatur. Dengan subnetting, anda bisa membuat network dengan batasan
host yang lebih realistis sesuai kebutuhan.
Subnetting menyediakan cara yang lebih fleksibel untuk menentukan
bagian mana dari sebuah 32 bit IP adddress yang mewakili netword ID
dan bagian mana yang mewakili host ID.
Dengan kelas-kelas IP address standar, hanya 3 kemungkinan network
ID yang tersedia; 8 bit untuk kelas A, 16 bit untuk kelas B, dan 24 bit untuk
kelas C. Subnetting mengizinkan anda memilih angka bit acak (arbitrary
number) untuk digunakan sebagai network ID.
4. Alasan melakukan subnetting
Mengalokasikan IP address yang terbatas supaya lebih efisien.
Jika internet terbatas oleh alamat-alamat di kelas A, B, dan C,
tiap network akan memliki 254, 65.000, atau 16 juta IP address
untuk host devicenya. Walaupun terdapat banyak network
dengan jumlah host lebih dari 254, namun hanya sedikit network
(kalau tidak mau dibilang ada) yang memiliki host sebanyak
65.000 atau 16 juta. Dan network yang memiliki lebih dari 254
device akan membutuhkan alokasi kelas B dan mungkin akan
menghamburkan percuma sekitar 10 ribuan IP address.
Alasan kedua adalah, walaupun sebuah organisasi memiliki
ribuan host device, mengoperasikan semua device tersebut di
dalam network ID yang sama akan memperlambat network.
Cara TCP/IP bekerja mengatur agar semua komputer dengan
network ID yang sama harus berada di physical network yang
sama juga. Physical network memiliki domain broadcast yang
sama, yang berarti sebuah medium network harus membawa
semua traffic untuk network. Karena alasan kinerja, network
biasanya disegmentasikan ke dalam domain broadcast yang lebih
kecil – bahkan lebih kecil – dari Class C address.
10. Jaringan Dasar
10
5. Contoh kasus subnetting
IP Address 130.200.0.0 dengan subnet mask 255.255.224.0
yang di definisikan sebagai kelas B
Subnet mask 11111111.11111111.11100000.00000000
3 bit dari pktet 3 telah digunakan,tinggal 5 bit yang belum
deselubungi maka banyak kelompok subnetyang bias dipakai
adalah kelipatan 25 = 32 (256 – 224=32)
32 64 128 160 192 224
Jadi kelompok IP yang bias digunakan adalah :
130.200.0.0 - 130.200.31.254 (subnet loopback)
130.200.32.1 - 130.200.63.254
130.200.64.1 - 130.200.95.254
130.200.96.1 - 130.200.127.254
130.200.128.1 - 130.200.159.254
130.200.160.1 - 130.200.191.254
130.200.192.1 - 130.200.223.254
11. Jaringan Dasar
11
C. Virtualisasi Jaringan LAN Menggunakan Software Packet Tracer
a. Pengertian
Virtual LAN atau disingkat dengan VLAN. Di dalam switch
LAN, suatu fitur yang menggunakan standar 802.1Q. Fitur pada
switch LAN ini, suatu port berjalan jika jika ada yang menuju
segmen yang sama. Istilah lainnya pada fitur ini adalah V
Segmen atau virtual segmen. Suatu device atau user yang
pertukaran informasinya cukup banyak, biasa menempatkan
informasinya pada segmen yang sama. Tujuannya adalah agar
membantu operasi switch LAN berjalan dengan efisien, dengan
cara memelihara isi informasi dari suatu trafik dengan port yang
spesifik. Konsep utama dari VLAN ini adalah dengan cara
menempatkan data berdasarkan penempatan port.”
Fitur VLAN terdapat pada Switch yang manageable contoh
: Switch Cisco Catalyst
VLAN ini berfungsi untuk
mengelompokan/mengsegmentasi suatu jaringan menjadi lebih
kecil untuk mengurangi beban kerja Switch tersebut.
VLAN diklas ifikasikan berdasarkan metode (tipe) yang
digunakan untuk mengklasifikasikannya, baik menggunakan
port, MAC addresses dsb. Semua
informasi yang mengandung penandaan/pengalamatan suatu
vlan (tagging) di simpan dalam suatu database (tabel), jika
penandaannya berdasarkan
port yang digunakan maka database harus mengindikasikan
port-port yang digunakan oleh VLAN. Untuk mengaturnya maka
biasanya digunakan
switch/bridge yang manageable atau yang bisa di atur.
Switch/bridge inilah yang bertanggung jawab menyimpan semua
informasi dan konfigurasi
suatu VLAN dan dipastikan semua switch/bridge memiliki
informasi yang sama.
Switch akan menentukan kemana data-data akan diteruskan dan
sebagainya atau dapat pula digunakan suatu software
pengalamatan (bridging software)
yang berfungsi mencatat/menandai suatu VLAN beserta
workstation yang didalamnya.untuk menghubungkan antar VLAN
dibutuhkan router.
b. Tipe-tipe VLAN
Keanggotaan dalam suatu VLAN dapat di klasifikasikan
berdasarkan port
yang di gunakan , MAC address, tipe protokol.
12. Jaringan Dasar
12
1. Berdasarkan Port
Keanggotaan pada suatu VLAN dapat di dasarkan pada port
yang di gunakan oleh
VLAN tersebut. Sebagai contoh, pada bridge/switch dengan 4
port, port 1, 2,
dan 4 merupakan VLAN 1 sedang port 3 dimiliki oleh VLAN 2.
Kelemahannya adalah user tidak bisa untuk berpindah pindah,
apabila harus
berpindah maka Network administrator harus
mengkonfigurasikan ulang.
2. Berdasarkan MAC Address
Keanggotaan suatu VLAN didasarkan pada MAC address dari
setiap workstation /komputer yang dimiliki oleh user. Switch
mendeteksi/mencatat semua MAC
address yang dimiliki oleh setiap Virtual LAN. MAC address
merupakan suatu bagian yang dimiliki oleh NIC (Network
Interface Card) di setiap workstation.
Kelebihannya apabila user berpindah pindah maka dia akan
tetap terkonfigurasi sebagai anggota dari VLAN
tersebut.Sedangkan kekurangannya bahwa setiap mesin harus di
konfigurasikan secara manual , dan untuk jaringan yang memiliki
ratusan workstation maka tipe ini kurang efissien untuk
dilakukan.
Tabel MAC address dan VLAN
MAC address 132516617738 272389579355 536666337777
24444125556
VLAN 1 2 2 1
3. Berdasarkan tipe protokol yang digunakan
Keanggotaan VLAN juga bisa berdasarkan protocol yang
digunakan, lihat table
Tabel Protokol dan VLAN
Protokol IP IPX
VLAN 1 2
4. Berdasarkan Alamat Subnet IP
Subnet IP address pada suatu jaringan juga dapat digunakan
untuk mengklasifikasi
suatu VLAN
Tabel IP Subnet dan VLAN
IP subnet 22.3.24 46.20.45
VLAN 1 2
Konfigurasi ini tidak berhubungan dengan routing pada
jaringan dan juga tidak mempermasalahkan funggsi router.IP
address digunakan untuk memetakan keanggotaan
VLAN.Keuntungannya seorang user tidak perlu
13. Jaringan Dasar
13
mengkonfigurasikan ulang alamatnya di jaringan apabila
berpindah tempat, hanya saja karena bekerja di layer yang lebih
tinggi maka akan sedikit lebih lambat untuk meneruskan paket di
banding
menggunakan MAC addresses.
5. Berdasarkan aplikasi atau kombinasi lain
Sangat dimungkinkan untuk menentukan suatu VLAN
berdasarkan aplikasi yang dijalankan, atau kombinasi dari semua
tipe di atas untuk diterapkan pada suatu
jaringan. Misalkan: aplikasi FTP (file transfer protocol) hanya
bias digunakan oleh VLAN 1 dan Telnet hanya bisa digunakan
pada VLAN 2.
c. Perbedaan mendasar antara vlan dan lan
Perbedaan yang sangat jelas dari model jaringan Local
Area Network dengan Virtual Local Area Network adalah bahwa
bentuk jaringan dengan model Local
Area Network sangat bergantung pada letak/fisik dari
workstation, serta penggunaan hub dan repeater sebagai
perangkat jaringan yang memiliki beberapa
kelemahan. Sedangkan yang menjadi salah satu kelebihan dari
model jaringan dengan VLAN adalah bahwa tiap-tiap
workstation/user yang tergabung dalam
satu VLAN/bagian (organisasi, kelompok dsb) dapat tetap saling
berhubungan walaupun terpisah secara fisik. Atau lebih jelas lagi
akan dapat kita.
Pada kali ini kita akan mencoba mengkonfigurasi VLAN
menggunakan aplikasi Cisco Packet Tracer.
d. Langkah pratikum
1. Membuat simulasi jaringan VLAN seperti gambar di bawah ini.
- PC1 dapat melakukan ping PC4
- PC2 dapat melakukan ping PC5
- PC3 dapat melakukan ping PC6
2. Ambil 6 buah PC dari select device box pada bagian end
devices pada gambar dibawah ini.
14. Jaringan Dasar
14
3. Ganti setuap namaPC menjadi : PC1, PC2, PC3, PC4, PC5, PC6.
Caranya klik PC, Config, lalu isi nama di Display Name.
4. Ambil 3 Switch dari select device box pada bagian Switches seperti
pada gambar dibawah ini.
5. Hubungkan ke 6 PC tersebut menggunakan kabel Straight ke setiap
Switch dengan ketentuan sebagai berikut :
- PC1 FastEthernet : Switch2 FastEthernet0/11
- PC2 FastEthernet : Switch2 FastEthernet0/18
- PC3 FastEthernet : Switch2 FastEthernet0/6
- PC4 FastEthernet : Switch3 FastEthernet0/11
- PC5 FastEthernet : Switch3 FastEthernet0/18
- PC6 FastEthernet : Switch3 FastEthernet0/6
Serta hubungkan masing-masing Switch menggunakan kabel Cross
dengan ketentuan sebagai berikut:
- Switch2 FastEthernet0/1 : Switch1 FastEthernet0/1
- Switch3 FastEthernet0/3 : Switch1 FastEthernet0/3
15. Jaringan Dasar
15
hingga tampil seperti berikut :
6. Berikutnya adalah mensetting alamat IP seluruh PC dengan
ketentuan sebagai berikut:
- PC1 :172.17.10.21 Subnet mask : 255.255.255.0
- PC2 : 172.17.20.22 Subnet mask : 255.255.255.0
- PC3 : 172.17.30.23 Subnet mask : 255.255.255.0
- PC4 : 172.17.10.24 Subnet mask : 255.255.255.0
- PC5 : 172.17.20.25 Subnet mask : 255.255.255.0
- PC6 : 172.17.30.26 Subnet mask : 255.255.255.0
7. Selanjutnya melakukan konfigurasi pada switch 1, dimana buka
CLI, lalu enable VLAN, dan show VLAN -> configure terminal, dan
gunakan perintah berikut:
- S1(config)#vlan 10
- S1(config-vlan)#name Faculty/Staff
- S1(config-vlan)#vlan 20
- S1(config-vlan)#name Students
- S1(config-vlan)#vlan 30
- S1(config-vlan)#name Guest(Default)
- S1(config-vlan)#vlan 99
- S1(config-vlan)#name Management&Native
8. untuk Switch 2 dan switch 3 juga menggunakan perintah yang
sama saat pada switch 1 untuk membuat nama VLAN.
9. Langkah selanjutnya yaitu memasukkan perintah pada switch 2
dengan cara mengklik 2x pada switch 2 kemudian pilih CLI dan
masukan perintahnya sebagai berikut:
- Switch>enable
- Switch#configure terminal
- Switch(config)#interface fastEthernet 0/6
- Switch(config-if)#switchport mode access
- Switch(config-if)#switchport access vlan 30
- Switch(config-if)#interface fastEthernet 0/11
- Switch(config-if)#switchport mode access
- Switch(config-if)#switchport access vlan 10
- Switch(config-if)#interface fastEthernet 0/18
- Switch(config-if)#switchport mode access
- Switch(config-if)#switchport access vlan 20
- Switch(config-if)#end
16. Jaringan Dasar
16
10. Begitu juga dengan switch 3 masukkan perintah yang sama
seperti pada switch 2
11. Selanjutnya pengaturan Trunk pada switch. Menggunakan
VLAN 99 sebagai VLAN asli. Cara nya Klik 2x pada switch 1
kamudian pilih CLI dan masukan perintah sebagai berikut:
- Switch>enable
- Switch#configure terminal
- Switch(config)#interface FastEthernet 0/1
- Switch(config-if)#switchport mode trunk
- Switch(config-if)#switchport trunk native vlan 99
- Switch(config-if)#interface FastEthernet 0/3
- Switch(config-if)#switchport mode trunk
- Switch(config-if)#switchport trunk native vlan 99
e. HASIL DAN ANALISA
Dari percobaan di atas kita mendapatkan hasil bahwa dapat
mengirimkan paket ICMP dengan menggunakan gambar pesan yang
ada di kanan bagian simulasi(belakang Real Time) yang ada d Cisco
Packet Tracer seperti gambar di bawah ini.