Dokumen tersebut merangkum hasil interpretive structural modeling (ISM) untuk menganalisis struktur hubungan antar elemen dalam sistem pengembangan agroindustri minyak atsiri. ISM digunakan untuk mengidentifikasi elemen kunci dan hierarki hubungan antara tujuan, kebutuhan, dan kendala pengembangan sistem tersebut. Hasilnya mengidentifikasi delapan elemen tujuan kunci, enam elemen kebutuhan kunci, dan tiga elemen kend
ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL ORGANISASI (RESOURCE-BASED VIEW AND VALUE CHAIN ...novitasuksesmuda
Universitas Mercubuana Jakarta
Executive Summary
Dosen Pengampu : Prof.Dr.Ir, Hapzi, MM,CMA
Mata Kuliah :“Strategy Management”
Disusun oleh : Novita Damayanti
NIM :55117120118
ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL ORGANISASI (RESOURCE-BASED VIEW AND VALUE CHAIN ...novitasuksesmuda
Universitas Mercubuana Jakarta
Executive Summary
Dosen Pengampu : Prof.Dr.Ir, Hapzi, MM,CMA
Mata Kuliah :“Strategy Management”
Disusun oleh : Novita Damayanti
NIM :55117120118
presentasi ini berisi tentang Sistem informasi struktural & eksekutif.
Presentasi ini dibuat oleh Angkatan X Swastika Prima – Program studi Informatics and Design Graphic (IDG) – Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen (SIM) – Miss Parwita – Tahun Pelajaran 2011 – Crew : Maghaliqhna Dzulfiqar, Legasi Ardi Saputra, Citra Awalul Layli dan Nurul Alfiana.
Five Steps For Continuous Improvement of a South Carolina Business ProcessStephen Deas
Find links and research for continuous improvement of a South Carolina business process: Charleston, Florence , Greenville, Columbia, the Lowcountry, the Midlands, and the Upstate. Stephen Deas gives five steps for continuous improvement of a wide range of South Carolina processes: manufacturing, hospitality, healthcare, education, and municipal government. Stephen Deas is the President of Quality Minds Inc based out of Charleston, SC He is a Certified Six Sigma Black Belt with twenty plus years experience in production, engineering, purchasing, and quality. Stephen Deas was certified as a Quality Engineer in 1991 and has a Bachelors of Industrial Engineering (Georgia Tech) and a Masters of Industrial Statistics (University of South Carolina)
Walking the Gemba is a process of developing your people.
In today's world, business is growing rapidly; corporates are becoming mammoth in terms of number of employees. It is at times getting somewhat difficult for senior leaders of large corporate houses to stay connected with their employees. Practice The Gemba Walk techniques effective way means almost to get connected with employees.
Penerapan teknik ISM untuk perumusan kebijakan pengembangan industri kakao ju...Yudiwid
The development of the cocoa processing industry needs to consider many aspects. Because cocoa was a global commodity with complex supply chain networks, the performance of the supply chain was an important consideration for investors and industry players to develop their industry. Apart from industry, government was also concerned to develop the cocoa industry as an attempt to capture the added value of the potential commodity. The aims of this study were to apply the Interpretive Structural Modeling (ISM) method in the policy formulation of cocoa industry development. The elements of the policies formulated were the policy implications of the measurement of cocoa industry supply chain performance. The study suggests that tax incentive policies and support for energy supply were the main development of the cocoa industry performance improvement.
Sistem informasi mempunyai peranan yang sangat penting, semakin pesat perkembangan suatu perusahaan maka sistem informasinya juga mempunyai peranan yang semakin penting. Pengembangan sistem merupakan penyusunan suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada. Tuntutan keberadaan sistem informasi yang semakin baik adalah akibat adanya tuntutan perkembangan perusahaan, perkembangan teknologi, kebijakan pemerintah, perubahan prosedur serta tuntutan kebutuhan informasi.
Pengembangan Sistem Informasi pada Sekretariat Jenderal MPR RIAzhyqaRereanticaMart
Perkembangan sistem informasi telah menyebabkan terjadinya perubahan yang cukup signifikan dalam pola pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen baik pada tingkat operasional maupun (pelaksana teknis) maupun pimpinan pada semua jenjang. Sistem Informasi mendukung perusahaan untuk mencapai efektivitas dan efesiensi dalam proses bisnis perusahaan. Disamping itu juga membantu perusahaan mengelolah data dan informasi secara tepat dan akurat. Dalam upaya untuk memenangkan persaingan dan mempertahankan kelangsungan perusahaan, sistem informasi harus terus dikembangkan dan disempurnakan untuk memenuhi tuntutan perubahan teknologi yang sangat cepat. Dalam upaya untuk mengembangkan sistem informasi, perusahaan harus memperhatikan kondisi didalam perusahaan sendiri, kebutuhan yang harus dipenuhi, tujuan yang harus dicapai serta keberadaan sumber daya dalam perusahaan. Keputusan yang diambil dalam pengembangan system informasi, akan memberikan dampak yang signifikan bagi perusahaan sehingga perlu dipertimbangkan dengan matang, dan dilakukan secara komperhensif oleh seluruh bagian dari perusahaan
Kata Kunci: Sistem Informasi. Pengembangan Sistem Informasi.
SIM, OCTHAVIANI ARBANIYA, HAPZI ALI, ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI...Octhaviani Arbaniya
SIM, OCTHAVIANI ARBANIYA, HAPZI ALI, ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI, UNIVERSITAS MERCU BUANA, 2017
Kemajuan teknologi komputer sebagai pendukung pemrosesan data dan informasi telah menjadi kebutuhan pokok perusahaan. Instansi jasa pelayanan yang memberikan pelayanan kepada masyarakat, sangat membutuhkan kecepatan pelayanan informasi, sehingga dapat memberikan pelayanan yang optimal kepada pelanggannya.
Materi Presentasi yang disampaikan pada Acara Upgrading Aktivis Dakwah, Kampus Universitas Ibn Khaldun Bogor.
(disampaikan pada tanggal 12 Juli 2012) http://www.azies-site.blogspot.com
(KULIAH S2 UIKA) 01 ekonomi mikro (DR. H. IRWAN CH, SE,MM )
Interpretive structural modeling
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7. Sistem Pengembangan Agroindustri Minyak Atsiri Nama Elemen Hubungan Kontekstual Kebutuhan sub-elemen kebutuhan yang satu mendukung terpenuhinya sub-elemen kebutuhan yang lain Kendala/Masalah sub-elemen kendala yang satu menyebabkan sub-elemen kendala yang lain Perubahan sub-elemen perubahan yang satu menyebabkan atau mendorong sub-elemen perubahan yang lain. Tujuan sub-elemen tujuan yang satu memberikan kontribusi tercapainya sub-elemen tujuan yang lain. Indikator/Ukuran sub-elemen indikator pencapaian tujuan pengembangan yang satu memberikan kontribusi terhadap sub-elemen indikator yang lain. Kegiatan sub-elemen kegiatan pengembangan yang satu mendukung sub-elemen kegiatan yang lain. Pelaku sub-elemen pelaku yang satu dalam pengembangan perlu mendapat dukungan sub-elemen pelaku yang lain.
8.
9. Strukturisasi Pengembangan Analisis Hubungan Kontekstual antar Elemen Perubahan/ Tujuan, Kebutuhan, Dan Kendala Metode Interpretive Structural Modellng Struktur Hirarki Elemen Elemen Kunci Pengelompokan Elemen
10. Tahapan/Langkah ISM Penentuan Elemen dan Sub-elemen dari Sistem & Jenis hubungan Kontekstual Tujuan dan Output dari Kajian Penentuan Tingkat Hubungan Kontekstual antar Elemen/Sub-elemen Expert survey/ Kuesioner Structured Self-Interaction Matrix (SSIM) Transformasi SSIM ke Reachability Matrix (RM) RM Transitive ? Modifikasi SSIM Reachability Matrix (RM) SSIM Revised Ya X structural information of a mental model Mental Process Studi Pustaka Diskusi Brain Storming Survey Pakar
11.
12.
13.
14. X Penentuan Level Setiap Elemen/ Sub-elemen Perhitungan Driver – Dependency Matrix ELemen/Sub-elemen Perhitungan Rank Driver Power ELemen/Sub-elemen Struktur Hirarki Elemen/sub-elemen Kelompok Elemen/sub-elemen Berdasarkan Driver Power & Level dependency Elemen/sub-elemen Kunci
19. Elemen Kebutuhan untuk Renovasi Perekonomian 1. Kinerja ekonomi makro dengan komposisi yang tepat 2. Peningkatan pengembangan dan kinerja sektor riil berbasis sumberdaya nusantara 3. Restrukturisasi sektor moneter/finansial 4. Peran serta Masyarakat 5. Aksesibilitas dan alokasi sumber daya ekonomi yang adil 6. Penggunaan dan penerapan teknologi tepat sasaran 7. K elembagaan pemerintah dan kepemimpinan nasional yang handal 8. Effektifitas hukum dan peradilan ekonomi 9. Pengembangan prasarana pembangunan/infrastruktur 10. Kelestarian lingkungan hidup dalam pembengunan berkelanjutan 11. Perluasan lapangan kerja S4 S3 S11 S1 S2
20. S11 S9 S1 S1 S1 S2 S8 S10 Elemen Kendala Renovasi Perekonomian 1. Ketidakpastian nilai tukar mata uang 2. Lemahnya koordinasi piranti kebijakan pemerintah (cadangan devisa, suku bunga, fiskal dan deregulasi) 3. Ketergantungan yang tinggi terhadap pinjaman luar negeri dalam anggaran rutin dan pembangunan negara 4. Tingginya beban biaya rekapitalisasi perbankan 5. Penerimaan sumber pembiayaan dalam negeri yang belum optimal 6. Kepastian penegakan hukum 7. Pengawasan dan proses audit 8. Kemampuan pelaku ekonomi untuk memperhitungkan resiko 9. Rendahnya gaji pegawai negeri sipil (PNS) 10. Asimetri informasi 11. Kerusakan lingkungan dan meluasnya lahan kritis
21.
22.
23.
24.
25.
26. T-5 T-6 T-7 T-1 T-2 T-3 T-4 T-8 Level-1 Level-2 Struktur Hirarki Elemen Tujuan N-5 N-8 N-1 N-2 N-3 N-4 N-6 Level-1 Level-2 Struktur Hirarki Elemen Kebutuhan N-7 K-2 K-3 K-4 K-5 K-6 K-1 K-7 K-8 Struktur Hirarki Elemen Kendala Level-3 Strukturisasi Pengembangan
27. No. Aspek Elemen Kunci / Elemen Dgn "Driver Power" yg tinggi 1 Perubahan / Tujuan yang diinginkan. T-1: Meningkatnya nilai harga jual Bokar di tingkat petani, T-2: Posisi tawar antara Petani dan Industri Karer Remah yang lebih seimbang T-3. Transaksi antara Petani dan Industri Karet Remah yang lebih mudah dan murah. T-4: Komitmen yang lebih baik terhadap kesepakatan yang terjalin dalam program kemitraan T-8:. Meningkatnya mutu Bokar 2 Kebutuhan N-8: Diperolehnya bantuan kredit untuk kebutuhan Saprodi yang lebih mudah N-1: Diperolehnya harga Bokar yg lebih wajar N-2: Transparansi dan informasi harga yg lebih baik N-3: Proses transaksi yg lebih "fair", transparan, dan sederhana N-4: Biaya transaksi yg lebih murah N-6: Mutu Bokar yg lebih baik dan terjamin dg harga yg sesuai mutu 3 Kendala K-1:Lemahnya kelembagaan petani Bokar. K-2: Keengganan Industri Karet remah untuk bermitra K-3: Ketergantungan petani yg tinggi kpd pedagang pengumpul K-4: Industri lebih suka bertransaksi dengan pedagang K-5: Volume transaksi dgn petani yg rendah K-6: Toleransi Industri dlm menerima Bokar dgn mutu yg beragam /rendah K-7: Apresiasi harga thd mutu Bokar K-8: Proses dan penetapan mutu Bokar.
28. Analisis Hubungan Kontekstual antar Elemen Perubahan/ Tujuan, Kebutuhan, Dan Kendala Metode Interpretive Structural Modellng Struktur Hirarki Elemen Elemen Kunci Pengelompokan Elemen Faktor-faktor Pengembangan Analisis Tingkat Kepentingan Faktor Dgn Analytical Hierarchy Process Faktor Penentu Pengembangan
29. Aspek/ Faktor Kelembagaan 1.1. Lembaga Ekonomi petani Bokar yg kuat (1) 1.2. Keberadaan dan peran Lembaga Mediator/Pembina 1.3. Kesetaraan Posisi (4) Yuridis Formal 2.1. Perjanjian tertulis ttg hak dan kewajiban 2.2. Kesepakatan tidak tertulis Volume Transaksi 3.0. Volume transaksi yang ekonomis (5) Mekanisme Transaksi 4.1. Proses transaksi yg mudah dan murah 4.2. Jaminan pasar dan pasokan (10) 4.3. Sistem pembayaran yang cepat dan sederhana Aspek/ Faktor Mutu Bokar: 5.1. Mutu (standar mutu) bokar yang ditransaksikan (8) 5.2. Insentif harga terhadap mutu (2) Transparansi/ Aksessibilitas 6.1. Transparansi Penetapn Mutu/KKK (6) 6.2. Transparansi Penetapan Harga (9) 6.3. Aksessibilitas Informasi Harga Kelembagaan Tataniaga Alternatif 7.1. Pedagang Pengumpul 7.2. Pasar Lelang (3) Pembinaan 8.1. Pembinaan bagi Lembaga Ekonomi Petani Bokar (11) 8.2. Dukungan bantuan /kredit permodalan dan Saprodi (7)