Be & gg, Asep Muhamad Perdiana, Hapzi Ali, Board of Director,Board Committes,...Asep Muhamad Ferdiana
Board of Directors adalah istilah yang digunakan di Amerika Serikat untuk kelompok pengawas dan pengelola perusahaan yang terdiri dari perwakilan pemegang saham mayoritas, pendiri perusahaan, kreditor utama, dan orang-orang yang berjasa pada perusahaan
Kajian Evaluasi Kewenangan dan Peningkatan Hubungan Kerja Antara Eksekutif da...Tri Widodo W. UTOMO
Seri Penelitian Administrasi Negara
PKP2A III LAN Samarinda
Tahun 2010
(mendokumentasikan hasil kerja lebih 1 dekade yang lalu, sebagai salah satu legacy agar tetap bisa memberi kemanfaatan bagi publik)
Be & gg, Asep Muhamad Perdiana, Hapzi Ali, Board of Director,Board Committes,...Asep Muhamad Ferdiana
Board of Directors adalah istilah yang digunakan di Amerika Serikat untuk kelompok pengawas dan pengelola perusahaan yang terdiri dari perwakilan pemegang saham mayoritas, pendiri perusahaan, kreditor utama, dan orang-orang yang berjasa pada perusahaan
Kajian Evaluasi Kewenangan dan Peningkatan Hubungan Kerja Antara Eksekutif da...Tri Widodo W. UTOMO
Seri Penelitian Administrasi Negara
PKP2A III LAN Samarinda
Tahun 2010
(mendokumentasikan hasil kerja lebih 1 dekade yang lalu, sebagai salah satu legacy agar tetap bisa memberi kemanfaatan bagi publik)
Komunikasi communication & consumer behaviorDedi Firmanto
Komunikasi Communication :Consumer behavior adalah termasuk dalam teori Perilaku konsumen. Dalam teori ini di jelaskan secara lengkap. basic dasar mengenai konsumen saat berintraksi kepada Penjual.
Penyuluhan pertanian ini merupakan Bahan ringkasan selama Kuliah Penyuluhan dan sistem Informasi pertanian milik saya pribadi dan catatan dari Wikepedia
Implementasi transformasi pemberdayaan aparatur negara di Indonesia telah difokuskan pada tiga aspek utama: penyederhanaan birokrasi, transformasi digital, dan pengembangan kompetensi ASN. Penyederhanaan birokrasi bertujuan untuk membuat ASN lebih lincah dan inovatif dalam pelayanan publik melalui struktur yang lebih sederhana dan mekanisme kerja baru yang relevan di era digital. Transformasi digital memerlukan perubahan mendasar dan menyeluruh dalam sistem kerja di instansi pemerintah, yang meliputi penyempurnaan mekanisme kerja dan proses bisnis birokrasi untuk mempercepat pengambilan keputusan dan meningkatkan pelayanan publik. Selain itu, pengembangan kompetensi ASN mencakup penyesuaian sistem kerja yang lebih lincah dan dinamis, didukung oleh pengelolaan kinerja yang optimal serta pengembangan sistem kerja berbasis digital, termasuk penyederhanaan eselonisasi.
The biggest problem facing the Indonesia bureaucracy right now is culture set and mindset. The civil administration system both at local and national level, lack of capacity to develop strategies and tools for public service reform.
2. Harapan: Pemerintah menjadi Institusi
publik yang baru:
1. Terdesentralisasi
2. Responsif
3. Inovatif
4. Bersih dan menguatkan warga
Salah satu fakta saat ini adalah Reinventing
Government
Menuju pemerintah yang demokratis dan
Partisipatif
3. Pemerintahan orde
baru yang bad
government:
Korupsi dalam
birokrasi
Akibatnya:krisis
ekonomi dan
penurunan
kemampuan
anggaran negara
Pemerintah
membentuk:
Penerapan
otonomi daerah
Legislatif
independen
sebagai pengawas
Melalui tap
MPR,UU,Inpres
Belum
mampu
mewujudk
an
institusi
publik
yang baik
4. Kajian oleh Antonio Ismael (Advokat Partisipatif)
Masalah inti dalam good governance adalah:
1. Pemerintah yang masih mengadopsi pola
governing lama (tidak rela mengubah peran
menjadi fasilitator dan pengarah makro)
Peran
fasilitator
Peran
“do-er”
2. DIP (Daftar Isian Proyek) yang memaksa
pemerintah sebagai “do-er”. Berakibat pada
susah merubah pengelolaan sumber daya dari
Sistem Proyek menjadi kebutuhan komunitas
5. 3. Perencanaan pembangunan yang
mengabaikan kebutuhan komunitas,peran
masyarakat daerah dalam alokasi dana
dan ruang, Sementara masih
memperhatikan pemerintah daerah nya
saja
Cara-cara penerapan konsep governance
pun telah di lakukan, tetapi:
Pemahaman yang mereka dapat tidak diiringi
dengan kemauan untuk berubah
6. Pendapat Aktivis LSM:
“memang di kimpraswil telah terjadi perubahan
orientasi menjadi sangat mendorong
partisipasi”itu pun telah dicantumkan dalam
dokumen proyek
Namun asumsi perubahan tersebut dilatar
belakangi:
1. Menterinya “Erna Witoelar” seorang eksaktivis LSM
2. Orientasi dari keinginan lembaga donor
7. Pandangan pesimis terhadap governance:
1. Tidak
ada dukungan dari jajaran birokrasi
di bawahnya
2. Struktur pelaksanaan tugas dan aturan
hirarkis, masih kaku
Kesimpulannya: kemauan politik seorang
pemimpin bisa mendukung governance,
namun tidak bagi sistem kerja birokrasi
keseluruhan dengan hanya mengandalkan
kemauan politik perorangan tersebut
8. 1.
Melibatkan institusi lain/luar departemen seperti
CSOs/LSM dapat dikatakan partisipasi telah
berlangsung, dan memberikan dampak terhadap
perubahan isi kebijakan.
2. Namun yang mewakili civil society dalam perumusan
kebijakan merasa bahwa keterlibatan mereka tidak
banyak berpengaruh terhdap kelompok miskin,
diantara nya:
a.
b.
Tidak berpengaruh pada pembuatan keputusan
Tidak mau melibatkan pemikiran-pemikiran
masyarakat bawah seperti petani
9. c. Keterlibatan pihak luar yang dominan,
sehingga kegiatan bersifat proyek, dan masih
menerima keputusan para pemegang kekuasaan
3. Pada intinya pemerintah melihat partsipatif
dalam proses, tidak pada isi kebijakan. Kebijakan
yang dihasilkan tidak demokratis dan
partisipatif.sehingga tidak ada kualitas kebijakan
yang betul-betul adil untuk civil society
10. Pemerintah dituntut menerapkan desentralisasi,
namun birokrasi tidak dianggap kompeten
sehingga diragukan kapasitasnya. Bahkan ada
yang memanfaatkan birokrasi sebagai wadah
bisnis diantaranya:
a. Menyederhanakan fungsi perijinan
b. Menawarkan banyak insentif bagi birokrasi
dengan dalih kinerja
c. Privatisasi pelayanan publik
12.
Proses implementasi ke arah pembaharuan dalam
pemerintahan
Proses transformasi yang tidak hanya mengandalkan
kebijakan/perundangan saja, tetapi ikut terlibat dalam proses
perubahan yang nyata
Contoh dalam White Paper Afrika Selatan pemerintah lokal
tetap berpikir kritis bekerja dengan komunitasnya, dan dalam
masa transisi pemerintah memiliki keterampilan dalam:
a.
b.
c.
d.
e.
Menghadapi perbedaan pandangan
Mendorong adanya perubahan
Negosiasi dan mediasi
Inovasi
Mencari solusi dari tantangan yang dihadapi secara kolektif