SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
1
INOVASI LAYANAN KESEHATAN POLRI
oleh:
BRIGJEND POL Dr. dr. ANTONIUS GINTING, Sp.OG., MARS
(Ka. RS Bhayangkara Tk.I R.Said Sukanto Jakarta)
PENGANTAR
Ketentuan tentang pelayanan kesehatan di lingkung an
Kepolisian Republik Indonesia (Polri) diatur dalam Peraturan Polri
Nomor 08 Tahun 2018 tentang Pelaksanaan Pelayanan Kesehat an
Tertentu di Lingkungan Polri. Dalam Peraturan Polri tersebut
dijelaskan bahwa Pelayanan Kesehatan (Yankes) tertentu pada
lingkungan Polri diselenggarakan dalam rangka memberikan
dukungan kesehatan untuk kegiatan operasional dan untuk
mendukung tugas pokok dan fungsi Polri yang tidak dijamin oleh
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehat an),
yang meliputi pelayanan kesehatan bagi Pegawai Negeri pada Polri
untuk tugas operasional terdiri atas :
- Kesehatan Kepolisian (Pelayanan Kesehatan, dan Kesehatan
Kesemaptaan Polri),
- Dukungan kesehatan latihan Kepolisian,
- Dukungan Kesehatan Operasi Kepolisian.
Sedangkan pelayanan kesehatan untuk mendukung tugas
pokok dan fungsi Polri terdiri atas kedokteran Kepolisian, dan
lembaga kesehatan Kepolisian.
2
Layanan Kesehatan yang dijamin BPJS yang diatur dalam
Peraturan Presiden No 12 tahun 2013 dan Peraturan BPJS Kesehatan
No 1 tahun 2014 meliputi: pelayanan kesehatan tingkat pertama,
pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjutan, pelayanan
persalinan, dan pelayanan ambulan.
Pada kesempatan ini, izinkan saya membuat suatu inovasi
untuk peningkatan Pelayanan Kesehatan Polri dari yang sudah ada
saat ini serta mengembangkan pelayanan Kesehatan di masa yang
akan datang. Sebagai upaya untuk menjawab tantangan dan
harapan seluruh masyarakat Pegawai Negeri Pada Polri (PNPP)
terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas, kualitas
layanannya terukur dan mudah diakses, sekaligus sebagai upaya
mendukung program Kapolri menuju “POLRI yang PRESISI”.
Inovasi peningkatan layanan Kesehatan Polri yang
berkualitas yang akan saya uraikan merupakan konsep berskala
nasional, sehingga dimungkinkan menjadi konsep bagi pimpinan
institusi RS Bhayangkara Tk I dimasa yang datang.
Inovasi pengem bangan dimulai dari fasilitas pelayanan
kesehatan yang paling rendah yaitu Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertam a (FKTP) Polri dengan meningkatkannya menjadi klinik utama
atau minimal klinik pratam a dengan tagihan maksimal per
kapitasi/ per-orang/per-bulan sebesar Rp 10.000.
Sesuai dengan Peraturan Badan Penyelenggara Jaminan
3
Sosial Kesehatan Nomor 2 tahun 2015 bahwa standar tarif
kapitasi untuk FKTP untuk klinik pratama dengan fasilitas kesehat an
yang setara sebesar Rp.8.000,00 sampai dengan Rp.10.000,00.
Ketentuan tentang besaran dana kapitasi ini kemudian
disempurnakan menjadi berbasis kinerja, sebagaimana ditetapkan
dalam Peraturan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan
Nomor 7 tahun 2019 bahwa penerapan pembayaran kapit asi
berbasis kinerja ditujukan dalam rangka peningkatan mutu
pelayanan kesehatan fasilitas kesehatan tingkat pertama. Hal ini
merupakan pengembangan dari berbagai jenis pengukuran, standar
dan upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan telah tersedia dan
terus berkembang. Metode ini merupakan salah satu konsep
strategis dan menjadi prioritas utama nasional dalam rangka
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di FKTP Polri.
Jumlah FKTP Polri diseluruh Indonesia berdasarkan data
Januari 2022 sebanyak 606 unit. Dari jumlah tersebut yang telah
melakukan ikatan Kerjasama dengan BPJS Kesehatan sebanyak 564
unit, sedangkan 42 unit lainnya Belum melakukan ikatan Kerjasa m a
dengan BPJS Kesehatan (lampiran.1).
Berikut ini kami tampilkan data seluruh FKTP Polri di seluruh
Indonesia berdasarkan wilayah Polda.
4
Tabel 1: Daftar FKTP Polri tahun 2022
No Wilayah Jumlah IKS dengan BPJS Kesahatan
FKTP (unit) Sudah (unit) Belum (unit)
1 POLDA ACEH 28 27 1
2 POLDA SUMATERA UTARA 34 33 1
3 POLDA SUMATERA BARAT 22 22 0
4 POLDA RIAU 15 15 0
5 POLDA JAMBI 12 12 0
6 POLDA SUMATERA SELATAN 21 18 3
7 POLDA KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 8 8 0
8 POLDA BENGKULU 14 13 1
9 POLDA KEPULAUAN RIAU 10 7 3
10 POLDA LAMPUNG 17 13 4
11 POLDA METRO JAYA 17 17 0
12 POLDA JAWA BARAT 33 33 0
13 POLDA BANTEN 9 5 4
14 POLDA JAWA TENGAH 41 41 0
15 POLDA YOGYAKARTA 6 6 0
16 POLDA JAWA TIMUR 46 46 0
17 POLDA KALIMANTAN BARAT 18 16 2
18 POLDA KALIMANTAN SELATAN 17 17 0
19 POLDA KALIMANTAN TENGAH 18 18 0
20 POLDA KALIMANTAN TIMUR 13 13 0
21 POLDA KALIMANTAN UTARA 5 5 0
22 POLDA BALI 12 12 0
23 POLDA NUSA TENGGARA BARAT 13 13 0
24 POLDA NUSA TENGGARA TIMUR 26 19 9
25 POLDA SULAWESI SELATAN 31 31 0
26 POLDA SULAWESI BARAT 7 6 1
27 POLDA SULAWESI TENGAH 13 12 1
28 POLDA SULAWESI TENGGARA 15 12 1
29 POLDA SULAWESI UTARA 18 12 6
30 POLDA GORONTALO 9 7 2
31 POLDA MALUKU 10 9 1
32 POLDA MALUKU UTARA 9 8 1
33 POLDA PAPUA 14 13 1
34 POLDA PAPUA BARAT 5 5 0
35 MABES POLRI DAN JAJARANNYA 20 20 0
JUMLAH 606 564 42
5
BPJS Kesehatan senantiasa melakukan evaluasi secara periodik
terhadap kinerja FKTP yang bekerjasama dengannya. Khusus untuk
FKTP Polri, telah selesai dilakukan evaluasi melalui rekredensialing,
serta telah diketahui hasilnya sesuai Surat Kapusdokkes Polri
tertanggal 4 Februari 2022 yang ditujukan kepada seluruh Kapolda
untuk memerintahkan Kabiddokkes setiap Polda menindaklanjuti
hasil rekredensialing terhadap FKTP Polri.
Secara umum hasil rekredensialing terhadap FKTP Polri
tersebut menunjukkan kinerja FKTP Polri kurang baik, karena dari
564 unit FKTP yang dilakukan evaluasi, terdapat 150 unit (26,6 % )
yang ”kurang direkomendasikan” untuk melanjutkan Kerjasa m a
dengan BPJS Kesehatan, serta 79 unit (14,0%) yang “tidak
direkomendasikan” untuk melanjutkan Kerjasama dengan BJPS
Kesehatan.
Aspek penilaian dalam rekredensialing meliputi aspek : SDM,
sarana prasarana, jaringan komunikasi data, peralatan medis obat
dan penanganan keluhan, lingkup pelayanan, komitmen pelayanan
dan surat izin operasional. Dengan demikian upaya peningkatan
pelayanan Kesehatan pada FKTP Polri kedepannya harus dilakukan
secara komprehensif pada seluruh aspek yang menjadi penialain
BPJS Kesehatan.
Banyaknya jumlah FKTP Polri yang Belum bekerjasama dengan
BPJS Kesehatan (42 unit; 6,39%), serta FKTP Polri yang
6
kemungkinan tidak dapat lagi melanjutkan Kerjasama dengan BPJS
Kesehatan (229 unit; 37,79%), merupakan kerugian yang sangat
besar bagi FKTP Polri, karena begitu besarnya dana kapitasi yang
hilang dari pengelolaan setiap FKTP Polri. Padahal setiap anggota
Polri telah dipotong gajinya setiap bulan sebagai iuran ke BPJS
Kesehatan.
Berdasarkan data sampai 30 Novem ber 2021, jumlah FKTP
yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan sebanyak 22.764 unit,
dan jumlah penduduk yang terdaftar sebagai peserta sebanyak
229.514.068 jiwa dari seluruh penduduk Indonesia. Dengan
demikian jumlah peserta setiap unit FKTP sebanyak 10,083 orang.
Analisis kerugian finansial akibat FKTP Polri tidak bekerjasam a
dengan BPJS Kesehatan tersebut dapat diilustrasikan sebagai
berikut:
1. FKTP Polri yang tidak (belum pernah) melakukan Kerjasama
dengan BPJS Kesehatan.
Sebanyak 42 unit FKTP Polri yang belum kerjasama dengan
BPJS Kes, maka dana kapitasi yang hilang dari pengelolaan
FKPT Polri adalah sebesar : 42 unit FKTP x 10.083 (rata-rata
peserta per FKTP) x Rp 10.000 kapitasi maksimal (Rp
10.000/peserta) = 4.234.860.000 (Empat Milyar Dua Ratus
Tiga Puluh Empat Juta Delapan Ratus Enam Puluh Ribu
7
Rupiah) dalam waktu sebulan, dan dalam setahun sebesar
: 4.234.860.000 x 12 = 50.818.320.000 (Lima Puluh Milyar
Delapan Ratus Delapan Belas Juta Tiga Ratus Dua Puluh Ribu
Rupiah)
2. FKTP Polri yang kemungkinan tidak dapat melanjutk an
kerjasama dengan BPJS Kesehatan (karena hasil
rekredensialing “kurang dan tidak direkomendasikan).
Jika sebanyak 229 unit FKTP Polri akan dihentikan
kerjasamanya dengan BPJS Kesehatan, maka dana kapitasi
yang hilang dari pengelolaan FKPT Polri adalah sebesar : 229
unit FKTP x 10.083 (rata-rata peserta per FKTP) x Rp 10.000
kapitasi maksimal (Rp 10.000/peserta) = 23.090.070.000
(Dua Puluh Tiga Milyar Sembilan Puluh Juta Tujuh Puluh
Ribu Rupiah) dalam waktu sebulan, dan dalam setahun
sebesar : 23.090.070.000 x 12 = 277.080.840.000
(Dua Ratus Tujuh Puluh Tujuh Milyar Delapan Puluh
Delapan ratus Empat Puluh Ribu Rupiah).
3. FKTP Polri yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan tetapi
tidak mendapatkan kapitasi maksimal (Rp 10.000/per -
peserta)
Jika diasumsikan seluruh FKTP Polri (564 unit) yang selama
8
ini telah bekerjasama dengan BPJS Kesehatan, tetapi belum
mendapatkan dana kapitasi maksimal, maka perhitung an
dana kapitasiyang hilang dari pengelolaan FKPT Polri adalah
sebesar : 564 unit FKTP x 10.083 (rata-rata peserta per
FKTP) x Rp 4.000 (diasumsikan FKTP Polri hanya
mendapatkan dana kapitasi Rp 6.000)= 22.747.248.000
(Dua Puluh Dua Milyar Tujuh Ratus Empat Puluh Tujuh Juta
Dua Ratus Empat Puluh Delapan Ribu Rupiah) dalam waktu
sebulan, dan dalam setahun sebesar : 22.747.248.000 x 12
=272.966.976.000 (Dua Ratus Tujuh Puluh Dua Milyar
Sembilan Ratus Enam Puluh Enam Juta Sembilan Ratus
Tujuh Puluh Enam Ribu Rupiah ).
Demikian besarnya kerugian yang dialami oleh FKTP Polri akibat
tidak bekerja sama dengan dengan BPJS Kesehatan dan akibat tidak
maksimalnya dana kapitasi yang diperoleh, sehingga perlu
pembenahan secara menyeluruh pada setiap FKTP Polri yang ada.
Upaya awal yang paling penting harus dilakukan adala h
melengkapi aspek sumberdaya manusia yaitu:
a. Pembenahan Poli Umum yang melayani 24 jam
 Ada 2 SIP dr Umum
 Ada 2 SIK Perawat
b. Pembenahan Poli Gigi yang melayani setiap hari kerja
9
 Ada 1 SIP Drg
 Ada 1 SIK Perawat Gigi
c. Pembenahan Layanan Farmasi sederhana
 Ada 1 SIK Asisten Apoteker
d. Pembenahan Layanan Laboratorium Sederhana
 Ada 1 SIK Analis Laboratorium
e. Pembenahan Layanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
 Ada 2 SIK Bidan
 Ada 1 admin dan Keuangan
Upaya selanjutnya adalah peningkatan status FKTP Polri
menjadi Klinik Utama sebagai FKRTL dengan melakuk an
pembenahan pada aspek SDM, sarana prasarana, fasilitas alat
kedokteran, serta meningkatkan manajemen tata kelola.
Berdasarkan data, sampai tahun 2022 ini belum ada FKTP Polri
yang dapat ditingkatkan statusnya menjadi Klinik Utama. Oleh
karena itu harus dilakukan evaluasi terhadap 606 unit FKTP Polri
yang ada saat ini, kemudian dibuat rencana pengemban g an
menjadi Klinik Utama.
Inovasi peningkatan kualitas layanan pada FKTP Polri sekaligus
sebagai antisipasi dalam menghadapi pemberlakuakn sistem kapit asi
berbasis komitmen pelayanan menjadi kapitasi berbasis kinerja yang
akan diberlakukan bagi seluruh FKTP, termasuk didalamnya FKTP
10
Polri, yaitu fasilitas kesehatan yang menyelenggarakan kegiat an
pelayanan kesehatan dasar bagi Pegawai Negeri Pada Polri (PNPP ),
keluarga, Purnawirawan di lingkungan Polri yang ada di wilayah
kerjanya serta masyarakat umum dari FKTP Polri yang ada diseluruh
Indonesia, maka kami sarankan untuk dikembangkan menjadi Klinik
Pratam a yang terlengkap (dana kapitasi Rp.10.000 ,-).
Pengembangan ini memerlukan penilaiaan dan inovasi terhadap :
Sumber Daya Manusia (SDM), Sarana Prasarana (SP), Fasilitas Alat
Kesehatan (FAK) yang sudah tersedia apakah layak di kembang kan
ke klinik Pratam a yang terlengkap atau Klinik Utama.
Inovasi pengem bangan fasilitas pelayanan kesehatan Polri menja di
Klinik Utama yang dalam terminologi BPJS Kesehatan merupakan Fasilita s
Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut (FKRTL), akan dijadikan program kerja 30
hari (tahap 1), khususnya dalam melakukan peningkatan kualitas layanan.
Selanjutnya pada program kerja 100 hari (tahap 2), dilakukan peningkatan
aspek SDM, Sarana Prasarana, Alat Fasilitas Kesehatan dan Tata Kelola
Manajem en secara menyeluruh sehingga, dimungkinkan untuk ditingkatkan
menjadi RS Bhayangkara Tk IV.
11
Tabel 2: Inovasi Pengembangan Klinik Utama Polri tahun 2022
No
Nama Klinik
Utama
(FKRTL) Polri
Rencana
Tahap 1
(30 hr kerja
Tahap 2
(100 hr kerja)
Dipilih/ditentukan
FKTP polri yang
layak untuk
ditingkatkan
menjadi Klinik
Utama
Peningkatan
kualitas pelayanan
sehingga
meningkatkan
jumlah kunjungan
pasien (sebagai
upaya memenuhi
akan
diberlakukannya
ketentuan
pembayaran
berhasis kinerja,
yang ditentukan
dari Angka Kontak)
Peningkatan aspek
SDM,
Sarana Prasarana,
Alat Fasilitas
Kesehatan
Tata Kelola
Manajem en
secara menyeluruh
sehingga,
dimungkinkan
untuk ditingkatkan
menjadi RS
Bhayangkara Tk IV
Setelah pengembangan pelayanan Kesehatan Polri pada
tataran FKTP Polri dapat diimplementasikan, maka secara
bersamaan juga dilakukan peningkatan kualitas layanan pada
fasilitas kesehatan tingkat lanjutan, yaitu Pembangunan RS
Bhayangkara Tk IV yang baru:
a. Tiga atau empat Polres dibangun RSB Tk IV untuk
mendekatkan layanan kesehatan yg berkualitas ke PNPP,
Pensiunan PNPP dan Keluarga nya serta masyarakat umum,
melalui konsep kerjasama dengan Pemerintah Daerah
setempat.
Diharapkan Pemerintah daerah Kabupaten/Kota dapat
memberikan hibah tanah dan gedung yang tidak produktif
12
yang segera direnovasi menjadi RSB tk-IV, sementara untuk
pembenahan SDM, Alat Fasilitas Kesehatan, Tata Kelola dari
RSB yang ada di Provinsi melalui arahan Kapolda ke
Kabiddokkes Polda. Upaya untuk melengkapi fasilitas dan alat
kesehatan sesuai dengan tingkatan RS Bhayangkara Tk IV.
Pada aspek SDM dapat dilakukan sistem kemitraan dengan
Rumah Sakit yang ada di wilayah tersebut, seperti RSUD atau
Rumah Sakit swasta. Sistem kemitraan ini memungkinkan
setiap Tindakan medis yang dilakukan oleh tenaga medis di
RS Bhayangkara TK IV dapat di klaim ke BPJS Kesehatan.
b. Setiap Polda diwajibkan mempunyai minimal RS Bhayangkara
Tk II yang mampu memenuhi dan melengkapi layanan
kesehatan yang dibutuhkan oleh PNPP, Pensiunan PNPP
dan Keluarganya serta masyarakat umum.
Upaya pembangunan RS Bhayangkara Tk.II pada setiap
wilayah Polda merupakan inovasi peningkatan kuantitas serta
kualitas layanan kesehatan Polri, karena penyebaran
penduduk Indonesia yang tidak merata, faktor lainnya adalah
kesenjangan antar wilayah Polda terhadap keberadaan rumah
sakit sebagai rumah sakit rujukan tingkat lanjut seperti RS
Bhayangkara Tk.II (setara rumah sakit umum kelas/tipe B)
yang masih sangat kurang pada beberapa wilayah Polda.
13
Berikut ini kami tampilkan daftar RS Bhayangkara di seluruh
Indonesia, serta rencana pengembangan ke depan.
Tabel 3: Daftar RS Bhayangkara tahun 2022
No Nama Rumah Sakit
Rencana
Keterangan
Tahap 1
(30 hr
kerja)
Tahap 2
(100 hr
kerja
1 RS BhayangkaraTkII Sartika Asih √ Tk I
2 RS BhayangkaraSetiabudi Tk III
3
RS BhayangkaraTingkatI Raden
SaidSukanto Pusat BJP IJP
4 RS BhayangkaraTkIV Bogor Tk III Tk II
5 RS Bhayangkara TkII Medan Tk I Relokasi
6
RS BhayangkaraTkIII Setukpa
LemdiklatPolriSukabumi √
7
RS BhayangkaraTkIII
Tulungagung √
8 RS BhayangkaraTkIV Aceh Tk III Tk II
9
RS BhayangkaraTkIII Tebing
Tinggi √
10 RS BhayangkaraTkIII Padang Tk II
11 RS Bhayangkara TkIII Pekanbaru Tk II
12 RS BhayangkaraTkIV Dumai Tk III
13 RS BhayangkaraTkIII Palembang Tk II
14 RS BhayangkaraTkIV Babel Tk III Tk II
15
RS BhayangkaraBatam Polda
Kepri Tk II
16 RS BhayangkaraTkIII Bengkulu Tk II
17 RS BhayangkaraTkII Jambi √
18 RS BhayangkaraTkIII Lampung Tk II
19 RS BhayangkaraTkIII Indramayu √
20 RS BhayangkaraTkIV Cianjur Tk III
21 RS BhayangkaraTkIV Banten Tk III Tk II
22 RS BhayangkaraTkII Semarang Tk I
23 RS BhayangkaraTkIV Akpol Tk III
24 RS BhayangkaraTkIII Yogyakarta Tk II
25 RS BhayangkaraTkII Kediri Tk I
26 RS BhayangkaraTkII Surabaya Tk I
27
RS BhayangkaraTkIII Hasta Brata
Batu
√
28 RS BhayangkaraTkIII Bojonegoro √
14
No Nama Rumah Sakit
Rencana
Keterangan
Tahap 1
(30 hr
kerja)
Tahap 2
(100 hr
kerja
29 RS BhayangkaraTkIII Bondowoso √
30 RS BhayangkaraTkIII Lumajang √
31 RS BhayangkaraTkIII Nganjuk √
32
RS BhayangkaraTkIII Pusdik
BrimobWatukosek
√
33
RS BhayangkaraTkIII Pusdik
SabharaLemdiklatPolri
√
34
RS BhayangkaraTkIV Moh.
Dahlan Tk III
35
RS BhayangkaraTkIII Anton
SoedjarwoPontianak Tk II
36
RS BhayangkaraTkIII
Palangkaraya Tk II
37
RS BhayangkaraTkIII
Banjarmasin Tk II
38 RS BhayangkaraTkIII Balikpapan Tk II
39 RS BhayangkaraTkIV Kaltara Tk III Tk II
40 RS BhayangkaraTkIII Denpasar Tk II
41 RS BhayangkaraTkIII Mataram Tk II
42 RS BhayangkaraTkIII Kupang Tk II
43 RS BhayangkaraTkII Makassar Tk I
44 RS BhayangkaraTkIV Sulbar Tk III Tk II
45 RS BhayangkaraTkIII Palu Tk II
46 RS BhayangkaraTkIII Kendari Tk II
47 RS BhayangkaraTkIII Manado Tk II
48 RS Bhayangkara TkIII Ambon Tk II
49 RS BhayangkaraTkIV Ternate Tk III Tk II
50 RS BhayangkaraTkIII Jayapura Tk II
51
RS BhayangkaraTkIV Papua
Barat Tk III Tk II
52
RS BhayangkaraTkIII Brimob
KelapaDua Tk II
Pusat Rujukan
Lemdiklat
53
RS BhayangkaraTkIII Lemdiklat
Polri √
c. Sudah ditetapkan melalui Surat Keputusan Kapolri Dibuat
regionalisasi sebagai pusat rujukan wilayah dari RS
Bhayangkara Tk II setiap provinsi, yaitu wilayah timur di
15
Sulawesi Selatan (RS Bhayangkara Tk.II Mappa-Odang
Makassar Polda Sulawesi Selatan), wilayah tengah di Jawa
Timur (RS Bhayangkara Tk.II Kertojoso Surabaya, Polda
Jawa Timur) dan wilayah barat di Sumatera Utara (RS
Bhayangkara Tk.II Medan Polda Sumatera Utara). Tingkatan
RS Bhayangkara pada setiap regional diarahkan menjadi RS
Bhayangkara Tk I, tidak menutup kemungkinan RS
Bhayangkara Tk II lainnya bisa menjadi RS Bhayangkara Tk
I seperti: Semarang, Bandung, dan Kediri.
Target regionalisasi ini diharapkan dapat diimplementasikan
sebagai upaya pemerataan pelayanan kesehatan di
lingkungan Polri secara merata. dengan demikian di masa
yang akan datang secara nasional terdapat pertumb uhan
RS Bhayangkara secara merata dan cepat.
d. Direncanakan RS Bhayangkara TK I Raden Said Sukanto
sebagai pusat rujukan RS Bhayangkara seluruh Indonesia
kedepan akan dipimpin oleh seorang kepala Rumah Sakit
yang berpangkat Inspektur Jendral Polisi (IJP).
RS Bhayangkara Tk-I Raden Said Sukanto Jakarta sebagai
RSB pusat rujukan dari seluruh RS Bhayangkara di Indonesia
harus melengkapi semua layanan terutama melengkapi
Dokter Spesialis dan Sub Spesialis dengan membangun kerja
sama jejaring ke RS Rujukan Nasional antara lain:
16
a. RSUPN Dr. CIPTO MANGUN KUSUMO JAKARTA
b. RSUP PERSAHABATAN JAKARTA
c. RSJN HARAPANKITA JAKARTA
d. RS KANKER DHARMAIS JAKARTA
e. RSOPN PROF. Dr. dr. MAHAR MARDJONO JAKARTA
f. RSPI PROF.DR.SULIATI SAROSO JAKARTA
Melalui sistem jejaring ini nantinya diharapkan RS
Bhayangkara Tk-I Raden Said Sukanto Jakarta bisa menjadi
rumah sakit yang super power dengan kemampuan dan
kekuatan yang serba lengkap karena dapat memanfaatkan
semua tenaga Dokter Sub Spesialis yang di rumah sakit
pusat lainnya yang ada di Jakarta.
Superioritas RS Bhayangkara Raden Said Sukanto Jakarta
bukan hanya ditunjukkan dari lengkapnya tenaga medis
maupun fasiliats Kesehatan, tetapi semua layanan kesehatan
yang ada di rumah sakit tersebut mampu mencerminkan
layanan unggul dengan kualitas yang terukur dan mudah
diakses.
Dukungan yang diberikan Bapak Kapolri untuk
pengembangan RS Bhayangkara secara nasional sangat
besar. Hal ini ditandai dengan sudah dilakukan rekruit m en
tenaga Dokter Spesialis dan Dokter Umum serta Dokter
Gigi sebanyak 200 orang dan tenaga kesehatan (Perawat dan
17
Bidan) sebanyak 250 orang pada bulan September dan
Oktober 2021 dengan memberikan kelonggaran sistem
seleksi, untuk memenuhi kebutuhan tenaga dokter pada
setiap RS Bhayangkara yang sudah ada, yang sedang
dikembangkan dan yang akan dibangun.
Sebagai faktor pendukung yang menjamin terimplementasi
inovasi ini kedepan, dimungkinkan melalui kesepakatan atau
Kerjasama Operasional (KSO) antara pimpinan Polri dengan
pemerintah daerah, sehingga setiap kendala yang mungkin terjadi
pada proses pembangunan RS Bhayangkara dapat dicarikan solusi,
dan solusi tersebut senantiasa tetap relevan untuk mendukung
implementasi frame yang telah dibuat sebelumnya.
Sumber anggaran untuk peningkatan kualitas pelayanan
FKTP Polri dan RS Bhayangkara adalah melalui :
1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang
diberikan kepada Pusdokkes Polri, Biddokkes Polda dan RS
Bhayangkara dengan berbagai tingkatan, sementara anggaran
FKTP Polri masih diberikan melalui Bidokkes Polda masing-
masing (diharapkan kedepan FKTP Polri bisa berdiri sebagai
Unit Pelaksana Teknis (UPT) Polri yang melayani masyarakat
PNPP serta pensiunan dan keluarganya sampai ke wilayah
Polsek).
18
2. Dana Anggaran yang berasal dari pendapatan FKTP Polri dan
RS Bhayangkara,
3. Dana hibah Kementerian/Lembaga kepada RS Bhayangkara
4. Bantuan dana hibah dari Pemerintahan Provinsi atau
Pemerintahan Kabupaten/Kota, tempat FKTP Polri dan RS
Bhayangkara yang dibangun,
5. Pendapatan dana bantuan hibah CSR dari perusahaan swasta.
Kedepannya akan dilakukan pengembangan dan
peningkatan selanjutnya sesuai dengan situasi. Melalui
implementasi inovasi pembangunan layanan kesehatan Polri,
diharapkan mampu mendukung program kerja Kapolri dimana
layanan kesehatan yang berkualitas, kualitas yang terukur serta
mudah diakses merupakan salah satu bentuk
kesejahteraan PNPP. Hal ini merupakan bagian dari upaya
mencapai tujuan “POLRI PRESISI”.
** Terima Kasih **

More Related Content

Similar to Inovasi Layanan Kesehatan Polri.docx

PERBUP-49-2021-SPMBLUD-PUSKESMAS blora.pdf
PERBUP-49-2021-SPMBLUD-PUSKESMAS blora.pdfPERBUP-49-2021-SPMBLUD-PUSKESMAS blora.pdf
PERBUP-49-2021-SPMBLUD-PUSKESMAS blora.pdf
TutiOctarini1
 
Bab 1 pendahuluan spm 2021
Bab 1 pendahuluan spm 2021Bab 1 pendahuluan spm 2021
Bab 1 pendahuluan spm 2021
ssuser9a0adb
 
Kepmenkes no. 129 th 2008 standar pelayanan minimal rs
Kepmenkes no. 129 th 2008 standar pelayanan minimal rsKepmenkes no. 129 th 2008 standar pelayanan minimal rs
Kepmenkes no. 129 th 2008 standar pelayanan minimal rs
Albertus Beny
 
Jaminan Kesehatan Nasional
Jaminan Kesehatan NasionalJaminan Kesehatan Nasional
Jaminan Kesehatan Nasional
Muh Saleh
 

Similar to Inovasi Layanan Kesehatan Polri.docx (20)

Puskesmas - Pusat Kesehatan Masyarakat atau Pusat Kesehatan Perorangan?
Puskesmas - Pusat Kesehatan Masyarakat atau Pusat Kesehatan Perorangan?Puskesmas - Pusat Kesehatan Masyarakat atau Pusat Kesehatan Perorangan?
Puskesmas - Pusat Kesehatan Masyarakat atau Pusat Kesehatan Perorangan?
 
PERBUP-49-2021-SPMBLUD-PUSKESMAS blora.pdf
PERBUP-49-2021-SPMBLUD-PUSKESMAS blora.pdfPERBUP-49-2021-SPMBLUD-PUSKESMAS blora.pdf
PERBUP-49-2021-SPMBLUD-PUSKESMAS blora.pdf
 
Bab 1 pendahuluan spm 2021
Bab 1 pendahuluan spm 2021Bab 1 pendahuluan spm 2021
Bab 1 pendahuluan spm 2021
 
Ppt skripsi (1)
Ppt skripsi  (1)Ppt skripsi  (1)
Ppt skripsi (1)
 
1.PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN ok.docx
1.PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN ok.docx1.PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN ok.docx
1.PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN ok.docx
 
4. Standar Pelayanan Minimum.pdf
4. Standar Pelayanan Minimum.pdf4. Standar Pelayanan Minimum.pdf
4. Standar Pelayanan Minimum.pdf
 
Pedoman 58d485e125a58718883350
Pedoman 58d485e125a58718883350Pedoman 58d485e125a58718883350
Pedoman 58d485e125a58718883350
 
Tata kelola blud upt puskesmas cibiru
Tata kelola blud upt puskesmas cibiruTata kelola blud upt puskesmas cibiru
Tata kelola blud upt puskesmas cibiru
 
Kepmenkes no. 129 th 2008 standar pelayanan minimal rs
Kepmenkes no. 129 th 2008 standar pelayanan minimal rsKepmenkes no. 129 th 2008 standar pelayanan minimal rs
Kepmenkes no. 129 th 2008 standar pelayanan minimal rs
 
Panduan Umum Penggunaan Pajak Rokok Untuk Kesehatan
Panduan Umum Penggunaan Pajak Rokok Untuk KesehatanPanduan Umum Penggunaan Pajak Rokok Untuk Kesehatan
Panduan Umum Penggunaan Pajak Rokok Untuk Kesehatan
 
Jaminan Kesehatan Nasional
Jaminan Kesehatan NasionalJaminan Kesehatan Nasional
Jaminan Kesehatan Nasional
 
Aktualisasi nilai asn
Aktualisasi nilai asnAktualisasi nilai asn
Aktualisasi nilai asn
 
TTK sijunjung.pdf
TTK sijunjung.pdfTTK sijunjung.pdf
TTK sijunjung.pdf
 
SPM PKM
SPM PKMSPM PKM
SPM PKM
 
Manajemen kesehatan
Manajemen kesehatanManajemen kesehatan
Manajemen kesehatan
 
PMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.pdf
PMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.pdfPMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.pdf
PMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.pdf
 
PMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.docx
PMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.docxPMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.docx
PMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.docx
 
PMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.docx
PMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.docxPMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.docx
PMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.docx
 
PMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.pdf
PMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.pdfPMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.pdf
PMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.pdf
 
Kepmenkes no.129 tahun 2008 standar pelayanan minimal rs
Kepmenkes no.129 tahun 2008 standar pelayanan minimal rsKepmenkes no.129 tahun 2008 standar pelayanan minimal rs
Kepmenkes no.129 tahun 2008 standar pelayanan minimal rs
 

More from cipta73

5.-MATERI-Prof-ENDANG-SUTISNA.ppt
5.-MATERI-Prof-ENDANG-SUTISNA.ppt5.-MATERI-Prof-ENDANG-SUTISNA.ppt
5.-MATERI-Prof-ENDANG-SUTISNA.ppt
cipta73
 
Information-Processing-and-Cognitive-Theories-of-Learning-Kelompok-4.pptx
Information-Processing-and-Cognitive-Theories-of-Learning-Kelompok-4.pptxInformation-Processing-and-Cognitive-Theories-of-Learning-Kelompok-4.pptx
Information-Processing-and-Cognitive-Theories-of-Learning-Kelompok-4.pptx
cipta73
 
160747-businessman-template-16x9.pptx
160747-businessman-template-16x9.pptx160747-businessman-template-16x9.pptx
160747-businessman-template-16x9.pptx
cipta73
 
Paparan Rapat selanjutnya 2022.pptx
Paparan Rapat selanjutnya 2022.pptxPaparan Rapat selanjutnya 2022.pptx
Paparan Rapat selanjutnya 2022.pptx
cipta73
 
CONTOH_COMPANY_PROFILE_HBS.pptx
CONTOH_COMPANY_PROFILE_HBS.pptxCONTOH_COMPANY_PROFILE_HBS.pptx
CONTOH_COMPANY_PROFILE_HBS.pptx
cipta73
 
Pengembangan Konsep Bidang Pendidikan.pptx
Pengembangan Konsep Bidang Pendidikan.pptxPengembangan Konsep Bidang Pendidikan.pptx
Pengembangan Konsep Bidang Pendidikan.pptx
cipta73
 
BT_2289 pemimpin era disrupsi.pdf
BT_2289 pemimpin era disrupsi.pdfBT_2289 pemimpin era disrupsi.pdf
BT_2289 pemimpin era disrupsi.pdf
cipta73
 
slide RS Ponek Penurunan AKI di Bengkulu.pptx
slide RS Ponek Penurunan AKI di Bengkulu.pptxslide RS Ponek Penurunan AKI di Bengkulu.pptx
slide RS Ponek Penurunan AKI di Bengkulu.pptx
cipta73
 
FORMAT KEPOLISIAN DIMASA PANDEMI.pdf
FORMAT KEPOLISIAN DIMASA PANDEMI.pdfFORMAT KEPOLISIAN DIMASA PANDEMI.pdf
FORMAT KEPOLISIAN DIMASA PANDEMI.pdf
cipta73
 
3. Pemilihan Obat, Alkes dan BMHP.pdf
3. Pemilihan Obat, Alkes dan BMHP.pdf3. Pemilihan Obat, Alkes dan BMHP.pdf
3. Pemilihan Obat, Alkes dan BMHP.pdf
cipta73
 

More from cipta73 (16)

16-penyusunan-rencana-kerja-sekolah1.ppt
16-penyusunan-rencana-kerja-sekolah1.ppt16-penyusunan-rencana-kerja-sekolah1.ppt
16-penyusunan-rencana-kerja-sekolah1.ppt
 
5.-MATERI-Prof-ENDANG-SUTISNA.ppt
5.-MATERI-Prof-ENDANG-SUTISNA.ppt5.-MATERI-Prof-ENDANG-SUTISNA.ppt
5.-MATERI-Prof-ENDANG-SUTISNA.ppt
 
Information-Processing-and-Cognitive-Theories-of-Learning-Kelompok-4.pptx
Information-Processing-and-Cognitive-Theories-of-Learning-Kelompok-4.pptxInformation-Processing-and-Cognitive-Theories-of-Learning-Kelompok-4.pptx
Information-Processing-and-Cognitive-Theories-of-Learning-Kelompok-4.pptx
 
160747-businessman-template-16x9.pptx
160747-businessman-template-16x9.pptx160747-businessman-template-16x9.pptx
160747-businessman-template-16x9.pptx
 
Paparan Rapat selanjutnya 2022.pptx
Paparan Rapat selanjutnya 2022.pptxPaparan Rapat selanjutnya 2022.pptx
Paparan Rapat selanjutnya 2022.pptx
 
CONTOH_COMPANY_PROFILE_HBS.pptx
CONTOH_COMPANY_PROFILE_HBS.pptxCONTOH_COMPANY_PROFILE_HBS.pptx
CONTOH_COMPANY_PROFILE_HBS.pptx
 
Program pendidikan Tinggi
Program pendidikan TinggiProgram pendidikan Tinggi
Program pendidikan Tinggi
 
Pengembangan Konsep Bidang Pendidikan.pptx
Pengembangan Konsep Bidang Pendidikan.pptxPengembangan Konsep Bidang Pendidikan.pptx
Pengembangan Konsep Bidang Pendidikan.pptx
 
BT_2289 pemimpin era disrupsi.pdf
BT_2289 pemimpin era disrupsi.pdfBT_2289 pemimpin era disrupsi.pdf
BT_2289 pemimpin era disrupsi.pdf
 
adat-karo.pdf
adat-karo.pdfadat-karo.pdf
adat-karo.pdf
 
Tata-Kelola-Pengadaan-Alat-Kesehatan.pdf
Tata-Kelola-Pengadaan-Alat-Kesehatan.pdfTata-Kelola-Pengadaan-Alat-Kesehatan.pdf
Tata-Kelola-Pengadaan-Alat-Kesehatan.pdf
 
slide RS Ponek Penurunan AKI di Bengkulu.pptx
slide RS Ponek Penurunan AKI di Bengkulu.pptxslide RS Ponek Penurunan AKI di Bengkulu.pptx
slide RS Ponek Penurunan AKI di Bengkulu.pptx
 
melisa.pdf
melisa.pdfmelisa.pdf
melisa.pdf
 
ORGANISASI POLRI.pdf
ORGANISASI POLRI.pdfORGANISASI POLRI.pdf
ORGANISASI POLRI.pdf
 
FORMAT KEPOLISIAN DIMASA PANDEMI.pdf
FORMAT KEPOLISIAN DIMASA PANDEMI.pdfFORMAT KEPOLISIAN DIMASA PANDEMI.pdf
FORMAT KEPOLISIAN DIMASA PANDEMI.pdf
 
3. Pemilihan Obat, Alkes dan BMHP.pdf
3. Pemilihan Obat, Alkes dan BMHP.pdf3. Pemilihan Obat, Alkes dan BMHP.pdf
3. Pemilihan Obat, Alkes dan BMHP.pdf
 

Recently uploaded

Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
DessyArliani
 

Recently uploaded (20)

Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 

Inovasi Layanan Kesehatan Polri.docx

  • 1. 1 INOVASI LAYANAN KESEHATAN POLRI oleh: BRIGJEND POL Dr. dr. ANTONIUS GINTING, Sp.OG., MARS (Ka. RS Bhayangkara Tk.I R.Said Sukanto Jakarta) PENGANTAR Ketentuan tentang pelayanan kesehatan di lingkung an Kepolisian Republik Indonesia (Polri) diatur dalam Peraturan Polri Nomor 08 Tahun 2018 tentang Pelaksanaan Pelayanan Kesehat an Tertentu di Lingkungan Polri. Dalam Peraturan Polri tersebut dijelaskan bahwa Pelayanan Kesehatan (Yankes) tertentu pada lingkungan Polri diselenggarakan dalam rangka memberikan dukungan kesehatan untuk kegiatan operasional dan untuk mendukung tugas pokok dan fungsi Polri yang tidak dijamin oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehat an), yang meliputi pelayanan kesehatan bagi Pegawai Negeri pada Polri untuk tugas operasional terdiri atas : - Kesehatan Kepolisian (Pelayanan Kesehatan, dan Kesehatan Kesemaptaan Polri), - Dukungan kesehatan latihan Kepolisian, - Dukungan Kesehatan Operasi Kepolisian. Sedangkan pelayanan kesehatan untuk mendukung tugas pokok dan fungsi Polri terdiri atas kedokteran Kepolisian, dan lembaga kesehatan Kepolisian.
  • 2. 2 Layanan Kesehatan yang dijamin BPJS yang diatur dalam Peraturan Presiden No 12 tahun 2013 dan Peraturan BPJS Kesehatan No 1 tahun 2014 meliputi: pelayanan kesehatan tingkat pertama, pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjutan, pelayanan persalinan, dan pelayanan ambulan. Pada kesempatan ini, izinkan saya membuat suatu inovasi untuk peningkatan Pelayanan Kesehatan Polri dari yang sudah ada saat ini serta mengembangkan pelayanan Kesehatan di masa yang akan datang. Sebagai upaya untuk menjawab tantangan dan harapan seluruh masyarakat Pegawai Negeri Pada Polri (PNPP) terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas, kualitas layanannya terukur dan mudah diakses, sekaligus sebagai upaya mendukung program Kapolri menuju “POLRI yang PRESISI”. Inovasi peningkatan layanan Kesehatan Polri yang berkualitas yang akan saya uraikan merupakan konsep berskala nasional, sehingga dimungkinkan menjadi konsep bagi pimpinan institusi RS Bhayangkara Tk I dimasa yang datang. Inovasi pengem bangan dimulai dari fasilitas pelayanan kesehatan yang paling rendah yaitu Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertam a (FKTP) Polri dengan meningkatkannya menjadi klinik utama atau minimal klinik pratam a dengan tagihan maksimal per kapitasi/ per-orang/per-bulan sebesar Rp 10.000. Sesuai dengan Peraturan Badan Penyelenggara Jaminan
  • 3. 3 Sosial Kesehatan Nomor 2 tahun 2015 bahwa standar tarif kapitasi untuk FKTP untuk klinik pratama dengan fasilitas kesehat an yang setara sebesar Rp.8.000,00 sampai dengan Rp.10.000,00. Ketentuan tentang besaran dana kapitasi ini kemudian disempurnakan menjadi berbasis kinerja, sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Nomor 7 tahun 2019 bahwa penerapan pembayaran kapit asi berbasis kinerja ditujukan dalam rangka peningkatan mutu pelayanan kesehatan fasilitas kesehatan tingkat pertama. Hal ini merupakan pengembangan dari berbagai jenis pengukuran, standar dan upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan telah tersedia dan terus berkembang. Metode ini merupakan salah satu konsep strategis dan menjadi prioritas utama nasional dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di FKTP Polri. Jumlah FKTP Polri diseluruh Indonesia berdasarkan data Januari 2022 sebanyak 606 unit. Dari jumlah tersebut yang telah melakukan ikatan Kerjasama dengan BPJS Kesehatan sebanyak 564 unit, sedangkan 42 unit lainnya Belum melakukan ikatan Kerjasa m a dengan BPJS Kesehatan (lampiran.1). Berikut ini kami tampilkan data seluruh FKTP Polri di seluruh Indonesia berdasarkan wilayah Polda.
  • 4. 4 Tabel 1: Daftar FKTP Polri tahun 2022 No Wilayah Jumlah IKS dengan BPJS Kesahatan FKTP (unit) Sudah (unit) Belum (unit) 1 POLDA ACEH 28 27 1 2 POLDA SUMATERA UTARA 34 33 1 3 POLDA SUMATERA BARAT 22 22 0 4 POLDA RIAU 15 15 0 5 POLDA JAMBI 12 12 0 6 POLDA SUMATERA SELATAN 21 18 3 7 POLDA KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 8 8 0 8 POLDA BENGKULU 14 13 1 9 POLDA KEPULAUAN RIAU 10 7 3 10 POLDA LAMPUNG 17 13 4 11 POLDA METRO JAYA 17 17 0 12 POLDA JAWA BARAT 33 33 0 13 POLDA BANTEN 9 5 4 14 POLDA JAWA TENGAH 41 41 0 15 POLDA YOGYAKARTA 6 6 0 16 POLDA JAWA TIMUR 46 46 0 17 POLDA KALIMANTAN BARAT 18 16 2 18 POLDA KALIMANTAN SELATAN 17 17 0 19 POLDA KALIMANTAN TENGAH 18 18 0 20 POLDA KALIMANTAN TIMUR 13 13 0 21 POLDA KALIMANTAN UTARA 5 5 0 22 POLDA BALI 12 12 0 23 POLDA NUSA TENGGARA BARAT 13 13 0 24 POLDA NUSA TENGGARA TIMUR 26 19 9 25 POLDA SULAWESI SELATAN 31 31 0 26 POLDA SULAWESI BARAT 7 6 1 27 POLDA SULAWESI TENGAH 13 12 1 28 POLDA SULAWESI TENGGARA 15 12 1 29 POLDA SULAWESI UTARA 18 12 6 30 POLDA GORONTALO 9 7 2 31 POLDA MALUKU 10 9 1 32 POLDA MALUKU UTARA 9 8 1 33 POLDA PAPUA 14 13 1 34 POLDA PAPUA BARAT 5 5 0 35 MABES POLRI DAN JAJARANNYA 20 20 0 JUMLAH 606 564 42
  • 5. 5 BPJS Kesehatan senantiasa melakukan evaluasi secara periodik terhadap kinerja FKTP yang bekerjasama dengannya. Khusus untuk FKTP Polri, telah selesai dilakukan evaluasi melalui rekredensialing, serta telah diketahui hasilnya sesuai Surat Kapusdokkes Polri tertanggal 4 Februari 2022 yang ditujukan kepada seluruh Kapolda untuk memerintahkan Kabiddokkes setiap Polda menindaklanjuti hasil rekredensialing terhadap FKTP Polri. Secara umum hasil rekredensialing terhadap FKTP Polri tersebut menunjukkan kinerja FKTP Polri kurang baik, karena dari 564 unit FKTP yang dilakukan evaluasi, terdapat 150 unit (26,6 % ) yang ”kurang direkomendasikan” untuk melanjutkan Kerjasa m a dengan BPJS Kesehatan, serta 79 unit (14,0%) yang “tidak direkomendasikan” untuk melanjutkan Kerjasama dengan BJPS Kesehatan. Aspek penilaian dalam rekredensialing meliputi aspek : SDM, sarana prasarana, jaringan komunikasi data, peralatan medis obat dan penanganan keluhan, lingkup pelayanan, komitmen pelayanan dan surat izin operasional. Dengan demikian upaya peningkatan pelayanan Kesehatan pada FKTP Polri kedepannya harus dilakukan secara komprehensif pada seluruh aspek yang menjadi penialain BPJS Kesehatan. Banyaknya jumlah FKTP Polri yang Belum bekerjasama dengan BPJS Kesehatan (42 unit; 6,39%), serta FKTP Polri yang
  • 6. 6 kemungkinan tidak dapat lagi melanjutkan Kerjasama dengan BPJS Kesehatan (229 unit; 37,79%), merupakan kerugian yang sangat besar bagi FKTP Polri, karena begitu besarnya dana kapitasi yang hilang dari pengelolaan setiap FKTP Polri. Padahal setiap anggota Polri telah dipotong gajinya setiap bulan sebagai iuran ke BPJS Kesehatan. Berdasarkan data sampai 30 Novem ber 2021, jumlah FKTP yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan sebanyak 22.764 unit, dan jumlah penduduk yang terdaftar sebagai peserta sebanyak 229.514.068 jiwa dari seluruh penduduk Indonesia. Dengan demikian jumlah peserta setiap unit FKTP sebanyak 10,083 orang. Analisis kerugian finansial akibat FKTP Polri tidak bekerjasam a dengan BPJS Kesehatan tersebut dapat diilustrasikan sebagai berikut: 1. FKTP Polri yang tidak (belum pernah) melakukan Kerjasama dengan BPJS Kesehatan. Sebanyak 42 unit FKTP Polri yang belum kerjasama dengan BPJS Kes, maka dana kapitasi yang hilang dari pengelolaan FKPT Polri adalah sebesar : 42 unit FKTP x 10.083 (rata-rata peserta per FKTP) x Rp 10.000 kapitasi maksimal (Rp 10.000/peserta) = 4.234.860.000 (Empat Milyar Dua Ratus Tiga Puluh Empat Juta Delapan Ratus Enam Puluh Ribu
  • 7. 7 Rupiah) dalam waktu sebulan, dan dalam setahun sebesar : 4.234.860.000 x 12 = 50.818.320.000 (Lima Puluh Milyar Delapan Ratus Delapan Belas Juta Tiga Ratus Dua Puluh Ribu Rupiah) 2. FKTP Polri yang kemungkinan tidak dapat melanjutk an kerjasama dengan BPJS Kesehatan (karena hasil rekredensialing “kurang dan tidak direkomendasikan). Jika sebanyak 229 unit FKTP Polri akan dihentikan kerjasamanya dengan BPJS Kesehatan, maka dana kapitasi yang hilang dari pengelolaan FKPT Polri adalah sebesar : 229 unit FKTP x 10.083 (rata-rata peserta per FKTP) x Rp 10.000 kapitasi maksimal (Rp 10.000/peserta) = 23.090.070.000 (Dua Puluh Tiga Milyar Sembilan Puluh Juta Tujuh Puluh Ribu Rupiah) dalam waktu sebulan, dan dalam setahun sebesar : 23.090.070.000 x 12 = 277.080.840.000 (Dua Ratus Tujuh Puluh Tujuh Milyar Delapan Puluh Delapan ratus Empat Puluh Ribu Rupiah). 3. FKTP Polri yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan tetapi tidak mendapatkan kapitasi maksimal (Rp 10.000/per - peserta) Jika diasumsikan seluruh FKTP Polri (564 unit) yang selama
  • 8. 8 ini telah bekerjasama dengan BPJS Kesehatan, tetapi belum mendapatkan dana kapitasi maksimal, maka perhitung an dana kapitasiyang hilang dari pengelolaan FKPT Polri adalah sebesar : 564 unit FKTP x 10.083 (rata-rata peserta per FKTP) x Rp 4.000 (diasumsikan FKTP Polri hanya mendapatkan dana kapitasi Rp 6.000)= 22.747.248.000 (Dua Puluh Dua Milyar Tujuh Ratus Empat Puluh Tujuh Juta Dua Ratus Empat Puluh Delapan Ribu Rupiah) dalam waktu sebulan, dan dalam setahun sebesar : 22.747.248.000 x 12 =272.966.976.000 (Dua Ratus Tujuh Puluh Dua Milyar Sembilan Ratus Enam Puluh Enam Juta Sembilan Ratus Tujuh Puluh Enam Ribu Rupiah ). Demikian besarnya kerugian yang dialami oleh FKTP Polri akibat tidak bekerja sama dengan dengan BPJS Kesehatan dan akibat tidak maksimalnya dana kapitasi yang diperoleh, sehingga perlu pembenahan secara menyeluruh pada setiap FKTP Polri yang ada. Upaya awal yang paling penting harus dilakukan adala h melengkapi aspek sumberdaya manusia yaitu: a. Pembenahan Poli Umum yang melayani 24 jam  Ada 2 SIP dr Umum  Ada 2 SIK Perawat b. Pembenahan Poli Gigi yang melayani setiap hari kerja
  • 9. 9  Ada 1 SIP Drg  Ada 1 SIK Perawat Gigi c. Pembenahan Layanan Farmasi sederhana  Ada 1 SIK Asisten Apoteker d. Pembenahan Layanan Laboratorium Sederhana  Ada 1 SIK Analis Laboratorium e. Pembenahan Layanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)  Ada 2 SIK Bidan  Ada 1 admin dan Keuangan Upaya selanjutnya adalah peningkatan status FKTP Polri menjadi Klinik Utama sebagai FKRTL dengan melakuk an pembenahan pada aspek SDM, sarana prasarana, fasilitas alat kedokteran, serta meningkatkan manajemen tata kelola. Berdasarkan data, sampai tahun 2022 ini belum ada FKTP Polri yang dapat ditingkatkan statusnya menjadi Klinik Utama. Oleh karena itu harus dilakukan evaluasi terhadap 606 unit FKTP Polri yang ada saat ini, kemudian dibuat rencana pengemban g an menjadi Klinik Utama. Inovasi peningkatan kualitas layanan pada FKTP Polri sekaligus sebagai antisipasi dalam menghadapi pemberlakuakn sistem kapit asi berbasis komitmen pelayanan menjadi kapitasi berbasis kinerja yang akan diberlakukan bagi seluruh FKTP, termasuk didalamnya FKTP
  • 10. 10 Polri, yaitu fasilitas kesehatan yang menyelenggarakan kegiat an pelayanan kesehatan dasar bagi Pegawai Negeri Pada Polri (PNPP ), keluarga, Purnawirawan di lingkungan Polri yang ada di wilayah kerjanya serta masyarakat umum dari FKTP Polri yang ada diseluruh Indonesia, maka kami sarankan untuk dikembangkan menjadi Klinik Pratam a yang terlengkap (dana kapitasi Rp.10.000 ,-). Pengembangan ini memerlukan penilaiaan dan inovasi terhadap : Sumber Daya Manusia (SDM), Sarana Prasarana (SP), Fasilitas Alat Kesehatan (FAK) yang sudah tersedia apakah layak di kembang kan ke klinik Pratam a yang terlengkap atau Klinik Utama. Inovasi pengem bangan fasilitas pelayanan kesehatan Polri menja di Klinik Utama yang dalam terminologi BPJS Kesehatan merupakan Fasilita s Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut (FKRTL), akan dijadikan program kerja 30 hari (tahap 1), khususnya dalam melakukan peningkatan kualitas layanan. Selanjutnya pada program kerja 100 hari (tahap 2), dilakukan peningkatan aspek SDM, Sarana Prasarana, Alat Fasilitas Kesehatan dan Tata Kelola Manajem en secara menyeluruh sehingga, dimungkinkan untuk ditingkatkan menjadi RS Bhayangkara Tk IV.
  • 11. 11 Tabel 2: Inovasi Pengembangan Klinik Utama Polri tahun 2022 No Nama Klinik Utama (FKRTL) Polri Rencana Tahap 1 (30 hr kerja Tahap 2 (100 hr kerja) Dipilih/ditentukan FKTP polri yang layak untuk ditingkatkan menjadi Klinik Utama Peningkatan kualitas pelayanan sehingga meningkatkan jumlah kunjungan pasien (sebagai upaya memenuhi akan diberlakukannya ketentuan pembayaran berhasis kinerja, yang ditentukan dari Angka Kontak) Peningkatan aspek SDM, Sarana Prasarana, Alat Fasilitas Kesehatan Tata Kelola Manajem en secara menyeluruh sehingga, dimungkinkan untuk ditingkatkan menjadi RS Bhayangkara Tk IV Setelah pengembangan pelayanan Kesehatan Polri pada tataran FKTP Polri dapat diimplementasikan, maka secara bersamaan juga dilakukan peningkatan kualitas layanan pada fasilitas kesehatan tingkat lanjutan, yaitu Pembangunan RS Bhayangkara Tk IV yang baru: a. Tiga atau empat Polres dibangun RSB Tk IV untuk mendekatkan layanan kesehatan yg berkualitas ke PNPP, Pensiunan PNPP dan Keluarga nya serta masyarakat umum, melalui konsep kerjasama dengan Pemerintah Daerah setempat. Diharapkan Pemerintah daerah Kabupaten/Kota dapat memberikan hibah tanah dan gedung yang tidak produktif
  • 12. 12 yang segera direnovasi menjadi RSB tk-IV, sementara untuk pembenahan SDM, Alat Fasilitas Kesehatan, Tata Kelola dari RSB yang ada di Provinsi melalui arahan Kapolda ke Kabiddokkes Polda. Upaya untuk melengkapi fasilitas dan alat kesehatan sesuai dengan tingkatan RS Bhayangkara Tk IV. Pada aspek SDM dapat dilakukan sistem kemitraan dengan Rumah Sakit yang ada di wilayah tersebut, seperti RSUD atau Rumah Sakit swasta. Sistem kemitraan ini memungkinkan setiap Tindakan medis yang dilakukan oleh tenaga medis di RS Bhayangkara TK IV dapat di klaim ke BPJS Kesehatan. b. Setiap Polda diwajibkan mempunyai minimal RS Bhayangkara Tk II yang mampu memenuhi dan melengkapi layanan kesehatan yang dibutuhkan oleh PNPP, Pensiunan PNPP dan Keluarganya serta masyarakat umum. Upaya pembangunan RS Bhayangkara Tk.II pada setiap wilayah Polda merupakan inovasi peningkatan kuantitas serta kualitas layanan kesehatan Polri, karena penyebaran penduduk Indonesia yang tidak merata, faktor lainnya adalah kesenjangan antar wilayah Polda terhadap keberadaan rumah sakit sebagai rumah sakit rujukan tingkat lanjut seperti RS Bhayangkara Tk.II (setara rumah sakit umum kelas/tipe B) yang masih sangat kurang pada beberapa wilayah Polda.
  • 13. 13 Berikut ini kami tampilkan daftar RS Bhayangkara di seluruh Indonesia, serta rencana pengembangan ke depan. Tabel 3: Daftar RS Bhayangkara tahun 2022 No Nama Rumah Sakit Rencana Keterangan Tahap 1 (30 hr kerja) Tahap 2 (100 hr kerja 1 RS BhayangkaraTkII Sartika Asih √ Tk I 2 RS BhayangkaraSetiabudi Tk III 3 RS BhayangkaraTingkatI Raden SaidSukanto Pusat BJP IJP 4 RS BhayangkaraTkIV Bogor Tk III Tk II 5 RS Bhayangkara TkII Medan Tk I Relokasi 6 RS BhayangkaraTkIII Setukpa LemdiklatPolriSukabumi √ 7 RS BhayangkaraTkIII Tulungagung √ 8 RS BhayangkaraTkIV Aceh Tk III Tk II 9 RS BhayangkaraTkIII Tebing Tinggi √ 10 RS BhayangkaraTkIII Padang Tk II 11 RS Bhayangkara TkIII Pekanbaru Tk II 12 RS BhayangkaraTkIV Dumai Tk III 13 RS BhayangkaraTkIII Palembang Tk II 14 RS BhayangkaraTkIV Babel Tk III Tk II 15 RS BhayangkaraBatam Polda Kepri Tk II 16 RS BhayangkaraTkIII Bengkulu Tk II 17 RS BhayangkaraTkII Jambi √ 18 RS BhayangkaraTkIII Lampung Tk II 19 RS BhayangkaraTkIII Indramayu √ 20 RS BhayangkaraTkIV Cianjur Tk III 21 RS BhayangkaraTkIV Banten Tk III Tk II 22 RS BhayangkaraTkII Semarang Tk I 23 RS BhayangkaraTkIV Akpol Tk III 24 RS BhayangkaraTkIII Yogyakarta Tk II 25 RS BhayangkaraTkII Kediri Tk I 26 RS BhayangkaraTkII Surabaya Tk I 27 RS BhayangkaraTkIII Hasta Brata Batu √ 28 RS BhayangkaraTkIII Bojonegoro √
  • 14. 14 No Nama Rumah Sakit Rencana Keterangan Tahap 1 (30 hr kerja) Tahap 2 (100 hr kerja 29 RS BhayangkaraTkIII Bondowoso √ 30 RS BhayangkaraTkIII Lumajang √ 31 RS BhayangkaraTkIII Nganjuk √ 32 RS BhayangkaraTkIII Pusdik BrimobWatukosek √ 33 RS BhayangkaraTkIII Pusdik SabharaLemdiklatPolri √ 34 RS BhayangkaraTkIV Moh. Dahlan Tk III 35 RS BhayangkaraTkIII Anton SoedjarwoPontianak Tk II 36 RS BhayangkaraTkIII Palangkaraya Tk II 37 RS BhayangkaraTkIII Banjarmasin Tk II 38 RS BhayangkaraTkIII Balikpapan Tk II 39 RS BhayangkaraTkIV Kaltara Tk III Tk II 40 RS BhayangkaraTkIII Denpasar Tk II 41 RS BhayangkaraTkIII Mataram Tk II 42 RS BhayangkaraTkIII Kupang Tk II 43 RS BhayangkaraTkII Makassar Tk I 44 RS BhayangkaraTkIV Sulbar Tk III Tk II 45 RS BhayangkaraTkIII Palu Tk II 46 RS BhayangkaraTkIII Kendari Tk II 47 RS BhayangkaraTkIII Manado Tk II 48 RS Bhayangkara TkIII Ambon Tk II 49 RS BhayangkaraTkIV Ternate Tk III Tk II 50 RS BhayangkaraTkIII Jayapura Tk II 51 RS BhayangkaraTkIV Papua Barat Tk III Tk II 52 RS BhayangkaraTkIII Brimob KelapaDua Tk II Pusat Rujukan Lemdiklat 53 RS BhayangkaraTkIII Lemdiklat Polri √ c. Sudah ditetapkan melalui Surat Keputusan Kapolri Dibuat regionalisasi sebagai pusat rujukan wilayah dari RS Bhayangkara Tk II setiap provinsi, yaitu wilayah timur di
  • 15. 15 Sulawesi Selatan (RS Bhayangkara Tk.II Mappa-Odang Makassar Polda Sulawesi Selatan), wilayah tengah di Jawa Timur (RS Bhayangkara Tk.II Kertojoso Surabaya, Polda Jawa Timur) dan wilayah barat di Sumatera Utara (RS Bhayangkara Tk.II Medan Polda Sumatera Utara). Tingkatan RS Bhayangkara pada setiap regional diarahkan menjadi RS Bhayangkara Tk I, tidak menutup kemungkinan RS Bhayangkara Tk II lainnya bisa menjadi RS Bhayangkara Tk I seperti: Semarang, Bandung, dan Kediri. Target regionalisasi ini diharapkan dapat diimplementasikan sebagai upaya pemerataan pelayanan kesehatan di lingkungan Polri secara merata. dengan demikian di masa yang akan datang secara nasional terdapat pertumb uhan RS Bhayangkara secara merata dan cepat. d. Direncanakan RS Bhayangkara TK I Raden Said Sukanto sebagai pusat rujukan RS Bhayangkara seluruh Indonesia kedepan akan dipimpin oleh seorang kepala Rumah Sakit yang berpangkat Inspektur Jendral Polisi (IJP). RS Bhayangkara Tk-I Raden Said Sukanto Jakarta sebagai RSB pusat rujukan dari seluruh RS Bhayangkara di Indonesia harus melengkapi semua layanan terutama melengkapi Dokter Spesialis dan Sub Spesialis dengan membangun kerja sama jejaring ke RS Rujukan Nasional antara lain:
  • 16. 16 a. RSUPN Dr. CIPTO MANGUN KUSUMO JAKARTA b. RSUP PERSAHABATAN JAKARTA c. RSJN HARAPANKITA JAKARTA d. RS KANKER DHARMAIS JAKARTA e. RSOPN PROF. Dr. dr. MAHAR MARDJONO JAKARTA f. RSPI PROF.DR.SULIATI SAROSO JAKARTA Melalui sistem jejaring ini nantinya diharapkan RS Bhayangkara Tk-I Raden Said Sukanto Jakarta bisa menjadi rumah sakit yang super power dengan kemampuan dan kekuatan yang serba lengkap karena dapat memanfaatkan semua tenaga Dokter Sub Spesialis yang di rumah sakit pusat lainnya yang ada di Jakarta. Superioritas RS Bhayangkara Raden Said Sukanto Jakarta bukan hanya ditunjukkan dari lengkapnya tenaga medis maupun fasiliats Kesehatan, tetapi semua layanan kesehatan yang ada di rumah sakit tersebut mampu mencerminkan layanan unggul dengan kualitas yang terukur dan mudah diakses. Dukungan yang diberikan Bapak Kapolri untuk pengembangan RS Bhayangkara secara nasional sangat besar. Hal ini ditandai dengan sudah dilakukan rekruit m en tenaga Dokter Spesialis dan Dokter Umum serta Dokter Gigi sebanyak 200 orang dan tenaga kesehatan (Perawat dan
  • 17. 17 Bidan) sebanyak 250 orang pada bulan September dan Oktober 2021 dengan memberikan kelonggaran sistem seleksi, untuk memenuhi kebutuhan tenaga dokter pada setiap RS Bhayangkara yang sudah ada, yang sedang dikembangkan dan yang akan dibangun. Sebagai faktor pendukung yang menjamin terimplementasi inovasi ini kedepan, dimungkinkan melalui kesepakatan atau Kerjasama Operasional (KSO) antara pimpinan Polri dengan pemerintah daerah, sehingga setiap kendala yang mungkin terjadi pada proses pembangunan RS Bhayangkara dapat dicarikan solusi, dan solusi tersebut senantiasa tetap relevan untuk mendukung implementasi frame yang telah dibuat sebelumnya. Sumber anggaran untuk peningkatan kualitas pelayanan FKTP Polri dan RS Bhayangkara adalah melalui : 1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang diberikan kepada Pusdokkes Polri, Biddokkes Polda dan RS Bhayangkara dengan berbagai tingkatan, sementara anggaran FKTP Polri masih diberikan melalui Bidokkes Polda masing- masing (diharapkan kedepan FKTP Polri bisa berdiri sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Polri yang melayani masyarakat PNPP serta pensiunan dan keluarganya sampai ke wilayah Polsek).
  • 18. 18 2. Dana Anggaran yang berasal dari pendapatan FKTP Polri dan RS Bhayangkara, 3. Dana hibah Kementerian/Lembaga kepada RS Bhayangkara 4. Bantuan dana hibah dari Pemerintahan Provinsi atau Pemerintahan Kabupaten/Kota, tempat FKTP Polri dan RS Bhayangkara yang dibangun, 5. Pendapatan dana bantuan hibah CSR dari perusahaan swasta. Kedepannya akan dilakukan pengembangan dan peningkatan selanjutnya sesuai dengan situasi. Melalui implementasi inovasi pembangunan layanan kesehatan Polri, diharapkan mampu mendukung program kerja Kapolri dimana layanan kesehatan yang berkualitas, kualitas yang terukur serta mudah diakses merupakan salah satu bentuk kesejahteraan PNPP. Hal ini merupakan bagian dari upaya mencapai tujuan “POLRI PRESISI”. ** Terima Kasih **