Dokumen tersebut membahas mengenai infeksi menular seksual (IMS) atau penyakit menular seksual (PMS) yang disebabkan oleh berbagai jenis bakteri, virus, jamur dan protozoa yang dapat menular melalui hubungan seksual. Jenis IMS yang dijelaskan antara lain vaginosis bakterialis, ulkus mole, gonore, limagranuloma venerium, infeksi genital non spesifik, sifilis, kandidosis vaginalis, kondiloma akuminata
LATAR BELAKANG
Organ kelamin wanita terdiri atas organ genitalia interna dan organ genitalia eksterna. Kedua bagian besar organ ini sering mengalami gangguan, salah satunya adalah infeksi, infeksi dapat mengenai organ genitalia interna maupun eksterna dengan berbagai macam manifestasi dan akibatnya. Tidak terkecuali pada glandula vestibularis major atau dikenal dengan kelenjar bartolini. Kelenjar bartolini merupakan kelenjar yang terdapat pada bagian bawah introitus vagina. Jika kelenjar ini mengalami infeksi yang berlangsung lama dapat menyebabkan terjadinya kista bartolini, kista bartolini adalah salah satu bentuk tumor jinak pada vulva. Kista bartolini merupakan kista yang terbentuk akibat adanya sumbatan pada duktus kelenjar bartolini, yang menyebabkan retensi dan dilatasi kistik. Dimana isi di dalam kista ini dapat berupa nanah yang dapat keluar melalui duktus atau bila tersumbat dapat dapat mengumpul di dalam menjadi abses.
Kista bartolini ini merupakan masalah pada wanita usia subur, kebanyakan kasus terjadi pada usia 20 sampai 30 tahun dengan sekitar 1 dalam 50 wanita akan mengalami kista bartolini atau abses dalam hidup mereka, sehingga hal ini merupakan masalah yang perlu untuk dicermati. Kista bartolini bisa tumbuh dari ukuran seperti kacang polong menjadi besar dengan ukuran seperti telur. Kista bartolini tidak menular secara seksual, meskipun penyakit menular seksual seperti Gonore adalah penyebab paling umum terjadinya infeksi pada kelenjar bartolini yang berujung pada terbentuknya kista dan abses, sifilis ataupun infeksi bakteri lainnya juga dianggap menjadi penyebab terjadinya infeksi pada kelenjar ini.
ANATOMI
Kelenjar bartholini merupakan salah satu organ genetalia eksterna, kelenjar bartholini atau glandula vestibularis mayor, kelenjar ini biasanya berukuran sebesar kacang dan ukurannya jarang melebihi satu cm. Kelenjar ini tidak teraba kecuali pada keadaan penyakit atau infeksi. Saluran keluar dari kelenjar ini bermuara pada celah yang terdapat diantara labium minus pudendi dan tepi himen. Glandula ini homolog dengan glandula bulbourethralis pada pria. Kelenjar ini tertekan pada waktu coitus dan mengeluarkan sekresinya untuk membasahi atau melicinkan permukaan vagina (Mast, 2010).
Kelenjar bartholini terletak posterolateral dari vestibulum arah jam 4 & 8, mukosa kelenjar dilapisi oleh sel-sel epitel kubus, panjang saluran pembuangannya sekitar 2,5 cm dan dilapisi oleh sel-sel epitel transisional. Saluran pembuangan ini berakhir diantara labia minor dan hymen dan dilapisi sel epitel skuamus (Amiruddin, 2004).
Gambar 1. Anatomi Kista Bartholini (Setyadeng, 2011).
FISIOLOGI
Pada introitus vagina terdapat kelenjar bartholini yang berfungsi untuk membasahi mengeluarkan lendir untuk memberikan pelumas vagina saat melakukan hubungan seksual, kira-kira sepertiga dari introitus vagina kanan dan kiri yang terletak posterolateral. Dalam keadaan normal kelenjar ini tidak teraba pada palpasi (Manuba, 2008)
LATAR BELAKANG
Organ kelamin wanita terdiri atas organ genitalia interna dan organ genitalia eksterna. Kedua bagian besar organ ini sering mengalami gangguan, salah satunya adalah infeksi, infeksi dapat mengenai organ genitalia interna maupun eksterna dengan berbagai macam manifestasi dan akibatnya. Tidak terkecuali pada glandula vestibularis major atau dikenal dengan kelenjar bartolini. Kelenjar bartolini merupakan kelenjar yang terdapat pada bagian bawah introitus vagina. Jika kelenjar ini mengalami infeksi yang berlangsung lama dapat menyebabkan terjadinya kista bartolini, kista bartolini adalah salah satu bentuk tumor jinak pada vulva. Kista bartolini merupakan kista yang terbentuk akibat adanya sumbatan pada duktus kelenjar bartolini, yang menyebabkan retensi dan dilatasi kistik. Dimana isi di dalam kista ini dapat berupa nanah yang dapat keluar melalui duktus atau bila tersumbat dapat dapat mengumpul di dalam menjadi abses.
Kista bartolini ini merupakan masalah pada wanita usia subur, kebanyakan kasus terjadi pada usia 20 sampai 30 tahun dengan sekitar 1 dalam 50 wanita akan mengalami kista bartolini atau abses dalam hidup mereka, sehingga hal ini merupakan masalah yang perlu untuk dicermati. Kista bartolini bisa tumbuh dari ukuran seperti kacang polong menjadi besar dengan ukuran seperti telur. Kista bartolini tidak menular secara seksual, meskipun penyakit menular seksual seperti Gonore adalah penyebab paling umum terjadinya infeksi pada kelenjar bartolini yang berujung pada terbentuknya kista dan abses, sifilis ataupun infeksi bakteri lainnya juga dianggap menjadi penyebab terjadinya infeksi pada kelenjar ini.
ANATOMI
Kelenjar bartholini merupakan salah satu organ genetalia eksterna, kelenjar bartholini atau glandula vestibularis mayor, kelenjar ini biasanya berukuran sebesar kacang dan ukurannya jarang melebihi satu cm. Kelenjar ini tidak teraba kecuali pada keadaan penyakit atau infeksi. Saluran keluar dari kelenjar ini bermuara pada celah yang terdapat diantara labium minus pudendi dan tepi himen. Glandula ini homolog dengan glandula bulbourethralis pada pria. Kelenjar ini tertekan pada waktu coitus dan mengeluarkan sekresinya untuk membasahi atau melicinkan permukaan vagina (Mast, 2010).
Kelenjar bartholini terletak posterolateral dari vestibulum arah jam 4 & 8, mukosa kelenjar dilapisi oleh sel-sel epitel kubus, panjang saluran pembuangannya sekitar 2,5 cm dan dilapisi oleh sel-sel epitel transisional. Saluran pembuangan ini berakhir diantara labia minor dan hymen dan dilapisi sel epitel skuamus (Amiruddin, 2004).
Gambar 1. Anatomi Kista Bartholini (Setyadeng, 2011).
FISIOLOGI
Pada introitus vagina terdapat kelenjar bartholini yang berfungsi untuk membasahi mengeluarkan lendir untuk memberikan pelumas vagina saat melakukan hubungan seksual, kira-kira sepertiga dari introitus vagina kanan dan kiri yang terletak posterolateral. Dalam keadaan normal kelenjar ini tidak teraba pada palpasi (Manuba, 2008)
Kencing nanah atau gonore (bahasa Inggris: gonorrhea atau gonorrhoea) adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae yang menginfeksi lapisan dalam uretra, leher rahim, rektum, tenggorokan, dan bagian putih mata (konjungtiva). Gonore bisa menyebar melalui aliran darah ke bagian tubuh lainnya, terutama kulit dan persendian. Pada wanita, gonore bisa menjalar ke saluran kelamin dan menginfeksi selaput di dalam pinggul sehingga timbul nyeri pinggul dan gangguan reproduksi.
Gonorhea merupakan penyakit infeksi yang menyerang lapisan epitel (lapisan paling atas dari suatu jaringan). Bila tidak diobati, infeksi ini akan menyebar ke jaringan yang lebih dalam.Biasanya membentuk koloni di daerah mukosa, orofaring, dan anogenital.
Kencing nanah atau gonore (bahasa Inggris: gonorrhea atau gonorrhoea) adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae yang menginfeksi lapisan dalam uretra, leher rahim, rektum, tenggorokan, dan bagian putih mata (konjungtiva). Gonore bisa menyebar melalui aliran darah ke bagian tubuh lainnya, terutama kulit dan persendian. Pada wanita, gonore bisa menjalar ke saluran kelamin dan menginfeksi selaput di dalam pinggul sehingga timbul nyeri pinggul dan gangguan reproduksi.
Gonorhea merupakan penyakit infeksi yang menyerang lapisan epitel (lapisan paling atas dari suatu jaringan). Bila tidak diobati, infeksi ini akan menyebar ke jaringan yang lebih dalam.Biasanya membentuk koloni di daerah mukosa, orofaring, dan anogenital.
Gonore atau kencing nanah tidak hanya menyerang orang dewasa baik pria maupun wanita, namun juga anak-anak. pelajari gejala, penyebab dan pencegahannya dalam artikel ini.
sindroma duh terdiri dari vaginosis bakterialis, gonore, kandidiasis dan trikomoniasis, untuk dapat membedakannta dapat dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang yang sesuai. penegakkan diagnosis yangtepat sangat diperlukan dalam menentukan terapi yang tepat
2. Infeksi menular seksual (IMS) disebut juga
Penyakit menular seksual (PMS) atau dalam
bahasa inggrisnya sexually transmitted
(STD),sexually transmitted infection (STI) or
veneral disease (VD).
Infeksi – infeksi yang digolongkan dalam IMS
salah satu cara penularannya melalui hubungan
seksual (vaginal,oral,anal) dengan pasangan yang
sudah tertular
Jenisnya sangat banyak, semakin sering kita
berganti – ganti pasangan seks semakin besar
kemungkinan tertular (bisa saja tertular berbagai
macam virus, bakteri, jamur dan protozoa dalam
tubuh kita)
3. PENYEBAB BAKTERI
Vaginosis Bakterialis
Etiologi : gardnerella vaginalis
Masa inkubasi : beberapa hari s/d 4
mggu.
Gejala klinis : vagina berbau
amis,terutama setelah senggama,duh tubuh
vagina biasa tidak terlalu banyak, homogen
putih keabu-abuan, melekat pada dinding
vagina, ada tanda inflamasi.
4.
5. Ulkus Mole
Etiologi : N. Ducreyi
Masa inkubasi : 2 – 10 hari
Gejala klinis : ulkus multiple, bentuk tidak
teratur, dasar kotor tapi bergaung, sekitar
ulkus eritema dan udema, sangat nyeri,
kelenjar inguinal bilateral atau unilateral
membesar, nyeri dengan eritema
diatasnya,biasanya tidak disertai dengan
tanda – tanda sistemik.
6.
7. Gonore
Etiologi : N. Gonorrhoeae
Masa inkubasi : 2 – 5 hari
Gejala klinis : duh tubuh uretra, kental
putih atau kuning, kadang-kadang mukoid
atau mukopurulen , eritema.
Limagranuloma venerium
8.
9. Etiologi : clamydia trachomatis
Masa inkubasi : 3 – 20 hari
Gejala klinis : pada afek primer jarang
terlihat, pada sindroma inguinalis tampak
pembesaran kelenjar inguinal medial dengan
tanda-tanda radang akut.
Infeksi genital non spesifik
Etiologi : paling sering clamydia
trachomatis.
10.
11. Masa inkubasi : 1 – 3 minggu
Gejala klinis : duh tubuh uretra, mukoid
atau mukupurulen, kadang – kdang purulen,
dapat disertai eritema, pada wanita
serviknya mudah berdarah.
Sifilis
Etiologi : T. Pallidum
Masa inkubasi : 2 minggu s/d 3 bulan
12.
13. Gejala klinis : ulkus soliter, bulat atau
lonjong , dasarnya bersih, tidak ada rasa
nyeri, kelenjar getah bening regional
membesar umumnya bilateral, kenyal, tidak
disertai eritema, dan tidak ada gejala
sistemik.
14.
15. PENYEBAB FUNGI / JAMUR
Kandidosis Vaginalis
Etiologi : candida albicans
Gejala klinis : pruritus vulva, inflamasi
pada introitus dan labia, disertai udem dan
fisura, duh tubuh vagina bergumpal, kadang –
kadang dapat mengental atau kekuningan.
16. PENYEBAB VIRUS
Kondiloma Akuminta
Etiologi : Human papilloma virus
Masa inkubasi : 2 – 3 bulan
Gejala klinis : berbentuk
datar, papul, verukosa, terutama pada
daerah yang lembab, pada wanita dapat
menyebabkan kanker mulut rahim.
17.
18. Herpes Genitalis
Etiologi : Herpes Simplek Virus
Masa inkubasi : 2-10 hari dan dapat hingga
3 mggu
Gejala klinis : diawali dengan
papul, vesikel, ulkus / erosi multiple
berkelompok, diatas dasar eritematosa
sangat nyeri, limfadenopati bilateral, kenyal
dan disertai gejala sisitemik.