Dokumen tersebut membahas mengenai infeksi menular seksual dan HIV/AIDS. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan definisi, penyebab, gejala, dan cara diagnosis dari berbagai jenis infeksi menular seksual seperti klamidia, gonore, sifilis, hingga HIV/AIDS.
4. Definisi
Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah
penyakit yang melibatkan penularan suatu
organisme antara pasangan seksual melalui
berbagai rute kontak seksual, baik oral,
anal, maupun vaginal.
Infeksi Menular Seksual
8 penyebab IMS yang paling umum meliputi
clamidia, gonore, sifilis, trikomona, hepatitis
B, virus herpes simpleks, HPV, dan HIV.
Penyebab
5. Kontak seksual tanpa
kondom dengan
banyak pasangan
Riwayat IMS
sebelumnya
Kekerasan seksual
Kelompok Berisiko
Penggunaan alkohol
dan narkoba suntik
Prostitusi
Pasangan seksual dengan
kontak seksual banyak atau
riwayat IMS sebelumnya
1
6
5
4
3
2
6. Chancroid
Chancroid disebabkan oleh organisme
Haemophilus ducreyi. Bakteri ini
merupakan bakteri gram negatif
coccobacillus. Penyakit ini sering terjadi pada
kelompok usia 20 hingga 30 tahun, dimana
kelompok paling berisiko adalah PSK dan
kliennya.
Masa inkubasi chancroid berkisar antara 4
hingga 10 hari setelah mengalami trauma
minor atau mikroabrasi saat
berhubungan seksual.
Laki-laki
Perempuan
Area yang paling sering terkena infeksi
adalah bagian distal penis.
Pada wanita paling sering pada
vagina, labia, dan daerah perianal.
Gejala yang paling menonjol adalah rasa nyeri sekali terutama saat
lesi mencapai tahap ulseratif. Lesi dimulai dengan papula eritema
yang kemudian berkembang menjadi pustula dan ulkus. Ulkus
memiliki diameter 1-2 cm dengan tepi lunak dan irregular
kemudian dasar rapuh dan eksudat kuning keabuan.
7. Chlamidia
Chlamidia disebabkan oleh bakteri Chlamydia
trachomatis yang merupakan bakteri obligat
gram negatif, nonmotile intraselular.
Masa inkubasi Chlamidia adalah
5 hingga 14 hari.
Laki-laki
Perempuan
Pada laki-laki tanda dan gejala meliputi
disuria, nyeri testis, dan nyeri buang air
besar sekunder akibat peradangan
prostat, dan discharge berwarna krem
atau kekuningan.
keputihan, perdarahan vagina abnormal,
nyeri panggul bawah, frekuensi kencing,
atau disuria, dapat juga muncul dengan
gejala sistemik seperti demam, nyeri
perut, mual, muntah, kelelahan, dan
malaise.
8. Herpes Genital
Herpes genital dapat disebabkan oleh virus
herpes simpleks 1 (HSV-1) atau virus
herpes simpleks 2 (HSV-2).
Masa inkubasi bervariasi berkisar antara
2 hingga 12 hari.
Tanda dan Gejala
Infeksi HSV cenderung menyebabkan timbulnya
gejala sistemik, termasuk diantaranya adalah lesi
vesikular, pruritus, disuria, demam, nyeri kepala,
malaise, dan limfadenopati. Infeksi awal biasanya
sembuh spontan dimulai sekitar 2 minggu.
reaktivasi biasanya muncul dengan fase
prodromal termasuk kesemutan, gatal, dan ruam
yang konsisten dengan lesi vesikular.
9. Gonore
Gonore disebabkan oleh bakteri diplococcus
gram negatif Neisseria gonorrhoeae. Gonore
merupakan IMS yang paling banyak kedua
setelah clamidia.
Gonore memiliki masa inkubasi yang pendek,
berkisar antara 1-10 hari dengan rata-
rata 2-5 hari.
Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala utama gonore adalah keluarnya cairan
mukopurulen. Selain itu, dapat muncul juga gejala sistemik seperti
sakit tenggorokan, mata kemerahan, nyeri sendi, dan lesi kulit.
Laki-laki
Perempuan
Pada laki-laki, pasien mungkin datang dengan
nyeri testis, disuria, dan nyeri buang air besar
sekunder akibat peradangan rektum
dan/atau prostat.
Pada wanita, pasien mungkin datang dengan
disuria, urgensi, frekuensi, nyeri panggul
bawah, dan perdarahan vagina abnormal.
10. Granuloma Inguinale
Granuloma inguinal disebabkan oleh bakteri
gram negatif intraseluler Granulomatis
Klebsiella. Infeksi bakteri ini jarang
ditemukan di negara maju, sebagian besar
terjadi pada negara berkembang terutama
daerah tropis.
Masa inkubasinya berkisar antara 1 hari
hingga 1 tahun setelah terinfeksi.
Tanda dan Gejala
Empat lesi utama yang dapat terlihat yaitu:
a. ulcerovegetatif: ulkus besar tanpa rasa sakit
b. Nodular: lunak dan eritematosa yang
cenderung mengalami ulserasi selama proses
infeksi
c. Sikartikal: ulserasi kering yang cenderung
beralih menjadi plak
d. Hipertrofik: lesi tebal dan tidak nyeri.
11. Human Papilloma Virus (HPV)
HPV adalah virus DNA untai ganda yang bereplikasi
di lapisan sel basal sel epitel skuamosa berlapis.
HPV tipe 16 dan 18 cenderung menginduksi
transformasi ganas. HPV tipe 6 dan 11 yang
menginduksi anogenital, umumnya dikenal sebagai
condyloma acuminata.
Masa inkubasi HPV berkisar antara 1 hingga 20
bulan dengan rata-rata 2-3 bulan. Kemudian
HPV dapat memakan waktu hingga 10 tahun
untuk berkembang menjadi kanker.
Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala infeksi HPV adalah lesi eksofit yang
digambaran seperti kembang kol yang dapat diamati pada
daerah genital eksterna, perineum, dan/atau perianal.
Dapat juga terjadi lesi ulseratif terutama pada HPV
onkogenik tipe 16 dan 18, sehingga pada wanita harus
dilakukan pemeriksaan inspekulo untuk menyingkirkan
kanker serviks.
12. Lymphogranuloma venerum
Disebabkan oleh Chlamydia trachomatis
namun dengan serotipe yang berbeda
dengan clamidia yang umum, khususnya
disebabkan oleh serotipe L1, L2, dan L3. Masa
inkubasinya berkisar antara 3 hingga 30 hari
setelah infeksi primer.
Tanda dan Gejala
Pasien biasanya mengeluhkan munculnya pustula yang
berkembang menjadi ulserasi dan terasa nyeri. Pria lebih
sering mengeluhkan gejala yang akut sedangkan wanita
biasanya memiliki onset yang jauh lebih lama. Gejala
lainnya yaitu limfadenopati lokal pada daerah inguinal.
Limfadenopati unilateral yang berfluktuasi dengan palpasi
atau mungkin supuratif biasa disebut dengan bubo. Bubo
cenderung pecah pada fase akut dan berkembang
menjadi massa yang menebal.
13. Mikoplasma genitalium
mikoplasma genitalium merupakan penyebab
paling sering kedua uretritis non gonococcal setelah
clamidia dan penyebab tersering servisitis wanita.
Faktor risikonya antara lain usia muda (<25 tahun),
merokok, sering kontak seksual, dan pasangan
seksual lebih dari satu. Infeksi mikoplasma
genitalium juga berkaitan erat dengan infeksi HIV.
Masa inkubasinya bervariasi, biasanya
2 hingga 35 hari.
Tanda dan Gejala
Laki-laki
Perempuan
Pasien laki-laki bisa datang dengan nyeri
suprapubic, disuria, frekuensi kencing,
urgensi, atau nyeri testis.
Pasien wanita mungkin datang dengan nyeri
panggul, disuria, dan gejala yang mirip dengan
gonore dan clamidia, termasuk iritasi vagina,
keputihan berbau busuk, atau bahkan
penyakit radang panggul.
14. Sifilis
Sifilis disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Sifilis
dapat terjadi dalam berbagai bentuk tergantung pada
durasinya yang terbagi menjadi primer, sekunder, dan
tersier.
Masa inkubasi berkisar antara 10 hingga 90 hari dengan
rata-rata selama 21 hari.
Tanda dan Gejala
Sekunder
Sifilis sekunder muncul dengan gejala sistemik yang
melibatkan lesi kulit dan ruam maculopapular yang
khas. Lesi pada kulit yang dikenal sebagai
condyloma lata dapat mucul dan sembuh pada fase
ini. Ruam tidak gatal dan muncul bahkan pada
daerah yang umumnya terhindar dari infeksi yaitu
pada palmar dan plantar.
Primer
Sifilis primer muncul sebagai ulkus yang tidak nyeri
dan berbatas tegas pada lokasi inokulasi. Biasanya
terjadi 3 bulan setelah inokulasi. Jika tidak diobati,
lesi akan sembuh sendiri dalam 3 sampai 8 minggu,
tetapi 30% akan berkembang menjadi sifilis tersier.
Tersier
Sifilis tersier muncul dalam beberapa bulan atau
tahun sejak inokulasi. Gejala sistemik berupa lesi
kardiovaskular dan neurologis hingga lesi
gummatous kulit. Neurosifilis muncul dengan gejala
seperti stroke, defisit saraf kranial, perubahan status
mental, dan paresis general.
15. Trikomoniasis
Trikomoniasis disebabkan oleh protozoa
anaerob berflagela bersel tunggal yang
dikenal sebagai Trichomonas vaginalis.
Masa inkubasi trikomoniasis adalah
5 hingga 28 hari.
Tanda dan Gejala
rikomoniasis menyebabkan kerusakan langsung pada epitel.
Kerusakan menyebabkan mikroulserasi terutama di vagina, serviks,
uretra, dan kelenjar parauretra.
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki dapat asimptomatik, tetapi kadang
juga muncul gejala nyeri testis, disuria, atau
nyeri.
wanita tetap dapat asimptomatik, kadang-
kadang keputihan berbau busuk, pruritus,
dispareunia, disuria, bercak vagina, serta pada
pemeriksaan didapatkan gambaran khas
yaitu "strawberry cervix".
17. Definisi
Human immunodeficiency virus (HIV)
adalah retrovirus yang berisi 2 salinan
genom RNA untai tunggal.
HIV
acquired immunodeficiency syndrome
(AIDS) yang merupakan tahap terakhir
dari penyakit HIV.
AIDS
18. Cara Penularan dan Pencegahannya
1. Hubungan seksual
2. Penggunaan narkoba suntik
3. Penularan ibu-janin
Cara penularan
1. Memberitahu pasangan seksual jika individu
terinfeksi HIV
2. Sunat pada laki-laki mengurangi kemungkinan
infeksi HIV
3. Gunakan kondom bersih setiap hubungan
seksual. Sebaiknya menggunakan kondom
dengan pelumas berbasis air yang lebih protektif
4. Gunakan jarum bersih sekali pakai untuk
menyuntikkan narkoba
5. Perempuan hamil HIV positif harus diobati
selama kehamilan
Pencegahan
19. Kelompok berisiko
1. Orang dengan orientasi seksual LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender)
2. Kelompok populasi pengguna narkoba suntik
3. Pekerja seks laki maupun perempuan
4. Populasi usia muda
5. Pengemudi jarak jauh
20. Tanda dan Gejala
Sejumlah besar pasien mungkin hanya
memiliki infeksi asimtomatik setelah
paparan. Waktu yang biasa dari paparan
hingga timbulnya gejala adalah 2 hingga 4
minggu, meskipun, dalam beberapa kasus,
bisa selama 10 bulan.
Tanda dan Gejala
•Kelelahan
•Nyeri otot
•Ruam kulit
•Sakit kepala
•Sakit tenggorokan
•Pembengkakan kelenjar getah bening
•Nyeri sendi
•Berkeringat di malam hari
•Diare
21. Tanda dan Gejala
HIV kronis dengan AIDS
•Infeksi bakteri multipel atau berulang
•Kandidiasis
•Kanker serviks, invasif
•Penyakit sitomegalovirus (selain hati, limpa, atau nodus), onset pada usia
>1 bulan
•Retinitis sitomegalovirus (dengan kehilangan penglihatan)
•Ensefalopati terkait HIV
•Herpes simpleks: bisul kronis
•Sarkoma Kaposi
•Limfoma (Burkitt, imunoblastik atau otak primer)
•Mycobacterium avium complex (MAC) atau Mycobacterium kansasii,
disebarluaskan atau ekstrapulmoner
•Mycobacterium tuberculosis dari situs mana pun
•Mycobacterium, spesies lain atau spesies tak dikenal, disebarluaskan atau
ekstrapulmoner
HIV kronis tanpa AIDS
•Sariawan
•Kandidiasis vagina
•Leukoplakia oral
•Herpes zoster
•Neuropati perifer
•Angiomatosis basiler
•Displasia serviks
•Karsinoma serviks in situ
•Gejala konstitusional
•Purpura trombositopenik idiopatik
22. Pemeriksaan HIV
Saat ada kecurigaan infeksi HIV akut, skrining
immunoassay (kombinasi antigen/antibodi) dilakukan
selain tes virologi HIV (viral load). Tes viral load
berbasis RT-PCR lebih disukai karena merupakan tes
konfirmatif, tes virologi HIV positif umumnya
menunjukkan infeksi HIV.
Tes immunoassay dapat terjadi negatif palsu pada awal
infeksi sekitar 10 hingga 15 hari, sehingga apabila ada
kecurigaan paparan HIV yang tinggi, tes ulang dapat
dilakukan satu hingga dua minggu kemudian.
1. Uji generasi keempat (Fourth-generation
assay): mendeteksi antibodi spesifik dan
antigen HIV P24
2. Rapid tes: menggunakan darah atau air liur
untuk mendeteksi infeksi HIV dalam
beberapa jam
3. Polymerase-chain-reaction (PCR): dapat
menjadi tes diagnostik atau konfirmatif
untuk infeksi HIV dan dapat memberikan
informasi terkait viral load.
23. Pengobatan HIV di Indonesia
1. NRTI (Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor) seperti zidovudin, lamivudin,
abacavir, tenofovir, didanosine, dan emtricitabine.
2. NNRTI (Non-Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor) seperti evafirenz, nevirapin,
dan rilpivirin.
3. PI (Protease Inhibitor) seperti lopinavir/ritonavir
24. CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, and
includes icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik
Thanks