1. MAKALAH
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
“PERADABAN ISLAM DI MALAYSIA”
Disusun Oleh:
XII TKJ 2
NURFADHILA
DWI MUTIAH WATI
TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA
TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN
SMK NEGERI 2 MAJENE
2023
2. ii
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang
Peradaban Islam di Malaysia.
Makalah ilmiah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah
ini.
Terlepas dari semua itu, Saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah
ini.
Akhir kata saya berharap semoga makalah ilmiah tentang Peradaban Islam di Malaysia ini dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca..
Majene, 2 Februari 2023
Penulis
3. iii
DAFTAR ISI
Halaman Sampul ........................................................................................................................ i
Kata Pengantar ........................................................................................................................... ii
Daftar Isi .................................................................................................................................... iii
BAB I Pendahuluan .................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................... 2
C. Tujuan ...................................................................................................................... 2
BAB II Pembahasan ................................................................................................................... 3
A. Penyebaran Islam di Asia Tenggara ........................................................................ 3
B. Proses Islamisasi di Asia Tenggara .......................................................................... 3
C. Pertumbuhan Lembaga Sosial dan Politik ............................................................... 4
D. Perkembangan Keagamaan dan Peradaban ............................................................. 5
E. Perkembangan Islam di Malaysia ............................................................................ 5
BAB III Penutup ........................................................................................................................ 7
Kesimpulan .................................................................................................................... 7
Daftar Pustaka
4. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Umat islam merupakan mayoritas penduduk Asia Tenggara, khususnya di negara
Indonesia, Malaysia, Thailand, Myanmar, Philiphina, Singapura, Vietnam dan Kamboja. Proses
konversi massal masyarakat dunia melayu ke dalam islam berlangsung secara damai. Konversi
ke dalam Islam merupakan proses panjang, yang masih terus berlangsung sampai sekarang. Di
Asia Tenggara, Islam merupakan kekuatan sosial yang patut diperhitungkan, karena hampir
seluruh negara yang yang ada di Asia Tenggara penduduknya baik mayoritas ataupun minoritas
memeluk agama Islam. Misalnya Islam menjadi agama resmi Negara Federasi Malaysia,
kerajaan Brunei Darussalam, negara Indonesia (penduduknya mayoritas atau sekitar 90%
beragama Islam), Brunei (sebagian kecil penduduknya beragama Islam) dan seperti negara-
negara Asia Tenggara lainnya.
Asia Tenggara dianggap sebagai wilayah yang paling banyak pemeluk agama Islam.
Termasuk wilayah ini adalah pulau-pulau yang terletak di sebelah timur India sampai lautan
Cina dan mencangkup Indonesia, Malaysia, dan Filipina.
Sejarah masuknya islam di Asia Tenggara sampai saat ini merupakan polemik panjang
yang menimbulkan pro dan kontra antara sejarawan agamawan, arkeolog dan intelektual.
Namun yang menjadi referensi umum masuknya islam di Asia Tenggara adalah melalui proses
perdagangan internasional yang berpusat diselat malaka melalui para pedagang muslim Persia
dan Arab.
Namun proses masuknya islam di negara-negara bagian Asia Tenggara tidak sepenuhnya
sama. Semuanya memiliki karakteristik masing-masing budaya yang sama sekali berbeda. Ada
juga Negara yang sudah menggunakan tradisi islam ala Persia dan Islam ala Arab. Oleh karena
itu muncullah beberapa hal yang melatarbelakangi proses berkembangnya Islam di Asia
Tenggara yang sangat penting untuk kita ketahui. Islam berkembang di Asia Tenggara melalui
beberapa proses saluran, diantaranya saluran perdagangan, perkawinan, tasawuf, pendidikan,
seni, dan politik.
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, dapat dirumuskan beberapa
permasalahan, diantaranya ialah : (1) Kapan mulai masuk Penyebaran Islam di Asia Tenggara?
(2) Bagaimanakah Proses Islamisasi di Asia Tenggara ? (3) Seperti apakah Perkembangan
Lembaga Sosial dan Politik di Masa itu ? (4) Bagaimanakah Perkembangan Keagamaan dan
Peradaban Ketika itu ? (5) Negara apa saja yang mewakili Islam di Asia Tenggara ?
5. 2
B. Rumusan Masalah
1. Kapan mulai masuk Penyebaran Islam di Asia Tenggara?
2. Bagaimanakah Proses Islamisasi di Asia Tenggara?
3. Seperti apakah Perkembangan Lembaga Sosial dan Politik di Masa itu?
4. Bagaimanakah Perkembangan Keagamaan dan Peradaban Ketika itu?
5. Bagaimana perkembangan Islam di Malaysia?
C. Tujuan
1. Memahami Kapan mulai masuk Penyebaran Islam di Asia Tenggara
2. Memahami Bagaimana Proses Islamisasi di Asia Tenggara
3. Memahami seperti apa Perkembangan Lembaga Sosial dan Politik di Masa itu
4. Memahami Bagaimana perkembangan Islam di Malaysia.
6. 3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Penyebaran Islam di Asia Tenggara
Sejak abad pertama, kawasan laut Asia Tenggara, khususnya Selat Malaka sudah
mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam kegiatan pelayaran dan perdagangan
internasional yang dapat menghubungkan negeri-negeri di Asia Timur Jauh, Asia Tenggara dan
Asia Barat. Perkembangan pelayaran dan perdagangan internasional yang terbentang jauh dari
Teluk Persia sampai China melalui Selat Malaka itu kelihatan sejalan pula dengan muncul dan
berkembangnya kekuasaan besar, yaitu China dibawah Dinasti Tang (618-907), kerajaan
Sriwijaya (abad ke-7-14), dan Dinasti Umayyah (660-749).
Mulai abad ke-7 dan ke-8 (abad ke-1 dan ke-2 H), orang Muslim Persia dan Arab sudah
turut serta dalam kegiatan pelayaran dan perdagangan sampai ke negeri China. Pada masa
pemerintahan Tai Tsung (627-650) kaisar ke-2 dari Dinasti Tang, telah datang empat orang
Muslim dari jazirah Arabia. Yang pertama, bertempat di Canton (Guangzhou), yang kedua
menetap dikota Chow, yang ketiga dan keempat bermukim di Coang Chow. Orang Muslim
pertama, Sa’ad bin Abi Waqqas, adalah seorang muballigh dan sahabat Nabi Muhammad SAW
dalam sejarah Islam di China. Ia bukan saja mendirikan masjid di Canto, yang disebut masjid
Wa-Zhin-Zi (masjid kenangan atas nabi). (Al-Usairy, 2013 : 104)
B. Proses Islamisasi di Asia Tenggara
Masuknya agama Islam kedalam negeri Melayu ini nampaknya mempunyai keistimewaan
sendiri, yaitu dengan jalan damai dan berangsur. Jarang sekali dengan kekerasan dan diterima
dengan sukarela oleh penduduk meskipun tidak dengan sekaligus.
Islam masuk ke Asia Tenggara disebarluaskan melalui kegiatan kaum pedagang dan para
sufi. Hal ini berbeda dengan daerah Islam di Dunia lainnya yang disebarluaskan melalui
penaklulan Arab dan Turki. Islam masuk di Asia Tenggara dengan jalan damai, terbuka dan
tanpa pemaksaan sehingga Islam sangat mudah diterima masyarakat Asia Tenggara.
Mengenai kedatangan Islam di negara-negara yang ada di Asia Tenggara hampir
semuanya didahului oleh interaksi antara masyarakat di wilayah kepulauan dengan para
pedagang Arab, India, Bengal, Cina, Gujarat, Iran, Yaman dan Arabia Selatan. Pada abad ke-
5 sebelum Masehi Kepulauan Melayu telah menjadi tempat persinggahan para pedagang yang
berlayar ke Cina dan mereka telah menjalin hubungan dengan masyarakat sekitar Pesisir.
Kondisi semacam inilah yang dimanfaatkan para pedagang Muslim yang singgah untuk
menyebarkan Islam pada warga sekitar pesisir.
7. 4
Proses Islamisasi dan intensifikasi ke-Islaman banyak dipengaruhi oleh situasi dan faktor-
faktor lokal yang menyebabkan timbulnya perbedaan-perbedaan dalam tingkat presentrasi Islam
di kawasan Asia Tenggara yang berakibat perbedaan pandangan, penghayatan, dan pengamalan
Islam oleh penganutnya. Islamisasi dan intensifikasi merupakan proses konversi kepada Islam
dan peningkatan kesadaran serta upaya untuk memahami dan mengamalkan Islam sesuai dengan
doktrin-doktrin yang sebenarnya, yang bersih dari bid’ah dan percampuran dengan unsur-unsur
non Islam lainnya. Proses ini disebut sebagai kembali kepada Al-Quran dan Hadits.
Pembentukan kebudayaan dan tatanan politik Islam di dunia dapat berkembang karena
adanya tasawwuf. Proses internasionalisasi Islam tasawwuf tidaklah berjalan sendiri, karena
diperlukan adanya keterikatan tasawwuf kepada shari’ah secara sufistik. (Hamka, 2006 : 203)
C. Pertumbuhan Lembaga Sosial Dan Politik
Awalnya pemerintah kolonial memberikan kemerdekaan kepada umat Islam untuk
melaksanakan ajaran agamanya sepanjang tidak mengganggu kekuasaan pemerintah Belanda.
Sedangkan dalam bidang politik, pemerintah melarang keras orang Islam membahas hukum
Islam baik dari Al-qur’an maupun Sunnah yang menerangkan tentang politik kenegaraan atau
ketatanegaraan.
Pengaruh politik Islam yang semakin kuat serta posisi ekonomi Indonesia yang
berkembang, akibat pelayaran internasional dengan pedagang muslim Arab, membuat
pemerintah Portugis dan Belanda mulai tergoda untuk menjalin hubungan dengan penguasa
pedagang di Indonesia (Asia Tenggara). Lambat laun mereka berkeinginan menguasai Indonesia
dengan cara permainan politik.
Dengan pengalaman itu, orang Islam bangkit dengan menggunakan taktik baru, bukan
dengan perlawanan fisik tetapi dengan membangun organisasi. Akibat dari situasi ini timbullah
perkumpulan-perkumpulan politik baru dan muncullah pemikir-pemikir politik yang sadar diri.
Seperti Budi Utomo, Serikat Islam, Taman Siswa, Muhammadiyah, Nahdatul Ulama, Dll.
(Ajid, 2002 : 297)
D. Perkembangan Keagamaan Dan Peradaban
Ketika Islam datang, sebenarnya kepulauan nusantara (Indonesia) sudah mempunyai
peradaban yang bersumber kebudayaan asli pengaruh dari peradaban hindu-budha di India.
Meskipun demikian Islam cepat menyebar. Hal ini disebabkan Islam yang dibawa oleh kaum
pedagang maupun para Da’i dan ulama masa awal, mereka semua menyiarkan suatu rangkaian
ajaran dan cara serta gaya gaya hidup yang secara kuantitatif lebih maju dari peradaban yang
ada. Bukti-bukti Perkembangan peradaban dan keagamaan di Indonesia adalah :
8. 5
1. Sebelum Kemerdekaan
Sebelum Indonesia merdeka Islam telah berkembang dan mempunyai peradaban yang
mencerminkan kemuliaan agama Islam, diantaranya adalah:
a. Adanya birokrasi keagamaan, dimana kedudukan ulama sebagai penasehat raja, terutama
dalam bidang keagamaan terdapat di kerajaan-kerajaan Islam.
b. Ulama dan ilmu-ilmu keagamaan, Penyebaran dan pertumbuhan kebudayaan Islam di
Indonesia terletak di pundak para ulama. Ada dua cara yang dilakukan para ulama dalam
pengembangan ilmu-ilmu keagamaan, yaitu: membentuk kader-kader ulama dan
menyebarkan karya-karya ke berbagai tempat yang jauh.
c. Adanya arsitek bangunan yang menghasilkan seni-seni bangunan yang bercorak Islam
seperti masjid, ukiran, candi dan sebagainya.
2. Setelah Kemerdekaan
a. Berdirinya departemen agama
b. Berdirinya lembaga-lembaga pendidikan
c. Adanya hukum Islam
d. Terlaksananya haji
e. Berdirinya majelis ulama Indonesia (MUI). (Supriyadi, 2008 : 299)
F. Pekembangan Islam di Malaysia
Islam masuk ke wilayah ini lewat jalan pedagang-pedagang Arab. Disebutkan bahwa
mereka sampai ke Malaka pada tahun 675 H / 1276 M. Raja Malaka masuk Islam melalui
tangan mereka, dan mengganti namanya menjadi Muhammad Syah, lalu diikuti oleh rakyatnya.
Malaka merupakan kerajaan islam pertama di sana.
Islam sampai ke Malaysia belakangan dari sampainya Islam di Indonesia yang sudah
terlebih dahulu pada abad ke tujuh. Berdasarkan keterangan ini, maka asal usul masuknya
Islam ke Malaysia berdasar pada yang dikemukakan Azyumardi Azra bahwa Islam datang dari
India, yakni Gujarat dan Malabar.
Sebelum Islam datang wilayah Asia Tenggara, Malaysia adalah berada di jalur
perdagangan dunia yang Menghubungkan kawasan-kawasan di Arab dan India dengan Wilayah
China, dan dijadikan tempat persinggahan sekaligus pusat perdagangan yang amat penting.
Maka tidak heran jika wilayah ini juga menjadi pusat bertemunya berbagai keyakinan dan
agama (Across-Roads Of Religion) yang berinteraksi secara kompleks lengkap. (Kenneth, 1949
: 30)
Pada abad ke-10 H/16 M, Protugis menginvansi Malaysia, kemudian diikuti oleh orang-
orang Belanda (1051-1210 H/1641-1795 M). Lalu Malaysia tunduk kepada penjajahan Inggris
pada tahun 1230 H/1814 M. Orang-orang Jepang sempat menguasai negeri ini selama Perang
Dunia II. Kemudian wilayah ini kembali kepada Inggris setelah perang usai. Malaysia
kemudian mengumumkan kemerdekaannya pada tahun 1377 H / 1957M dan mendirikan
9. 6
Federasi Malaysia yang terdiri dari 11 provinsi. Sabah dan Serawak serta Singapura tergabung
ke dalam wilayah ini. Kemudian Malaysia mengumumkan negeri itu sebagai Monarki
Konstitusional pada tahun 1383 H / 1962 M.
Azyumardi Azra menyatakan bahwa tempat asal datangnya islam ke Asia Tenggara
termasuk di Malaysia, setidaknya ada tiga teori. Pertama teori yang menyatakan bahwa Islam
datang langsung dari Arab (Hadramaut). Kedua, islam datang dari india, yakni Gujarat dan
Malabar. Ketiga Islam datang dari Benggali (Banglades).
Pola pertama Islam masuk ke Nusantara termasuk Malaysia melalui jalur perdagangan
dan ekonomi yang melibatkan orang dari berbagai etnik dan ras yang berbeda-beda bertemu
dan berinteraksi, serta bertukar pikiran tentang masalah perdagangan, politik, sosial, dan
keagamaan. Seiring itu pola kedua mulai menyebar melalui pihak penguasa dimana istana
sebagai pusat kekuasaan berperan dibidang politik dan penataan kehidupan sosial, dengan
dukungan ulama yang terlibat langsung dalam biroksasi pemerintahan, hukum Islam
dirumuskan dan diterapkan, kitab sejarah ditulis sebagai landasan legitimasi bagi penguasa
muslim.
Memasuki abad ke-20, bertepatan dengan masa pemerintahan Inggris, urusan-urusan
agama dan adat Melayu lokal di Malaysia di bawah koordinasi sultan-sultan dan hal itu diatur
melalui sebuah departemen , sebuah dewan ataupun kantor sultan. Setelah tahun 1984, setiap
negara bagian dalam federasi Malaysia telah membentuk sebuah departemen urusan agama.
Orang-orang muslim di Malaysia juga tunduk pada hukum Islam yang ditetapkan sebagai
hukum status pribadi, dan tunduk pada yurisdiksi pengadilan agama (mahkamah syariah) yang
diketua hakim agama. Bersamaan dengan itu, juga ilmu pengetahuan semakin mengalami
perkembangan dengan didirikannya perguruan tinggi Islam dan dibentuk fakultas dan jurusan
agama. Perguruan tinggi kebanggaan Malaysia adalah Universitas Malaya yang kini kita kenal
Universitas Kebangsaan Malaysia.
Memasuki masa pasca kemerdekaan, jelas sekali bahwa pola perkembangan Islam tetap
dipengaruhi oleh pihak penguasa (top down). Sebab, penguasa atau pemerintah Malaysia
menjadikan Islam sebagai agama resmi negara. Warisan undang-undang Malaka yang berisi
tentang hukum Islam yang berdasarkan konsep Qur’aniy berlaku di Malaysia. Malaysia
merupakan negara yang multi etnis, terdiri atas orang Melayu, Cina, India, dan Pakistan.
Mayoritas penduduknya beragama Islam, dan bahkan Islam merupakan agama resmi negara.
Namun agama-agama lain dapat diamalkan dengan aman di Malaysia.
Dengan adanya perhatian pemerintahan terhadap Islam dan konstitusi negara yang
banyak menguntungkan kepentingan umat Islam dan dengan adanya lembaga-lembaga dan
organisasi Islam, pendidikan-pendidikan Islam serta kegiatan-kegiatan dakwah Islam, maka
perkembangan Islam di Malaysia memiliki prospek yang sangat cerah. (Azyumardi, 2005 : 2-
9).
10. 7
BAB III
PENUTUP
Kasimpulan
1. Penyebaran Islam di Asia Tenggara Melalui Perkembangan pelayaran dan perdagangan
internasional yang terbentang jauh dari Teluk Persia sampai China melalui Selat Malaka itu
kelihatan sejalan pula dengan muncul dan berkembangnya kekuasaan besar, yaitu China
dibawah Dinasti Tang (618-907), kerajaan Sriwijaya (abad ke-7-14), dan Dinasti Umayyah
(660-749).
2. Proses Masuk dan Berkembangnya Islam di Asia Tenggara karena Islam masuk ke Asia
Tenggara disebarluaskan melalui kegiatan kaum pedagang dan para sufi. Hal ini berbeda
dengan daerah Islam di Dunia lainnya yang disebarluaskan melalui penaklulan Arab dan
Turki. Islam masuk di Asia Tenggara dengan jalan damai, terbuka dan tanpa pemaksaa
3. Pengaruh politik Islam yang semakin kuat serta posisi ekonomi Indonesia yang berkembang,
akibat pelayaran internasional dengan pedagang muslim Arab, membuat pemerintah Portugis
dan Belanda mulai tergoda untuk menjalin hubungan dengan penguasa pedagang di Indonesia
(Asia Tenggara). Sehingga Islam sangat mudah diterima masyarakat Asia Tenggara
4. Umat islam merupakan mayoritas penduduk Asia Tenggara, khususnya di negara Indonesia,
Malaysia, Thailand, Myanmar, Philiphina, Singapura, Vietnam dan Kamboja.
11. DAFTAR PUSTAKA
Ajid, Thohir. 2002 . Perkembangan Peradaban Islam di Kawasan Dunia Islam.Jakarta:
RajaGrafindo Persada.
Al-Usairy, Ahmad. 2013 . Sejarah Islam . Jakarta: Akbar Media.
Azyumardi, Azra. (2005).Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepualuan Nusantara Abad
XVII & XVII. Jakarta : Prenada Media.
Badri, Yatim. 2008. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Hamka. 2006. Sejarah Umat Islam. Singapura: Pustaka Nasional.
Kenneth, Perry. 1949. Southeast Asia: Cross-roads of Religion. Chicago : University of
Chicago Press
Munzir, Hitami. 2006.Sejarah Islam Asia Tenggara.Riau: Alaf
Supriyadi, Dedi. 2008. Sejarah Peradaban Islam. Bandung: Pustaka Setia.
Tjandrasasmita, Uka. 1984. Sejarah Nasional Indonesia III. Jakarta: Balai Pustaka.
Wahyu, Ilahi. 2007. Sejarah Dakwah. Jakarta: RajaGrafindo Persada.