1. #INDONESIATANPAJIL SEBUAH PERLAWANAN DAKWAH DARI SOSIAL
MEDIA
Oleh Gatot Prasetyo Hadi, SE
1. PENDAHULUAN
Media informasi dan komunikasi terus berkembang dengan pesat. Sekarang ini
siapapun dapat berkomunikasi diketahui. Dalam hitungan detik informasi dan peristiwa
yang terjadi dapat disaksikan oleh penduduk bumi. Dunia yang dikatakan luas dan lebar
dilipat menjadi global village (desa global) yang terbuka untuk semua akibat kecanggihan
teknologi informasi dan komunikasi. Benar kata futurolog Alvin Toffler sebagaimana
dikutip Marwah Daud Ibarahim (1994), bahwa manusia sekarang ini memasuki gelombang
ketiga yang ditandai dengan era kecanggihan teknologi informasi dan komunikasi yang
mencengangkan dunia
Ini menandai berkembangnya generasi millenial zaman now yang akrab dengan media
informasi. Mulai dari teknologi informasi berupa telephone, terus handphone, dan sekarang
melompat ke smartphone (telepon pintar). Inilah era digital yang semua informasi dunia
dapat diakses langsung dengan cara di-klik dengan jari di depan komputer. Sehingga
sekarang ini mengakses internet untuk mencari dan mendapatkan informasi menjadi
kebutuhan utama. Tak ketinggalan penduduk Indonesia, ternyata merupakan pengguna
akses internet yang tinggi dibandingkan dengan negaranegara lainnya di dunia.
Kemudian terdapat data lain yang diungkap oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet
Indonesia (APJII) dalam hasil surveinya, bahwa ada tiga (3) media sosial yang paling
banyak dikunjungi. Menurut survei tersebut, Facebook berada di posisi pertama sebagai
media sosial yang paling banyak menyedot pengguna internet Indonesia, dengan 71,6 juta
pengguna (54 persen). Kemudian di tempat kedua, media sosial untuk berbagi foto dan
video pendek Instagram berhasil merebut hati para pengguna internet Indonesia dengan
jumlah pengguna mencapai 19,9 juta (15 persen). Media sosial berikutnya yang paling
banyak dikunjungi pengguna internet Indonesia adalah YouTube, yaitu layanan berbagi
video yang mengantongi 14,5 juta (11 persen). Berikut gambaran hasil surveinya:
2. Data ini menunjukkan kecenderungan perilaku masyarakat sekarang yang tidak bisa
lepas dari media baru yang disebut dengan media sosial (medsos) dengan menggunakan
perangkat jaringan internet. Di sinilah keberadaan media sosial menjadi tantangan
sekaligus peluang untuk pengembangan aktivitas dakwah. Selama ini kegiatan dakwah
banyak dilakukan melalui media-media konvensional, seperti pengajian, jumatan,
selamatan, dan pertemuan-pertemuan lainnya. Sehingga waktu dan jangkauan dakwahnya
pun sangat terbatas. Kemudian dikembangkan model-model dakwah melalui media cetak,
radio, film, dan televisi. Ini dapat menjangkau khalayak yang lebih banyak dan luas, tetapi
terkendala tempat yang terbatas dan waktu yang dibatasi karena harus menyesuaikan
dengan program-program lainnya yang ada dalam agenda siaran radio maupun televisi.
Gerakan dakwah selama ini adalah kerja keras mengajak masyarakat mengaji ilmu
dienullah dari mimbar ke mimbar, sekarang dapat menjadi lebih terasa mudah dengan
medial sosial. Konsep dari dakwah adalah berbagi informasi penting atau mengajak kepada
semua hal yang baik. Dahulu dakwah tradisional menggunakan beberapa teknik dalam
penyebaran syiar-nya seperti pidato, one on one, menulis bahan dakwah, role modeling ,
persahabatan dan pertemuan harian. Namun seiring perkembangan zaman, dakwah
modern mengambil alih dengan subliminal dakwah, pop culture, internet dan media sosial.
Tak hanya dakwah yang berkembang dengan media sosial tapi juga propaganda
kesesatan. Ghazwul Fikr atau yang secara sederhana diterjemahkan sebagai “Perang
Pemikiran”. Perang Abadi yang memindahkan medan pertemuan dari offline menuju
online. Beberapa tokoh Liberal yang selama ini selalu menampilkan sisi humanis ternyata
aslinya adalah seorang pengumpat yang kasar. Misalnya, banyak orang sudah mengenal
Ulil Abshar Abdalla sebagai tokoh intelektual muda, karena memang demikianlah citra
yang dibangunnya tapi Orang tidak tahu persis siapa ia sebenarnya, dan ketika ia
mengumbar kata “tolol” kepada lawan diskusinya di Twitter1 . Luthfie Assyakaunie pun
seperti itu, alih-alih menghormati piilihan Muslimah untuk tetap berhijab diluar waktu
sholat, dia justru menggunakan kata’bego’ untuk menyebut mereka itu. Dan dibawah ini
adalah karakter asli para pengasong islam liberal di media sosial.
3.
4. 2. METODELOGI PENELITIAN
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi literatur (analisis
wacana). Sumber literatur yang digunakan merupakan sumber yang dapat dari berita,
website dan beberapa buku yang membahas tentang Indonesia Tanpa JIL yang dapat
dipertanggung jawabkan. . Informasi dari berbagai sumber tersebut kemudian peneliti
analisis untuk kemudian dijadikan untuk memperoleh kesimpulan penelitian
3. TEMUAN
Hastag adalah kata atau frasa yang diawali dengan symbol #. Ini adalah tag atau
penanda bagi metadata – sebuah istilah dalam teknologi informasi yang sebenarnya
berarti sederhana : sejenis data yang menerangkan aspek-aspek data lain yang relevan.
Salah satunya adalah #IndonesiaTanpaJIL
Meski tidak jelas siapa yang menulis hastag #IndonesiaTanpaJIL di twitter, tapi
gerakan yang menyebarkan slogan yang berarti Indonesia akan jauh lebih lebih baik
tanpa pemikiran sesat sekularisme, pluralisme dan liberalisme yang diusung mereka
sebagai bagiam dari Jaringan Islam Liberal sangat diterima pengguna jaringan twitter
kala itu. Itulah kekuatan media sosial. Meskipun seseorang memiliki status sosial,
ekonomi, Pendidikan, tempat dan waktu, tetap bisa diikat dalam sebuah komunitas
virtual Ketika mereka memiliki kesamaan sikap dan posisi atas sebuah isu.
Gerakan yang digagas Keluarga Besar Bigot Indonesia (KBBI) ini awalnya
untuk melawan kampanye “Indonesia Tanpa FPI” yang dilancarkan para aktivis Islam
Liberal di media sosial., hingga akhirnya mereka melakukan aksi demonstrasi
“Indonesia tanpa FPI” di Bundaran HI pada tanggal 14 Februari 2012. Aksi itu tentu
saja memunculkan polemik jagat twitter kala itu, peserta aksi yang hanya 60 orang dan
bahkan didominasi oleh para banci namun mendapat porsi pemberitaan yang begitu
besar oleh media mainstream. Gerakan ini pun kemudian mendapat momentum ketika
beredar rekaman video yang menunjukkan sikap antiJIL. Video ini diunggah di fanpage
sebuah jejaring sosial dengan nama #IndonesiaTanpaJIL. Dalam video berdurasi
berdurasi 32 detik itu si artis mengucapkan “ Indonesia Tanpa JIL” seraya
mengacungkan jari telunjuknya.
Aksi ini menjadi perbincangan serius di grup twitter #IndonesiaTanpaJIL
hingga muncul gagasan untuk membuat aksi tandingan. Selain berencana membuat aksi
tandingan, para pengagas komunitas ini juga secara resmi membentuk gerakan
Indonesia Tanpa JIL di Jakarta pada tanggal 18 Februari 2012. Agenda berikutnya, ITJ
mempersiapkan dan mengkoordinasi aksi tandingan Bersama FPI yang disepakati akan
dilaksanakan pada tanggal 9 Maret 2012 diadakan demonstrasi ditempat yang sama
Bundaran Hotel Indonesia Jakarta. Ratusan massa beratribut FPI dan berkaos
#IndonesiaTanpaJIL turun ke jalan memadati Bundaran HI pada tanggal 9 Maret 2012.
Selain tokoh-tokoh FPI dan pegiat Komunitas twitter ITJ, ikut pula dalam aksi tersebut
artis Fauzi Badilla, Sutradara Anggi Umbara, Vokalis Band Tengkorak Ombat
Nasution.
5. Dalam aksi tersebut mereka mengingatkan tersebut mereka mengingatkan
tentang bahaya Sekularisme, Pluralisme dan Liberalisme. Sekularisme, pluralisme
dan liberalisme merupakan jargon yang diusung oleh kelompok disebut Jaringan
Islam Liberal ( JIL ). Bahaya tentang paham SEPILIS juga ditegaskan oleh Majelis
Ulama Indonesia (MUI) melalui fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor 7/Munas
VII/MUI/11/2005 yang menegaskan, ummat islam haram mengikuti paham
pluralisme, sekularisme dan liberalisme agama. Dalam masalah aqidah dan ibadah,
ummat islam wajib bersikap eksklusif. Dalam arti, haram mencampuradukkan
aqidah dan ibadah ummat islam dengan aqidah dan ibadah pemeluk agama lain.
Berikut adalah beberapa kegiatan dan karya #IndonesiaTanpaJIL yang berhasil
dirangkum dan didokumentasikan :
1. Miladkustik #IndonesiaTanpaJil di Car Free Day Jakarta tanggal 4 April 2013,
kegiatan diadakan dalam rangka peringatan milad pertama komunitas
#IndonesiaTanpaJIL dengan mengunakan konsep live music akustik yang
menghadirkan beberapa pengisi acara dari berbagai latar belakang genre, mulai dari
nasyid, rapper, pop sampe grup band metal. Kemudian di Milad kedua, Indonesia
Tanpa JIL juga mengusung konsep serupa, tapi kali ini diadakan di Teater Bulungan
Jakarta Selatan. Dengan Tema Hijrah menghadirkan para tokoh hijrah seperti
Teuku Wisnu, Noor Al Kautsar ( ex Rocket Rocker), Daan P Project, Fahira Idris,
hingga Komika Tata Khan.
6. 2. Ini adalah salah satu contoh Artwork challenge bekerjasama dengan Syarekat
Kreatifiyah Indonesia yang dikirimkan melalui #IndonesiaTanpaJIL untuk
propaganda dakwah #ITJ yang cerdas dan elegan
3. Sebar Flyer #IndonesiaTanpaJIL, ini adalah sebuah aksi nyata dari komunitas ini.
Dilakukan diberbagai tempat keramaian seperti Expo Jakcloth,IBF, Car Free Day
atau event lainnya dengan cara mengedukasi dan membagikan flyer yang berisi
tentang cuitan kesesatan para aktivis JIL di sosial media.
Flyer #IndonesiaTanpaJIL
7. (Aksi sebar flyer di Islamic Book Fair, Jakarta)
(Aksi sebar flyer di Expo Jakcloth , Jakarta )
4. Indonesia Tanpa JIL muncul pertama kali dengan konten video seorang artis, video
yang menandai lahirnya komunitas #IndonesiaTanpaJIL, video yang hanya
berdurasi 32 detik namun mampu mengegerkan jagat maya kala itu. Menjadi geger
karena disampaikan oleh Fauzi Badilla seorang aktor kenamaan. Video ini juga
menjadi konten pertama yang diupload oleh #ITJ di channel Youtube#ITJ,
kemudian menyusul Facebook dan Instagram.
Akun Youtube #IndonesiaTanpaJIL
9. 5. Silaturahmi Nasional #IndonesiaTanpaJIL tanggal 10-11 November 2012 di
Cikole, Bandung. Diadakan dalam rangka silaturahmi seluruh troops
#IndonesiaTanpaJIL se Indonesia dan pemilihan Koordinator Pusat #ITJ. Silatnas
diadakan 2 tahun sekali.
6. KURMA (Kumpul Bareng Troops dan Keluarga) sebuah acara yang diadakan
setiap kali bulan Ramadhan oleh #ITJ, sebagai momentum untuk kembali
merekatkan ukhuwah dan menebar kebaikan kepada saudara sesama muslim.
Diadakan pada tanggal 18 Mei 2019 di Rumah Aspirasi Fahira Idris.
10. 7. Ririungan #ITJ tanggal 3-4 Agustus 2019 di Bandung. Acara ini diadakan setiap 2
(dua) tahun sekali berselang dari pelaksanaan silaturahmi nasional. Acara yang
diadakan dalam rangka konsilidasi antar pengurus chapter ditiap wilayah. Sharing
session permasalah tiap chapter beserta mencarinya solusinya, serta mengikatkan
kembali silaturahmi antar chapter.
8. Kajian umum #ITJ, diadakan setiap 1 bulan sekali dengan mengangkat isu-isu
terkini yang sedang hangat dibicarakan. Dikemas dengan konsep yang lebih
modern dan milenial karena mentargetkan segmen anak muda dan masyarakat
awam agar dapat tertarik untuk mempelajari pembahasan agama yang selama ini
dianggap hanya untuk aktivis dakwah atau ustadz saja.
11. 4. PEMBAHASAN
Berdasarkan temuan yang penulis dapatkan diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa komunitas #IndonesiaTanpaJIL mengunakan dua metode dakwah dalam
menyebarkan propaganda mereka yaitu :
A. DAKWAH KREATIF
Adanya fatwa haram dari Majelis Ulama Indonesia semakin membuat
komunitas #ITJ mendapat energi besar untuk terus menggulirkan dan
menyosialisasikan perlawanan terhadap para pengasong islam liberal. #ITJ terus
menyebar informasi bahaya SEPILIS kepada masyarakat luas. Misalnya membuat
panggung di lokasi car free day yang di isi dengan berbagai acara menarik sambal
menyebar atau bulletin. Tak hanya itu, #ITJ juga hadir dalam beberapa acara, seperti
JakCloth ( Jakarta Clothing Expo) Summer Fest 2012 di area parkir senayan, sebar flyer
di Islamic Book Fair, kemudian teater Bulungan dan juga lainnya. Tak hanya itu saja,
#ITJ juga mencetak kaos official, artwork dan memanfaatkan media sosial sebagai alat
propaganda, mulai dari Youtube, Facebook, Twitter, Instagram dan tentu saja tidak
ketinggalan Tiktok.
B. SANTAI TAPI SERIUS
Jika dilihat, semua agenda yang dilaksanakan #ITJ untuk semua kalangan
bersifat fun. Namun itulah kesan yang memang ingin ditampilkan oleh #ITJ, begajulan
tapi tidak begajilan. Kajian adalah merupakan forum ‘serius’ yang diadakan untuk
mengkaji sekaligus memperdalam ilmu agama dari para ulama. Dalam hal ini #ITJ
menjadi fasilitator bagi para anggotanya agar selalu update dengan perkembangan isu
terkini. Tak hanya berupa kajian, #ITJ juga mengadakan kelas khusus dengan materi
tertentu, ada juga workshop pengayaan materi islam liberal agar anggota yang
tergabung dalam #ITJ dapat memahami tentang bahaya islam liberal. Untuk membuat
kajian tidak terlalu terlihat serius, para pengiat #ITJ mengkonsep sedemikian rupa
dengan tema kekinian, agar dapat menjaring massa dari kalangan umum. Bukan itu
saja, tak melulu soal kajian bahkan #ITJ mengadakan acara Silaturahmi Nasional
( Silatnas ) dengan mengundang seluruh troops ( sebutan untuk anggota ITJ) se
Indonesia untuk menghadiri acara yang digelar setiap 2 tahun sekali ini dengan format
yang lebih santai.
12. 5. KESIMPULAN
Majelis Ulama Indonesia (MUI) melalui keputusan Fatwa Majelis Ulama
Indonesia ini nomor 7/Munas VII/MUI/11/2005 menegaskan Pluralisme, Sekuralisme,
dan Liberalisme agama adalah paham yang bertentangan dengan ajaran agama Islam.
MUI menegaskan, umat islam haram mengikuti paham Pluralisme, Sekularisme dan
Liberalisme agama. Dalam masalah aqidah dan ibadah ummat islam wajib bersikap
eksklusif. Dalam arti haram mencampuradukan aqidah dan ibadah umat islam dengan
aqidah dan ibadah pemeluk agama lain.
Konsep dari dakwah adalah berbagi informasi penting atau mengajak kepada
semua hal yang baik. Dahulu dakwah tradisional menggunakan beberapa teknik dalam
penyebaran syiar-nya seperti pidato, one on one, menulis bahan dakwah, role
modeling , persahabatan dan pertemuan harian. Namun seiring perkembangan zaman,
dakwah modern mengambil alih dengan subliminal dakwah, pop culture, internet dan
media sosial, social work/community development.
Perkembangan media menjadi tantangan sekaligus peluang bagi para da’i dalam
menyampaikan dakwahnya. Banyak isu negatif yang memang seolah menjadi bagian
yang normal dalam kehidupan umat,.. Seperti ketidakadilan berkedok Islam, teroris,
pencemaran nama baik Islam dan hal negatif lainnya yang
menimbulkan islamophobia (rasa takut dan benci terhadap Islam).
Hal ini tentu menjadi tantangan bagi umat muslim dalam dakwahnya, tantangan
tersebut hadir bersama peluang. Islamophobia hadir bersama dengan globalisasi, ketika
orang-orang berpikiran islam itu keras, islam mengandung hal-hal negatif lain karena
adanya globalisasi, maka disitulah peran dan peluang kita sebagai seorang muslim
untuk mengoreksinya. Solusi praktis dari besarnya tantangan dakwah di era media
sosial ini adalah dengan menjunjung tinggi prinsip-prinsip tradisional komunikasi
Islam dengan kedamaian, akhlak, kebijaksanaan, dan pengetahuan, melakukan
moderenisasi dan pemutakhiran alat, mengubah tantangan menjadi peluang dan
melakukan strategi media sosial seperti menyampaikan pesan positif melalui story
telling, menjadi bagian yang penting di industri media dan pop culture dalam rangka
berdakwah,
Dakwah adalah tugas setiap umat muslim di seluruh penjuru dunia. Zaman yang
serba modern saat ini bukanlah alasan untuk untuk tidak menyampaikan, walau satu
ayat. Media sosial bukan sekedar hiburan, akan tetapi media sosial adalah alat untuk
kita menyampaikan kebenaran cara dakwah masa kini
13. DAFTAR PUSAKA
Bachtiar, Tiar Anwar. (2017). Petarungan Pemikiran Islam di Indonesia : Kritik-kritik
Terhadap Islam Liberal dari H.M Rasjidi sampai INSIST. Jakarta : Pustaka Al Kautsar
Sjafril, Akmal. (2010). Islam Liberal 101. Tangerang : Indie Publishing
APJII, “ Penetrasi & Pelaku Penguna Internet Indonesia”,
https://apjii.or.id/downfile/file/surveipenetrasiinternet2016.pdf
Sjafril, Akmal,” #IndonesiaTanpaJIL : Perjuangan Dari Hastag, Kaos dan Flyer”,
https://malakmalakmal.com/indonesiatanpajil-perjuangan-dari-hashtag-kaos-dan-flyer/
Berita Satu, “ Aktivis Bentuk Gerakan Indonesia Tanpa FPI”,
https://www.beritasatu.com/nasional/31170/aktivis-bentuk-gerakan-indonesia-tanpa-fpi
Detik News, “ 60-an Orang Aksi Damai ‘Indonesia Tanpa FPI’ di Bundaran HI”,
https://news.detik.com/berita/d-1842263/60-an-orang-aksi-damai-indonesia-tanpa-fpi-di-
bundaran-hi-
Tempo, “ Fauzi Badilla ikut Demo Indonesia Tanpa Liberal”,
https://seleb.tempo.co/read/389102/fauzi-baadila-ikut-demo-indonesia-tanpa-liberal
Viva, “ Fauzi Badilla Demo Bersama FPI”, https://www.viva.co.id/showbiz/294894-fauzi-
baadilla-demo-bareng-fpi
Salam Online, “Selamat Datang di Kampus Bebas Tuhan”, #IndonesiaTanpaJIL: “Stop
Liberalisasi Pelajar & Mahasiswa!”, https://www.salam-online.com/2012/11/11758.html
Hidayatullah, “ Para Artis Ikut Aksi Indonesia Tanpa Liberal”,
https://www.hidayatullah.com/berita/nasional/read/2012/03/10/57409/para-artis-ikut-aksi-
indonesia-tanpa-liberal.html
Hidayatullah, “ Indonesia Tanpa JIL gelar Silatnas 2017 di Bogor”,
https://www.hidayatullah.com/berita/nasional/read/2017/08/05/120978/indonesia-tanpa-jil-
gelar-silatnas-2017-di-bogor.html
Badilla, Fauzi, “ Fauzi Badilla Untuk Indonesia Tanpa JIL”,
https://www.youtube.com/watch?v=00rwqgpulu0