Strategic Management; Overview of Strategic Management. Universitas Mercu Bua...
Era Digital Mengubah Media
1. Nama Mahasiswa : Donna Wibiananda Suryaman
NIM : 55118010016
Nama Dosen Pengampu : Bapak Prof. Dr. Hapzi Ali, Ir, MM, CMA. MPM
Mata Kuliah : Quiz 13. Strategic Management : Digital Era
EXECUTIVE SUMMARY
A. Pengertian Era Digital
Era Digital (media baru) adalah istilah yang di gunakan dalam kemunculan digital,
jaringan internet khususnya teknologi informasi komputer. Media baru Era Digital sering di
gunakan untuk menggambarkan teknologi digital. Media ini memiliki karakteristik dapat
dimanipulasi, bersifat jaringan atau internet, selain internet seperti media cetak, telivisi,
majalah, koran dan lain-lain bukanlah termasuk dalam kategori media baru. Media massa
Beralih ke media baru atau internet karena ada pergeseran budaya dalam sebuah
penyampaian informasi. Kemampuan media era digital ini lebih memudahkan masyarakat
dalam menerima informasi lebih cepat dalam hal ini internet yang membuat media massa
berbondong-bondong pindah haluan.
B. Perkembangan Era Digital
Komunikasi merupakan prasayarat bagi kehidupan manusia. Sebelum ditemukannya
teknologi informasi yang canggih menjangkau jarak yang jauh dan bersifat global. Teknologi
informasi dan komunikasi pertama kali dalam sejarah dimulai dengan tradisi media lisan
berkomunikasi dengan cara verbal dan tulisan pada daun-daun ataupun tanah liat. Periode ini
disebut juga dengan periode history awal, terjadi sejak 4000 tahun sebelum masehi era
komunikasi tulisan ini dimulai ketika bangsa sumeria mulai menulis dalam lembaran tanah
liat. Pada tahun 2000 sebelum masehi bangsa Mesir Kuno menggunakan papirus untuk
menyampaikan pesan tertulis dan merekam informasi. Pada era bangsa Maya dan bangsa
Cina mengembangkan sistem tulisan mereka secara independen, bahkan di cina pada tahun
1041 yaitu Pi Seng telah menemukan sejenis alat cetak buku yang sederhana
(Moerdiati,2012:29).
Pada periode perkembangan selanjutnya, tradisi media lisan kemudian berkembang
seiring dengan ditemukannya sejenis alat cetak buku. Sekitar tahun 1900 yang merupakan era
awal masyarakat industri mulai memasuki tradisi baru dalam teknologi informasi dan
komunikasi. Berkembang dari tradisi media lisan, informasi dan komunikasi kemudian
dilakukan melalui paper-based communication. Proses telekomunikasi dilakukan dengan
mengandalkan individu-individu sebagai pengantar pesan. Contohnya tukang pos, loper
koran, kurir pribadi kalangan borjuis. Produk dari paper-based information ini tidak lain
2. adalah buku, koran, majalah, dll. Proses informasi secara mekanik yang mengandalkan
mesin-mesin lebih canggih masih terbatas sampai dengan era awal abad 19 yang ditandai
dengan penemuan telephone dan juga telegraph untuk menyampaikan pesan. Kala itu telepon
hanya dinikmati oleh kalangan borjuis serta kebutuhan perusahaan, menggunakan kabel dan
memutar atau memencet tombol angka pada telepon.
Tradisi penyampaian komunikasi dan informasi kemudian berkembang seiring dengan
masyarakat yang berubah dari masyarakat industri menjadi masyarakat post industri atau
yang kemudian dikenal dengan sebutan masyarakat modern. Pada pertengahan tahun 1950
arus globalisasi mulai menyebar pada masyarakat. penyampaian informasi yang tadinya
menggunakan jasa kurir ataupun tukang post kemudian berkembang dimana
penyampaiannya menggunakan gelombang elektronik. Ini merupakan era kemunculan TV
(hitam-putih), Radio, LP Records, Amplifier. Kemunculan media informasi tersebut juga
menandakan apa yang disebut McLuhan sebagai “The Global Village” dimana informasi
yang diberikan tidak lagi terbatas dalam lingkup domestik saja, namun lebih global lagi. Hal
ini juga berkaitan dengan globalisasi yang berusaha untuk membawa seluruh masyarakat
dunia untuk mengikuti arus globaliasasi yang dianggap lebih maju dan lebih baik terutama
karena globalisasi munculnya dari negara barat sehingga apabila masyarakat global
mengikuti arus ini berarti mereka termasuk kedalam masyarakat kekinian yang maju.
Perkembangan teknologi sejak ditemukannya media baru seperti TV dan Radio membuat
peran penyampaian informasi melalui media elektronik semakin meningkat dan kemudian
berkembang dengan terjadinya penggabungan (integrasi) antara media (misal: TV-menjadi
berita elektronik yang bisa dibaca melalui situs berita online, telephone yang kemudian bisa
dilakukan melalui email untuk mengirimkan pesan elektronik dan ini sifatnya lebih personal
langsung mengena) yang kemudian meningkatkan digitaliasi. Era ini merupakan awal dari
divergensi media, dimana terdapat penggabungan media yang lebih memudahkan masyarakat
untuk memperoleh informasi dimana saja dan kapanpun. Tradisi ini merupakan second
media yang terjadi sekitar pertengahan tahun 1980, dalam era ini informasi disampaikan
melalui broadcast message serta dipublish melalui media. Telephone yang tadinya hanya
untuk melakukan sambungan jarak jauh kemudian memiliki mesin penjawab otomatis,
Pagers, kemudian munculnya Mobile Phones, komputer, video games, video recorders, audio
cd, TV Kabel dan Satelit, email, video text.
Memasuki era tahun 1990 hingga tahun 2000 masyarakat dunia memasuki era digital,
dengan munculnya internet, digital mobile phones, mobile data, laptop, notebook.
Kemunculan internet kemudian membuat banyak tayangan media melalui tv, radio maupun
cetak memanfaatkan teknologi ini contohnya saja munculnya internet tv, internet telephone,
video telephones, digital broadcast tv, digital video recording. Kemunculan internet menjadi
sedemikan dahsyat penggunaannya dan menjadi kultur global setelah celana jeans dan coca-
cola. Keterbukaan dalam internet merupakan sebuah daya tarik yang sangat kuat. Siapapun
bukan hanya dapat membaca apa yang ada di internet melainkan juga dapat memberi
sumbangsih pemikiran, komentar-komentar terhadap sajian informasi yang diberitakan.
3. C. Perkembangan Era Digital di Indonesia
Sebagai negara berkembang, teknologi digital mampu mendorong berbagai kemajuan
Indonesia. Dari segi infrastruktur dan hukum yang mengatur kegiatan di dalam internet,
Indonesia sudah siap hidup di era digital. Kesiapan Indonesia dalam koneksi internet yang
saat ini sudah semakin membaik di era 4G dengan Informasi dan Transaksi Eelektronik
(ITE). Masyarakat Indonesia secara umum antusias mengadopsi hidup mendigital terutama
dipicu oleh penetrasi internet dan penggunaan ponsel pintar yang terus meningkat setiap
tahun. Dunia digital berbasis internet membuat seluruh aktivitas para penghuninya menjadi
tanpa batas ruang dan waktu. Payung hukum untuk mengatur segala bentuk aktivitas tersebut
seperti Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) tahun 2008 terus
disempurnakan. Data pribadi masyarakat perlu diberikan perlindungan di dalam dunia maya,
maka pihak seperti Google atau Facebook yang memiliki data pribadi penggunanya tidak
bisa menggunakan big data tersebut sembarangan. Telah banyak perkembangan era digital
yang dilakukan Indonesia termasuk media massa di Indonesia berubah dalam menyampaikan
informasi. Media online (internet) di era sekarang ini menggeserkan media massa
konvensional. Walaupun hampir satu dasawarsa Indonesia terlambat dalam mengadopsi
teknologi komunikasi khususnya internet. Namun budaya digital masyarakat Indonesia
sangat cepat menerima perkembangan teknologi tersebut. Di lihat secara global Indonesia
masuk dalam budaya digital yang di butuhkan dalam mencapai pertumbuhan yang positif
sesuai dengan kemajuan jaman itu sendiri.
Kemajuan teknologi memaksa media massa di Indonesia harus berubah dalam
menyampaikan informasi. Media online (internet) di era sekarang ini menggeserkan media
massa. Jika perusahaan media massa seperti Koran, majalah dan lain-lain masih tetap
bertahan tanpa mengikuti kemajuan jaman dalam hal ini (internet) maka dapat di pastikan
perusahaan tersebut akan mengalami kemunduran karena kebutuhan masyarat dalam
menerima informasi sudah beralih ke media baru atau internet.
Sebenarnya Hampir satu dasawarsa Indonesia terlambat dalam mengadopsi teknologi
komunikasi khususnya internet. Dengan munculnya budaya digital masyarakat sangat cepat
menerima perkembangan teknologi tersebut. Di lihat secara global Indonesia siap dalam
menerima budaya digital, budaya digital di butuhkan dalam mencapai pertumbuhan yang
positif sesuai dengan kemajuan jaman itu sendiri.
D. Dampak Positif Era Digital
1. Informasi yang dibutuhkan dapat lebih cepat dan lebih mudah dalam mengaksesnya.
2. Tumbuhnya inovasi dalam berbagai bidang yang berorentasi pada teknologi digital yang
memudahkan proses dalam pekerjaan kita.
3. Munculnya media massa berbasis digital, khususnya media elektronik sebagai sumber
pengetahuan dan informasi masyarakat.
4. 4. Meningkatnya kualitas sumber daya manusia melalui pengembangan dan pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi.
5. Munculnya berbagai sumber belajar seperti perpustakaan online, media pembelajaran
online,diskusi online yang dapat meningkatkan kualitas pendidikan.
6. Munculnya e-bisnis seperti toko online yang menyediakan berbagai barang kebutuhan
dan memudahkan mendapatkannya.
E. Dampak Negatif Era Digital
1. Ancaman pelanggaran Hak Kekayaan Intelektual (HKI) karena akses data yang mudah
dan menyebabkan orang plagiatis akan melakukan kecurangan.
2. Ancaman terjadinya pikiran pintas dimana anak-anak seperti terlatih untuk berpikir
pendek dan kurang konsentrasi.
3. Ancaman penyalahgunaan pengetahuan untuk melakukan tindak pidana seperti
menerobos sistem perbankan, dan lain-lain (menurunnya moralitas).
4. Tidak mengefektifkan teknologi informasi sebagai media atau sarana belajar, misalnya
seperti selain men-download e-book, tetapi juga mencetaknya, tidak hanya mengunjungi
perpustakaan digital, tetapi juga masih mengunjungi gedung perpustakaan, dan lain-lain
F. Tantangan Era Digital Dalam Berbagai Bidang
Dunia digital tidak hanya menawarkan peluang dan manfaat besar bagi publik dan
kepentingan bisnis. Namun juga memberikan tantangan terhadap segala bidang kehidupan
untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi dalam kehidupan.Penggunaan bermacam
teknologi memang sangat memudahkan kehidupan, namun gaya hidup digital pun akan
makin bergantung pada penggunaan ponsel dan komputer. Apapun itu, kita patut bersyukur
semua teknologi ini makin memudahkan, hanya saja tentunya setiap penggunaan
mengharuskannya untuk mengontrol serta mengendalikannya. Karena bila terlalu berlebihan
dalam menggunakan teknologi ini kita sendiri yang akan dirugikan, dan mungkin juga kita
tak dapat memaksimalkannya. Perkembangan teknologi yang begitu cepat hingga merasuk di
seluruh lini kehidupan sosial masyarakat, ternyata bukan saja mengubah tatanan kehidupan
sosial, budaya masyarakat tetapi juga kehidupan politik.
Kecanggihan teknologi yang dikembangkan oleh manusia benar-benar dimanfaatkan oleh
para politisi yang ingin meraih simpati, dan empati dari masyarakat luas. Untuk menaikan
elektabilitas dan popularitas dapat dilakukan dengan fasilitas digital seperti salah satunya
smartphone sekarang dengan di sediakan fitur/aplikasi yang canggih yang berhubung
langsung ke jejaring sosial yang mampu menghubungkan antara individu yang satu dengan
yang lainnya, antara satu kelompok dengan kelompok lainnya bahkan negara yang
memberikan dampak besar dalam politik moderen. Mekanisme elektronik juga telah
mengubah aktivitas dalam pemilihan seperti kampanye berbasis internet, website-website,
email dan podcast. Hal ini menjadi fasilitas bagi para kandidat dan partai-partai politik
5. sebagaii sarana yang cepat dan murah untuk mengirim pesan kepada audiens, yang
memungkinkan mereka untuk merekrut para sukarelawan kampanye dan menggalang
danadana kampanye, penggunaan media digital Smartphone yang tehubung dengan jejaring
sosial sangat efektif terutama dalam menjangkau masyarakat muda, yang sering kali
merupakan segmen masyarakat yang paling sulit untuk dilibatkan melalui strategi-strategi
konvensioanal.
Sisi lain dari wajah baru dan kekuasaan politik di era digital juga untuk dimanfaatkan
sebagai alat penyebaran ideologis secara sistematis untuk mencari dukungan dan sekaligus
perkembagaan nilai-nilai ideologis itu, dan sisi lain sebagai alat untuk mesin-mesin
propoganda, bagaimana para politisi berusaha untuk mempertahankan kekuasaan dengan
menampilkan citra baik dan menyembunyikan citra negatif untuk mendapat dukungan dari
publik. Dalam bidang sosial budaya, era digital juga memiliki pengaruh positif dan dampak
negatif yang menjadikan tantangan untuk memperbaikinya. Kemerosotan moral di kalangan
masyarakat khususnya remaja dan pelajar menjadi salah satu tantangan sosial budaya yang
serius. Pola interaksi antar orang berubah dengan kehadiran teknologi era digital seperti
komputer terutama pada masyarakat golongan ekonomi menengah ke atas. Komputer yang
disambungkan dengan telpon telah membuka peluang bagi siapa saja untuk berhubungan
dengan dunia luar tanpa harus bersosial langsung.
Dalam bidang pertahanan dan keamanan penggunaan teknologi di era digital berperan
dalam membantu pertahan dan keamanan nasional. Lembaga militer diantaranya, telah
menempatkan teknologi informasi sebagai salah satu senjata yang mendukung kekuatan dan
persatuan organisasi. Sejalan dengan kekhasan organisasi militer yang selalu menuntut
kecepatan dan ketepatan informasi sebelum mengambil sebuah keputusan (perumusan
strategi), penerapan teknologi digital sangat mendukung program tersebut. Teknologi
informasi telah berpengaruh pada perubahan strategi militer.Tantangan dalam bidang
pertahanan seperti menghadapi ancaman dari luar yang bersifat maya seperti aktifitas hacker
yang bisa merusak sistem situs pertahanan Indonesia menjadi perhatian serius. Teknologi
digital dikombinasikan dengan teknologi perang lainnya memungkinkan untuk menciptakan
jenis perang yang secara kualitatif seperti penggunaan robot perang.
Dalam bidang teknologi informasi sendiri, tantangan nyata pada era digital semakin
kompleks karena berbagai bidang kehidupan membawa pengaruh-pengaruh yang bisa
membuat perubahan di setiap sisi. Teknologi informasi merupakan bidang pengelolaan
teknologi dan mencakup berbagai bidang (tetapi tidak terbatas) seperti proses, perangkat
lunak komputer, sistem informasi, perangkat keras komputer, bahasa program, dan data
konstruksi. Setiap data, informasi atau pengetahuan yang dirasakan dalam format visual
apapun, melalui setiap mekanisme distribusi multimedia, dianggap bagian dari teknologi
informasi. Teknologi informasi memfasilitasi bisnis dalam empat set layanan inti untuk
membantu menjalankan strategi bisnis: proses bisnis otomatisasi, memberikan informasi,
menghubungkan dengan pelanggan, dan alat-alat produktivitas. Tantangan dalam bidang
6. teknologi informasi sangat banyak seperti memecahkan suatu masalah, membuka kreativitas,
meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam melakukan pekerjaan.
G. Upaya yang Harus Dilakukan Pada Era Digital
Pada era digital ini kita harus bisa menyikapi dengan baik yakni dengan melakukan
upaya-upaya yang harus kita lakukan agar Era Digital membawa manfaat bagi setiap aspek
kehidupan, beberapa upaya yang harus kita lakukan seperti memberi pendidikan awal dengan
benar agar anak-anak dan remaja mengerti benar apa-apa saja dampak positif dan negatif dari
dunia teknologi digital.
Sehingga para remaja dapat memilah dan memilih informasi yang mereka dapatkan dari
kamajuan Ilmu teknologi ini. Pengenalan tentang pemanfaatan aplikasi aplikasi yang dapat
membantu kerja manusia juga perlu kita ketahui manfaat dan kegunaannya dan jangan
sampai penggunaan aplikasi ini menimbulkan ketergantungan yang mendalam. Dalam
berbagai bidang seperti politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan atau keamanan serta
teknologi informasi kita harus mengetahui berbagai dampak dan manfaatnya sehingga kita
tahu apa saja upaya yang akan kita lakukan dalam memanfaatkan berbagai sumber daya
teknologi di Era digital ini.
H. Hubungan Dengan Ekonomi
Era Informasi telah mempengaruhi tenaga kerja dalam beberapa cara. Ini telah
menciptakan situasi di mana pekerja yang melakukan tugas-tugas otomatis mudah dipaksa
untuk mencari pekerjaan yang tidak mudah otomatis. Para pekerja juga dipaksa berkompetisi
di pasar kerja global. Terakhir, pekerja digantikan oleh komputer yang dapat melakukan
pekerjaan mereka lebih cepat dan lebih efektif. Ini menimbulkan masalah bagi pekerja di
masyarakat industri, yang masih harus dipecahkan. Namun, solusi yang melibatkan
penurunan waktu kerja biasanya sangat ditolak.
Pekerjaan yang secara tradisional dikaitkan dengan kelas menengah (pekerja lini
perakitan, pengolah data, mandor dan pengawas) mulai menghilang, baik melalui alih daya
Era Informasi telah mempengaruhi tenaga kerja dalam beberapa cara. Ini telah menciptakan
situasi di mana pekerja yang melakukan tugas-tugas otomatis mudah dipaksa untuk mencari
pekerjaan yang tidak mudah otomatis. Para pekerja juga dipaksa berkompetisi di pasar kerja
global. Terakhir, pekerja digantikan oleh komputer yang dapat melakukan pekerjaan mereka
lebih cepat dan lebih efektif. Ini menimbulkan masalah bagi pekerja di masyarakat industri,
yang masih harus dipecahkan. Namun, solusi yang melibatkan penurunan waktu kerja
biasanya sangat ditolak.
Pekerjaan yang secara tradisional dikaitkan dengan kelas menengah (pekerja lini
perakitan, pengolah data, mandor dan pengawas) mulai menghilang, baik melalui alih daya
atau otomatisasi. Individu yang kehilangan pekerjaan mereka harus naik, bergabung dengan
7. kelompok "pekerja pikiran" (insinyur, dokter, pengacara, guru, ilmuwan, profesor, eksekutif,
jurnalis, konsultan), atau menerima pekerjaan dengan keterampilan rendah dan rendah upah.
Pekerja di negara berkembang memiliki keunggulan kompetitif yang diterjemahkan ke
dalam peningkatan peluang dan upah yang lebih tinggi. Dampak penuh pada tenaga kerja di
negara-negara berkembang sangat kompleks dan memiliki kelemahan. Di masa lalu, nasib
ekonomi para pekerja terkait dengan nasib ekonomi nasional. Misalnya, pekerja di Amerika
Serikat pernah dibayar dengan baik dibandingkan dengan pekerja di negara lain. Dengan
munculnya Era Informasi dan peningkatan dalam komunikasi, ini tidak lagi terjadi. Karena
pekerja dipaksa untuk bersaing di pasar kerja global, upah tidak terlalu bergantung pada
keberhasilan atau kegagalan ekonomi individu.
I. Dampak pada Pekerjaan dan Distribusi Pendapatan
Era Informasi telah mempengaruhi tenaga kerja dalam otomatisasi dan komputerisasi
yang telah menghasilkan produktivitas yang lebih tinggi ditambah dengan kehilangan
pekerjaan bersih dalam pembuatan. Di Amerika Serikat misalnya, dari Januari 1972 hingga
Agustus 2010, jumlah orang yang dipekerjakan di pekerjaan manufaktur turun dari
17.500.000 menjadi 11.500.000 sementara nilai manufaktur naik 270%.
Meskipun awalnya muncul bahwa hilangnya pekerjaan di sektor industri mungkin
diimbangi sebagian oleh pertumbuhan pesat pekerjaan di sektor TI, resesi Maret 2001
meramalkan penurunan tajam dalam jumlah pekerjaan di sektor TI. Pola penurunan
pekerjaan ini berlanjut hingga 2003. Data telah menunjukkan bahwa secara keseluruhan,
teknologi menciptakan lebih banyak pekerjaan daripada yang dihancurkan bahkan dalam
jangka pendek.
Peluang Menjadi Entrepreneurship saat ini sudah sangat lebih maju dan berkembang
terlebih sudah adanya pengembangan dalam Ekonomi Digital.
The Global Entrepreneurship and Development Institute (GEDI), USA telah merilis Global
Entrepreneurship Index Tahun 2017. Dalam indeks tersebut, secara global Indonesia menempati
peringkat ke-90 dari 137 negara, meningkat dibandingkan dengan tahun 2016 yaitu peringkat ke-
103 dari 132 negara.
Salah satu peningkatan Indonesia dinilai unggul dalam indeks ini adalah upaya untuk
memanfaatkan networking. Disisi lain Indonesia dinilai masih harus meningkatkan
kemampuan untuk memanfaatkan teknologi dan inovasi, kemampuan ekspor, dan
meningkatkan visi serta kapasitas untuk scale-up (tumbuh). Salah satu permasalahan yang
umum adalah pendanaan dan kapasitas SDM.
8. Selain itu, pengembangan sektor usaha digital tidak hanya berada pada pendanaan
dan kapasitas SDM, tapi juga ekosistem yang menyeluruh seperti pasar yang mudah diakses,
infrastruktur TIK, kerangka regulasi, perizinan dan sistem pendukung lainnya.
Paket Kebijakan Ekonomi sebagai Upaya untuk Meningkatkan Kondusifitas Iklim
Berusaha di Indonesia
Dalam Paket Kebijakan Ekonomi I, pemerintah melakukan penyederhanaan regulasi
termasuk menyangkut UMKM dan Koperasi, yaitu deregulasi peraturan dari 28 Peraturan
Menteri terkait Koperasi & UKM disimplifikasi menjadi 16 Permen.
Sedangkan dalam Paket Kebijakan Ekonomi IV, pemerintah mengatur Kebijakan
Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang lebih murah dan lebih meluas. Sementara dalam Paket
Kebijakan Ekonomi IX, terkait dengan kebijakan untuk mensinergikan BUMN membangun
agregator dan konsolidator ekspor produk UKM/IKM.
Paket Kebijakan Ekonomi XII, juga berupaya untuk mendorong kemudahan berusaha
bagi UMKM mencakup penyederhanaan prosedur, penurunan biaya, dan percepatan waktu
penyelesaian atas beberapa aspek. Selain itu, Pemerintah juga telah menyusun Peta Jalan
Sistem Perdagangan Nasional Berbasis Elektronik (roadmap e-commerce), yang diluncurkan
dalam Paket Kebijakan Ekonomi XIV.
3 Kunci Sukses Transformasi Bisnis di Era Digital :
a. Adaptasi
Kunci sukses pertama yang harus dimiliki oleh setiap pelaku usaha untuk sukses
dalam transformasi bisnis adalah sikap adatif terhadap perubahan yang terjadi.
Sebagaimana disampaikan oleh Charles Darwin: bukan yang terkuat, terbesar, atau
terpandai, melainkan yang paling adaptif menghadapi perubahan yang akan dapat
bertahan. Sikap adaptif inilah yang tengah diupayakan secara mati-matian oleh
beberapa perusahaan dewasa ini. Anda bisa melihat perusahaan-perusahaan besar di
sektor perbankan melakukan berbagai inovasi teknologi dan transformasi digital dalam
menghadapi kehadiran fintech. Atau perusahaan-perusahaan besar di sektor transportasi
yang berupaya adaptif mengikuti perkembangan teknologi dalam menyiasati gempuran
perusahaan taksi online.
b. Kolaborasi
Kunci sukses kedua transfromasi bisnis adalah sikap kolaborasi. Saat ini pelaku usaha
sangat disarankan untuk memilih jalan kolaborasi daripada berjuang melawan
gelombang disrupsi. Sebagaimana disampaikan oleh pepatah dari Afrika: jika ingin
pergi cepat, pergilah sendiri. Namun jika ingin pergi jauh, pergilah bersama-sama.
Contoh kerendahan hati Blue Bird yang memilih untuk melakukan kolaborasi dengan
Go-Jek. Pada Maret 2017, Blue Bird melakukan kerja sama dengan Go-Jek yang
menghasilkan produk bernama Go-Bluebird.
c. Berbagi
9. Terakhir, setiap pelaku usaha harus memiliki sikap untuk selalu berbagi dalam
menghadapi era digital yang serba terbuka seperti saat ini. Berbagi bukan hanya soal
materi, namun juga soal pengalaman dan pengetahuan. Berbagi juga bukan hanya dalam
ruang lingkup media sosial, namun juga pertemuan dan tatap muka langsung.
IMPLEMENTASI PT GOJEK INDONESIA PADA ERA DIGITAL
Dalam memasuki era globalisasi, tak terlepas dari adanya peranan ICT (Information and
Comunication Technology) yang memberikan pengaruh besar terhadap perkembangan dunia.
Perkembangan teknologi informasi yang terjadi begitu cepat telah mengubah pola hidup
masyarakat. Dimana saat ini sudah banyak muncul bisnis yang berbasis online dengan
memanfaatkan perkembangan teknologi komunikasi. Salah satu bisnis tersebut yaitu aplikasi
GO-JEK dengan menyediakan layanan penyedia jasa trasnportasi secara online. Dengan
hadirnya aplikasi tersebut dapat memberikan kemudahan dan kepraktisan bagi para
penggunanya. Selain itu, penggabungan antara layanan transportasi yang terhubung dengan
fasilitas internet sehingga masyarakat bisa dengan mudah untuk melakukan pemesanan,
mengetahui biaya transportasi berdasarkan lokasi tujuan dan dapat megidentifikasi identitas
driver yang kita pesan yang dapat meminimalisir risiko yang terjadi di dalam hal keamanan.
Hal itu membuat terobosan baru di dalam dunia bisnis penyedia jasa transportasi. Dengan
pemanfaatan ICT yang inovatif, dapat menguntungkan berbagai pihak dan diharapkan
semakin bekembang dan dapat terus berinovasi sehingga membantu masyarakat ke arah yang
lebih baik lagi. Dengan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif yang heuristik dengan
objek penelitian yaitu PT. Gojek Indonesia, maka di dapatkan hasil penelitian secara
mendalam tentang perkembangan komunikasi dalam dunia bisnis. Hasil penelitian ini akan
memberikan konsep inovasi baru dalam penerapan jasa transportasi yang dapat memberikan
perubahan pada pola hidup masyarakat. Kata Kunci: teknologi, GO-JEK, inovasi, pola hidup.
Fakta berbicara bahwa teknologi telah membuat berbagai perubahan dalam
perkembangan dunia bisnis, teknologi informasi banyak dimanfaatkan oleh para pelaku
bisnis untuk mendukung kegiatan bisnisnya serta mendapatkan profit yang diinginkan.
Sehingga lahirlah para kompetitor baru dengan berbagai inovasi yang unggul, hingga
hadirnya model bisnis baru yang berbasis teknologi. Pada era globalisasi ini, teknologi
memegang peranan yang sangat vital, karena tidak hanya sebagai pelengkap dalam kegiatan
bisnis, namun juga sebagai fundamental bisnis yang terus berkembang serta mampu
berkompetensi menghadapi tantangan di dunia bisnis. Peran teknologi semakin memengaruhi
proses bisnis. Bisnis akan semakin efisien dan efektif menjangkau pasar yang lebih luas
sehingga menjadi infrastruktur yang mendukung kelancaran proses bisnis.
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia
yang dilaksanakan selama tahun 2016, mengidentifikasikan bahwa sebanyak 132,7 juta jiwa
masyarakat di Indonesia telah menggunakan internet dari total keseluruhan populasi
10. penduduk Indonesia sebanyak 256,2 juta jiwa. Hal tersebut menyimpulkan bahwa pengguna
web berbasis mobile membuka peluang bisnis yang sangat menggairahkan.
GO-JEK adalah perusahaan teknologi dengan misi sosial untuk meningkatkan
kesejahteraan dan mata pencaharian pekerja di berbagai sektor informal di Indonesia.
Pengemudi GO-JEK sejak bergabung dengan GO-JEK sebagai mitra, mereka telah melihat
peningkatan pendapatan mereka dan menjangkau lebih banyak pelanggan melalui aplikasi
ini. Mereka juga memiliki akses ke asuransi kesehatan dan kecelakaan, layanan keuangan
dan asuransi, serta pembayaran otomatis yang terjangkau dan banyak manfaat lainnya.
Bermula di tahun 2010 sebagai perusahaan transportasi roda dua melalui panggilan
telepon, GO-JEK kini telah tumbuh menjadi on-demand mobile platform dan aplikasi
terdepan yang menyediakan berbagai layanan lengkap mulai dari transportasi, logistik,
pembayaran, layan-antar makanan, dan berbagai layanan ondemand lainnya. Dengan
bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja di berbagai sektor informal di
Indonesia. Kegiatan GO-JEK bertumpu pada tiga nilai pokok yaitu, kecepatan, inovasi, dan
dampak sosial. GO-JEK melayani dengan cepat dan terus belajar dan berkembang dari
pengalaman, juga terus menawarkan teknologi baru untuk mempermudah aktivitas
masyarakat, serta dapat memberikan dampak positif sosial sebesar-besarnya untuk
masyarakat Indonesia.
Saat ini Go-Jek selain memberikan layanan transportasi, Gojek mempunyai layanan lain
seperti mulai dari Go-Car, Go BlueBird, Go-Mart, Go-Send, Go-Shop, Go-Glam, Go-Clean,
Go-Massage, Go-Box, hingga Go-Pay. Go-Jek juga tak bisa lepas dari salah satu fitur
pembayaran nontunainya, yaitu Go-Pay yang diklaim meningkatkan pertumbuhan pengguna
aktif Go-Jek. Go-Pay menjadi strategi perusahaan untuk membudayakan
pembayaran cashless. Saat ini pengguna Go-Pay mencapai 50 persen dari total pelanggan
Go-Jek.
Sumber :
Wajib
Hapzi Ali. 2018. Modul Manajemen Strategic Management : Digital Era. Universitas
Mercu Buana. Jakarta
Tambahan
Yanuarita. 2018. http://binus.ac.id/malang/2018/07/perkembangan-teknologi-informasi-
tradisi-media-lisan-cetak-era-first-age-media-second-age-media-era-digital/. Diakses 24 Juni
2019 pukul 19.15
Setiawan, Wawan. 2017. Era Digital dan Tantangannya. Seminar Nasional Pendidikan.
ISBN 978 602 50088-0-1. Universitas Pendidikan Indonesia
11. Arisanty, Della. 2018. Perkembangan Layanan Transportasi Msyarakat di Era Digital
(Studi Tantang Ojek Online “GOJEK” Di Banjarmasin) Seminar Nasional ASBIS Politeknik
Negeri Banjarmasin.
https://www.go-jek.com/
http://presidenri.go.id/berita-aktual/peluang-besar-menjadi-pengusaha-di-era-
digital.html
https://ekon.go.id/berita/view/ekonomi-digital-mempercepat.3017.html