Dokumen tersebut membahas tentang imunisasi pada anak, termasuk pengertian, tujuan, jenis, jadwal, dan efek samping berbagai vaksin yang diberikan pada anak seperti BCG, DPT-HB-HIB, Polio, Hepatitis B, dan Campak beserta penanganannya.
Dokumen tersebut membahas tentang imunisasi, yang merupakan cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang terhadap suatu antigen agar tidak terjadi penyakit bila terpapar antigen serupa. Tujuannya adalah mencegah penyakit tertentu pada individu maupun populasi, bahkan menghilangkan penyakit tertentu. Jenis imunisasi yang dibahas adalah imunisasi aktif dan pasif beserta cara kerjanya."
Imunisasi adalah memberikan vaksin yang mengandung kuman yang sudah dilemahkan, caranya bisa diteteskan melalui mulut seperti imunisasi polio dan bisa juga melalui injeksi. Vaksin yang masuk dalam tubuh bayi itu akan merangsang tubuh memproduksi antibodi. Antibodi itu akan melawan bibit penyakit yang masuk dalam tubuh. dan memberikan kekebalan bayi dan anak.
Persiapan sebelum persalinan meliputi penentuan tenaga kesehatan yang akan membantu persalinan, merencanakan tempat persalinan, menabung untuk biaya, dan menanyakan perkiraan tanggal persalinan. Tanda-tanda persalinan adalah munculnya mulas-mulas yang teratur, keluarnya lendir darah atau cairan ketuban. Ibu bersalin masih bisa makan dan minum selama 12 jam pertama, sambil mengikuti anjuran tenaga kesehat
Dokumen ini membahas tentang berbagai jenis imunisasi yang diberikan kepada anak, termasuk imunisasi dasar seperti BCG, DPT, polio, campak, dan hepatitis B. Imunisasi ini bertujuan untuk mencegah berbagai penyakit serius pada anak. Dokumen ini juga menjelaskan manfaat imunisasi bagi kesehatan anak, keluarga, dan negara serta tindakan yang harus dilakukan bila anak mengalami efek samp
Dokumen tersebut membahas tentang imunisasi, yang merupakan cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang terhadap suatu antigen agar tidak terjadi penyakit bila terpapar antigen serupa. Tujuannya adalah mencegah penyakit tertentu pada individu maupun populasi, bahkan menghilangkan penyakit tertentu. Jenis imunisasi yang dibahas adalah imunisasi aktif dan pasif beserta cara kerjanya."
Imunisasi adalah memberikan vaksin yang mengandung kuman yang sudah dilemahkan, caranya bisa diteteskan melalui mulut seperti imunisasi polio dan bisa juga melalui injeksi. Vaksin yang masuk dalam tubuh bayi itu akan merangsang tubuh memproduksi antibodi. Antibodi itu akan melawan bibit penyakit yang masuk dalam tubuh. dan memberikan kekebalan bayi dan anak.
Persiapan sebelum persalinan meliputi penentuan tenaga kesehatan yang akan membantu persalinan, merencanakan tempat persalinan, menabung untuk biaya, dan menanyakan perkiraan tanggal persalinan. Tanda-tanda persalinan adalah munculnya mulas-mulas yang teratur, keluarnya lendir darah atau cairan ketuban. Ibu bersalin masih bisa makan dan minum selama 12 jam pertama, sambil mengikuti anjuran tenaga kesehat
Dokumen ini membahas tentang berbagai jenis imunisasi yang diberikan kepada anak, termasuk imunisasi dasar seperti BCG, DPT, polio, campak, dan hepatitis B. Imunisasi ini bertujuan untuk mencegah berbagai penyakit serius pada anak. Dokumen ini juga menjelaskan manfaat imunisasi bagi kesehatan anak, keluarga, dan negara serta tindakan yang harus dilakukan bila anak mengalami efek samp
Imunisasi adalah proses pemberian vaksin untuk membuat tubuh kebal terhadap penyakit tertentu. Dokumen ini menjelaskan jenis imunisasi dasar dan lanjutan pada anak, penyakit yang dapat dicegah, efek samping, dan data cakupan imunisasi di suatu puskesmas.
5 jenis vaksin imunisasi dasar untuk bayi, yaitu vaksin Polio, Campak, BCG, Hepatitis B, dan DPT. Vaksin-vaksin ini diberikan secara suntikan atau tetesan mulut untuk mencegah 7 penyakit berbahaya pada bayi seperti TBC, Difteri, Batuk Rejan, Tetanus, Poliomielitis, Campak dan Hepatitis B. Jadwal dan cara pemberian vaksin ditetapkan.
Dokumen ini membahas pentingnya imunisasi untuk mencegah penyakit dan kematian pada bayi serta anak-anak. Tanpa imunisasi, banyak anak yang akan meninggal karena penyakit seperti campak, batuk rejan, dan tetanus. Imunisasi perlu diulang untuk mempertahankan kekebalan dan melindungi dari paparan penyakit. Imunisasi dasar diberikan untuk memberikan kekebalan awal secara aktif pada bayi
Dokumen tersebut merangkum jadwal dan jenis imunisasi dasar yang diberikan kepada bayi dan anak, termasuk hepatitis B, polio, BCG, DPT, campak, dan Hib. Imunisasi ini bertujuan untuk mencapai tingkat kekebalan yang memadai untuk mencegah berbagai penyakit menular seperti hepatitis, polio, tuberkulosis, tetanus, pertusis, campak, dan infeksi Hib.
Imunisasi Dasar pada Bayi memberikan informasi tentang lima imunisasi dasar yang wajib diberikan pada bayi, yaitu imunisasi BCG untuk mencegah tuberkulosis, imunisasi Hepatitis B untuk mencegah Hepatitis B, imunisasi DPT-HB tiga kali untuk mencegah difteri, pertusis, tetanus dan Hepatitis B, imunisasi polio empat kali untuk mencegah polio, serta imunisasi campak satu kali untuk mencegah camp
Dokumen tersebut membahas tentang imunisasi yang merupakan metode pencegahan utama penyakit infeksi. Terdapat berbagai jenis vaksin yang diberikan sesuai jadwal untuk meningkatkan kekebalan terhadap penyakit seperti campak, polio, HIB, pneumokokus, hepatitis, dan lainnya. Imunisasi sangat penting untuk menurunkan angka kematian dan kecacatan pada anak.
Dokumen tersebut menjelaskan pentingnya imunisasi bagi bayi dan anak, termasuk jenis imunisasi wajib seperti polio, DPT, campak, BCG, dan hepatitis B yang diberikan pada usia tertentu untuk mencegah penyakit berbahaya dan meningkatkan kekebalan tubuh. Imunisasi memberikan manfaat perlindungan dari penyakit serta mencegah penularan kepada orang lain.
Imunisasi adalah proses pemberian vaksin untuk membuat tubuh kebal terhadap penyakit tertentu. Dokumen ini menjelaskan jenis imunisasi dasar dan lanjutan pada anak, penyakit yang dapat dicegah, efek samping, dan data cakupan imunisasi di suatu puskesmas.
5 jenis vaksin imunisasi dasar untuk bayi, yaitu vaksin Polio, Campak, BCG, Hepatitis B, dan DPT. Vaksin-vaksin ini diberikan secara suntikan atau tetesan mulut untuk mencegah 7 penyakit berbahaya pada bayi seperti TBC, Difteri, Batuk Rejan, Tetanus, Poliomielitis, Campak dan Hepatitis B. Jadwal dan cara pemberian vaksin ditetapkan.
Dokumen ini membahas pentingnya imunisasi untuk mencegah penyakit dan kematian pada bayi serta anak-anak. Tanpa imunisasi, banyak anak yang akan meninggal karena penyakit seperti campak, batuk rejan, dan tetanus. Imunisasi perlu diulang untuk mempertahankan kekebalan dan melindungi dari paparan penyakit. Imunisasi dasar diberikan untuk memberikan kekebalan awal secara aktif pada bayi
Dokumen tersebut merangkum jadwal dan jenis imunisasi dasar yang diberikan kepada bayi dan anak, termasuk hepatitis B, polio, BCG, DPT, campak, dan Hib. Imunisasi ini bertujuan untuk mencapai tingkat kekebalan yang memadai untuk mencegah berbagai penyakit menular seperti hepatitis, polio, tuberkulosis, tetanus, pertusis, campak, dan infeksi Hib.
Imunisasi Dasar pada Bayi memberikan informasi tentang lima imunisasi dasar yang wajib diberikan pada bayi, yaitu imunisasi BCG untuk mencegah tuberkulosis, imunisasi Hepatitis B untuk mencegah Hepatitis B, imunisasi DPT-HB tiga kali untuk mencegah difteri, pertusis, tetanus dan Hepatitis B, imunisasi polio empat kali untuk mencegah polio, serta imunisasi campak satu kali untuk mencegah camp
Dokumen tersebut membahas tentang imunisasi yang merupakan metode pencegahan utama penyakit infeksi. Terdapat berbagai jenis vaksin yang diberikan sesuai jadwal untuk meningkatkan kekebalan terhadap penyakit seperti campak, polio, HIB, pneumokokus, hepatitis, dan lainnya. Imunisasi sangat penting untuk menurunkan angka kematian dan kecacatan pada anak.
Dokumen tersebut menjelaskan pentingnya imunisasi bagi bayi dan anak, termasuk jenis imunisasi wajib seperti polio, DPT, campak, BCG, dan hepatitis B yang diberikan pada usia tertentu untuk mencegah penyakit berbahaya dan meningkatkan kekebalan tubuh. Imunisasi memberikan manfaat perlindungan dari penyakit serta mencegah penularan kepada orang lain.
2. PENGERTIAN
• Imunisasi berasal dari kata imun, artinya kebal atau
resisten. Jadi, anak yang diimunisasi, berarti diberikan
kekebalan agar tidak terkena penyakit tertentu.
• Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/
meningkatkan kekebalan seseorang terhadap suatu
penyakit, sehingga apabila suatu saat terpapar dengan
penyakit tersebut, seseorang tidak akan sakit atau hanya
mengalami sakit ringan (Kemenkes, 2014).
3. LANJUTAN...
• Vaksin adalah antigen berupa mikroorganisme yang
sudah mati, masih hidup tapi dilemahkan, masih utuh
atau bagiannya yang telah diolah berupa toksin
mikroorganisme yang telah diolah menjadi toksoid,
protein rekombinan yang apabila diberikan kepada
seseorang akan menimbulkan kekebalan spesiifik
secara aktif terhadap penyakit infeksi tertentu.
4. TUJUAN
Merangsang pembentukan kekebalan terhadap penyakit,
memberikan perlindungan terhadap penyakit. Pemberian
imunisasi sesuai jadwal akan merangsang pembentukan
kekebalan pada tubuh bayi secara bertahap, sehingga
tubuhnya akan terlindungi terhadap penyakit.
6. SASARAN IMUNISASI
1. Pada Bayi dan Anak
Jenis Imunisasi Usia Pemberian Jumlah Pemberian Interval minimal
Hepatitis B 0-7 hari 1 -
BCG 1 bulan 1 -
Polio / IPV 1, 2, 3, 4 bulan 4 4 minggu
DPT – HB- Hib 2, 3, 4 bulan 3 4 minggu
Campak 9 bulan 1 -
DPT – HB- Hib 18 bulan 1 -
Campak 24 bulan 1 --
13. JENIS IMUNISASI DAN MANFAATNYA
1. Vaksin BCG
Manfaat: Mencegah dari penyakit TBC
Efek samping : 2–6 minggu setelah imunisasi BCG daerah
bekas suntikan timbul bisul kecil (papula) yang semakin
membesar dan dapat terjadi ulserasi dalam waktu 2–4 bulan,
kemudian menyembuh perlahan dengan menimbulkan jaringan
parut dengan diameter 2–10 mm.
Penanganan efek samping :
• Apabila ulkus mengeluarkan cairan perlu dikompres dengan
cairan antiseptik.
• Apabila cairan bertambah banyak atau koreng semakin
membesar anjurkan orangtua membawa bayi ke ke tenaga
kesehatan
14. 2. Vaksin DPT-HB-HIB
Manfaat : Pencegahan terhadap difteri, tetanus, pertusis (batuk rejan), hepatitis B,
dan infeksi Haemophilus influenzae tipe b secara simultan.
Efek samping: Reaksi lokal sementara, seperti bengkak, nyeri, dan kemerahan
pada lokasi suntikan, disertai demam dapat timbul dalam sejumlah besar kasus.
Kadang-kadang reaksi berat, seperti demam tinggi, irritabilitas (rewel), dan
menangis dengan nada tinggi dapat terjadi dalam 24 jam setelah pemberian.
Penanganan efek samping:
• Orangtua dianjurkan untuk memberikan minum lebih banyak (ASI atau sari
buah).
• Jika demam, kenakan pakaian yang tipis.
• Bekas suntikan yang nyeri dapat dikompres air dingin.
• Jika demam berikan paracetamol 15 mg/kgBB setiap 3–4 jam (maksimal 6 kali
dalam 24 jam).
• Bayi boleh mandi atau cukup diseka dengan air hangat.
• Jika reaksi memberat dan menetap bawa bayi ke dokter.
15. 3. Vaksin Hepatitis B
Efek Samping: Reaksi lokal seperti rasa sakit, kemerahan dan
pembengkakan di sekitar tempat penyuntikan. Reaksi yang
terjadi bersifat ringan dan biasanya hilang setelah 2 hari.
Penanganan Efek samping:
• Orangtua dianjurkan untuk memberikan minum lebih banyak
(ASI).
• Jika demam, kenakan pakaian yang tipis.
• Bekas suntikan yang nyeri dapat dikompres air dingin.
• Jika demam berikan paracetamol 15 mg/kgBB setiap 3–4 jam
(maksimal 6 kali dalam 24 jam).
• Bayi boleh mandi atau cukup diseka dengan air hangat
16. 4. Vaksin PoliOral
Manfaat: Pencegahan terhadap poliomielitis (kelumpuhan
pada tulang)
Efek Samping: Sangat jarang terjadi reaksi sesudah
imunisasi polio oral. Setelah mendapat vaksin polio oral
bayi boleh makan minum seperti biasa. Apabila muntah
dalam 30 menit segera diberi dosis ulang.
Penanganan efek samping:
Orangtua tidak perlu melakukan tindakan apa pun.
17. 5. Vaksin Inaktif Polio Vaccin (IPV)
Pencegahan poliomyelitis pada bayi dan anak
immunocompromised, kontak di lingkungan keluarga dan pada
individu di mana vaksin polio oral menjadi kontra indikasi
Efek samping: Reaksi lokal pada tempat penyuntikan: nyeri,
kemerahan, indurasi, dan bengkak bisa terjadi dalam waktu 48 jam
setelah penyuntikan dan bisa bertahan selama satu atau dua hari.
Penanganan efek samping:
• Orangtua dianjurkan untuk memberikan minum lebih banyak (ASI).
• Jika demam, kenakan pakaian yang tipis.
• Bekas suntikan yang nyeri dapat dikompres air dingin.
• Jika demam berikan paracetamol 15 mg/kgBB setiap 3–4 jam
(maksimal 6 kali dalam 24 jam)
• Bayi boleh mandi atau cukup diseka dengan air hangat.
18. 6. Vaksin Campak
Manfaat : Mencegah penyakit campak
Efek samping: Hingga 15% pasien dapat mengalami demam ringan
dan kemerahan selama 3 hari yang dapat terjadi 8–12 hari setelah
vaksinasi.
Penanganan efek samping:
• Orangtua dianjurkan untuk memberikan minum lebih banyak (ASI
atau sari buah).
• Jika demam kenakan pakaian yang tipis.
• Bekas suntikan yang nyeri dapat dikompres air dingin.
• Jika demam berikan paracetamol 15 mg/kgBB setiap 3–4 jam
(maksimal 6 kali dalam 24 jam).
• Bayi boleh mandi atau cukup diseka dengan air hangat.
• Jika reaksi tersebut berat dan menetap bawa bayi ke dokter.
19. 7. Vaksin DT
Manfaat : Mencegah difteri dan tetanus
Efek Samping: Gejala-gejala seperti lemas dan kemerahan
pada lokasi suntikan yang bersifat sementara, dan kadang-
kadang gejala demam.
Penanganan Efek samping:
• Orangtua dianjurkan untuk memberikan minum anak lebih
banyak.
• Jika demam, kenakan pakaian yang tipis.
• Bekas suntikan yang nyeri dapat dikompres air dingin
• Jika demam berikan paracetamol 15 mg/kgBB setiap 3–4 jam
(maksimal 6 kali dalam 24 jam).
• Anak boleh mandi atau cukup diseka dengan air hangat.
20. DAFTAR PUSTAKA
Kemenkes RI. 2014. Buku Ajar Imunisasi. Jakarta: Pusat
Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan.