Makalah sejarah munculnya teologi islamsaiful anwar
teologi islam muncul pada masa nabi muhammad saw wafat sehingga menimbulkan banyak masalah pada umat islam kala itu sahabat-sahabt rasullullah yaitu pada masa sahabat umar bin khatab berakhir sehingga terjadi kekosongan kepemimpinan muncul dua kelompok besar yang dipimpin oleh sahabat nabi yaitu usman bin afwan dan ali bin abi thalib kedua kelompok besar ini melakukan musyawarah yang akhirnya usman bin affan lah yang mendapat suara terbanyak untuk menjadi pemegang kekuasaan namun, dilain pihak kelompok ali sangat tidak terima dengan hasil musyawarah akhirnya terjadilah perang antara mereka itulah awal mula munculnya teologi islam.
Makalah sejarah munculnya teologi islamsaiful anwar
teologi islam muncul pada masa nabi muhammad saw wafat sehingga menimbulkan banyak masalah pada umat islam kala itu sahabat-sahabt rasullullah yaitu pada masa sahabat umar bin khatab berakhir sehingga terjadi kekosongan kepemimpinan muncul dua kelompok besar yang dipimpin oleh sahabat nabi yaitu usman bin afwan dan ali bin abi thalib kedua kelompok besar ini melakukan musyawarah yang akhirnya usman bin affan lah yang mendapat suara terbanyak untuk menjadi pemegang kekuasaan namun, dilain pihak kelompok ali sangat tidak terima dengan hasil musyawarah akhirnya terjadilah perang antara mereka itulah awal mula munculnya teologi islam.
Abstract: In Ulumul Qur’an , the existence of discourse about abrogating (Nasakh) is the real proof that there is a dialectic relationship between revelation and reality. Nasakh is the cancellation of the law. It could be eliminating and releasing the text of the law referring to reading. It also could be defending the text to show the instruction of abrogated law. The research is based on qualitative descriptive study that limits the study on the Mawarits and Wasiyat
verses. The paper is expected to provide scientifc contributions in the form of conceptualization of Ulumul Qur’an oriented to legal legislation and to provide intellectual contributions that combine theory of Nasakh in Ulumul Qur’an through a legal context of usul fqh. Therefore, it is also possible to be an alternative development of Philosophy of Islamic Law .
Keywords: Nasakh , Legal Legislation, Wasiat, Mawaris.
Studi Hukum Islam tak henti hentinya di kaji dan menarik untuk dijadikan wacana dan penelitian dalam segala aspek yang melingkupi perjalanan dinamika keislaman. kiranya gairah umat islam yang besar untuk melakukan kajian bisa atersalur lewat forum ilmiyah, forum online dan yang lainnya.
Filsafat hukum islam di masa ulama klasik danratnasuraiya
Filsafat adalah alam berpikir, yaitu berpikir untuk mengungkap hakekat, tujuan dan rahasia dari obyek analisa, melalui tata tertib logika ilmiah dan sistematis
FHI sebagai cabang filsafat akan menelaah hakekat, tujuan dan rahasia atas hukum Islam secara ilmiah dan sistematis
Hukum Islam adalah hukum agama, maka obyek analisa pertama adalah sejarah awal pensyariatan hukum Islam di masa kenabian, kemudian masa Sahabat dan Tabi’in.
Abstract: In Ulumul Qur’an , the existence of discourse about abrogating (Nasakh) is the real proof that there is a dialectic relationship between revelation and reality. Nasakh is the cancellation of the law. It could be eliminating and releasing the text of the law referring to reading. It also could be defending the text to show the instruction of abrogated law. The research is based on qualitative descriptive study that limits the study on the Mawarits and Wasiyat
verses. The paper is expected to provide scientifc contributions in the form of conceptualization of Ulumul Qur’an oriented to legal legislation and to provide intellectual contributions that combine theory of Nasakh in Ulumul Qur’an through a legal context of usul fqh. Therefore, it is also possible to be an alternative development of Philosophy of Islamic Law .
Keywords: Nasakh , Legal Legislation, Wasiat, Mawaris.
Studi Hukum Islam tak henti hentinya di kaji dan menarik untuk dijadikan wacana dan penelitian dalam segala aspek yang melingkupi perjalanan dinamika keislaman. kiranya gairah umat islam yang besar untuk melakukan kajian bisa atersalur lewat forum ilmiyah, forum online dan yang lainnya.
Filsafat hukum islam di masa ulama klasik danratnasuraiya
Filsafat adalah alam berpikir, yaitu berpikir untuk mengungkap hakekat, tujuan dan rahasia dari obyek analisa, melalui tata tertib logika ilmiah dan sistematis
FHI sebagai cabang filsafat akan menelaah hakekat, tujuan dan rahasia atas hukum Islam secara ilmiah dan sistematis
Hukum Islam adalah hukum agama, maka obyek analisa pertama adalah sejarah awal pensyariatan hukum Islam di masa kenabian, kemudian masa Sahabat dan Tabi’in.
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdffadlurrahman260903
Ppt landasan pendidikan tentang pendidikan seumur hidup.
Prodi pendidikan agama Islam
Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan
Universitas Islam negeri syekh Ali Hasan Ahmad addary Padangsidimpuan
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsepkonsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajarmengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan sepanjang
hayat memandang jauh ke depan, berusaha untuk menghasilkan manusia dan masyarakat yang
baru, merupakan suatu proyek masyarakat yang sangat besar. Pendidikan sepanjang hayat
merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia
transformasi dan informasi, yaitu masyarakat modern. Manusia harus lebih bisa menyesuaikan
dirinya secara terus menerus dengan situasi yang baru.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
3. Ilmu Kalam
Nama lain : Ilmu Aqaid (ilmu akidah-akidah),
Ilmu Tawhid (Ilmu tentang Kemahaesaan
Tuhan), Ilmu Ushuluddin (Ilmu pokok-pokok
agama).
Disebut juga ‘Teologi Islam’. ‘Theos’=Tuhan;
‘Logos’=ilmu. Berarti ilmu tentang ketuhanan
yang didasarkan atas prinsip-prinsip dan ajaran
Islam; termasuk di dalamnya persoalan-
persoalan gaib.
Ilmu=pengetahuan; Kalam=‘pembicaraan’;
pengetahuan tentang pembicaraan yang
bernalar dengan menggunakan logika.
4. Ilmu Kalam
Secara etimologi, kalam berasal dari bahasa
Arab yang artinya pembicaraan. Lebih tepatnya
secara etimologi, ilmu kalam diartikan sebagai
ilmu yang membahas tentang pembicaraan
yang di dalamnya terdapat logika atau nalar
berpikir. Sementara definisi ilmu kalam menurut
terminology adalah salah satu cabang keilmuan
Islam yang membahas tentang cara
menetapkan kepercayaan atau keimanan
terhadap agama (baca: Islam) menggunakan
bukti-bukti yang telah meyakinkan.
5. Tasawuf
Salah satu disiplin ilmu yang berkembang
dalam tradisi kajian Islam, selain Ilmu Kalam,
Filsafat dan Fiqih.
Tujuannya : memperoleh hubungan langsung
dan disadari dengan Tuhan, sehingga
disadari benar bahwa seseorang berada di
hadirat Tuhan.
Intisari : adanya komunikasi antara ruh
manusia degan Tuhan.
Caranya : berkontemplasi, serta melalui
maqamat dan ahwal.
6. Tasawuf
Pengertian Tasawuf
Arti kata tasawuf dan asal katanya menjadi perdebatan
para ahli bahasa. Ada yang mengatakan dari kata “shifa’’
artinya suci, bersih ibarat kilat kaca, sebagian ulama
mengatakan dari kata “shuff”, artinya bulu domba sebab
orang yang memasuki tasawuf itu memakai baju dari bulu
domba, dan sebagian yang mengatakan diambil dari kata
“shuffah”, ialah sekelompok sahabat nabi yang
mengasingkan dirinya di suatu tempat terpencil di
samping masjid nabi. Dan menurut Ibnu Khaldun ia
mendefenisikan tasawuf adalah semacam ilmu syariat
yang timbul didalam agama, asalnya adalah tekun ibadah
dan memutuskan hubungan dengan segala sesuatu selain
Allah, hanya menghadap Allah semata.
7. Fiqih
Pengertian Fiqih
Fiqih (Bahasa Arab: ;ﻓﻘﻪ transliterasi: Fiqh) adalah salah satu bidang ilmu
dalam syariat Islam yang secara khusus membahas persoalan hukum yang
mengatur berbagai aspek kehidupan manusia, baik kehidupan pribadi,
bermasyarakat maupun kehidupan manusia dengan Tuhannya. Beberapa
ulama fiqih seperti Imam Abu Hanifah mendefinisikan fiqih sebagai
pengetahuan seorang muslim tentang kewajiban dan haknya sebagai hamba
Allah. Fiqih membahas tentang cara beribadah, prinsip Rukun Islam, dan
hubungan antar manusia sesuai yang tersurat dalam Al-Qur'an dan Sunnah.
Dalam Islam, terdapat empat mazhab dari Sunni yang mempelajari tentang
fiqih. Seseorang yang sudah menguasai ilmu fiqih disebut Faqih.
8. Hadits
Pengertian Hadits
Hadits adalah segala perkataan (sabda), perbuatan dan ketetapan dan
persetujuan dari Nabi Muhammad SAW yang dijadikan ketetapan
ataupun hukum dalam agama Islam. Hadits dijadikan sumber hukum
dalam agama Islam selain Al-Qur'an, Ijma dan Qiyas, dimana dalam
hal ini, kedudukan hadits merupakan sumber hukum kedua setelah Al-
Qur'an.
Ada banyak ulama periwayat hadits, namun yang sering dijadikan
referensi hadits-haditsnya ada tujuh ulama, yakni Imam Bukhari, Imam
Muslim, Imam Abu Daud, Imam Turmudzi, Imam Ahmad, Imam Nasa'i,
9. Hubungan Ilmu Kalam Dengan
Tasawuf
Dalam kaitannya dengan ilmu kalam, ilmu tasawuf berfungsi sebagai
pemberi wawasan spiritual dalam pemahaman kalam. Penghayatan
yang mendalam melalui hati (dzauq dan wijdan) tehadap ilmu tauhid
atau ilmu kalam menjadikan ilmu tasawuf lebih terhayati atau
teraplikasikan dalam perilaku. Dengan demikian, ilmu tasawuf
merupakan penyempurna ilmu tauhid jika dilihat dari sudut pandang
bahwa ilmu tasawuf merupakan sisi terapan rohaniah dari ilmu tauhid.
Ilmu kalam berfungsi sebagai pengendali ilmu tasawuf. Oleh karena
itu, jika timbul suatu aliran yang bertentangan dengan aqidah, atau
lahir suatu kepercayaan baru yang bertentangan dengan Al-Qur’an
dan As-Sunah, hal itu merupakan penyimpangan atau
penyelewengan. Selain itu, ilmu tasawuf juga berfungsi sebagai
pemberi kesadaran rohaniah dalam pedebatan kalam. Sebagaimana
disebutkan bahwa ilmu kalam dalam dunia islam cenderung menjadi
sebuah ilmu yang mengandung muatan rasional dan muatan aqliyah.
Jika tidak diimbangi oleh kesadaran rohaniah, ilmu kalam dapat
bergerak ke arah yang lebih liberal dan bebas.
10. Hubungan Ilmu Kalam Dengan Fiqih
Menurut Abu Hanifah hukum islam (Fikih) terbagi kedalam
dua yaitu Fiqih Al-akbar dan Fiqih Al-Asghar, Fiqih al-
Akbar merupakan keyakinan, pokok agama, ketauhidan
sedangkan fiqih al-Asghar adalah cabang agama berupa
cara-cara beribadah seperti muamalah. Dari pendapat Abu
Hanifah bahwa adanya hubungan antara ilmu kalam
dengan fiqih. Ilmu kalam membahas soal-soal dasar dan
pokok, pandangan lebih luas, tinjauan dapat memberi
sikap toleran, memberi keyakinan yang mendalam
berdasarkan pada landasan yang kuat sedangkan Fiqh
membahas soa furu’ atau cabang dan ranting,
pandangannyapun lebih detail dan rinci.
11. Hubungan Ilmu Kalam Dengan Hadits
Sebagai sumber ilmu kalam, Al-Hadits banyak menyinggung hal
yang berkaitan dengan masalah ketuhanan, diantaranya dari
Anas bin Malik Radhiallahuanhu bahwasanya Rasulullah SAW
membaca ayat ini (artinya) : “Dia adalah Robb (Tuhan) yang
patut kita bertaqwa kepadaNya dan Dia yang berhak memberi
ampunan.” QS.Almuddatsir 74-56. Kemudian beliau bersabda,
“Allah Azza Wajalla berfirman, Aku adalah dzat yang berhak
ditakuti (mendapat keakwaan hamba). Oleh karena itu,
janganlah menjadikan bersama-Ku Tuhan yang lain. Barang
siapa takut untuk menjadikan Tuhan lain bersama-Ku, maka
Aku berhak mengampuninya (HR.Ibnu Majah). Hadits ini
menunjukkan bahwa: “Allah itu Esa tiada Tuhan selain Allah
yang patut kita sembah. Ketauhidtan manusia terhadap Allah
SWT merupakan fitrah sejak lahir dan merupakan fitrah seorang
manusia untuk percaya terhadap adanya Tuhan.”
12. Dengan demikian, ilmu kalam dengan Al-
Hadits adalah ilmu yang saling
berketerkaitan yang tidak bisa dipisahkan,
karena sumber dari ilmu kalam adalah Al-
Qur’an dan hadits. Al-Hadits sendiri di
dalam isinya banyak membahas tentang
hal-hal yang berkaitan dengan Tuhan baik
berupa, sifat, asma, perbuatan dan
tuntunan sedangkan ilmu kalam juga
membahas keesaan Allah swt.