2. Ilmu Kalam
Imam Al-Ghazali : Ilmu yang menjaga Aqidah Ahlussunnah dari gangguan ahli Bid’ah
yang menyeleweng dari Sunnah Nabi dengan narasi yang tertib dan logika yang kuat.
Muhammad Ali A-Tahanawi: Ilmu yang membuat kemampuan menguatkan Aqidah
islam dengan argumen logis dan menolak syubhat
Muhammad Abduh: Ilmu yang membahas wujud Allah dan sifat-sifat wajib, Jaiz,
Mustahil, dan juga membahas Rasul dengan tugas-tugas, kewajiban apa yang boleh
dan tidak boleh.
.1
علم
التوحيد
(Qs. 47:19)
---
Penghambaan
.2
أصول
الدين
---
pokok-pokok agama
.3
علم
العقيدة
اإلسالمية
–
ikatan dalam beragama
.4
علم
الكالم
---
Logika dan naqli tentang wahyu
.5
الفقه
األكبر
--
Kaidah memahami Rabb
.6
علم
النظر
و
اإلستدالل
–
analisis (riset) dan dalil
3. FILSAFAT
1. Asal kata: Philos: love of (mencintai kepada), Shopia (kebijaksanaan/hikmah/ilmu pengetahuan)
2. Yunani percaya kepada dewa-dewa. Dewa laki2 namanya zeus, punya anak namanya Hercules.
Zeus nikah lagi dg syetan, lalu istri kedua zeus memusuhi hercules
3. Ada sekelompok yunani yg cinta ilmu, seperti aristoteles, thales, democritos
4. Pada masa pemerintahan abu ja’far al-manshur dibangun rumah Daarul Hikmah (ilmu
pengetahuan). Diterjemahkanlah buku-buku filsafat yunani kedalam bahasa arab. Dan ulama yg
mampu menafsirkan buku2 filsafat yunani adalah Al-farabi. Beliau Diakui oleh filsuf barat sebagai
the second teacher. Guru pertama aristoteles.
5. Tokoh filsafat islam lain namanya Averroes (Ibnu Rusyd) yang diabadikan patungnya di spanyol
6. Filsafat wujudiyah (materialisme). Dg pemahaman: yg ada maka ada, yg tidak ada maka memang
tidak ada.
7. Filsafat Panteisme (pan “semua, segala. Theos “tuhan”) adalah keyakinan bahwa alam semesta
merupakan manifestasi dari tuhan, atau bahwa segala sesuatu merupakan tuhan, dewa atau dewi
imanen yang mencakup segalanya.
4. UKURAN KEBENARAN DALAM FILSAFAT
1. Kebenaran korespondensi: persesuaian antara pernyataan fakta dan data
itu sendiri. Dengan bahasa yang sederhana, kebenaran adalah persesuaian
antara apa yang ada di dalam rasio dengan kenyataan sebenarnya di alam
nyata.
2. Kebenaran koherensi: kesesuaian antara suatu pertimbangan baru dan
suatu pertimbangan yang telah diakui kebenarannya secara umum dan
permanen. Jadi, kebenaran dianggap tidak benar kalau tidak sesuai dengan
kebenaran yang dianggap benar oleh ulama umum)
3. Kebenaran pragmatik: sesuatu yang bermanfaat (utility) dan mengkin dapat
dikerjakan (workability) dengan dampak yang memuaskan. Jadi, sesuatu
dianggap tidak benar jika tidak tampak manfaatnya secara nyata dan sulit
untuk dikerjakan).
5. TASAWUF
1. Asal kata: shofa (suci, bersih, jernih)
2. Nama lain dari ilmu tasawuf adalah ilmu tazkiyatu an-nafs (alat saringan)
3. Dari asal etimologi (istilah) menurut guru besar tasawuf UIN Jakarta, Prof.
Asep Usman Ismail:
a. Tasawuf: dari proses pensucian jiwa
b. Tasawuf asal kata dari as-shaff (barisan). Rajin ibadah tepat waktu dan
paling depan
c. Tasawuf: shofwah (pilihan). Hamba-hamba pilihan Allah karena
kesucian jiwa meraka
d. Tasawuf: shuffah (tempat duduk dari kayu dan batu). Ada namanya
ahlu as-shuffah
e. Tasawuf: thesofi (bahasa yunani, theo “tuhan”, sofi “hikmah”)
f. Tasawuf: shuf (bulu domba). Pakaian yahudi dan nasrani yang
dipandang sebagai simbol kefakiran, rendah hati, sederhana. Dari
sejarah ini kemudian jadi inspirasi golongan orang zuhud (tokoh:
hasan al-basri) di bashrah yang menentang kemewahan penguasa
bani umayah di damaskus
6. LANJUTAN …
4. Ibnu khaldun mendefenisikan Tasawuf adalah semacam ilmu syariat yang timbul kemudian di dalam
agama, asalnya adalah bertekun ibadah dan memutuskan hubungan dengan segala sesuatu selain
Allah, hanya menghadap Allah semata. Menolak hiasan-hiasan ,serta membenci perkara-perkara
yang menipu orang banyak, kelezatan harta benda,dan kemegahan dan menyendiri menuju jalan
tuhan dalam khalwat dan ibadah.
5. Pelopor ilmu tasawuf: Abdu Abdullah al-Harits al-Muhasibi (ayahnya penganut aliran mu’tazilah)
6. Biografi Abdu Abdullah al-Harits al-muhasibi:
Saat masih kecil, ayahnya membawanya hijrah ke Baghdad dan di sana dia belajar fikih, hadits, ilmu
Alquran, kalam, dan terakhir tasawuf. Dia mendapat julukan Al-Muhasibi lantaran senang melakukan
muhasabah. Al-Muhasibi meninggal di Badhdad pada 234 H/857 M. Semasa hidupnya, al-Muhasibi
mencoba menawarkan dimensi moral dalam Islam, seperti kezuhudan, untuk disetarakan
sebagai sebuah pengetahuan yang utuh dan sistematis seperti ilmu fikih dan hadis yang sudah
lebih dahulu terbentuk. Ia berupaya membangun keilmuan baru dalam Islam yang kemudian dikenal
sebagai tasawuf. Abdul Kadir mengatakan, semangat rasional yang dimiliki Al-Muhasibi
mendorongnya untuk melahirkan banyak gagasan mengenai ilmu tasawuf.
7. LANJUTAN BIOGRAFI AL-MUHASIBI
Gagasannya tersebut dia tuangkan dalam beberapa karyanya seperti al-Wasaya dan al-
Ri’ayah lil Huquq Allah dan sebagian ada di kitab Mahiyat al-Aql serta kitab Fahm Alquran
dan Ma’anihi. Al-Muhasibi adalah sosok yang cerdas dan cerdik. Dia membungkus ilmu
kalam, filsafat dan tasawuf dengan simbol-simbol fikih. Dia kerap menggunakan tema-tema
hukum fikih untuk menjelaskan persoalan teologis, filosofis, dan spiritualitas. Dia berangkat
dari fikih, lalu bergerak maju ke ranah filsafat dan menjadikan tasawuf sebagai tujuannya.
Setelah al-Muhasibi, upaya untuk menyejajarkan tasawuf dan ilmu keislaman lainnya
dilakukan oleh Abu Nasr al-Sarraj. Dialah orang pertama yang dengan tegas mengatakan
bahwa tasawuf adalah bagian dari Islam. Tidak ada kesesatan dalam tasawuf. Dia
mengatakan, apabila ada seseorang mempunyai persoalan yang terkait dengan landasan,
hakikat, dan hukum, maka selayaknya dia bertanya kepada ulama yang ahli di bidangnya,
misalnya ulama ahli hadis, fikih, dan tasawuf.
8. Mursyid (Penunjuk jalan) Tarekat/Thariqah (aliran tasawuf)
Sayyid Bahauddin an-Naqsyabandi (Tarekat Naqsyabandiyah,
1389 M) -Bukhara, Uzbekistan
Abdul Qadir al-Jailani (Tarekat Qadiriyah, 1166 M)-Jailan, Iran
Abul Hasan Ali asy-Syadzili (Tarekat Syadziliyah, 1258 M)-
Maroko
Abdullah asy-Syattar (tarekat as-syatariyah, abad ke-15)-India
Ahmad Tijani (Tarekat Tijaniyah, 1737-1815 M)- Al Jazair
Muhammad bin 'Abd al-Karim al-Madani as-Syafi'i as-Samman
(Tarekat Sammaniyah, 1775 M) - Madinah
Editor's Notes
NOTE:
To change the image on this slide, select the picture and delete it. Then click the Pictures icon in the placeholder to insert your own image.