Tiga faktor utama pembentukan pluraliti di Malaysia adalah pluraliti pada zaman Kesultanan Melayu Melaka yang menarik pedagang dari berbagai belahan dunia, pluraliti pada zaman penjajahan Britania yang memperkenalkan sistem negara bangsa, dan persaingan kuasa Barat untuk menguasai tanah jajahan.
Pluraliti dan masyarakat pluralistik di malaysia (terkini)Norisuwanah Jaffar
Â
Dokumen tersebut membahas konsep pluralisme dan masyarakat pluralistik di Malaysia. Ia menjelaskan bagaimana pluralisme sudah wujud sejak zaman dahulu di Alam Melayu akibat interaksi pedagang asing. Kemuncak pluralisme dicapai pada zaman Kesultanan Melayu Melaka dengan kepelbagaian etnik. Penjajahan kemudian mempengaruhi corak penempatan etnik. Selepas kemerdekaan, politik berteraskan etnik dan perlemb
Dokumen tersebut membahas konsep-konsep dasar hubungan etnik dan budaya di Malaysia. Dokumen tersebut menjelaskan konsep-konsep seperti ras, etnisitas, prejudis, stereotip, diskriminasi, rasisme, akulturasi, segregasi, akomodasi, amalgamas, pluralitas budaya, dan komposisi masyarakat multietnis di Malaysia dari perspektif Islam. Dokumen tersebut juga membahas pendekatan konsep akomodasi yang tepat untuk menjamin keharmonian
Tiga faktor utama pembentukan pluraliti di Malaysia adalah pluraliti pada zaman Kesultanan Melayu Melaka yang menarik pedagang dari berbagai belahan dunia, pluraliti pada zaman penjajahan Britania yang memperkenalkan sistem negara bangsa, dan persaingan kuasa Barat untuk menguasai tanah jajahan.
Pluraliti dan masyarakat pluralistik di malaysia (terkini)Norisuwanah Jaffar
Â
Dokumen tersebut membahas konsep pluralisme dan masyarakat pluralistik di Malaysia. Ia menjelaskan bagaimana pluralisme sudah wujud sejak zaman dahulu di Alam Melayu akibat interaksi pedagang asing. Kemuncak pluralisme dicapai pada zaman Kesultanan Melayu Melaka dengan kepelbagaian etnik. Penjajahan kemudian mempengaruhi corak penempatan etnik. Selepas kemerdekaan, politik berteraskan etnik dan perlemb
Dokumen tersebut membahas konsep-konsep dasar hubungan etnik dan budaya di Malaysia. Dokumen tersebut menjelaskan konsep-konsep seperti ras, etnisitas, prejudis, stereotip, diskriminasi, rasisme, akulturasi, segregasi, akomodasi, amalgamas, pluralitas budaya, dan komposisi masyarakat multietnis di Malaysia dari perspektif Islam. Dokumen tersebut juga membahas pendekatan konsep akomodasi yang tepat untuk menjamin keharmonian
Buku teks ini membincangkan sejarah pembentukan masyarakat majmuk di Malaysia sejak zaman Kesultanan Melaka hingga zaman penjajahan British. Ia juga menjelaskan beberapa teori hubungan etnik seperti teori kelas, teori masyarakat majmuk, dan teori pilihan rasional. Selain itu, konsep-konsep penting seperti etnisiti, rasisme, prejudis dan diskriminasi dibincangkan untuk memahami kerumitan hubungan antara et
Dokumen tersebut membahas konsep asas hubungan etnik, termasuk definisi etnik, ras, masyarakat, budaya, integrasi dan hubungan etnik, komposisi etnik di Malaysia, serta peran Islam dalam mempromosikan keragaman etnik.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
BAB 2 membahas teori dan konsep dasar hubungan antaretnik, meliputi teori ekologi, Freudian, struktur fungsionalisme, kelas, masyarakat majmuk, pasaran buruh terpisah, dan pilihan rasional. Juga dibahas konsep masyarakat, kebudayaan, ras, etnik, dan integrasi.
Rangkuman dokumen tersebut memberikan gambaran umum tentang sistem ekonomi Malaysia sebelum dan sesudah kemerdekaan serta rancangan pembangunan ekonomi melalui Rancangan Malaysia Pertama hingga Kesepuluh.
Buku teks ini membincangkan sejarah pembentukan masyarakat majmuk di Malaysia sejak zaman Kesultanan Melaka hingga zaman penjajahan British. Ia juga menjelaskan beberapa teori hubungan etnik seperti teori kelas, teori masyarakat majmuk, dan teori pilihan rasional. Selain itu, konsep-konsep penting seperti etnisiti, rasisme, prejudis dan diskriminasi dibincangkan untuk memahami kerumitan hubungan antara et
Dokumen tersebut membahas konsep asas hubungan etnik, termasuk definisi etnik, ras, masyarakat, budaya, integrasi dan hubungan etnik, komposisi etnik di Malaysia, serta peran Islam dalam mempromosikan keragaman etnik.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
BAB 2 membahas teori dan konsep dasar hubungan antaretnik, meliputi teori ekologi, Freudian, struktur fungsionalisme, kelas, masyarakat majmuk, pasaran buruh terpisah, dan pilihan rasional. Juga dibahas konsep masyarakat, kebudayaan, ras, etnik, dan integrasi.
Rangkuman dokumen tersebut memberikan gambaran umum tentang sistem ekonomi Malaysia sebelum dan sesudah kemerdekaan serta rancangan pembangunan ekonomi melalui Rancangan Malaysia Pertama hingga Kesepuluh.
Peranan guru memupuk Integrasi Nasional Kearah Perpaduan sekolah.docxMUHAMMADTAUFIQAKMALB
Â
PERANAN GURU DALAM MEMBINA INTEGRASI NASIONAL KE ARAH MEMUPUK PERPADUAN DI SEKOLAH
Guru bertanggungjawab sebagai agen perpaduan dan mendidik pelajar dengan nilai perpaduan dalam mengekalkan keharmonian antara kaum
The document discusses what makes internal audit effective in developed countries. Three key factors are: 1) strong governance structures that separate political and management roles; 2) high quality management that takes responsibility for internal controls and sees internal audit as a support; and 3) professional internal audit functions that work closely with management to address key risks. The document contrasts these factors with some transition economies that may have weaker systems, governance, and management quality, suggesting the internal audit model may need to be adapted.
Gagasan Cartesian Dualism yang memisahkan jasad dan akal telah memacu aliran-aliran falsafah seperti naturalisme, materialisme, ateisme, dan reduksionisme yang secara kolektif telah menyebabkan penjajahan manusia ke atas alam sekitar dan mengakibatkan kemusnahan ekosistem. Dokumen ini menjelaskan perlunya mendekolonisasi pemikiran dengan mengintegrasikan manusia dan alam sekitar.
Dokumen tersebut membahas mengenai falsafah dalam kehidupan. Ia menjelaskan pengertian falsafah dari sudut etimologi dan terminologi, tujuan ilmu falsafah, hubungan antara falsafah, agama dan ilmu, serta jenis-jenis ilmu falsafah seperti falsafah teoretikal, praktikal, ekonomi, politik dan cabang-cabang baru falsafah.
Dokumen tersebut membahas tentang pengenalan ilmu falsafah, konsep dan skop falsafah, falsafah pendidikan kebangsaan dan Islam, serta prinsip-prinsip Rukun Negara Malaysia dalam rangka mewujudkan masyarakat yang harmonis."
This document discusses displaced commercial risk in Islamic finance. It defines displaced commercial risk as the risk resulting from volatility in returns generated by assets financed by investment accounts, which can cause Islamic banks to not pay competitive rates compared to conventional banks. The document outlines ways Islamic banks can manage this risk, including using profit equalization reserves and investment risk reserves. It also discusses the impact of displaced commercial risk mitigation on Islamic banks and their customers and the overall economy.
This document discusses risk management in Islamic finance, specifically for Takaful (Islamic insurance) operations. It identifies five main types of risk for Takaful operators: underwriting risks, operational risks, credit risks, liquidity risks, and market risks. For each risk, it provides examples of how the risk can occur in a Takaful context. It then outlines several ways Takaful operators can manage each of these risks, such as establishing standard underwriting procedures, recruiting skilled IT professionals, implementing liquidity ratios, and exploring Shariah-compliant hedging instruments. The document emphasizes that effective risk management is important for Takaful operators to provide protection in accordance with Islamic principles.
This document discusses risk management in Islamic finance, specifically equity investment risk. It defines equity investment risk according to the Islamic Financial Service Board as the risk of participating in a business partnership where the provider of finance shares in business risks. Equity investments in Islamic finance are typically done through mudarabah and musharakah contracts which are profit/loss sharing in nature and can result in total loss of capital. The document outlines some of the key risks of equity investment including partner risk, lack of reliable partner information, credit risk, industry risk, and risks specific to mudarabah and musharakah contracts. It concludes by suggesting some ways to mitigate equity investment risk such as diversification, long-term investing, expert advice,
This document discusses rate of return risk in Islamic finance. It defines rate of return risk as the potential impact of changes in market rates of return on an Islamic bank's net income or equity value. Rate of return risk exists for Islamic banks because they use conventional interest rates as benchmarks, exposing them mismatch risk between asset and liability rates. The document outlines various techniques Islamic banks can use to manage this risk, such as diversifying assets, securitization, and off-balance sheet hedging methods. Managing rate of return risk is important for Islamic bank profitability and competitiveness.
This document discusses Shariah non-compliance risk in Islamic finance. It begins by defining Shariah non-compliance risk as the risk arising from a failure of Islamic banks to comply with Shariah rules and principles as determined by their Shariah boards. This can result in contracts being cancelled and income not being recognized. The document then outlines various measures that can be taken to manage this risk, such as ensuring contracts are structured to fulfill the pillars of a valid Islamic contract. Several examples of potential Shariah non-compliance in contracts like tawarruq, mudharabah and istisna' are also provided.
Operational risk in Islamic finance can arise from a variety of sources. The document identifies six main categories of operational risk: 1) Shariah non-compliance risk, 2) people risk, 3) technology risk, 4) fiduciary risk, 5) legal risk, and 6) reputational risk. It also discusses the nature of operational risks as either internally or externally inflicted, the impacts as direct or indirect, and the degree of expectancy as expected or unexpected losses. Proper identification and management of operational risks are important for Islamic financial institutions.
This document discusses market risk in Islamic finance. It defines market risk as potential financial losses from unexpected movements in market prices like interest rates, foreign exchange rates, and commodity prices. It notes market risk also arises from financing assets for Islamic banks. The document outlines the scope of market risk for Islamic banks, including rate of return risk, commodity price risk, foreign exchange risk, and equity price risk. It then discusses various ways Islamic banks can mitigate market risk, such as netting methods, loss limit policies, and asset securitization. The overall goal is to explain the importance and management of market risk for Islamic financial institutions.
This document discusses credit risk in Islamic finance. It begins by defining credit risk as the potential financial loss from a counterparty failing to meet contractual obligations. It then outlines the various types of credit risk exposures that can occur in common Islamic financing contracts such as mudarabah, musharakah, murabahah, ijarah, salam and istisna. The document also discusses IFSB guiding principles for credit risk management, including conducting due diligence reviews and having appropriate risk mitigation techniques. It emphasizes the importance of effective credit risk management for ensuring the financial stability and growth of Islamic banks.
This document discusses liquidity risk in Islamic finance. It defines liquidity risk as a bank's potential inability to meet short-term financial demands due to difficulties liquidating assets. For Islamic banks, liquidity risk is critical as they cannot borrow funds through interest or sell debt assets. The document identifies two types of liquidity risk - funding liquidity, which is the inability to raise funds for business growth, and market liquidity, which is the inability to liquidate assets quickly. It also discusses causes of liquidity risk for Islamic banks like limited Sharia-compliant money markets and differences in Islamic legal interpretations. The document recommends mitigation strategies like risk dispersal and a diversified portfolio, and notes IFSB guiding principles
Free Trilingual eBook ~ Jataka Tales with Moral Lessons pdf.pdfOH TEIK BIN
Â
A free trilingual eBook comprising 5 PowerPoint presentations of meaningful Buddhist stories that teach important Dhamma/Life lessons. For reflection and practice to develop the mind to grow in love, compassion and wisdom. The texts are in English, Chinese & Malay.
(For other free eBooks, you can check out:
ďźĺŻšäşĺ śäťĺ č´šçľĺ䚌ďźć¨ĺŻäťĽćĽçďź
www.slideshare.net/ohteikbin/presentations
www.slideshare.net/ohteikbin/documents )
2. Maklumat Kursus
HUBUNGAN ETNIK (CTU553)
i. Nama Kursus Hubungan Etnik
ii. Kod Kursus CTU553
iii. Taraf Kursus Universiti/ Ijazah Sarjana Muda
iv. Jam Kredit 2 Jam
v.
Kaedah Penyampaian/
Pengendalian
Kuliah, diskusi dan pembentangan
2
3. Pengenalan
ď Kursus ini membincangkan konsep asas, latar belakang dan realiti sosial masa kini hubungan
etnik di Malaysia dari perspektif kesepaduan sosial.
ď Tujuan kursus ini ialah memberikan kesedaran dan penghayatan dalam mengurus kepelbagaian
ke arah pengukuhan negara bangsa berasaskan nilai-nilai murni.
ď Pengajaran dan pembelajaran akan dilaksanakan dalam bentuk pembelajaran berasaskan
pengalaman melalui aktiviti individu, berpasukan dan semangat kesukarelaan.
ď Pada akhir kursus ini, pelajar diharapkan dapat mengamalkan nilai-nilai murni, mempunyai jati
diri kebangsaan, dan menerima kepelbagaian sosio budaya etnik di Malaysia.
3
4. Hasil Pembelajaran (Learning Outcomes)
Setelah mengikuti kursus ini, pelajar dapat
CLO1
⢠Membincang isu dan cabaran
dalam konteks hubungan etnik di
Malaysia.
CLO2
⢠Menilai kepentingan jati diri
kebangsaan dan kesukarelaan ke
arah mewujudkan warganegara
yang bertanggungjawab.
CLO3
⢠Membina hubungan dan interaksi
sosial pelbagai etnik berasaskan
nilai murni di Malaysia.
4
5. Hasil Pembelajaran
ď Menghuraikan konsep kepelbagaian etnik, masyarakat dan budaya yang wujud di Malaysia serta
pluraliti masyarakat menurut perspektif Islam.
ď Menghuraikan sejarah kemerdekaan, penggubalan Perlembagaan Persekutuan dan penyatuan
ummah melalui peruntukan Perlembagaan Persekutuan secara perbandingan dengan Piagam
Madinah.
ď Membincangkan pembangunan politik dan ekonomi dalam konteks hubungan etnik di Malaysia.
ď Mengaplikasikan nilai Islam dalam kehidupan masyarakat pelbagai etnik di Malaysia
ď Menganalisis pelan tindakan dan strategi ke arah mengujudkan masyarakat berintegrasi serta
survival Melayu dan bumiputera di Malaysia.
5
6. Kepentingan Hubungan Etnik Yang Harmonis
ď Akan membawa kestabilan politik & ekonomi.
ď Perlu usaha berterusan untuk memupuk dan mengekalkan hubungan etnik yang harmonis.
ď Pengajaran daripada peristiwa 13 Mei 1969:
ď Rusuhan kaum tidak menguntungkan sesiapa.
ď Langkah konkrit perlu diambil bagi mengeratkan perpaduan nasional & keharmonian antara kaum.
ď Perpaduan nasional tidak akan tercapai sekiranya sebilangan besar rakyat miskin.
ď Rakyat harus bertoleransi & saling hormat menghormati.
6
7. Usaha Kerajaan Untuk Memupuk Perpaduan
Nasional
ď Selain daripada itu, kerjasama dan sumbangan daripada sektor swasta, sektor komuniti dan
semua parti politik sama penting bagi melengkapkan usaha kerajaan.
ď Hubungan etnik di Malaysia bukan setakat hubungan antara kumpulan etnik, malahan meliputi
kumpulan kelas sosial yang berbeza (antara para pekerja, pelbagai tingkat sosial).
7
8. Hubung Kait Antara Ekonomi Dan Etnisiti
ď Pertumbuhan ekonomi dan kestabilan politik - teras keharmonian hubungan etnik.
ď Wujudnya identifikasi kegiatan dalam sesuatu sektor ekonomi dengan sesuatu kaum.
ď Membawa kepada persepsi yang menjadi streotaip berikut;
ď Melayu - petani dan nelayan
ď Cina - perniagaan dan perlombongan
ď India - buruh di estet
ď Peribumi di Sabah dan Sarawak - di kawasan pedalaman yang mundur, etnik Cina kuasai ekonomi
8
9. Hubung Kait Antara Ekonomi Dan Etnisiti
Joseph Stiglitz, bekas Ketua Ahli
Ekonomi Bank Dunia menyatakan
bahawa ketika Malaysia dilanda
kegawatan ekonomi (1997-98),
penyelesaian ekonomi sahaja
mencukupi kerana wujudnya
perkaitan yang rapat dengan
etnisiti.
9
10. Hubung Kait Antara Ekonomi Dan Etnisiti
ď Hubungan harmonis yang tergugat akan menyebabkan survival Malaysia turut tergugat
meskipun ekonomi dan politik dalam keadaan baik.
ď Oleh itu, penyelesaian harus mengambil kira kesan ke atas hubungan etnik.
ď Hubungan timbal balik etnisiti-ekonomi - suatu ciri penting sistem sosial Malaysia.
10
11. Kepentingan Modul Hubungan Etnik
ď Modul ini diperkenalkan dengan tujuan mendedahkan kepada pelajar Institusi Pengajian Tinggi
(IPT) kepada tajuk-tajuk asas meliputi pelbagai bidang seperti perlembagaan, politik, ekonomi,
agama dan pendidikan.
ď Modul ini dirangka berdasarkan kepada paradigma kesepaduan sosial sebagai pendekatan
alternatif untuk melihat hubungan etnik di Malaysia.
ď Modul ini juga melihat kepada konsep takrifan autoriti dan takrifan harian.
11
12. Kepentingan Modul Hubungan Etnik
ď âApakah formula kejayaan Malaysia dalam mewujudkan hubungan etnik yang harmonis?â -
jawapannya ada di dalam modul ini.
ď Modul ini juga diharapkan dapat secara berterusan menghidupkan semangat setia kawan
sesama rakyat Malaysia.
ď Pelajar IPT menjadi tumpuan - bakal anggota masyarakat berilmu yang akan meneruskan usaha
serta menentukan arah perpaduan negara di masa hadapan.
12
13. Kandungan Modul Hubungan Etnik
ď Bahagian 1 - Konsep dan teori.
ď Bahagian 2 - Latar belakang politik dan ekonomi.
ď Bahagian 3 - Beberapa aspek penting yang berkait secara langsung dengan hubungan etnik.
ď Kandungan modul ini diharapkan dapat memberikan kefahaman yang lebih mantap mengenai
hubungan etnik di Malaysia.
13
15. Pelan Pengajian
MINGGU TAJUK KANDUNGAN
1 â˘Taklimat Kursus
2 BAB 1 â˘Malaysia: Kesepaduan dan Kepelbagaian
3 BAB 2 â˘Potret Hubungan Etnik
4 BAB 3 ⢠Islam Dan Hubungan Etnik
â˘Konsep Masyarakat Majmuk Menurut Islam
â˘Prinsip dan Nilai Kemanusiaan
5 BAB 3 ⢠Islam Dan Hubungan Etnik
â˘Asas dan Aplikasi Hubungan Etnik
6 BAB 3 ⢠Islam Dan Hubungan Etnik
â˘Aplikasi Maqasid Syariah
7 BAB 3 â˘Islam Dan Hubungan Etnik
â˘Konsep Wasatiyah
15
16. Pelan Pengajian
MINGGU TAJUK KANDUNGAN
8 BAB 4 â˘Limpahan Kemakmuran Merentasi Hubungan Etnik
â˘Isu Sosioekonomi Awal Kemerdekaan
â˘Ekonomi dan Etnik
â˘DEB
â˘Kejayaan Ekonomi Malaysia
9 BAB 4 â˘Limpahan Kemakmuran Merentasi Hubungan Etnik
â˘Pendekatan Islam Dalam Pembangunan Ekonomi
10 BAB 5 â˘Perlembagaan Persekutuan Tiang Seri Hubungan Etnik
â˘Konsep Perlembagaan
â˘Kronologi Pembentukan Perlembagaan
11 BAB 5 â˘Perlembagaan Persekutuan Tiang Seri Hubungan Etnik
â˘Piagam Madinah dan Hubungan Etnik
12 BAB 6 â˘Pemuafakatan Politik Dalam Konteks Hubungan Etnik Di Malaysia
â˘Pembangunan Politik di Malaysia
13 BAB 6 â˘Pemuafakatan Politik Dalam Konteks Hubungan Etnik Di Malaysia
â˘Pendekatan Islam dalam Pembangunan Politik
16
17. Pelan Pengajian
MINGGU TAJUK KANDUNGAN
13 BAB 7 â˘Daripada Segregasi Kepada Integrasi
â˘Peranan Kerajaan
â˘Peranan Masyarakat
â˘Peranan NGO
â˘Integrasi Menurut Perspektif Islam
14 BAB 8 â˘Pemerkasaan Pendidikan ke Arah Kesepaduan Sosial
â˘Sejaran Pendidikan di Malaysia
â˘Cabaran dalam Pendidikan
15 â˘Minggu Ulangkaji
17
18. Bahan Rujukan
ď Shamsul Amri Baharuddin (et.al.). 2014. Modul Hubungan Etnik. Edisi Kedua. Bangi: Institut Kajian
Etnik, Universiti Kebangsaan Malaysia.
ď Idris Abd. Hamid (et.al). Bicara Ilmiah Perlembagaan Malaysia. Kuala Terengganu: Penerbit
UNISZA.
ď Terjemahan dan Buku Malaysia.Shamsul Amri Baharuddin (ed.) 2007, Modul Hubungan Etnik,
Kementerian Pengajian Tinggi Malaysia.
ď Wan Mohd Nor Wan Daud. 2001. Pembangunan di Malaysia. Kuala Lumpur. ISTAC
ď Abdul Aziz Bari. 2000. Perlembagaan Malaysia: Asas-Asas Dan Masalah. Kuala Lumpur: Dewan
Bahasa dan Pustaka.
ď Syed Mohamad Naquib Al-Alttas.1971. Islam dan Sejarah Kebudayaan Melayu. Bangi: UKM
18
19. Buku Rujukan Utama
Shamsul Amri Baharuddin (et.al.). 2014. Modul Hubungan Etnik. Edisi Kedua. Bangi: Institut
Etnik, Universiti Kebangsaan Malaysia.
19
20. Panduan Penggunaan Slaid
ď Slaid pembentangan bagi kursus CTU553 Hubungan Etnik (atau CTU555 Sejarah Malaysia) ini disediakan
berdasarkan kepada buku rujukan utama iaitu Modul Hubungan Etnik Edisi Kedua terbitan Institut Kajian Etnik,
Universiti Kebangsaan Malaysia dan disesuaikan dengan keperluan kurikulum terkini CTU553 Hubungan Etnik yang
ditawarkan kepada pelajar Universiti Teknologi MARA (UiTM).
ď Sumber-sumber rujukan slaid:
ď Buku Modul Hubungan Etnik Edisi Kedua
ď Slaid-slaid berkaitan modul Hubungan Etnik yang dimuat naik di laman sesawang SlideShare dan Scribd.
ď Gambar dan bahan yang diambil dan digunakan adalah dari sumber sendiri, media sosial, forum, group, blog, laman
sesawang serta menggunakan enjin carian terpilih. Kepada pemilik sumber berkenaan, diharap dapat mengizinkan
penggunaan sumber berkenaan.
PENAFIAN:
ď Sekiranya terdapat percanggahan fakta atau maklumat, maka maklumat daripada Buku Modul Hubungan Etnik Edisi
Kedua adalah mengatasi fakta dan maklumat yang terdapat di dalam slaid kursus ini.
ď Pihak penyusun slaid tidak akan bertanggungjawab bagi sebarang kehilangan dan kerugian yang disebabkan oleh
penggunaan maklumat yang diperoleh dari slaid kursus ini.
20
21. Pusat Pengajian
⢠Akademi Pengajian Islam
Kontemporari
⢠Universiti Teknologi MARA
⢠40450 Shah Alam
⢠Selangor Darul Ehsan
⢠http://acis.uitm.edu.my
⢠http://www.facebook.com/acis.uit
⢠acis@salam.uitm.edu.my
⢠Tel : 03 - 5544 2664 / 2650 /
/ 2644
⢠Faks: 03 - 544 2668 / 2367 / 5635
21