SlideShare a Scribd company logo
HUBUNGAN PEMERINTAH PUSAT 
dengan 
PEMERINTAH DAERAH
Kelompok 6 
Nama Anggota : 1. Esti Rahayu (1404259) 
2. Meta Septiyana P (1404) 
3. Heru Cahyo R (1404)
Pengertian Hubungan Pemerintah Pusat 
dan Daerah 
Hubungan Pemerintah Pusat dan Daerah 
dapat diartikan sebagai hubungan kekuasaan 
pemerintah pusat dan daerah sebagai 
konsekuensi dianutnya asas desentralisasi 
dalam pemerintahan negara. Pada dasarnya, 
guna mencapai tujuan Negara yaitu 
kemakmuran rakyat, perlu adanya hubungan 
harmonis dari berbagai pihak. Termasuk 
pemerintah pusat dan daerah.
Dengan adanya hubungan yang harmonis, diharapkan terjalin 
kinerja yang sinergis sehingga pelayanan negara terhadap 
rakyat dapat diwujudkan 
Hubungan pemerintah pusat dan daerah mempunyai kaitan erat 
dengan usaha penyelenggaraan otonomi daerah. Untuk itu 
UU. No. 5 Tahun 1974 dan peraturan Pemerintah No.45 Tahun 
1992 tentang titik berat pelaksanaan otonomi daerah di 
Daerah Tingkat II perlu diupayakan agar realisasinya benar-benar 
diwujudkan.
Jenis – Jenis Hubungan Kerja Pemerintah Pusat dan Pemerintah 
Daerah 
Hubungan kerja dalam pemerintahan yaitu 
hubungan kerja kedinasan antara unit satu 
dengan unit lainnya (hubungan kerja formal) baik 
hubungan vertikal maupun hubungan horizontal. 
Hubungan Pemerintah Pusat dan Pemerintah 
Daerah adalah hubungan antara Pemerintah 
Tingkat Pusat sebagai keseluruhan dengan aparat 
Pemerintahan Daerah termasuk hubungan unit 
hubungan pusat dengan daerah.
Ada dua jenis hubungan yang ada di dalam hubungan 
kerja pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah yaitu : 
 Hubungan Hierarkhi 
Yaitu hubungan kerja yang bersifat vetikal, yakni 
hubungan kerja timbal balik antara atasan dan bawahan, 
dari tingkat pejabat tertinggi sampai ke tingkat pejabat 
terendah. 
 Hubungan Fungsional 
Yaitu hubungan kerja yang bersifat horizontal yang 
berbentuk hubungan kerja sama antara dua atau lebih unit 
organisasi/ pejabat yang mempunyai kedudukan ekselon 
yang setara. Hubungan ini bertujuan melancarkan kegiatan 
pembangunan dan aplikasi pelaksanaan administrasi.
Hubungan kerja antar Pemerintah Pusat dan Pemerintah 
Daerah dapat dilihat pada instansi Daerah. Instansi Daerah terbagi 
atas : 
• Instansi Vertikal, yaitu instansi yang dalam melaksanakan tugas dan 
fungsinya bertanggung jawab langsung kepda Pemerintah Pusat. 
• Instansi Horizontal, yaitu instansi yang dalam melaksanakan tugas 
dan fungsinya bertanggung jawab kepada Kepala Daerah sebagai 
Pemerintah Daerah. 
Adapun hubungan kerja secara yuridis antara Pemerintah 
Pusat dan Pemerintah Daerah adalah : 
- kepala daerah bertanggung jawab kepada Presiden melalui 
menteri dalam negeri 
- instansi vertikal secara teknis bertanggung jawab kepada menteri 
yang bersangkutan (yang menaungi) 
- instansi otonomi mempunyai hubungan hierarkhi dengan Kepala 
Daerah, namun secara teknis mempunyai hubungan dengan 
Departemen yang menaungi
Selain itu antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah terdapat 
suatu pengawasan yang bersifat represif terhadap semua Peraturan 
Daerah dan Keputusan Kepala Daerah, walaupun Peraturan Daerah dan 
Keputusan Daerah itu sudah disahkan oleh pejabat yang berwenang. 
Pengawasan itu berwujud : 
 mempertangguhkan berlakunya suatu Peraturan Daerah atau 
Keputusan Daerah 
 membatalkan suatu Peraturan Daerah atau Keputusan Daerah 
Azas pokok yang dipedomani dalam hubungan kerja Pemerintah 
Pusat dan Pemerintah Daerah adalah desentralisasi dan dekonsentrasi. 
Pada hakekatnya negara lah atau Pemerintah Pusat lah yang mempunyai 
kata terkhir terhadap ketentuan-ketentusn tentang batas otonomi, baik 
secara positif maupun secara negatif. Hal ini memamg sesuai dengan 
maksud daripada desentralisasi dan dekonsentrasi yang pada hakekatnya 
tidak lebih dari suatu sarana atau cara untuk melakukan pemerintahan di 
daerah dengan cara yang sebaik-baiknya.
Hubungan Pemerintah Pusat dan 
Daerah 
Pemerintahan daerah dalam menyelenggarakan urusan 
pemerintahan memiliki hubungan dengan pemerintah pusat dan 
dengan pemerintahan daerah lainnya. Hubungan tersebut meliputi: 
a) Hubungan wewenang 
b) Keuangan 
c) Pelayanan umum 
d) Pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya. 
Hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber 
daya alam, dan sumber daya lainnya dilaksanakan secara adil dan 
selaras. Hubungan wewenang, keuangan, pelayanan umum, 
pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya 
menimbulkan hubungan administrasi dan kewilayahan antar 
susunan pemerintahan.
1. Pembagian urusan Pemerintahan 
Ketentuan hukum yang mengatur lebih lanjut hubungan antara 
pempus dan pemda sebagai penjabaran dari dasar konstitusioanal 
adalah Pasal 10-18 UU Nomor 32 Tahun 2004. 
Dalam kaitannya dengan hubungan pempus dan pemda maka 
adanya pembagian wewenang urusan pemerintahan. Pembagian 
urusan pemerintahan di Indonesia, pada hakekatnya dibagi dalam 3 
kategori, yaitu : 
a). Urusan pemerintahan yang dilaksanakan oleh pemerintah pusat 
(pemerintah) 
b). Urusan pemerintahan yang dilaksanakan oleh pemerintah provinsi 
c). Urusan pemerintahan yang dilaksanakan oleh pemerintah 
Kabupaten/Kota
2. Kriteria Pembagian urusan antar Pemerintah, daerah 
Provinsi/Kabupaten/Kota 
Untuk mewujudkan pembagian kewenangan yang 
concurren (artinya urusan pemerintahan yang penanganannya 
dalam bagian atau bidang tertentu dapat dilaksanakan bersama 
antara Pemerintah dan pemerintah daerah) secara proporsional 
antara Pemerintah, Daerah Provinsi, Daerah Kabupaten dan Kota 
maka disusunlah kriteria yang meliputi eksternalitas, akuntabilitas 
dan efisiensi dengan memperhatikan keserasian hubungan antar 
susunan pemerintahan sebagai suatu sistem antara hubungan 
kewenangan pemerintah, kewenangan pemerintah daerah provinsi 
dan pemerintah Kabupaten/kota, atau antar pemerintahan daerah 
yang saling terkait, tergantung dan sinergis.
3. Urusan Pemerintah yang menjadi urusan pempus 
Urusan pemerintahan terdiri atas urusan 
pemerintahan yang sepenuhnya menjadi kewenangan 
Pemerintah dan urusan pemerintahan yang dibagi 
bersama antar tingkatan dan/atau susunan 
pemerintahan. Dalam menyelenggarakan urusan 
pemerintahan, yang menjadi kewenangan daerah, 
pemerintahan daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya 
untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan 
pemerintahan berdasarkan asas otonomi dan tugas 
pembantuan.
4. Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan 
Dalam menyelenggarakan 6 urusan pemerintahan (pasal 10 ayat 3 UU No.32/2004) 
Pemerintah : 
a) Menyelenggarakan sendiri 
b) Dapat melimpahkan sebagian urusan pemerintahan kepada perangkat 
Pemerintah atau wakil Pemerintah di daerah atau 
c) Dapat menugaskan kepada pemerintahan daerah dan/atau pemerintahan desa. 
Di samping itu, penyelenggaraan di luar 6 urusan pemerintahan (Pasal 10 ayat 3) 
Pemerintah dapat : 
a) Menyelenggarakan sendiri sebagian urusan pemerintahan, atau 
b) Melimpahkan sebagian urusan pemerintahan kepada Gubernur selaku wakil 
pemerintah, 
c) atau menugaskan sebagian urusan kepada pemerintah daerah dan/atau 
pemerintahan desa berdasarkan asas tugas pembantuan.
5. Urusan pemerintahan yang menjadi 
kewenangan pemda 
Urusan pemerintahan yang menjadi 
kewenangan pemerintahan daerah, yang 
diselenggarakan berdasarkan kriteria-kriteria, 
terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan.
Hubungan Dalam Berbagai Bidang 
1. Urusan wajib yang diamanatkan oleh peraturan 
perundang-undangan. 
Pemerintahan daerah provinsi dan pemerintahan 
daerah kabupaten/kota dalam melaksanakan 
urusan pemerintahan wajib dan pilihan 
berpedoman kepada norma, standar, prosedur, 
dan kriteria yang ditetapkan oleh Menteri/kepala 
lembaga pemerintah non departemen untuk 
pelaksanaan urusan wajib dan urusan pilihan. 
Pembagian urusan antar pemerintah, pemprov 
dan pemkab diatur lebih lanjut dalam PP No 38 
tahun 2007.
2. Hubungan Dalam bidang keuangan 
 Hubungan keuangan antara pempus dan pemda Pasal 15 ayat 1 UU 
No.32/2004 meliputi : 
a. Pemberian sumber-sumber keuangan untuk menyelenggarakan urusan 
pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah; 
b. pengalokasian dana perimbangan kepada pemerintahan daerah; dan 
c. pemberian pinjaman dan/atau hibah kepada pemerintahan daerah 
 Hubungan dalam bidang keuangan antar pemerintahan daerah meliputi : 
a. bagi hasil pajak dan nonpajak antara pemerintahan daerah provinsi dan. 
pemerintahan daerah kabupaten/kota; 
b. pendanaan urusan pemerintahan yang menjadi tanggung jawab bersama; 
c. pembiayaan bersama atas kerja sama antar daerah; dan 
d. pinjaman dan/atau hibah antar pemerintahan daerah.
3. Hubungan dalam bidang pelayanan umum 
 Antara Pempus dan pemda (vertikal) meliputi : 
a. kewenangan, tanggung jawab, dan penentuan standar pelayanan 
minimal; 
b. pengalokasian pendanaan pelayanan umum yang menjadi 
kewenangan daerah; dan 
c. fasilitasi pelaksanaan kerja sama antar pemerintahan daerah 
dalam penyelenggaraan pelayanan umum. 
 Antar pemerintahan daerah (horisontal) meliputi : 
a) pelaksanaan bidang pelayanan umum yang menjadi 
kewenangan daerah; 
b. kerja sama antar pemerintahan daerah dalam penyelengaraan 
pelayanan umum; dan 
c. pengelolaan perizinan bersama bidang pelayanan umum.
4. Hubungan dalam bidang pemanfaatan sumber daya alam dan sumber 
daya lainnya 
 Antara Pemerintah dan pemerintahan daerah 
a. kewenangan, tanggung jawab, pemanfaatan, pemeliharaan, 
pengendalian dampak, budidaya, 
dan pelestarian; 
b. bagi hasil atas pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya 
lainnya; dan 
c. penyerasian lingkungan dari tata ruang serta rehabilitasi lahan 
 Antar pemerintahan daerah (horisontal) meliputi : 
a. Pelaksanaan pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya 
yang menjadi 
kewenangan daerah; 
b. Kerja sama dan bagi hasil atas pemanfaatan sumber daya alam. dan 
sumber daya lainnya antar 
pemerintahan daerah; dan 
c. Pengelolaan perizinan bersama dalam pemanfaatan sumber daya 
alam dan sumber daya lainnya.
Daerah yang memiliki wilayah laut 
diberikan beberapa kewenangan untuk 
mengelola sumber daya di wilayah laut. 
Daerah mendapatkan bagi hasil atas 
pengelolaan sumber daya alam di bawah 
dasar dan/atau di dasar laut sesuai dengan 
peraturan perundang-undangan.
Sesi 
Tanya Jawab
Kesimpulan :
Terima Kasih

More Related Content

What's hot

Tata Cara Evaluasi Pelaksanaan Perencanaan Pembangunan
Tata Cara Evaluasi Pelaksanaan Perencanaan Pembangunan Tata Cara Evaluasi Pelaksanaan Perencanaan Pembangunan
Tata Cara Evaluasi Pelaksanaan Perencanaan Pembangunan
Dadang Solihin
 
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan DesaPengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
Formasi Org
 
Kerjasama Daerah2
Kerjasama Daerah2Kerjasama Daerah2
Kerjasama Daerah2suparmono
 
Urusan Pemerintahan
Urusan Pemerintahan Urusan Pemerintahan
Urusan Pemerintahan
Dadang Solihin
 
Perencanaan Pembangunan Daerah
Perencanaan Pembangunan Daerah Perencanaan Pembangunan Daerah
Perencanaan Pembangunan Daerah
Dadang Solihin
 
Kepemimpinan pemerintahan
Kepemimpinan pemerintahanKepemimpinan pemerintahan
Kepemimpinan pemerintahan
Didi Suryadi
 
Penyelenggaraan Pelayanan Publik
Penyelenggaraan Pelayanan PublikPenyelenggaraan Pelayanan Publik
Penyelenggaraan Pelayanan Publik
Tri Widodo W. UTOMO
 
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
Sistem Perencanaan Pembangunan NasionalSistem Perencanaan Pembangunan Nasional
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
Dadang Solihin
 
MATERI KELEMBAGAAN DESA.ppt
MATERI KELEMBAGAAN DESA.pptMATERI KELEMBAGAAN DESA.ppt
MATERI KELEMBAGAAN DESA.ppt
dpmdbusel
 
UU 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
UU 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah UU 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
UU 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
Frans Dione
 
RPJMD menurut Permendagri 86 Tahun 2017
RPJMD menurut Permendagri 86 Tahun 2017RPJMD menurut Permendagri 86 Tahun 2017
RPJMD menurut Permendagri 86 Tahun 2017
noldy HP
 
Perencanaan Pembangunan Partisipatif
Perencanaan Pembangunan PartisipatifPerencanaan Pembangunan Partisipatif
Perencanaan Pembangunan Partisipatif
Dadang Solihin
 
Peran dan Fungsi DPRD dalam Pembangunan Daerah
Peran dan Fungsi DPRD dalam Pembangunan DaerahPeran dan Fungsi DPRD dalam Pembangunan Daerah
Peran dan Fungsi DPRD dalam Pembangunan Daerah
Dadang Solihin
 
Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik
Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik
Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik
Dadang Solihin
 
Modul Aset Desa
Modul Aset DesaModul Aset Desa
Modul Aset Desa
Formasi Org
 
Pengelolaan keuangan desa revisi 2
Pengelolaan keuangan desa  revisi 2Pengelolaan keuangan desa  revisi 2
Pengelolaan keuangan desa revisi 2
Pemdes Seboro Sadang
 
Penguatan Kapasitas Otonomi Desa
Penguatan Kapasitas Otonomi DesaPenguatan Kapasitas Otonomi Desa
Penguatan Kapasitas Otonomi Desa
Tri Widodo W. UTOMO
 
Modul Penyelenggaraan Pelayanan Publik di Desa karya Bayu Setyo Nugroho
Modul Penyelenggaraan Pelayanan Publik di Desa karya Bayu Setyo NugrohoModul Penyelenggaraan Pelayanan Publik di Desa karya Bayu Setyo Nugroho
Modul Penyelenggaraan Pelayanan Publik di Desa karya Bayu Setyo Nugroho
Gedhe Foundation
 
Sistem Pemerintahan Daerah
Sistem Pemerintahan DaerahSistem Pemerintahan Daerah
Sistem Pemerintahan Daerah
Dadang Solihin
 

What's hot (20)

Tata Cara Evaluasi Pelaksanaan Perencanaan Pembangunan
Tata Cara Evaluasi Pelaksanaan Perencanaan Pembangunan Tata Cara Evaluasi Pelaksanaan Perencanaan Pembangunan
Tata Cara Evaluasi Pelaksanaan Perencanaan Pembangunan
 
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan DesaPengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
 
Kerjasama Daerah2
Kerjasama Daerah2Kerjasama Daerah2
Kerjasama Daerah2
 
Urusan Pemerintahan
Urusan Pemerintahan Urusan Pemerintahan
Urusan Pemerintahan
 
Perencanaan Pembangunan Daerah
Perencanaan Pembangunan Daerah Perencanaan Pembangunan Daerah
Perencanaan Pembangunan Daerah
 
Kepemimpinan pemerintahan
Kepemimpinan pemerintahanKepemimpinan pemerintahan
Kepemimpinan pemerintahan
 
Penyelenggaraan Pelayanan Publik
Penyelenggaraan Pelayanan PublikPenyelenggaraan Pelayanan Publik
Penyelenggaraan Pelayanan Publik
 
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
Sistem Perencanaan Pembangunan NasionalSistem Perencanaan Pembangunan Nasional
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
 
MATERI KELEMBAGAAN DESA.ppt
MATERI KELEMBAGAAN DESA.pptMATERI KELEMBAGAAN DESA.ppt
MATERI KELEMBAGAAN DESA.ppt
 
UU 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
UU 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah UU 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
UU 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
 
RPJMD menurut Permendagri 86 Tahun 2017
RPJMD menurut Permendagri 86 Tahun 2017RPJMD menurut Permendagri 86 Tahun 2017
RPJMD menurut Permendagri 86 Tahun 2017
 
Perencanaan Pembangunan Partisipatif
Perencanaan Pembangunan PartisipatifPerencanaan Pembangunan Partisipatif
Perencanaan Pembangunan Partisipatif
 
Peran dan Fungsi DPRD dalam Pembangunan Daerah
Peran dan Fungsi DPRD dalam Pembangunan DaerahPeran dan Fungsi DPRD dalam Pembangunan Daerah
Peran dan Fungsi DPRD dalam Pembangunan Daerah
 
Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik
Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik
Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik
 
Modul Aset Desa
Modul Aset DesaModul Aset Desa
Modul Aset Desa
 
Pengelolaan keuangan desa revisi 2
Pengelolaan keuangan desa  revisi 2Pengelolaan keuangan desa  revisi 2
Pengelolaan keuangan desa revisi 2
 
Penguatan Kapasitas Otonomi Desa
Penguatan Kapasitas Otonomi DesaPenguatan Kapasitas Otonomi Desa
Penguatan Kapasitas Otonomi Desa
 
Modul Penyelenggaraan Pelayanan Publik di Desa karya Bayu Setyo Nugroho
Modul Penyelenggaraan Pelayanan Publik di Desa karya Bayu Setyo NugrohoModul Penyelenggaraan Pelayanan Publik di Desa karya Bayu Setyo Nugroho
Modul Penyelenggaraan Pelayanan Publik di Desa karya Bayu Setyo Nugroho
 
Sistem Pemerintahan Daerah
Sistem Pemerintahan DaerahSistem Pemerintahan Daerah
Sistem Pemerintahan Daerah
 
Pemerintahan desa
Pemerintahan desaPemerintahan desa
Pemerintahan desa
 

Similar to Hub Pempus dan Pemda Mata Kuliah Sistem Pemerintahan Indonesia STKS Bandung

PPKn Pemerintahan Pusat dan Daerah
PPKn Pemerintahan Pusat dan DaerahPPKn Pemerintahan Pusat dan Daerah
PPKn Pemerintahan Pusat dan Daerah
Fajar Panjalu
 
Hubungan pemerintah pusat dengan pemerintah daerah
Hubungan pemerintah pusat dengan pemerintah daerahHubungan pemerintah pusat dengan pemerintah daerah
Hubungan pemerintah pusat dengan pemerintah daerah
natal kristiono
 
Hubungan Struktural & Fungsional.pdf
Hubungan Struktural & Fungsional.pdfHubungan Struktural & Fungsional.pdf
Hubungan Struktural & Fungsional.pdf
kakayeuis
 
Jawaban
JawabanJawaban
Jawaban
abbarlah
 
Pemerintahan daerah di indonesia
Pemerintahan daerah di indonesiaPemerintahan daerah di indonesia
Pemerintahan daerah di indonesiaAgus Saadie
 
Implementasi kebijakan standar pelayanan minimal perwujudan kinerja pemerint...
Implementasi kebijakan standar pelayanan minimal  perwujudan kinerja pemerint...Implementasi kebijakan standar pelayanan minimal  perwujudan kinerja pemerint...
Implementasi kebijakan standar pelayanan minimal perwujudan kinerja pemerint...
Researcher Syndicate68
 
Negara kesatuan dengan kemandirian daerah
Negara kesatuan dengan kemandirian daerahNegara kesatuan dengan kemandirian daerah
Negara kesatuan dengan kemandirian daerah
UngGhi Giviallo
 
Bagian D.pptx
Bagian D.pptxBagian D.pptx
Bagian D.pptx
azzaozzy
 
Rekomendasi DPRD Sultra atas LKPJ Gubernur TA 2010
Rekomendasi DPRD Sultra atas LKPJ Gubernur TA 2010 Rekomendasi DPRD Sultra atas LKPJ Gubernur TA 2010
Rekomendasi DPRD Sultra atas LKPJ Gubernur TA 2010 Ade Suerani
 
PEMDA OTDA 6.pptx
PEMDA OTDA 6.pptxPEMDA OTDA 6.pptx
PEMDA OTDA 6.pptx
Reisdro
 
Uu perda
Uu perdaUu perda
Uu perda
MettaMetta3
 
1958585
19585851958585
1958585
dddin
 
Otonomi daerah
Otonomi daerahOtonomi daerah
Otonomi daerah
hoseapito
 
Hubunganstrukturaldanfungsionalantarapemerintahpusatdandaerah
HubunganstrukturaldanfungsionalantarapemerintahpusatdandaerahHubunganstrukturaldanfungsionalantarapemerintahpusatdandaerah
Hubunganstrukturaldanfungsionalantarapemerintahpusatdandaerah
Ega Putra
 
Otonomi Daerah (Perekonomian Indonesia BAB 7)
Otonomi Daerah (Perekonomian Indonesia BAB 7)Otonomi Daerah (Perekonomian Indonesia BAB 7)
Otonomi Daerah (Perekonomian Indonesia BAB 7)
Bagus Cahyo Jaya Pratama Pratama
 
Kajian Evaluasi Kewenangan dan Peningkatan Hubungan Kerja Antara Eksekutif da...
Kajian Evaluasi Kewenangan dan Peningkatan Hubungan Kerja Antara Eksekutif da...Kajian Evaluasi Kewenangan dan Peningkatan Hubungan Kerja Antara Eksekutif da...
Kajian Evaluasi Kewenangan dan Peningkatan Hubungan Kerja Antara Eksekutif da...
Tri Widodo W. UTOMO
 
7 elemen pak taslim
7 elemen pak taslim7 elemen pak taslim
7 elemen pak taslim
Krisna Yasa
 
Secara etimologis pemerintahan berasal dari kata pemerintahbab 4 kelas x
Secara etimologis pemerintahan berasal dari kata pemerintahbab 4 kelas xSecara etimologis pemerintahan berasal dari kata pemerintahbab 4 kelas x
Secara etimologis pemerintahan berasal dari kata pemerintahbab 4 kelas xfatimaharyenfa
 
Resume uu no 33 th.2004
Resume uu no 33 th.2004Resume uu no 33 th.2004
Resume uu no 33 th.2004
Ike Hanisyah
 
desentralisasidekonsentrasi.ppt
desentralisasidekonsentrasi.pptdesentralisasidekonsentrasi.ppt
desentralisasidekonsentrasi.ppt
fadillachesiana
 

Similar to Hub Pempus dan Pemda Mata Kuliah Sistem Pemerintahan Indonesia STKS Bandung (20)

PPKn Pemerintahan Pusat dan Daerah
PPKn Pemerintahan Pusat dan DaerahPPKn Pemerintahan Pusat dan Daerah
PPKn Pemerintahan Pusat dan Daerah
 
Hubungan pemerintah pusat dengan pemerintah daerah
Hubungan pemerintah pusat dengan pemerintah daerahHubungan pemerintah pusat dengan pemerintah daerah
Hubungan pemerintah pusat dengan pemerintah daerah
 
Hubungan Struktural & Fungsional.pdf
Hubungan Struktural & Fungsional.pdfHubungan Struktural & Fungsional.pdf
Hubungan Struktural & Fungsional.pdf
 
Jawaban
JawabanJawaban
Jawaban
 
Pemerintahan daerah di indonesia
Pemerintahan daerah di indonesiaPemerintahan daerah di indonesia
Pemerintahan daerah di indonesia
 
Implementasi kebijakan standar pelayanan minimal perwujudan kinerja pemerint...
Implementasi kebijakan standar pelayanan minimal  perwujudan kinerja pemerint...Implementasi kebijakan standar pelayanan minimal  perwujudan kinerja pemerint...
Implementasi kebijakan standar pelayanan minimal perwujudan kinerja pemerint...
 
Negara kesatuan dengan kemandirian daerah
Negara kesatuan dengan kemandirian daerahNegara kesatuan dengan kemandirian daerah
Negara kesatuan dengan kemandirian daerah
 
Bagian D.pptx
Bagian D.pptxBagian D.pptx
Bagian D.pptx
 
Rekomendasi DPRD Sultra atas LKPJ Gubernur TA 2010
Rekomendasi DPRD Sultra atas LKPJ Gubernur TA 2010 Rekomendasi DPRD Sultra atas LKPJ Gubernur TA 2010
Rekomendasi DPRD Sultra atas LKPJ Gubernur TA 2010
 
PEMDA OTDA 6.pptx
PEMDA OTDA 6.pptxPEMDA OTDA 6.pptx
PEMDA OTDA 6.pptx
 
Uu perda
Uu perdaUu perda
Uu perda
 
1958585
19585851958585
1958585
 
Otonomi daerah
Otonomi daerahOtonomi daerah
Otonomi daerah
 
Hubunganstrukturaldanfungsionalantarapemerintahpusatdandaerah
HubunganstrukturaldanfungsionalantarapemerintahpusatdandaerahHubunganstrukturaldanfungsionalantarapemerintahpusatdandaerah
Hubunganstrukturaldanfungsionalantarapemerintahpusatdandaerah
 
Otonomi Daerah (Perekonomian Indonesia BAB 7)
Otonomi Daerah (Perekonomian Indonesia BAB 7)Otonomi Daerah (Perekonomian Indonesia BAB 7)
Otonomi Daerah (Perekonomian Indonesia BAB 7)
 
Kajian Evaluasi Kewenangan dan Peningkatan Hubungan Kerja Antara Eksekutif da...
Kajian Evaluasi Kewenangan dan Peningkatan Hubungan Kerja Antara Eksekutif da...Kajian Evaluasi Kewenangan dan Peningkatan Hubungan Kerja Antara Eksekutif da...
Kajian Evaluasi Kewenangan dan Peningkatan Hubungan Kerja Antara Eksekutif da...
 
7 elemen pak taslim
7 elemen pak taslim7 elemen pak taslim
7 elemen pak taslim
 
Secara etimologis pemerintahan berasal dari kata pemerintahbab 4 kelas x
Secara etimologis pemerintahan berasal dari kata pemerintahbab 4 kelas xSecara etimologis pemerintahan berasal dari kata pemerintahbab 4 kelas x
Secara etimologis pemerintahan berasal dari kata pemerintahbab 4 kelas x
 
Resume uu no 33 th.2004
Resume uu no 33 th.2004Resume uu no 33 th.2004
Resume uu no 33 th.2004
 
desentralisasidekonsentrasi.ppt
desentralisasidekonsentrasi.pptdesentralisasidekonsentrasi.ppt
desentralisasidekonsentrasi.ppt
 

Recently uploaded

92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
tsuroyya38
 
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdfBiografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
pristayulianabila
 
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdfLAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
RosidaAini3
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
margagurifma2023
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
JALANJALANKENYANG
 
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
AdePutraTunggali
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
StevanusOkiRudySusan
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdfTugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Thahir9
 
LAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docx
LAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docxLAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docx
LAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docx
moh3315
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
HendraSagita2
 
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
HengkiRisman
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
Kanaidi ken
 
Fisiologi Fonasi dan Saluran Napas Atas.pptx
Fisiologi Fonasi dan Saluran Napas Atas.pptxFisiologi Fonasi dan Saluran Napas Atas.pptx
Fisiologi Fonasi dan Saluran Napas Atas.pptx
arielardinda2
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptxRPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
YongYongYong1
 
Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1
Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1
Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1
niswati10
 
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase eAlur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
MsElisazmar
 

Recently uploaded (20)

92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
 
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdfBiografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
 
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdfLAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
 
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdfTugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
 
LAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docx
LAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docxLAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docx
LAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docx
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
 
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
 
Fisiologi Fonasi dan Saluran Napas Atas.pptx
Fisiologi Fonasi dan Saluran Napas Atas.pptxFisiologi Fonasi dan Saluran Napas Atas.pptx
Fisiologi Fonasi dan Saluran Napas Atas.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptxRPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
 
Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1
Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1
Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1
 
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase eAlur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
 

Hub Pempus dan Pemda Mata Kuliah Sistem Pemerintahan Indonesia STKS Bandung

  • 1. HUBUNGAN PEMERINTAH PUSAT dengan PEMERINTAH DAERAH
  • 2. Kelompok 6 Nama Anggota : 1. Esti Rahayu (1404259) 2. Meta Septiyana P (1404) 3. Heru Cahyo R (1404)
  • 3. Pengertian Hubungan Pemerintah Pusat dan Daerah Hubungan Pemerintah Pusat dan Daerah dapat diartikan sebagai hubungan kekuasaan pemerintah pusat dan daerah sebagai konsekuensi dianutnya asas desentralisasi dalam pemerintahan negara. Pada dasarnya, guna mencapai tujuan Negara yaitu kemakmuran rakyat, perlu adanya hubungan harmonis dari berbagai pihak. Termasuk pemerintah pusat dan daerah.
  • 4. Dengan adanya hubungan yang harmonis, diharapkan terjalin kinerja yang sinergis sehingga pelayanan negara terhadap rakyat dapat diwujudkan Hubungan pemerintah pusat dan daerah mempunyai kaitan erat dengan usaha penyelenggaraan otonomi daerah. Untuk itu UU. No. 5 Tahun 1974 dan peraturan Pemerintah No.45 Tahun 1992 tentang titik berat pelaksanaan otonomi daerah di Daerah Tingkat II perlu diupayakan agar realisasinya benar-benar diwujudkan.
  • 5. Jenis – Jenis Hubungan Kerja Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Hubungan kerja dalam pemerintahan yaitu hubungan kerja kedinasan antara unit satu dengan unit lainnya (hubungan kerja formal) baik hubungan vertikal maupun hubungan horizontal. Hubungan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah adalah hubungan antara Pemerintah Tingkat Pusat sebagai keseluruhan dengan aparat Pemerintahan Daerah termasuk hubungan unit hubungan pusat dengan daerah.
  • 6. Ada dua jenis hubungan yang ada di dalam hubungan kerja pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah yaitu :  Hubungan Hierarkhi Yaitu hubungan kerja yang bersifat vetikal, yakni hubungan kerja timbal balik antara atasan dan bawahan, dari tingkat pejabat tertinggi sampai ke tingkat pejabat terendah.  Hubungan Fungsional Yaitu hubungan kerja yang bersifat horizontal yang berbentuk hubungan kerja sama antara dua atau lebih unit organisasi/ pejabat yang mempunyai kedudukan ekselon yang setara. Hubungan ini bertujuan melancarkan kegiatan pembangunan dan aplikasi pelaksanaan administrasi.
  • 7. Hubungan kerja antar Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dapat dilihat pada instansi Daerah. Instansi Daerah terbagi atas : • Instansi Vertikal, yaitu instansi yang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya bertanggung jawab langsung kepda Pemerintah Pusat. • Instansi Horizontal, yaitu instansi yang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya bertanggung jawab kepada Kepala Daerah sebagai Pemerintah Daerah. Adapun hubungan kerja secara yuridis antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah adalah : - kepala daerah bertanggung jawab kepada Presiden melalui menteri dalam negeri - instansi vertikal secara teknis bertanggung jawab kepada menteri yang bersangkutan (yang menaungi) - instansi otonomi mempunyai hubungan hierarkhi dengan Kepala Daerah, namun secara teknis mempunyai hubungan dengan Departemen yang menaungi
  • 8. Selain itu antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah terdapat suatu pengawasan yang bersifat represif terhadap semua Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah, walaupun Peraturan Daerah dan Keputusan Daerah itu sudah disahkan oleh pejabat yang berwenang. Pengawasan itu berwujud :  mempertangguhkan berlakunya suatu Peraturan Daerah atau Keputusan Daerah  membatalkan suatu Peraturan Daerah atau Keputusan Daerah Azas pokok yang dipedomani dalam hubungan kerja Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah adalah desentralisasi dan dekonsentrasi. Pada hakekatnya negara lah atau Pemerintah Pusat lah yang mempunyai kata terkhir terhadap ketentuan-ketentusn tentang batas otonomi, baik secara positif maupun secara negatif. Hal ini memamg sesuai dengan maksud daripada desentralisasi dan dekonsentrasi yang pada hakekatnya tidak lebih dari suatu sarana atau cara untuk melakukan pemerintahan di daerah dengan cara yang sebaik-baiknya.
  • 9. Hubungan Pemerintah Pusat dan Daerah Pemerintahan daerah dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan memiliki hubungan dengan pemerintah pusat dan dengan pemerintahan daerah lainnya. Hubungan tersebut meliputi: a) Hubungan wewenang b) Keuangan c) Pelayanan umum d) Pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya. Hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam, dan sumber daya lainnya dilaksanakan secara adil dan selaras. Hubungan wewenang, keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya menimbulkan hubungan administrasi dan kewilayahan antar susunan pemerintahan.
  • 10. 1. Pembagian urusan Pemerintahan Ketentuan hukum yang mengatur lebih lanjut hubungan antara pempus dan pemda sebagai penjabaran dari dasar konstitusioanal adalah Pasal 10-18 UU Nomor 32 Tahun 2004. Dalam kaitannya dengan hubungan pempus dan pemda maka adanya pembagian wewenang urusan pemerintahan. Pembagian urusan pemerintahan di Indonesia, pada hakekatnya dibagi dalam 3 kategori, yaitu : a). Urusan pemerintahan yang dilaksanakan oleh pemerintah pusat (pemerintah) b). Urusan pemerintahan yang dilaksanakan oleh pemerintah provinsi c). Urusan pemerintahan yang dilaksanakan oleh pemerintah Kabupaten/Kota
  • 11. 2. Kriteria Pembagian urusan antar Pemerintah, daerah Provinsi/Kabupaten/Kota Untuk mewujudkan pembagian kewenangan yang concurren (artinya urusan pemerintahan yang penanganannya dalam bagian atau bidang tertentu dapat dilaksanakan bersama antara Pemerintah dan pemerintah daerah) secara proporsional antara Pemerintah, Daerah Provinsi, Daerah Kabupaten dan Kota maka disusunlah kriteria yang meliputi eksternalitas, akuntabilitas dan efisiensi dengan memperhatikan keserasian hubungan antar susunan pemerintahan sebagai suatu sistem antara hubungan kewenangan pemerintah, kewenangan pemerintah daerah provinsi dan pemerintah Kabupaten/kota, atau antar pemerintahan daerah yang saling terkait, tergantung dan sinergis.
  • 12. 3. Urusan Pemerintah yang menjadi urusan pempus Urusan pemerintahan terdiri atas urusan pemerintahan yang sepenuhnya menjadi kewenangan Pemerintah dan urusan pemerintahan yang dibagi bersama antar tingkatan dan/atau susunan pemerintahan. Dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan, yang menjadi kewenangan daerah, pemerintahan daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.
  • 13. 4. Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Dalam menyelenggarakan 6 urusan pemerintahan (pasal 10 ayat 3 UU No.32/2004) Pemerintah : a) Menyelenggarakan sendiri b) Dapat melimpahkan sebagian urusan pemerintahan kepada perangkat Pemerintah atau wakil Pemerintah di daerah atau c) Dapat menugaskan kepada pemerintahan daerah dan/atau pemerintahan desa. Di samping itu, penyelenggaraan di luar 6 urusan pemerintahan (Pasal 10 ayat 3) Pemerintah dapat : a) Menyelenggarakan sendiri sebagian urusan pemerintahan, atau b) Melimpahkan sebagian urusan pemerintahan kepada Gubernur selaku wakil pemerintah, c) atau menugaskan sebagian urusan kepada pemerintah daerah dan/atau pemerintahan desa berdasarkan asas tugas pembantuan.
  • 14. 5. Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemda Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah, yang diselenggarakan berdasarkan kriteria-kriteria, terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan.
  • 15. Hubungan Dalam Berbagai Bidang 1. Urusan wajib yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan. Pemerintahan daerah provinsi dan pemerintahan daerah kabupaten/kota dalam melaksanakan urusan pemerintahan wajib dan pilihan berpedoman kepada norma, standar, prosedur, dan kriteria yang ditetapkan oleh Menteri/kepala lembaga pemerintah non departemen untuk pelaksanaan urusan wajib dan urusan pilihan. Pembagian urusan antar pemerintah, pemprov dan pemkab diatur lebih lanjut dalam PP No 38 tahun 2007.
  • 16. 2. Hubungan Dalam bidang keuangan  Hubungan keuangan antara pempus dan pemda Pasal 15 ayat 1 UU No.32/2004 meliputi : a. Pemberian sumber-sumber keuangan untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah; b. pengalokasian dana perimbangan kepada pemerintahan daerah; dan c. pemberian pinjaman dan/atau hibah kepada pemerintahan daerah  Hubungan dalam bidang keuangan antar pemerintahan daerah meliputi : a. bagi hasil pajak dan nonpajak antara pemerintahan daerah provinsi dan. pemerintahan daerah kabupaten/kota; b. pendanaan urusan pemerintahan yang menjadi tanggung jawab bersama; c. pembiayaan bersama atas kerja sama antar daerah; dan d. pinjaman dan/atau hibah antar pemerintahan daerah.
  • 17. 3. Hubungan dalam bidang pelayanan umum  Antara Pempus dan pemda (vertikal) meliputi : a. kewenangan, tanggung jawab, dan penentuan standar pelayanan minimal; b. pengalokasian pendanaan pelayanan umum yang menjadi kewenangan daerah; dan c. fasilitasi pelaksanaan kerja sama antar pemerintahan daerah dalam penyelenggaraan pelayanan umum.  Antar pemerintahan daerah (horisontal) meliputi : a) pelaksanaan bidang pelayanan umum yang menjadi kewenangan daerah; b. kerja sama antar pemerintahan daerah dalam penyelengaraan pelayanan umum; dan c. pengelolaan perizinan bersama bidang pelayanan umum.
  • 18. 4. Hubungan dalam bidang pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya  Antara Pemerintah dan pemerintahan daerah a. kewenangan, tanggung jawab, pemanfaatan, pemeliharaan, pengendalian dampak, budidaya, dan pelestarian; b. bagi hasil atas pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya; dan c. penyerasian lingkungan dari tata ruang serta rehabilitasi lahan  Antar pemerintahan daerah (horisontal) meliputi : a. Pelaksanaan pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya yang menjadi kewenangan daerah; b. Kerja sama dan bagi hasil atas pemanfaatan sumber daya alam. dan sumber daya lainnya antar pemerintahan daerah; dan c. Pengelolaan perizinan bersama dalam pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya.
  • 19. Daerah yang memiliki wilayah laut diberikan beberapa kewenangan untuk mengelola sumber daya di wilayah laut. Daerah mendapatkan bagi hasil atas pengelolaan sumber daya alam di bawah dasar dan/atau di dasar laut sesuai dengan peraturan perundang-undangan.