Dokumen tersebut merangkum teori keperawatan Hildegard E. Peplau yang menekankan pada proses hubungan interpersonal antara perawat dan pasien melalui empat fase yaitu orientasi, identifikasi, eksplorasi, dan resolusi guna memenuhi kebutuhan pasien secara holistik. Teori ini berfokus pada individu, perawat, dan proses interaksi antara keduanya.
Bab ini membahas konsep teori keragaman budaya dan perspektif transkultural dalam keperawatan. Perspektif transkultural dalam keperawatan bertujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan budaya pasien dengan mempertimbangkan 6 fenomena kultural. Asuhan keperawatan transkultural didasarkan pada konsep-konsep budaya dan prinsip-prinsip seperti pelestarian budaya, akomodasi budaya, dan penataan ulang budaya. Pengkajian bud
Dokumen tersebut membahas tentang falsafah keperawatan yang mencakup pengertian, keyakinan yang harus dimiliki perawat, paradigma keperawatan, unsur-unsurnya, perkembangan ilmu keperawatan sebagai ilmu, dan kode etik keperawatan Indonesia."
Teks tersebut membahas sejarah perkembangan keperawatan dari zaman purba hingga modern di berbagai negara termasuk Indonesia. Mulai dari zaman purba, keperawatan dipengaruhi kepercayaan agama dan berkembang pesat pada zaman Islam. Di zaman modern, Florence Nightingale memperkenalkan pendidikan formal untuk perawat dan mendirikan sekolah perawatan. Di Indonesia, keperawatan berkembang sejak masa kolonial hingga merdeka.
Berduka adalah respon normal terhadap kehilangan yang memungkinkan individu melakukan koping secara bertahap untuk menerima kehilangan. Berduka diwujudkan secara unik pada setiap orang dan dipengaruhi pengalaman pribadi, budaya, dan keyakinan. Teori Engel menjelaskan proses berduka melalui lima fase mulai dari penyangkalan hingga penerimaan.
Bab ini membahas konsep teori keragaman budaya dan perspektif transkultural dalam keperawatan. Perspektif transkultural dalam keperawatan bertujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan budaya pasien dengan mempertimbangkan 6 fenomena kultural. Asuhan keperawatan transkultural didasarkan pada konsep-konsep budaya dan prinsip-prinsip seperti pelestarian budaya, akomodasi budaya, dan penataan ulang budaya. Pengkajian bud
Dokumen tersebut membahas tentang falsafah keperawatan yang mencakup pengertian, keyakinan yang harus dimiliki perawat, paradigma keperawatan, unsur-unsurnya, perkembangan ilmu keperawatan sebagai ilmu, dan kode etik keperawatan Indonesia."
Teks tersebut membahas sejarah perkembangan keperawatan dari zaman purba hingga modern di berbagai negara termasuk Indonesia. Mulai dari zaman purba, keperawatan dipengaruhi kepercayaan agama dan berkembang pesat pada zaman Islam. Di zaman modern, Florence Nightingale memperkenalkan pendidikan formal untuk perawat dan mendirikan sekolah perawatan. Di Indonesia, keperawatan berkembang sejak masa kolonial hingga merdeka.
Berduka adalah respon normal terhadap kehilangan yang memungkinkan individu melakukan koping secara bertahap untuk menerima kehilangan. Berduka diwujudkan secara unik pada setiap orang dan dipengaruhi pengalaman pribadi, budaya, dan keyakinan. Teori Engel menjelaskan proses berduka melalui lima fase mulai dari penyangkalan hingga penerimaan.
Paradigma keperawatan mencakup konsep manusia sebagai sistem holistik yang berinteraksi dengan lingkungannya, konsep keperawatan sebagai layanan kesehatan untuk mempromosikan kesehatan, dan konsep lingkungan fisik, psikologis, dan sosial yang mempengaruhi status kesehatan seseorang. Falsafah keperawatan penting sebagai pedoman bagi perawat dalam memberikan perawatan berdasarkan prinsip-prinsip kemanusiaan.
Modul ini membahas asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan jiwa seperti halusinasi, perilaku kekerasan, dan defisit perawatan diri. Modul ini dibagi menjadi tiga kegiatan belajar yang mencakup pengkajian, diagnosis, tindakan keperawatan, evaluasi, dan dokumentasi untuk setiap masalah kesehatan jiwa. Kegiatan belajar kedua membahas asuhan keperawatan risiko perilaku kekerasan dengan menjelaskan
Dokumen tersebut membahas sejarah perkembangan keperawatan yang terbagi menjadi 5 zaman yaitu zaman purba, zaman permulaan masehi, zaman pertengahan, zaman baru, dan zaman modern. Zaman purba telah mengenal praktik keperawatan sederhana di Mesir, Babilonia, Tiongkok, Yunani, dan Roma kuno. Pada zaman permulaan masehi, pusat pembelajaran keilmuan pindah ke Timur Tengah Islam. Zaman pertengahan
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian holistik care yang menekankan pendekatan menyeluruh terhadap kesehatan manusia dengan mempertimbangkan aspek spiritual, emosional, intelektual, dan fisik. Dokumen ini juga menjelaskan sejarah dan jenis-jenis pengobatan holistik serta penerapannya dalam perawatan kesehatan yang melihat pasien secara menyeluruh.
Presentasi konsep keperawatan dorothea elizabeth orem & imogene m. kingNursestikes
Keperawatan adalah proses interaksi antara perawat dan pasien untuk membantu memenuhi kebutuhan kesehatan pasien berdasarkan teori sistem terbuka yang mempertimbangkan faktor personal, interpersonal, dan sosial seseorang.
Kulit terdiri atas 3 lapisan utama yaitu epidermis, dermis, dan subkutis. Epidermis terdiri atas beberapa lapisan sel yang memproduksi keratin untuk melindungi tubuh. Dermis berisi pembuluh darah, saraf, dan otot yang memberikan sensasi. Subkutis berisi jaringan lemak sebagai cadangan energi. Kulit memiliki fungsi proteksi, ekskresi, sensorik, dan pengaturan suhu tubuh.
Dokumen ini membahas sejarah perkembangan keperawatan dari zaman purbakala hingga abad ke-19. Keperawatan berawal dari pengobatan sederhana oleh masyarakat prasejarah, kemudian berkembang seiring agama dan peradaban. Pada abad ke-16, rumah sakit mulai bermunculan di Eropa dan Florence Nightingale memodernisasi pendidikan keperawatan di Inggris pada abad ke-19.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan keselamatan dan kesehatan kerja (K3), meliputi definisi, tujuan, faktor yang mempengaruhi kesehatan tenaga kerja, pelayanan kesehatan kerja, perbandingan antara safety dan health, serta masalah-masalah K3 khususnya di sektor informal dan industri.
Paradigma keperawatan mencakup konsep manusia sebagai sistem holistik yang berinteraksi dengan lingkungannya, konsep keperawatan sebagai layanan kesehatan untuk mempromosikan kesehatan, dan konsep lingkungan fisik, psikologis, dan sosial yang mempengaruhi status kesehatan seseorang. Falsafah keperawatan penting sebagai pedoman bagi perawat dalam memberikan perawatan berdasarkan prinsip-prinsip kemanusiaan.
Modul ini membahas asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan jiwa seperti halusinasi, perilaku kekerasan, dan defisit perawatan diri. Modul ini dibagi menjadi tiga kegiatan belajar yang mencakup pengkajian, diagnosis, tindakan keperawatan, evaluasi, dan dokumentasi untuk setiap masalah kesehatan jiwa. Kegiatan belajar kedua membahas asuhan keperawatan risiko perilaku kekerasan dengan menjelaskan
Dokumen tersebut membahas sejarah perkembangan keperawatan yang terbagi menjadi 5 zaman yaitu zaman purba, zaman permulaan masehi, zaman pertengahan, zaman baru, dan zaman modern. Zaman purba telah mengenal praktik keperawatan sederhana di Mesir, Babilonia, Tiongkok, Yunani, dan Roma kuno. Pada zaman permulaan masehi, pusat pembelajaran keilmuan pindah ke Timur Tengah Islam. Zaman pertengahan
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian holistik care yang menekankan pendekatan menyeluruh terhadap kesehatan manusia dengan mempertimbangkan aspek spiritual, emosional, intelektual, dan fisik. Dokumen ini juga menjelaskan sejarah dan jenis-jenis pengobatan holistik serta penerapannya dalam perawatan kesehatan yang melihat pasien secara menyeluruh.
Presentasi konsep keperawatan dorothea elizabeth orem & imogene m. kingNursestikes
Keperawatan adalah proses interaksi antara perawat dan pasien untuk membantu memenuhi kebutuhan kesehatan pasien berdasarkan teori sistem terbuka yang mempertimbangkan faktor personal, interpersonal, dan sosial seseorang.
Kulit terdiri atas 3 lapisan utama yaitu epidermis, dermis, dan subkutis. Epidermis terdiri atas beberapa lapisan sel yang memproduksi keratin untuk melindungi tubuh. Dermis berisi pembuluh darah, saraf, dan otot yang memberikan sensasi. Subkutis berisi jaringan lemak sebagai cadangan energi. Kulit memiliki fungsi proteksi, ekskresi, sensorik, dan pengaturan suhu tubuh.
Dokumen ini membahas sejarah perkembangan keperawatan dari zaman purbakala hingga abad ke-19. Keperawatan berawal dari pengobatan sederhana oleh masyarakat prasejarah, kemudian berkembang seiring agama dan peradaban. Pada abad ke-16, rumah sakit mulai bermunculan di Eropa dan Florence Nightingale memodernisasi pendidikan keperawatan di Inggris pada abad ke-19.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan keselamatan dan kesehatan kerja (K3), meliputi definisi, tujuan, faktor yang mempengaruhi kesehatan tenaga kerja, pelayanan kesehatan kerja, perbandingan antara safety dan health, serta masalah-masalah K3 khususnya di sektor informal dan industri.
Hildegard E. Peplau adalah seorang perawat dan psikolog Amerika yang dikenal sebagai bunda keperawatan psikodinamik. Ia memperkenalkan model hubungan perawat-pasien berdasarkan empat fase: orientasi, identifikasi, eksploitasi, dan resolusi. Model ini menekankan pentingnya proses interpersonal antara perawat dan pasien dalam memberikan perawatan yang tepat sasaran. Teori Peplau mendefinisikan keperawatan sebagai proses terapeutik
Teori keperawatan Ida Jean Orlando menekankan pada pentingnya memenuhi kebutuhan pasien dan memahami reaksi pasien dan perawat selama proses perawatan. Teori ini terdiri dari tiga tahapan yaitu perilaku pasien, reaksi perawat, dan tindakan perawat. Teori ini telah berhasil diimplementasikan dalam praktik keperawatan rumah sakit maupun praktik pribadi.
Silabus mata kuliah KDK membahas tentang konsep profesi keperawatan dan teori-teori dasar keperawatan. Florence Nightingale dianggap sebagai pendiri keperawatan modern yang meletakkan dasar-dasar teori keperawatan melalui filosofi mengidentifikasi kebutuhan dasar pasien dan lingkungan. Model konsep lain seperti Martha Rogers dan Faye Abdellah juga membahas tentang pendekatan holistik dalam memberikan asuhan keperawatan.
Model konsep keperawatan Virginia Henderson menekankan 14 kebutuhan dasar manusia yang perlu dipenuhi untuk mencapai kesehatan optimal. Teori ini mendefinisikan fungsi perawat membantu individu memenuhi kebutuhan tersebut secara mandiri. Konsep utama mencakup aspek fisik, mental, sosial dan spiritual manusia.
Dokumen tersebut merupakan kata pengantar dari sebuah makalah yang membahas tentang tindakan keperawatan menggunakan komunikasi terapeutik. Kata pengantar tersebut menjelaskan bahwa makalah ini disusun untuk memenuhi tugas akhir semester di SMK dan bertujuan untuk memberikan manfaat bagi dunia pendidikan khususnya SMK Kesehatan. Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurn
Konsep keperawatan menekankan pada manusia sebagai sistem terbuka yang berinteraksi dengan lingkungannya. Teori-teori keperawatan berkembang dari waktu ke waktu untuk menjelaskan fenomena keperawatan dengan lebih baik. Perawat berperan dalam membantu memenuhi kebutuhan dasar manusia.
Model konseptual keperawatan Betty Neuman menekankan pada konsep garis pertahanan normal, garis resistensi, dan garis pertahanan fleksibel yang melindungi individu dari pengaruh faktor stres. Model ini juga mempertimbangkan aspek fisiologis, psikologis, sosial budaya, spiritual, dan pengembangan seseorang dalam menilai dampak stres dan merencanakan intervensi.
Dokumen tersebut membahas tentang pandangan lima agama terhadap euthanasia. Secara garis besar, dokumen menjelaskan definisi euthanasia, jenis-jenisnya (aktif, pasif, auto, sukarela, tidak sukarela), sejarah singkat euthanasia, dan pandangan Islam yang menganggap euthanasia aktif dilarang karena dianggap pembunuhan.
Teks tersebut membahas pandangan agama terhadap inseminasi buatan, dimana Islam bersikap netral tetapi mengharamkan jika menggunakan donor sperma atau ovum. Kristen dan Katolik menolak karena dianggap tidak bermoral dan melanggar harkat manusia. Secara umum, agama-agama mengizinkan jika menggunakan sperma suami untuk membantu pasangan mandul memiliki keturunan.
Dokumen tersebut membahas pencegahan HIV dalam perspektif agama yang diterbitkan oleh KPA Provinsi DKI Jakarta. Ringkasannya adalah: (1) Leaflet tersebut mengandung mitos dan tidak memberikan cara pencegahan HIV yang konkret, terutama untuk penularan melalui hubungan seksual. (2) Pencegahan HIV yang dianjurkan agama seringkali bertentangan dengan fakta penularan sebenarnya, seperti melalui hubungan suami istri.
Dokumen tersebut membahas tentang peritonitis, yaitu peradangan selaput perut yang biasanya disebabkan infeksi. Dokumen ini menjelaskan penyebab, gejala, dan tindakan pengobatan peritonitis seperti pemberian antibiotik dan cairan melalui infus, serta tindakan laparatomi untuk memeriksa organ dalam perut.
Dokumen tersebut membahas tentang ASKEP (Asuhan Keperawatan) untuk pasien hematemesis melena. Termasuk penjelasan tentang pengertian, penyebab, gejala, pemeriksaan, dan tindakan yang perlu dilakukan untuk pasien tersebut seperti pemberian cairan infus, transfusi darah, obat-obatan, serta diagnosa keperawatan seperti defisit volume cairan dan risiko gangguan kesadaran.
1. KONSEP DASAR KEPERAWATAN
TEORI KEPERAWATAN HILDEGARD E.PEPLAU
Disusun Oleh :
Kelompok X
AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN INDRAMAYU
Jln. Murah Nara No. 06
2. KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
taufik, serta hidayah-NYA kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
pembuatan makalah mata kuliah Ilmu Keperawatan Dasar tentang “Tokoh Keperawatan:
di dunia” sesuai dengan waktu yang telah di tentukan.
Pembuatan makalah ini adalah sebagai salah satu tugas kami dalam menempuh
pembelajaran di semester ini,kami mengucapkan terimah kasih kepada :
1. Direktur Akper Pemda Indramayu
2. Dosen pembimbing akademik Akper Pemda Indramayu;
3. Dosen Keperawatan Profesional ;
4. Semua pihak yang ikut serta berpartipasi dalam pembuatan makalah ini.
Penulis berharap dengan disusunnya makalah ini dapat sedikit banyak menambah
pengetahuan para pembaca. “Tak ada gading yang tak retak“, penulis menyadari bahwa
dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi penyempurnaan makalah ini.
Penyusun
3. PENDAHULUAN
A.
OTOBIOGRAFI
Hildegard E. Peplau, PhD, RN, FAAN, yang dikenal sebagai “jiwa ibu menyusui,”
meninggal di usia 89 tahun pada tanggal 17 Maret 1999. The only nurse to serve the
ANA as executive director and later as president, she served two terms on the Board of
the International Council of Nurses (ICN). Satu-satunya perawat untuk melayani ANA
sebagai direktur eksekutif dan kemudian sebagai presiden, ia menjabat dua istilah di
Dewan International Council of Nurses (ICN). In 1997, she received nursing’s highest
honor, the Christiane Reimann Prize, at the ICN Quadrennial Congress.
Pada tahun 1997, ia menerima kehormatan tertinggi keperawatan, yang Christiane
Reimann Prize, pada Kongres ICN yg berlangsung empat tahun. In 1996, the American
Academy of Nursing honored Peplau as a “Living Legend,” and, in 1998, the ANA
inducted her into its Hall of Fame. (Extract from the “Peplau leaves legacy of
achievement” article below – Nursing World May 1999) Pada tahun 1996, American
Academy of Nursing Peplau dihormati sebagai “Legenda Hidup”, dan, pada tahun 1998,
ANA dilantik-nya ke dalam Hall of Fame. (Kutipan dari “warisan daun Peplau prestasi”
artikel di bawah ini – Keperawatan Dunia Mei 1999 )
Hildegard Peplau’s fifty-year career in nursing left an indelible stamp on the profession
of nursing, and on the lives of the mentally ill in the United States. Hildegard Peplau
lima puluh tahun karirnya di panti kiri cap yang tak terhapuskan pada profesi
keperawatan, dan pada kehidupan para sakit jiwa di Amerika Serikat. She wore many
hats – founder of modern psychiatric nursing, innovative educator, advocate for the
mentally ill, proponent of advanced education for nurses, Executive Director and then
President of the American Nurses Association, and prolific author. Dia mengenakan
banyak topi – pendiri keperawatan jiwa modern, inovatif pendidik, advokat bagi
penderita penyakit mental, pendukung pendidikan lanjutan untuk perawat, Direktur
Eksekutif dan kemudian Presiden American Nurses Association, dan penulis produktif.
4. Her life was often marked with controversy, which she faced with courage and
determination. Hidupnya sering ditandai dengan kontroversi, yang dia dihadapkan
dengan keberanian dan tekad.
B. MODEL KEPERAWATAN MENURUT HILDEGARD E PEPLAU
Model Konsep dan teori keperawatan yang dijelaskan oleh Peplau menjelaskan tentang
kemampuan dalam memahami diri sendiri dan orang lain yang menggunakan dasar
hubungan antar manusia yang mencakup 4 komponen sentral yaitu klien, perawat,
masalah kecemasan yang terjadi akibat sakit (sumber kesulitan), dan proses interpersonal
1. Klien.
Sistem dari yang berkembang terdiri dari karakteristik biokimia, fisiologis,
interpersonal dan kebutuhan serta selalu berupaya memenuhi kebutuhannya dan
mengintegrasikan belajar pengalaman. Klien adalah subjek yang langsung
dipengaruhi. .Oleh adanya proses interpersonal
2. Perawat
Perawat berperan mengatur tujuan dan proses interaksi interpersonal dengan pasien
yang bersifat partisipatif, sedangkan pasien mengendalikan isi yang menjadi tujuan.
Hal ini berarti dalam hubungannya dengan pasien, perawat berperan sebagai mitra
kerja, pendidik, narasumber, pengasuh pengganti, pemimpin dan konselor sesuai
dengan fase proses interpersonal.
Pendidikan atau pematangan tujuan yang dimaksud untuk meningkatkan gerakan
yang
progresif
dan
kepribadian
seseorang
dalam
berkreasi,
membangun,
menghasilkan pribadi dan cara hidup bermasyarakat. Perawat mempunyai 6 peran
sebagai berikut :
a. Mitra kerja, berbagi rasa hormat dan minat yang positif pada pasien. Perawat
menghadapi klien seperti tamu yang dikenalkan pada situasi baru. Sebagai mitra
kerja, Hubungan P-K merupakan hubungan yang memerlukan kerha sama yang
harmonis atas dasar kemitraan sehingga perlu dibina rasa saling percaya, saling
mengasihi dan menghargai.
5. b. Nara sumber (resources person) memberikan jawaban yang spesifik terhadap
pertanyaan tentang masalah yang lebih luas dan selanjutnya mengarah pada area
permasalahan yang memerlukan bantuan. perawat mampu memberikan informasi
yang akurat, jelas dan rasional kepada klien dalam suasana bersahabat dan akrab.
c. Pendidik (teacher) merupakan kombinasi dari semua peran yang lain. Perawat
harus berupaya memberikan pendidikan, pelatihan, dan bimbingan pada
klien/keluarga terutama dalam megatasi masalah kesehatan.
d. Kepemimpinan (leadership) mengembangkan hubungan yang demokratis
sehingga merangsang individu untuk berperan. Perawat harus mampu memimpin
klien/keluarga untuk memecahkan masalah kesehatan melalui proses kerja sama
dan partisipasi aktif klien.
e. Perngasuh pengganti (surrogate) membantu individu belajar tentang keunikan
tiap manusia sehingga dapat mengatasi konflik interpersonal. Perawat merupakan
individu yang dipercaya klien untuk berperan sebagai orang tua, tokoh
masyarakat atau rohaniawan guna membantu memenuhi kebutuhannya.
f. Konselor (consellor) meninhgkatkan pengalaman individu menuju keadaan sehat
yaitu kehidupan yang kreatif, konstruktif dan produktif. Perawat harus dapat
memberikan bimbingan terhadap masalah klien sehingga pemecahan masalah
akan mudah dilakukan.
3. Sumber kesulitan
Ansietas berat yang disebabkan oleh kesulitan mengintegrasikan pengalaman
interpersonal yang lalu dengan yang sekarang ansietas terjadi apabila komunikasi
dengan orang lain mengancam keamanan psikologi dan biologi individu. Dalam
model peplau ansietas merupakan konsep yang berperan penting karena berkaitan
langsung dengan kondisi sakit. Dalam keadaan sakit biasanya tingkat ansietas
meningkat. Oleh karena itu perawat pada saat ini harus mengkaji tingkat ansietas
klien. Berkurangnya ansietas menunjukkan bahwa kondisi klien semakin membaik.
4. Proses Interpersonal
6. Dalam ilmu komunikasi, proses interpersonal didefinisikan sebagai proses interaksi
secara simultan dengan orang lain dan saling pengaruh-mempengaruhi satu dengan
lainnya, biasanya dengan tujuan untuk membina suatu hubungan. Berkaitan dengan
hal tersebut, maka proses interpersonal yang dimaksud antara perawat dan klien ini
menggambarkan metode transpormasi energi atau ansietas klien oleh perawat yang
terdiri dari 4 fase yaitu:
a. Fase orientasi
Lebih difokuskan untuk membantu pasien menyadari ketersediaan bantuan dan
rasa percaya terhadap kemampuan perawat untuk berperan serta secara efektif
dalam pemberian askep pada klien. Tahap ini ditandai dimana perawat
melakukan
kontrak
awal
untuk
membangun
kepercayaan
dan
terjadi
pengumpulan data.
b. Fase identifikasi
Terjadi ketika perawat memfasilitasi ekspresi perilaku pasien dan memberikan
asuhan keperawatan yang tanpa penolakan diri perawat memungkinkan
pengalaman menderita sakit sebagai suatu kesempatan untuk mengorientasi
kembali perasaan dan menguatkan bagian yang positif dan kepribadian pasien.
Respon pasien pada fase identifikasi dapat berupa :
Pasrtisipan mandiri dalam hubungannya dengan perawat.
Individu mandiri terpisah dari perawat.
Individu yang tak berdaya dan sangat tergantung pada perawat
c. Fase eksplorasi
Memungkinkan suatu situasi dimana pasien dapat merasakan nilai hubungan
sesuai pandangan/persepsinya terhadap situasi. Fase ini merupakan inti hubungan
dalam proses interpersonal. Dalam fase ini perawat membantu klien dalam
memberikan gambaran kondisi klien dan seluruh aspek yang terlibat didalamnya.
d. Fase resolusi
7. Secara bertahap pasien melepaskan diri dari perawat. Resolusi ini memungkinkan
penguatan kemampuan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri dan menyalurkan
energi kea rah realisasi potensi.
Keempat fase tersebut merupakan rangkaian proses pengembangan dimana perawat
membimbing pasien dari rasa ketergantungan yang tinggi menjadi interaksi yang
saling tergantung dalam lingkungan sosial. Artinya seorang perawat berusaha
mendorong kemandirian pasien.
Pemaparan ini menunjukkan bahwa teori Hildegard E. Peplau(1952) berfokus pada
individu, perawat dan proses interaktif yang menghasilkan hubungan antara perawat
dan klien. Berdasarkan teori ini klien adalah individu dengan kebutuhan perasaan, dan
keperawatan adalah proses interpersonal dan terapeutik. Artinya suatu hasil proses
kerja sama manusia dengan manusia lainnya supaya menjadi sehat atau tetap sehat
(hubungan antar manusia). Tujuan keperawatan adalah untuk mendidik klien dan
keluarga dan untuk membantu klien mencapai kematangan perkembangan
kepribadian. Oleh sebab itu, perawat berupaya mengembangkan hubungan perawat
dan klien melalui peran yang diembannya (nara sumber, konselor, dan wali).
Adapun kerangka kerja praktik dari teori Peplau memaparkan bahwa keperawatan
adalah proses yang penting, terapeutik, dan interpersonal. Keperawatan berpartisipasi
dalam menyusun struktur system asuhan kesehatan untuk menfasilitasi kondisi yang
alami dari kecenderungan manusia untuk mengembangkan hubungan interpersonal.
Implementasi Teori Peplau
Pada awalnya, Peplau mengembangkan teorinya sebagai bentuk keprihatinannya
terhadap praktik keperawatan “Custodial Care”, sehingga sebagai perawat jiwa,
melalui tulisannya ia kemudian mempublikasikan teorinya mengenai hubungan
interpersonal dalam keperawatan. Dimana dalam memberikan asuhan keperawatan
ditekankan pada perawatan yang bersifat terapeutik.
Aplikasi yang dapat kita lihat secara nyata yaitu pada saat klien mencari bantuan,
pertama perawat mendiskusikan masalah dan menjelaskan jenis pelayanan yang
tersedia. Dengan berkembangnya hubungan antara perawat dan klien bersama-sama
8. mendefinisikan masalah dan kemungkinan penyelesaian masalahnya. Dari hubungan
ini klien mendapatkan keuntungan dengan memanfaatkan pelayanan yang tersedia
untuk memenuhi kebutuhannya dan perawat membantu klien dalam hal menurunkan
kecemasan yang berhubungan dengan masalah kesehatannya.
Teori peplau merupakan teori yang unik dimana hubungan kolaborasi perawat klien
membentuk suatu “kekuatan mendewasakan” melalui hubugan interpersonal yang
efektif dalam membantu pemenuhan kebutuhan klien. Ketika kebutuhan dasar telah
diatasi, kebutuhan yang baru mungkin muncul. Hubungan interpesonal perawat klien
digambarkan sebagai fase-fase yang saling tumpang tindih seperti berikut ini
orientasi, identifikasi, penjelasan dan resolusi
Teori dan gagasan Peplau dikembangkan untuk memberikan bentuk praktik
keperawatan jiwa. Penelitian keperawatan tentang kecemasan, empati, instrument
perilaku, dan instrument untuk mengevaluasi respon verbal dihasilkan dari model
konseptual Peplau.
9. PENUTUP
Teori Hildegard Peplau (1952) berfokus pada individu, perawat, dan proses interaktif
(Peplau, 1952) yang menghasilkan hubungan antara perawat dan klien (Torres, 1986).
Berdasarkan teori ini klien adalah individu dengan kebutuhan perasaan, dan keperawatan
adalah proses interpersonal dan terapeutik. Tujuan keperawatan adalah untuk mendidik klien
dan keluarga dan unutuk membantu klien mencapai kemantapan pengembangan kepribadian
(Chinn dan Jacobs, 1995). Teori dan gagasan Peplau dikembangkan untuk memberikan
bentuk praktik keperawatan jiwa. Oleh sebab itu perawat berupaya mengembangkan
hubungan antara perawat dank lien dimana perawat bertugas sebagai nara sumber, konselor,
dan wali.
Seperti yang kita ketahui bahwa manusia dipandang sebagai sistem holistik yang terdiri dari
bio-psiko-sosial-spiritual. Pada teori Peplau ini mempunyai kelemahan yaitu lebih
menitikberatkan pada keperawatan jiwa, hal ini dapat dibuktikan pada gagasan Peplau yang
dikembangkan pada pemantapan pengembangan kepribadian.
10. Daftar Pustaka
Basford, Lynn, 2006, Teori dan Praktik Keperawatan, EGC, Jakarta.
http://abiperawat.bogspot.com/2007/050model-adaptasi-callista-roy.html
http://dwinoviapritama.blogspot.com/2012/06/model-konsep-dan-teori-keperawatan.html
http://nursingtheories.blogspot.com/2008/07/sister-callista-roy-adaptation-theory.html