Dokumen tersebut membahas kebijakan pengendalian hepatitis dan penyakit infeksi saluran pencernaan di Indonesia. Kebijakan ini mencakup upaya pencegahan, deteksi dini, dan pengobatan hepatitis B dan C serta penyakit saluran pencernaan lainnya seperti hepatitis A dan E.
Dokumen tersebut membahas tentang hepatitis B yang merupakan masalah kesehatan besar di Indonesia dengan prevalensi tertinggi di daerah pedesaan. Virus hepatitis B dapat menular melalui darah, hubungan seksual, dan perinatal. Pencegahannya dilakukan dengan vaksinasi, sterilisasi alat suntik, dan pemeriksaan darah sebelum transfusi.
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit hepatitis, termasuk jenis hepatitis A dan B, gejala, penularan, penanganan, dan pencegahan. Hepatitis disebabkan oleh virus yang menyerang hati dan dapat menyebabkan peradangan. Hepatitis A dan B adalah jenis hepatitis yang umum di Indonesia.
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit hepatitis, termasuk definisi, gejala, pencegahan, dan pengobatan hepatitis. Hepatitis adalah penyakit infeksi akut yang menyerang hati yang disebabkan oleh berbagai virus, dan gejalanya meliputi demam, nyeri otot, ikterus, serta gangguan fungsi hati. Pencegahannya melalui sanitasi, imunisasi, dan pola hidup sehat, sementara pengobatannya berupa istirahat, diet, suplemen
Hepatitis Virus adalah penyakit menular yang disebabkan oleh beberapa jenis virus yang menyerang hati dan dapat menyebabkan peradangan serta kerusakan hati.
Hepatitis B memiliki struktur khusus yang berperan dalam virulensinya dan hal inilah yang digunakan ahli klinisi untuk mendiagnosis penyakit Hepatitis B
Hepatitis adalah peradangan hati yang disebabkan oleh virus atau racun. Terdapat beberapa jenis hepatitis antara lain hepatitis A, B, C, D, dan E yang menyebabkan gejala seperti demam, nyeri hati, dan kuningnya kulit. Penanganannya meliputi istirahat, hindari alkohol dan obat-obatan, serta edukasi mencegah penularan.
Dokumen tersebut membahas tentang hepatitis B yang merupakan masalah kesehatan besar di Indonesia dengan prevalensi tertinggi di daerah pedesaan. Virus hepatitis B dapat menular melalui darah, hubungan seksual, dan perinatal. Pencegahannya dilakukan dengan vaksinasi, sterilisasi alat suntik, dan pemeriksaan darah sebelum transfusi.
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit hepatitis, termasuk jenis hepatitis A dan B, gejala, penularan, penanganan, dan pencegahan. Hepatitis disebabkan oleh virus yang menyerang hati dan dapat menyebabkan peradangan. Hepatitis A dan B adalah jenis hepatitis yang umum di Indonesia.
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit hepatitis, termasuk definisi, gejala, pencegahan, dan pengobatan hepatitis. Hepatitis adalah penyakit infeksi akut yang menyerang hati yang disebabkan oleh berbagai virus, dan gejalanya meliputi demam, nyeri otot, ikterus, serta gangguan fungsi hati. Pencegahannya melalui sanitasi, imunisasi, dan pola hidup sehat, sementara pengobatannya berupa istirahat, diet, suplemen
Hepatitis Virus adalah penyakit menular yang disebabkan oleh beberapa jenis virus yang menyerang hati dan dapat menyebabkan peradangan serta kerusakan hati.
Hepatitis B memiliki struktur khusus yang berperan dalam virulensinya dan hal inilah yang digunakan ahli klinisi untuk mendiagnosis penyakit Hepatitis B
Hepatitis adalah peradangan hati yang disebabkan oleh virus atau racun. Terdapat beberapa jenis hepatitis antara lain hepatitis A, B, C, D, dan E yang menyebabkan gejala seperti demam, nyeri hati, dan kuningnya kulit. Penanganannya meliputi istirahat, hindari alkohol dan obat-obatan, serta edukasi mencegah penularan.
Dokumen tersebut membahas tentang hepatitis viral yang merupakan infeksi hati yang disebabkan oleh virus hepatotropik. Terdapat beberapa jenis hepatitis seperti hepatitis A, B, C, D dan E yang memiliki epidemiologi, gejala, diagnosa, dan pencegahan yang berbeda-beda. Hepatitis dapat menyebabkan komplikasi serius seperti kegagalan hati jika tidak ditangani dengan baik.
Pentingnya vaksinasi hepatitis b bagi calon tenaga medisHasanah Hasanah
Dokumen tersebut membahas tentang hepatitis B, penyakit peradangan hati yang disebabkan oleh virus hepatitis B. Virus hepatitis B lebih berbahaya dibanding HIV karena resiko tertular lebih tinggi. Hepatitis B dapat menjadi kronis dan berkembang menjadi kanker hati jika tidak ditangani. Pencegahan melalui vaksinasi hepatitis B dan pola hidup sehat sangat penting untuk mencegah penularan penyakit ini.
Hepatitis B disebabkan oleh virus hepatitis B yang menginfeksi sel-sel hati. Infeksi dapat menyebabkan hepatitis akut, kronis, sirosis hati, dan kanker hati. Virus ini menginfeksi sel hati dengan melekat pada membran sel, memasuki inti sel, dan memaksa sel untuk mereplikasi DNA virusnya. Partikel virus baru kemudian dilepaskan dan menginfeksi sel hati lain. Gejala umumnya muncul 30-180 hari setelah infeksi.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis hepatitis termasuk gejala, penyebab, pencegahan, dan pengobatan hepatitis A, B, C, D, dan E serta cirrhosis hati yang merupakan komplikasi jangka panjang dari hepatitis kronis.
Virus hepatitis C menyebabkan penyakit hati dan dapat menular melalui kontak darah. Di Indonesia, sekitar 5 juta orang menderita hepatitis kronis C, yang dapat berkomplikasi menjadi kanker hati. Untuk mencegah penularan lebih lanjut, perlu dilakukan tes dini, sterilisasi alat suntik, serta pengobatan yang tepat.
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai jenis hepatitis dan morbili. Hepatitis dibagi menjadi 5 tipe yaitu hepatitis A, B, C, D, dan E, yang disebabkan oleh berbagai virus dan dapat menular melalui kontak darah atau feses. Dokumen juga menjelaskan gejala, komplikasi, penanganan, dan pencegahan masing-masing jenis hepatitis. Selain itu dibahas pula tentang penyakit morbili yang disebabkan virus dan menular lewat ud
1. Dokumen tersebut membahas tentang penyakit hepatitis, termasuk pengertian, penyebab, gejala, komplikasi, pemeriksaan penunjang, dan penatalaksanaan untuk hepatitis A, B, C, dan D. 2. Hepatitis merupakan radang hati yang disebabkan oleh virus atau zat beracun seperti alkohol, yang dapat menyebabkan kerusakan hati dan bahkan kanker hati. 3. Pemeriksaan penunjang untuk hepatitis meliputi tes fungsi hat
Hepatitis adalah peradangan hati yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis A, B, C, D atau E. Gejalanya bervariasi mulai dari tidak ada gejala hingga demam, nyeri perut, dan kuningnya kulit. Hepatitis dapat ditularkan melalui konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi, berbagi jarum suntik, atau kontak darah. Diagnosis ditegakkan melalui pemeriksaan darah dan biopsi hati.
Tinjauan pustaka menjelaskan epidemiologi, etiologi, dan mekanisme penularan berbagai jenis hepatitis seperti hepatitis A, B, C, D dan E. Hepatitis A dan E lebih sering terjadi di negara berkembang akibat kontaminasi air minum, sedangkan hepatitis B dan C lebih sering ditularkan melalui transfusi darah dan penggunaan jarum suntik bersama. Hepatitis D hanya dapat menginfeksi pada penderita hepatitis B.
Dokumen tersebut membahas tentang virus HIV dan AIDS. Ia menjelaskan bahawa virus HIV melemahkan sistem keimunan tubuh dan menyebabkan AIDS apabila sistem keimunan menjadi sangat lemah. Dokumen ini juga menyenaraikan cara penularan virus HIV melalui hubungan seks tidak selamat, pemindahan darah, dan dari ibu ke anak. Ia juga menerangkan tahap-tahap perkembangan jangkitan HIV.
Dokumen tersebut membahas program pengendalian hepatitis B dan C di Indonesia, mencakup besaran masalah, kebijakan, upaya yang telah dilakukan, informasi dasar tentang hepatitis, tantangan program, dan rencana pengembangan.
Dokumen tersebut membahas tentang hepatitis viral yang merupakan infeksi hati yang disebabkan oleh virus hepatotropik. Terdapat beberapa jenis hepatitis seperti hepatitis A, B, C, D dan E yang memiliki epidemiologi, gejala, diagnosa, dan pencegahan yang berbeda-beda. Hepatitis dapat menyebabkan komplikasi serius seperti kegagalan hati jika tidak ditangani dengan baik.
Pentingnya vaksinasi hepatitis b bagi calon tenaga medisHasanah Hasanah
Dokumen tersebut membahas tentang hepatitis B, penyakit peradangan hati yang disebabkan oleh virus hepatitis B. Virus hepatitis B lebih berbahaya dibanding HIV karena resiko tertular lebih tinggi. Hepatitis B dapat menjadi kronis dan berkembang menjadi kanker hati jika tidak ditangani. Pencegahan melalui vaksinasi hepatitis B dan pola hidup sehat sangat penting untuk mencegah penularan penyakit ini.
Hepatitis B disebabkan oleh virus hepatitis B yang menginfeksi sel-sel hati. Infeksi dapat menyebabkan hepatitis akut, kronis, sirosis hati, dan kanker hati. Virus ini menginfeksi sel hati dengan melekat pada membran sel, memasuki inti sel, dan memaksa sel untuk mereplikasi DNA virusnya. Partikel virus baru kemudian dilepaskan dan menginfeksi sel hati lain. Gejala umumnya muncul 30-180 hari setelah infeksi.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis hepatitis termasuk gejala, penyebab, pencegahan, dan pengobatan hepatitis A, B, C, D, dan E serta cirrhosis hati yang merupakan komplikasi jangka panjang dari hepatitis kronis.
Virus hepatitis C menyebabkan penyakit hati dan dapat menular melalui kontak darah. Di Indonesia, sekitar 5 juta orang menderita hepatitis kronis C, yang dapat berkomplikasi menjadi kanker hati. Untuk mencegah penularan lebih lanjut, perlu dilakukan tes dini, sterilisasi alat suntik, serta pengobatan yang tepat.
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai jenis hepatitis dan morbili. Hepatitis dibagi menjadi 5 tipe yaitu hepatitis A, B, C, D, dan E, yang disebabkan oleh berbagai virus dan dapat menular melalui kontak darah atau feses. Dokumen juga menjelaskan gejala, komplikasi, penanganan, dan pencegahan masing-masing jenis hepatitis. Selain itu dibahas pula tentang penyakit morbili yang disebabkan virus dan menular lewat ud
1. Dokumen tersebut membahas tentang penyakit hepatitis, termasuk pengertian, penyebab, gejala, komplikasi, pemeriksaan penunjang, dan penatalaksanaan untuk hepatitis A, B, C, dan D. 2. Hepatitis merupakan radang hati yang disebabkan oleh virus atau zat beracun seperti alkohol, yang dapat menyebabkan kerusakan hati dan bahkan kanker hati. 3. Pemeriksaan penunjang untuk hepatitis meliputi tes fungsi hat
Hepatitis adalah peradangan hati yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis A, B, C, D atau E. Gejalanya bervariasi mulai dari tidak ada gejala hingga demam, nyeri perut, dan kuningnya kulit. Hepatitis dapat ditularkan melalui konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi, berbagi jarum suntik, atau kontak darah. Diagnosis ditegakkan melalui pemeriksaan darah dan biopsi hati.
Tinjauan pustaka menjelaskan epidemiologi, etiologi, dan mekanisme penularan berbagai jenis hepatitis seperti hepatitis A, B, C, D dan E. Hepatitis A dan E lebih sering terjadi di negara berkembang akibat kontaminasi air minum, sedangkan hepatitis B dan C lebih sering ditularkan melalui transfusi darah dan penggunaan jarum suntik bersama. Hepatitis D hanya dapat menginfeksi pada penderita hepatitis B.
Dokumen tersebut membahas tentang virus HIV dan AIDS. Ia menjelaskan bahawa virus HIV melemahkan sistem keimunan tubuh dan menyebabkan AIDS apabila sistem keimunan menjadi sangat lemah. Dokumen ini juga menyenaraikan cara penularan virus HIV melalui hubungan seks tidak selamat, pemindahan darah, dan dari ibu ke anak. Ia juga menerangkan tahap-tahap perkembangan jangkitan HIV.
Dokumen tersebut membahas program pengendalian hepatitis B dan C di Indonesia, mencakup besaran masalah, kebijakan, upaya yang telah dilakukan, informasi dasar tentang hepatitis, tantangan program, dan rencana pengembangan.
1. Dokumen ini membahas tentang hepatitis B, termasuk prevalensi, patologi, gejala klinis, diagnosis, dan pencegahan.
2. Hepatitis B merupakan masalah kesehatan global dengan 350 juta orang yang menderita hepatitis B kronis di seluruh dunia.
3. Vaksinasi merupakan metode paling efektif dalam mencegah infeksi virus hepatitis B.
Program Imunisasi Nasional bertujuan menurunkan kesakitan dan kematian akibat penyakit yang dapat dicegah melalui imunisasi dengan memberikan vaksin berkualitas sesuai standar WHO secara merata. Fatwa MUI mendukung pelaksanaan imunisasi secara menyeluruh di Indonesia."
Rangkuman dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas upaya pencegahan penularan HIV dan infeksi menular seksual lainnya dari ibu ke anak melalui integrasi layanan antenatal terpadu.
2) Strategi utama meliputi deteksi dini pada ibu hamil, penapisan dan pengobatan pasangan, serta eliminasi sifilis kongenital.
3) Tujuan akhir adalah memberikan layanan antenatal yang lengkap dan berkualitas unt
Karya tulis ilmiah ini membahas gambaran pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang skrining hepatitis di Puskesmas Rawasari Kota Jambi tahun 2015. Penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan tinggi dan sikap positif terhadap skrining hepatitis, namun masih ada yang perlu ditingkatkan. Saran termasuk meningkatkan penyuluhan di fasilitas kesehatan dan melanjutkan program skrining untuk mendeteksi hepatitis p
Dokumen tersebut membahas tentang anamnesis dan tindakan yang dilakukan pada kasus dengan kecurigaan penyakit menular seperti tuberkulosis, HIV, dan hepatitis. Dokumen tersebut menjelaskan gejala klinis dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan selama anamnesis untuk mendiagnosa penyakit-penyakit tersebut."
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
2. P2 HEPATITIS & PISP
P2 HEPATITIS untuk Hepatitis virus yang
ditularkan secara parenteral
meliputi Hepatitis B dan C
P2 ISP untuk kelompok penyakit saluran cerna
yang ditularkan secara orofecal antara
lain Hepatitis A, E, Diare, Tifoid, dll
sesuai perkembangan situasi penyakit
yang menimbulkan dampak kesmas
secara luas
4. PENDAHULUAN
Hepatitis merupakan salah satu masalah kesehatan
masyarakat di negara-negara berkembang di dunia
termasuk Indonesia
Upaya penanggulangan Hepatitis dilakukan al :
- Penggalangan komitmen ditingkat global melalui
resolusi WHA tahun 2010 dan 2014 serta resolusi
regional tahun 2014
- Pengendalian Hepatitis masuk program di Subdit
HPISP mulai 2011
5. - Target global
Eliminasi Penularan Hep B dari Ibu ke anak
(PPIA/EMTCT Hepatitis) tahun 2020
Eliminasi Hep B dan C tahun 2030
Pencapaian SDGs : indikator menurunkan
Insidens Hep B per 100.000 penduduk
- Eliminasi Hepatitis C 2030 walau imunisasi Hep
C blm ada, tetapi ada obat baru Hepatitis C yaitu
Direct Acting Antiviral ( DAA) dgn tingkat
kesembuhan tinggi
LANJUTAN PENDAHULUAN
6. 2 milyar pernah terinfeksi Hepatitis
http://www.hepb.org/hepb/statistics.htm. Accessed June 21, 2011
1 orang meninggal setiap 45 detik
686 ribu meninggal setiap tahun karena sirosis dan kanker hati
240 juta hidup pengidap Hepatitis B Kronik
DI DUNIA :
INDONESIA 20 juta orang terinfeksi HBV dan HCV
150 juta hidup pengidap Hepatitis C Kronik
700 rb meninggal karena hepatitis C
7. 10 PENYEBAB KEMATIAN UTAMA (SEMUA UMUR)
SAMPLE REGISTRATION SYSTEM (SRS) INDONESIA, 2014
No. PENYEBAB KEMATIAN %
1 Stroke (I60 - I69) 21.1
2 Penyakit Jantung Koroner (I20 – I25) 12.9
3 Diabetes mellitus dengan komplikasi (E10 – E14) 6.7
4 Tuberkulosis Paru (A15 – A16) 5.7
5 Hipertensi dengan komplikasi (I11 – I13) 5.3
6 Penyakit Paru Obstruksi Kronis (J40-J47) 4.9
7 Penyakit Hati (K70 – K76) 2.7
8 Kecelakaan lalu lintas (V01– V99) 2.6
9 Pneumonia (J12 – J18) 2.1
10 Diare dan penyakit infeksi saluran cerna lain (A09) 1.9
Penyakit Hati masuk urutan ke-7 penyebab kematian utama di
Indonesia
14. KASUS BARU HEPATITIS B /TAHUN
VERTIKAL Setiap tahun
terdapat 5,3 juta bumil,
HBsAg reaktif pada
bumil rata – rata 3%
maka setiap tahun
terdapat sebanyak
150.000 orang yang 95%
potensial mengalami
Hepatitis kronis
HORIZONTAL 5% dari
kelompok risti SAYANGI KAMI
GENERASI PENERUS BANGSA
TULARI KAMI
15. Ibu hamil dengan HBsAg dan HbeAg
positif resiko transmisi perinatal: 70-
90%
TRANSMISI PERINATAL
16. RESIKO HEPATITIS B AKUT MENJADI
KRONIK?
Semakin muda usia seseorang terinfeksi virus
Hepatitis B, semakin besar kemungkinan menjadi
Hepatitis B kronik
• Diperkirakan 90% bayi yang terinfeksi akan
berkembang menjadi infeksi kronik
• 10% orang dewasa yang terinfeksi akan
berkembang menjadi infeksi kronik
17. BEBAN BARU BAGI NEGARA AKIBAT HEPATITIS B /TAHUN
Setiap tahun terdapat 5,3 juta bumil, HBsAg reaktif
pada bumil rata – rata 3% maka setiap tahun
terdapat sebanyak 150.000 orang yang 95%
potensial mengalami Hepatitis B kronis
Biaya pengobaan sirosis 1 M transplantasi hati 4-5
M.
30% bayi yang tertular pada 30 tahun kedepan akan
menjadi sirosis biaya yg dibutuhkan 45.000 x 1
M = 45 T
18. WHO. Guidelines for the screening care and treatment of persons with
chronic hepatitis C infection. Updated version, April 2016
Worldwide HCV infection
• 2007: 150 million people
• 2016: 115 million people
Highest: Asia Pacific and Africa
19. WHO. Guidelines for the screening care and treatment of
persons with chronic hepatitis C infection. Updated version,
April 2016
20. Courtesy of Dr. Pretty Muharini, World Hepatitis Day, Surabaya, 30-08-2015
21. PROPORSI (%) FAKTOR RISIKO KASUS HEPATITIS C
POSITIF
( DATA HASIL SURVEILANS DITJEN P2PL 2007-2012)
1. Pengguna Narkoba Suntik (27,52%)
2. Hemodialisa ( 15,16%)
3. Keluarga Pengidap Hepatitis C (13,83%)
4. Kontak Darah dengan Penderita Hepatitis C (9,93%)
5. Pasca Operasi ( 8,54%)
6. Hubungan Seks tidak aman ( 7,51%)
7. Tranfusi Darah (6,84%)
8. Tato/Tindik ( 5,89%)
9. Tenaga Kesehatan (4,42%)
10. Transplantasi Organ (0,37%)
22. TUJUAN UMUM
Melaksanakan kegiatan pengendalian Hepatitis, secara
berhasil-guna dan berdaya-guna dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang
optimal
TUJUAN KHUSUS
• Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran
• Mencegah terjadinya penularan
• Menurunkan angka kesakitan dan kematian
• Meningkatkan kualitas hidup orang dengan hepatitis
TUJUAN P2 HEPATITIS
23. SASARAN STRATEGIS HEPATITIS
1. Meningkatnya kab/kota yang melaksanakan
advokasi dan atau sosialisasi tentang Hepatitis
sebesar 90% pada tahun 2019.
2. Meningkatnya kab/kota yang melaksanakan Deteksi
Dini Hepatitis B dan C pada kelompok populasi
berisiko sebesar 80% pada tahun 2019.
3. Meningkatnya Propinsi yang melaksanakan
pengamatan Hepatitis pada kelompok paling bersiko
sebesar 100% pada tahun 2019
24. INDIKATOR KEGIATAN HEPATITIS 2015 - 2019
NO INDIKATOR 2014 2015 2016 2017 2018 2019
ELIMINASI PENULARAN HEPATITIS B DARI IBU KE ANAK TAHUN
2022, ELIMINASI HEPATITIS C PADA TAHUN 2030
1 % Kab/kota yang melakukan
sosialisasi dan atau advokasi ttg
hepatitis.
3 10 20 40 80 90
2 Jumlah Propinsi yang melakukan
kegiatan surveilans Sentinel Hepatitis
pada populasi berisiko
7 14 21 28 34 34
3 % Kab/kota yang melakukan deteksi
dini hep B pada bumil
3 10 20 30 60 90
4 % Kab/kota yang melakukan deteksi
dini hep B dan C pada populasi
beresiko
NA 10 20 30 60 80
5 % orang yang terdeteksi dg HBsAg
positif yang mendapatkan akses
perawatan/upaya lanjutan
NA 2,5 5 10 20 30
6 % Orang Dengan Hep C
mendapatkan akses
perawatan/layanan lanjutan
NA 5 10 20 40 60
25. UPAYA PENGENDALIAN HEPATITIS
Meningkatkan Kemandirian, Akses
& Mutu Sediaan Farmasi (Obat,
Vaksin, Biosimilar) & Alkes
Meningkatkan Upaya
promotif dan preventif
Meningkatkan Akses
& Mutu Fasyankes
Meningkatkan Jumlah, Jenis,
Kualitas, dan Pemerataan Tenaga
Kesehatan
Meningkatkan Deteksi
dini
Meningkatnya
Surveilans
epidemiologi
PENGENDALIAN HEPATITIS
MONITORING DAN EVALUASI
• Pemberdayaan
masyarakat
• Keterlibatan
lintas sektor
26. ROADMAP PENGENDALIAN HEPATITIS DI INDONESIA
2017
30%Kab/kota
melakukan
DDHBC
2022
Eliminasi Hep B
Pemutusan
Penularan
Ibu ke Anak
2019
90% Kab/Kota
melakukan DDHBC
2030
Eliminasi
Hepatitis B
dan C
2018
60% Kab/Kota
melakukan DDHBC
Kab/kota yang melaksanakan
DDHB pada > 90% Bumil
27. HEPATITIS B AND C ELIMINATION ROADMAP (2015-
2030)
Elimination
Hepatitis
B and C
(2030)
2005-2009 2015-20192010-2014 2020-2030
Pendukung/penunjang
Upaya Kuratif
Universal
Coverage
1.80% kelompok Risti melakukan
Deteksi Dini
2.90% bayi baru lahir
mendapatkan Imun Hep B <24
jam
3.80% orang yang ditemukan
mendapat layanan lanjutan
Populasi Risti
1.Bumil
2.Nakes
3.Penasun
4.Pekerja seks
5. LGBT
6. ODHA
7. Pasien IMS
8.Hemodialisis
9.Warga
Binaan
EMTCT 90% bayi baru lahir HBO<24 jam; 90% bumil lakukan DDHB; 90% bayi yg lahir dari
bumil HBsAg pos diberikan HBO dan HBIG
29. 2018 -
2019
• Akses Terbuka
2020-
2021
• Pra Eliminasi
2022 • Eliminasi
2023-
2025
• Pemeliharaan
ROADMAP
ELIMINASI PENULARAN
HIV, SIFILIS & HEPATITIS B
DARI IBU KE ANAK
Di INDONESIA
30. STRATEGI PPIA (HEPATITIS B)
DETEKSI
DINI IBU
HAMIL
HBsAg
(+)
HB0<24 jam
HBIG<24 jam
Vit K
Tatalaksana
sesuai
Indikasi Medis
HB 1,2,3
KIE
Bayi IBU Bayi
Ibu
31. PRIORITAS PROGRAM
• Melakukan upaya pemutusan penularan Hep B dan C
berdasarkan karakteristik penyakitnya Hep B (fokus
pada penularan ibu dan anak dan pengendalian FR),
Hepatits C (fokus pemutusan penularan, tatalaksana &
mencegah relaps terutama pd kelompok risti)
• Melakukan Screening Hepatitis B&C pada populasi
berisiko :
o Pengguna Narkoba Suntik
o Hemodialisa
o Keluarga Pengidap Hepatitis C
o Kontak Darah dengan Penderita Hepatitis C
o Tranfusi Darah
o Tato/Tindik
o Tenaga Kesehatan, dll
32. Upaya pencegahan yang diperlukan:
Peningkatan cakupan imunisasi HBO sesegera mungkin < 24 jam
Melakukan deteksi dini pada ibu hamil untuk penurunan infeksi
baru dg pemberian HBIG dan Imunisasi HBO < 24 jam 95%
efektif.
Permenkes RI No 53 Tahun 2015 tentang
Penanggulangan Hepatitis Virus
Permenkes RI No 12 Tahun 2017 tentang
Penyelenggaraan Imunisasi
UPAYA PENCEGAHAN HEPATITIS B
34. B C 2018
DETEKSI DINI HEPATITIS B DAN C
SASARAN SASARAN
PRIORITAS :
• Ibu Hamil (Semua Umur
Kehamilan)
KELOMPOK BERISIKO :
Bayi dari ibu dengan Hepatitis B
Petugas kesehatan
Mahasiswa kesehatan
Dan lainnya (lihat Juknis)
Pendaftaran
FKTP
Poli
KIA/Poli
lainnya
Tes
Hep B
dan/ C
Reaktif
Hep
Rujuk
RS
SKEMA LAYANAN
PKM, BPM,
BP, DPS
• INFORMED
CONSENT
• WAWANCARA
“METODE
RAPID”
TANPA
KONFIRMASI
MAMPU TATA
LAKSANA
HEP
DD H
35. Upaya yg telah dilakukan Hepatitis C
• Memasukkan DAA Sofosbuvir, Simeprevir, Ribavirin) ke
dalam Formularium Nasional
• Pelayanan dan akses Obat Hepatitis C akan didorong
ke layanan BPJS, termasuk pemeriksaan diagnostik
dan juga evaluasi terapi
• Penyediaan Obat – obat Hepatitis C (2016) :
- Sofosbuvir : 18.000 botol (504.000 tab)
- Simeprevir : 1.029 botol (28.812 tab)
- Ribavirin : 37.800 botol (1.512.000 cap)
Pendistribusian dilakukan pada provinsi dengan jumlah
penasun terbanyak & memiliki KGEH
36. UPAYA YANG TELAH DILAKUKAN..(3)Estimasi jumlah penasun terbesar (Data Subdit HIV AIDS) :
1. Jawa Timur : 5.067
2. DKI Jakarta : 4.585
3. Jawa Barat : 4.532
4. Sumatera Utara : 1.471
5. Sulawesi Selatan : 1.464
6. Jawa Tengah : 1.453
• Untuk monitoring terapi Kasus Hepatitis C, dilakukan
dengan Alat Test Cepat Molekular (TCM)
Pemeriksaan terintegrasi dengan program P2TB dan
HIV.
37.
38. • PEMERIKSAAN HEPATITIS C
FKTP : Rapid Test Anti HCV
RS RUJUKAN : HCV VL dg TCM
• PENGOBATAN HEPATITIS C
Obat baru Hepatitis C yaitu Direct
Acting Antivirus ( DAA) dg tkt
kesembuhan tinggi
Sofosbuvir , Simeprevir dan
Ribavirin
Ko-Infeksi : Daclastavir
RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG
RSUD Dr. SOEDONO MADIUN
39. KESIMPULAN
Hepatitis masih merupakan ancaman
untuk kesehatan masyarakat di Jawa
Timur
Konsep pengendalian melalui pendekatan
yang komprehensif
Program pengendalian masih terbatas,
baik dari sisi jenis kegiatan maupun
area cakupan
Perlu komitmen yang kuat dari semua
unsur, termasuk masyarakat, untuk
pengendalian hepatitis