Presentasi kasus wanita 24 tahun dengan thalassemia beta intermedia dan gagal...MettaFerdy FerdianFamily
Presentasi kasus ini akan membahas seorang wanita penderita thalassemia beta intermedia dengan gagal jantung kanan. Kasus ini menarik untuk dibahas dalam hal etiologi gagal jantung kanan pada penderita thalassemia beta intermedia. Thalassemia beta secara fenotip dibagi atas dua bagian besar yaitu thalassemia beta mayor dan thalassemia beta intermedia. Thalassemia beta mayor biasanya ditemukan pada anak berusia 6 bulan sampai 2 tahun dengan klinis anemia berat, oleh karenanya membutuhkan tranfusi darah rutin sejak usia kecil. Sedangkan thalassemia intermedia adalah penderita thalassemia yang dapat mempertahankan hemoglobin minimum 7 gr% atau lebih tinggi tanpa mendapatkan tranfusi. Penyulit jantung pada penderita thalassemia bermanifestasi dalam bentuk kardiomiopati. Patofisiologi kardiomiopati tersebut bersifat multifaktoral. Pada penderita thalassemia beta mayor gagal jantung terutama disebabkan oleh adanya penimbunan besi pada miokard sedangkan pada penderita thalassemia beta intermedia, hipertensi paru dipikirkan sebagai faktor utama penyebab timbulnya gagal jantung kanan.
Presentasi kasus wanita 24 tahun dengan thalassemia beta intermedia dan gagal...MettaFerdy FerdianFamily
Presentasi kasus ini akan membahas seorang wanita penderita thalassemia beta intermedia dengan gagal jantung kanan. Kasus ini menarik untuk dibahas dalam hal etiologi gagal jantung kanan pada penderita thalassemia beta intermedia. Thalassemia beta secara fenotip dibagi atas dua bagian besar yaitu thalassemia beta mayor dan thalassemia beta intermedia. Thalassemia beta mayor biasanya ditemukan pada anak berusia 6 bulan sampai 2 tahun dengan klinis anemia berat, oleh karenanya membutuhkan tranfusi darah rutin sejak usia kecil. Sedangkan thalassemia intermedia adalah penderita thalassemia yang dapat mempertahankan hemoglobin minimum 7 gr% atau lebih tinggi tanpa mendapatkan tranfusi. Penyulit jantung pada penderita thalassemia bermanifestasi dalam bentuk kardiomiopati. Patofisiologi kardiomiopati tersebut bersifat multifaktoral. Pada penderita thalassemia beta mayor gagal jantung terutama disebabkan oleh adanya penimbunan besi pada miokard sedangkan pada penderita thalassemia beta intermedia, hipertensi paru dipikirkan sebagai faktor utama penyebab timbulnya gagal jantung kanan.
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
2. Definisi
Hematemesis : muntah darah berwarna hitam ter yang berasal
dari saluran cerna bagian atas.
Melena : BAB hitam yang berasal dari SCBA
Hematokezia : buang air besar darah merah segar yang berasal
dari saluran cerna bagian bawah
Saluran cerna :
Saluran cerna atas :
esofagus atas – duodenum lig.Treitz
Saluran cerna bawah :
dibawah lig.treitz (perdarahan kolon); antara lig –
iliocaecal valve = perdarahan usus kecil
3. Manifestasi Klinik
Perdarahan tersamar (Kronik)
hanya dapat dideteksi adanya darah samar pada
feses atau adanya anemia defisiensi besi.
Perdarahan masif (Akut)
Gross hematemesis-melena, tanpa atau disertai
anemia, dengan atau tanpa gangguan
hemodinamik.
6. Pendekatan Klinis
Evaluasi status hemodinamik resusistasi cairan dan
stabilisasi hemodinamik
Penilaian onset & derajat perdarahan
Usaha menghentikan perdarahan secara umum (stop
gap treatment)
Identifikasi sumber perdarahan modalitas sarana
penunjang yg tersedia
Tatalaksana sumber perdarahan secara definitif
Minimalisasi komplikasi yg dpt tjd
Upaya pencegahan perdarahan ulang
(Buku Ajar Gastroenterologi hal.35)
7. Bagaimana menilai Status
hemodinamik?
Tekanan darah & nadi
Perubahan ortostatik tekanan darah & nadi
Ada tidaknya vasokonstriksi perifer (akral dingin)
Pernafasan
Tingkat kesadaran
Produksi urin Perdarahan akut > 20% vol intravaskuler
hemodinamik tidak stabil, tandanya?
1. Hipotensi (<90/60 mmHg atau MAP < 70)
dengan frek nadi > 100/menit
2. Perubahan Ortostatik (TDD turun > 10
mmHg, TDS turun > 20 mmHg, Nadi
meningkat > 15/mmenit)
3. Akral dingin
4. Kesadaran menurun
5. Anuria atau oligouria (produksi urin < 30
ml/jam)
8. Ananmesis?
Sejak kapan dan berapa banyak?
Riwayat perdarahan sebelumnya?
Riwayat perdarahan dalam keluarga?
Ada tidak perdarahan dibagian tubuh lain?
Riwayat OAINS, alkohol?
Riwayat penyakit hati kronik, DBD, malaria,
tifoid,GGK?
Riwayat transfusi sebelumnya?
1. Stigmata penyakit hati kronik
2. Suhu dan perdarahan di tempat
lain
3. Tanda-tanda perdarahan kulit dan
mukosa
4. Colok dubur
Pemeriksaan Fisik, perhatikan:
9. Pemeriksaan Fisik
Stigmata penyakit hati kronik
Suhu & perdarahan di tempat lain
Tanda-tanda perdarahan kulit & mukosa
Colok dubur
10. Pemeriksaan laboratorium :
- Darah & urine rutin
- BUN / kreatinin
- LFT, albumin & globulin
- Test faktor pembekuan (PT/aPTT)
Diagnosis Pasti Endoskopi
Dilakukan setelah status hemodinamika stabil, Hb
>10 mg/dl.
12. Tujuan : stabilisasi hemodinamik
1. Resusitasi penderita : ( A – B – C )
2. Nasogastric tube (NGT)
3. Pemberian transfusi darah
Penatalaksanaan Awal
13. Resusitasi penderita : ( A – B – C )
Perbaiki saluran nafas
Pasang infus kiri dan kanan
Ambil contoh darah
(Golongan Darah / Hematokrit - Hb)
Nadi > 100x/ mnt infus NS dan/atau colloid.
Tentukan derajat kehilangan darah
(nadi, tekanan darah) sistolik BP < 100 mmHg
Bila perlu persiapkan pemasangan vena dalam
Penatalaksanaan Awal
14. Penatalaksanaan Awal
Evaluasi aktivitas perdarahan
Anamnesis
Tanda vital : Nadi, Tekanan darah, Pernapasan
termasuk “Postural signs”
Pemeriksaan fisik : termasuk colok dubur
Segera pasang infus kateter (vena perifer, vena
sentral) cairan kristaloid /NaCl 0.9% atau darah
Contoh darah laboratorium / golongan darah
15. Stratifikasi Risiko Perdarahan Ulang dan
Mortalitas
Skor Rockall
Skor Blatchford
Konsensus Nasional Penatalaksanaan Perdarahan Saluran Cerna Atas non-Varises di Indonesia 2012;p.8-9
GI : Gastrointestinal
16. Sistem skor Rockall untuk menilai perkiraan
risiko perdarahan ulang dan mortalitas pada
perdarahan SCBA
No Variable Score 0 Score 1 Score 2 Score 3
1. Age
(years old)
< 60 60 -79 > 80 -
2. Shock - Tachycardia (Pulse>100X/min)
Blood pressure normal
Hypotension(Pulse>100X/min)
Systolic blood pressure <
100mmHg
-
3. Comorbid - - Heart Failure
Ischaemic heart disease,
Congestive heart failure,
any other major comorbidity
Renal failure
Liver failure,
Metastatic
cancer
4. Diagnosis Mallory-Weis tear,
no lession,
no SRH
(Stigmata of Recent
haemorrhage)
Peptic ulcer,esophagitis, or
errosive
Malignancy in the upper
GastroIntestinal
-
5. SRH Major None or dark spot
only
- Blood in the upper GI, Bleeding
Active,Non Bleeding Vissible
Vessel,Adherent Clot,Flat
Pigmented Spot
-
Total
Score
Note: Rockall score <3 related to good prognosis¹; score > 8 related to high risk of death2
SRH=stigmata of recent haemorrhage
1. Konsensus Nasional Penatalaksanaan Perdarahan Saluran Cerna Atas non-Varises di Indonesia 2012;p.8-9
2. British Society of Gastroenterology Endoscopy Committee. Gut 2002;51(Suppl IV):iv1–iv6
17. Blatchford score system to determine
the intervention needed
No Variable Poin No Variable Poin
1. Systolic Blood Pressure (mmHg) 4. Haemoglobin (g/dL)
for Women
100-109 1 12.0-12.9 1
90-99 2 10.0-11.9 3
< 90 3 < 10.0 6
2. Blood Urea (mg/dL) 5. Other Markers
36.5 – 44.5 2 Pulse > 100x/min 1
44.6 – 55.5 3 Melena present 1
55.6 – 139.9 4 Hepatic disease present 2
≥ 140 6 Cardiac failure present 2
3. Haemoglobin (g/dL)
for Men
12.0 – 12.9 1
10.0 – 11.9 3
< 10.0 6
Total
Score
Score 0-5: no need intervention; Score > 6: need intervention
Konsensus Nasional Penatalaksanaan Perdarahan Saluran Cerna Atas non-Varises di Indonesia 2012;p.8-9
18. Pemasangan NGT ?
Keuntungan
Mengetahui adanya darah/perdarahan
Monitoring rate of bleeding
Lavage dan dokompresi lambung
Mengeluarkan asam lambung serta pemberian obat
Parameter untuk pemberian nutrisi enteral cair bertahap
Kerugian
Tidak nyaman bagi pasien
Predisposisi refluks aspirasi
Iritasi mukosa esofagus / lambung
Kapan dicabut? 12-24 jam setelah aspirat jernih, atau hanya
ditemukan cairan empedu.
19. Pemberian transfusi darah segera
pada :
Penderita syok
Perdarahan masif terus-menerus
Gejala-gejala angina pectoris
Hematokrit < 20%
Pasien resiko tinggi : (orang tua, CHD, Sirosis hepatis)
transfusi PRC sampai Ht > 30%)
Pasien muda, sehat diberi transfusi whole blood
sampai Ht > 20-25%
Pasien koagulopati fresh frozen plasma
Trombositopenia infus trombosit
Transfusi hemodinamik stabil atau Ht 25-30%
21. MANAGEMEN KHUSUS
A. TUKAK PEPTIK
Puasa
Mulai makan bila tanda perdarahan aktif (-)
Obat :
- Proton Pump Inhibitor mis: omeprazole
Dosis awal diberikan 80 mg bolus 8 mg/jam
selama 3 hari, dilanjutkan oral
- Proteksi permukaan mukosa sucralfate
- Sintetik prostaglandin misoprostol
22. MANAGEMEN KHUSUS
Penatalaksanaan Tukak Peptik disesuaikan
dengan kausanya
Asam-pepsin H2RA / PPI
Helicobacter pilory Eradikasi
PPI + 2 macam Antibiotik 1 minggu
Antiinflamasi non-Steroid
stop OAINS + PPI
Kombinasi OAINS + Helicobacter pilory
stop OAINS atau ganti COX-2 inhibitor + PPI +
AB
23. B. Varises Esofagus
Balloon Tamponade (Sengstaken-Blakemore tube)
mengontrol perdarahan 40–80% pasien
Ligasi
Skleroterapi
MANAGEMEN KHUSUS
24. Somatostatin/octreotide,
Berguna untuk menghentikan perdarahan Varises
Esofagus dan Mengurangi risiko pada perdarahan
non varises
Dapat digunakan bersamaan dengan rencana
terapi endoskopi atau bila endoskopi gagal atau
tidak dapat dilakukan (ada kontra indikasi atau
sarana tidak ada)
Imperiale TF; Birgisson S Ann Intern Med 1997
Choudari CP; Rajgopal C; Elton RA; Palmer KR Am J Gastroenterol
MANAGEMEN KHUSUS
25. Terapi supresi asam
Berguna pada Perdarahan SCBA
H2RA Tidak signifikan untuk menurunkan
perdarahan ulkus
Manfaat Pemberian PPI dosis tinggi
Menurunkan Rebleeding karena ulkus
Mengurangi lama rawat
Mengurangi transfusi pasien yang mendapat terapi
endoskopi
Dorward S, et al. Cochrane Database Syst Rev. 2006
Gisbert JP, et al. Aliment Pharmacol Ther 2001
Manning RJ Am J Gastroenterol 1995
MANAGEMEN KHUSUS
27. Prognosis
RESIKO TINGGI/BURUK :
Usia tua > 60thn
Syok
Hb : <7 gr%
Adanya penyakit penyerta :
jantung, paru, ginjal, hati
8-10% meninggal akibat : terlambat ke RS,
terlambat penanganan, tidak ada sarana
memadai, tidak tersedia darah yg cukup.
30-40% akibat perdarahan ulang.
29. Tatalaksana Perdarahan Saluran Cerna Atas
Rumah Sakit Tipe A dan B
Anamnesis & Pemeriksaan tanda vital
Pasang IV line, NGT
Periksa DPL, hemostasis
Hemodinamik tidak stabil,
perdarahan aktif
Resusitasi
Kristaloid; koloid
Transfusi darah
Koreksi faktor koagulasi
Terapi Empirik
Hemodinamik stabil, tidak
ada perdarahan aktif
Hemodinamik stabil,
perdarahan berhenti
Hemodinamik tidak stabil,
perdarahan tidak berhenti
Emergency endoscopy
Perdarahan berhenti
Elective endoscopy
Terapi definitif
Varises esofagus Ulkus Bleeding site non-visualized
EVL, ES, SB tube
Bedah
Injeksi
hemostasis
Interventional diagnostic &
therapeutic radiology
Obat vasoaktif
Ocreotide, somatostatin,
vasopressin
Konsensus Nasional Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia 2007
30. Tatalaksana Perdarahan Saluran Cerna Atas
Rumah Sakit Tipe C
Anamnesis & Pemeriksaan tanda vital
Pasang IV line, NGT
Periksa DPL, hemostasis
Hemodinamik tidak stabil,
perdarahan aktif
Resusitasi
Kristaloid; koloid
Transfusi darah
Koreksi faktor koagulasi
Terapi Empirik
Hemodinamik stabil, tidak
ada perdarahan aktif
Hemodinamik stabil,
perdarahan berhenti
Hemodinamik tidak stabil,
perdarahan tidak berhenti
Perdarahan berhenti
Foto abdomen dg kontras Ba
atau
Rujuk untuk Endoskopi
Terapi definitif
Obat vasoaktif
Ocreotide, somatostatin,
vasopressin
Konsensus Nasional Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia 2007
Perdarahan tidak berhenti
Balloon tamponade
SB tube
Perdarahan berhenti
Perdarahan tidak berhenti Bedah
32. Forrest Classification
A. Active Spurting Bleeding
(IA)
B. Active Oozing Bleeding (IB)
C. Non-bleeding Vissible
Vessel (IIA)
D. Adherent Clot (IIB)
E. Flat Pigmented Spot (IIC)
F. Clean Base (III)
Konsensus Nasional Penatalaksanaan Perdarahan Saluran Cerna Atas non-Varises di Indonesia 2012;p.15
38. Kesimpulan
Perdarahan saluran cerna bagian atas
merupakan kasus kegawatdaruratan dengan
tingkat morbiditas dan mortalitas yang tinggi
Diagnosis tepat dan tatalaksana segera
berperan dalam menurunkan mortalitas
42. Guidelines recommend high-dose iv PPI therapy for
the treatment of bleeding peptic ulcers
“An intravenous bolus followed by continuous
infusion proton pump inhibitor is effective in
decreasing re-bleeding in patients who have
undergone successful endoscopic therapy.”
Evidence-based management guidelines developed by the multidisciplinary
Non-variceal Upper GI Bleeding Consensus Conference Group1
IV = intravenous
PPI = Proton Pump Inhibitor
1. Barkun AN et al. Ann Intern Med 2010;152:101-113.
2. Sung JJY et al. Gut 2011;60:1170-1177
A high-dose intravenous (IV) PPI is effective in
reducing rebleeding and the need for surgery
Asia-Pacific Working Group consensus on non-variceal upper gastrointestinal bleeding2
43. Tatalaksana Perdarahan Saluran Cerna Atas
Rumah Sakit Tipe A dan B
Anamnesis & Pemeriksaan tanda vital
Pasang IV line, NGT
Periksa DPL, hemostasis
Hemodinamik tidak stabil,
perdarahan aktif
Resusitasi
Kristaloid; koloid
Transfusi darah
Koreksi faktor koagulasi
Terapi Empirik
Hemodinamik stabil, tidak
ada perdarahan aktif
Hemodinamik stabil,
perdarahan berhenti
Hemodinamik tidak stabil,
perdarahan tidak berhenti
Emergency endoscopy
Perdarahan berhenti
Elective endoscopy
Terapi definitif
Varises esofagus Ulkus Bleeding site non-visualized
EVL, ES, SB tube
Bedah
Injeksi
hemostasis
Interventional diagnostic &
therapeutic radiology
Obat vasoaktif
Ocreotide, somatostatin,
vasopressin
Konsensus Nasional Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia 2007
44. Tatalaksana Perdarahan Saluran Cerna Atas
Rumah Sakit Tipe C
Anamnesis & Pemeriksaan tanda vital
Pasang IV line, NGT
Periksa DPL, hemostasis
Hemodinamik tidak stabil,
perdarahan aktif
Resusitasi
Kristaloid; koloid
Transfusi darah
Koreksi faktor koagulasi
Terapi Empirik
Hemodinamik stabil, tidak
ada perdarahan aktif
Hemodinamik stabil,
perdarahan berhenti
Hemodinamik tidak stabil,
perdarahan tidak berhenti
Perdarahan berhenti
Foto abdomen dg kontras Ba
atau
Rujuk untuk Endoskopi
Terapi definitif
Obat vasoaktif
Ocreotide, somatostatin,
vasopressin
Konsensus Nasional Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia 2007
Perdarahan tidak berhenti
Balloon tamponade
SB tube
Perdarahan berhenti
Perdarahan tidak berhenti Bedah