Presentasi Bapak Dr. Hasyim Gautama di Acara Diskusi Publik RPM Sinkronisasi Waktu Sistem Elektronik di Hotel Alana, Surabaya pada tanggal 25 November 2014
Rancangan Peraturan Menteri Sistem Manajemen Pengamanan Informasi
Diskusi Publik RPM Sistem Manajemen Pengamanan Informasi
4 November 2014
Hotel Trans Luxury Bandung
Presentasi Bapak Dr. Hasyim Gautama di Acara Diskusi Publik RPM Sinkronisasi Waktu Sistem Elektronik di Hotel Alana, Surabaya pada tanggal 25 November 2014
Rancangan Peraturan Menteri Sistem Manajemen Pengamanan Informasi
Diskusi Publik RPM Sistem Manajemen Pengamanan Informasi
4 November 2014
Hotel Trans Luxury Bandung
Seminar Keamanan Informasi Sesi II
"Keamanan Informasi dalam Pelayanan Publik pada Kementerian Keuangan"
oleh Rachmad Solik (Kabid Perencanaan dan Kebijakan TIK Pusat Sistem Informasi dan Teknologi Keuangan Kementerian Keuangan)
Jakarta, 1 Desember 2014
Seminar Keamanan Informasi Sesi II
"Keamanan Informasi dalam Pelayanan Publik pada Kementerian Keuangan"
oleh Rachmad Solik (Kabid Perencanaan dan Kebijakan TIK Pusat Sistem Informasi dan Teknologi Keuangan Kementerian Keuangan)
Jakarta, 1 Desember 2014
The Honeynet Project-Oleh Charles Lim
(Praktisi dan Akademisi Keamanan Informasi)
Seminar Kesadaran Keamanan Informasi
Hotel Trans Luxury, Bandung 11 Mei 2015
Sosialisasi dokumen standarisasi tata kelola TIK Pemerintah Kota MalangEva Handriyantini
Good governance TIK ditujukan untuk memastikan seluruh sumberdaya TIK dapat mendukung tujuan pelaksanaan penyelenggaraan pemerintah daerah, dengan memperhatikan efektifitas, efisiensi, respon yang cepat dan khususnya seluruh faktor risiko yang menyertai penerapan TIK tersebut
Pemantauan dan Evaluasi Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) – Pel...Joy Irman
Pelatihan Pemantauan dan Evaluasi (Monev) Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu Modul (A) Pemantauan, (B) Evaluasi (C) Pelaporan dan Indikator Kinerja. Masing-masing Modul tersebut terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Pemantauan, Evaluasi d...Joy Irman
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem (SPAL) terdiri atas Sistem Terpusat atau Off-site System dan Sistem Setempat atau On-Site System. Sistem setempat diantaranya adalah Cubluk Kembar, Tangki Septik dengan Bidang Resapan), Mandi-Cuci-Kakus atau MCK, Biofilter, Upflow Aerobic Filter, Rotating Biological Contactactor atau RBC, Anaerobic Bafle Reactor, Sarana Pengangkut Tinja, dan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT).
Pelatihan Pengantar Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem (terdiri dari beberapa modul dan sub-modul, yaitu Modul (1) Kamus, Istilah dan Definisi, (2) Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T), (3) Sistem Pengelolaan Air Limbah Setempat (SPAL-S), (4) Kebijakan dan Strategi SPAL, (5) Perencanaan SPAL, (6) Pelaksanaan Konstruksi SPAL, (7) Operasi dan Pemeliharaan SPAL, (8) Kelembagaan, Administrasi dan Pembiayaan, (9) Peran Masyarakat dan Badan Usaha Swasta, (10) Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan Penyelenggaraan SPAL, (11) Wewenang dan Tanggung Jawab Penyelenggaraan SPAL, dan (12) Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan SPAL. Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Disampaikan pada PKN Tingkat II Angkatan IV-2024 BPSDM Provinsi Jawa Tengah dengan Tema “Transformasi Tata Kelola Pelayanan Publik untuk Mewujudkan Perekonomian Tangguh, Berdayasaing, dan Berkelanjutan”
Dr. Tri Widodo Wahyu Utomo, S.H., MA
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN RI
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
Kementerian Kesehatan menggulirkan transformasi sistem kesehatan.
Terdapat 6 pilar transformasi sistem kesehatan sebagai penopang kesehatan
Indonesia yaitu: 1) Transformasi pelayanan kesehatan primer; 2) Transformasi
pelayanan kesehatan rujukan; 3) Transformasi sistem ketahanan kesehatan;
4) Transformasi sistem pembiayaan kesehatan; 5) Transformasi SDM
kesehatan; dan 6) Transformasi teknologi kesehatan.
Transformasi pelayanan kesehatan primer dilaksanakan melalui edukasi
penduduk, pencegahan primer, pencegahan sekunder dan peningkatan
kapasitas serta kapabilitas pelayanan kesehatan primer. Pilar prioritas
pertama ini bertujuan menata kembali pelayanan kesehatan primer yang ada,
sehingga mampu melayani seluruh penduduk Indonesia dengan pelayanan
kesehatan yang lengkap dan berkualitas.
Penataan struktur layanan kesehatan primer tersebut membutuhkan
pendekatan baru yang berorientasi pada kebutuhan layanan di setiap
siklus kehidupan yang diberikan secara komprehensif dan terintegrasi
antar tingkatan fasilitas pelayanan kesehatan. Pendekatan baru ini disebut
sebagai Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer, melibatkan Puskesmas, unit
pelayanan kesehatan di desa/kelurahan yang disebut juga sebagai Puskesmas
Pembantu dan Posyandu. Selanjutnya juga akan melibatkan seluruh fasilitas
pelayanan kesehatan primer.
Disampaikan dalam Drum-up Laboratorium Inovasi Kabupaten Sorong, 27 Mei 2024
Dr. Tri Widodo W. Utomo, S.H., MA.
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023Muh Saleh
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 merupakan survei yang mengintegrasikan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dan Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGI). SKI 2023 dikerjakan untuk menilai capaian hasil pembangunan kesehatan yang dilakukan pada kurun waktu lima tahun terakhir di Indonesia, dan juga untuk mengukur tren status gizi balita setiap tahun (2019-2024). Data yang dihasilkan dapat merepresentasikan status kesehatan tingkat Nasional sampai dengan tingkat Kabupaten/Kota.
Ketersediaan data dan informasi terkait capaian hasil pembangunan kesehatan penting bagi Kementerian Kesehatan, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota sebagai bahan penyusunan kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang lebih terarah dan tepat sasaran berbasis bukti termasuk pengembangan Rencana Pembangunan Kesehatan Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2024-2029) oleh Kementerian PPN/Bappenas. Dalam upaya penyediaan data yang valid dan akurat tersebut, Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) dalam penyusunan metode dan kerangka sampel SKI 2023, serta bersama dengan Lintas Program di Kementerian Kesehatan, World Health Organization (WHO) dan World Bank dalam pengembangan instrumen, pedoman hingga pelaporan survei.
2. Amanat PP Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi
Elektronik Pasal 14:
(1) Penyelenggara Sistem Elektronik wajib memiliki
kebijakan tata kelola, prosedur kerja pengoperasian, dan
mekanisme audit yang dilakukan berkala terhadap Sistem
Elektronik.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai kebijakan tata kelola,
prosedur kerja pengoperasian, dan mekanisme audit
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam
Peraturan Menteri
Landasan Hukum
4. Daftar Isi RPM
Bab I : Ketentuan Umum
Bab II : Kategorisasi Sistem Elektronik
Bab III : Proses Tata Kelola Sistem Elektronik
Bab IV : Asesmen Tata Kelola Sistem Elektronik
Bab V : Asesor Tata Kelola Sistem Elektronik
Bab VI : Pelaporan Hasil Asesmen
Bab VII : Level Kapabilitas Proses
Bab VIII : Pembinaan
Bab IX : Pengawasan
Bab X : Sanksi
Bab XI : Ketentuan Peralihan
Bab XII : Ketentuan Penutup
5. Asas dan Ruang LIngkup
• Asas
Peraturan Menteri ini bertujuan untuk mengatur
penerapan Sistem Manajemen Pengamanan
Informasi dalam penyelenggaraan Sistem
Elektronik berdasarkan Asas Risiko
• Ruang Lingkup
Mencakup Penyelenggara Sistem Elektronik
untuk Pelayanan Publik.
6. PSE Pelayanan Publik
• institusi penyelenggara negara yang terdiri dari
lembaga negara dan/atau lembaga pemerintahan
dan/atau Satuan Kerja Penyelenggara di
lingkungannya;
• korporasi berupa Badan Usaha Milik Negara
dan/atau Badan Usaha Milik Daerah dan/atau
Satuan Kerja Penyelenggara di lingkungannya;
• lembaga independen yang dibentuk berdasarkan
Undang-Undang dan/atau Satuan Kerja
Penyelenggara di lingkungannya; atau
• badan hukum lain yang menyelenggarakan
Pelayanan Publik dalam rangka pelaksanaan Misi
Negara.
7. Kategorisasi Sistem Elektronik
No Sistem
Elektronik
Penetap Kategori
1 Strategis Menteri dg rekomendasi
Instansi Pengawas dan
Pengatur Sektor setelah
berkoordinasi dg Menteri
2 Tinggi Menteri
3 Rendah Menteri
Kategorisasi Sistem Elektronik didasarkan pada 10 kriteria
8. Ada lima proses:
• Memastikan pengaturan dan pemeliharaan kerangka
kerja tata kelola
• Memastikan tercapainya manfaat
• Memastikan Optimalisasi Risiko
• Memastikan Optimalisasi Sumber Daya
• Memastikan Transparansi Stakeholder
Tiap proses memiliki tiga sub proses terkait
Evaluate, Direct dan Monitor
Proses Tata Kelola Sistem Elektronik
10. Asesmen Tata Kelola Sistem Elektronik
No Penyelenggara Kewajiban Asesmen
1 SE Strategis Satu kali dalam satu tahun
2 SE Tinggi Satu kali dalam dua tahun
3 SE Rendah Dapat
13. Asesor Tata Kelola Sistem Elektronik
• Asesmen Tata Kelola Sistem Elektronik dilakukan
oleh Asesor yang diakui oleh Menteri.
• Asesor yang melakukan asesmen Tata Kelola
Sistem Elektronik pada Sistem Elektronik
Strategis harus berkewarganegaraan Indonesia.
• Ketentuan lebih lanjut mengenai Asesor Tata
Kelola Sistem Elektronik diatur dengan peraturan
menteri.
14. Laporan Hasil Asesmen
• Penyelenggara Sistem Elektronik Wajib
menyerahkan laporan hasil asesmen kepada
Direktur Jenderal
• Penyerahan paling lambat 7 hari setelah
asesmen
• Format laporan di Lampiran 1
15. Pembinaan
No Level Kapabilitas Status Pembinaan
5 Optimal Normal
4 Terukur Normal
3 Terkendali Normal
2 Teratur Khusus
1 Terlaksana Khusus
0 Nihil Intensif