Teks tersebut membahas peran dan fungsi mahasiswa dalam masyarakat dan negara. Mahasiswa diharapkan menjadi agen perubahan, kekuatan moral, dan kontrol sosial masyarakat. Namun saat ini, banyak mahasiswa yang kehilangan fokus pada peran tersebut dan cenderung bersikap hedonis. Diperlukan keseimbangan antara kompetensi akademik dan non-akademik bagi mahasiswa untuk memenuhi tanggung jawabnya.
Март 2013 года.
Видео: http://www.youtube.com/watch?v=Boe4IvQ9Y84
В данном вебинаре рассказываю про SEO плагины
- Плагин винка
- Плагин Xtool
- RDS bar
- SEO Quake
- FireBug
- WebDeveloper
- Live HTTP Headers
1. Hakikat Mahasiswa
Mahasiswa merupakan suatu kelompok dalam masyarakat yang memperoleh statusnya karena
ikatan dengan perguruan tinggi. Mahasiswa juga merupakan calon intelektual atau cendekiawan
muda dalam suatu lapisan masyarakat yang sering kali syarat dengan berbagai predikat.
Mahasiswa merupakan cikal bakal sebuah tatanan majunya suatu bangsa. Ini karena mahasiswa
memiliki kemampuan kompleks yang dapat memberikan sumbangsihnya bagi masyarakat pada
lingkup mikro dan bangsa dalam lingkup makro baik dari pemikiran maupun tingkah laku. Mahasiswa
juga mempunyai peranan vital dalam setiap sector kehidupan. Namun semua hal itu tidak semata-
mata tidak disematkan kepada mereka. Beban berat yang disematkan di pundak mereka
membutuhkan wawasan yang luas dan usaha yang tidak pantang menyerah untuk dapat
mengangkatnya.
peran dan fungsi mahasiswa
Sebagai agen perubahan (AGEN OF CHANGE), mahasiswa dituntut bersifat kritis. Diperlukan
implementasi yang nyata. Contoh konkrit implementasi tersebut adalah perjuangan mahasiswa di
tahun 1998 dalam mengumandangkan reformasi. Perubahan yang terjadi sebagai efek dari
perjuangan mahasiswa masa itu sangatlah besar baik bagi kinerja pemerintahan, control kerja
pemerintahan, kondisi perekonomian bangsa, sistem pendidikan yang diterapkan, serta hal-hal lain
yang berhubungan langsung dengan masyarakat. Harapan besar ditujukan pada para pemuda.
Pemuda yang dimaksud adalah para mahasiswa. Dalam posisi ini, mahasiswa adalah aset yang
sangat berharga. Harapan tinggi suatu bangsa terhadap mahasiswa adalah menjadi generasi
penerus yang memiliki loyalitas tinggi terhadap kemajuan bangsa.
Sebagai kekuatan moral(Moral Force), masyarakat akan memandang tingkah laku, perkataan, cara
berpakaian, cara bersikap, dan sebagainya yang berhubungan dengan moral sebagai acuan dasar
mereka dalam berperilaku. Disinilah mahasiswa harus di tuntut ke intelektualannya dalam kekuatan
moralnya di masyarakat.
Sebagai kontrol sosial (Social Control), Masyarakat adalah sekumpulan populasi dengan beragam
karakter. Banyak sekali aspek sosial yang harus dipenuhi agar tidak terjadi ketimpangan yang rentan
memicu konflik. Jika kondisinya berlawanan, maka dapat dipastikan adanya konflik kecil yang bisa
timbul di mahasiswa maupun masyarakat. Di sinilah peran mahasiswa. Kontrol dari kondisi – kondisi
sosial merupakan implementasi nyata mahasiswa untuk bersinggungan langsung dengan
masyarakat. Memanfaatkan media sangat atraktif bila diterapkan. Jika menyadari peran dalam
masyarakat sewajarnya mahasiswa menjadi harapan masyarakat dan bukan sekadar penganut
hedonistik.
Mahasiswa Sebagai Iron Stock, yaitu mahasiswa diharapkan menjadi manusia-manusia tangguh
yang memiliki kemampuan dan akhlak mulia yang nantinya dapat menggantikan generasi-generasi
sebelumnya. Intinya mahasiswa itu merupakan aset, cadangan, harapan bangsa untuk masa depan.
Tak dapat dipungkiri bahwa seluruh organisasi yang ada akan bersifat mengalir, yaitu ditandai
dengan pergantian kekuasaan dari golongan tua ke golongan muda, oleh karena itu kaderisasi harus
dilakukan terus-menerus. Dunia kampus dan kemahasiswaannya merupakan momentum kaderisasi
yang sangat sayang bila tidak dimanfaatkan bagi mereka yang memiliki kesempatan.
2. Tugas Berat
Mahasiwa memiliki tugas utama yaitu tidak lain belajar,
makna belajar sendiri tidak hanya diartikan dalam konteks mempelajari mata kuliah formal di
dalam kampus yang diparameterkan dengan standar nilai. Melainkan sebagai intelektual
muda, mahasiswa dituntut pula untuk mencari jenis-jenis pengetahuan yang lain yang dapat
mendukung menjadi manusia kritis dan tanggap terhadap kejadian-kejadian di sekelilingnya.
Mahasiswa dengan kemampuan intelektualitasnya dapat berdiri sebagai control social, di
sini seorang mahasiswa berarti dipercaya dapat memecahkan permasalahan-permasalahan
yang terjadi dengan pengetahuannya. Lebih ekstrim lagi mahasiswa dapat mengawal
perubahan di lingkungannya melalui intuisinya.
Peranan Mahasiswa
Di dalam dunia pendidikan, mahasiswa mempunyai peranan penting dalam
memainkan kualitas pendidikan. Oleh karena itu, kemajuan dunia pendidikan suatu negara
dapat dilihat dari kapabilitas mahasiswanya. Maka dari itu, Mahasiswa mempunyai
bargaining position yang bagus di dalam masyarakat dan sebuah Negara.
Sebagai insan yang memiliki pengetahuan di atas rata-rata, intelektual muda harus
dapat menjadi contoh yang baik (agent of moral) bagi individu lain. Kemampuan non
akademis ini tidak didapatkan dari bangku perkuliahan namun dari lingkungan
keorganisasian.Melalui ideologinya pula mahasiswa dijuluki “agent of change”, hal ini
dimaksudkan mereka dapat memantik dan membawa perubahan bagi lingkungan dari
kondisi sosil yang buruk menuju yang lebih baik.
Kemunduran Mahasiswa
Sebagai salah satu icon pendidikan tinggi, mahasiswa seharusnya dapat
menjadi control social, agent of moral, dan agent of change. Apabila diibaratkan seorang
mahasiswa dapat merubah“besi berkarat menjadi emas”, bukan malah
menjadikan “berlian berubah menjadi arang”, karena disebabkan kegagalan dalam
berpikir dan bertingka laku. Kelakuan mahasiswa saat ini yang
cenderung hedon mengakibatkan level mahasiswa yang semula tinggi di hadapan khalayak
menjadi rendah. Hal ini menjadi kemunduran pula bagi sektor-sektor dalam tatanan
kehidupan.
Langkah Pemecahan
Sebenarnya miris apabila kaum intelektual telah kehilangan eksistensinya, tetapi hal
itu tidak akan terjadi apabila mereka dapat mempunyai kemampuan yang seimbang
antara hard skill (akademis)dan soft skill (non akademis). Mahasiswa jangan sampai
kehilangan salah satunya. Kemampuan-kemampuan itu dapat diperoleh dari lingkungan
pendidikan (universitas) untuk kemampuan hard skilldan dari lingkungan organisasi
untuk soft skill. Kedua hal tersebut sangat menentukan bagi perkembangan arah pergerakan
mahasiswa.
Demokrasi Indonesia
Demokrasi yang ideal, pada dasarnya dapat membangun negara yang responsif, akuntabel
dan legitimet. Hal tersebut dapat terwujud dalam bentuk pemerintahan yang bersih dari
3. korupsi dan melayani kebutuhan publik secara konstitusi, lembaga perwakilan yang kredibel
memperjuangkan kepentingan masyarakat, serta institusi hukum yang mengabdi pada
keadilan dan kemanusiaan.
Perlu diketahui bahwa terdapat beberapa capaian positif yang mampu diraih Indonesia
dengan system demokrasi yang berlangsung selama ini, seperti halnya reformasi sebagai
fakta sejarah telah melahirkan liberalisasi politik dan kebebasan media, sistem politik diubah
kedalam model multipartai, set-up kelembagaan untuk mengafirmasi pembenahan tata
pemerintah, pers mendapatkan kesempatan meningkatkan peran sebagai agen pertukaran
dan diseminasi informasi kepada publik, serta terbangunnya ruang masyarakat sipil untuk
berpartisipasi dalam proses pengambilan publik.
Tetapi sangat disayangkan ketika tidak sedikit pula catatan negatif yang tentu saja hal ini
menjadi ironi tersendiri bagi sebuah system yang bernamakan demokrasi. Hal tersebut
dapat terlihat dengan terjadinya defisit demokrasi yang dalam hal ini dapat dartikan dengan
condongnya perubahan hanya sebatas instrumentalis dan formalis, model kekuasaan yang
transaksional, politik biaya tinggi, instrumen politik yang tidak representatif, krisis ideologi
politik, dan menguatnya pragmatisme yang semuanya tersebut bermuara pada semakin
meningkatnya korupsi yang sistemik.