Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai pengertian gizi dan gizi kerja, faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi dan produktivitas kerja, serta penilaian status gizi secara langsung dan tidak langsung. Dokumen ini juga menyebutkan bahwa jenis kelamin, umur, status kesehatan, masa kerja, dan pendidikan mempengaruhi produktivitas kerja, sementara gangguan lingkungan kerja dapat berupa faktor f
KONSEP DASARILMU GIZI
Asyifa R.A.
Pengertian Gizi
Di Indonesia, istilah gizi diadopsi dari bahasa Arab, yaitu “ghiza” yang dalam dialek mesir dibaca ghizi, artinya makanan yang menyehatkan
(Ilmu Gizi, Teori dan Aplikasi, 2017)
Perkembangan Ilmu Gizi
perjalanan sejarah perkembangan ilmu gizi dikelompokkan dalam 6 era utama:
Penyakit yang Berhubungan dengan Defisiensi dan Kelebihan Gizi
Under-nutrition(Malnutrisi)
Gizi Kurang (Undernutrition)
Kekurangan Energi Kronik (KEK)
Pada tahun 1988, James, Ferro Luzzi, dn Waterlow membuat perbedaan:
Yang terjadi pada Kekurangan Energi Kronis
Untuk mengidentifikasi KEK:
Over-Nutrition I (Obesitas)
Obesitas ketidakseimbangan energi
Klasifikasi untuk obesitas:
Dampak obesitasbagi kesehatan:
Penilaian Risiko
Lingkar pinggang berkorelasi dengan jumlah lemak viseral
Lingkar pinggang yang lebih dari 102 cm pada laki-laki dan 88 cm pada perempuan berhubungan dengan peningkatan risiko komplikasi metabolisme
Over-Nutrition II(kelebihan vitamin dan mineral)
“Peningkatan ketersediaan makanan fortifikasi dan peningkatan konsumsi suplemen makanan mempunyai dampak yang merugikan bagi kesehatan terutama akibat kelebihan konsumsi vitamin dan mineral”
KONSEP DASARILMU GIZI
Asyifa R.A.
Pengertian Gizi
Di Indonesia, istilah gizi diadopsi dari bahasa Arab, yaitu “ghiza” yang dalam dialek mesir dibaca ghizi, artinya makanan yang menyehatkan
(Ilmu Gizi, Teori dan Aplikasi, 2017)
Perkembangan Ilmu Gizi
perjalanan sejarah perkembangan ilmu gizi dikelompokkan dalam 6 era utama:
Penyakit yang Berhubungan dengan Defisiensi dan Kelebihan Gizi
Under-nutrition(Malnutrisi)
Gizi Kurang (Undernutrition)
Kekurangan Energi Kronik (KEK)
Pada tahun 1988, James, Ferro Luzzi, dn Waterlow membuat perbedaan:
Yang terjadi pada Kekurangan Energi Kronis
Untuk mengidentifikasi KEK:
Over-Nutrition I (Obesitas)
Obesitas ketidakseimbangan energi
Klasifikasi untuk obesitas:
Dampak obesitasbagi kesehatan:
Penilaian Risiko
Lingkar pinggang berkorelasi dengan jumlah lemak viseral
Lingkar pinggang yang lebih dari 102 cm pada laki-laki dan 88 cm pada perempuan berhubungan dengan peningkatan risiko komplikasi metabolisme
Over-Nutrition II(kelebihan vitamin dan mineral)
“Peningkatan ketersediaan makanan fortifikasi dan peningkatan konsumsi suplemen makanan mempunyai dampak yang merugikan bagi kesehatan terutama akibat kelebihan konsumsi vitamin dan mineral”
GIZI DEWASAdan LANSIA
USIA DEWASA
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
(Permenkes RI) nomor 41 Tahun 2014 tentang pedoman gizi seimbang usia dewasa dalam status gizi menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT) bagi usia >18 tahun
Klasifikasi Indeks Masa Tubuh untuk INDONESIA menurut DEPKES:
FAKTOR YANG MEMENGARUHI KONSUMSI PANGAN
FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEBUTUHAN GIZI USIA DEWASA(1) Usia Tahap Perkembangan
Langkah-langkah Penyusunan Menu Gizi Seimbang
Penyebab, kerugian, dan Solusi Masalah Berat Badan
Permasalahan Gizi dan Penyakit Tidak MenularUsia Dewasa
PENUAAN
Efek Penuaan TerhadapFungsi Fisiologis
Teori Penuaan danPembatasan Energi
10 Penyakit Terbanyak pada Lansia Tahun 2013
Kelompok Lansia BERISIKO yang rentan dalam hal Gizi
Zat Gizi dengan Risiko Asupan tidak Adekuat
Pengkajian Gizi pada Lansia
Kapasitas Fungsional
Grafik Hipotesis dari Kapasitas Fungsional
Grafik Kapasitas Fungsional dan Kapasitas Intrinsik
PEDOMAN MENUJUGIZI SEIMBANG
Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS)
Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) adalah pedoman dasar tentang gizi seimbang yang disusun sebagai penuntun pada perilaku konsumsi makanan di masyarakat secara baik dan benar. PUGS digambarkan dalam logo berbentuk kerucut.
Angka Kecukupan Gizi (AKG) berbeda dengan Angka Kebutuhan Gizi(Dietary Requirements)
Penetapan AKG
Setiap per-5 tahun hampir selalu ada perubahan kecukupan beberapa zat gizi. Perubahan terjadi karena adanya perkembangan permasalahan kesehatan masyarakat dan semakin baiknya pemahaman terhadap penyakit kronis dan semakin bertambahnya umur harapan hidup.
Mata Kuliah Ekologi Gizi dan Kesehatan : Kebijakan Pangan dan Gizi
Jurusan Kesehatan Masyarakat
Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka
Hubungan status gizi dengan ketersediaan panganArsad Rahim Ali
Setelah membawahkan materi “Hubungan status gizi dengan ketersediaan pangan” kutahu bahwa penyebab gizi buruk di Polewali Mandar adalah Ketiadaan rasa kemanusian orang-orang yang kelebihan pangan terhadap jeritan kelaparan anak-anak dari keluarga miskin.
STATUS GIZI
Penilaian Status Gizi secara Klinis
Penilaian Status Gizi secara Klinis
Penilaian Status Gizi secara Klinis
Identifikasi tanda klinisKurang Energi Protein
Identifikasi tanda klinisKurang Energi Protein
Interpretasi:
Interpretasi:
PENILAIAN STATUS GIZI SECARA BIOKIMIA
PENILAIAN STATUS GIZIZAT GIZI MAKRO (protein)
PENILAIAN STATUS GIZIZAT GIZI MAKRO (lemak)
PENILAIAN STATUS GIZI SECARA ANTROPOMETRI
Parameter
Penggunaan Antropometri
Baku dan Standar Antropometri
Anak umur 0-60 bulan (Laki-laki dan perempuan)
Jenis, keunggulan, dan kelemahan masing-masing indeks (I)
TUGAS SOSIOLOGI BUDAYA DAN ANTROPOLOGI KESEHATAN
Perilaku sehat adalah perilaku yang dilakukan oleh seseorang untuk meningkatkan atau mempertahankan kesehatan (Taylor, 2012). Perilaku sehat adalah semua aktivitas atau kegiatan seseorang baik yang diamati (observable) maupun yang tidak diamati (unobservable) yang berkaitan dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan (Notoatmodjo, 2014). Selanjutnya Sarafino dan Smith (2011) mendefinisikan perilaku sehat adalah perilaku yang dilakukan seseorang untuk meningkatkan atau mempertahankan kesehatannya, tanpa memandang status kesehatan yang mereka rasakan, demi mencapai tujuan kesehatan yang akan dicapai
GIZI DEWASAdan LANSIA
USIA DEWASA
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
(Permenkes RI) nomor 41 Tahun 2014 tentang pedoman gizi seimbang usia dewasa dalam status gizi menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT) bagi usia >18 tahun
Klasifikasi Indeks Masa Tubuh untuk INDONESIA menurut DEPKES:
FAKTOR YANG MEMENGARUHI KONSUMSI PANGAN
FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEBUTUHAN GIZI USIA DEWASA(1) Usia Tahap Perkembangan
Langkah-langkah Penyusunan Menu Gizi Seimbang
Penyebab, kerugian, dan Solusi Masalah Berat Badan
Permasalahan Gizi dan Penyakit Tidak MenularUsia Dewasa
PENUAAN
Efek Penuaan TerhadapFungsi Fisiologis
Teori Penuaan danPembatasan Energi
10 Penyakit Terbanyak pada Lansia Tahun 2013
Kelompok Lansia BERISIKO yang rentan dalam hal Gizi
Zat Gizi dengan Risiko Asupan tidak Adekuat
Pengkajian Gizi pada Lansia
Kapasitas Fungsional
Grafik Hipotesis dari Kapasitas Fungsional
Grafik Kapasitas Fungsional dan Kapasitas Intrinsik
PEDOMAN MENUJUGIZI SEIMBANG
Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS)
Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) adalah pedoman dasar tentang gizi seimbang yang disusun sebagai penuntun pada perilaku konsumsi makanan di masyarakat secara baik dan benar. PUGS digambarkan dalam logo berbentuk kerucut.
Angka Kecukupan Gizi (AKG) berbeda dengan Angka Kebutuhan Gizi(Dietary Requirements)
Penetapan AKG
Setiap per-5 tahun hampir selalu ada perubahan kecukupan beberapa zat gizi. Perubahan terjadi karena adanya perkembangan permasalahan kesehatan masyarakat dan semakin baiknya pemahaman terhadap penyakit kronis dan semakin bertambahnya umur harapan hidup.
Mata Kuliah Ekologi Gizi dan Kesehatan : Kebijakan Pangan dan Gizi
Jurusan Kesehatan Masyarakat
Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka
Hubungan status gizi dengan ketersediaan panganArsad Rahim Ali
Setelah membawahkan materi “Hubungan status gizi dengan ketersediaan pangan” kutahu bahwa penyebab gizi buruk di Polewali Mandar adalah Ketiadaan rasa kemanusian orang-orang yang kelebihan pangan terhadap jeritan kelaparan anak-anak dari keluarga miskin.
STATUS GIZI
Penilaian Status Gizi secara Klinis
Penilaian Status Gizi secara Klinis
Penilaian Status Gizi secara Klinis
Identifikasi tanda klinisKurang Energi Protein
Identifikasi tanda klinisKurang Energi Protein
Interpretasi:
Interpretasi:
PENILAIAN STATUS GIZI SECARA BIOKIMIA
PENILAIAN STATUS GIZIZAT GIZI MAKRO (protein)
PENILAIAN STATUS GIZIZAT GIZI MAKRO (lemak)
PENILAIAN STATUS GIZI SECARA ANTROPOMETRI
Parameter
Penggunaan Antropometri
Baku dan Standar Antropometri
Anak umur 0-60 bulan (Laki-laki dan perempuan)
Jenis, keunggulan, dan kelemahan masing-masing indeks (I)
TUGAS SOSIOLOGI BUDAYA DAN ANTROPOLOGI KESEHATAN
Perilaku sehat adalah perilaku yang dilakukan oleh seseorang untuk meningkatkan atau mempertahankan kesehatan (Taylor, 2012). Perilaku sehat adalah semua aktivitas atau kegiatan seseorang baik yang diamati (observable) maupun yang tidak diamati (unobservable) yang berkaitan dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan (Notoatmodjo, 2014). Selanjutnya Sarafino dan Smith (2011) mendefinisikan perilaku sehat adalah perilaku yang dilakukan seseorang untuk meningkatkan atau mempertahankan kesehatannya, tanpa memandang status kesehatan yang mereka rasakan, demi mencapai tujuan kesehatan yang akan dicapai
1. PENGENALAN GIZI KERJA
KELOMPOK 7
1. YESSY AGUSTI
TARUKALLO
2. SRI SUMARNI
3. ALFIAH MUTMAINNAH
4. ANGGA ANGRIAWAN
5. RISKI MUCHLISHA AWALIA
2. PENGERTIAN GIZI
proses organisme menggunakan makanan
yang dikonsumsi secara normal melalui
GIZI proses digesti, absorbsi, transportasi,
penyimpanan, metabolisme, dan pengeluaran
zat – zat yang tidak digunakan untuk
mempertahankan kehidupan, pertumbuhan
dan fungsi normal dari organ – organ serta
menghasilkan energi .
( I Dewa Nyoman Supariasa, 2002 )
Gizi pada umumnya : mempelajari
bagaimana memberikan makanan
sebaik-baiknya sehingga kesehatan
tubuh optimal.
3. Pengertian Kerja dan Gizi Kerja
KERJA Gerak daripada badan dan pikiran sesorang
untuk menghasilkan barang atau jasa guna
memelihara kelangsungan hidup dan
memuaskan kebutuhan.
GIZI KERJA
nutrisi (zat makanan) yang diperlukan pekerja untuk
memenuhi kebutuhan sesuai dengan jenis pekerjaan,
sehingga kesehatan dan daya kerja menjadi setinggi-
tingginya.
4. Faktor yang Mempengaruhi
Status Gizi
Konsumsi Makanan
Status Kesehatan
Faktor Lingkungan Kerja
Lean Body Mass
Berat Badan
Usia
Jenis Kelamin
Iklim
5. PENILAIAN STATUS GIZI
IMT
IMT atau Body Mass Tubuh (BMI) merupakan alat atau cara
yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa.
Untuk mengetahui nilai IMT ini, dapat dihitung dengan rumus
berikut :
IMT = Berat Badan (kg)
Tinggi Badan (m) × Tinggi Badan (m)
Dengan kategori ambang batas IMT sebagai berikut:
6. Seseorang yang kurus dengan kekurangan berat
badan tingkat berat maupun ringan, yaitu IMT <
17,0 dan IMT 17,0-18, 4 maka orang tersebut akan
kurang mampu bekerja keras, sedangkan orang
yang gemuk atau kelebihan berat badan , yaitu IMT
25,1-27,0 dan IMT > 27,0 maka orang tersebut
kurang gesit dan lamban dalam bekerja. Sedangkan
orang yang mempunyai berat badan normal dengan
IMT 18,5-25,0 akan lebih lincah dalam bekerja
7. TIDAK LANGSUNG
1) Survei Konsumsi Makanan Survei konsumsi makanan adalah
metode penentuan status gizi secara tidak langsung dengan
melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi.
2) Statistik Vital Pengukuran status gizi dengan statistik vital
adalah dengan menganalisis data beberapa statistik
kesehatan seperti angka kematian berdasarkan umur,
angkakesakitan dan kematian akibat penyebab tertentu dan
data lain yang berhubungandengan gizi
10. Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja
JENIS
KELAMIN
STATUS
UMUR
KESEHATAN
GANGGUAN
MASA KERJA PENDIDIKAN
BIOLOGIS
11. Jenis Kelamin
Ukuran dan daya tubuh wanita berbeda dengan pria.
Pria lebih sanggup menyelesaikan pekerjaan berat yang
biasanya tidak sedikitpun dapat dikerjakan
wanita, kegiatan wanita pada umumnya lebih banyak
membutuhkan ketrampilan tangan dan kurang memerlukan
tenaga.
12. Umur
Kebanyakan kinerja fisik mencapai puncak dalam umur
pertengahan 20 dan kemudian menurun dengan
bertambahnya umur dan akan berkurang sebanyak 20%
pada usia 60 tahun (S). Berkurangnya kebutuhan tenaga
tersebut dikarenakan telah menurunnya kekuatan fisik.
13. “ Gangguan Biologis
Tenaga Kerja Wanita”
“Status Kesehatan” Tenaga kerja wanita
mempunyai berbagai
Seorang tenaga kerja yang sakit gangguan yang
biasanya kehilangan berhubungan dengan
produktivitasnya secara nyata, fungsi kelaminnya yang
bahkan tingkat produktivitasnya akan berpengaruh
menjadi nihil sekali. Keadaan
terhadap produktivitas
sakit yang menahun menjadi
sebab rendahnya produktivitas kerjannya, antara lain:
untuk relatif waktu yang panjang. Siklus haid yang tidak
teratur, kehamilan, masa
nifas, menopause
14. Pendidikan
Masa Kerja
Pendidikan dan
Adalah kurun waktu atau pelatihan membentuk
lamanya tenaga kerja itu dan menambah
bekerja disuatu tempat. pengetahuan dan
Masa kerja dapat keterampilan tenaga
mempengaruhi kinerja kerja untuk melakukan
baik positif maupun pekerjaan dengan
negatif. Akan aman, selamat dalam
memberikan pengaruh waktu yang cepat.
positif pada kinerja bila Pendidikan akan
dengan semakin lamanya mempengaruhi seseorang
personal semakin dalam cara berfikir dan
berpengalaman dalam bertindak dalam
melaksanakan tugasnya menghadapi pekerjaan
15. GANGGUAN LINGKUNGAN KERJA
Gangguan Lingkungan Fisik : Suhu,
Radiasi Kelembaban , Sinar, Suara
dan Getaran
Gangguan Lingkungan Kimia :
Logam, debu, gas, aerosol dan uap/
kabut.
Gangguan Lingkungan Biologi :
Bakteri, virus, dan parasit.