2. Aerosol penyebaran patogen seperti bakteri dan jamur udara menimbulkan dampak
kesehatan yang penting dan isu-isu ekologi. Namun, sedikit yang diketahui tentang
komposisi, konsentrasi, dan distribusi ukuran bakteri udara. Dengan
mempertimbangkan fakta bahwa beberapa bakteri patogenik yang terisolasi
berhubungan dengan infeksi saluran pencernaan (Salmonella sp., Shigella
sp., Eschrichia coli, dan Bacillus subtilis) selain itu dapat juga menyebabkan infeksi
saluran pernapasan (Klebsiella sp. dan Pseudomonas aeruginosa).
Data mengenai infeksi nosokomial yang terjadi di salah satu rumah sakit, menyebutkan
bahwa jenis-jenis bakteri yang terdapat di udara yaitu Micobacterium tuberculosis,
Staphylococcus aureus, S. epidermidis dan bakteri negatif Gram. Dilaporkan juga
bahwa kuman penyebab infeksi nosokomial yang tersering adalah Proteus sp,
Escherichia coli,S. aureus, Pseudomonas.
3.
4.
5.
6. 1. Staphylococcus epidennidis dapat menimbulkan penyakit atau bersifat
oportunis bila dalam keadaan pathogen.
2. Escherichia coli menyebabkan diare terutama pada bayi dan anak-
anak, pneumonia, infeksi luka, dan infeksi saluran kemih.
3. Jenis bakteri kontaminan dengan persentase terbanyak ketiga adalah
Streptococcus j3 haemolyticus yaitu sebesar 19,26% karena pada
umumnya memiliki sistem pertahanan tubuh yang lemah. Bakteri ini
dapat menimbulkan berbagai macam penyakit seperti
tonsilitis, impetigo, erisipelas dan sepsis perpuralis.
4. Bakteri Pseudomonas aeruginosa menyebabkan penyakit diantaranya
infeksi traktus urinarius, infeksi respiratorius, dermatitis dan
bacteremia.
5. Staphylococcus aureus merupakan jenis bakteri yang dapat
menimbulkan penyakit pada manusia.
7. 1. Memberikan petunjuk praktis pada pengunjung atau petugas medis sebelum
berkunjung atau menangani pasien.
2. Menjaga kebersihan ruangan, peralatan,pakaian dan segala sesuatu yang dapat
membawa dan menyebarkan infeksi.
3. Memisahkan ruangan perawatan pasien yang mempunyai penyakit lebih berat
dengan pasien yang sudah berangsur sembuh.
4. Perlu diperhatikan pembuatan ventilasi pada saat membangun rumah agar
memungkinakan terjadinya sirkulasi udara yang baik.
5. Memperbaiki sanitasi dan hygiene lingkungan.
6. Memperhatikan pencahayaan, suhu, kelembaban, kepadatan penghuni, kecepatan
angin dan kebersihan dalam rumah.