2. Desa warukin terletak di kabupaten tabalong,
kalimantan selatan. Dari
Banjarmasin 6 jam perjalanan (kalo jalanan lancar,
ada titik2
kemacetan pada siang hari), arah ke utara melalui
jalan lintas propinsi menuju
ke balikpapan. Untuk akses darat bisa
menggunakan bus jurusan balikpapan di sore
sampai malam hari, atau menggunakan transportasi
3. Perkawinan adat dayak ini menurut
ketua adat setempat
diadakan terakhir pada tahun
1983. Sebenarnya saya juga
gak begitu ngerti tentang
begunungan perak, ini jelas
membuat saya penasaran sekaligus
deg-degan.konon
katanya
diberi nama oleh seseorang
pengembara yang mencari
tempat tinggal, dimana untuknya
melanjutkan hidup dan
mencari makan.
4. Badudus adalah istilah mandi-mandi yang dipakai
oleh keluarga kerajaan atau keturunan
bangsawanatau yang ada hubungannya dengan
keluarga candi (tutus candi). Bapapai adalah istilah
mandi-mandi yang dipakai oleh orang Banjar pada
umumnya. Kata “papai” dalam bahasa Indonesia
berarti “percik”, dalam praktiknya bapapai seperti
memercik-mercikkan air memakai mayang pinang
kepada calon mempelai yang sedang dimandimandi.
5. Alat kelengkapan dalam bapapai ini antara lain :
1. tempat air (gayung/ember)
2. kembang (bunga-bunga harum)
3. mayang pinang
4. daun tulak yang dicampur air
5. piduduk yang berisi beras, gula, kelapa ada juga
yang memuat cingkaruk (kue dari kelapa), nasi
kuning, dan nasi lamak.
6. 1.
2.
3.
4.
calon pengantin pria diarak ke
tempat calon pengantin wanita
pada malam menjelang hari
perkawinan
pengantin didudukkan
berdampingan di serambi rumah
atau di bagian belakang rumah
kemudian dimandikan dengan
cara memercikkan air papaian
oleh sesepuh wanita
jumlah memandikan selalu ganjil
ada 3, 5, atau 7 secara
bergantian.
5. setelah habis mandi, pengantin
pria dan wanita
disisiri, diminyaki, dan sebagainya
6. kemudian didudukkan
berdampingan (batatai) dikelilingi
oleh cermin dan lilin.
7. cermin dan lilin dikelilingkan
kepada mempelai sebanyak 3 kali
oleh wanita yang memandikan
tadi.
8. setelah selesai calon pengantin
pria kembali ke rumahnya. Tradisi
mandi-mandi penganten Bapapai
dimulai dari diaraknya penganten
pria ke kediaman mempelai
perempuan pada malam hari
menjelang hari perkawinan.
7. Badudus lebih rumit syarat dan cera penyelenggaraannya.
Kelengkapannya upacara yang disediakan adalah mayang pinang yang
masih dalam upung (pembungkusan mayang), tempat air terdiri dari
mangkok seng (baskom) atau gombang (tempayan atau wajan), nyiur
anum (kelapa muda) diletakkan dua buah di hadapan kedua
mempelai dan telah dipangkas (dikupas bagian tangkai dan bagian
bawah), minyak likat baburih (minyak khas seperti oli wujudnya),
disapukan (dilulurkan) ke badan kedua mempelai sebelum
mandi, sasanggan (sejenis baskom terbuat dari kuningan pakai alas
melingkar seperti mangkok porselin), sarung yang bertumpuk khusus
untuk tempat duduk.
8. Bahasa di desa warukin
Bahasa yang digunakan oleh masyarakat ini iyalah
bahasa ma’anyan, tidak jauh beda dengan suku dayak
yang ada di daerah Bar-tim hanya saja mungkin karena
terpengaruh dengan dialeg sekitar nya maka dialeg dan
gaya bicaranya sedikit beda dengan suku dayak yang
ada di Bartim. Setidaknya mungkin karena desa ini
adalah satu-satunya pemukiman masyarakat dayak di
daerah tabalong.
9. Suku terbagi menjadi 7
subetnis, diantaranya :
* Maanyan Paju Epat (murni)
* Maanyan Dayu
* Maanyan Paju Sapuluh (ada pengaruh
Banjar)
* Maanyan Benua Lima/Paju Lima (ada
pengaruh Banjar)
* Maanyan Tanta (ada pengaruh Banjar)
* dan lain-lain
10. Alat kelengkapan dalam bapapai ini antara lain,
1. tempat air (gayung/ember)
2. kembang (bunga-bunga harum)
3. mayang pinang
4. daun tulak yang dicampur air
5. piduduk yang berisi beras, gula, kelapa
11.
Masyarakat Dayak Ngaju mengenal
tiga cara penguburan, yakni :
dikubur dalam tanah
diletakkan di pohon besar
dikremasi dalam upacara tiwah.
Tiwah adalah prosesi penguburan
sekunder pada penganut
Kaharingan, sebagai simbol
pelepasan arwah menuju lewu
tatau (alam kelanggengan) yang
dilaksanakan setahun atau
beberapa tahun setelah
penguburan pertama di dalam
tanah.
Ijambe adalah prosesi penguburan
sekunder pada Dayak Maanyan.
Belulang dibakar menjadi abu dan
ditempatkan dalam satu wadah.
Marabia
Mambatur (Dayak Maanyan)
Kwangkai/Wara (Dayak Benuaq
12.
Wilayah keadatan Dayak
Maanyan di
desa Warukin
Wilayah keadatan Dayak
Deyah Kampung
Sepuluh, meliputi
sepuluh desa di
kecamatan
Upau, Haruai, Bintang
Ara.[
Wilayah keadatan Dayak
Deyah Muara Uya dan
Jaro.
Wilayah keadatan Dayak
Lawangan di desa Binjai
13. 1. Tiwah
2. Ijambe
3. Marabia
4. Mambatur
5. Kwangkai/wara
Ini biasa dilakukan oleh suku dayak di desa warukin
kabupaten tabalong
14. Adat perkawinan bagunung perak bagi kalangan warga Dayak
Manya sepreti di Desa Warukin Kecamatan Tanta Kabupaten
Tabalong sangat sakral. Tidak sembarangan orang dapat
melaksanakan ritual persandingan pengantin yang
memerlukan dana cukup besar itu.
Tapi Minggu (27/4), warga dayak Warukin mempertontonkan
tahapan adat dalam perkawinan bagunung perak yang langka
karena sudah lebih lima puluh tahun tidak pernah
15. Suku Dayak Warukin (Tabalong-Kalsel)
merupakan salah satu subsuku Dayak
Maanyan
yang memiliki upacara balian bulat. Tradisi
balian ini dibuat menjadi sebuah atraksi
kesenian yang disebut Tari Tandik Balian.
16. Upacara
Tiwah atau Tiwah Lale atau Magah
Salumpuk liau Uluh Matei ialah upacara
sakral terbesar untuk mengantarkan jiwa
atau roh manusia yang telah meninggal dunia
menuju tempat yang dituju yaitu Lewu Tatau
Dia Rumpang Tulang, Rundung Raja Dia
Kamalesu Uhate, Lewu Tatau Habaras
Bulau, Habusung Hintan, Hakarangan
Lamiang atau Lewu Liau yang letaknya di
langit ke tujuh.
17. Upacara perkawinan suku Dayak sepenuhnya
ditanggung oleh keluarga pihak wanita. Untuk
pelaksanaan upacara perkawinan dipotong
beberapa ekor babi, sedangkan memotong ayam
untuk hidangan dianggap hina. Pada upacara
perkawinan pengantin pria biasanya
menghadiahkan berbagai tanda kenangan berupa
barang antik kepada abang mempelai wanita
18. Tradisi penguburan dan upacara adat kematian pada suku
bangsa Dayak diatur tegas dalam hukum adat. Sistem
penguburan beragam sejalan dengan sejarah panjang
kedatangan manusia di Kalimantan. Dalam sejarahnya
terdapat tiga budaya penguburan di Kalimantan :
penguburan tanpa wadah dan tanpa bekal, dengan posisi
kerangka dilipat.
penguburan di dalam peti batu (dolmen)
penguburan dengan wadah kayu, anyaman bambu, atau
anyaman tikar. Ini merupakan sistem penguburan yang
terakhir berkembang.
19. Makam suku Maanyan menunjukkan hierarki sosial.
Jajaran makam kaum bangsawan terletak di hulu
sungai, disusul ke arah hilir untuk makam kaum
tentara, penduduk biasa, dan yang paling hilir
adalah makam untuk kaum budak.indonesia
Tradisi penguburan dan upacara adat kematian pada suku
bangsa Dayak diatur tegas dalam hukum adat. Sistem
penguburan beragam sejalan dengan sejarah panjang
kedatangan manusia di Kalimantan. Dalam sejarahnya
terdapat tiga budaya penguburan di Kalimantan
20. diiringi tarian dan musik keluarga mempelai dikawal
penari dan balian bawo masuk ke rumah mempelai
wanita. Balian bawo lalu berhenti di depan pintu dan
Menyapa keluarga wanita dalam bahasa manyan
sebelum
masuk.
Dan seperti ritual adat lainnya, dilakukan musyawarah
saat pembicaraan lamaran yang disebut ngusul pakat
atau
mufakat. Tahapan ini dilakukan setelah acara dibuka
oleh
tetua adat dengan minum bersama tuak air tapai ketan
yang
dicampur sedikit merica dan pewarna daun pandan.