SlideShare a Scribd company logo
GAD,BIPOLAR,DEPRESI
GAD
Gangguan Cemas
• Prevalensi 12-17% pertahun
• Mengalami gejala fisik berhubungan dgn kecemasan.
• Biasanya tidak terdiagnosis pada pelayanan primer atau baru disadari
bertahun-tahun setelah onset
Klasifikasi Gangguan Cemas DSM V
Gangguan Cemas
Menyeluruh
Agoraphobia Fobia spesifik
Fobia sosial
( Gangguan Cemas
Sosial)
Gangguan Panik
Gangguan Cemas
Perpisahan
Gangguan Cemas
karena kondisi
medis umum
Mutisme Selektif
Gangguan Cemas
Tidak Spesifik
Gejala Cemas
Fisik
• Anorexia, Mual , Muntah, Nyeri perut
• Berdebar, Berkeringat
• Mulut kering, Sesak nafas
• Ketegangan otot, Nyeri kepala
Pikiran
• Khawatir berlebihan
• Fortune telling, overthinking,
Threat Scanning,Catastrophising
Perilaku
• perilaku untuk mengurangi
ataupun menghindari
penderitaan yang terjadi
Perasaan
• Rasa gelisah
• ketidaknyamanan
Gangguan Cemas Menyeluruh
• Ansietas menyeluruh (mengambang/free
floating anxiety) tidak terjadi pada episode
yang khusus.
• Cenderung bertahan berjam-jam, harian
atau lebih lama, dengan tingkat ringan –
sedag
• Tidak berhubungan dengan situasi eksternal
spesifik
• Tentang kejadian kehidupan biasa (
keamanan, pekerjaan, hubungan dan
tanggung jawab).
• Biasanya berkaitan dengan keluhan fisik
(gangguan tidur, gelisah, ketegangna otot,
gejala gastrointestinal dan sakit kepala
kronik).
Kriteria Diagnostik Gangguan Cemas Menyeluruh (DSM V)
A. Kecemasan atau kekhawatiran yang berlebihan, yang terjadi sekurangnya selama 6
bulan, terhadap sejumlah kejadian atau aktivitas.
B. Kekhawatiran tersebut bersifat berlebihan dan sulit dikendalikan.
C. Kecemasan dan kekhawatiran tersebut disertai oleh tiga atau lebih dari 6 gejala
berikut ini:
1. kegelisahan atau perasaan bersemangat
2. merasa mudah lelah
3. sulit berkonsentrasi atau pikiran menjadi kosong
4. iritabilitas
5. ketegangan otot
6. gangguan tidur (sulit jatuh tidur atau tetap tertidur, atau tidur yang gelisah dan
tidak memuaskan)
D. Kecemasan, kekhawatiran, atau gejala fisik menyebabkan penderitaan yang
bermakna secara klinis atau menimbulkan gangguan pada fungsi sosial, pekerjaan,
atau fungsi penting lain.
E. Gangguan yang terjadi bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu zat
(misalnya obat yang disalahgunakan), atau kondisi medis umum (misalnya
hipertiroidisme), dan tidak terjadi semata-mata selama suatu gangguan mood,
gangguan psikotik, atau gangguan perkembangan pervasif.
Farmakoterapi Gangguan Cemas Menyeluruh
Nama Obat Dosis (mg/hari) Efek Samping
Lini pertama Escitalopram 10-20 Gangguan sistim pencernaan;
mual, muntah diare, konstipasi, dll
Sertralin 25-50
Venlafaksin-XR 75-150
Lini Kedua Alprazolam 0.25-4 Sedasi, pusing, sakit kepala
Bromazepam 3-18
Klobazam 20-30
Lorazepam, 2-6
Diazepam 2.5-40
Buspiron 10-60
Imipramin 50-300 Antikolinergik
Pregabalin 25-600 Sedasi, somnolens
Lini Ketiga Mirtazapin 15-45 antihistamin
Adjunctive
Olanzapine
5-12.5 Peningkatan BB
Adjunctive
Risperidone
0.5-1 Sindrom ekstrapiramidal
Tidak direkomendasikan Beta blocker (propanolol)
Terapi Psikososial Gangguan Cemas Menyeluruh
1. Psikoedukasi
a. Psikoedukasi adalah intervensi pada pasien dan keluarga dengan
memberikan informasi tentang etiologi dari suatu penyakit, proses
terapi, efek samping dari obat, strategi koping, edukasi keluarga dan
pelatihan keterampilan hidup.
b. Edukasi mengenai penyakit
c. Edukasi kaitan antara pikiran dan gejala fisik
d. Identifikasi pemicu dan menghilangkan pemicu yang mungkin (kafein,
nikotin, pola makan, stressor sosial)
2. Terapi Perilaku Kognitif (Cognitive Behaviour Therapy/CBT)
1. Pikiran (kognisi) menentukan cara individu dalam merasakan dan
berperilaku
2. Mengubah pikiran otomatis/distorsi kognitif
3. Teknik relaksasi : Latihan pernafasan
Prognosis Gangguan Cemas Menyeluruh
• Secara umum, prognosi GAD adalah baik bila mendapat
penatalaksanaan yang sesuai.
• Sekitar 50% pasien mendapat perbaikan dalam tiga minggu pertama
pengobatan.
• Sekitar 77% membaik dalam sembilan bulan pengobatan.
GANGGUAN DEPRESI BERAT
Nadya Regina Permata
Definisi Gangguan Afektif
Definisi Gangguan Afektif
Gangguan suasana perasaan ialah perubahan suasana perasaan (
mood ) atau afek, biasanya ke arah depresi ( dengan atau tanpa
ansietas yang menyertainya ), atau ke arah elasi ( suasana
perasaan yang meningkat ).
Merupakan gangguan pada afeksi (emosi) atau mood (suasana hati) seseorang. Dan
penderita dapat mengalami depresi atau manik (kegirangan yang tidak wajar) atau
dapat bergantian antara manik dan depresif (Atkinson dkk, 1992).
Gangguan
Afektif
Episode
Manik
Episode
Bipolar
Episode
Depresif
F.30 Episode Manik
Status mental abnormal yang ditandai dengan euforia, disinhibisi sosial, aliran
pikiran yang cepat, susah tidur, berbicara terus menerus, mudah mengambil risiko,
dan bersifat iritabilitas.
F.31 Gangguan Bipolar
Proses patofisiologi dari gangguan yang diduga sangat dipengaruhi oleh kontitusi
genetik ini belum dimengerti sepenuhnya, sehingga membatasi dalam
pengembangan terapi. Gangguan bipolar seringkali salah didiagnosis sebagai
skizofrenia atau gangguan kepribadian. Karena itu pasien harus diperiksa secara
menyeluruh dan diagnosis harus dibuat berdasarkan hasil temuan terkini.
F.32 Episode Depresi
Depresi merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan
alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk perubahan pada pola
tidur dan nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, anhedonia, kelelahan, rasa putus
asa dan tidak berdaya, serta bunuh diri
Klasifikasi
Gejala A :
• Perasaan depresif
• Kehilangan minat dan kesenangan
• Mudah menjadi lelah
Gejala B :
• Konsentrasi dan perhatian berkurang
• Harga diri dan kepercayaan diri berkurang
• Rasa bersalah dan tak berguna
• Masa depan suram dan pesimis
• Gagasan atau perbuatan membahayakan diri
• Tidur terganggu
• Nafsu makan berkurang
Episode Depresif Ringan
• Sekurang-kurangnya dua gejala A
• Paling sedikit 2 dari gejala B
• Telah berlangsung paling sedikit 2 minggu
• Tidak boleh ada gejala yang berat
• Masih dapat meneruskan pekerjaan dan kegiatan sosial.
Episode Depresif Sedang
• Paling sedikit dua dari gejala A
• Paling sedikit tiga dari gejala B
• Paling sedikit dua minggu
• Mengalami kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan sosial
Episode Depresif Berat Tanpa Gejala
Psikotik
• Tiga dari gejala A
• Paling sedikit empat dari gejala B dan
intensitas berat.
• Paling sedikit telah berlangsung dua minggu
atau gejala amat berat dan onset sangat
cepat.
• Tidak mungkin melakukan pekerjaan dan
kegiatan sosial.
Episode Depresif Berat dengan Gejala Psikotik
• Sama seperti ad. 3 disertai dengan waham atau halusinasi,
atau stupor depresif.
Epidemiologi
• Gangguan depresi berat adalah suatu gangguan yang sering terjadi,
dengan prevalensi seumur hidup kira-kira 15 % dan kemungkinan
sekitar 25 % terjadi pada wanita.
• Beberapa penelitian menunjukkan bahwa depresi mayor lebih sering
diderita perempuan dibanding laki-laki dengan rasio 2:1.
• Prevalensi selama kehidupan pada perempuan 10%-25% dan pada
laki-laki 5%-12%. Walaupun depresi lebih sering terjadi pada
perempuan, kejadian bunuh diri lebih sering terjadi pada laki-laki
terutama usia muda dan tua.
Gender Differences in The
Prevalence of Depression
Age Differences in The
Prevalence of Depression
Etiologi
Etiologi Depresi
Faktor Biologis
1. Disregulasi pada amin biogenik
• Norepinefrin
• Penurunan regulasi atau penurunan sensitivitas dari
reseptor a2 adrenergik
• Penurunan respon terhadap antidepresan
• Serotonin
• Kadar serotonin yang rendah di LCS
• Konsentrasi rendah dari uptake serotonin pada
platelet
• Dibuktikan denagan penggunan obat-obatan yang
bersifat serotonergik  memperbaiki gejala
2. Neuroendokrin
Berkaitan dengan pengaturan emosi di hipotalamus,
kelenjar pituitari dan korteks adrenal yang bekerja
sama dalam feedback biologis yang juga berkoneksi
dengan sistem limbik dan korteks serebri.
3. Abnormalitas Otak
• Berdasarkan studi neuroimaging, telah ditemukan
abnormalitas pada 4 area otak pada individu dgn
ggn. Mood:
• Korteks prefrontal
• Hipokampus
• Korteks cingluate anterior
• Amygdala
• Berupa reduksi dari aktivitas metabolik dan
reduksi volume dari gray matter
Faktor Resiko
1. Jenis Kelamin
• Wanita > pria
• Berhubungan dengan kadar hormonal
2. Umur
• Umumnya banyak pada masa dewasa muda
• Rata-rata pada pertengahan usia 20.
3. Faktor Sosial-Ekonomi
• Sebenarnya tidak ada hubungan spesifik tapi telah
ditemukan bahwa gangguan mood lebih tinggi
ditemukan pada kelompok sosial ekonomi yang
rendah
Faktor Resiko Depresi
Patofisiologi
PATOFISIOLOGI DEPRESI
• Teori Klasik
“menurunnya neurotransmisi akibat kekurangan neurotransmitter di
celah sinaps”
Teori Terbaru
• The Biogenic Amine Hypothesis
• The Reseptor Sensitivity Hypothesis
• The Permissive Hypothesis
The Biogenic Amine Hypothesis
Menyatakan bahwa depresi disebabkan karena
kekurangan (defisiensi) senyawa monoamina,
terutama: norepinefrin dan serotonin
The Permissive Hypothesis
• Kontrol emosi diperoleh dari keseimbangan antara serotonin dan
norepinefrin.
• Serotonin memiliki fungsi regulasi terhadap norepinefrin.
• Norepinefrin = Depresi
• Norepinefrin = Manik
PATOFISIOLOGI BERDASARKAN
MANIFESTASI SKENARIO
Terdapat
keluarga yg
depresi
Faktor psikologis
Usia
Faktor fisik Etiologi
Bertambah
tua usia
Genetik
Tekanan
dari
masalah yg
dihadapi
Gen menurun
pada
keturunannya
Penurunan
produksi
estrogen
Sistem
dopaminergik
terganggu
Usia
produktif
Banyak
pikiran
Dopamin
menurun
Stres yg tidak dapat
dihadapi
Maladaptiv
terhadap
stres
Kepribadian
Stress
Pasangan
hidup telah
tiada
Kepribadian
dependen
Tempat
bergantung
tidak ada
Kepribadian
disasosiasi
Depresi
Keputusasaan
Kehilangan
semangat dan
murung
Merasa tertekan
Afektif
Kognitif
Sulit memfokuskan sesuatu
Kebingungan
Sulit
memutuskan
tindakan
Pesimis
Kehilangan
minat &
motivasi
Menarik diri
Kurang
percaya diri
Merasa
bersalah
Ada pikiran
mencederai diri
sendiri
Sulit menerima
informasi
Ansietas
Mengabaikan diri
sendiri Menyendiri
Hendaya
Depresi
Percobaan
bunuh diri
Diagnosis
STATUS PSIKIATRI
DATA PRIBADI
Nama : ………………………………………………………………..
Jenis kelamin : Laki-laki
Usia : 40 tahun
Agama : ………………………………………………………………..
Pendidikan : ………………………………………………………………..
Suku / Warganegara : ………………………………………………………………..
Alamat : ………………………………………………………………..
Status perkawinan : sudah menikah (Istri sudah meninggal 2mg yang lalu)
Pekerjaan : ………………………………………………………………..
Tanggal pemeriksaan : ………………………………………………………………..
No. CM : ………………………………………………………………..
Diperiksa oleh : ………………………………………………………………..
Riwayat Psikiatri
Riwayat psikiatri diperoleh dari hasil autoanamnesa dan alloanamnesa
Alloanamnesis diperoleh dari : (tanggal/bulan/tahun)
1 2 3
Nama
Alamat
Pekerjaan
Pendidikan
Umur
Agama
Hubungan
Lama Kenal
Sifat
Perkenalan
Sebab/Keluhan Utama dibawa ke Rumah Sakit
(berbentuk narasi)
• Pasien dibawa ke Poli…. oleh…….. karena………….
• Pasien dibawa ke Poli Kejiwaan oleh keluarganya karena baru
meminum baygon.
Riwayat Penyakit Sekarang
• Onset : 1 bulan
• Stessor : Istri meninggal 2 bulan yang lalu karena kecelakaan . (aksis
IV)
• Hendaya : + ( jarang makan dan malas bekerja)
• Kronologis : Berubah menjadi pemurung, memiliki rasa ingin mati,
suka menangis sendiri (aksis V)
• Riwayat pengobatan
Riwayat Penyakit Dahulu
• Gangguan Psikiatri
• Gangguan Medis Umum : (aksis III)
• Pengguna obat – obatan dan NAPZA
Riwayat Kehidupan Pribadi
• Riwayat perkembangan fisik
• Riwayat perkembangan kepribadian : (aksis II)
1. Masa anak-anak
2. Masa remaja
3. Masa dewasa
• Riwayat pendidikan
• Riwayat pekerjaan (menjadi pemalas)
• Kehidupan beragama
• Riwayat kehidupan seksual dan perkawinan : (baru saja menduda karena
ditinggal istri)
Riwayat Kehidupan Pribadi
• Riwayat Militer
• Riwayat Pelanggaran Hukum
• Riwayat Sosial
• Situasi Hidup Sekarang
• Riwayat Psikoseksual
• Riwayat Keluarga: Kakak penderita pernah sakit seperti ini namun
sudah meninggal
• Mimpi, Fantasi, dan Nilai - nilai
B. Pemeriksaan Status Mental
Deskripsi Umum:
• Penampilan
• Perilaku dan aktivitas
psikomotor yang nyata
: Pendiam dan sangat tertutup
• Sikap terhadap pemeriksa
Mood dan Hidup Emosi:
• Mood
• Hidup Emosi (HE)
• Kesesuaian (HE)
Pembicaraan:
Persepsi:
• Ilusi
• Halusinasi: Negatif
• Pikiran:
• Proses pikir (bentuk pemikiran
• Isi pikir: waham negatif
Sensorium dan Kognisi:
• Kesadaran
• Orientasi
• Daya ingat
• Konsentrasi dan perhatian :
Mengalami Retardasi
• Membaca dan menulis
• Kemampuan visuopasial
• Pikiran abstrak
Tilikan
Daya Nilai:
Tilikan:
• Derajad 1
• Derajad 2
• Derajad 3
• Derajad 4
• Derajad 5
• Derajad 6
Realiabilitas:
1. Penyangkalan Total
2. Ambivalensi
3. Menyalahkan Faktor lain
4. Mengetahui Kesalahan tapi
tidak mengetahui penyebab
5. Mengetahui dan dibantu tapi
tidak diaplikasikan di
kehidupan nyata
6. Sehat
Evaluasi Multiaksial
• Aksis I  terdiri dari gangguan klinis dan kondisi lain yang menjadi fokus
perhatian klinis
• Aksis II  terdiri dari gangguan kepribadian dan retardasi mental
• Aksis III  mencatat adanya gangguan fisik atau kondisi medis umum lain yang
muncul selain gangguan mental
• Aksis IV  digunakan untuk mengkode masalah psikososial dan lingkungan yang
secara signifikan berperan dalam timbulnya atau eksaserbasi gangguan saat ini
• Aksis V  pengkajian fungsi secara umum (GAF) yang digunakan untuk menilai
tingkat kemampuan pasien berfungsi secara keseluruhan selama waktu tertentu
Skala Penilaian GAF
Skala
91 -
100
Kemampuan berfungsi superior dalam berbagai aktivitas,
masalah dalam hidup tampaknya selalu dapat diatasi,
disegani sesame karena memiliki banyak kualitas positif.
Tanpa gejala
81 –
90
Tidak ada atau ada gejala minimal, berfungsi baik di semua
area, tertarik dan terlibat dalam berbagai aktivitas, elektif
secara social, secara umum puas dengan kehidupannya,
hnaya memiliki keprihatinan atay masalah sehari-hari
71 –
80
Bila tapak gejala, hanya bersifat sementara dan
merupakan reaksi yang diharapkan terhadap stressor
psikososial, tidak lebih dari hendaya kecil dalan fungsi
social, pekerjaan, atau bersekolah
61 –
70
Beberapa gejala ringan, ATAU beberapa kesulitan dalam
fungsi social, pekerjaan, atau bersekolah, namun secara
umum dapat berfungsi cukup baik, memiliki sejumlah
hubungan intrapersonal yang berarti
51 –
60
Gejala sedang ATAU kesulitan sedang dalam fungsi social,
pekerjaan, atau bersekolah
Skala
41 –
50
Gejala serius ATAU adanya gangguan serius dalam fungsi social,
pekerjaan, atau bersekolah
31 –
40
Beberapa gangguan dalam uji realitas atau komunikasi ATAU
gangguan mayor dalam beberapa area seperti pekerjaan, atau
sekolah atau hubungan keluarga, daya nilai, berpikir, atau mood
21 –
30
Perilaku sangat dipengaruhi oleh waham dan halusinasi ATAU
gangguan serius dalam komunikasi dan daya nilai ATAU
ketidakmampuan untuk berfungsi pada hampir semua area
11 –
20
Sedikit berbahaya menyakiti diri sendiri atau orang lain ATAU
sering gagal menjaga hygiene pribadi minimal ATAU gangguan
berat dalam komunikasi
1 – 10
Bahaya persisten untuk menyakiti diri sendiri atau orang lain
ATAU ketidakmampuan untuk menjaga hygiene pribadi minimal
secara persisten ATAU tindakan bunuh diri yang serius dengan
harapan yang jelas akan kematian
0 Informasi tidak adekuat
1. Aksis I : F 32.2. Episode Depresif berat tanpa gangguan psikiatrik
2. Aksis II : Z 03.2. Tidak ada diagnosis
3. Aksis III : tidak ada diagnosis
4. Aksis IV : Istri meninggal kecelakaan
5. Aksis V : GAF 20
Terapi
Tujuan Terapi
1. Keselamatan pasien terjamin
2. Kelengkapan evaluasi diagnostik pasien harus dilaksanakan
3. Rencana terapi bukan hanya untuk gejala tapi kesehatan jiwa pasien
kedepannya harus diperhatikan.
Terapi Non-Farmakoterapi
RAWAT INAP
Indikasi:
• Kebutuhan prosedur diagnostik
• Risiko bunuh diri dan melakukan
pembunuhan.
• ↓kemampuan perawatan diri dan
pelindungan.
• Riwayat gejala berulang.
• Gejala klinis: ↓ BB, perbaikan
minimal pada insomnia
• Tiap perubahan gejala yg kurang
baik pd pasien
TERAPI KELUARGA
• Jarang sebagai terapi
primer
• Bermanfaat utk
mengurangi stres dan
kekambuhan
INDIKASI:
• Untuk gangguan yang
membahayakan
perkawinan pasien
• Gangguan dapat
ditangani oleh keluarga.
PSIKOTERAPI
• Terapi pengembangan
yang digunakan untuk
menghilangkan atau
mengurangi keluhan –
keluhan serta mencegah
kambuhnya gangguan
pola perilaku maladatif
(Depkes, 2007).
• Psikoterapi merupakan
terapi pilihan utama
utuk pasien dengan
menderita depresi
ringan atau sedang
Terapi Alternatif
ECT (Electro Convulsive Therapy)
• Terapi dengan mengalirkan arus
listrik ke otak (Depkes, 2007
INDIKASI:
• Tidak berespon terhadap
farmakoterapi dengan dosis
adekuat
• Tidak dpt mentoleransi
farmakoterapi
• Tampilan klinis yang sangat berat
yang memperlihatkan perbaikan
sangat cepat dengan ECT.
Farmakoterapi
Antidepresan
• Obat anti-depresi TRISIKLIK / TRICYCLIC ANTIDEPRESSANTS
(TCA) ;- amitriptyline,imipramine,clomipramine,tianeptin
• Obat anti-depresi TETRASIKLIK ;-
maprotiline,mianserin,amoxapine
• Obat anti-depresi MAOI reversible / Reversible Inhibitor of
Monoamine Oxydase – A ( RIMA) ;-
moclobemide
• Obat anti –depresi SSRI (Selective Serotonin Reuptake
Inhibitors);-
sertaline .paroxetine,fluvoamine
,fluoxetine,duloxetine,citalopram
• Obat anti-depresi Atypical ;-
trazadone,mirtazapine,venlafaxine
• Pada pemberian antidepressant ,efek antidepresan
optimal dalam 3-4 minggu
• Timbulnya efek samping,menunjukkan obat bekerja
• Efek Samping SSRI – gelisah,mual,muntah
• Efek Samping lain – hipotensi,penurunan
libido,disfungsi ereksi,anorgasmia
Obat trisiklik dan MAOI – gejala yang membaik dimulai
dari perbaikan tidur,selera makan,perasaan kurang
energi,terakhir perasaan depresi
Durasi Pengobatan
• Terapi antidepresan
dipertahankan minimal 6
bulan atau sesuai lama
pengobatan sebelumnya
• Terapi stop  dosis
diturunkan bertahap di
atas 1 atau 2 minggu.
Terapi Profilaksis
• Tujuan: ↓jumlah &
keparahan rekurens
• Lama pemberian: 5 tahun
Indikasi:
- ep.depresi kurang 2 ½ thn
- Tahap keseriusan episode
depresi sebelumnya
- Pikiran bunuh diri / ketidak
mampuan fungsi psikososial
- Ep.depresi ≥ 2x dlm 5 thn
- Onset usia ≥ 50 thn
- Riwayat sulit diterapi
ECT (Elctroconvulsive theraphy)
Indikasi
1. Obat tidak berhasil.
2. Kondisi pasien menuntut remisi segera (bunuh diri
yang akut)
3. Pada beberapa depresi psikotik
4. Pada beberapa pasien tua yang tidak dapat
mentoleransi obat (penyakit jantung)
EDUKASI
1. Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga
2. Memahami masalah yang dihadapi
3. Menetapkan tujuan yang realistis
4. Brinteraksi dengan orang lain
5. Meminta bantuan kepada teman dan keluarga

More Related Content

Similar to GAD,Bipolar,Depresi,.pptx

Psikosafix.pptx
Psikosafix.pptxPsikosafix.pptx
Psikosafix.pptx
citra Lestari
 
kedaruratan psikiatrik
kedaruratan psikiatrikkedaruratan psikiatrik
kedaruratan psikiatrikJoni Iswanto
 
asuhan keperawatan gangguan skizofrenia.ppt
asuhan keperawatan gangguan skizofrenia.pptasuhan keperawatan gangguan skizofrenia.ppt
asuhan keperawatan gangguan skizofrenia.ppt
wayandarsana
 
CRS PSIKOTIK.pptx
CRS PSIKOTIK.pptxCRS PSIKOTIK.pptx
CRS PSIKOTIK.pptx
shantinuratin
 
SCHIZOPHRENIA/SKIZOPRENIA
SCHIZOPHRENIA/SKIZOPRENIASCHIZOPHRENIA/SKIZOPRENIA
SCHIZOPHRENIA/SKIZOPRENIA
Indra Lasmana
 
antidepresiva (Farmakologi PPT)
antidepresiva  (Farmakologi PPT)antidepresiva  (Farmakologi PPT)
antidepresiva (Farmakologi PPT)
Nova Rizky
 
Perasaan kehilangan dan berduka pada kondisi rentan
Perasaan kehilangan dan berduka pada kondisi rentanPerasaan kehilangan dan berduka pada kondisi rentan
Perasaan kehilangan dan berduka pada kondisi rentan
DikaYanuar1
 
Anxietas = kecemasan
Anxietas = kecemasanAnxietas = kecemasan
Anxietas = kecemasan
Nazmi Bachmid
 
skizofrenia & psikosis akut
skizofrenia & psikosis akutskizofrenia & psikosis akut
skizofrenia & psikosis akutJoni Iswanto
 
Presentation Psikosis Akut
Presentation Psikosis AkutPresentation Psikosis Akut
Presentation Psikosis Akut
David Edward
 
DEPRESI.pptx
DEPRESI.pptxDEPRESI.pptx
DEPRESI.pptx
ShalsaAuroraDiva
 
Apa itu kemurungan
Apa itu kemurunganApa itu kemurungan
Apa itu kemurungan
kennedy alip
 
Rika
RikaRika
Psikiatri geriatri
Psikiatri geriatriPsikiatri geriatri
Psikiatri geriatri
fikri asyura
 
Psychys disorders
Psychys disordersPsychys disorders
Psychys disorders
ferainhanif
 
PENYULUHAN SKIZOFRENIA.pptx
PENYULUHAN SKIZOFRENIA.pptxPENYULUHAN SKIZOFRENIA.pptx
PENYULUHAN SKIZOFRENIA.pptx
FadhliKusuma
 
psikosis akut& skizofrenia
psikosis akut& skizofreniapsikosis akut& skizofrenia
psikosis akut& skizofreniaJoni Iswanto
 
Skizofrenia hebefrenik
Skizofrenia hebefrenikSkizofrenia hebefrenik
Skizofrenia hebefrenik
Albertcornus Susanto
 
SOMATOFORM DISORDER
SOMATOFORM DISORDERSOMATOFORM DISORDER

Similar to GAD,Bipolar,Depresi,.pptx (20)

Psikosafix.pptx
Psikosafix.pptxPsikosafix.pptx
Psikosafix.pptx
 
kedaruratan psikiatrik
kedaruratan psikiatrikkedaruratan psikiatrik
kedaruratan psikiatrik
 
asuhan keperawatan gangguan skizofrenia.ppt
asuhan keperawatan gangguan skizofrenia.pptasuhan keperawatan gangguan skizofrenia.ppt
asuhan keperawatan gangguan skizofrenia.ppt
 
CRS PSIKOTIK.pptx
CRS PSIKOTIK.pptxCRS PSIKOTIK.pptx
CRS PSIKOTIK.pptx
 
SCHIZOPHRENIA/SKIZOPRENIA
SCHIZOPHRENIA/SKIZOPRENIASCHIZOPHRENIA/SKIZOPRENIA
SCHIZOPHRENIA/SKIZOPRENIA
 
antidepresiva (Farmakologi PPT)
antidepresiva  (Farmakologi PPT)antidepresiva  (Farmakologi PPT)
antidepresiva (Farmakologi PPT)
 
Perasaan kehilangan dan berduka pada kondisi rentan
Perasaan kehilangan dan berduka pada kondisi rentanPerasaan kehilangan dan berduka pada kondisi rentan
Perasaan kehilangan dan berduka pada kondisi rentan
 
Anxietas = kecemasan
Anxietas = kecemasanAnxietas = kecemasan
Anxietas = kecemasan
 
skizofrenia & psikosis akut
skizofrenia & psikosis akutskizofrenia & psikosis akut
skizofrenia & psikosis akut
 
Presentation Psikosis Akut
Presentation Psikosis AkutPresentation Psikosis Akut
Presentation Psikosis Akut
 
DEPRESI.pptx
DEPRESI.pptxDEPRESI.pptx
DEPRESI.pptx
 
Apa itu kemurungan
Apa itu kemurunganApa itu kemurungan
Apa itu kemurungan
 
Rika
RikaRika
Rika
 
Neurosis
NeurosisNeurosis
Neurosis
 
Psikiatri geriatri
Psikiatri geriatriPsikiatri geriatri
Psikiatri geriatri
 
Psychys disorders
Psychys disordersPsychys disorders
Psychys disorders
 
PENYULUHAN SKIZOFRENIA.pptx
PENYULUHAN SKIZOFRENIA.pptxPENYULUHAN SKIZOFRENIA.pptx
PENYULUHAN SKIZOFRENIA.pptx
 
psikosis akut& skizofrenia
psikosis akut& skizofreniapsikosis akut& skizofrenia
psikosis akut& skizofrenia
 
Skizofrenia hebefrenik
Skizofrenia hebefrenikSkizofrenia hebefrenik
Skizofrenia hebefrenik
 
SOMATOFORM DISORDER
SOMATOFORM DISORDERSOMATOFORM DISORDER
SOMATOFORM DISORDER
 

GAD,Bipolar,Depresi,.pptx

  • 2. GAD
  • 3. Gangguan Cemas • Prevalensi 12-17% pertahun • Mengalami gejala fisik berhubungan dgn kecemasan. • Biasanya tidak terdiagnosis pada pelayanan primer atau baru disadari bertahun-tahun setelah onset
  • 4. Klasifikasi Gangguan Cemas DSM V Gangguan Cemas Menyeluruh Agoraphobia Fobia spesifik Fobia sosial ( Gangguan Cemas Sosial) Gangguan Panik Gangguan Cemas Perpisahan Gangguan Cemas karena kondisi medis umum Mutisme Selektif Gangguan Cemas Tidak Spesifik
  • 5. Gejala Cemas Fisik • Anorexia, Mual , Muntah, Nyeri perut • Berdebar, Berkeringat • Mulut kering, Sesak nafas • Ketegangan otot, Nyeri kepala Pikiran • Khawatir berlebihan • Fortune telling, overthinking, Threat Scanning,Catastrophising Perilaku • perilaku untuk mengurangi ataupun menghindari penderitaan yang terjadi Perasaan • Rasa gelisah • ketidaknyamanan
  • 6. Gangguan Cemas Menyeluruh • Ansietas menyeluruh (mengambang/free floating anxiety) tidak terjadi pada episode yang khusus. • Cenderung bertahan berjam-jam, harian atau lebih lama, dengan tingkat ringan – sedag • Tidak berhubungan dengan situasi eksternal spesifik • Tentang kejadian kehidupan biasa ( keamanan, pekerjaan, hubungan dan tanggung jawab). • Biasanya berkaitan dengan keluhan fisik (gangguan tidur, gelisah, ketegangna otot, gejala gastrointestinal dan sakit kepala kronik).
  • 7.
  • 8. Kriteria Diagnostik Gangguan Cemas Menyeluruh (DSM V) A. Kecemasan atau kekhawatiran yang berlebihan, yang terjadi sekurangnya selama 6 bulan, terhadap sejumlah kejadian atau aktivitas. B. Kekhawatiran tersebut bersifat berlebihan dan sulit dikendalikan. C. Kecemasan dan kekhawatiran tersebut disertai oleh tiga atau lebih dari 6 gejala berikut ini: 1. kegelisahan atau perasaan bersemangat 2. merasa mudah lelah 3. sulit berkonsentrasi atau pikiran menjadi kosong 4. iritabilitas 5. ketegangan otot 6. gangguan tidur (sulit jatuh tidur atau tetap tertidur, atau tidur yang gelisah dan tidak memuaskan) D. Kecemasan, kekhawatiran, atau gejala fisik menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau menimbulkan gangguan pada fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lain. E. Gangguan yang terjadi bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu zat (misalnya obat yang disalahgunakan), atau kondisi medis umum (misalnya hipertiroidisme), dan tidak terjadi semata-mata selama suatu gangguan mood, gangguan psikotik, atau gangguan perkembangan pervasif.
  • 9. Farmakoterapi Gangguan Cemas Menyeluruh Nama Obat Dosis (mg/hari) Efek Samping Lini pertama Escitalopram 10-20 Gangguan sistim pencernaan; mual, muntah diare, konstipasi, dll Sertralin 25-50 Venlafaksin-XR 75-150 Lini Kedua Alprazolam 0.25-4 Sedasi, pusing, sakit kepala Bromazepam 3-18 Klobazam 20-30 Lorazepam, 2-6 Diazepam 2.5-40 Buspiron 10-60 Imipramin 50-300 Antikolinergik Pregabalin 25-600 Sedasi, somnolens Lini Ketiga Mirtazapin 15-45 antihistamin Adjunctive Olanzapine 5-12.5 Peningkatan BB Adjunctive Risperidone 0.5-1 Sindrom ekstrapiramidal Tidak direkomendasikan Beta blocker (propanolol)
  • 10. Terapi Psikososial Gangguan Cemas Menyeluruh 1. Psikoedukasi a. Psikoedukasi adalah intervensi pada pasien dan keluarga dengan memberikan informasi tentang etiologi dari suatu penyakit, proses terapi, efek samping dari obat, strategi koping, edukasi keluarga dan pelatihan keterampilan hidup. b. Edukasi mengenai penyakit c. Edukasi kaitan antara pikiran dan gejala fisik d. Identifikasi pemicu dan menghilangkan pemicu yang mungkin (kafein, nikotin, pola makan, stressor sosial) 2. Terapi Perilaku Kognitif (Cognitive Behaviour Therapy/CBT) 1. Pikiran (kognisi) menentukan cara individu dalam merasakan dan berperilaku 2. Mengubah pikiran otomatis/distorsi kognitif 3. Teknik relaksasi : Latihan pernafasan
  • 11. Prognosis Gangguan Cemas Menyeluruh • Secara umum, prognosi GAD adalah baik bila mendapat penatalaksanaan yang sesuai. • Sekitar 50% pasien mendapat perbaikan dalam tiga minggu pertama pengobatan. • Sekitar 77% membaik dalam sembilan bulan pengobatan.
  • 12.
  • 15. Definisi Gangguan Afektif Gangguan suasana perasaan ialah perubahan suasana perasaan ( mood ) atau afek, biasanya ke arah depresi ( dengan atau tanpa ansietas yang menyertainya ), atau ke arah elasi ( suasana perasaan yang meningkat ). Merupakan gangguan pada afeksi (emosi) atau mood (suasana hati) seseorang. Dan penderita dapat mengalami depresi atau manik (kegirangan yang tidak wajar) atau dapat bergantian antara manik dan depresif (Atkinson dkk, 1992).
  • 17. F.30 Episode Manik Status mental abnormal yang ditandai dengan euforia, disinhibisi sosial, aliran pikiran yang cepat, susah tidur, berbicara terus menerus, mudah mengambil risiko, dan bersifat iritabilitas. F.31 Gangguan Bipolar Proses patofisiologi dari gangguan yang diduga sangat dipengaruhi oleh kontitusi genetik ini belum dimengerti sepenuhnya, sehingga membatasi dalam pengembangan terapi. Gangguan bipolar seringkali salah didiagnosis sebagai skizofrenia atau gangguan kepribadian. Karena itu pasien harus diperiksa secara menyeluruh dan diagnosis harus dibuat berdasarkan hasil temuan terkini. F.32 Episode Depresi Depresi merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk perubahan pada pola tidur dan nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, anhedonia, kelelahan, rasa putus asa dan tidak berdaya, serta bunuh diri
  • 19. Gejala A : • Perasaan depresif • Kehilangan minat dan kesenangan • Mudah menjadi lelah Gejala B : • Konsentrasi dan perhatian berkurang • Harga diri dan kepercayaan diri berkurang • Rasa bersalah dan tak berguna • Masa depan suram dan pesimis • Gagasan atau perbuatan membahayakan diri • Tidur terganggu • Nafsu makan berkurang
  • 20. Episode Depresif Ringan • Sekurang-kurangnya dua gejala A • Paling sedikit 2 dari gejala B • Telah berlangsung paling sedikit 2 minggu • Tidak boleh ada gejala yang berat • Masih dapat meneruskan pekerjaan dan kegiatan sosial.
  • 21. Episode Depresif Sedang • Paling sedikit dua dari gejala A • Paling sedikit tiga dari gejala B • Paling sedikit dua minggu • Mengalami kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan sosial
  • 22. Episode Depresif Berat Tanpa Gejala Psikotik • Tiga dari gejala A • Paling sedikit empat dari gejala B dan intensitas berat. • Paling sedikit telah berlangsung dua minggu atau gejala amat berat dan onset sangat cepat. • Tidak mungkin melakukan pekerjaan dan kegiatan sosial.
  • 23. Episode Depresif Berat dengan Gejala Psikotik • Sama seperti ad. 3 disertai dengan waham atau halusinasi, atau stupor depresif.
  • 25. • Gangguan depresi berat adalah suatu gangguan yang sering terjadi, dengan prevalensi seumur hidup kira-kira 15 % dan kemungkinan sekitar 25 % terjadi pada wanita. • Beberapa penelitian menunjukkan bahwa depresi mayor lebih sering diderita perempuan dibanding laki-laki dengan rasio 2:1. • Prevalensi selama kehidupan pada perempuan 10%-25% dan pada laki-laki 5%-12%. Walaupun depresi lebih sering terjadi pada perempuan, kejadian bunuh diri lebih sering terjadi pada laki-laki terutama usia muda dan tua.
  • 26. Gender Differences in The Prevalence of Depression
  • 27.
  • 28. Age Differences in The Prevalence of Depression
  • 29.
  • 31. Etiologi Depresi Faktor Biologis 1. Disregulasi pada amin biogenik • Norepinefrin • Penurunan regulasi atau penurunan sensitivitas dari reseptor a2 adrenergik • Penurunan respon terhadap antidepresan • Serotonin • Kadar serotonin yang rendah di LCS • Konsentrasi rendah dari uptake serotonin pada platelet • Dibuktikan denagan penggunan obat-obatan yang bersifat serotonergik  memperbaiki gejala
  • 32. 2. Neuroendokrin Berkaitan dengan pengaturan emosi di hipotalamus, kelenjar pituitari dan korteks adrenal yang bekerja sama dalam feedback biologis yang juga berkoneksi dengan sistem limbik dan korteks serebri. 3. Abnormalitas Otak • Berdasarkan studi neuroimaging, telah ditemukan abnormalitas pada 4 area otak pada individu dgn ggn. Mood: • Korteks prefrontal • Hipokampus • Korteks cingluate anterior • Amygdala • Berupa reduksi dari aktivitas metabolik dan reduksi volume dari gray matter
  • 34. 1. Jenis Kelamin • Wanita > pria • Berhubungan dengan kadar hormonal 2. Umur • Umumnya banyak pada masa dewasa muda • Rata-rata pada pertengahan usia 20. 3. Faktor Sosial-Ekonomi • Sebenarnya tidak ada hubungan spesifik tapi telah ditemukan bahwa gangguan mood lebih tinggi ditemukan pada kelompok sosial ekonomi yang rendah Faktor Resiko Depresi
  • 36. PATOFISIOLOGI DEPRESI • Teori Klasik “menurunnya neurotransmisi akibat kekurangan neurotransmitter di celah sinaps” Teori Terbaru • The Biogenic Amine Hypothesis • The Reseptor Sensitivity Hypothesis • The Permissive Hypothesis
  • 37. The Biogenic Amine Hypothesis Menyatakan bahwa depresi disebabkan karena kekurangan (defisiensi) senyawa monoamina, terutama: norepinefrin dan serotonin
  • 38.
  • 39. The Permissive Hypothesis • Kontrol emosi diperoleh dari keseimbangan antara serotonin dan norepinefrin. • Serotonin memiliki fungsi regulasi terhadap norepinefrin. • Norepinefrin = Depresi • Norepinefrin = Manik
  • 41. Terdapat keluarga yg depresi Faktor psikologis Usia Faktor fisik Etiologi Bertambah tua usia Genetik Tekanan dari masalah yg dihadapi Gen menurun pada keturunannya Penurunan produksi estrogen Sistem dopaminergik terganggu Usia produktif Banyak pikiran Dopamin menurun Stres yg tidak dapat dihadapi Maladaptiv terhadap stres Kepribadian Stress Pasangan hidup telah tiada Kepribadian dependen Tempat bergantung tidak ada Kepribadian disasosiasi Depresi
  • 42. Keputusasaan Kehilangan semangat dan murung Merasa tertekan Afektif Kognitif Sulit memfokuskan sesuatu Kebingungan Sulit memutuskan tindakan Pesimis Kehilangan minat & motivasi Menarik diri Kurang percaya diri Merasa bersalah Ada pikiran mencederai diri sendiri Sulit menerima informasi Ansietas Mengabaikan diri sendiri Menyendiri Hendaya Depresi Percobaan bunuh diri
  • 44. STATUS PSIKIATRI DATA PRIBADI Nama : ……………………………………………………………….. Jenis kelamin : Laki-laki Usia : 40 tahun Agama : ……………………………………………………………….. Pendidikan : ……………………………………………………………….. Suku / Warganegara : ……………………………………………………………….. Alamat : ……………………………………………………………….. Status perkawinan : sudah menikah (Istri sudah meninggal 2mg yang lalu) Pekerjaan : ……………………………………………………………….. Tanggal pemeriksaan : ……………………………………………………………….. No. CM : ……………………………………………………………….. Diperiksa oleh : ………………………………………………………………..
  • 45. Riwayat Psikiatri Riwayat psikiatri diperoleh dari hasil autoanamnesa dan alloanamnesa Alloanamnesis diperoleh dari : (tanggal/bulan/tahun) 1 2 3 Nama Alamat Pekerjaan Pendidikan Umur Agama Hubungan Lama Kenal Sifat Perkenalan
  • 46. Sebab/Keluhan Utama dibawa ke Rumah Sakit (berbentuk narasi) • Pasien dibawa ke Poli…. oleh…….. karena…………. • Pasien dibawa ke Poli Kejiwaan oleh keluarganya karena baru meminum baygon.
  • 47. Riwayat Penyakit Sekarang • Onset : 1 bulan • Stessor : Istri meninggal 2 bulan yang lalu karena kecelakaan . (aksis IV) • Hendaya : + ( jarang makan dan malas bekerja) • Kronologis : Berubah menjadi pemurung, memiliki rasa ingin mati, suka menangis sendiri (aksis V) • Riwayat pengobatan
  • 48. Riwayat Penyakit Dahulu • Gangguan Psikiatri • Gangguan Medis Umum : (aksis III) • Pengguna obat – obatan dan NAPZA
  • 49. Riwayat Kehidupan Pribadi • Riwayat perkembangan fisik • Riwayat perkembangan kepribadian : (aksis II) 1. Masa anak-anak 2. Masa remaja 3. Masa dewasa • Riwayat pendidikan • Riwayat pekerjaan (menjadi pemalas) • Kehidupan beragama • Riwayat kehidupan seksual dan perkawinan : (baru saja menduda karena ditinggal istri)
  • 50. Riwayat Kehidupan Pribadi • Riwayat Militer • Riwayat Pelanggaran Hukum • Riwayat Sosial • Situasi Hidup Sekarang • Riwayat Psikoseksual • Riwayat Keluarga: Kakak penderita pernah sakit seperti ini namun sudah meninggal • Mimpi, Fantasi, dan Nilai - nilai
  • 52. Deskripsi Umum: • Penampilan • Perilaku dan aktivitas psikomotor yang nyata : Pendiam dan sangat tertutup • Sikap terhadap pemeriksa Mood dan Hidup Emosi: • Mood • Hidup Emosi (HE) • Kesesuaian (HE)
  • 53. Pembicaraan: Persepsi: • Ilusi • Halusinasi: Negatif • Pikiran: • Proses pikir (bentuk pemikiran • Isi pikir: waham negatif Sensorium dan Kognisi: • Kesadaran • Orientasi • Daya ingat • Konsentrasi dan perhatian : Mengalami Retardasi • Membaca dan menulis • Kemampuan visuopasial • Pikiran abstrak
  • 54. Tilikan Daya Nilai: Tilikan: • Derajad 1 • Derajad 2 • Derajad 3 • Derajad 4 • Derajad 5 • Derajad 6 Realiabilitas: 1. Penyangkalan Total 2. Ambivalensi 3. Menyalahkan Faktor lain 4. Mengetahui Kesalahan tapi tidak mengetahui penyebab 5. Mengetahui dan dibantu tapi tidak diaplikasikan di kehidupan nyata 6. Sehat
  • 55. Evaluasi Multiaksial • Aksis I  terdiri dari gangguan klinis dan kondisi lain yang menjadi fokus perhatian klinis • Aksis II  terdiri dari gangguan kepribadian dan retardasi mental • Aksis III  mencatat adanya gangguan fisik atau kondisi medis umum lain yang muncul selain gangguan mental • Aksis IV  digunakan untuk mengkode masalah psikososial dan lingkungan yang secara signifikan berperan dalam timbulnya atau eksaserbasi gangguan saat ini • Aksis V  pengkajian fungsi secara umum (GAF) yang digunakan untuk menilai tingkat kemampuan pasien berfungsi secara keseluruhan selama waktu tertentu
  • 56. Skala Penilaian GAF Skala 91 - 100 Kemampuan berfungsi superior dalam berbagai aktivitas, masalah dalam hidup tampaknya selalu dapat diatasi, disegani sesame karena memiliki banyak kualitas positif. Tanpa gejala 81 – 90 Tidak ada atau ada gejala minimal, berfungsi baik di semua area, tertarik dan terlibat dalam berbagai aktivitas, elektif secara social, secara umum puas dengan kehidupannya, hnaya memiliki keprihatinan atay masalah sehari-hari 71 – 80 Bila tapak gejala, hanya bersifat sementara dan merupakan reaksi yang diharapkan terhadap stressor psikososial, tidak lebih dari hendaya kecil dalan fungsi social, pekerjaan, atau bersekolah 61 – 70 Beberapa gejala ringan, ATAU beberapa kesulitan dalam fungsi social, pekerjaan, atau bersekolah, namun secara umum dapat berfungsi cukup baik, memiliki sejumlah hubungan intrapersonal yang berarti 51 – 60 Gejala sedang ATAU kesulitan sedang dalam fungsi social, pekerjaan, atau bersekolah
  • 57. Skala 41 – 50 Gejala serius ATAU adanya gangguan serius dalam fungsi social, pekerjaan, atau bersekolah 31 – 40 Beberapa gangguan dalam uji realitas atau komunikasi ATAU gangguan mayor dalam beberapa area seperti pekerjaan, atau sekolah atau hubungan keluarga, daya nilai, berpikir, atau mood 21 – 30 Perilaku sangat dipengaruhi oleh waham dan halusinasi ATAU gangguan serius dalam komunikasi dan daya nilai ATAU ketidakmampuan untuk berfungsi pada hampir semua area 11 – 20 Sedikit berbahaya menyakiti diri sendiri atau orang lain ATAU sering gagal menjaga hygiene pribadi minimal ATAU gangguan berat dalam komunikasi 1 – 10 Bahaya persisten untuk menyakiti diri sendiri atau orang lain ATAU ketidakmampuan untuk menjaga hygiene pribadi minimal secara persisten ATAU tindakan bunuh diri yang serius dengan harapan yang jelas akan kematian 0 Informasi tidak adekuat
  • 58. 1. Aksis I : F 32.2. Episode Depresif berat tanpa gangguan psikiatrik 2. Aksis II : Z 03.2. Tidak ada diagnosis 3. Aksis III : tidak ada diagnosis 4. Aksis IV : Istri meninggal kecelakaan 5. Aksis V : GAF 20
  • 60. Tujuan Terapi 1. Keselamatan pasien terjamin 2. Kelengkapan evaluasi diagnostik pasien harus dilaksanakan 3. Rencana terapi bukan hanya untuk gejala tapi kesehatan jiwa pasien kedepannya harus diperhatikan.
  • 61. Terapi Non-Farmakoterapi RAWAT INAP Indikasi: • Kebutuhan prosedur diagnostik • Risiko bunuh diri dan melakukan pembunuhan. • ↓kemampuan perawatan diri dan pelindungan. • Riwayat gejala berulang. • Gejala klinis: ↓ BB, perbaikan minimal pada insomnia • Tiap perubahan gejala yg kurang baik pd pasien TERAPI KELUARGA • Jarang sebagai terapi primer • Bermanfaat utk mengurangi stres dan kekambuhan INDIKASI: • Untuk gangguan yang membahayakan perkawinan pasien • Gangguan dapat ditangani oleh keluarga.
  • 62. PSIKOTERAPI • Terapi pengembangan yang digunakan untuk menghilangkan atau mengurangi keluhan – keluhan serta mencegah kambuhnya gangguan pola perilaku maladatif (Depkes, 2007). • Psikoterapi merupakan terapi pilihan utama utuk pasien dengan menderita depresi ringan atau sedang Terapi Alternatif ECT (Electro Convulsive Therapy) • Terapi dengan mengalirkan arus listrik ke otak (Depkes, 2007 INDIKASI: • Tidak berespon terhadap farmakoterapi dengan dosis adekuat • Tidak dpt mentoleransi farmakoterapi • Tampilan klinis yang sangat berat yang memperlihatkan perbaikan sangat cepat dengan ECT.
  • 63. Farmakoterapi Antidepresan • Obat anti-depresi TRISIKLIK / TRICYCLIC ANTIDEPRESSANTS (TCA) ;- amitriptyline,imipramine,clomipramine,tianeptin • Obat anti-depresi TETRASIKLIK ;- maprotiline,mianserin,amoxapine • Obat anti-depresi MAOI reversible / Reversible Inhibitor of Monoamine Oxydase – A ( RIMA) ;- moclobemide
  • 64. • Obat anti –depresi SSRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitors);- sertaline .paroxetine,fluvoamine ,fluoxetine,duloxetine,citalopram • Obat anti-depresi Atypical ;- trazadone,mirtazapine,venlafaxine
  • 65. • Pada pemberian antidepressant ,efek antidepresan optimal dalam 3-4 minggu • Timbulnya efek samping,menunjukkan obat bekerja • Efek Samping SSRI – gelisah,mual,muntah • Efek Samping lain – hipotensi,penurunan libido,disfungsi ereksi,anorgasmia Obat trisiklik dan MAOI – gejala yang membaik dimulai dari perbaikan tidur,selera makan,perasaan kurang energi,terakhir perasaan depresi
  • 66. Durasi Pengobatan • Terapi antidepresan dipertahankan minimal 6 bulan atau sesuai lama pengobatan sebelumnya • Terapi stop  dosis diturunkan bertahap di atas 1 atau 2 minggu. Terapi Profilaksis • Tujuan: ↓jumlah & keparahan rekurens • Lama pemberian: 5 tahun Indikasi: - ep.depresi kurang 2 ½ thn - Tahap keseriusan episode depresi sebelumnya - Pikiran bunuh diri / ketidak mampuan fungsi psikososial - Ep.depresi ≥ 2x dlm 5 thn - Onset usia ≥ 50 thn - Riwayat sulit diterapi
  • 67. ECT (Elctroconvulsive theraphy) Indikasi 1. Obat tidak berhasil. 2. Kondisi pasien menuntut remisi segera (bunuh diri yang akut) 3. Pada beberapa depresi psikotik 4. Pada beberapa pasien tua yang tidak dapat mentoleransi obat (penyakit jantung)
  • 68. EDUKASI 1. Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga 2. Memahami masalah yang dihadapi 3. Menetapkan tujuan yang realistis 4. Brinteraksi dengan orang lain 5. Meminta bantuan kepada teman dan keluarga

Editor's Notes

  1. Dasar umum untuk gangguan depresi berat tidak diketahui, tetapi diduga faktor-faktor dibawah ini berperan yang telah ditemukan pada beberapa pasien dengan gangguan depresi :
  2. Selain itu jg ada Faktor Psikososial  peristiwa kehidupan dan stress lingkungan yang bisa menjadi stressor bagi seseorang. Dan jika org tersebut gagal beradaptasi dgn stressor tsb akan terjadi DEKOMPENSASI dan muncul gangguan2.
  3. Jenis kelamin Diskusi panel oleh American phychological assotiation menyatakan bahwa lebih banyaknya stres yang dihadapi wanita dalam kehidupan kontemporer. Masalah ekonomi yang dapat memicu terjadinya gangguan depresi