Riviw jurnal 4 kelelahan dan recovery dalam olahragaMuhammadMuslim30
Teks tersebut membahas tentang kelelahan dan recovery dalam olahraga. Secara singkat, teks menjelaskan bahwa latihan olahraga yang berlebihan dapat menyebabkan kelelahan pada atlet, namun diperlukan recovery untuk mengurangi kelelahan sehingga dapat meningkatkan kinerja atlet.
Dokumen tersebut membahas tentang kelelahan dan pemulihan dalam olahraga. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa latihan olahraga intensitas tinggi dapat menyebabkan kelelahan pada atlet. Kelelahan dapat berpengaruh negatif terhadap kualitas gerakan dan prestasi atlet. Oleh karena itu, diperlukan program pemulihan untuk mengurangi tingkat kelelahan dan meningkatkan adaptasi atlet.
Review jurnal 4 kelelahan dan recovery dalam olahragaIMAMHARISUTOMO
Makalah ini membahas tentang kelelahan dan recovery dalam olahraga. Ia menjelaskan bahwa kelelahan dapat disebabkan oleh akumulasi produk metabolisme seperti asam laktat, yang menurunkan kinerja otot. Makalah ini juga membahas tentang pentingnya recovery bagi atlet untuk memulihkan diri setelah latihan intens agar dapat meningkatkan kinerja kembali.
Dokumen tersebut membahas tentang kesehatan kerja, yang mencakup pengertian, tujuan, dan fokus utama kesehatan kerja menurut ILO dan WHO. Dokumen juga menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan dan produktivitas tenaga kerja, serta upaya pencegahan gangguan kesehatan akibat kerja melalui optimalisasi beban kerja, pengurangan beban lingkungan kerja, dan peningkatan kapasitas kerja.
Dokumen ini membahas tentang ilmu faal (fisiologi) yang mempelajari fungsi organ tubuh dan perubahan yang terjadi akibat pengaruh dalam dan luar tubuh. Ilmu faal olahraga mempelajari tubuh manusia saat berolahraga. Dokumen ini juga membahas struktur organisasi biologis dari tingkat sel hingga organisme dan pentingnya menjaga kesehatan sel untuk menentukan kualitas hidup.
[Ringkasan]
Laporan ini membahas implementasi identifikasi bahaya potensial dan penilaian risiko di area warehouse departemen PT Bukit Makmur Mandiri Utama. Tujuannya adalah mengenali dan mencegah kecelakaan kerja. Metode penelitian deskriptif menggambarkan proses identifikasi bahaya dan penilaian risiko. Berbagai bahaya operasional dan kondisional diidentifikasi dan dianalisis risikonya. Implementasi pengendalian risiko dilakukan untuk mencegah kecelakaan dan ker
Riviw jurnal 4 kelelahan dan recovery dalam olahragaMuhammadMuslim30
Teks tersebut membahas tentang kelelahan dan recovery dalam olahraga. Secara singkat, teks menjelaskan bahwa latihan olahraga yang berlebihan dapat menyebabkan kelelahan pada atlet, namun diperlukan recovery untuk mengurangi kelelahan sehingga dapat meningkatkan kinerja atlet.
Dokumen tersebut membahas tentang kelelahan dan pemulihan dalam olahraga. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa latihan olahraga intensitas tinggi dapat menyebabkan kelelahan pada atlet. Kelelahan dapat berpengaruh negatif terhadap kualitas gerakan dan prestasi atlet. Oleh karena itu, diperlukan program pemulihan untuk mengurangi tingkat kelelahan dan meningkatkan adaptasi atlet.
Review jurnal 4 kelelahan dan recovery dalam olahragaIMAMHARISUTOMO
Makalah ini membahas tentang kelelahan dan recovery dalam olahraga. Ia menjelaskan bahwa kelelahan dapat disebabkan oleh akumulasi produk metabolisme seperti asam laktat, yang menurunkan kinerja otot. Makalah ini juga membahas tentang pentingnya recovery bagi atlet untuk memulihkan diri setelah latihan intens agar dapat meningkatkan kinerja kembali.
Dokumen tersebut membahas tentang kesehatan kerja, yang mencakup pengertian, tujuan, dan fokus utama kesehatan kerja menurut ILO dan WHO. Dokumen juga menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan dan produktivitas tenaga kerja, serta upaya pencegahan gangguan kesehatan akibat kerja melalui optimalisasi beban kerja, pengurangan beban lingkungan kerja, dan peningkatan kapasitas kerja.
Dokumen ini membahas tentang ilmu faal (fisiologi) yang mempelajari fungsi organ tubuh dan perubahan yang terjadi akibat pengaruh dalam dan luar tubuh. Ilmu faal olahraga mempelajari tubuh manusia saat berolahraga. Dokumen ini juga membahas struktur organisasi biologis dari tingkat sel hingga organisme dan pentingnya menjaga kesehatan sel untuk menentukan kualitas hidup.
[Ringkasan]
Laporan ini membahas implementasi identifikasi bahaya potensial dan penilaian risiko di area warehouse departemen PT Bukit Makmur Mandiri Utama. Tujuannya adalah mengenali dan mencegah kecelakaan kerja. Metode penelitian deskriptif menggambarkan proses identifikasi bahaya dan penilaian risiko. Berbagai bahaya operasional dan kondisional diidentifikasi dan dianalisis risikonya. Implementasi pengendalian risiko dilakukan untuk mencegah kecelakaan dan ker
Dokumen tersebut membahas tentang fisiologi kerja yang meliputi definisi fisiologi kerja, beban kerja fisik dan mental, pembentukan energi melalui proses metabolisme, dan pengukuran beban kerja melalui pengukuran konsumsi oksigen dan denyut jantung."
Praktikum ini bertujuan untuk memahami pengaruh beban kerja terhadap tubuh dan mengukur konsumsi oksigen dan energi berdasarkan denyut jantung. Mahasiswa melakukan pengukuran denyut jantung saat mengayuh ergometer dan berjalan di treadmill pada kecepatan yang berbeda. Denyut jantung diukur setiap 30 detik selama aktivitas dan pemulihan untuk menentukan konsumsi oksigen dan energi.
Dokumen tersebut membahas tentang fisiologi kerja dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa fisiologi kerja adalah ilmu yang mempelajari kemampuan tubuh dalam melakukan kerja dan mempertahankan keseimbangan fisik dan psikologis. Dokumen juga menjelaskan berbagai metode pengukuran beban kerja fisik, faktor yang mempengaruhi beban kerja, akib
fisiologi psikologi dan biomekanika pekerjaannisazahra29
Teks tersebut membahas tentang pengukuran beban kerja fisik dan psikologis pada pekerjaan. Secara garis besar, dibahas mengenai pengukuran beban kerja fisik secara langsung dengan mengukur konsumsi oksigen dan energi, serta secara tidak langsung dengan mengukur denyut jantung. Juga dibahas mengenai pengukuran beban kerja psikologis secara subjektif menggunakan kuisioner NASA-TLX.
Dokumen tersebut membahas tentang peran fisiologi olahraga dalam menunjang prestasi. Fisiologi olahraga mempelajari perubahan fisiologis yang terjadi pada tubuh akibat olahraga, sehingga dapat merancang program latihan yang optimal untuk mencapai prestasi."
Dokumen tersebut membahas tentang gangguan kesehatan dan daya kerja akibat beban kerja dan faktor lingkungan kerja. Beberapa faktor yang dibahas antara lain beban fisik, mental, sosial, beban tambahan, kapasitas kerja, faktor lingkungan seperti penerangan, kebisingan, getaran, bau, suhu, dan kelembaban.
Dokumen tersebut membahas pengaruh faktor lingkungan kerja seperti pencahayaan, temperatur, dan tekanan terhadap kesehatan dan produktivitas pekerja. Faktor-faktor tersebut dapat memengaruhi kelelahan, efisiensi kerja, bahkan menyebabkan kecelakaan. Dokumen tersebut juga menjelaskan standar dan cara mengukur serta mengendalikan faktor-faktor lingkungan kerja agar tidak merugikan kesehatan pekerja."
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang:
1. Pengkalan anatomi dan fisiologi manusia
2. Prinsip dan kegunaan latihan litar
3. Prosedur pengiraan kadar denyutan jantung dan parameter latihan
Dokumen tersebut membahas tentang fisiologi kerja yang meliputi definisi fisiologi kerja, beban kerja fisik dan mental, pembentukan energi melalui proses metabolisme, dan pengukuran beban kerja melalui pengukuran konsumsi oksigen dan denyut jantung."
Praktikum ini bertujuan untuk memahami pengaruh beban kerja terhadap tubuh dan mengukur konsumsi oksigen dan energi berdasarkan denyut jantung. Mahasiswa melakukan pengukuran denyut jantung saat mengayuh ergometer dan berjalan di treadmill pada kecepatan yang berbeda. Denyut jantung diukur setiap 30 detik selama aktivitas dan pemulihan untuk menentukan konsumsi oksigen dan energi.
Dokumen tersebut membahas tentang fisiologi kerja dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa fisiologi kerja adalah ilmu yang mempelajari kemampuan tubuh dalam melakukan kerja dan mempertahankan keseimbangan fisik dan psikologis. Dokumen juga menjelaskan berbagai metode pengukuran beban kerja fisik, faktor yang mempengaruhi beban kerja, akib
fisiologi psikologi dan biomekanika pekerjaannisazahra29
Teks tersebut membahas tentang pengukuran beban kerja fisik dan psikologis pada pekerjaan. Secara garis besar, dibahas mengenai pengukuran beban kerja fisik secara langsung dengan mengukur konsumsi oksigen dan energi, serta secara tidak langsung dengan mengukur denyut jantung. Juga dibahas mengenai pengukuran beban kerja psikologis secara subjektif menggunakan kuisioner NASA-TLX.
Dokumen tersebut membahas tentang peran fisiologi olahraga dalam menunjang prestasi. Fisiologi olahraga mempelajari perubahan fisiologis yang terjadi pada tubuh akibat olahraga, sehingga dapat merancang program latihan yang optimal untuk mencapai prestasi."
Dokumen tersebut membahas tentang gangguan kesehatan dan daya kerja akibat beban kerja dan faktor lingkungan kerja. Beberapa faktor yang dibahas antara lain beban fisik, mental, sosial, beban tambahan, kapasitas kerja, faktor lingkungan seperti penerangan, kebisingan, getaran, bau, suhu, dan kelembaban.
Dokumen tersebut membahas pengaruh faktor lingkungan kerja seperti pencahayaan, temperatur, dan tekanan terhadap kesehatan dan produktivitas pekerja. Faktor-faktor tersebut dapat memengaruhi kelelahan, efisiensi kerja, bahkan menyebabkan kecelakaan. Dokumen tersebut juga menjelaskan standar dan cara mengukur serta mengendalikan faktor-faktor lingkungan kerja agar tidak merugikan kesehatan pekerja."
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang:
1. Pengkalan anatomi dan fisiologi manusia
2. Prinsip dan kegunaan latihan litar
3. Prosedur pengiraan kadar denyutan jantung dan parameter latihan
1. 2. Pada penelitian Oneng septy Hary meneliti tentang hubungan kelelahan dengan
produktivitas sedangkan penelitian ini tentang tekanan panas dengan tingkat
kelelahan.
3. Pada penelitian Joko Puspito meneliti tentang perbedaan tingkat kelelahan pada
pekerja shift pagi dan shift malam sedangkan penelitian ini hubungan tekanan panas
dengan tingkat kelelahan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kelelahan
1. Pengertian Kelelahan
12
2. Kelelahan merupakan suatu perasaan yang bersifat subyektif. Kelelahan
adalah aneka keadaan yang disertai penurunan efisiensi dan kebutuhan dalam
bekerja. Kelelahan merupakan suatu mekanisme perlindungan agar tubuh
terhindar dari kerusakan lebih lanjut, sehingga akan terjadi pemulihan.
Kata kelelahan menunjukkan keadaan yang berbeda-beda, tetapi
semuanya berakibat pengurangan kapasitas kerja dan ketahanan. Terdapat 2 jenis
kelelahan yaitu kelelahan umum dan kelelahan otot. Kelelahan otot dapat ditandai
dengan perasaan nyeri dan tremor yang terdapat pada otot, sedangkan kelelahan
umum ditandai dengan berkurangnya kemauan untuk bekerja/bergerak yang
sebabnya adalah persyarafan atau psikis.3)
Kelelahan harus dibedakan dengan kejemuan, sekalipun kejemuan
merupakan salah satu faktor penyebab kelelahan. Jemu adalah dimana lingkungan
kurang memberi rangsangan kepada tenaga kerja.6)
2. Sebab dan Tanda Kelelahan
Faktor-faktor penyebab terjadinya kelelahan.
a. Keadaan monoton
Pekerjaan yang monoton bersifat diulang-ulang, rutinitas dan hanya
kadang-kadang saja memerlukan perhatian. Keadaan monoton juga dapat
berasal dari lingkungan kerja yaitu lingkungan kerja yang tidak
menyenangkan baik dari penghuni maupun dekorasi dan penataan ruang.5)
b. Beban kerja dan lamanya kerja fisik dan mental
Jenis pekerjaan yang berat akan membutuhkan istirahat yang lebih sering
dan waktu kerja yang pendek. Untuk pekerjaan yang demikian otot sistem
kardiovaskuler dan paru harus bekerja sangat berat. Keadaan tersebut tidak
boleh terjadi dalam waktu yang lama. Istirahat berguna untuk memulihkan
tenaga dan melanjutkan aktivitas berikutnya. Apabila waktu kerja
diperpanjang melebihi kemampuan tenaga kerja, dapat menimbulkan
kelelahan. Istirahat sangat penting untuk menjernihkan pikiran terutama untuk
kerja mental.5)
13
3. c. Lingkungan fisik
1) Kebisingan
Kebisingan diatas batas normal perlu disisihkan dari tempat kerja guna
mencegah kemerosotan syaraf karyawan, mengurangi kelelahan mental dan
meningkatkan moral kerja.
2) Penerangan
Penerangan yang baik memungkinkan tenaga kerja melihat obyek yang
dikerjakan dengan jelas, cepat dan tanpa upaya-upaya yang tidak perlu.
Disamping itu penerangan yang baik memberikan kesan pemandangan yang
lebih baik dan keadaan lingkungan yang menyegarkan. Permasalahan
penerangan adalah meliputi kemampuan manusia untuk melihat sesuatu,
serta usaha-usaha yang dilakukan untuk melihat obyek lebih baik.
3) Iklim Kerja
Berdasarkan keputusan menteri tenaga kerja nomor KEP 51/Men/1999
tentang Nilai Ambang Batas ( NAB ) faktor fisika di tempat kerja adalah
hasil perpaduan antara suhu, kelembaban, kecepatan gerak udara dan panas
radiasi dengan tingkat pengeluaran dari tenaga kerja sebagai akibat
pekerjaannya. NAB untuk iklim kerja menggunakan parameter indeks suhu
basah dan bola ( ISBB ).
d. Kondisi Psikologis
Kelelahan secara psikologis biasannya merupakan kelelahan kronis
dimana faktor-faktor psikologis secara kontinyu menetap dan akhirnya
menjadi kelelahan kronis.5)
e. Sikap Kerja
Pada sikap kerja statis, peredaran darah berkurang sehingga glukosa dan
oksigen yang menuju ke otot menjadi terhambat dan harus menggunakan
cadangan yang ada dan sisa metabolisme tidak dapat dibuang karena inilah
otot yang bekerja statis akan terasa nyeri dan langsung menjadi lelah.5)
f. Faktor individu
1) Status kesehatan
14
4. Ada beberapa jenis penyakit yang dapat mempengaruhi kelelahan
penyakit tersebut antara lain :
a) Tekanan darah
Pada tekanan darah rendah kerja jantung untuk memompa darah ke
bagian tubuh yang membutuhkan, kurang maksimal dan lambat
sehingga kebutuhan oksigen tidak terpenuhi. Akibatnya proses kerja
yang membutuhkan oksigen terhambat. Pada kerja fisik, tanpa oksigen
akan dihasilkan asam laktat yang menyebabkan kelelahan karena zat
itu tidak dimetabolisme kembali menjadi glikogen.13)
. b) Tekanan darah tinggi
Pada tenaga kerja yang menderita tekanan darah tinggi akan
menyebabkan kerja jantung membesar. Pada saatnya tidak akan
mampu mendorong darah beredar ke seluruh tubuh, dan sebagian
bertumpuk pada jaringan seperti tungkai dan paru. Selanjutnya akan
sesak nafas bila ada pergerakan sedikit karena tidak tercukupi
kebutuhan oksigen akibat proses pertukaran oksigen terhambat. Pada
tungkai terjadi penumpukan sisa metabolisme yang berakibat
kelelahan.13)
c) Penyakit jantung
Seseorang akan mengalami nyeri jantung bila jantung kekurangan
darah. Karena kebanyakan penyakit jantung terutama mengenai bilik
kiri jantung sehingga paru akan mengalami bendungan dan penderita
akan mengalami sesak nafas. Hal ini cenderung terjadi di saat
melakukan kerja fisik yang disebabkan karena berkurangnya aliran
darah dan oksigen ke otot. 14)
d) Penyakit gangguan ginjal
Seseorang yang mengalami gangguan ginjal, sistem pengeluaran
metabolisme akan terganggu sehingga tertimbun dalam darah.
Penimbunan sisa metabolisme ini menyebabkan kelelahan.15)
e) Penyakit asma
15
5. Pada penyakit asma terjadi gangguan saluran udara di bronkus dan
bronkiolus. Serabut oksigen berkerut berkali-kali dalam waktu yang
singkat, sehingga lubang menjadi sangat kecil dan menyebabkan
kesulitan bernafas. Lubang saluran udara yang sempit akan
menghambat aliran udara yang melintasinya dan diperlukan tenaga
yang lebih banyak untuk bernafas.16)
2) Jenis kelamin
Pada tenaga kerja wanita akan terjadi siklus biologis setiap bulan di
dalam mekanisme tubuhnya sehingga akan mempengaruhi kondisi fisik
maupun spikisnya dan hal ini akan menyebabkan tingkat kelelahan wanita
akan lebih besar dari pada tingkat kelelahan pria.
3) Usia
Pada usia yang meningkat akan diikuti dengan proses degradasi dari
organ sehingga dalam hal ini kemampuan organ akan menurun. Dengan
adanya penurunan kemampuan organ, maka hal ini akan menyebabkan
tenaga kerja akan semakin mudah mengalami kelelahan.Menurut
grandjean,1988 usia yang beresiko terhadap kelelahan adalah usia yang
lebih dari 45 tahun.21)
4) Status gizi
Status gizi adalah salah satu faktor dari faktor kapasitas kerja, dimana
keadaan gizi buruk dengan beban kerja yang berat akan mengganggu kerja
dan menurunkan efisiensi serta mengakibatkan kelelahan. 11)
Pada tenaga
kerja dengan status gizi yang rendah dan berlebih memerlukan lebih
banyak energi dari pada tenaga kerja dengan status gizi yang normal.
Beberapa ukuran antropometri dapat digunakan untuk mengetahui status
gizi. Pada orang dewasa, pengukuran status gizi dapat menggunakan
rumus indeks massa tubuh (IMT) yaitu:
IMT = BB / TB2
Dengan keterangan :
BB : berat badan dalam kilogram
16
6. TB : tinggi badan dalam centimeter
5) Aklimatisasi
Aklimatisasi terhadap panas berarti suatu proses penyesuaian yang
terjadi pada seseorang selama seminggu pertama berada di tempat panas,
sehingga setelah itu ia mampu bekerja tanpa pengaruh tekanan panas.
Orang-orang Indonesia pada umumnya beraklimatisasi dengan iklim
tropis yang suhunya sekitar 20-300
C, dengan kelembaban sekitar 85-95%.
Kegiatan aklimatisasi dilakukan pada pekerja dengan cara pada hari
pertama ia bekerja di beri paparan sebanyak 20% pada hari selanjutnya
setiap harinya bertambah 20%, sehingga proses aklimatisasi berlangsung
selama 5 -7 hari atau seminggu.22)
6) Konsumsi air minum
Tenaga kerja yang bekerja di tempat dengan suhu tinggi, kebutuhan air
dan garam sebagai pengganti cairan yang hilang perlu mendapat perhatian.
Kekurangan air yang berlebihan dalam tubuh, sehubungan dengan
keluarnya keringat yang mengandung garam natrium dan klorida, akan
mengakibatkan penurunan kekuatan dan terjadi kelelahan. Menurut Osha
Technical Manual kebutuhan air pada tenaga kerja sebesar 200 cc tiap 20
menit.22)
Pengaruh-pengaruh ini berkumpul di dalam tubuh dan mengakibatkan
perasaan lelah. Perasaan ini tepat menyebabkan seseorang berhenti bekerja seperti
halnya kelelahan fisiologis berakibatkan tidur. Kelelahan mudah ditiadakan
dengan istirahat.
Kelelahan kerja pada suatu industri berkaitan pada gejala-gejala yang saling
berhubungan yaitu perasaan lelah dan perubahan fisiologis dalam tubuh ( saraf
dan otot tidak berfungsi dengan baik atau tidak secepat pada keadaan normal )
yang disebabkan oleh perubahan kimiawi setelah bekerja dan dapat menurunkan
kapasitas kerja. Kelelahan kerja merupakan kriteria yang kompleks yang tidak
hanya menyangkut kelelahan fisiologis dan psikologis tetapi dominan
17
7. hubungannya dengan penurunan kinerja fisik, adanya perasaan lelah, penurunan
motivasi dan penurunan produktivitas kerja.3)
Tanda-tanda utama terjadinya kelelahan adalah hambatan terhadap fungsi-
fungsi kesadaran otak. Orang yang mengalami kelelahan mengalami tanda-tanda
penurunan perhatian, perlambatan dan hambatan persepsi, lambat dan sukar
berfikir, kurangnya kemauan dan dorongan untuk bekerja, kurangnya efisiensi
kegiatan-kegiatan fisik dan mental.
3. Akibat Kelelahan
Kelelahan kerja merupakan komponen kelelahan fisik yang melibatkan
kecepatan tangan dan fungsi mata serta memerlukan konsentrasi terus-menerus
dapat menyebabkan kelelahan fisiologis dan disertai penurunan keinginan untuk
bekerja yang disebabkan oleh faktor psikis yang mengakibatkan timbulnya
perasaan lelah. Kelelahan yang dialami secara terus menerus setiap hari berakibat
keadaan kelelahan yang kronis. Perasaan lelah tidak saja terjadi sesudah bekerja,
tetapi juga selama bekerja, bahkan kadang-kadang sebelumnya. Perasaan lesu
tampak sebagai suatu gejala. Gejala-gejala psikis adalah perbuatan-perbuatan
antisosial dan tak cocok dengan sekitarnya, depresi, kurangnya tenaga beserta
kehilangan inisiatif.2)
4. Pengukuran Kelelahan
Untuk mengetahui tingkat kelelahan tenaga kerja dapat dilakukan dengan
berbagai macam pendekatan yaitu :
a. Pengukuran waktu reaksi
b. Uji hilangnya kelipan (Flicker Fusion Test)
c. Pengamatan tentang koordinasi dan efisiensi kegiatan fisik
d. Kuesioner alat ukur perasaan kelelahan kerja (KAUPK2)
e. Kuesioner kelelahan 30 item
Untuk penelitian ini parameter yang digunakan untuk mengukur kelelahan
adalah waktu reaksi (reaction timer), merupakan reaksi sederhana atas rangsang
tunggal atau reaksi-reaksi yang memerlukan koordinasi. Alat yang dipergunakan
18
8. untuk melakukan waktu reaksi ini adalah alat reaction timer. Prinsip kerja dari
alat ini yaitu pemberian rangsang tunggal berupa signal cahaya yang kemudian
akan direspon secepatnya oleh tenaga kerja, kemudian dapat dihitung waktu
reaksi tenaga kerja dengan mencatat waktu yang dibutuhkan untuk merespon
signal tersebut. Dalam perhitungan waktu reaksi setiap tenaga kerja dilakukan
pengukuran sebanyak 20 kali, tetapi untuk hasil pengukuran 1-5 dan 16-20
diabaikan, sedangkan hasil pengukuran yang ke 6-15 akan di rata-rata dan
selanjutnya akan ditetapkan sebagai waktu reaksi tenaga kerja yang bersangkutan.
Alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan waktu reaksi adalah : reaction
timer.
B. Tekanan Panas
1. Pengertian tekanan panas
Tekanan panas adalah kombinasi dari suhu udara. Kelembaban udara.
Kecepatan gerakan dan suhu radiasi. Kombinasi keempat faktor itu dihubungkan
dengan produksi panas oleh tubuh disebut tekanan panas. Suhu udara dapat
diukur dengan termometer dan disebut suhu kering. Kelembaban udara diukur
dengan menggunakan hygrometer. Sedangkan suhu dan kelembaban dapat diukur
bersama-sama dengan Sling psychrometer atau Arsmann psychrometer yang
menunjukkan suhu basah sekaligus. Suhu basah adalah suhu yang ditunjukan
suatu termometer yang dibasahi dan ditiupkan udara padanya, dengan demikian
suhu tersebut menunjukkan kelembaban relatif. Kecepatan udara yang besar dapat
diukur dengan suatu anemometer, sedangkan kecepatan kecil diukur dengan
memakai termometer kata. Suhu radiasi diukur dengan suhu termometer bola.
2. Kelainan / Gangguan akibat tekanan panas
a. Miliaria Rubra ( heat Rash)
Sering dijumpai pada pekerja fisik yang tinggal didaerah beriklim panas.
Tampak adanya bintik papulovesikal kemerahan pada kulit yang terasa nyeri
bila kepanasan. Hal ini terjadi sebagai akibat sumbatan kelenjar keringat dan
19
9. terjadi retensi keringat disertai reaksi peradangan. Kelainan ini dapat
mengganggu tidur sehingga efisiensi fisiologik menurun dan meningkatkan
kelelahan kumulatif.
b. Kejang panas ( heat cramp )
Dapat terjadi sebagai kelainan tersendiri atau bersama dengan kelelahan
panas. Kejang otot timbul secara mendadak, terjadisetempat atau menyeluruh.
Penyebab utamanya adalah karena defisiensi garam. Kejan otot yang berat
dalam udara panas menyebabkan produksi keringat menjadi lebih banyak.
Bersamaan dengan keluarnya keringat yang banyak, hilang sejumlah air dan
garam.
c. Kelelahan panas ( heat exhaustion )
Kelelahan panas dapat terjadi pada keadaan dehidrasi atau defisiensi garam
tanpa dehidrasi. Kelainan ini dapat dipercepat terjadinya pada orang-orang yang
kurang minum, berkeringat banyak, muntah-muntah, diare atau penyebab lain
yang mengakibatkan pengeluaran air berlebihan.
d. Sengatan panas (heat stroke, heat pyrexia, sun stroke )
Sengatan panas adalah suatu keadaan darurat medik dengan angka kematian
yang tinggi, karena merupakan pengaruh panas kepada pusat temperature panas
di otak. Pada kelelahan panas, mekanisme pengatur suhu bekerja berlebihan
tetapi masih berfungsi, sedangkan pada sengatan panas, mekanisme pengatur
suhu tubuh sudah tidak berfungsi lagi disertai pula dengan terhambatnya proses
evaporasi secara total.
3. Faktor Penyebab Pertukaran Panas
Suhu tubuh manusia dipertahankan hampir menetap oleh suatu sistem
pengatur suhu. Suhu menetap ini adalah akibat kesetimbangan diantara panas
yang dihasilkan di dalam tubuh sebagai akibat metabolisme dan pertukaran panas
yang dihasilkan didalam tubuh dengan lingkungan sekitar. Faktor-faktor yang
20
10. menyebabkan pertukaran panas di antara tubuh dengan sekitarnya adalah
konduksi, konveksi, radiasi dan penguapan. Konduksi ialah pertukaran panas di
antara tubuh dan benda-benda sekitar dengan melalui sentuhan atau kontak.
Konduksi dapat menghilangkan panas dari tubuh, apabila benda-benda sekitar
lebih dingin suhunya, dan dapat menambah panas kepada tubuh, manakala benda-
benda sekitar lebih panas dari badan manusia. Konveksi adalah pertukaran panas
dari badan dengan lingkungan melalui kontak udara dengan tubuh. Udara adalah
pengantar panas yang kurang baik, tetapi dengan kontak dengan tubuh dapat
terjadi pertukaran panas dengan tubuh. Tergantung dari suhu udara dan kecepatan
angin. Konveksi memainkan peranan dalam pertukaran panas. Konveksi dapat
mengurangi atau menambah panas pada tubuh manusia. Setiap benda termasuk
tubuh manusia selalu memancarkan gelombang panas. Tergantung dari suhu-suhu
benda-benda sekitar, tubuh menerima atau kehilangan panas lewat mekanisme
radiasi. Selain itu dan penting sekali, manusia dapat berkeringat dengan
penguapan dipermukaan kulit atau melalui paru-paru tubuh kehilangan panas
untuk penguapan.3)
4. Hubungan Interaktif Panas Lingkungan Manusia
Bila seseorang sedang bekerja,tubuh pekerja tersebut akan mengadakan
interaksi dengan keadaan kondisi lingkungan, yang terdiri dari suhu udara,
kelembaban dan gerakan atau aliran udara.
a. Suhu Udara
Jika suhu udara tinggi maka tubuh akan memperoleh panas dengan cara
konveksi.
b. Kelembaban Udara
Salah satu cara penurunan suhu tubuh adalah dengan evaporasi (penguapan).
Evaporasi adalah proses perubahan sifat dari bentuk air menjadi gas (uap). Pada
tubuh manusia, penguapan terjadi melalui pernapasan (paru-paru) dan keringat
(kulit). Yang terbanyak adalah melalui kulit. Keringat yang keluar akan lebih
cepat menguap bila kelembaban udara rendah. Penguapan ini terjadi dengan
mengambil panas tubuh. Jadi berkeringat dapat menurunkan suhu tubuh, namun
21
11. terjadi bila ada penguapan. Pada lingkungan pada kelembaban tinggi, seseorang
dapat berkeringat tanpa memperoleh efek pendinginan. Keringat tidak menguap
tetapi menetes.
c. Gerakan atau Aliran Udara
Gerakan atau aliran uadar adalah faktor penting dalam membantu penurunan
suhu tubuh. Adanya aliran udara menyebabkan udara yang terdapat dilapisan
dekat kulit dapat diganti oleh udara yang suhunya rendah dan lebih kering.4)
5. Cara Menetapkan Besarnya Tekanan Panas
Indikator tekanan panas digunakan untuk menggambarkan lingkungan kerja
dalam hubungan dengan pengaruh panas, para ahli telah menemukan beberapa
cara untuk mengukur dengan mencoba menyatukan efek-efek dari berbagai faktor
yang mempengaruhi pertukaran panas tersebut manusia dengan lingkungan ke
dalam suatu indeks tunggal
Terdapat beberapa cara untuk menetapkan besarnya tekanan panas, sebagai
berikut :
a Suhu effektif, yaitu sensoris dari tingkat panas yang dialami oleh seseorang
tanpa baju dan kerja enteng dalam berbagai kombinasi suhu, kelembaban
dan kecepatan aliran udara. Kelemahan penggunaan suhu effektif ialah tidak
memperhitungkan panas radiasi dan panas metabolisme tubuh sendiri. Untuk
penyempurnaan pemakaian suhu effektif dengan memperhatikan suhu radiasi.
b Indeks suhu basah dan bola ( Corected Effective Temperature Scale ). Yaitu
rumus-rumus sebagai berikut :
I.S.B.B. = 0,7 x suhu basah + 0,2 x suhu radiasi + 0,1 suhu kering ( Untuk
bekerja dengan sinar matahari )
I.S.B.B. = 0,7 x suhu basah + 0,3 x suhu radiasi ( Untuk pekerjaan tanpa
penyinaran sinar matahari )
c. Indeks kecepatan keluar keringat selama 4 jam ( Predicted-4-hour sweetrate
disingkat P4SR ), yaitu banyaknya keringat yang keluar selama 4 jam.
Sebagai akibat kombinasi suhu, kelembaban dan kecepatan gerak udara serta
22
12. panas radiasia. Dapat pula dikoreksi dengan pakaian dan tingkat kegiatan
pekerjaan-pekerjaan.
d. Indeks Belding Hacth, yaitu dihubungkan dengan kemampuan berkeringat dari
orang standard yaitu seseorang muda dengan tinggi 170 cm dan berat 154
pond, dalam keadaan sehat dan memiliki kesegaran jasmani, serta
beraklimatisasi terhadap panas. Dalam lingkungan panas efek pendinginan
dari penguapan keringat adalah terpenting untuk keseimbangan termis. Maka
dari itu, belding hacth mendasarkan indeknya atas perbandingan banyaknya
keringat yang diperlukan untuk mengimbangi panas dan kapasitas maksimal
tubuh untuk berkeringat. 2)
6. Mekanisme terjadinya kelelahan akibat tekanan panas
Lingkungan kerja memiliki faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan
baik secara alamiah maupun modifikasi oleh manusia. Perbaikan lingkunagn
kerja adalah salah satu upaya untuk menciptakan lapangan kerja yang sehat
sehingga tenaga kerja mampu melaksanakan pekerjaannya lebih efisien dan
produktif.
Akibat suhu lingkungan tinggi, suhu tubuh akan meningkat ( tubuh
mendapat pemanasan yang berlebih ) maka terjadi vasodilatasi pembuluh
darah dan akan terjadi pengeluaran keringat yang disekresi ke permukaan
kulit. Apabila terjadi pengeluaran keringat yang berlebihan maka akan terjadi
kekurangan cairan
Kehilangan cairan yang berlebihan menyebabkan penurunan volume
plasma. Bila keadaan telah mencapai taraf ini, berarti proses berkeringat juga
menurun, atau berarti proses penurunan suhu tubuh yang paling penting
terhenti. Karena panas terus diproduksi dari proses metabolisme, suhu tubuh
juga terus bertambah tanpa ada kesempatan turun. Sampai akhirnya seluruh
system kolaps. Akibat kolaps sirkulasi darah perifer adalah kelelahan panas
23
13. karena dehidrasi dan defisiensi garam (terutama garam natrium dan klorida).
Keluarnya ion natrium dan klorida akan menyebabkan penurunan kekuatan.
Hal ini akan menyebabkan penurunan kontraksi otot sehingga mengalami
kelelahan. Kelainan ini dapat dipercepat terjadinya pada orang-orang yang
kurang minum, berkeringat banyak, muntah-muntah, diare atau penyebab lain
yang mengakibatkan pengeluaran air berlebih.4)
Tabel 2.1
NILAI AMBANG BATAS IKLIM KERJA
INDEKS SUHU BASAH DAN BOLA (ISBB) YANG DI PERKENANKAN
Pengaturan waktu kerja setiap jam ISBB (0
C)
Beban kerja
Waktu kerja Waktu istirahat Ringan Sedang Berat
Bkrj terus
menerus
(8jam/hr)
- 30,0 26,7 25,0
75% kerja 25% istirahat 30,6 28,0 25,9
50% kerja 50% istirahat 31,4 29,4 27,9
25% kerja 75% istirahat 32,2 31,1 30,0
Sumber : Keputusan Menteri Tenaga Kerja No KEP 51/MEN/1999
Berdasarkan surat keputusan Menteri Tenaga Kerja No : 51/MEN/1999 tentang
NAB (Nilai Ambang Batas) ISBB penggunaannya berdasarkan prosentase waktu
kerja dan istirahat.
Untuk melihat besarnya beban kerja dapatlah dipakai nilai nadi dalam tabel
Christensen.
Tabel 2.2
NADI KERJA MENURUT TINGKAT BEBAN KERJA
BEBAN KERJA NADI KERJA (PER MENIT)
Sangat ringan <75
Ringan 76-100
Sedang 101-125
24
14. Berat >125
Sumber : 10
C. Kerangka Teori
Berdasarkan teori diatas disusun kerangka teori sebagai berikut :
25
Miliaria Rubra
1. Suhu kulit naik
2. Vasodilatasi pembuluh darah di otot
dan kulit
3. Vasodilatasi lebih lanjut dan keluar
keringat
4. Kehilangan garam
5. Kehilangan cairan
6. Penurunan kekuatan
7. Penurunan kontraksi otot
Heat stroke
Tekanan Panas
Pertukaran panas:
- konduksi
- konveksi
- radiasi
- penguapan
Heat cramps
Heat exhaustion
Kelelahan
1. Hambatan terhadap fungsi
kesadaran otak
2. Penurunan perhatian
3. Perlambatan dan
hambatan persepsi
4. Lambat dan sukar berfikir
5. Kurangnya kemauan dan
dorongan untuk bekerja
6. Kurangnya efisiensi
kegiatan-kegiatan fisik
dan mental
Keadaan monoton
Beban kerja dan
lamanya kerja fisik
dan mental
Kondisi
psikologis
Sikap kerja
15. Sumber : 1,3
D. Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian ini adalah :
Keterangan * : Yang di beri tanda diukur
26
Variabel terikat :
Tingkat kelelahan
Variabel bebas :
Tekanan panas
Variabel Pengganggu :
- Usia *
- Riwayat penyakit *
- Beban kerja
- Aklimatisasi
- Ukuran tubuh
- Keadaan monoton
- Lingkungan fisik
- Kondisi psikologi
- Sikap kerja
- Jenis kelamin *
- Status gizi
- Konsumsi air
Lingkungan
fisik:
-Kebisingan
-Penerangan
-Iklim kerja
Faktor individu:
- Riwayat penyakit
- Jenis kelamin
- Usia
- Status gizi
- Aklimatisasi
-Konsumsi air
minum