SlideShare a Scribd company logo
2. Pada penelitian Oneng septy Hary meneliti tentang hubungan kelelahan dengan
produktivitas sedangkan penelitian ini tentang tekanan panas dengan tingkat
kelelahan.
3. Pada penelitian Joko Puspito meneliti tentang perbedaan tingkat kelelahan pada
pekerja shift pagi dan shift malam sedangkan penelitian ini hubungan tekanan panas
dengan tingkat kelelahan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kelelahan
1. Pengertian Kelelahan
12
Kelelahan merupakan suatu perasaan yang bersifat subyektif. Kelelahan
adalah aneka keadaan yang disertai penurunan efisiensi dan kebutuhan dalam
bekerja. Kelelahan merupakan suatu mekanisme perlindungan agar tubuh
terhindar dari kerusakan lebih lanjut, sehingga akan terjadi pemulihan.
Kata kelelahan menunjukkan keadaan yang berbeda-beda, tetapi
semuanya berakibat pengurangan kapasitas kerja dan ketahanan. Terdapat 2 jenis
kelelahan yaitu kelelahan umum dan kelelahan otot. Kelelahan otot dapat ditandai
dengan perasaan nyeri dan tremor yang terdapat pada otot, sedangkan kelelahan
umum ditandai dengan berkurangnya kemauan untuk bekerja/bergerak yang
sebabnya adalah persyarafan atau psikis.3)
Kelelahan harus dibedakan dengan kejemuan, sekalipun kejemuan
merupakan salah satu faktor penyebab kelelahan. Jemu adalah dimana lingkungan
kurang memberi rangsangan kepada tenaga kerja.6)
2. Sebab dan Tanda Kelelahan
Faktor-faktor penyebab terjadinya kelelahan.
a. Keadaan monoton
Pekerjaan yang monoton bersifat diulang-ulang, rutinitas dan hanya
kadang-kadang saja memerlukan perhatian. Keadaan monoton juga dapat
berasal dari lingkungan kerja yaitu lingkungan kerja yang tidak
menyenangkan baik dari penghuni maupun dekorasi dan penataan ruang.5)
b. Beban kerja dan lamanya kerja fisik dan mental
Jenis pekerjaan yang berat akan membutuhkan istirahat yang lebih sering
dan waktu kerja yang pendek. Untuk pekerjaan yang demikian otot sistem
kardiovaskuler dan paru harus bekerja sangat berat. Keadaan tersebut tidak
boleh terjadi dalam waktu yang lama. Istirahat berguna untuk memulihkan
tenaga dan melanjutkan aktivitas berikutnya. Apabila waktu kerja
diperpanjang melebihi kemampuan tenaga kerja, dapat menimbulkan
kelelahan. Istirahat sangat penting untuk menjernihkan pikiran terutama untuk
kerja mental.5)
13
c. Lingkungan fisik
1) Kebisingan
Kebisingan diatas batas normal perlu disisihkan dari tempat kerja guna
mencegah kemerosotan syaraf karyawan, mengurangi kelelahan mental dan
meningkatkan moral kerja.
2) Penerangan
Penerangan yang baik memungkinkan tenaga kerja melihat obyek yang
dikerjakan dengan jelas, cepat dan tanpa upaya-upaya yang tidak perlu.
Disamping itu penerangan yang baik memberikan kesan pemandangan yang
lebih baik dan keadaan lingkungan yang menyegarkan. Permasalahan
penerangan adalah meliputi kemampuan manusia untuk melihat sesuatu,
serta usaha-usaha yang dilakukan untuk melihat obyek lebih baik.
3) Iklim Kerja
Berdasarkan keputusan menteri tenaga kerja nomor KEP 51/Men/1999
tentang Nilai Ambang Batas ( NAB ) faktor fisika di tempat kerja adalah
hasil perpaduan antara suhu, kelembaban, kecepatan gerak udara dan panas
radiasi dengan tingkat pengeluaran dari tenaga kerja sebagai akibat
pekerjaannya. NAB untuk iklim kerja menggunakan parameter indeks suhu
basah dan bola ( ISBB ).
d. Kondisi Psikologis
Kelelahan secara psikologis biasannya merupakan kelelahan kronis
dimana faktor-faktor psikologis secara kontinyu menetap dan akhirnya
menjadi kelelahan kronis.5)
e. Sikap Kerja
Pada sikap kerja statis, peredaran darah berkurang sehingga glukosa dan
oksigen yang menuju ke otot menjadi terhambat dan harus menggunakan
cadangan yang ada dan sisa metabolisme tidak dapat dibuang karena inilah
otot yang bekerja statis akan terasa nyeri dan langsung menjadi lelah.5)
f. Faktor individu
1) Status kesehatan
14
Ada beberapa jenis penyakit yang dapat mempengaruhi kelelahan
penyakit tersebut antara lain :
a) Tekanan darah
Pada tekanan darah rendah kerja jantung untuk memompa darah ke
bagian tubuh yang membutuhkan, kurang maksimal dan lambat
sehingga kebutuhan oksigen tidak terpenuhi. Akibatnya proses kerja
yang membutuhkan oksigen terhambat. Pada kerja fisik, tanpa oksigen
akan dihasilkan asam laktat yang menyebabkan kelelahan karena zat
itu tidak dimetabolisme kembali menjadi glikogen.13)
. b) Tekanan darah tinggi
Pada tenaga kerja yang menderita tekanan darah tinggi akan
menyebabkan kerja jantung membesar. Pada saatnya tidak akan
mampu mendorong darah beredar ke seluruh tubuh, dan sebagian
bertumpuk pada jaringan seperti tungkai dan paru. Selanjutnya akan
sesak nafas bila ada pergerakan sedikit karena tidak tercukupi
kebutuhan oksigen akibat proses pertukaran oksigen terhambat. Pada
tungkai terjadi penumpukan sisa metabolisme yang berakibat
kelelahan.13)
c) Penyakit jantung
Seseorang akan mengalami nyeri jantung bila jantung kekurangan
darah. Karena kebanyakan penyakit jantung terutama mengenai bilik
kiri jantung sehingga paru akan mengalami bendungan dan penderita
akan mengalami sesak nafas. Hal ini cenderung terjadi di saat
melakukan kerja fisik yang disebabkan karena berkurangnya aliran
darah dan oksigen ke otot. 14)
d) Penyakit gangguan ginjal
Seseorang yang mengalami gangguan ginjal, sistem pengeluaran
metabolisme akan terganggu sehingga tertimbun dalam darah.
Penimbunan sisa metabolisme ini menyebabkan kelelahan.15)
e) Penyakit asma
15
Pada penyakit asma terjadi gangguan saluran udara di bronkus dan
bronkiolus. Serabut oksigen berkerut berkali-kali dalam waktu yang
singkat, sehingga lubang menjadi sangat kecil dan menyebabkan
kesulitan bernafas. Lubang saluran udara yang sempit akan
menghambat aliran udara yang melintasinya dan diperlukan tenaga
yang lebih banyak untuk bernafas.16)
2) Jenis kelamin
Pada tenaga kerja wanita akan terjadi siklus biologis setiap bulan di
dalam mekanisme tubuhnya sehingga akan mempengaruhi kondisi fisik
maupun spikisnya dan hal ini akan menyebabkan tingkat kelelahan wanita
akan lebih besar dari pada tingkat kelelahan pria.
3) Usia
Pada usia yang meningkat akan diikuti dengan proses degradasi dari
organ sehingga dalam hal ini kemampuan organ akan menurun. Dengan
adanya penurunan kemampuan organ, maka hal ini akan menyebabkan
tenaga kerja akan semakin mudah mengalami kelelahan.Menurut
grandjean,1988 usia yang beresiko terhadap kelelahan adalah usia yang
lebih dari 45 tahun.21)
4) Status gizi
Status gizi adalah salah satu faktor dari faktor kapasitas kerja, dimana
keadaan gizi buruk dengan beban kerja yang berat akan mengganggu kerja
dan menurunkan efisiensi serta mengakibatkan kelelahan. 11)
Pada tenaga
kerja dengan status gizi yang rendah dan berlebih memerlukan lebih
banyak energi dari pada tenaga kerja dengan status gizi yang normal.
Beberapa ukuran antropometri dapat digunakan untuk mengetahui status
gizi. Pada orang dewasa, pengukuran status gizi dapat menggunakan
rumus indeks massa tubuh (IMT) yaitu:
IMT = BB / TB2
Dengan keterangan :
BB : berat badan dalam kilogram
16
TB : tinggi badan dalam centimeter
5) Aklimatisasi
Aklimatisasi terhadap panas berarti suatu proses penyesuaian yang
terjadi pada seseorang selama seminggu pertama berada di tempat panas,
sehingga setelah itu ia mampu bekerja tanpa pengaruh tekanan panas.
Orang-orang Indonesia pada umumnya beraklimatisasi dengan iklim
tropis yang suhunya sekitar 20-300
C, dengan kelembaban sekitar 85-95%.
Kegiatan aklimatisasi dilakukan pada pekerja dengan cara pada hari
pertama ia bekerja di beri paparan sebanyak 20% pada hari selanjutnya
setiap harinya bertambah 20%, sehingga proses aklimatisasi berlangsung
selama 5 -7 hari atau seminggu.22)
6) Konsumsi air minum
Tenaga kerja yang bekerja di tempat dengan suhu tinggi, kebutuhan air
dan garam sebagai pengganti cairan yang hilang perlu mendapat perhatian.
Kekurangan air yang berlebihan dalam tubuh, sehubungan dengan
keluarnya keringat yang mengandung garam natrium dan klorida, akan
mengakibatkan penurunan kekuatan dan terjadi kelelahan. Menurut Osha
Technical Manual kebutuhan air pada tenaga kerja sebesar 200 cc tiap 20
menit.22)
Pengaruh-pengaruh ini berkumpul di dalam tubuh dan mengakibatkan
perasaan lelah. Perasaan ini tepat menyebabkan seseorang berhenti bekerja seperti
halnya kelelahan fisiologis berakibatkan tidur. Kelelahan mudah ditiadakan
dengan istirahat.
Kelelahan kerja pada suatu industri berkaitan pada gejala-gejala yang saling
berhubungan yaitu perasaan lelah dan perubahan fisiologis dalam tubuh ( saraf
dan otot tidak berfungsi dengan baik atau tidak secepat pada keadaan normal )
yang disebabkan oleh perubahan kimiawi setelah bekerja dan dapat menurunkan
kapasitas kerja. Kelelahan kerja merupakan kriteria yang kompleks yang tidak
hanya menyangkut kelelahan fisiologis dan psikologis tetapi dominan
17
hubungannya dengan penurunan kinerja fisik, adanya perasaan lelah, penurunan
motivasi dan penurunan produktivitas kerja.3)
Tanda-tanda utama terjadinya kelelahan adalah hambatan terhadap fungsi-
fungsi kesadaran otak. Orang yang mengalami kelelahan mengalami tanda-tanda
penurunan perhatian, perlambatan dan hambatan persepsi, lambat dan sukar
berfikir, kurangnya kemauan dan dorongan untuk bekerja, kurangnya efisiensi
kegiatan-kegiatan fisik dan mental.
3. Akibat Kelelahan
Kelelahan kerja merupakan komponen kelelahan fisik yang melibatkan
kecepatan tangan dan fungsi mata serta memerlukan konsentrasi terus-menerus
dapat menyebabkan kelelahan fisiologis dan disertai penurunan keinginan untuk
bekerja yang disebabkan oleh faktor psikis yang mengakibatkan timbulnya
perasaan lelah. Kelelahan yang dialami secara terus menerus setiap hari berakibat
keadaan kelelahan yang kronis. Perasaan lelah tidak saja terjadi sesudah bekerja,
tetapi juga selama bekerja, bahkan kadang-kadang sebelumnya. Perasaan lesu
tampak sebagai suatu gejala. Gejala-gejala psikis adalah perbuatan-perbuatan
antisosial dan tak cocok dengan sekitarnya, depresi, kurangnya tenaga beserta
kehilangan inisiatif.2)
4. Pengukuran Kelelahan
Untuk mengetahui tingkat kelelahan tenaga kerja dapat dilakukan dengan
berbagai macam pendekatan yaitu :
a. Pengukuran waktu reaksi
b. Uji hilangnya kelipan (Flicker Fusion Test)
c. Pengamatan tentang koordinasi dan efisiensi kegiatan fisik
d. Kuesioner alat ukur perasaan kelelahan kerja (KAUPK2)
e. Kuesioner kelelahan 30 item
Untuk penelitian ini parameter yang digunakan untuk mengukur kelelahan
adalah waktu reaksi (reaction timer), merupakan reaksi sederhana atas rangsang
tunggal atau reaksi-reaksi yang memerlukan koordinasi. Alat yang dipergunakan
18
untuk melakukan waktu reaksi ini adalah alat reaction timer. Prinsip kerja dari
alat ini yaitu pemberian rangsang tunggal berupa signal cahaya yang kemudian
akan direspon secepatnya oleh tenaga kerja, kemudian dapat dihitung waktu
reaksi tenaga kerja dengan mencatat waktu yang dibutuhkan untuk merespon
signal tersebut. Dalam perhitungan waktu reaksi setiap tenaga kerja dilakukan
pengukuran sebanyak 20 kali, tetapi untuk hasil pengukuran 1-5 dan 16-20
diabaikan, sedangkan hasil pengukuran yang ke 6-15 akan di rata-rata dan
selanjutnya akan ditetapkan sebagai waktu reaksi tenaga kerja yang bersangkutan.
Alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan waktu reaksi adalah : reaction
timer.
B. Tekanan Panas
1. Pengertian tekanan panas
Tekanan panas adalah kombinasi dari suhu udara. Kelembaban udara.
Kecepatan gerakan dan suhu radiasi. Kombinasi keempat faktor itu dihubungkan
dengan produksi panas oleh tubuh disebut tekanan panas. Suhu udara dapat
diukur dengan termometer dan disebut suhu kering. Kelembaban udara diukur
dengan menggunakan hygrometer. Sedangkan suhu dan kelembaban dapat diukur
bersama-sama dengan Sling psychrometer atau Arsmann psychrometer yang
menunjukkan suhu basah sekaligus. Suhu basah adalah suhu yang ditunjukan
suatu termometer yang dibasahi dan ditiupkan udara padanya, dengan demikian
suhu tersebut menunjukkan kelembaban relatif. Kecepatan udara yang besar dapat
diukur dengan suatu anemometer, sedangkan kecepatan kecil diukur dengan
memakai termometer kata. Suhu radiasi diukur dengan suhu termometer bola.
2. Kelainan / Gangguan akibat tekanan panas
a. Miliaria Rubra ( heat Rash)
Sering dijumpai pada pekerja fisik yang tinggal didaerah beriklim panas.
Tampak adanya bintik papulovesikal kemerahan pada kulit yang terasa nyeri
bila kepanasan. Hal ini terjadi sebagai akibat sumbatan kelenjar keringat dan
19
terjadi retensi keringat disertai reaksi peradangan. Kelainan ini dapat
mengganggu tidur sehingga efisiensi fisiologik menurun dan meningkatkan
kelelahan kumulatif.
b. Kejang panas ( heat cramp )
Dapat terjadi sebagai kelainan tersendiri atau bersama dengan kelelahan
panas. Kejang otot timbul secara mendadak, terjadisetempat atau menyeluruh.
Penyebab utamanya adalah karena defisiensi garam. Kejan otot yang berat
dalam udara panas menyebabkan produksi keringat menjadi lebih banyak.
Bersamaan dengan keluarnya keringat yang banyak, hilang sejumlah air dan
garam.
c. Kelelahan panas ( heat exhaustion )
Kelelahan panas dapat terjadi pada keadaan dehidrasi atau defisiensi garam
tanpa dehidrasi. Kelainan ini dapat dipercepat terjadinya pada orang-orang yang
kurang minum, berkeringat banyak, muntah-muntah, diare atau penyebab lain
yang mengakibatkan pengeluaran air berlebihan.
d. Sengatan panas (heat stroke, heat pyrexia, sun stroke )
Sengatan panas adalah suatu keadaan darurat medik dengan angka kematian
yang tinggi, karena merupakan pengaruh panas kepada pusat temperature panas
di otak. Pada kelelahan panas, mekanisme pengatur suhu bekerja berlebihan
tetapi masih berfungsi, sedangkan pada sengatan panas, mekanisme pengatur
suhu tubuh sudah tidak berfungsi lagi disertai pula dengan terhambatnya proses
evaporasi secara total.
3. Faktor Penyebab Pertukaran Panas
Suhu tubuh manusia dipertahankan hampir menetap oleh suatu sistem
pengatur suhu. Suhu menetap ini adalah akibat kesetimbangan diantara panas
yang dihasilkan di dalam tubuh sebagai akibat metabolisme dan pertukaran panas
yang dihasilkan didalam tubuh dengan lingkungan sekitar. Faktor-faktor yang
20
menyebabkan pertukaran panas di antara tubuh dengan sekitarnya adalah
konduksi, konveksi, radiasi dan penguapan. Konduksi ialah pertukaran panas di
antara tubuh dan benda-benda sekitar dengan melalui sentuhan atau kontak.
Konduksi dapat menghilangkan panas dari tubuh, apabila benda-benda sekitar
lebih dingin suhunya, dan dapat menambah panas kepada tubuh, manakala benda-
benda sekitar lebih panas dari badan manusia. Konveksi adalah pertukaran panas
dari badan dengan lingkungan melalui kontak udara dengan tubuh. Udara adalah
pengantar panas yang kurang baik, tetapi dengan kontak dengan tubuh dapat
terjadi pertukaran panas dengan tubuh. Tergantung dari suhu udara dan kecepatan
angin. Konveksi memainkan peranan dalam pertukaran panas. Konveksi dapat
mengurangi atau menambah panas pada tubuh manusia. Setiap benda termasuk
tubuh manusia selalu memancarkan gelombang panas. Tergantung dari suhu-suhu
benda-benda sekitar, tubuh menerima atau kehilangan panas lewat mekanisme
radiasi. Selain itu dan penting sekali, manusia dapat berkeringat dengan
penguapan dipermukaan kulit atau melalui paru-paru tubuh kehilangan panas
untuk penguapan.3)
4. Hubungan Interaktif Panas Lingkungan Manusia
Bila seseorang sedang bekerja,tubuh pekerja tersebut akan mengadakan
interaksi dengan keadaan kondisi lingkungan, yang terdiri dari suhu udara,
kelembaban dan gerakan atau aliran udara.
a. Suhu Udara
Jika suhu udara tinggi maka tubuh akan memperoleh panas dengan cara
konveksi.
b. Kelembaban Udara
Salah satu cara penurunan suhu tubuh adalah dengan evaporasi (penguapan).
Evaporasi adalah proses perubahan sifat dari bentuk air menjadi gas (uap). Pada
tubuh manusia, penguapan terjadi melalui pernapasan (paru-paru) dan keringat
(kulit). Yang terbanyak adalah melalui kulit. Keringat yang keluar akan lebih
cepat menguap bila kelembaban udara rendah. Penguapan ini terjadi dengan
mengambil panas tubuh. Jadi berkeringat dapat menurunkan suhu tubuh, namun
21
terjadi bila ada penguapan. Pada lingkungan pada kelembaban tinggi, seseorang
dapat berkeringat tanpa memperoleh efek pendinginan. Keringat tidak menguap
tetapi menetes.
c. Gerakan atau Aliran Udara
Gerakan atau aliran uadar adalah faktor penting dalam membantu penurunan
suhu tubuh. Adanya aliran udara menyebabkan udara yang terdapat dilapisan
dekat kulit dapat diganti oleh udara yang suhunya rendah dan lebih kering.4)
5. Cara Menetapkan Besarnya Tekanan Panas
Indikator tekanan panas digunakan untuk menggambarkan lingkungan kerja
dalam hubungan dengan pengaruh panas, para ahli telah menemukan beberapa
cara untuk mengukur dengan mencoba menyatukan efek-efek dari berbagai faktor
yang mempengaruhi pertukaran panas tersebut manusia dengan lingkungan ke
dalam suatu indeks tunggal
Terdapat beberapa cara untuk menetapkan besarnya tekanan panas, sebagai
berikut :
a Suhu effektif, yaitu sensoris dari tingkat panas yang dialami oleh seseorang
tanpa baju dan kerja enteng dalam berbagai kombinasi suhu, kelembaban
dan kecepatan aliran udara. Kelemahan penggunaan suhu effektif ialah tidak
memperhitungkan panas radiasi dan panas metabolisme tubuh sendiri. Untuk
penyempurnaan pemakaian suhu effektif dengan memperhatikan suhu radiasi.
b Indeks suhu basah dan bola ( Corected Effective Temperature Scale ). Yaitu
rumus-rumus sebagai berikut :
I.S.B.B. = 0,7 x suhu basah + 0,2 x suhu radiasi + 0,1 suhu kering ( Untuk
bekerja dengan sinar matahari )
I.S.B.B. = 0,7 x suhu basah + 0,3 x suhu radiasi ( Untuk pekerjaan tanpa
penyinaran sinar matahari )
c. Indeks kecepatan keluar keringat selama 4 jam ( Predicted-4-hour sweetrate
disingkat P4SR ), yaitu banyaknya keringat yang keluar selama 4 jam.
Sebagai akibat kombinasi suhu, kelembaban dan kecepatan gerak udara serta
22
panas radiasia. Dapat pula dikoreksi dengan pakaian dan tingkat kegiatan
pekerjaan-pekerjaan.
d. Indeks Belding Hacth, yaitu dihubungkan dengan kemampuan berkeringat dari
orang standard yaitu seseorang muda dengan tinggi 170 cm dan berat 154
pond, dalam keadaan sehat dan memiliki kesegaran jasmani, serta
beraklimatisasi terhadap panas. Dalam lingkungan panas efek pendinginan
dari penguapan keringat adalah terpenting untuk keseimbangan termis. Maka
dari itu, belding hacth mendasarkan indeknya atas perbandingan banyaknya
keringat yang diperlukan untuk mengimbangi panas dan kapasitas maksimal
tubuh untuk berkeringat. 2)
6. Mekanisme terjadinya kelelahan akibat tekanan panas
Lingkungan kerja memiliki faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan
baik secara alamiah maupun modifikasi oleh manusia. Perbaikan lingkunagn
kerja adalah salah satu upaya untuk menciptakan lapangan kerja yang sehat
sehingga tenaga kerja mampu melaksanakan pekerjaannya lebih efisien dan
produktif.
Akibat suhu lingkungan tinggi, suhu tubuh akan meningkat ( tubuh
mendapat pemanasan yang berlebih ) maka terjadi vasodilatasi pembuluh
darah dan akan terjadi pengeluaran keringat yang disekresi ke permukaan
kulit. Apabila terjadi pengeluaran keringat yang berlebihan maka akan terjadi
kekurangan cairan
Kehilangan cairan yang berlebihan menyebabkan penurunan volume
plasma. Bila keadaan telah mencapai taraf ini, berarti proses berkeringat juga
menurun, atau berarti proses penurunan suhu tubuh yang paling penting
terhenti. Karena panas terus diproduksi dari proses metabolisme, suhu tubuh
juga terus bertambah tanpa ada kesempatan turun. Sampai akhirnya seluruh
system kolaps. Akibat kolaps sirkulasi darah perifer adalah kelelahan panas
23
karena dehidrasi dan defisiensi garam (terutama garam natrium dan klorida).
Keluarnya ion natrium dan klorida akan menyebabkan penurunan kekuatan.
Hal ini akan menyebabkan penurunan kontraksi otot sehingga mengalami
kelelahan. Kelainan ini dapat dipercepat terjadinya pada orang-orang yang
kurang minum, berkeringat banyak, muntah-muntah, diare atau penyebab lain
yang mengakibatkan pengeluaran air berlebih.4)
Tabel 2.1
NILAI AMBANG BATAS IKLIM KERJA
INDEKS SUHU BASAH DAN BOLA (ISBB) YANG DI PERKENANKAN
Pengaturan waktu kerja setiap jam ISBB (0
C)
Beban kerja
Waktu kerja Waktu istirahat Ringan Sedang Berat
Bkrj terus
menerus
(8jam/hr)
- 30,0 26,7 25,0
75% kerja 25% istirahat 30,6 28,0 25,9
50% kerja 50% istirahat 31,4 29,4 27,9
25% kerja 75% istirahat 32,2 31,1 30,0
Sumber : Keputusan Menteri Tenaga Kerja No KEP 51/MEN/1999
Berdasarkan surat keputusan Menteri Tenaga Kerja No : 51/MEN/1999 tentang
NAB (Nilai Ambang Batas) ISBB penggunaannya berdasarkan prosentase waktu
kerja dan istirahat.
Untuk melihat besarnya beban kerja dapatlah dipakai nilai nadi dalam tabel
Christensen.
Tabel 2.2
NADI KERJA MENURUT TINGKAT BEBAN KERJA
BEBAN KERJA NADI KERJA (PER MENIT)
Sangat ringan <75
Ringan 76-100
Sedang 101-125
24
Berat >125
Sumber : 10
C. Kerangka Teori
Berdasarkan teori diatas disusun kerangka teori sebagai berikut :
25
Miliaria Rubra
1. Suhu kulit naik
2. Vasodilatasi pembuluh darah di otot
dan kulit
3. Vasodilatasi lebih lanjut dan keluar
keringat
4. Kehilangan garam
5. Kehilangan cairan
6. Penurunan kekuatan
7. Penurunan kontraksi otot
Heat stroke
Tekanan Panas
Pertukaran panas:
- konduksi
- konveksi
- radiasi
- penguapan
Heat cramps
Heat exhaustion
Kelelahan
1. Hambatan terhadap fungsi
kesadaran otak
2. Penurunan perhatian
3. Perlambatan dan
hambatan persepsi
4. Lambat dan sukar berfikir
5. Kurangnya kemauan dan
dorongan untuk bekerja
6. Kurangnya efisiensi
kegiatan-kegiatan fisik
dan mental
Keadaan monoton
Beban kerja dan
lamanya kerja fisik
dan mental
Kondisi
psikologis
Sikap kerja
Sumber : 1,3
D. Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian ini adalah :
Keterangan * : Yang di beri tanda diukur
26
Variabel terikat :
Tingkat kelelahan
Variabel bebas :
Tekanan panas
Variabel Pengganggu :
- Usia *
- Riwayat penyakit *
- Beban kerja
- Aklimatisasi
- Ukuran tubuh
- Keadaan monoton
- Lingkungan fisik
- Kondisi psikologi
- Sikap kerja
- Jenis kelamin *
- Status gizi
- Konsumsi air
Lingkungan
fisik:
-Kebisingan
-Penerangan
-Iklim kerja
Faktor individu:
- Riwayat penyakit
- Jenis kelamin
- Usia
- Status gizi
- Aklimatisasi
-Konsumsi air
minum

More Related Content

Similar to Jtptunimus gdl-s1-2008-ulfasafitr-478-3-bab2

Fisiologi Kerja Telkom University PK&E
Fisiologi Kerja Telkom University PK&EFisiologi Kerja Telkom University PK&E
Fisiologi Kerja Telkom University PK&E
aanansor
 
Modul 2 Physiological Performance
Modul 2 Physiological PerformanceModul 2 Physiological Performance
Modul 2 Physiological Performance
Dwi Andriyanto
 
TUGAS PENGGANTI UAS BIOLOGI KELOMPOK 6.docx
TUGAS PENGGANTI UAS BIOLOGI KELOMPOK 6.docxTUGAS PENGGANTI UAS BIOLOGI KELOMPOK 6.docx
TUGAS PENGGANTI UAS BIOLOGI KELOMPOK 6.docx
TaufiqurRohman76
 
PERTEMUAN 5 - fisiologi kerja.pdf
PERTEMUAN 5 - fisiologi kerja.pdfPERTEMUAN 5 - fisiologi kerja.pdf
PERTEMUAN 5 - fisiologi kerja.pdf
GrahaMedika
 
Riviw jurnal 4 kelelahan dan recovery dalam olahraga
Riviw jurnal 4 kelelahan dan recovery dalam olahragaRiviw jurnal 4 kelelahan dan recovery dalam olahraga
Riviw jurnal 4 kelelahan dan recovery dalam olahraga
alfinNugraha3
 
fisiologi psikologi dan biomekanika pekerja
fisiologi psikologi dan biomekanika pekerjafisiologi psikologi dan biomekanika pekerja
fisiologi psikologi dan biomekanika pekerja
annisazahra29
 
Lingkungan Fisik Kantor (TATA UDARA)
Lingkungan Fisik Kantor (TATA UDARA)Lingkungan Fisik Kantor (TATA UDARA)
Lingkungan Fisik Kantor (TATA UDARA)
Marlinda
 
Modul 3 Pengukuran Kerja Secara Fisiologi.pptx
Modul 3 Pengukuran Kerja Secara Fisiologi.pptxModul 3 Pengukuran Kerja Secara Fisiologi.pptx
Modul 3 Pengukuran Kerja Secara Fisiologi.pptx
FianantaFauzi2
 
fk.ppt
fk.pptfk.ppt
Riviw jurnal 5 peran fisiologi olahraga prestasi
Riviw jurnal 5 peran fisiologi olahraga prestasiRiviw jurnal 5 peran fisiologi olahraga prestasi
Riviw jurnal 5 peran fisiologi olahraga prestasi
alfinNugraha3
 
Riviw jurnal 5 peran fisiologi olahraga prestasi
Riviw jurnal 5 peran fisiologi olahraga prestasiRiviw jurnal 5 peran fisiologi olahraga prestasi
Riviw jurnal 5 peran fisiologi olahraga prestasi
MuhammadMuslim30
 
Rahmat hidayat haqiqi 053 2020_b_riview jurnal 3
Rahmat hidayat haqiqi 053 2020_b_riview jurnal 3Rahmat hidayat haqiqi 053 2020_b_riview jurnal 3
Rahmat hidayat haqiqi 053 2020_b_riview jurnal 3
RahmatHidayatHaqiqi
 
PPT_Fisiologi Dasar.pdf
PPT_Fisiologi Dasar.pdfPPT_Fisiologi Dasar.pdf
PPT_Fisiologi Dasar.pdf
Yogiekff
 
Gangguan pada kesehatan dan daya kerja
Gangguan pada kesehatan dan daya kerjaGangguan pada kesehatan dan daya kerja
Gangguan pada kesehatan dan daya kerja
Saeful Malik Ginting
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
alifahnur
 
Kelompok 7
Kelompok 7Kelompok 7
Kelompok 7
Taufik Kharnofa
 
manajemen sumber daya manusia K3
manajemen sumber daya manusia K3manajemen sumber daya manusia K3
manajemen sumber daya manusia K3
EnvaPya
 
Laporan praktikum biologi homeostasis
Laporan praktikum biologi homeostasisLaporan praktikum biologi homeostasis
Laporan praktikum biologi homeostasisAdhy Laupada
 
Asimen anatomi& fisiologi 2011
Asimen anatomi& fisiologi 2011Asimen anatomi& fisiologi 2011
Asimen anatomi& fisiologi 2011
Pensil Dan Pemadam
 
Asimen anatomi& fisiologi 2011
Asimen anatomi& fisiologi 2011Asimen anatomi& fisiologi 2011
Asimen anatomi& fisiologi 2011Pensil Dan Pemadam
 

Similar to Jtptunimus gdl-s1-2008-ulfasafitr-478-3-bab2 (20)

Fisiologi Kerja Telkom University PK&E
Fisiologi Kerja Telkom University PK&EFisiologi Kerja Telkom University PK&E
Fisiologi Kerja Telkom University PK&E
 
Modul 2 Physiological Performance
Modul 2 Physiological PerformanceModul 2 Physiological Performance
Modul 2 Physiological Performance
 
TUGAS PENGGANTI UAS BIOLOGI KELOMPOK 6.docx
TUGAS PENGGANTI UAS BIOLOGI KELOMPOK 6.docxTUGAS PENGGANTI UAS BIOLOGI KELOMPOK 6.docx
TUGAS PENGGANTI UAS BIOLOGI KELOMPOK 6.docx
 
PERTEMUAN 5 - fisiologi kerja.pdf
PERTEMUAN 5 - fisiologi kerja.pdfPERTEMUAN 5 - fisiologi kerja.pdf
PERTEMUAN 5 - fisiologi kerja.pdf
 
Riviw jurnal 4 kelelahan dan recovery dalam olahraga
Riviw jurnal 4 kelelahan dan recovery dalam olahragaRiviw jurnal 4 kelelahan dan recovery dalam olahraga
Riviw jurnal 4 kelelahan dan recovery dalam olahraga
 
fisiologi psikologi dan biomekanika pekerja
fisiologi psikologi dan biomekanika pekerjafisiologi psikologi dan biomekanika pekerja
fisiologi psikologi dan biomekanika pekerja
 
Lingkungan Fisik Kantor (TATA UDARA)
Lingkungan Fisik Kantor (TATA UDARA)Lingkungan Fisik Kantor (TATA UDARA)
Lingkungan Fisik Kantor (TATA UDARA)
 
Modul 3 Pengukuran Kerja Secara Fisiologi.pptx
Modul 3 Pengukuran Kerja Secara Fisiologi.pptxModul 3 Pengukuran Kerja Secara Fisiologi.pptx
Modul 3 Pengukuran Kerja Secara Fisiologi.pptx
 
fk.ppt
fk.pptfk.ppt
fk.ppt
 
Riviw jurnal 5 peran fisiologi olahraga prestasi
Riviw jurnal 5 peran fisiologi olahraga prestasiRiviw jurnal 5 peran fisiologi olahraga prestasi
Riviw jurnal 5 peran fisiologi olahraga prestasi
 
Riviw jurnal 5 peran fisiologi olahraga prestasi
Riviw jurnal 5 peran fisiologi olahraga prestasiRiviw jurnal 5 peran fisiologi olahraga prestasi
Riviw jurnal 5 peran fisiologi olahraga prestasi
 
Rahmat hidayat haqiqi 053 2020_b_riview jurnal 3
Rahmat hidayat haqiqi 053 2020_b_riview jurnal 3Rahmat hidayat haqiqi 053 2020_b_riview jurnal 3
Rahmat hidayat haqiqi 053 2020_b_riview jurnal 3
 
PPT_Fisiologi Dasar.pdf
PPT_Fisiologi Dasar.pdfPPT_Fisiologi Dasar.pdf
PPT_Fisiologi Dasar.pdf
 
Gangguan pada kesehatan dan daya kerja
Gangguan pada kesehatan dan daya kerjaGangguan pada kesehatan dan daya kerja
Gangguan pada kesehatan dan daya kerja
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Kelompok 7
Kelompok 7Kelompok 7
Kelompok 7
 
manajemen sumber daya manusia K3
manajemen sumber daya manusia K3manajemen sumber daya manusia K3
manajemen sumber daya manusia K3
 
Laporan praktikum biologi homeostasis
Laporan praktikum biologi homeostasisLaporan praktikum biologi homeostasis
Laporan praktikum biologi homeostasis
 
Asimen anatomi& fisiologi 2011
Asimen anatomi& fisiologi 2011Asimen anatomi& fisiologi 2011
Asimen anatomi& fisiologi 2011
 
Asimen anatomi& fisiologi 2011
Asimen anatomi& fisiologi 2011Asimen anatomi& fisiologi 2011
Asimen anatomi& fisiologi 2011
 

Jtptunimus gdl-s1-2008-ulfasafitr-478-3-bab2

  • 1. 2. Pada penelitian Oneng septy Hary meneliti tentang hubungan kelelahan dengan produktivitas sedangkan penelitian ini tentang tekanan panas dengan tingkat kelelahan. 3. Pada penelitian Joko Puspito meneliti tentang perbedaan tingkat kelelahan pada pekerja shift pagi dan shift malam sedangkan penelitian ini hubungan tekanan panas dengan tingkat kelelahan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kelelahan 1. Pengertian Kelelahan 12
  • 2. Kelelahan merupakan suatu perasaan yang bersifat subyektif. Kelelahan adalah aneka keadaan yang disertai penurunan efisiensi dan kebutuhan dalam bekerja. Kelelahan merupakan suatu mekanisme perlindungan agar tubuh terhindar dari kerusakan lebih lanjut, sehingga akan terjadi pemulihan. Kata kelelahan menunjukkan keadaan yang berbeda-beda, tetapi semuanya berakibat pengurangan kapasitas kerja dan ketahanan. Terdapat 2 jenis kelelahan yaitu kelelahan umum dan kelelahan otot. Kelelahan otot dapat ditandai dengan perasaan nyeri dan tremor yang terdapat pada otot, sedangkan kelelahan umum ditandai dengan berkurangnya kemauan untuk bekerja/bergerak yang sebabnya adalah persyarafan atau psikis.3) Kelelahan harus dibedakan dengan kejemuan, sekalipun kejemuan merupakan salah satu faktor penyebab kelelahan. Jemu adalah dimana lingkungan kurang memberi rangsangan kepada tenaga kerja.6) 2. Sebab dan Tanda Kelelahan Faktor-faktor penyebab terjadinya kelelahan. a. Keadaan monoton Pekerjaan yang monoton bersifat diulang-ulang, rutinitas dan hanya kadang-kadang saja memerlukan perhatian. Keadaan monoton juga dapat berasal dari lingkungan kerja yaitu lingkungan kerja yang tidak menyenangkan baik dari penghuni maupun dekorasi dan penataan ruang.5) b. Beban kerja dan lamanya kerja fisik dan mental Jenis pekerjaan yang berat akan membutuhkan istirahat yang lebih sering dan waktu kerja yang pendek. Untuk pekerjaan yang demikian otot sistem kardiovaskuler dan paru harus bekerja sangat berat. Keadaan tersebut tidak boleh terjadi dalam waktu yang lama. Istirahat berguna untuk memulihkan tenaga dan melanjutkan aktivitas berikutnya. Apabila waktu kerja diperpanjang melebihi kemampuan tenaga kerja, dapat menimbulkan kelelahan. Istirahat sangat penting untuk menjernihkan pikiran terutama untuk kerja mental.5) 13
  • 3. c. Lingkungan fisik 1) Kebisingan Kebisingan diatas batas normal perlu disisihkan dari tempat kerja guna mencegah kemerosotan syaraf karyawan, mengurangi kelelahan mental dan meningkatkan moral kerja. 2) Penerangan Penerangan yang baik memungkinkan tenaga kerja melihat obyek yang dikerjakan dengan jelas, cepat dan tanpa upaya-upaya yang tidak perlu. Disamping itu penerangan yang baik memberikan kesan pemandangan yang lebih baik dan keadaan lingkungan yang menyegarkan. Permasalahan penerangan adalah meliputi kemampuan manusia untuk melihat sesuatu, serta usaha-usaha yang dilakukan untuk melihat obyek lebih baik. 3) Iklim Kerja Berdasarkan keputusan menteri tenaga kerja nomor KEP 51/Men/1999 tentang Nilai Ambang Batas ( NAB ) faktor fisika di tempat kerja adalah hasil perpaduan antara suhu, kelembaban, kecepatan gerak udara dan panas radiasi dengan tingkat pengeluaran dari tenaga kerja sebagai akibat pekerjaannya. NAB untuk iklim kerja menggunakan parameter indeks suhu basah dan bola ( ISBB ). d. Kondisi Psikologis Kelelahan secara psikologis biasannya merupakan kelelahan kronis dimana faktor-faktor psikologis secara kontinyu menetap dan akhirnya menjadi kelelahan kronis.5) e. Sikap Kerja Pada sikap kerja statis, peredaran darah berkurang sehingga glukosa dan oksigen yang menuju ke otot menjadi terhambat dan harus menggunakan cadangan yang ada dan sisa metabolisme tidak dapat dibuang karena inilah otot yang bekerja statis akan terasa nyeri dan langsung menjadi lelah.5) f. Faktor individu 1) Status kesehatan 14
  • 4. Ada beberapa jenis penyakit yang dapat mempengaruhi kelelahan penyakit tersebut antara lain : a) Tekanan darah Pada tekanan darah rendah kerja jantung untuk memompa darah ke bagian tubuh yang membutuhkan, kurang maksimal dan lambat sehingga kebutuhan oksigen tidak terpenuhi. Akibatnya proses kerja yang membutuhkan oksigen terhambat. Pada kerja fisik, tanpa oksigen akan dihasilkan asam laktat yang menyebabkan kelelahan karena zat itu tidak dimetabolisme kembali menjadi glikogen.13) . b) Tekanan darah tinggi Pada tenaga kerja yang menderita tekanan darah tinggi akan menyebabkan kerja jantung membesar. Pada saatnya tidak akan mampu mendorong darah beredar ke seluruh tubuh, dan sebagian bertumpuk pada jaringan seperti tungkai dan paru. Selanjutnya akan sesak nafas bila ada pergerakan sedikit karena tidak tercukupi kebutuhan oksigen akibat proses pertukaran oksigen terhambat. Pada tungkai terjadi penumpukan sisa metabolisme yang berakibat kelelahan.13) c) Penyakit jantung Seseorang akan mengalami nyeri jantung bila jantung kekurangan darah. Karena kebanyakan penyakit jantung terutama mengenai bilik kiri jantung sehingga paru akan mengalami bendungan dan penderita akan mengalami sesak nafas. Hal ini cenderung terjadi di saat melakukan kerja fisik yang disebabkan karena berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otot. 14) d) Penyakit gangguan ginjal Seseorang yang mengalami gangguan ginjal, sistem pengeluaran metabolisme akan terganggu sehingga tertimbun dalam darah. Penimbunan sisa metabolisme ini menyebabkan kelelahan.15) e) Penyakit asma 15
  • 5. Pada penyakit asma terjadi gangguan saluran udara di bronkus dan bronkiolus. Serabut oksigen berkerut berkali-kali dalam waktu yang singkat, sehingga lubang menjadi sangat kecil dan menyebabkan kesulitan bernafas. Lubang saluran udara yang sempit akan menghambat aliran udara yang melintasinya dan diperlukan tenaga yang lebih banyak untuk bernafas.16) 2) Jenis kelamin Pada tenaga kerja wanita akan terjadi siklus biologis setiap bulan di dalam mekanisme tubuhnya sehingga akan mempengaruhi kondisi fisik maupun spikisnya dan hal ini akan menyebabkan tingkat kelelahan wanita akan lebih besar dari pada tingkat kelelahan pria. 3) Usia Pada usia yang meningkat akan diikuti dengan proses degradasi dari organ sehingga dalam hal ini kemampuan organ akan menurun. Dengan adanya penurunan kemampuan organ, maka hal ini akan menyebabkan tenaga kerja akan semakin mudah mengalami kelelahan.Menurut grandjean,1988 usia yang beresiko terhadap kelelahan adalah usia yang lebih dari 45 tahun.21) 4) Status gizi Status gizi adalah salah satu faktor dari faktor kapasitas kerja, dimana keadaan gizi buruk dengan beban kerja yang berat akan mengganggu kerja dan menurunkan efisiensi serta mengakibatkan kelelahan. 11) Pada tenaga kerja dengan status gizi yang rendah dan berlebih memerlukan lebih banyak energi dari pada tenaga kerja dengan status gizi yang normal. Beberapa ukuran antropometri dapat digunakan untuk mengetahui status gizi. Pada orang dewasa, pengukuran status gizi dapat menggunakan rumus indeks massa tubuh (IMT) yaitu: IMT = BB / TB2 Dengan keterangan : BB : berat badan dalam kilogram 16
  • 6. TB : tinggi badan dalam centimeter 5) Aklimatisasi Aklimatisasi terhadap panas berarti suatu proses penyesuaian yang terjadi pada seseorang selama seminggu pertama berada di tempat panas, sehingga setelah itu ia mampu bekerja tanpa pengaruh tekanan panas. Orang-orang Indonesia pada umumnya beraklimatisasi dengan iklim tropis yang suhunya sekitar 20-300 C, dengan kelembaban sekitar 85-95%. Kegiatan aklimatisasi dilakukan pada pekerja dengan cara pada hari pertama ia bekerja di beri paparan sebanyak 20% pada hari selanjutnya setiap harinya bertambah 20%, sehingga proses aklimatisasi berlangsung selama 5 -7 hari atau seminggu.22) 6) Konsumsi air minum Tenaga kerja yang bekerja di tempat dengan suhu tinggi, kebutuhan air dan garam sebagai pengganti cairan yang hilang perlu mendapat perhatian. Kekurangan air yang berlebihan dalam tubuh, sehubungan dengan keluarnya keringat yang mengandung garam natrium dan klorida, akan mengakibatkan penurunan kekuatan dan terjadi kelelahan. Menurut Osha Technical Manual kebutuhan air pada tenaga kerja sebesar 200 cc tiap 20 menit.22) Pengaruh-pengaruh ini berkumpul di dalam tubuh dan mengakibatkan perasaan lelah. Perasaan ini tepat menyebabkan seseorang berhenti bekerja seperti halnya kelelahan fisiologis berakibatkan tidur. Kelelahan mudah ditiadakan dengan istirahat. Kelelahan kerja pada suatu industri berkaitan pada gejala-gejala yang saling berhubungan yaitu perasaan lelah dan perubahan fisiologis dalam tubuh ( saraf dan otot tidak berfungsi dengan baik atau tidak secepat pada keadaan normal ) yang disebabkan oleh perubahan kimiawi setelah bekerja dan dapat menurunkan kapasitas kerja. Kelelahan kerja merupakan kriteria yang kompleks yang tidak hanya menyangkut kelelahan fisiologis dan psikologis tetapi dominan 17
  • 7. hubungannya dengan penurunan kinerja fisik, adanya perasaan lelah, penurunan motivasi dan penurunan produktivitas kerja.3) Tanda-tanda utama terjadinya kelelahan adalah hambatan terhadap fungsi- fungsi kesadaran otak. Orang yang mengalami kelelahan mengalami tanda-tanda penurunan perhatian, perlambatan dan hambatan persepsi, lambat dan sukar berfikir, kurangnya kemauan dan dorongan untuk bekerja, kurangnya efisiensi kegiatan-kegiatan fisik dan mental. 3. Akibat Kelelahan Kelelahan kerja merupakan komponen kelelahan fisik yang melibatkan kecepatan tangan dan fungsi mata serta memerlukan konsentrasi terus-menerus dapat menyebabkan kelelahan fisiologis dan disertai penurunan keinginan untuk bekerja yang disebabkan oleh faktor psikis yang mengakibatkan timbulnya perasaan lelah. Kelelahan yang dialami secara terus menerus setiap hari berakibat keadaan kelelahan yang kronis. Perasaan lelah tidak saja terjadi sesudah bekerja, tetapi juga selama bekerja, bahkan kadang-kadang sebelumnya. Perasaan lesu tampak sebagai suatu gejala. Gejala-gejala psikis adalah perbuatan-perbuatan antisosial dan tak cocok dengan sekitarnya, depresi, kurangnya tenaga beserta kehilangan inisiatif.2) 4. Pengukuran Kelelahan Untuk mengetahui tingkat kelelahan tenaga kerja dapat dilakukan dengan berbagai macam pendekatan yaitu : a. Pengukuran waktu reaksi b. Uji hilangnya kelipan (Flicker Fusion Test) c. Pengamatan tentang koordinasi dan efisiensi kegiatan fisik d. Kuesioner alat ukur perasaan kelelahan kerja (KAUPK2) e. Kuesioner kelelahan 30 item Untuk penelitian ini parameter yang digunakan untuk mengukur kelelahan adalah waktu reaksi (reaction timer), merupakan reaksi sederhana atas rangsang tunggal atau reaksi-reaksi yang memerlukan koordinasi. Alat yang dipergunakan 18
  • 8. untuk melakukan waktu reaksi ini adalah alat reaction timer. Prinsip kerja dari alat ini yaitu pemberian rangsang tunggal berupa signal cahaya yang kemudian akan direspon secepatnya oleh tenaga kerja, kemudian dapat dihitung waktu reaksi tenaga kerja dengan mencatat waktu yang dibutuhkan untuk merespon signal tersebut. Dalam perhitungan waktu reaksi setiap tenaga kerja dilakukan pengukuran sebanyak 20 kali, tetapi untuk hasil pengukuran 1-5 dan 16-20 diabaikan, sedangkan hasil pengukuran yang ke 6-15 akan di rata-rata dan selanjutnya akan ditetapkan sebagai waktu reaksi tenaga kerja yang bersangkutan. Alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan waktu reaksi adalah : reaction timer. B. Tekanan Panas 1. Pengertian tekanan panas Tekanan panas adalah kombinasi dari suhu udara. Kelembaban udara. Kecepatan gerakan dan suhu radiasi. Kombinasi keempat faktor itu dihubungkan dengan produksi panas oleh tubuh disebut tekanan panas. Suhu udara dapat diukur dengan termometer dan disebut suhu kering. Kelembaban udara diukur dengan menggunakan hygrometer. Sedangkan suhu dan kelembaban dapat diukur bersama-sama dengan Sling psychrometer atau Arsmann psychrometer yang menunjukkan suhu basah sekaligus. Suhu basah adalah suhu yang ditunjukan suatu termometer yang dibasahi dan ditiupkan udara padanya, dengan demikian suhu tersebut menunjukkan kelembaban relatif. Kecepatan udara yang besar dapat diukur dengan suatu anemometer, sedangkan kecepatan kecil diukur dengan memakai termometer kata. Suhu radiasi diukur dengan suhu termometer bola. 2. Kelainan / Gangguan akibat tekanan panas a. Miliaria Rubra ( heat Rash) Sering dijumpai pada pekerja fisik yang tinggal didaerah beriklim panas. Tampak adanya bintik papulovesikal kemerahan pada kulit yang terasa nyeri bila kepanasan. Hal ini terjadi sebagai akibat sumbatan kelenjar keringat dan 19
  • 9. terjadi retensi keringat disertai reaksi peradangan. Kelainan ini dapat mengganggu tidur sehingga efisiensi fisiologik menurun dan meningkatkan kelelahan kumulatif. b. Kejang panas ( heat cramp ) Dapat terjadi sebagai kelainan tersendiri atau bersama dengan kelelahan panas. Kejang otot timbul secara mendadak, terjadisetempat atau menyeluruh. Penyebab utamanya adalah karena defisiensi garam. Kejan otot yang berat dalam udara panas menyebabkan produksi keringat menjadi lebih banyak. Bersamaan dengan keluarnya keringat yang banyak, hilang sejumlah air dan garam. c. Kelelahan panas ( heat exhaustion ) Kelelahan panas dapat terjadi pada keadaan dehidrasi atau defisiensi garam tanpa dehidrasi. Kelainan ini dapat dipercepat terjadinya pada orang-orang yang kurang minum, berkeringat banyak, muntah-muntah, diare atau penyebab lain yang mengakibatkan pengeluaran air berlebihan. d. Sengatan panas (heat stroke, heat pyrexia, sun stroke ) Sengatan panas adalah suatu keadaan darurat medik dengan angka kematian yang tinggi, karena merupakan pengaruh panas kepada pusat temperature panas di otak. Pada kelelahan panas, mekanisme pengatur suhu bekerja berlebihan tetapi masih berfungsi, sedangkan pada sengatan panas, mekanisme pengatur suhu tubuh sudah tidak berfungsi lagi disertai pula dengan terhambatnya proses evaporasi secara total. 3. Faktor Penyebab Pertukaran Panas Suhu tubuh manusia dipertahankan hampir menetap oleh suatu sistem pengatur suhu. Suhu menetap ini adalah akibat kesetimbangan diantara panas yang dihasilkan di dalam tubuh sebagai akibat metabolisme dan pertukaran panas yang dihasilkan didalam tubuh dengan lingkungan sekitar. Faktor-faktor yang 20
  • 10. menyebabkan pertukaran panas di antara tubuh dengan sekitarnya adalah konduksi, konveksi, radiasi dan penguapan. Konduksi ialah pertukaran panas di antara tubuh dan benda-benda sekitar dengan melalui sentuhan atau kontak. Konduksi dapat menghilangkan panas dari tubuh, apabila benda-benda sekitar lebih dingin suhunya, dan dapat menambah panas kepada tubuh, manakala benda- benda sekitar lebih panas dari badan manusia. Konveksi adalah pertukaran panas dari badan dengan lingkungan melalui kontak udara dengan tubuh. Udara adalah pengantar panas yang kurang baik, tetapi dengan kontak dengan tubuh dapat terjadi pertukaran panas dengan tubuh. Tergantung dari suhu udara dan kecepatan angin. Konveksi memainkan peranan dalam pertukaran panas. Konveksi dapat mengurangi atau menambah panas pada tubuh manusia. Setiap benda termasuk tubuh manusia selalu memancarkan gelombang panas. Tergantung dari suhu-suhu benda-benda sekitar, tubuh menerima atau kehilangan panas lewat mekanisme radiasi. Selain itu dan penting sekali, manusia dapat berkeringat dengan penguapan dipermukaan kulit atau melalui paru-paru tubuh kehilangan panas untuk penguapan.3) 4. Hubungan Interaktif Panas Lingkungan Manusia Bila seseorang sedang bekerja,tubuh pekerja tersebut akan mengadakan interaksi dengan keadaan kondisi lingkungan, yang terdiri dari suhu udara, kelembaban dan gerakan atau aliran udara. a. Suhu Udara Jika suhu udara tinggi maka tubuh akan memperoleh panas dengan cara konveksi. b. Kelembaban Udara Salah satu cara penurunan suhu tubuh adalah dengan evaporasi (penguapan). Evaporasi adalah proses perubahan sifat dari bentuk air menjadi gas (uap). Pada tubuh manusia, penguapan terjadi melalui pernapasan (paru-paru) dan keringat (kulit). Yang terbanyak adalah melalui kulit. Keringat yang keluar akan lebih cepat menguap bila kelembaban udara rendah. Penguapan ini terjadi dengan mengambil panas tubuh. Jadi berkeringat dapat menurunkan suhu tubuh, namun 21
  • 11. terjadi bila ada penguapan. Pada lingkungan pada kelembaban tinggi, seseorang dapat berkeringat tanpa memperoleh efek pendinginan. Keringat tidak menguap tetapi menetes. c. Gerakan atau Aliran Udara Gerakan atau aliran uadar adalah faktor penting dalam membantu penurunan suhu tubuh. Adanya aliran udara menyebabkan udara yang terdapat dilapisan dekat kulit dapat diganti oleh udara yang suhunya rendah dan lebih kering.4) 5. Cara Menetapkan Besarnya Tekanan Panas Indikator tekanan panas digunakan untuk menggambarkan lingkungan kerja dalam hubungan dengan pengaruh panas, para ahli telah menemukan beberapa cara untuk mengukur dengan mencoba menyatukan efek-efek dari berbagai faktor yang mempengaruhi pertukaran panas tersebut manusia dengan lingkungan ke dalam suatu indeks tunggal Terdapat beberapa cara untuk menetapkan besarnya tekanan panas, sebagai berikut : a Suhu effektif, yaitu sensoris dari tingkat panas yang dialami oleh seseorang tanpa baju dan kerja enteng dalam berbagai kombinasi suhu, kelembaban dan kecepatan aliran udara. Kelemahan penggunaan suhu effektif ialah tidak memperhitungkan panas radiasi dan panas metabolisme tubuh sendiri. Untuk penyempurnaan pemakaian suhu effektif dengan memperhatikan suhu radiasi. b Indeks suhu basah dan bola ( Corected Effective Temperature Scale ). Yaitu rumus-rumus sebagai berikut : I.S.B.B. = 0,7 x suhu basah + 0,2 x suhu radiasi + 0,1 suhu kering ( Untuk bekerja dengan sinar matahari ) I.S.B.B. = 0,7 x suhu basah + 0,3 x suhu radiasi ( Untuk pekerjaan tanpa penyinaran sinar matahari ) c. Indeks kecepatan keluar keringat selama 4 jam ( Predicted-4-hour sweetrate disingkat P4SR ), yaitu banyaknya keringat yang keluar selama 4 jam. Sebagai akibat kombinasi suhu, kelembaban dan kecepatan gerak udara serta 22
  • 12. panas radiasia. Dapat pula dikoreksi dengan pakaian dan tingkat kegiatan pekerjaan-pekerjaan. d. Indeks Belding Hacth, yaitu dihubungkan dengan kemampuan berkeringat dari orang standard yaitu seseorang muda dengan tinggi 170 cm dan berat 154 pond, dalam keadaan sehat dan memiliki kesegaran jasmani, serta beraklimatisasi terhadap panas. Dalam lingkungan panas efek pendinginan dari penguapan keringat adalah terpenting untuk keseimbangan termis. Maka dari itu, belding hacth mendasarkan indeknya atas perbandingan banyaknya keringat yang diperlukan untuk mengimbangi panas dan kapasitas maksimal tubuh untuk berkeringat. 2) 6. Mekanisme terjadinya kelelahan akibat tekanan panas Lingkungan kerja memiliki faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan baik secara alamiah maupun modifikasi oleh manusia. Perbaikan lingkunagn kerja adalah salah satu upaya untuk menciptakan lapangan kerja yang sehat sehingga tenaga kerja mampu melaksanakan pekerjaannya lebih efisien dan produktif. Akibat suhu lingkungan tinggi, suhu tubuh akan meningkat ( tubuh mendapat pemanasan yang berlebih ) maka terjadi vasodilatasi pembuluh darah dan akan terjadi pengeluaran keringat yang disekresi ke permukaan kulit. Apabila terjadi pengeluaran keringat yang berlebihan maka akan terjadi kekurangan cairan Kehilangan cairan yang berlebihan menyebabkan penurunan volume plasma. Bila keadaan telah mencapai taraf ini, berarti proses berkeringat juga menurun, atau berarti proses penurunan suhu tubuh yang paling penting terhenti. Karena panas terus diproduksi dari proses metabolisme, suhu tubuh juga terus bertambah tanpa ada kesempatan turun. Sampai akhirnya seluruh system kolaps. Akibat kolaps sirkulasi darah perifer adalah kelelahan panas 23
  • 13. karena dehidrasi dan defisiensi garam (terutama garam natrium dan klorida). Keluarnya ion natrium dan klorida akan menyebabkan penurunan kekuatan. Hal ini akan menyebabkan penurunan kontraksi otot sehingga mengalami kelelahan. Kelainan ini dapat dipercepat terjadinya pada orang-orang yang kurang minum, berkeringat banyak, muntah-muntah, diare atau penyebab lain yang mengakibatkan pengeluaran air berlebih.4) Tabel 2.1 NILAI AMBANG BATAS IKLIM KERJA INDEKS SUHU BASAH DAN BOLA (ISBB) YANG DI PERKENANKAN Pengaturan waktu kerja setiap jam ISBB (0 C) Beban kerja Waktu kerja Waktu istirahat Ringan Sedang Berat Bkrj terus menerus (8jam/hr) - 30,0 26,7 25,0 75% kerja 25% istirahat 30,6 28,0 25,9 50% kerja 50% istirahat 31,4 29,4 27,9 25% kerja 75% istirahat 32,2 31,1 30,0 Sumber : Keputusan Menteri Tenaga Kerja No KEP 51/MEN/1999 Berdasarkan surat keputusan Menteri Tenaga Kerja No : 51/MEN/1999 tentang NAB (Nilai Ambang Batas) ISBB penggunaannya berdasarkan prosentase waktu kerja dan istirahat. Untuk melihat besarnya beban kerja dapatlah dipakai nilai nadi dalam tabel Christensen. Tabel 2.2 NADI KERJA MENURUT TINGKAT BEBAN KERJA BEBAN KERJA NADI KERJA (PER MENIT) Sangat ringan <75 Ringan 76-100 Sedang 101-125 24
  • 14. Berat >125 Sumber : 10 C. Kerangka Teori Berdasarkan teori diatas disusun kerangka teori sebagai berikut : 25 Miliaria Rubra 1. Suhu kulit naik 2. Vasodilatasi pembuluh darah di otot dan kulit 3. Vasodilatasi lebih lanjut dan keluar keringat 4. Kehilangan garam 5. Kehilangan cairan 6. Penurunan kekuatan 7. Penurunan kontraksi otot Heat stroke Tekanan Panas Pertukaran panas: - konduksi - konveksi - radiasi - penguapan Heat cramps Heat exhaustion Kelelahan 1. Hambatan terhadap fungsi kesadaran otak 2. Penurunan perhatian 3. Perlambatan dan hambatan persepsi 4. Lambat dan sukar berfikir 5. Kurangnya kemauan dan dorongan untuk bekerja 6. Kurangnya efisiensi kegiatan-kegiatan fisik dan mental Keadaan monoton Beban kerja dan lamanya kerja fisik dan mental Kondisi psikologis Sikap kerja
  • 15. Sumber : 1,3 D. Kerangka Konsep Kerangka konsep penelitian ini adalah : Keterangan * : Yang di beri tanda diukur 26 Variabel terikat : Tingkat kelelahan Variabel bebas : Tekanan panas Variabel Pengganggu : - Usia * - Riwayat penyakit * - Beban kerja - Aklimatisasi - Ukuran tubuh - Keadaan monoton - Lingkungan fisik - Kondisi psikologi - Sikap kerja - Jenis kelamin * - Status gizi - Konsumsi air Lingkungan fisik: -Kebisingan -Penerangan -Iklim kerja Faktor individu: - Riwayat penyakit - Jenis kelamin - Usia - Status gizi - Aklimatisasi -Konsumsi air minum