Tulisan ini membahas bahaya sekularisme, pluralisme dan liberalisme. Sekularisme lahir dari kekecewaan cendekiawan Eropa terhadap dominasi agama Katolik pada Abad Pertengahan. Liberalisme dan pluralisme kemudian muncul sebagai ideologi yang memisahkan agama dari negara. Tulisan ini berargumen bahwa kejayaan Islam terjadi ketika Islam tidak hanya sebagai agama ritual tapi juga aturan hidup yang mengatur seluruh aspek ke
Pendidikan Islam adalah salah satu aspek dari ajaran Islam. Karenanya tujuan pendidikan Islam menjadi tujuan hidup manusia yang diharapkan dalam Islam, yaitu menciptakan pribadi sebagai hamba Allah yang bertakwa kepada-Nya, dan dapat mencapai kebahagian hidup di dunia maupun di akhirat.
Pendidikan Islam adalah salah satu aspek dari ajaran Islam. Karenanya tujuan pendidikan Islam menjadi tujuan hidup manusia yang diharapkan dalam Islam, yaitu menciptakan pribadi sebagai hamba Allah yang bertakwa kepada-Nya, dan dapat mencapai kebahagian hidup di dunia maupun di akhirat.
Metodologi Studi Islam Adalah Salah Satu Mata Kuliah Di UIN-SU.
TOopik Pembicaraannya adlah mengenai Islam Sebagai Sasaran Studi Dabn Penelitian
Pengampuh Mata Kuliahnya: Dr. Ali Imran Sinaga, M. Ag
Diskusi tentang menuntut ilmu dan pendidikan tidak terlepas dari keberadaan lembaga pendidikan yang menjadi tempat bernaung bagi penuntut ilmu untuk mempelajari ilmu-ilmu baru. Lembaga pendidikan merupakan elemen penting yang keberadaanya dapat menjadi simbol kemajuan pendidikan di suatu wilayah. Salah satu lembaga pendidikan yang dikenal di Indonesia adalah lembaga pendidikan pesantren.
Pesantren merupakan lembaga pendidikan islam yang telah berdiri sejak ratusan tahun lalu dan masih bertahan sampai sekarang di Indonesia. Keberadaan pesantren di Indonesia di perkirakan bermula pada saat masuknya ajaran islam di Indonesia yang dibawa oleh pedagang-pedagang Islam, wali, mubaligh dan sebagainya ke wilayah nusantara. Sejak saat itu, pesantren dapat di temukan di beberapa wilayah berbeda di Indonesia.
Metodologi Studi Islam Adalah Salah Satu Mata Kuliah Di UIN-SU.
TOopik Pembicaraannya adlah mengenai Islam Sebagai Sasaran Studi Dabn Penelitian
Pengampuh Mata Kuliahnya: Dr. Ali Imran Sinaga, M. Ag
Diskusi tentang menuntut ilmu dan pendidikan tidak terlepas dari keberadaan lembaga pendidikan yang menjadi tempat bernaung bagi penuntut ilmu untuk mempelajari ilmu-ilmu baru. Lembaga pendidikan merupakan elemen penting yang keberadaanya dapat menjadi simbol kemajuan pendidikan di suatu wilayah. Salah satu lembaga pendidikan yang dikenal di Indonesia adalah lembaga pendidikan pesantren.
Pesantren merupakan lembaga pendidikan islam yang telah berdiri sejak ratusan tahun lalu dan masih bertahan sampai sekarang di Indonesia. Keberadaan pesantren di Indonesia di perkirakan bermula pada saat masuknya ajaran islam di Indonesia yang dibawa oleh pedagang-pedagang Islam, wali, mubaligh dan sebagainya ke wilayah nusantara. Sejak saat itu, pesantren dapat di temukan di beberapa wilayah berbeda di Indonesia.
ISLAM DI ANTARA KONSERVATISME DAN LIBERALISME : PENGALAMAN KAJIAN DAN PERTEMUAN DENGAN TOKOH LIBERAL DI MESIR DAN PENILAIAN PEMIKIR ISLAM
OLEH:
PROF MADYA MOHAMAD KAMIL BIN HJ AB MAJID
AKADEMI PENGAJIAN ISLAM, UNIVERSITI MALAYA
Paradigma Sekularistik dan Pengaruh Terhadap IslamIzzatul Ulya
Dalam dunia Islam pengaruh dari paham sekularisme dimulai ketika pada zaman imperialisme barat terhadap dunia Islam. Umat Islam dan Khilafah yang pada waktu itu sedang dalam kondisi lemah sedangkan barat sedang dalam proses kemajuan teknologi yang begitu pesat, mendorong sebagian umat Islam untuk mencontoh apa yang dipahami dan dikerjakan barat, salah satunya mengadopsi ide sekularisme.
Gambar kerangka dasar vertikal metode sipat datar givar
Felixsiauw bahaya sekulerisme, pluralisme dan liberalisme
1. 24/12/13
felixsiauw : Bahaya Sekulerisme, Pluralisme dan Liberalisme | Islam Will Dominate
felixsiauw : Bahaya Sekulerisme, Pluralisme dan Liberalisme
Posted by Hisyam Ad dien
Felix Siauw
9:43 AM
Wacana Pluralisme dan temen-temennya ini tak pernah habis menghantui dan
merusak kaum Muslim. Walaupun MUI telah mengeluarkan fatwa haramnya
paham sekularisme, liberalisme dan pluralisme pada tahun 2005,
tetap saja
pluralisme melenggang kangkung diusung media.
Walhasil, umat Islam pun menjadi bingung, semua yang pro dan kontra dengan
sepilis (sekulerisme-pluralisme-liberalisme) ini semua mengatasnamakan Islam,
mana yang harus dipercaya, yang mana yang harus diikuti menjadi samar. Banyak diantara kaum muslim akhirnya
yang memilih untuk tidak perduli. Oleh karena itu tulisan ini bertujuan untuk meletakkan sebuah pemahaman yang
benar tentang faham Sekularisme, Liberalisme dan Pluralisme.
Secularism means:
• in philosophy, the belief that life can be best lived by applying ethics, and the universe best understood, by
processes of reasoning, without reference to a god or gods or other supernatural concepts.
• in society, any of a range of situations where a society less automatically assumes religious beliefs to be either
widely shared or a basis for conflict in various forms, than in recent generations of the same society.
• in government, a policy of avoiding entanglement between government and religion (ranging from reducing ties to a
state church to promoting secularism in society), of non-discrimination among religions (providing they don’t deny
primacy of civil laws), and of guaranteeing human rights of all citizens, regardless of the creed (and, if conflicting with
certain religious rules, by imposing priority of the universal human rights).
Secularism can also mean the practice of work ing to promote any of those three forms of secularism.
Retrieved from “http://en.wikipedia.org/wiki/Secularism“• Secara filosofi, pandangan yang menganggap bahwa
kehidupan dapat dijalani paling baik dengan menggunakan etika, dan pengertian paling baik dari alam semesta,
melalui proses argumentatif, tanpa merujuk kepada tuhan atau (banyak) tuhan atau konsep supernatural.
• Pada masyarakat, semua dari kisaran situasi dimana suatu masyarakat lebih sedikit yang secara otomatis
mengasumsikan kepercayaan agama sebagai andil besar atau dasar daripada masalah dalam berbagai bentuk
daripada generasi belakangan di masyarakat yang sama.
• Pada pemerintahan, kebijaksanaan yang menghindari keterkaitan antara pemerintahan dan agama (berkisar dari
mengurangi keterikatan pada negara-gereja sampai mempromosikan sekularisme pada masyarakat), nondiskriminasi pada agama (memaksa mereka untuk tidak mengingkari keutamaan dari hukum sipil), dan menjamin
HAM semua warganegara (dan, bila bermasalah dengan aturan agama tertentu, dengan memprioritaskan hukum hak
asasi universal)
Sekularisme juga bisa berarti mempraktekan atau berusaha untuk mempromosikan/menyebarkan salah satu dari tiga
bentuk sekularisme diatas.
Liberalism is a political current embracing several historical and present-day ideologies that claim defense of
individual liberty and private property as the purpose of government. It typically favors the right to dissent from
orthodox tenets or established authorities in political or religious matters. In this respect, it is sometimes held in
contrast to conservatism. Since liberalism also focuses on the ability of individuals to structure their own society, it
is almost always opposed to totalitarianism and collectivist ideologies, particularly communism.
www.globalmuslim.web.id/2013/12/felixsiauw-bahaya-sekulerisme.html
1/6
2. 24/12/13
felixsiauw : Bahaya Sekulerisme, Pluralisme dan Liberalisme | Islam Will Dominate
Retrieved from “http://en.wikipedia.org/wiki/Liberalism“
Liberalisme adalah gerakan politik mencakup pandangan kuno dan modern yang menjamin kebebasan individual dan
kepemilikan privat sebagai tujuan dari pemerintahan. Cirinya melindungi hak untuk bertentangan dari dalil/pengajaran
agama atau menetapkan kewenangan dalam masalah politik atau agama. Dalam pembahasan ini, liberalisme
terkadang kontras dengan konservatisme. Karena liberalisme memfokuskan kepada kemampuan individual dalam
membentuk struktur masyarakat, maka hampir selalu bertentangan dengan totaliterisme dan ideologi kolektif
(sosialis), khususnya komunisme
In the social sciences, pluralism is a framework of interaction in which groups show sufficient respect and tolerance
of each other, that they fruitfully coexist and interact without conflict or assimilation
Pluralism also implies the right of individuals to determine universal truths for themselves.
Retrieved from “http://en.wikipedia.org/wiki/Pluralism“
Pada ilmu sosial, pluralisme adalah kerangka aktivitas interaksi dimana suatu kelompok menunjukkan rasa hormat
yang baik dan toleransi satu samalain, mereka saling mengakui dan berinteraksi tanpa konflik atau asimilasi.
Pluralisme juga bahwa individu-individu mempunyai hak untuk memutuskan “kebenaran universal” untuk mereka.
www.globalmuslim.web.id/2013/12/felixsiauw-bahaya-sekulerisme.html
2/6
3. 24/12/13
felixsiauw : Bahaya Sekulerisme, Pluralisme dan Liberalisme | Islam Will Dominate
Dari pemaparan diatas telah sangat jelas sekali bahwa sesungguhnya sekularisme adalah cara memandang
kehidupan tanpa agama (outside the religion), dalam definisi modern juga bisa dikatakan memisahkan agama dari
kehidupan publik (negara). Awal munculnya pandangan ini adalah ketika terjadi konflik antara agama katolik dan para
cendekiawan di eropa yang berlangsung pada abad pencerahan (enlightment ages) sekitar abad 16 sampai abad 17,
yang sebelumnya dilalui oleh abad gelap (dark ages) yaitu sekitar abad ke 5 sampai dengan abad ke 15. Penyebutan
abad gelap ini adalah karena begitu tak teraturnya masyarakat eropa pasca runtuhnya kekaisaran romawi (roman
empire) pada tahun 410.
Keruntuhan romawi ini mengakibatkan banyak sekali tuan-tuan tanah (landlords) yang mempunyai wilayah
memisahkan diri menjadi suatu masyarakat tertentu, yaitu masyarakat feodal dengan feodalisme sebagai pandangan
hidupnya. Disini strata masyarakat biasanya terbagi 6 yaitu bangsawan (landlords), ksatria (knights), rahib (clerics),
prajurit (troops) cendekiawan (scholars) dan rakyat (people). Abad gelap ini juga sering disebut abad agama (age of
faith) dikarenakan katolik yang dilegalkan menjadi agama negara pada tahun 391 sebelum romawi runtuh.Dikatakan
abad agama juga karena besarnya peranan rohaniwan dalam negara, termasuk melegalisir para tuan tanah untuk
mengeksploitasi rakyatnya, dan anggapan tuan tanah adalah wakil dari tuhan adalah umum dalam masa ini. Gereja
www.globalmuslim.web.id/2013/12/felixsiauw-bahaya-sekulerisme.html
3/6
4. 24/12/13
felixsiauw : Bahaya Sekulerisme, Pluralisme dan Liberalisme | Islam Will Dominate
membentuk doktrin untuk terus melanggengkan hubungan antara penguasa-rohaniwan ini, misalnya St. Augustine
seorang uskup di kota Hippo (sekarang Annaba, Algeria) dalam bukunya City of God (413-426) menyatakan bahwa
“seharusnya umat kristiani tidak perlu peduli dengan kejadian di duia tetapi fokus kepada penyelamatan (salvation)
dan hidup setelah mati di dalam kota surgawi” (Rosenwain, 2005). Doktrin-doktrin semacamnya juga diberlakukan
pada sains, misalnya teori geosentris yang dikemukakan oleh gereja yang ditentang oleh Nicolaus Copernicus
dengan teori heliosentrisnya akhirnya berujung pada dianiayanya cendekiawan ini, begitu pula yang terjadi pada
Galileo Galilei dengan teori bumi bulatnya. Dalam kemasyarakatan doktrin gereja berhak menentukan ajaran mana
yang sesat (heretics) dan ajaran mana yang baik menurut mereka sendiri sehingga kejadian ini menimbulkan banyak
sekali protes bagi rakyat sipil dan para cendekiawan. Keadaan ini terus berlanjut hingga abad ke 16.
Pada abad ke 17 dan 18 terjadi abad pencerahan (enlightment age) yang diawali oleh banyaknya pemikir dan
cendekiawan yang melihat bahwa alasan terjadinya abad gelap adalah karena campur tangannya agama (katolik)
dalam urusan negara, karena mereka memandang justru kemunduran yang sangat besar terjadi pada masa
pemerintahan agama ini. Para kaum protestan pun menulis bahwa periode abad gelap adalah periode katolik yang
terkorupsi sehingga tidaklah murni lagi. Puncaknya terjadi pada masa renaissance (kelahiran kembali) dimana para
pemikiran para cendekiawan dan rakyat biasa melawan kepada tuan tanah dan rahib, karena dinilai selama abad
gelap agama dengan hak suci mereka (divine rights) telah menjadi sesuatu yang melegitimasi eksploitasi terhadap
mereka oleh tuan tanah, dan menuntut agar agama tidak lagi dihubungkan dengan negara (sekular). Disinilah
sekularisme lahir.
Setelah itu, para pemikir kemudian mengganti nilai-nilai serta standar-standar yang ada pada masyarakat agar
jangan sampai mengambil kembali agama untuk diterapkan dalam masyarakat. Ide-ide derivat sekularisme inilah
yang akhirnya mengejewantah dalam pemikiran yang lain yaitu liberalisme, pluralisme, kapitalisme dan akhirnya
demokrasi.
Sama seperti Liberalisme, pemikiran ini pun dibangun atas dasar pemisahan agama dari negara. Para pemikir seperti
John Locke (1632-1704)dan Baron de Montesquieu menyerukan hak dasar manusia yaitu “life, liberty and property”
sebagai suatu yang sangat diperlukan dalam menciptakan suatu pemerintahan dan hidup yang stabil, sehingga tidak
terjadi lagi eksploitasi manusia oleh manusia yang lain, raja bukanlah figur suci yang mempunyai hak yang lebih di
mata hukum dan lain-lain, serta dan pemikir seperti Voltaire dan Immanuel Kant yang sangat vokal terhadap
pengekangan kebebasan atas nama tuhan oleh agama. Inilah yang akhirnya mendasari demokrasi, yaitu sistem
pemerintahan yang berkedaulatan rakyat, dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Mereka memilih sendiri
pemerintahan mereka, membuat sendiri hukum untuk mereka taati sendiri. Kedua pandangan ini (liberalisme dan
demokrasi) oleh Adam Smith dan David Ricardo dituangkan dalam bentuk kebebasan ekonomi dimana keuntungan
terbesar akan diperoleh apabila setiap individu dijamin haknya secara penuh oleh pemerintah untuk memiliki sesuatu,
tanpa atau dengan campur tangan yang seminimal mungkin dari pemerintah yang saat ini kita kenal dengan sistem
ekonomi kapitalisme. Didalam sistem pergaulan nilai-nilai ini akhirnya menyamar menjadi budaya individualisme
serta hedonisme. Di dalam sistem politik berubah menjadi opportunisme dan didalam pendidikan menjadi
materialisme. Intinya adalah bahwa setiap orang dilahirkan bebas (liberty) dan hanya ia yang berhak menentukan
www.globalmuslim.web.id/2013/12/felixsiauw-bahaya-sekulerisme.html
4/6
5. 24/12/13
felixsiauw : Bahaya Sekulerisme, Pluralisme dan Liberalisme | Islam Will Dominate
jalan hidupnya tanpa campur tangan atau dipengaruhi orang lain.
Dalam hal kehidupan beragama, pluralisme atau sinkretisme adalah turunan dari sekularisme, dimana pandangan ini
menyatakan pluralitas (beragamnya) manusia, pendapat atau agama adalah suatu fakta yang tidak dapat ditawartawar lagi sehingga agar tidak menimbulkan konflik dan masalah di dalam kehidupan bermasyarakat, maka tidak
boleh ada manipulasi nilai-nilai kebenaran oleh suatu kelompok, agama atau individu manapun. Kebenaran itu relatif
dari mana kita memandang. Dengan kata lain semua agama adalah sama.
Walhasil, dapat kita simpulkan bahwa sesungguhnya kemunculan sekularisme ini sendiri adalah dikarenakan oleh
pemikir dan cendekiawan serta rakyat jelata yang dikecewakan oleh sistem pemerintahan agama (katolik), dan
pemikiran derivatnya yaitu liberalisme dan pluralisme, termasuk kapitalisme dan demokrasi adalah produk yang
sengaja disiapkan untuk menjadi tameng agar masyarakat eropa tidak lagi terjerumus pada trauma masa lalu,
bersatunya negara dan agama.
Berbeda dengan Islam, sejarah telah membuktikan bahwa kejayaan islam justru tercapai ketika Islam tidak hanya
diposisikan sebagai agama ritual tetapi juga sebagai aturan hidup yang mengatur seluruh aspek dalam kehidupan.
Menarik bila mengutip pernyataan Michael H. Hart, dalam kata pengantar bukunya yang berjudul 100 Tokoh paling
Berpengaruh di Dunia, bahwa dia menempatkan Muhammad Rasulullah saw. menjadi tokoh nomor satu adalah
karena Muhammad mempunyai kekuasaan spritual dan politis yang tidak dipisahkan satu sama lain. Sejarah tidak
bisa berbohong bahwa abad keemasan umat muslim (Islamic golden age) pada saat kekhilafahan abbasiyyah dan
awal kekhilafahan utsmaniyyah (750 M – 1500 M) telah menyatukan lebih dari 1/3 dunia, kekuasaan membentang
dari sebagian eropa (andalusia/spanyol) hingga dataran balkan yang kekuatan laut maupun daratnya ditakuti di dunia.
Juga tertulis dengan tinta emas dalam sejarah peradaban manusia karya besar pemikir dan saintis muslim seperti alKhawarizmi dengan teori matematikanya, al-Kindi dengan pemikirannya, Ibnu Sina dengan ilmu kedokteran dan
kesusasteraannya yang telah menulis Asas Pengobatan (Canons of Medicine) serta ilmu optik, Ibnu Khaldun dengan
sejarahnya dan Ibnu Rusyd dengan fikihnya. Pada pendidikan pun tak kalah hebatnya Imam Ad Damsyiqi telah
menceritakan sebuah riwayat dari Al Wadliyah bin Atha yang menyatakan bahwa di kota Madinah ada tiga orang
guru yang mengajar anak-anak. Khalifah Umar bin Khatthab memberikan gaji pada mereka masing-masing sebesar
15 dinar (1 dinar = 4,25 gram emas) (sekitar 5 juta rupiah dengan kurs sekarang). Atau pada masa Khalifah Harun alRasyid dimana tidaka ada warga negara yang miskin sehingga zakat bagi orang miskin tidak dibagikan.
Semua gambaran tersebut adalah fakta yang terjadi ketika Islam dan kehidupan tidak dipisahkan. Ini karena Islam
adalah sebuah sistem hidup, sebuah ideologi yang tidak bisa diterapkan secara sebagian. Ia juga tidak bisa
dicangkokkan dengan ideologi lain semacam sekularisme dan sosialisme, dikarenakan Islam adalah metode hidup
yang khas. Dan untuk menerapkan Islam yang kaaffah maka sesungguhnya diperlukan suatu institusi yang harus
ada untuk menjamin terlaksananya semua aturan-aturan Islam, institusi inipun haruslah khas yang terpancar dari
Islam, tidak yang lain, yaitu Daulah Khilafah Islamiyyah.
Oleh karena itu, sebagai seorang yang berusaha untuk melaksanakan semua aturan yang telah dibebankan oleh
Allah SWT kepada kita, hendaknya kita tidak mengambil pandangan-pandangan yang tidak berasal dari Islam
maupun memperjuangkannya, apalagi pandangan itu telah terbukti mudharatnya bagi kehidupan kita, agar kita dapat
www.globalmuslim.web.id/2013/12/felixsiauw-bahaya-sekulerisme.html
5/6
6. 24/12/13
felixsiauw : Bahaya Sekulerisme, Pluralisme dan Liberalisme | Islam Will Dominate
mempertanggungjawabkan perbuatan kita di akhirat nanti
Barangsiapa mencari agama (diin) selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)
daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi(TQS ali-Imran [3]: 85)
Aturan-aturan Islam dalam masalah publik (negara) sejatinya justru harus dikembalikan lagi kepada umat muslim,
semua muslim di dunia ini harus faham bahwa sesunggunya akar permasalahan yang menyebabkan bangkitnya
barat dan terpuruknya Islam adalah satu: sekular (memisahkan agama dari negara).
Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi
orang-orang yang yakin? (TQS al-Maaidah [5]: 50)
Akhirul kalam, kita harus benar-benar waspada terhadap pemikiran orang-orang yang bertujuan ingin menjauhkan kita
dari Islam, sunnah rasul-Nya dan aturan-aturan (syari’at-Nya), meskipun terkadang penganut sekularisme ini
”kelihatan” berdalil ataupun rasional, namun akhirnya kita diajak untuk mengikuti kepada nilai-nilai kufur. Semoga
Allah SWT melindungi kita dari hal-hal yang seperti itu.
wallahua’lam bi ash-shawab
akhukum @felixsiauw
[www.globalmuslim.web.id]
www.globalmuslim.web.id/2013/12/felixsiauw-bahaya-sekulerisme.html
6/6