Dokumen tersebut membahas osteoartritis (OA), yang merupakan penyakit degeneratif sendi. OA ditandai dengan kerusakan kartilago sendi yang menyebabkan nyeri dan keterbatasan gerak sendi. Terapi untuk OA meliputi non-farmakologi seperti terapi fisik dan penurunan berat badan, serta farmakologi seperti AINS, analgesik, dan injeksi hialuronat untuk meredakan nyeri. Monitoring terapi dilakukan dengan menilai
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan rematoid artritis. Rematoid artritis adalah peradangan sendi kronis yang lebih sering menyerang wanita dewasa muda. Gejala utamanya adalah nyeri dan kekakuan sendi serta deformitas jari tangan. Penatalaksanaannya meliputi istirahat, latihan, terapi obat, dan pembedahan untuk memperbaiki fungsi sendi. Perawat berperan dalam mengelola nyer
Rheumatoid arthritis adalah penyakit autoimun yang menyerang sendi, ditandai dengan peradangan kronis dan kerusakan sendi permanen. Prevalensinya lebih tinggi pada wanita dan usia 50-54 tahun. Penyebabnya kompleks antara genetik dan lingkungan seperti rokok. Pengobatannya meliputi non-farmakologi seperti olahraga dan farmakologi seperti DMARDs, NSAID, dan kortikosteroid untuk mengontrol gejala dan mence
Reumatoid artritis adalah penyakit autoimun yang menyebabkan peradangan pada sendi, menimbulkan nyeri dan bengkak serta dapat menyebabkan kerusakan jaringan. Penyakit ini umumnya menyerang sendi-sendi tangan dan kaki secara simetris."
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien gout. Gout adalah penyakit yang disebabkan oleh penumpukan asam urat berlebih di dalam tubuh yang menyebabkan radang pada sendi. Asuhan keperawatan pada pasien gout meliputi pengelolaan nyeri, mobilisasi fisik, dan citra diri.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Gout arthritis adalah penyakit progresif akibat deposisi kristal asam urat pada sendi yang disebabkan oleh hiperurisemia kronis; (2) Faktor risiko gout meliputi gender laki-laki, usia tua, ras Afrika-Amerika, diet tinggi purin dan alkohol, obesitas, dan penggunaan diuretik; (3) Diagnosis didasarkan pada anamnesis, pemeriksaan fisik yang
Dokumen tersebut membahas tentang osteoartritis yang merupakan penyakit kerusakan tulang rawan sendi yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti usia, jenis kelamin, genetik, obesitas, dan trauma. Dokumen juga menjelaskan gejala, diagnosis, dan penatalaksanaan dari osteoartritis yang meliputi penggunaan obat anti-inflamasi, terapi fisik, serta operasi pada kasus berat.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan rematoid artritis. Rematoid artritis adalah peradangan sendi kronis yang lebih sering menyerang wanita dewasa muda. Gejala utamanya adalah nyeri dan kekakuan sendi serta deformitas jari tangan. Penatalaksanaannya meliputi istirahat, latihan, terapi obat, dan pembedahan untuk memperbaiki fungsi sendi. Perawat berperan dalam mengelola nyer
Rheumatoid arthritis adalah penyakit autoimun yang menyerang sendi, ditandai dengan peradangan kronis dan kerusakan sendi permanen. Prevalensinya lebih tinggi pada wanita dan usia 50-54 tahun. Penyebabnya kompleks antara genetik dan lingkungan seperti rokok. Pengobatannya meliputi non-farmakologi seperti olahraga dan farmakologi seperti DMARDs, NSAID, dan kortikosteroid untuk mengontrol gejala dan mence
Reumatoid artritis adalah penyakit autoimun yang menyebabkan peradangan pada sendi, menimbulkan nyeri dan bengkak serta dapat menyebabkan kerusakan jaringan. Penyakit ini umumnya menyerang sendi-sendi tangan dan kaki secara simetris."
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien gout. Gout adalah penyakit yang disebabkan oleh penumpukan asam urat berlebih di dalam tubuh yang menyebabkan radang pada sendi. Asuhan keperawatan pada pasien gout meliputi pengelolaan nyeri, mobilisasi fisik, dan citra diri.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Gout arthritis adalah penyakit progresif akibat deposisi kristal asam urat pada sendi yang disebabkan oleh hiperurisemia kronis; (2) Faktor risiko gout meliputi gender laki-laki, usia tua, ras Afrika-Amerika, diet tinggi purin dan alkohol, obesitas, dan penggunaan diuretik; (3) Diagnosis didasarkan pada anamnesis, pemeriksaan fisik yang
Dokumen tersebut membahas tentang osteoartritis yang merupakan penyakit kerusakan tulang rawan sendi yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti usia, jenis kelamin, genetik, obesitas, dan trauma. Dokumen juga menjelaskan gejala, diagnosis, dan penatalaksanaan dari osteoartritis yang meliputi penggunaan obat anti-inflamasi, terapi fisik, serta operasi pada kasus berat.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai asuhan keperawatan pada kasus apendiksitis dan gastritis. Ia menjelaskan definisi, anatomi, klasifikasi, manifestasi klinis, komplikasi, dan pathway penyakit apendiksitis. Selanjutnya menjelaskan pengkajian, diagnosa, dan intervensi keperawatan pre-operatif dan post-operatif untuk kasus tersebut.
Imobilisasi lama dapat menyebabkan berbagai komplikasi seperti gangguan nutrisi, trombosis, pneumonia, hipotensi postural, kelemahan otot, dan kontraktur sendi. Untuk mencegah hal tersebut perlu dilakukan latihan gerak, pergantian posisi, penggunaan alat bantu, serta terapi farmasi seperti antikoagulan.
Dokumen tersebut membahas tentang pendekatan klinis terhadap nyeri sendi. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan definisi nyeri sendi dan bagian-bagian tubuh yang terkait, etiologi penyebabnya seperti faktor imun, metabolik, genetik dan lingkungan, patofisiologi dan gejalanya, serta pendekatan diagnosis berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik dan diagnosa banding untuk rheumatoid arthritis, gout arthritis, dan osteoarthritis.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pasien dengan rheumatoid arthritis. Rheumatoid arthritis adalah penyakit autoimun kronik yang menyebabkan peradangan pada sendi dan dapat menyebabkan kerusakan jaringan sendi. Dokumen menjelaskan pengertian, klasifikasi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, dan penatalaksanaan rheumatoid arthritis."
Dokumen tersebut merupakan bagian pendahuluan dari skripsi yang membahas pengaruh pemberian rebusan daun sirsak terhadap nyeri pada penderita gout. Dokumen menjelaskan latar belakang masalah gout dan manfaat daun sirsak untuk mengurangi nyeri pada pasien gout berdasarkan kandungan kimianya.
WRAP UP SKENARIO HIPERURECEMIA BLOK MUSKULOSKELETAL (B11)Tata Qonita
Skenario ini membahas tentang nyeri sendi siku yang dialami pasien. Tulang rawan dan sendi dibahas secara mikroskopik dan makroskopik. Anatomi sendi siku dan metatarsophalangeal I dijelaskan. Proses pembentukan asam urat dan hipotesis penyebab nyeri sendi juga diuraikan.
Asuhan Keperawatan Akibat Peradangan Muskuluskeletalpjj_kemenkes
Modul ini membahas asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem muskuluskeletal seperti rheumatoid arthtritis (RA) dan osteoarthtritis (OA). Terdapat penjelasan mengenai definisi, etiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan diagnostik, dan penatalaksanaan untuk kedua kondisi tersebut. Modul ini juga menjelaskan proses pengkajian data keperawatan, penetapan diagnosa, dan perencanaan tindakan yang
Pasien laki-laki berusia 55 tahun menderita osteoartritis lutut, ulkus gaster, hipokalsemia, kenaikan enzim hati, dan infeksi H. pilori. Ia juga mengalami efek samping obat berupa mual dan muntah.
1. Perempuan berusia 55 tahun dengan keluhan nyeri lutut dan jari tangan yang diduga menderita osteoartritis.
2. Osteoartritis disebabkan oleh faktor usia, trauma, dan genetik yang menyebabkan degenerasi kartilago sendi.
3. Gejala klinisnya meliputi nyeri, bengkak, dan kekakuan pada sendi yang terlibat.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai asuhan keperawatan pada kasus apendiksitis dan gastritis. Ia menjelaskan definisi, anatomi, klasifikasi, manifestasi klinis, komplikasi, dan pathway penyakit apendiksitis. Selanjutnya menjelaskan pengkajian, diagnosa, dan intervensi keperawatan pre-operatif dan post-operatif untuk kasus tersebut.
Imobilisasi lama dapat menyebabkan berbagai komplikasi seperti gangguan nutrisi, trombosis, pneumonia, hipotensi postural, kelemahan otot, dan kontraktur sendi. Untuk mencegah hal tersebut perlu dilakukan latihan gerak, pergantian posisi, penggunaan alat bantu, serta terapi farmasi seperti antikoagulan.
Dokumen tersebut membahas tentang pendekatan klinis terhadap nyeri sendi. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan definisi nyeri sendi dan bagian-bagian tubuh yang terkait, etiologi penyebabnya seperti faktor imun, metabolik, genetik dan lingkungan, patofisiologi dan gejalanya, serta pendekatan diagnosis berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik dan diagnosa banding untuk rheumatoid arthritis, gout arthritis, dan osteoarthritis.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pasien dengan rheumatoid arthritis. Rheumatoid arthritis adalah penyakit autoimun kronik yang menyebabkan peradangan pada sendi dan dapat menyebabkan kerusakan jaringan sendi. Dokumen menjelaskan pengertian, klasifikasi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, dan penatalaksanaan rheumatoid arthritis."
Dokumen tersebut merupakan bagian pendahuluan dari skripsi yang membahas pengaruh pemberian rebusan daun sirsak terhadap nyeri pada penderita gout. Dokumen menjelaskan latar belakang masalah gout dan manfaat daun sirsak untuk mengurangi nyeri pada pasien gout berdasarkan kandungan kimianya.
WRAP UP SKENARIO HIPERURECEMIA BLOK MUSKULOSKELETAL (B11)Tata Qonita
Skenario ini membahas tentang nyeri sendi siku yang dialami pasien. Tulang rawan dan sendi dibahas secara mikroskopik dan makroskopik. Anatomi sendi siku dan metatarsophalangeal I dijelaskan. Proses pembentukan asam urat dan hipotesis penyebab nyeri sendi juga diuraikan.
Asuhan Keperawatan Akibat Peradangan Muskuluskeletalpjj_kemenkes
Modul ini membahas asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem muskuluskeletal seperti rheumatoid arthtritis (RA) dan osteoarthtritis (OA). Terdapat penjelasan mengenai definisi, etiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan diagnostik, dan penatalaksanaan untuk kedua kondisi tersebut. Modul ini juga menjelaskan proses pengkajian data keperawatan, penetapan diagnosa, dan perencanaan tindakan yang
Pasien laki-laki berusia 55 tahun menderita osteoartritis lutut, ulkus gaster, hipokalsemia, kenaikan enzim hati, dan infeksi H. pilori. Ia juga mengalami efek samping obat berupa mual dan muntah.
1. Perempuan berusia 55 tahun dengan keluhan nyeri lutut dan jari tangan yang diduga menderita osteoartritis.
2. Osteoartritis disebabkan oleh faktor usia, trauma, dan genetik yang menyebabkan degenerasi kartilago sendi.
3. Gejala klinisnya meliputi nyeri, bengkak, dan kekakuan pada sendi yang terlibat.
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
2. DEFINISI PENYAKIT
Timbul akibat Penuaan, trauma, atau akibat kelainan
Keadaan ini tidak berkaitan dengan factor sistemik
infeksi
Osteoarthritis (OA) Bahasa yunani arthron =
sendi dan itis = inflamasi
3. DEFINISI PENYAKIT
Timbul akibat Penuaan, trauma, atau akibat kelainan
atau factor tertentu. Keadaan ini tidak berkaitan dengan
infeksi
Osteoartritis (OA) merupakan penyakit yang berkembang dengan lambat,
mempengaruhi sendi diartrodial perifer dan rangka aksial. Penyakit ini
dengan kerusakan dan hilangnya kartilago artikular yang berakibat pada
pembentukan osteofit, rasa sakit, pergerakan yang terbatzs, deformitas, dan
disabilitas progresif. Inflamasi dapat terjadi atau ridak pada sendi yang
4. PERJALANAN PENYAKIT
1
• Peningkatan air pada kartiligo menyerap/meningkat konsentrasi air
• Proteoglikan kartilago menurun
2
• Peningkatan dalam sintesis kolagen
• dan perubahan distib dan diameter serat dapat terlihat.
3 • Peningkatan aktivitas metabolik teoglikan kartilago menurun
4 • degradasi kartilago dan pada akhirnya rasa sakit dan deformitas sendi.
5 • Mikrofaktur pada tulang
6 • inflamasi
PATOFISIOLOGI
6. PATOFISIOLOGI
ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO
OA
usia
Jenis
kelamin
Herediter /
genetik
obesitas
Kelainan
anatomi
pada sendi
vagus /
valrus
Trauma
7. TANDA GEJALA KLINIS
Gejala klinis
Nyeri
sendi
Morning
stiffness
Hambatan
pergerakan
sendi
krepitasi
Perubahan
bentuk
sendi
Perubahan
gaya
berjalan
Nyeri yang terlokalisir dan Akan bertambah jika ada
pergerakan pada sendi yang terserang
kekakuan pada pagi hari, terjadi
setelah imobilisasi (duduk dalam
waktu lama)
Bersifat progresif, bertambah berat
perlahan sejalan (diiringi
bertambahnya nyeri)
Rasa gemertak terjadi pada sendi yang sakit
Perubahan bentuk dan penyempitan
celah sendi (akibat kontraktur sendi
yang lama, perubahan permukaan
sendi)
Hal yang paling menyiksa,
karena selalu berhubungan
dengan nyeri dan
menyebabkan pincang
8. DIAGNOSA KLINIS
Pemeriksaan Fisik
Usia . 50
tahun
Kaku sendi
30 menit
Nyeri tepi
tulang
krepitus
Pembesaran
tulang sendi
Pemeriksaan
Radiologi
Penyempitan
celah sendi
Peningkatan
densitas
Osteofit
pada pinggir
sendi
Kista tulang
Perubahan
anatomi
sendi
9. DIAGNOSA KLINIS
Pemeriksaan Lainnya.
• Pemeriksaan laboratorium :
Hasil pemeriksaan laboratorium pada OA, biasanya tidak
banyak berguna. Pemeriksaan laboratorium akan membantu
dalam mengidentifikasi penyebab pokok pada OA sekunder.
• Pemeriksaan Marker :
Marker yang dapat digunakan sebagai uji diagnostik pada OA
antara lain: Keratan sulfat, Konsentrasi fragmen agrekan, ` fragmen
COMP (cartilage alogometric matrix protein), metaloproteinase matriks
dan inhibitornya dalam cairan sendi
10. TUJUAN TERAPI
Penatalaksanaan terapi osteoarthritis ditujukan untuk :
• meredakan nyeri
• Mengoptimalkan fungsi sendi
• Mengurangi ketergantungan kepada orang lain dan
meningkatkan kualitas hidup
• Menghambat progresivitas penyakit
• Menghambat progresivitas penyakit
11. • Terapi non farmakologi
1. Edukasi : memberi tahu tentang penyakit, bertujuan agar penyakit
tidak parah
2. Menurunkan berat badan : untuk mengurangi factor resiko
3. Pembedahan/Operasi : dilakukan pengangkatan sendi, penghilangan
osteofit untuk pasien yang merasakan sakit dan menyebabkan ketidak
mampuan fungsi sendi.
4. Terapi fisik/ fisioterapi : bertujuan agar sendi tetap dapat di pakai
13. • Terapi Farmakologi
1. Gol AINS = ASPIRIN, celecobix, diklofenak, difunisal,
etodolak, fenoprofen, flurbiprofen, ibuprofen,
indometasin, ketoprofen, meklofenamat,
meloksikam, nabumeton, naproksen, nonasetilasi
salisilat, oksaprozin, piroksikam, sulindak, tolmetin,
valdekoksib (kecuali ketorolac dan asam mefenamat)
dapat meredakan tanda tanda dan gejala seperti nyeri
ringan dan sedang.
Terapi obat pada OA ditargetkan pada penghilang rasa sakit. Kaena OA
sering terjadi pda orang tua yang memiliki kondisi medis lainnya,
dipelukan suatu pendekatan konservatif terhadap pengobatan obat.
14. • Terapi Farmakologi
2. Analgesik :
a) Non Narkotik : sediaan oral(Aetaminofen) atau topical (Kapaisin,
Glukosmin dan kondroitin) dapat diberikan pada pasien untuk
mengurangi rasa nyeri ringan hingga sedang.
b) Narkotoika : Kodein, Hidrikodon, Hidromorfon,
Levorfanol, Morfin, Oksikodon, Oksimorofon, Alfentanil, Fentanil,
Meperidin, Sufentanil, Metadon, Profoksifen, Remientanil.
Diberikan untuk nyeri sedang sampai berat.
15. • Terapi Farmakologi
3. Injeksi Hiauluronat : mekanisme kerjanya dalam jumlah
yang sedang dapat meningkatkan viskositas cairan synovial.
Indikasi dilaporkan dapat menurunkan rasa sakit,
16.
17. MONITORING DAN EVALUASI
• Untuk memonitor efikasi, sumber rasa sakit pasien dapat
dinilai dengan menggunakan Visual Analog Scale (VAS), dan
rentang pengerakan sendi dapat dinilai dengan fleksi,
ekstensi, abduksi, dan adduksi.
• Tergantung pada sendi yang dipengaruhi, pengukuran grip
strength dan 50 kali jalan kaki dapat membantu nilai OA
tangan dan pinggul/lutut, secara berurutan.
• Pengukuran radiograf dapat mendokumentasikan banyaknya
sendi yang terlibat dan mengikuti perkembangan terapi
penyakit.
18. MONITORING DAN EVALUASI
• Pengukuran lainnya meliputi clinician’s global assement
berdasarkan sejarah aktivitas dan keterbatasan pasien yang
disebabkan OA, sebagaimana halnya dokumentasi
penggunaan analgesic atau AINS.
• Kuosioner Quality of Life (QOL) spesifik penyakit osteartritis
berharga untuk menilai respon klinis terhadap intervensi.
• Pasien sebaliknya ditanyakan apakah obat yang digunakan
memiliki efek samping.
19. MONITORING DAN EVALUASI
• Pasien juga harus dimonitor untuk setiap tanda-tanda efek
yang terkait obat, seperti ruam pada kulit, sakit kepala, rasa
kantuk, kenaikan berat badan, atau hipertensi akibat AINS.
• Pengukuran kreatinin serum, profil hematologi, dan
transaminase serum dengan interval 6 hingga 12 bulan
berguna dalam mengindetifikasi toksisitas spesifik terhadap
ginjal, hati, saluran gastrointestinal, atau sumsum tulang