SlideShare a Scribd company logo
EPULIS KONGENITAL
    (Tugas Patologi Anatomi)




             oleh:

   PERPULUNGENTA PURBA




FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
   UNIVERSITAS JEMBER
             2009
BAB 1. PENDAHULUAN




        Kelainan pada rongga mulut berbeda dengan penyakit rongga mulut. Kelainan ini bisa
merupakan kelainan pertumbuhan dan perkembangan sel. Salah satu jenis kelainan rongga
mulut yaitu epulis. Istilah epulis sering digunaka dalam hubungannya dengan lesi-lesi yang
terjadi ( Syafriadi, 2008).
        Epulis adalah tonjolan yang menyerupai tumor pada gusi (gingiva). Epulis ini
merupakan tumor jinak dan bersifat lokal, sehingga epulis ini tidak bersifat diagnostik tetapi
(hanya untuk menunjukkan tempat atau letaknya) saja. Untuk membantu menegakkan
diagnosa maka diperlukan pemeriksaan mikroskopis pada spesimen yang diambil.
Pemeriksaan secara mikroskopis mampu menunjukkan gambaran jelas yang mengindikasikan
adanya kelainan atau tidak. Oleh karena itu praktikan dituntut untuk melakukan proses
pembuatan preparat dengan sungguh-sungguh dan hati-hati. Karena pembuatan preparat ini
memakan waktu yang lama dan juga sangat rentan mengalami kegagalan ( Syafriadi, 2008).
        Epulis adalah tumor jinak gusi yang berasal dari periost di sekitar gigi yang
tumbuhnya lambat. Epulis merupakan suatu psiudotumor yang penyebabnya antara lain
Iritasi, mekanik, Infeksi bakteri, Trauma, gangguan pertumbuhan, gangguan keseimbangan
hormonal. Mengingat jaringan pembentukan bersifat multipoten, maka bentuk epulis dapat
bersifat:   Epulis   Fibromatosa,    Epulis    fissuratum,   Epulis    granulomatosa,     Epulis
sangiomatosa/telangiectasi, Epulis gigantoseluler ( Puruhit, 1997).

        Epulis adalah suatu tumor yang bersifat jinak dan pertumbuhannya berada di atas
gingival dan berasal dari periodontal dan jaringan periosteum. Epulis ini bersifat fibrous,
hiperplastik atau granulatif. Dalam pertumbuhannya epulis ini bisa tidak bertangkai atau
biasa disebut sensile dan dan bisa pula bertangkai (peduncullated). Epulis ini dapat berasal
dari iritasi kronis yang berlanjut menjadi epulis fissuratum/denture hyperplasia akibat
rangsangan tepi protesa tidak baik dan berlangsung lama dalam rongga mulut. Selain itu
epulis juga dapat terjadi pada pasien dengan gangguan hormonal ( Style,2009).

        Epulis Congenitalis disebut Congenital granular cell tumor (GCT). Epulis ini terdapat
pada mukosa bayi yang baru lahir. Etiologinya secara jelas belum diketahui namun diduga
berasal dari sel epitel bakal benih gigi (odontogenik). Epulis ini terlihat seperti benjolan yang
muncul pada alveolar ridge dalam rongga mulut. Hal ini menghambat pernafasan dan asupan
makanan bayi. Secara klinis massa peduncullated kadang multiobuler dan berwarna merah
muda lunak. Evaluasi patologis tumor yang disebut diagnosis GTC antara lain penampakan
makroskopik permukaan luar terlihat tidak biasa dan potongannya homogenus. Histologisnya
terlihat sel polygonal yang menyebar teratur dan mengandung ovalnuclei dan abundant
coarsely granular cytoplasm ( Style,2009).

       Epulis Congenitalis/Tumor Sel Granular/Tumor Neumans. Biasa disebut Congenital
granular cell tumor (GCT). Epulis ini terdapat pada mukosa bayi yang baru lahir. Etiologinya
secara jelas belum diketahui namun diduga berasal dari sel epitel bakal benih gigi
(odontogenik) (Leave, 2008).




Gambar 1.1 Epulis Congenitalis (www.kgu.de/zmorph/histopatho/patho)
BAB 2. PEMBAHASAN



     Epulis adalah suatu tumor yang bersifat jinak dan pertumbuhannya berada diatas
gingival dan berasal dari periodontal dan jaringan periosteum. Epulis ini bersifat fibrous,
hiperplastik atau granulatif. Dalam pertumbuhannya, epulis bisa tidak bertangkai ysng biasa
disebut dengan sensile dan bisa bertangkai. Epulis ini dapat berasal dari iritasi kronis yang
berlanjut menjadi epulis fissuratum akibat rangsangan tepi protesa tidak baik dan berlangsung
lama dalam rongga mulut.
     Epulis kongenital merupakan Epulis tipe ini adalah kondisi kongenital yang sangat
jarang ditemui, dan terjadi pada bayi saat kelahiran. Biasanya sering dijumpai pada bayi
perempuan daripada laki-laki dengan rasio 8:1, dan paling banyak terjadi pada maksila
(rahang atas) dibandingkan mandibula (rahang bawah).




                              Gambar 2.1 Epulis Kongenital

       Epulis konginetal terlihat seperti benjolan yang muncul pada alveolar ridge dalam
rongga mulut. Hal ini menghambat pernafasan dan asupan makanan bayi. Secara klinis massa
peduncullated kadang multiobuler dan berwarna merah muda lunak. Evaluasi patologis tumor
yang disebut diagnosis GTC antara lain penampakan makroskopik permukaan luar terlihat
tidak biasa dan potongannya homogenus. Histologisnya terlihat sel polygonal yang menyebar
teratur dan mengandung ovalnuclei dan abundant coarsely granular cytoplasm.
Gambar 2.2 Seorang bayi perempuan dengan epulis congenital, kasus yang pertama kali
dilaporkan pada tahun 1871 dan hingga kini hanya sekitar 200 kejadian yang pernah
dilaporkan.


Gejala-gejala pada epulis konginetal
        Pada bayi yang baru lahir dijumpai massa tonjolan pada mulutnya, biasanya pada
tulang rahang atas bagian anterior (depan). Dari 10% kasus yang dilaporkan, lesi yang terjadi
adalah lesi multipel namun dapat juga berupa lesi tunggal. Ukuran lesi bervariasi, dari 0.5 cm
hingga 2 cm namun ada kasus di mana ukuran epulis mencapai 9 cm. lesi ini lunak,
bertangkai dan terkadang berupa lobus-lobus dari mukosa alveolar. Bila epulis terlalu besar,
dapat mengganggu saluran pernafasan dan menyulitkan bayi saat menyusu. Secara histologis,
epulis kongenital mirip dengan granular cell tumor yang terjadi pada orang dewasa.
Perbedaannya adalah pada epulis kongenital tidak rekuren dan tampaknya tidak berpotensi ke
arah keganasan. Kelainan ini dapat ditemui secara dini saat sang ibu memeriksakan
kandungan melalui alat sonography namun diagnosa yang pasti belum dapat ditegakkan.

        Perawatan yang dilakukan pada epulis congenital ini cenderung lebih mengecil
dengan sendirinya dan menghilang pada saat bayi yang berusia sekitar 8 bulan. Sehingga lesi
yang berukuran kecil tidak membutuhkan perawatan. Lesi yang lebih besar dapat
mengganggu pernafasan dan menyusui sehingga perlu dilakukan pembedahan dengan cara
anestesi total.
Dilaporkan keberhasilan dalam menangani kasus pada epulis congenital yaitu dengan
menggunakan laser karbondioksida untuk mengoperasi lesi yang besar. Tetapi pada kasus-
kasus yang ada, kejadian ini tampaknya tidak mengganggu proses pertumbuhan gigi.




                    Gambar 2.3 Gambaran histopatologi dari epulis kongenital

       Gambaran histopatologis dari epulis congenital mirip dengan gambaran histopatologi
anatomi dari granular sel myoblastoma, pada permukaan epitelnya terlihat normal atau
menebal. Mitosis sel tidak dijumpai pada epulis ini, tetapi pada epulis ini banyak dijumpai
kapiler.
BAB 3. KESIMPULAN




   1. Epulis adalah suatu tumor yang bersifat jinak dan pertumbuhannya berada diatas
       gingival dan berasal dari periodontal dan jaringan periosteum

   2. Epulis kongenital/Sel Granular/Tumor/Neumans biasa disebut Congenital granular cell
       tumor (GCT merupakan epulis yang terdapat pada mukosa bayi y7ang baru lahir

   3. Etiologi epulis kongenital secara jelas belum diketahui namun diduga berasal dari sel
       epitel bakal benih gigi (odontogenik)

Epulis congenital cenderung menghilang setelah bayi berumur 8 bulan, tetapi perlu
diwaspadai apabila lesi berukuran besar dapat mengganggu pernafasan
DAFTAR PUSTAKA




Langlais, Robert P. 1998. Atlas Berwarna Kelainan Rongga Mulut Yang Lazim, Alih Bahasa:
          Budi Susetyo. Jakarta: Hipokrates.
Leave. 2008. Epulis. http://kenehati.blogspot.com
Syafriadi, Mei, 2008. Patologi Mulut. Yogyakarta: Andi

Puruhit,dkk.1997. Benign Tumor of Oral cavity -Oral tumors. Pra Sarjana Lab. Ilmu Bedah :
       FK Unair Surabaya
Style. 2009. Epulis. http://dudulzhc.blogspot.com/2009/08/epulis-what-is-it.html.
http://www.kgu.de/zmorph/histopatho/patho/pub/data/kh/de/002_a.html
http://www.kgu.de/zmorph/histopatho/patho/pub/data/kh/de/006_a.html

More Related Content

What's hot

prinsip preparasi
prinsip preparasiprinsip preparasi
prinsip preparasi
Mira Khairunnisa
 
Morfologi gigi sulung2
Morfologi gigi sulung2Morfologi gigi sulung2
Morfologi gigi sulung2Indri Yanti
 
gigi-tiruan-lengkap
gigi-tiruan-lengkapgigi-tiruan-lengkap
gigi-tiruan-lengkap
ikaa388
 
Dk 2 sk 9 ikgk
Dk 2 sk 9 ikgkDk 2 sk 9 ikgk
Dk 2 sk 9 ikgk
Rossy Basman
 
91878881 pembuatan-gigi-tiruan-penuh
91878881 pembuatan-gigi-tiruan-penuh91878881 pembuatan-gigi-tiruan-penuh
91878881 pembuatan-gigi-tiruan-penuhAulia Putri Evindra
 
8. anatomi gigi full
8. anatomi gigi full8. anatomi gigi full
8. anatomi gigi full
hasril hasanuddin
 
Lesi Putih, Variasi Normal, Leukoplakia
Lesi Putih, Variasi Normal, LeukoplakiaLesi Putih, Variasi Normal, Leukoplakia
Lesi Putih, Variasi Normal, Leukoplakia
Vina Widya Putri
 
Alat Diagnostik dan Pre Klinik
Alat Diagnostik dan Pre KlinikAlat Diagnostik dan Pre Klinik
Alat Diagnostik dan Pre Klinik
wahyuni majid
 
Keterangan status pasien
Keterangan status pasienKeterangan status pasien
Keterangan status pasien
ikaa388
 
Epidemiologi penyakit gingiva dan periodontal
Epidemiologi penyakit gingiva dan periodontalEpidemiologi penyakit gingiva dan periodontal
Epidemiologi penyakit gingiva dan periodontalDellery Usman
 
Indikasi dan kontraindikasi psa
Indikasi dan kontraindikasi psaIndikasi dan kontraindikasi psa
Indikasi dan kontraindikasi psa
Chusna Wardani
 
Asuhan keperawatan maloklusi - pemeriksaan dan penatalaksanaan
Asuhan keperawatan maloklusi - pemeriksaan dan penatalaksanaanAsuhan keperawatan maloklusi - pemeriksaan dan penatalaksanaan
Asuhan keperawatan maloklusi - pemeriksaan dan penatalaksanaan
Alex Susanto
 
Gingival crevicular fluid (caian Sulkus GIngiva)
Gingival crevicular fluid (caian Sulkus GIngiva)Gingival crevicular fluid (caian Sulkus GIngiva)
Gingival crevicular fluid (caian Sulkus GIngiva)
Ferdiana Agustin
 
Jenis-jenis Maloklusi (Malposisi, Crowding, Open Bite)
Jenis-jenis Maloklusi (Malposisi, Crowding, Open Bite)Jenis-jenis Maloklusi (Malposisi, Crowding, Open Bite)
Jenis-jenis Maloklusi (Malposisi, Crowding, Open Bite)
Audree Geraldine Jonathan
 
Ppt nekrosis pulpa
Ppt nekrosis pulpaPpt nekrosis pulpa
Ppt nekrosis pulpa
sucihr
 
SETTING TIME GYPSUM TYPE III KEDOKTERAN GIGI RASIO W/P
SETTING TIME GYPSUM TYPE III KEDOKTERAN GIGI RASIO W/PSETTING TIME GYPSUM TYPE III KEDOKTERAN GIGI RASIO W/P
SETTING TIME GYPSUM TYPE III KEDOKTERAN GIGI RASIO W/P
devita nuryco
 
Epulis granulomatosa
Epulis granulomatosaEpulis granulomatosa
Epulis granulomatosa
Amelia Arundito
 
Laporan tutorial Radiografi Kedokteran Gigi
Laporan tutorial Radiografi Kedokteran GigiLaporan tutorial Radiografi Kedokteran Gigi
Laporan tutorial Radiografi Kedokteran Gigi
Vina Widya Putri
 
3. anatomi gigi insisivus kedua atas & bawah
3. anatomi gigi insisivus kedua atas & bawah3. anatomi gigi insisivus kedua atas & bawah
3. anatomi gigi insisivus kedua atas & bawah
hasril hasanuddin
 

What's hot (20)

prinsip preparasi
prinsip preparasiprinsip preparasi
prinsip preparasi
 
Morfologi gigi sulung2
Morfologi gigi sulung2Morfologi gigi sulung2
Morfologi gigi sulung2
 
gigi-tiruan-lengkap
gigi-tiruan-lengkapgigi-tiruan-lengkap
gigi-tiruan-lengkap
 
Kavitas kelas i rk
Kavitas kelas i rkKavitas kelas i rk
Kavitas kelas i rk
 
Dk 2 sk 9 ikgk
Dk 2 sk 9 ikgkDk 2 sk 9 ikgk
Dk 2 sk 9 ikgk
 
91878881 pembuatan-gigi-tiruan-penuh
91878881 pembuatan-gigi-tiruan-penuh91878881 pembuatan-gigi-tiruan-penuh
91878881 pembuatan-gigi-tiruan-penuh
 
8. anatomi gigi full
8. anatomi gigi full8. anatomi gigi full
8. anatomi gigi full
 
Lesi Putih, Variasi Normal, Leukoplakia
Lesi Putih, Variasi Normal, LeukoplakiaLesi Putih, Variasi Normal, Leukoplakia
Lesi Putih, Variasi Normal, Leukoplakia
 
Alat Diagnostik dan Pre Klinik
Alat Diagnostik dan Pre KlinikAlat Diagnostik dan Pre Klinik
Alat Diagnostik dan Pre Klinik
 
Keterangan status pasien
Keterangan status pasienKeterangan status pasien
Keterangan status pasien
 
Epidemiologi penyakit gingiva dan periodontal
Epidemiologi penyakit gingiva dan periodontalEpidemiologi penyakit gingiva dan periodontal
Epidemiologi penyakit gingiva dan periodontal
 
Indikasi dan kontraindikasi psa
Indikasi dan kontraindikasi psaIndikasi dan kontraindikasi psa
Indikasi dan kontraindikasi psa
 
Asuhan keperawatan maloklusi - pemeriksaan dan penatalaksanaan
Asuhan keperawatan maloklusi - pemeriksaan dan penatalaksanaanAsuhan keperawatan maloklusi - pemeriksaan dan penatalaksanaan
Asuhan keperawatan maloklusi - pemeriksaan dan penatalaksanaan
 
Gingival crevicular fluid (caian Sulkus GIngiva)
Gingival crevicular fluid (caian Sulkus GIngiva)Gingival crevicular fluid (caian Sulkus GIngiva)
Gingival crevicular fluid (caian Sulkus GIngiva)
 
Jenis-jenis Maloklusi (Malposisi, Crowding, Open Bite)
Jenis-jenis Maloklusi (Malposisi, Crowding, Open Bite)Jenis-jenis Maloklusi (Malposisi, Crowding, Open Bite)
Jenis-jenis Maloklusi (Malposisi, Crowding, Open Bite)
 
Ppt nekrosis pulpa
Ppt nekrosis pulpaPpt nekrosis pulpa
Ppt nekrosis pulpa
 
SETTING TIME GYPSUM TYPE III KEDOKTERAN GIGI RASIO W/P
SETTING TIME GYPSUM TYPE III KEDOKTERAN GIGI RASIO W/PSETTING TIME GYPSUM TYPE III KEDOKTERAN GIGI RASIO W/P
SETTING TIME GYPSUM TYPE III KEDOKTERAN GIGI RASIO W/P
 
Epulis granulomatosa
Epulis granulomatosaEpulis granulomatosa
Epulis granulomatosa
 
Laporan tutorial Radiografi Kedokteran Gigi
Laporan tutorial Radiografi Kedokteran GigiLaporan tutorial Radiografi Kedokteran Gigi
Laporan tutorial Radiografi Kedokteran Gigi
 
3. anatomi gigi insisivus kedua atas & bawah
3. anatomi gigi insisivus kedua atas & bawah3. anatomi gigi insisivus kedua atas & bawah
3. anatomi gigi insisivus kedua atas & bawah
 

Viewers also liked

epulis fissuratum
 epulis fissuratum epulis fissuratum
epulis fissuratum
Aya Guzman
 
pleno dmf2 tumor jinak odontogen
pleno dmf2 tumor jinak odontogenpleno dmf2 tumor jinak odontogen
pleno dmf2 tumor jinak odontogen
FioLina Febrianingrum
 
Exo 2
Exo 2Exo 2
Pedoman ppia 2012 final
Pedoman ppia 2012 finalPedoman ppia 2012 final
Pedoman ppia 2012 final
Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon
 
Manajemen Kesehatan Gigi Pada Kehamilan
Manajemen Kesehatan Gigi Pada KehamilanManajemen Kesehatan Gigi Pada Kehamilan
Manajemen Kesehatan Gigi Pada Kehamilanguest2735210a
 
Infant oral health care
Infant oral health careInfant oral health care
Infant oral health care
Divya Gaur
 

Viewers also liked (6)

epulis fissuratum
 epulis fissuratum epulis fissuratum
epulis fissuratum
 
pleno dmf2 tumor jinak odontogen
pleno dmf2 tumor jinak odontogenpleno dmf2 tumor jinak odontogen
pleno dmf2 tumor jinak odontogen
 
Exo 2
Exo 2Exo 2
Exo 2
 
Pedoman ppia 2012 final
Pedoman ppia 2012 finalPedoman ppia 2012 final
Pedoman ppia 2012 final
 
Manajemen Kesehatan Gigi Pada Kehamilan
Manajemen Kesehatan Gigi Pada KehamilanManajemen Kesehatan Gigi Pada Kehamilan
Manajemen Kesehatan Gigi Pada Kehamilan
 
Infant oral health care
Infant oral health careInfant oral health care
Infant oral health care
 

Similar to Epulis kongenital

Tumor mandibula
Tumor mandibulaTumor mandibula
Tumor mandibula
UIN Alauddin Makassar
 
Presentasi Kista Odontogenik dan Tumor Odontogenik - Willi Fragcana Putra
Presentasi Kista Odontogenik dan Tumor Odontogenik - Willi Fragcana PutraPresentasi Kista Odontogenik dan Tumor Odontogenik - Willi Fragcana Putra
Presentasi Kista Odontogenik dan Tumor Odontogenik - Willi Fragcana Putra
Willi Fragcana Putra
 
Makalah labio palato
Makalah labio palatoMakalah labio palato
Makalah labio palato
Warnet Raha
 
CASE REPORT BEDAH MULUT - ADENOMATOID.pdf
CASE REPORT BEDAH MULUT - ADENOMATOID.pdfCASE REPORT BEDAH MULUT - ADENOMATOID.pdf
CASE REPORT BEDAH MULUT - ADENOMATOID.pdf
WNabilahKusuma
 
labiopalatokisis/NRB /bu henik poltekkes surakarta
labiopalatokisis/NRB /bu henik poltekkes surakartalabiopalatokisis/NRB /bu henik poltekkes surakarta
labiopalatokisis/NRB /bu henik poltekkes surakartaRejeki Lestari
 
Jurding denrad deklay
Jurding denrad deklayJurding denrad deklay
Jurding denrad deklay
MariatunZahroNasutio
 
Lidah dan Rongga Mulut.pptx
 Lidah dan  Rongga Mulut.pptx Lidah dan  Rongga Mulut.pptx
Lidah dan Rongga Mulut.pptx
mutiarafitri13
 
labiokiziz (Indah Diani, Indah Dwijayanti, Intan Permata : Non Reguler B)
labiokiziz (Indah Diani, Indah Dwijayanti, Intan Permata : Non Reguler B)labiokiziz (Indah Diani, Indah Dwijayanti, Intan Permata : Non Reguler B)
labiokiziz (Indah Diani, Indah Dwijayanti, Intan Permata : Non Reguler B)idije
 
10453-25501-1-SM.pdf
10453-25501-1-SM.pdf10453-25501-1-SM.pdf
10453-25501-1-SM.pdf
KikiMelindaButarbuta
 
Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter iimalay87
 
Rencana Perawatan dan Penatalaksanaan Ameloblastoma
Rencana Perawatan dan Penatalaksanaan AmeloblastomaRencana Perawatan dan Penatalaksanaan Ameloblastoma
Rencana Perawatan dan Penatalaksanaan Ameloblastoma
Nabilah Kusuma
 
Catatan scenario 2
Catatan scenario 2Catatan scenario 2
Catatan scenario 2
cameliasenada
 
Egalk
EgalkEgalk
Egalk
Yan Eshad
 
Chapter ii
Chapter iiChapter ii

Similar to Epulis kongenital (20)

Tumor mandibula
Tumor mandibulaTumor mandibula
Tumor mandibula
 
Presentasi Kista Odontogenik dan Tumor Odontogenik - Willi Fragcana Putra
Presentasi Kista Odontogenik dan Tumor Odontogenik - Willi Fragcana PutraPresentasi Kista Odontogenik dan Tumor Odontogenik - Willi Fragcana Putra
Presentasi Kista Odontogenik dan Tumor Odontogenik - Willi Fragcana Putra
 
Makalah labio palato
Makalah labio palatoMakalah labio palato
Makalah labio palato
 
Makalah labio palato
Makalah labio palatoMakalah labio palato
Makalah labio palato
 
Makalah labio palato
Makalah labio palatoMakalah labio palato
Makalah labio palato
 
CASE REPORT BEDAH MULUT - ADENOMATOID.pdf
CASE REPORT BEDAH MULUT - ADENOMATOID.pdfCASE REPORT BEDAH MULUT - ADENOMATOID.pdf
CASE REPORT BEDAH MULUT - ADENOMATOID.pdf
 
labiopalatokisis/NRB /bu henik poltekkes surakarta
labiopalatokisis/NRB /bu henik poltekkes surakartalabiopalatokisis/NRB /bu henik poltekkes surakarta
labiopalatokisis/NRB /bu henik poltekkes surakarta
 
Askep Labiopalatoskisis
Askep LabiopalatoskisisAskep Labiopalatoskisis
Askep Labiopalatoskisis
 
Jurding denrad deklay
Jurding denrad deklayJurding denrad deklay
Jurding denrad deklay
 
Lidah dan Rongga Mulut.pptx
 Lidah dan  Rongga Mulut.pptx Lidah dan  Rongga Mulut.pptx
Lidah dan Rongga Mulut.pptx
 
labiokiziz (Indah Diani, Indah Dwijayanti, Intan Permata : Non Reguler B)
labiokiziz (Indah Diani, Indah Dwijayanti, Intan Permata : Non Reguler B)labiokiziz (Indah Diani, Indah Dwijayanti, Intan Permata : Non Reguler B)
labiokiziz (Indah Diani, Indah Dwijayanti, Intan Permata : Non Reguler B)
 
Lp ameloblastoma
Lp ameloblastomaLp ameloblastoma
Lp ameloblastoma
 
10453-25501-1-SM.pdf
10453-25501-1-SM.pdf10453-25501-1-SM.pdf
10453-25501-1-SM.pdf
 
Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter ii
 
Rencana Perawatan dan Penatalaksanaan Ameloblastoma
Rencana Perawatan dan Penatalaksanaan AmeloblastomaRencana Perawatan dan Penatalaksanaan Ameloblastoma
Rencana Perawatan dan Penatalaksanaan Ameloblastoma
 
Catatan scenario 2
Catatan scenario 2Catatan scenario 2
Catatan scenario 2
 
Askep tumor mata
Askep tumor mataAskep tumor mata
Askep tumor mata
 
Ca mulut
Ca mulutCa mulut
Ca mulut
 
Egalk
EgalkEgalk
Egalk
 
Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter ii
 

Recently uploaded

441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
Datalablokakalianda
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
LyanNurse1
 
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxxCBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
MuhammadAlFarizi88
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
helixyap92
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
EmohAsJohn
 
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.pptBahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
UmmyKhairussyifa1
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
MuhammadAuliaKurniaw1
 
Panduan pencatatan dan pelaporan PISP diare
Panduan pencatatan dan pelaporan  PISP diarePanduan pencatatan dan pelaporan  PISP diare
Panduan pencatatan dan pelaporan PISP diare
YantariTiyora2
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
Jumainmain1
 
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.pptAskep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
fitrianakartikasari5
 
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptxsudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
muhammadrezkizanuars
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
gerald rundengan
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
nadyahermawan
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
MuhammadAuliaKurniaw1
 
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptxAspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
PutriHanny4
 
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
kirateraofficial
 
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.pptPelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
andiaswindahlan1
 
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternakPowerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
adevindhamebrina
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
BayuEkaKurniawan1
 

Recently uploaded (19)

441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
 
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxxCBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
 
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.pptBahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
 
Panduan pencatatan dan pelaporan PISP diare
Panduan pencatatan dan pelaporan  PISP diarePanduan pencatatan dan pelaporan  PISP diare
Panduan pencatatan dan pelaporan PISP diare
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
 
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.pptAskep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
 
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptxsudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
 
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptxAspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
 
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
 
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.pptPelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
 
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternakPowerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
 

Epulis kongenital

  • 1. EPULIS KONGENITAL (Tugas Patologi Anatomi) oleh: PERPULUNGENTA PURBA FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS JEMBER 2009
  • 2. BAB 1. PENDAHULUAN Kelainan pada rongga mulut berbeda dengan penyakit rongga mulut. Kelainan ini bisa merupakan kelainan pertumbuhan dan perkembangan sel. Salah satu jenis kelainan rongga mulut yaitu epulis. Istilah epulis sering digunaka dalam hubungannya dengan lesi-lesi yang terjadi ( Syafriadi, 2008). Epulis adalah tonjolan yang menyerupai tumor pada gusi (gingiva). Epulis ini merupakan tumor jinak dan bersifat lokal, sehingga epulis ini tidak bersifat diagnostik tetapi (hanya untuk menunjukkan tempat atau letaknya) saja. Untuk membantu menegakkan diagnosa maka diperlukan pemeriksaan mikroskopis pada spesimen yang diambil. Pemeriksaan secara mikroskopis mampu menunjukkan gambaran jelas yang mengindikasikan adanya kelainan atau tidak. Oleh karena itu praktikan dituntut untuk melakukan proses pembuatan preparat dengan sungguh-sungguh dan hati-hati. Karena pembuatan preparat ini memakan waktu yang lama dan juga sangat rentan mengalami kegagalan ( Syafriadi, 2008). Epulis adalah tumor jinak gusi yang berasal dari periost di sekitar gigi yang tumbuhnya lambat. Epulis merupakan suatu psiudotumor yang penyebabnya antara lain Iritasi, mekanik, Infeksi bakteri, Trauma, gangguan pertumbuhan, gangguan keseimbangan hormonal. Mengingat jaringan pembentukan bersifat multipoten, maka bentuk epulis dapat bersifat: Epulis Fibromatosa, Epulis fissuratum, Epulis granulomatosa, Epulis sangiomatosa/telangiectasi, Epulis gigantoseluler ( Puruhit, 1997). Epulis adalah suatu tumor yang bersifat jinak dan pertumbuhannya berada di atas gingival dan berasal dari periodontal dan jaringan periosteum. Epulis ini bersifat fibrous, hiperplastik atau granulatif. Dalam pertumbuhannya epulis ini bisa tidak bertangkai atau biasa disebut sensile dan dan bisa pula bertangkai (peduncullated). Epulis ini dapat berasal dari iritasi kronis yang berlanjut menjadi epulis fissuratum/denture hyperplasia akibat rangsangan tepi protesa tidak baik dan berlangsung lama dalam rongga mulut. Selain itu epulis juga dapat terjadi pada pasien dengan gangguan hormonal ( Style,2009). Epulis Congenitalis disebut Congenital granular cell tumor (GCT). Epulis ini terdapat pada mukosa bayi yang baru lahir. Etiologinya secara jelas belum diketahui namun diduga berasal dari sel epitel bakal benih gigi (odontogenik). Epulis ini terlihat seperti benjolan yang muncul pada alveolar ridge dalam rongga mulut. Hal ini menghambat pernafasan dan asupan
  • 3. makanan bayi. Secara klinis massa peduncullated kadang multiobuler dan berwarna merah muda lunak. Evaluasi patologis tumor yang disebut diagnosis GTC antara lain penampakan makroskopik permukaan luar terlihat tidak biasa dan potongannya homogenus. Histologisnya terlihat sel polygonal yang menyebar teratur dan mengandung ovalnuclei dan abundant coarsely granular cytoplasm ( Style,2009). Epulis Congenitalis/Tumor Sel Granular/Tumor Neumans. Biasa disebut Congenital granular cell tumor (GCT). Epulis ini terdapat pada mukosa bayi yang baru lahir. Etiologinya secara jelas belum diketahui namun diduga berasal dari sel epitel bakal benih gigi (odontogenik) (Leave, 2008). Gambar 1.1 Epulis Congenitalis (www.kgu.de/zmorph/histopatho/patho)
  • 4. BAB 2. PEMBAHASAN Epulis adalah suatu tumor yang bersifat jinak dan pertumbuhannya berada diatas gingival dan berasal dari periodontal dan jaringan periosteum. Epulis ini bersifat fibrous, hiperplastik atau granulatif. Dalam pertumbuhannya, epulis bisa tidak bertangkai ysng biasa disebut dengan sensile dan bisa bertangkai. Epulis ini dapat berasal dari iritasi kronis yang berlanjut menjadi epulis fissuratum akibat rangsangan tepi protesa tidak baik dan berlangsung lama dalam rongga mulut. Epulis kongenital merupakan Epulis tipe ini adalah kondisi kongenital yang sangat jarang ditemui, dan terjadi pada bayi saat kelahiran. Biasanya sering dijumpai pada bayi perempuan daripada laki-laki dengan rasio 8:1, dan paling banyak terjadi pada maksila (rahang atas) dibandingkan mandibula (rahang bawah). Gambar 2.1 Epulis Kongenital Epulis konginetal terlihat seperti benjolan yang muncul pada alveolar ridge dalam rongga mulut. Hal ini menghambat pernafasan dan asupan makanan bayi. Secara klinis massa peduncullated kadang multiobuler dan berwarna merah muda lunak. Evaluasi patologis tumor yang disebut diagnosis GTC antara lain penampakan makroskopik permukaan luar terlihat tidak biasa dan potongannya homogenus. Histologisnya terlihat sel polygonal yang menyebar teratur dan mengandung ovalnuclei dan abundant coarsely granular cytoplasm.
  • 5. Gambar 2.2 Seorang bayi perempuan dengan epulis congenital, kasus yang pertama kali dilaporkan pada tahun 1871 dan hingga kini hanya sekitar 200 kejadian yang pernah dilaporkan. Gejala-gejala pada epulis konginetal Pada bayi yang baru lahir dijumpai massa tonjolan pada mulutnya, biasanya pada tulang rahang atas bagian anterior (depan). Dari 10% kasus yang dilaporkan, lesi yang terjadi adalah lesi multipel namun dapat juga berupa lesi tunggal. Ukuran lesi bervariasi, dari 0.5 cm hingga 2 cm namun ada kasus di mana ukuran epulis mencapai 9 cm. lesi ini lunak, bertangkai dan terkadang berupa lobus-lobus dari mukosa alveolar. Bila epulis terlalu besar, dapat mengganggu saluran pernafasan dan menyulitkan bayi saat menyusu. Secara histologis, epulis kongenital mirip dengan granular cell tumor yang terjadi pada orang dewasa. Perbedaannya adalah pada epulis kongenital tidak rekuren dan tampaknya tidak berpotensi ke arah keganasan. Kelainan ini dapat ditemui secara dini saat sang ibu memeriksakan kandungan melalui alat sonography namun diagnosa yang pasti belum dapat ditegakkan. Perawatan yang dilakukan pada epulis congenital ini cenderung lebih mengecil dengan sendirinya dan menghilang pada saat bayi yang berusia sekitar 8 bulan. Sehingga lesi yang berukuran kecil tidak membutuhkan perawatan. Lesi yang lebih besar dapat mengganggu pernafasan dan menyusui sehingga perlu dilakukan pembedahan dengan cara anestesi total.
  • 6. Dilaporkan keberhasilan dalam menangani kasus pada epulis congenital yaitu dengan menggunakan laser karbondioksida untuk mengoperasi lesi yang besar. Tetapi pada kasus- kasus yang ada, kejadian ini tampaknya tidak mengganggu proses pertumbuhan gigi. Gambar 2.3 Gambaran histopatologi dari epulis kongenital Gambaran histopatologis dari epulis congenital mirip dengan gambaran histopatologi anatomi dari granular sel myoblastoma, pada permukaan epitelnya terlihat normal atau menebal. Mitosis sel tidak dijumpai pada epulis ini, tetapi pada epulis ini banyak dijumpai kapiler.
  • 7. BAB 3. KESIMPULAN 1. Epulis adalah suatu tumor yang bersifat jinak dan pertumbuhannya berada diatas gingival dan berasal dari periodontal dan jaringan periosteum 2. Epulis kongenital/Sel Granular/Tumor/Neumans biasa disebut Congenital granular cell tumor (GCT merupakan epulis yang terdapat pada mukosa bayi y7ang baru lahir 3. Etiologi epulis kongenital secara jelas belum diketahui namun diduga berasal dari sel epitel bakal benih gigi (odontogenik) Epulis congenital cenderung menghilang setelah bayi berumur 8 bulan, tetapi perlu diwaspadai apabila lesi berukuran besar dapat mengganggu pernafasan
  • 8. DAFTAR PUSTAKA Langlais, Robert P. 1998. Atlas Berwarna Kelainan Rongga Mulut Yang Lazim, Alih Bahasa: Budi Susetyo. Jakarta: Hipokrates. Leave. 2008. Epulis. http://kenehati.blogspot.com Syafriadi, Mei, 2008. Patologi Mulut. Yogyakarta: Andi Puruhit,dkk.1997. Benign Tumor of Oral cavity -Oral tumors. Pra Sarjana Lab. Ilmu Bedah : FK Unair Surabaya Style. 2009. Epulis. http://dudulzhc.blogspot.com/2009/08/epulis-what-is-it.html. http://www.kgu.de/zmorph/histopatho/patho/pub/data/kh/de/002_a.html http://www.kgu.de/zmorph/histopatho/patho/pub/data/kh/de/006_a.html