1) Pertumbuhan ekonomi global dan Indonesia diperkirakan membaik pada 2014 meskipun masih terdapat tantangan.
2) Pertumbuhan ekonomi Indonesia 2013 di bawah target APBN-P, didorong terutama sektor industri dan perdagangan.
3) Defisit APBN 2014 diperkirakan lebih rendah dibanding 2013 meskipun pendapatan dan belanja negara terus meningkat.
Isu-Isu Strategis dan Peraturan Subsektor Mineral dan Batubara. Disampaikan pada: Coffee Morning Ditjen Mineral dan Batubara. Jakarta, 2 Februari 2017.
Isu-Isu Strategis dan Peraturan Subsektor Mineral dan Batubara. Disampaikan pada: Coffee Morning Ditjen Mineral dan Batubara. Jakarta, 2 Februari 2017.
Paket Kebijakan Deregulasi Ekonomi IndonesiaAr rayan
Sejak bulan September 2016 Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan Paket Kebijakan Ekonomi yang bertujuan untuk deregulasi, debirokrtisasi, dan penegakan hukum untuk peningkatan daya saing investasi, industri, ekspor, logistik, dan pariwisata Indonesia.
2. Pertumbuhan Ekonomi Global
prospek 2014 lebih cerah
Sumber: IMF
2012 2013 2014
World 3.1 3.1 3.8
USA 2.2 1.7 2.7
Euro Area -0.6 -0.6 0.9
Japan 1.9 2.0 1.2
China 7.8 7.8 7.7
India 3.2 5.6 5.7
ASEAN-5 6.1 5.6 5.7
Indonesia 6.2 6.3 6.4
*IMF July 2013, Indonesia per April
4. Pertumbuhan Ekonomi 2013
realisasi pertumbuhan di bawah target APBN-P
LAPANGAN USAHA Sem 1-2013 APBN-P 2013 RAPBN-2014
Pertanian, Peternakan, Kehutanan &
Perikanan
3.4 3.7 3.5
Pertambangan dan Penggalian -0.7 2.0 1.5
Industri Pengolahan 5.9 6.1 6.4
Listrik, Gas dan Air Bersih 6.6 6.4 5.8
Konstruksi 6.9 7.3 6.8
Perdagangan, Hotel dan Restoran 6.5 8.3 8.1
Pengangkutan dan Komunikasi 10.7 11.1 10.1
Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan 8.2 6.0 6.0
Jasa-jasa 5.5 5.2 6.6
PDB 5.9 6.3 6.4
Sumber: BPS
5. Pertumbuhan Ekonomi 2013
berdasarkan pengeluaran
Jenis Pengeluaran
Pertumbuhan
Semester I-2013
2013 2014
Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 5,1 5,0 5,3
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 1,4 6,7 5,4
Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB 5,2 6,9 8,8
Ekspor Barang dan Jasa 4,2 6,6 7,4
Dikurangi Impor Barang dan Jasa 0,3 6,1 7,5
PDB 5,9 6,3 6,4
Sumber: BPS
6. Peran Wilayah dalam Pembentukan PDB
peran Kalimantan merosot akibat penurunan ekspor
Wilayah/pulau 2012 Q2-13
Sumatera 23,77 23,90
Jawa 57,62 58,15
Bali dan Nusa Tenggara 2,51 2,50
Kalimantan 9,30 8,73
Sulawesi 4,74 4,81
Maluku dan Papua 2,06 1,91
Total 100,0 100,0
Sumber: BPS
8. Perkembangan Ekspor & Impor
ekspor melemah akibat penurunan harga & permintaan
Sumber: BPS
9. Komoditas
Nilai
(Juta US$)
Share Komoditas
Nilai
(Juta US$)
Share Komoditas
Nilai
(Juta US$)
Share
Hasil pertanian 437.5 3.7% Hasil industri 9,198.5 76.8%
Hasil pertambangan
dan lainnya
2,266.2
18.9
%
Udang 120.1 1.0% Minyak sawit 1,431.3 12.0% Batubara 1,948.6 16.3%
Biji kopi 93.2 0.8% Tekstil dan produk tekstil 1,095.3 9.2% Biji tembaga 67.5 0.6%
Ikan dan lain-lain 78.3 0.7%
Peralatan listrik, alat ukur
dan optik
843.0 7.0% Biji nikel 111.1 0.9%
Biji coklat 39.8 0.3% Karet olahan 745.9 6.2% Bauksit 98.8 0.8%
Rempah-rempah 22.5 0.2% Produk logam dasar 713.9 6.0% Granit - 0.0%
Buah-buahan 14.7 0.1% Makanan olahan 471.8 3.9% Hasil pertambangan lainnya 39.8 0.3%
Teh 10.6 0.1% Alas kaki 336.9 2.8% Hasil sektor lainnya 0.5 0.0%
Damar dan getah damar 9.9 0.1%
Kertas dan barang dari
kertas
314.5 2.6% Klasifikasi Lain 67.6 0.6%
Bahan nabati 9.9 0.1% Produk kayu olahan 291.4 2.4% Jumlah, fob 11,969.8 100.0%
Tembakau 5.7 0.0% Bahan kimia 267.1 2.2%
Lainnya 32.8 0.3% Hasil Industri Lainnya 2,687.4 22%
Impor Berdasarkan Komoditas, Juni 2013
10. Jenis Barang Nilai (Juta US$)
Persentase
(%)
Barang konsumsi 2,313
14%
Makanan dan minuman, baku, untuk rumah tangga 174 1%
Makanan dan minuman, olahan, untuk rumah tangga 235 1%
Mobil penumpang 89 1%
Alat angkutan bukan untuk industri 24 0%
Barang konsumsi tahan lama 152 1%
Barang konsumsi semi-tahan lama 206 1%
Barang konsumsi tidak tahan lama 204 1%
Bahan bakar dan pelumas, olahan, produk minyak 1,204 7%
Barang yang tidak dirinci secara spesifik 25 0%
Bahan baku dan bahan penolong 11,071 69%
Makanan dan minuman, baku untuk industri 383 2%
Makanan dan minuman, olahan untuk industri 527 3%
Bahan pasokan, baku untuk industri 550 3%
Bahan pasokan, olahan untuk industri 4,637 29%
Suku cadang dan perlengkapan untuk barang modal 1,543 10%
Suku cadang dan perlengkapan untuk alat angkutan 663 4%
Bahan bakar dan pelumas, baku 1,121 7%
Bahan bakar dan pelumas, olahan 1,647 10%
Barang modal 2,621 16%
Barang modal (kecuali alat angkutan) 2,133 13%
Mobil penumpang 89 1%
Alat angkutan lainnya, untuk industri 399 2%
Impor yang tidak dapat diklasifikasikan 3)
92 1%
Jumlah, cif 16,097 100%
Impor Berdasarkan Barang (Juni, 2013)
22. Postur APBN (Triliun Rupiah)
URAIAN 2008 2009 2010 2011 2012
2013 2014
(APBNP) (RAPBN)
A. PENDAPATAN NEGARA 981,6 848,8 995,3 1.210,6 1.338,1 1.502,0 1.662,5
B. BELANJA NEGARA 985,7 937,4 1.042,1 1.295,0 1.491,4 1.726,2 1.816,7
C. KESEIMBANGAN PRIMER 84,3 5,2 41,5 8,9 (52,8) (111,7) (34,7)
D. SURPLUS/(DEFISIT) ANGGARAN (4,1) (88,6) (46,8) (84,4) (153,3) (224,2) (154,2)
% defisit terhadap PDB (0,08) (1,58) (0,73) (1,14) (1,86) (2,38) (1,49)
E. PEMBIAYAAN 84,1 112,6 91,6 130,9 175,2 224,2 154,2
Kelebihan/(Kekurangan) Pembiayaan 80,0 24,0 44,7 46,5 21,9 0,0 0,0
23. Pendapatan APBN
Pendapatan Negara APBN 2013 APBN-P 2013 RAPBN 2014
I. PENDAPATAN DALAM NEGERI 1,525.2 1,497.5 1,661.1
1. Penerimaan Perpajakan 1,193.0 1,148.4 1,310.2
a. Pendapatan Pajak Dalam Negeri 1,134.3 1,099.9 1,256.3
1) Pendapatan Pajak Penghasilan 584.9 538.8 591.6
a) Pendapatan PPh Migas 71.4 74.3 68.4
b) Pendapatan PPh Nonmigas 513.5 464.5 523.3
2) Pendapatan PPN dan PPBM 423.7 423.7 518.9
3) Pendapatan Pajak Bumi dan Bangunan 27.3 27.3 25.5
4) Pendapatan Cukai 92.0 104.7 114.3
5) Pendapatan Pajak lainnya 6.3 5.4 6.0
b. Pendapatan Pajak Perdagangan Internasional 58.7 48.4 53.9
1) Pendapatan Bea Masuk 27.0 30.8 33.9
2) Pendapatan Bea Keluar 31.7 17.6 20.0
2. Penerimaan Negara Bukan Pajak 332.2 349.2 350.9
a. Penerimaan Sumber Daya Alam 197.2 203.7 198.1
1) Pendapatan SDA Migas 174.9 180.6 171.3
a) Pendapatan Minyak Bumi 120.9 129.3 127.2
b) Pendapatan Gas Bumi 54.0 51.3 44.1
2) Pendapatan SDA Nonmigas 22.3 23.1 26.7
a) Pendapatan Pertambangan Mineral dan Batu Bara 17.6 18.1 21.3
b) Pendapatan Kehutanan 4.2 4.3 4.7
c) Pendapatan Perikanan 0.2 0.3 0.3
d) Pendapatan Panas Bumi 0.4 0.5 0.5
b. Pendapatan Bagian Laba BUMN 33.5 36.5 37.0
c. PNBP Lainnya 78.0 85.5 91.1
d. Pendapatan BLU 23.5 23.5 24.8
II. PENERIMAAN HIBAH 4.5 4.5 1.4
TOTAL 1,529.7 1,502.0 1,662.5
26. 2010 2011 2012 APBNP 2013 RAPBN 2014
I. Belanja Pemerintah Pusat 697 884 1,010.6 1,197 1,230
1. Belanja K/L 333 418 489 622 613
2. Belanja Non K/L 365 466 521 575 618
II. Transfer ke Daerah 345 411 481 529 586
1. Dana Perimbangan 317 347 411 446 482
2. Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian 28 64 69 84 105
BELANJA NEGARA 1,042 1,295 1,491.4 1,726 1,817
Komposisi Belanja Negara
27. Komposisi Belanja RAPBN 2014
Belanja KL
612.7T
34%
Belanja Non KL
617.7T
34%
Dana Perimbangan
481.8T
26%
Dana Otonomi
Khusus dan
Penyesuaian
104.6T
6%
28. Jenis Belanja APBN 2013 % PDB APBN-P 2013 % PDB RAPBN 2014 % PDB
Belanja Pegawai 241,6 2,6 233,0 2,5 276,7 2,7
Belanja Barang 200,7 2,2 206,5 2,2 203,7 2,0
Belanja Modal 184,4 2,0 192,6 2,0 205,8 2,0
Pembayaran Bunga
Utang
113,2 1,2 112,5 1,2 119,5 1,2
Subsidi 317,2 3,4 348,1 3,7 336,2 3,2
Belanja Hibah 3,6 0,0 2,3 0,0 3,5 0,0
Bantuan Sosial 73,6 0,8 82,5 0,9 55,9 0,5
Belanja Lain-lain 20,0 0,2 19,3 0,2 28,9 0,3
Jumlah 1.154,4 12,5 1196,8 12,7 1230,3 11,9
Perkembangan Belanja Pemerintah Pusat
29. Belanja Pemerintah Pusat, RAPBN 2014
Belanja
Hibah
0%
Belanja Lain-
lain
2% Bantuan
Sosial
5%
Pembayaran
Bunga Utang
10%
Belanja
Barang
17%
Belanja
Modal
17%
Belanja
Pegawai
22%
Subsidi
27%
Tidak Wajib,
31.50%
Wajib,
68.50%
32. Jenis 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Energi 223.0 94.6 140.0 255.6 306.5 299.8 284.7
1 Subsidi BBM 139.1 45.0 82.4 165.2 211.9 199.9 194.9
2 Subsidi Listrik 83.9 49.5 57.6 90.4 94.6 100.0 89.8
Non Energi 52.3 43.5 52.8 39.7 39.9 48.3 51.6
1 Subsidi Pangan 12.1 13.0 15.2 16.5 19.1 21.5 18.8
2 Subsidi Pupuk 15.2 18.3 18.4 16.3 14.0 17.9 21.0
3 Subsidi Benih 1.0 1.6 2.2 0.1 0.1 1.5 1.6
4 PSO 1.7 1.3 1.4 1.8 1.9 1.5 2.2
5 Kredit Program 0.9 1.1 0.8 1.5 1.1 1.2 3.2
6 Subsidi Minyak Goreng 0.1
7 Subsidi Pajak 21.0 8.2 14.8 3.4 3.8 4.6 4.7
8 Subsidi Kedelai 0.2
Jumlah 275.3 138.1 192.7 295.4 346.4 348.1 336.2
Perkembangan subsidi: energi dan non energi
Rp triliun
33. Perkembangan nilai defisit & defisit terhadap GDP (%)
defisit terus melebar memberikan sinyal pemerintah tidak
aware dengan defisit neraca pembayaran
-2.5
-2
-1.5
-1
-0.5
0
-250
-200
-150
-100
-50
0
(APBNP) (RAPBN)
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Defisit % defisit terhadap PDB
34. 2010 2011 2012 APBNP 2013 RAPBN 2014
PEMBIAYAAN 91,6 130,9 175,2 224,2 154,2
Pembiayaan Dalam Negeri 96,1 148,7 198,6 241,1 173,2
1. Perbankan dalam negeri 22,2 48,9 62,7 34,6 6 4,3
2. Non perbankan dalam negeri 73,9 99,8 135,9 206,5 168,9
Pembiayaan Luar Negeri (Neto) 4,6 17,8 (23,5) (16,9) (19,0)
1. Penarikan pinjaman LN (bruto) 54,8 33,7 31,4 49,0 43,2
2. Penerusan Pinjaman (SLA) (8,7) (4,2) (3,8) (6,7) (5,3)
3. Pembayaran Cicilan Pokok Utang
Luar Negeri
50,6 47,3 (51,1) (59,2) (56,9)
Kelebihan/(Kekurangan) Pembiayaan 44,7 46,5 21,9 0,0 0 0,0
Perkembangan Pembiayaan APBN
36. Yield obligasi mata uang lokal 10 tahun
Negara-negara Asia (23/8/2013)
Yield Indonesia terus membubung akibat inflasi
Sumber: ADB
0.8
2.6
2.7
2.9
3.3
3.7
3.9
4.1
4.2
8.4
9.2
0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 7.0 8.0 9.0 10.0
Japan
Hongkong
Singapore
USA
Philippines
Korea
Malaysia
China
Thailand
Indonesia
Vietnam
37. Utang Luar Negeri Pemerintah & Swasta
utang swasta meningkat tajam tekanan terhadap moneter
Sumber: BI