Dokumen tersebut membahas tentang masalah efisiensi, efektivitas, dan relevansi pendidikan di Indonesia. Beberapa masalah yang diidentifikasi adalah mahalnya biaya pendidikan, waktu yang digunakan dalam proses pendidikan, dan mutu guru. Dokumen ini juga menyarankan solusi seperti peningkatan kualitas tenaga kependidikan dan penerapan manajemen pendidikan yang baik.
1. Masalah efisiensi pendidikan melibatkan penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan pendidikan secara hemat dan tepat sasaran.
2. Beberapa masalah efisiensi termasuk penggunaan tenaga pendidikan, prasarana, dan sarana serta penyelenggaraan pendidikan.
3. Ketidakefisienan dalam penggunaan prasarana dan sarana pendidikan dapat disebabkan oleh perencanaan yang kurang matang atau perubahan k
Dokumen tersebut membahas tentang permasalahan pendidikan di Indonesia. Ada empat jenis permasalahan pokok yaitu masalah pemerataan, mutu, efisiensi dan relevansi pendidikan. Dokumen juga membahas faktor-faktor yang mempengaruhi permasalahan pendidikan seperti perkembangan iptek, laju pertumbuhan penduduk dan aspirasi masyarakat. Terakhir dibahas permasalahan aktual pendidikan di Indonesia dan upaya penanggulangannya
Dokumen tersebut membahas permasalahan pendidikan di Indonesia yang meliputi mutu pendidikan, relevansi pendidikan, dan pemerataan kesempatan pendidikan. Mutu pendidikan Indonesia rendah karena sarana yang kurang memadai dan guru yang kurang berkualitas. Relevansi pendidikan juga masih rendah karena kurangnya kesesuaian antara pendidikan dengan kebutuhan pasar kerja. Pemerataan kesempatan pendidikan juga belum merata di seluruh wilayah dan kel
Dokumen tersebut membahas tentang problematika pendidikan di Indonesia yang meliputi regulasi, administrasi, struktur, sistem, budaya, organisasi, dan politik pendidikan serta tantangan guru masa depan akibat perkembangan teknologi, perilaku siswa, dan pengetahuan siswa. Dokumen tersebut juga menyarankan solusi seperti pendidikan berkarakter, perbaikan kurikulum dan infrastruktur, serta peran orang tua dan guru yang mampu membimbing s
Dokumen tersebut membahas tentang masalah efisiensi, efektivitas, dan relevansi pendidikan di Indonesia. Beberapa masalah yang diidentifikasi adalah mahalnya biaya pendidikan, waktu yang digunakan dalam proses pendidikan, dan mutu guru. Dokumen ini juga menyarankan solusi seperti peningkatan kualitas tenaga kependidikan dan penerapan manajemen pendidikan yang baik.
1. Masalah efisiensi pendidikan melibatkan penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan pendidikan secara hemat dan tepat sasaran.
2. Beberapa masalah efisiensi termasuk penggunaan tenaga pendidikan, prasarana, dan sarana serta penyelenggaraan pendidikan.
3. Ketidakefisienan dalam penggunaan prasarana dan sarana pendidikan dapat disebabkan oleh perencanaan yang kurang matang atau perubahan k
Dokumen tersebut membahas tentang permasalahan pendidikan di Indonesia. Ada empat jenis permasalahan pokok yaitu masalah pemerataan, mutu, efisiensi dan relevansi pendidikan. Dokumen juga membahas faktor-faktor yang mempengaruhi permasalahan pendidikan seperti perkembangan iptek, laju pertumbuhan penduduk dan aspirasi masyarakat. Terakhir dibahas permasalahan aktual pendidikan di Indonesia dan upaya penanggulangannya
Dokumen tersebut membahas permasalahan pendidikan di Indonesia yang meliputi mutu pendidikan, relevansi pendidikan, dan pemerataan kesempatan pendidikan. Mutu pendidikan Indonesia rendah karena sarana yang kurang memadai dan guru yang kurang berkualitas. Relevansi pendidikan juga masih rendah karena kurangnya kesesuaian antara pendidikan dengan kebutuhan pasar kerja. Pemerataan kesempatan pendidikan juga belum merata di seluruh wilayah dan kel
Dokumen tersebut membahas tentang problematika pendidikan di Indonesia yang meliputi regulasi, administrasi, struktur, sistem, budaya, organisasi, dan politik pendidikan serta tantangan guru masa depan akibat perkembangan teknologi, perilaku siswa, dan pengetahuan siswa. Dokumen tersebut juga menyarankan solusi seperti pendidikan berkarakter, perbaikan kurikulum dan infrastruktur, serta peran orang tua dan guru yang mampu membimbing s
Jenis Permasalahan Pokok Pendidikan dan Keterkaitan Antara Masalah-Masalah Pe...Nurrahmah Fitria
Pendidikan merupakan sebuah proses penting dalam kehidupan setiap manusia, karena melalui proses ini manusia dibentuk dan dilahirkan sebagai seorang manusia yang utuh dan sebenarnya. Oleh karena itulah sistem pendidikan menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sosial budaya dan juga masyarakat.
Membangun suatu sistem pendidikan memeng tidaklah mudah, karena dalam membangun sistem pendidikan haruslah dibarengi dangan pembangunan nasional. Dalam derap langkah pembangunan selalu diupayakan sejalan dengan perkembangan zaman. Dan perkembangan zaman selalu memunculkan persoalan-persoalan baru yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya.
Kaitan erat antara sistem pendidikan dan pembangunan nasional, terutama dalam bidang sosial dan budaya juga ekonomi membuktikan bahwa permasalahan dalam sistem pendidikan selalu bekaitan dengan permasalahan yang datang dari luar sistem pendidikan itu sendiri. Misalnya, kondisi sosial budaya serta ekonomi suatu masyarakat pasti akan mempengaruhi mutu hasil belajar suatu sekolah. Selain itu, masih banyak faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi mutu hasil belajar tersebut.
Mengenai masalah pedidikan, perhatian pemerintah kita masih terasa sangat minim. Gambaran ini tercermin dari beragam masalah pendidikan yang makin rumit. Kualitas siswa masih rendah, pengajar kurang profesional, biaya pendidikan yang mahal, bahkan aturan UU Pendidikan kacau. Dampak dari pendidikan yang buruk itu, negeri kita kedepannya makin terpuruk. Keterpurukan ini dapat juga akibat dari kecilnya rata-rata alokasi anggaran pendidikan baik di tingkat nasional, propinsi, maupun kota dan kabupaten.
Pendidikan di Indonesia juga semakin hari kualitasnya makin rendah. Berdasarkan Survey United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO), terhadap kualitas pendidikan di Negara-negara berkembang di Asia Pacific, Indonesia menempati peringkat 10 dari 14 negara. Sedangkan untuk kualitas para guru, kulitasnya berada pada level 14 dari 14 negara berkembang.
Berdasarkan kenyataan ini, penanggulangan permasalahan pendidikan menjadi sangat rumit karena masalah ini menyangkut banyak komponen juga melibatkan banyak pihak. Dan pada dasarnya terdapat dua masalah pokok yang dihadapi oleh dunia pendidikan kita, yaitu :
1. Bagaimana semua warga negara Indonesia dapat menikmati bangku sekolah atau pendidikan yang layak.
2. Bagaimana pendidikan negara kita dapat membekali para peserta didik dengan kemampuan serta keterampilan kerja yang berkualitas agar dapat terjun ke dunia kerja dalam kehidupan bermasyarakat.
Dokumen tersebut membahas permasalahan pendidikan di Indonesia dan solusinya. Permasalahan utama adalah sistem pendidikan yang menghasilkan siswa sebagai objek belajar tanpa kritis, selain itu terdapat masalah sarana, guru, biaya dan prestasi. Solusinya adalah perbaikan sistemik dan teknis seperti peningkatan sarana, kesejahteraan guru, serta kualitas proses belajar mengajar.
Paragraf pertama menjelaskan latar belakang masalah rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia berdasarkan data dari berbagai lembaga internasional. Paragraf berikutnya menjelaskan beberapa penyebab rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia seperti efektivitas, efisiensi, dan standarisasi pengajaran serta masalah sarana dan kualitas guru. Paragraf terakhir menjelaskan tujuan penulisan makalah ini untuk mendeskripsikan permas
TUGAS BAHASA INDONESIA "MASALAH PENDIDIKAN DI INDONESIA"meyta kharisma
Masalah utama pendidikan di Indonesia adalah (1) kurang meratanya pelayanan pendidikan, (2) menurunnya kualitas pendidikan, dan (3) rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan masyarakat. Beberapa faktor penyebab masalah tersebut adalah pertambahan penduduk dan menurunnya kualitas pendidik. Solusi yang diajukan adalah meningkatkan kemampuan pendidik, memperluas akses pendidikan
Dokumen tersebut membahas tentang rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia. Beberapa penyebab utama yang disebutkan antara lain rendahnya efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran, serta mahalnya biaya pendidikan. Dokumen ini juga menguraikan langkah-langkah pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di masa depan.
Teks tersebut membahas masalah kualitas pendidikan di Indonesia. Kualitas pendidikan di Indonesia rendah karena berbagai faktor seperti efektivitas pengajaran yang kurang, efisiensi proses pembelajaran yang perlu ditingkatkan, serta biaya pendidikan yang mahal. Pemerintah berupaya meningkatkan kualitas dengan menambah akses, meningkatkan kualitas guru dan sarana pembelajaran, serta mengalokasikan anggaran yang lebih besar untuk pendidikan
Dokumen tersebut membahas mengenai berbagai isu yang dihadapi sistem pendidikan Malaysia, termasuk: (1) struktur pendidikan yang kurang selaras, (2) akses pendidikan yang tidak merata terutama antara sekolah bandar dan luar bandar, (3) ketidaksetaraan sumber daya pendidikan, dan (4) kekurangan tenaga pengajar yang berkualitas. Dokumen ini juga membahas tantangan pelaksanaan Program PPSMI dan dampak globalisasi terhadap pendidikan
Artikel ini membahas dukungan berbagai mitra pembangunan internasional terhadap sektor pendidikan di Indonesia, khususnya pendidikan dasar. Mitra-mitra tersebut antara lain Komisi Eropa, Jerman, Belanda yang mendukung peningkatan akses, kualitas, dan tata kelola pendidikan di Indonesia melalui berbagai program dan pendekatan seperti SWAP.
Dokumen tersebut membahas tentang ekonomi pendidikan yang mencakup isu-isu utama seperti alokasi sumber daya, biaya pendidikan, dan perencanaan pendidikan. Dokumen ini juga membahas tentang kebutuhan operasional sekolah seperti kebutuhan peserta didik, perlengkapan, sarana prasarana, gaji guru, manajemen keuangan sekolah, serta peran pemerintah dalam memfasilitasi kebutuhan sekolah.
Jenis Permasalahan Pokok Pendidikan dan Keterkaitan Antara Masalah-Masalah Pe...Nurrahmah Fitria
Pendidikan merupakan sebuah proses penting dalam kehidupan setiap manusia, karena melalui proses ini manusia dibentuk dan dilahirkan sebagai seorang manusia yang utuh dan sebenarnya. Oleh karena itulah sistem pendidikan menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sosial budaya dan juga masyarakat.
Membangun suatu sistem pendidikan memeng tidaklah mudah, karena dalam membangun sistem pendidikan haruslah dibarengi dangan pembangunan nasional. Dalam derap langkah pembangunan selalu diupayakan sejalan dengan perkembangan zaman. Dan perkembangan zaman selalu memunculkan persoalan-persoalan baru yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya.
Kaitan erat antara sistem pendidikan dan pembangunan nasional, terutama dalam bidang sosial dan budaya juga ekonomi membuktikan bahwa permasalahan dalam sistem pendidikan selalu bekaitan dengan permasalahan yang datang dari luar sistem pendidikan itu sendiri. Misalnya, kondisi sosial budaya serta ekonomi suatu masyarakat pasti akan mempengaruhi mutu hasil belajar suatu sekolah. Selain itu, masih banyak faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi mutu hasil belajar tersebut.
Mengenai masalah pedidikan, perhatian pemerintah kita masih terasa sangat minim. Gambaran ini tercermin dari beragam masalah pendidikan yang makin rumit. Kualitas siswa masih rendah, pengajar kurang profesional, biaya pendidikan yang mahal, bahkan aturan UU Pendidikan kacau. Dampak dari pendidikan yang buruk itu, negeri kita kedepannya makin terpuruk. Keterpurukan ini dapat juga akibat dari kecilnya rata-rata alokasi anggaran pendidikan baik di tingkat nasional, propinsi, maupun kota dan kabupaten.
Pendidikan di Indonesia juga semakin hari kualitasnya makin rendah. Berdasarkan Survey United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO), terhadap kualitas pendidikan di Negara-negara berkembang di Asia Pacific, Indonesia menempati peringkat 10 dari 14 negara. Sedangkan untuk kualitas para guru, kulitasnya berada pada level 14 dari 14 negara berkembang.
Berdasarkan kenyataan ini, penanggulangan permasalahan pendidikan menjadi sangat rumit karena masalah ini menyangkut banyak komponen juga melibatkan banyak pihak. Dan pada dasarnya terdapat dua masalah pokok yang dihadapi oleh dunia pendidikan kita, yaitu :
1. Bagaimana semua warga negara Indonesia dapat menikmati bangku sekolah atau pendidikan yang layak.
2. Bagaimana pendidikan negara kita dapat membekali para peserta didik dengan kemampuan serta keterampilan kerja yang berkualitas agar dapat terjun ke dunia kerja dalam kehidupan bermasyarakat.
Dokumen tersebut membahas permasalahan pendidikan di Indonesia dan solusinya. Permasalahan utama adalah sistem pendidikan yang menghasilkan siswa sebagai objek belajar tanpa kritis, selain itu terdapat masalah sarana, guru, biaya dan prestasi. Solusinya adalah perbaikan sistemik dan teknis seperti peningkatan sarana, kesejahteraan guru, serta kualitas proses belajar mengajar.
Paragraf pertama menjelaskan latar belakang masalah rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia berdasarkan data dari berbagai lembaga internasional. Paragraf berikutnya menjelaskan beberapa penyebab rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia seperti efektivitas, efisiensi, dan standarisasi pengajaran serta masalah sarana dan kualitas guru. Paragraf terakhir menjelaskan tujuan penulisan makalah ini untuk mendeskripsikan permas
TUGAS BAHASA INDONESIA "MASALAH PENDIDIKAN DI INDONESIA"meyta kharisma
Masalah utama pendidikan di Indonesia adalah (1) kurang meratanya pelayanan pendidikan, (2) menurunnya kualitas pendidikan, dan (3) rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan masyarakat. Beberapa faktor penyebab masalah tersebut adalah pertambahan penduduk dan menurunnya kualitas pendidik. Solusi yang diajukan adalah meningkatkan kemampuan pendidik, memperluas akses pendidikan
Dokumen tersebut membahas tentang rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia. Beberapa penyebab utama yang disebutkan antara lain rendahnya efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran, serta mahalnya biaya pendidikan. Dokumen ini juga menguraikan langkah-langkah pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di masa depan.
Teks tersebut membahas masalah kualitas pendidikan di Indonesia. Kualitas pendidikan di Indonesia rendah karena berbagai faktor seperti efektivitas pengajaran yang kurang, efisiensi proses pembelajaran yang perlu ditingkatkan, serta biaya pendidikan yang mahal. Pemerintah berupaya meningkatkan kualitas dengan menambah akses, meningkatkan kualitas guru dan sarana pembelajaran, serta mengalokasikan anggaran yang lebih besar untuk pendidikan
Dokumen tersebut membahas mengenai berbagai isu yang dihadapi sistem pendidikan Malaysia, termasuk: (1) struktur pendidikan yang kurang selaras, (2) akses pendidikan yang tidak merata terutama antara sekolah bandar dan luar bandar, (3) ketidaksetaraan sumber daya pendidikan, dan (4) kekurangan tenaga pengajar yang berkualitas. Dokumen ini juga membahas tantangan pelaksanaan Program PPSMI dan dampak globalisasi terhadap pendidikan
Artikel ini membahas dukungan berbagai mitra pembangunan internasional terhadap sektor pendidikan di Indonesia, khususnya pendidikan dasar. Mitra-mitra tersebut antara lain Komisi Eropa, Jerman, Belanda yang mendukung peningkatan akses, kualitas, dan tata kelola pendidikan di Indonesia melalui berbagai program dan pendekatan seperti SWAP.
Dokumen tersebut membahas tentang ekonomi pendidikan yang mencakup isu-isu utama seperti alokasi sumber daya, biaya pendidikan, dan perencanaan pendidikan. Dokumen ini juga membahas tentang kebutuhan operasional sekolah seperti kebutuhan peserta didik, perlengkapan, sarana prasarana, gaji guru, manajemen keuangan sekolah, serta peran pemerintah dalam memfasilitasi kebutuhan sekolah.
Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah dalam Peningkatan Mutu Pendidikan pada SMP Negeri 19 Percontohan Banda Aceh. Ringkasannya adalah: (1) penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi MBS dalam peningkatan mutu pendidikan di SMPN 19 Banda Aceh; (2) hasilnya menunjukkan bahwa perencanaan program berdasarkan visi dan misi sekolah namun belum terdapat target has
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang analisis manfaat biaya pendidikan dengan menjelaskan pengertian biaya pendidikan, komponen-komponen biaya pendidikan, cara memperkirakan biaya pendidikan, dan tujuan dari analisis manfaat biaya pendidikan.
Dokumen tersebut membahas tentang analisis pengelolaan dana BOS di sekolah. Secara garis besar dibahas tentang latar belakang, tujuan, dan analisis implementasi kebijakan sekolah gratis melalui program BOS. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan implementasi kebijakan diantaranya komunikasi, sumber daya, sikap, dan struktur birokrasi.
TUGASS KONSEP DASAR DAN STRATEGI PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN.pptxManajemenPendidikanI3
Dokumen tersebut membahas tentang konsep dasar dan strategi penjaminan mutu pendidikan. Terdapat beberapa poin penting yang diangkat yaitu definisi mutu pendidikan, faktor penyebab rendahnya mutu pendidikan, model dan teori peningkatan mutu, strategi peningkatan mutu, tantangan peningkatannya, dan kesimpulan bahwa rendahnya mutu disebabkan oleh faktor sarana, kualitas guru, kesejahteraan guru, kesempatan pendidikan,
Buku 4 Panduan Lomba Akademik dan Ketrampilan Program Paket Bpaketbpsmp
Salah satu program yang dikembangkan oleh Direktorat Pembinaan SMP semenjak Tahun 2011 adalah Program Paket B. Program ini didesain untuk memberikan layanan kepada kelompok masyarakat yang kurang mampu dan tidak mendapatkan akses pendidikan formal. Sebagai salah satu layanan pendidikan alternatif Program Paket B mempunyai karakteristik yang berbeda dengan pendidikan formal. Untuk itu, berbagai program untuk meningkatkan mutu layanan juga harus dilakukan agar mereka mempunyai kemampuan kompetensi yang sama dengan lulusan pendidikan setingkatn SMP lainya. Untuk memberikan motivasi dan mengukur kemampuan pembelajaran peserta didik program Paket B bidang akademik dan keterampilan pada tahun 2014 ini akan dilaksanakan perlombaan yang berbentuk Lomba Cerdar Terampil (LCT) dan Lomba Kecakapan Karya Keterampilan (LK3) Program Paket B untuk peserta didik.
Dokumen tersebut membahas mengenai upaya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia, yang mencakup peningkatan partisipasi sekolah, ketimpangan akses pendidikan, dan rendahnya kualitas pendidikan. Untuk menyelesaikan berbagai masalah tersebut, dokumen tersebut menyarankan perlunya reformasi sistem pendidikan dengan fokus pada peningkatan kapasitas manajemen, penerapan manajemen berbasis sekolah, serta penyediaan dana yang
Dokumen tersebut membahas tentang konsep dasar pembiayaan pendidikan, termasuk teori ekonomi pendidikan, pengertian pembiayaan pendidikan, model-model pembiayaan pendidikan, dan kebijakan pembiayaan pendidikan di Indonesia. Dibahas pula komponen modal manusia yang terkait dengan pendidikan, nilai ekonomi pendidikan, biaya pendidikan, prinsip-prinsip pembiayaan pendidikan, serta model-model pembiayaan pendidikan internasional dan ke
[Ringkasan]
Dokumen ini membahas latar belakang dan dasar hukum penyusunan Rencana Kerja Sekolah/Madrasah (RKS/M). RKS/M dirancang untuk membantu sekolah/madrasah merencanakan program dan kegiatan guna memenuhi standar pelayanan pendidikan minimal. Proses penyusunan RKS/M melibatkan berbagai pemangku kepentingan dan terdiri atas tahap persiapan, penyusunan, dan pengesahan RKS/M.
Kebijakan Pendidikan Tinggi Pascapandemi di IndonesiaTogar Simatupang
Dokumen tersebut membahas dampak pandemi Covid-19 terhadap pendidikan tinggi di Indonesia dan rekomendasi kebijakan untuk masa pasca-pandemi. Dokumen ini menjelaskan tantangan yang dihadapi pendidikan tinggi selama pandemi seperti pembelajaran daring, serta skenario dan terobosan kebijakan untuk masa depan seperti pendidikan hibrida dan program Kampus Merdeka. Dokumen ini juga memberikan rekomendasi perubahan pendekatan kebijak
Similar to Efisiensi Penyelenggaraan Pendidikan di Indonesia Melalui Kerjasama Pemerintah-Swasta (20)
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Efisiensi Penyelenggaraan Pendidikan di Indonesia Melalui Kerjasama Pemerintah-Swasta
1. EFISIENSI PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI INDONESIA MELALUI
KERJASAMA PEMERINTAH - SWASTA
The Efficiency of Education Provision in Indonesia through Public-Private Partnership
Chabibah Nur Afida
7A DIV Akuntansi Reguler Absen 06
STAN, Tangerang Selatan, chabibahnurafida@gmail.com
Makalah diterima: XX Bulan XXXX
Disetujui diterbitkan: XX Bulan XXX
Abstrak
Peningkatan anggaran pendidikan menjadi 20 persen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) tidak serta merta meningkatkan kualitas pendidikan. Penerapan Kerjasama
Pemerintah Swasta (KPS) dapat menjadi alternatif penyediaan pelayanan pendidikan di
Indonesia untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas. Model KPS pendidikan yang sesuai
untuk dikembangkan di Indonesia adalah school infrastructure partnerships, management
contract of schools management dan management contract for teacher training and supply.
Kata Kunci: Kerjasama Pemerintah – Swasta (KPS), pendidikan
Abstract
The increase of the education budget to 20 percent of the State Budget (APBN) does not
necessarily improve the quality of education. Implementation of Public Private Partnership
(PPP) may be an alternative solution to the provision of education services in Indonesia, in
order to improve efficiency and effectiveness. PPP models of education that is appropriate to
be developed in Indonesia are school infrastructure partnerships, management contract of
schools management dan management contract for teacher training and supply.
Keywords: education, Public – Private Partnership (PPP)
JEL Classification: F12, F13
1
2. PENDAHULUAN
Pendidikan secara luas diyakini menjadi
kunci suksesnya pembangunan ekonomi,
politik dan sosial dari suatu bangsa.
Pendidikan dapat membantu seseorang
untuk terlepas dari kemiskinan dengan
meningkatkan kesempatan partisipasi di
pasar. Inilah sebagian alasan yang membuat
pemerintah di seluruh dunia mengambil
tanggung jawab dalam menyediakan dan
mendanai pendidikan, terutama pendidikan
dasar. Namun, hal ini merupakan salah satu
tanggung jawab yang besar dan kompleks
untuk dapat dipenuhi. Oleh sebab itu,
penting bagi pemerintah untuk
mengeksplorasi berbagai cara
penyelenggaraan dan pendanaan pendidikan
secara efektif dan efisien.
Di Indonesia, pentingnya pendidikan
telah disadari oleh pendiri negara.
“Mencerdaskan kehidupan bangsa”
merupakan salah satu tujuan negara
Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan
Undang-undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945). Dalam
rangka mewujudkan tujuan tersebut, sejak
tahun 2003 negara telah mengalokasikan
anggaran pendidikan sekurang-kurangnya
sebesar 20% (dua puluh persen) dari APBN
dan APBD sebagaimana diamanatkan Pasal
31 UUD 1945. Tahun 2015 ini, sektor
pendidikan memperoleh porsi Rp.404
trilyun. Namun, meningkatnya anggaran
pendidikan tersebut tidak serta merta
meningkatkan kualitas pendidikan di
Indonesia. Data education index dari United
Nation Development Programme (UNDP)
tahun 2013 menempatkan Indonesia pada
peringkat 108 dari 187 negara di dunia, di
bawah negara-negara tetangga yaitu
Malaysia (peringkat 62), Brunei Darussalam
(peringkat 30) dan Singapura (peringkat 9).
Bukan pencapaian yang membanggakan jika
dibandingkan dengan besarnya anggaran
yang telah digelontorkan pemerintah. Hal
tersebut dapat menjadi sinyal adanya
penyelenggaraan dan pengelolaan dana
pendidikan yang kurang efektif dan efisien.
Di samping itu, terdapat permasalahan
sektor pendidikan lainnya, yaitu pendidikan
yang tidak merata, infratuktur yang tidak
memadai, rendahnya kualitas guru dan
manajemen sekolah yang tidak efektif,
terutama sekolah negeri.
Salah satu alternatif penyelenggaraan
dan pendanaan pendidikan yang telah
dilakukan di beberapa negara adalah melalui
kerjasama pemerintah swasta (KPS) atau
public-private partnership (PPP). Skema
KPS di Indonesia sebenarnya telah
dikembangkan dalam satu dekade terakhir
dengan payung hukum Peraturan Presiden
Nomor 67 Tahun 2005 dan perubahannya.
Namun, proyek KPS yang diatur dalam
regulasi tersebut adalah proyek infrastruktur
komersial, belum memberikan ruang bagi
pelaksanaan KPS di sektor sosial seperti
2
3. pendidikan. Berdasarkan latar belakang di
atas, penulis tertarik untuk membahas
kemungkinan pelaksanaan KPS sebagai
alternatif penyelenggaraan dan pendanaan
pendidikan di Indonesia agar lebih efektif
dan efisien.
TINJAUAN PUSTAKA
Aid For Development Effectiveness
Secretariat/ A4DES (2012) dalam
laporannya menyatakan bahwa kebutuhan
infrastruktur termasuk infrastuktur sosial
(seperti pendidikan dan kesehatan) yang
meningkat membutuhkan mobilisasi dan
upaya mengembangkan berbagai alternatif
skema pembiayaan yang lebih optimal.
Sejalan dengan arahan RPJM di mana
percepatan pembangunan infrastruktur
diupayakan dengan lebih meningkatkan
Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) serta
peningkatan keterlibatan dan pemberdayaan
masyarakat. A4DES merekomendasikan
pelaksanaan mekanisme KPS sosial
termasuk pendidikan dengan cara
mereplikasi yang telah dilakukan pada
proyek KPS Infrastruktur, termasuk
pembuatan regulasi.
Surachman dalam tulisannya
menyampaikan bahwa opportunity dan
demand proyek infrastruktur sosial di
Indonesia sangat besar, terutama di sektor
pendidikan dan kesehatan, karena struktur
demografi penduduk dan tingkat
pertumbuhan ekonomi, terutama kelas
pendapatan menengah (middle class
income), sangat pesat. Selain itu, kebijakan
anggaran publik pemerintah (anggaran
pendidikan sebesar 20%) juga memberikan
peluang bagi pelaksanaan proyek KPS
sosial. Menurutnya, secara umum proyek
KPS sosial menggunakan skema modalitas
build (design and construct), finance and
operate & maintenance di mana risiko
desain diserahkan kepada sektor swasta. Hal
ini dilakukan karena insentif untuk
melakukan inovasi desain guna mencapai
efisiensi dan efektivitas layanan ada di
sektor swasta. Tulisan ini akan mencoba
menyampaikan model KPS yang potensial
untuk diterapkan di Indonesia,
mengidentifikasi langkah-langkah yang
perlu dilakukan pemerintah serta faktor-
faktor yang perlu diperhatikan oleh
pemerintah guna mencapai kesuksesan
pelaksanaan KPS.
METODOLOGI
Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif kualitatif. Peneliti melakukan
tinjauan pustaka dari berbagai literatur,
mengolahnya dan memberikan rekomendasi
yang dapat diterapkan di Indonesia.
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Menurut World Bank, Kerjasama
Pemerintah Swasta (KPS) adalah perjanjian
3
4. antara pemerintah dan perusahaan swasta di
mana perusahaan swasta memberikan aset,
layanan, atau keduanya, dengan imbalan
pembayaran. Secara umum, KPS bermanfaat
untuk meningkatkan efisiensi, mengurangi
pengeluaran pemerintah, memanfaatkan
keahlian teknis atau manajemen, memacu
transfer teknologi untuk meningkatkan
kualitas dan mengurangi atau
mengalokasikan risiko dengan lebih baik
(A4DES, 2012). Menurut Asia Development
Bank (ADB), bentuk dan modalitas KPS
bergantung pada keterlibatan swasta,
penggunaan keuangan swasta dan alokasi
transfer risiko (Gambar 1).
GAMBAR 1. Bentuk dan Modalitas KPS
Sumber: Asian Development Bank (2010)
Keterlibatan swasta pada sektor
pendidikan bermanfaat antara lain untuk
meningkatkan kompetisi pasar di dunia
pendidikan, otonomi dalam pengelolaan
sekolah, meningkatkan standar serta
pembagian ririko antara pemerintah dan
swasta yang semuanya diharapkan dapat
meningkatkan kualitas pendidikan. Tabel 1
berikut ini menjelaskan mekanisme
keterlibatan swasta pada sistem pendidikan.
Fokus KPS adalah pada kuadran III (public
finance, private provision).
TABEL 1: Provision and Finance of Education
4
5. Sumber: Patrinos & Lewis (2012)
KPS Pendidikan memiliki beberapa
model yang sedikit berbeda dengan KPS
Infrastuktur. Menurut Latham (2009), ada 7
(tujuh) tipe KPS sektor pendidikan dengan
karakteristik desain, tujuan serta peran
pemerintah dan swasta yang berbeda.
1. Adopt-a-School Programs
Mitra KPS menyediakan dana dan
sumber daya dalam membangun sekolah
negeri. Tujuan utamanya adalah
meningkatkan kualitas, akses,
infrastruktur dan partisipasi masyarakat
dalam sekolah negeri.
2. Private sector Philanthropy
Tipe ini dilakukan dengan mencari dana
sumbangan dari perusahaan swasta
untuk meningkatkan kesempatan bagi
pelajar yang miskin terhadap akses
pendidikan yang berkualitas.
3. Capacity-building Programs
Fitur utama tipe ini adalah mitra KPS
mendukung sekolah negeri dalam
penentuan kurikulum, pelatihan
manajemen dan administratif,
penyediaan buku pelajaran serta
pelatihan dan penjaminan kualitas guru.
4. Outsourcing of School Management
Pemerintah melakukan kontrak dengan
swasta untuk mengelola sekolah negeri
dalam beberapa aspek tertentu, seperti
target kinerja, akuntabilitas, ketepatan
waktu dan prosedur arbitrase. Meskipun
dikelola oleh swasta, sekolah tersebut
tetap dimiliki dan dibiayai oleh
pemerintah.
5. Government Purchasing Programs
Pemerintah menjalin kontrak dengan
sekolah swasta (dengan akreditasi
tertentu) untuk menyediakan pendidikan
dengan biaya publik yang diberikan
melalui subsidi kepada pelajar yang
memasuki sekolah swasta tersebut.
6. Voucher Programs
Pemerintah memberikan voucher berupa
certificate atau entitlement kepada para
orang tua yang dapat mereka gunakan
untuk membayar pendidikan anak-
anaknya, baik di sekolah negeri atau
sekolah swasta.
5
6. 7. School Infrastructure Partnerships
Dalam tipe ini, desain, pembiayaan,
pembangunan dan bahkan operasional
infrastuktur sekolah negeri dilakukan
oleh swasta melalui kontrak jangka
panjang dengan pemerintah.
Sementara itu, menurut Mehta dkk
(2010), model KPS yang potensial untuk
diterapkan di India adalah sebagai berikut:
TABEL 2: Potential Public–Private Partnership Models: Education
Sumber: Mehta et al. (2010)
Dari berbagai model tersebut, model
KPS yang potensial untuk diterapkan di
Indonesia guna mengatasi masalah sektor
pendidikan yang ada adalah seperti
dijelaskan pada tabel berikut.
TABEL 3: Permasalahan Sektor Pendidikan di Indonesia dan Model KPS yang Diusulkan
Permasalahan yang Dihadapi Model KPS yang Diusulkan
Kualitas dan kinerja guru • Kontrak manajemen untuk pelatihan dan
penyediaan guru atau Capacity-building
Programs
Infrastruktur yang tidak merata
dan kurang memadai
• School infrastructure partnerships
• Residential schools in rural area
• Outsourcing of school management
Sumber: Hasil analisis
Untuk mengatasi permasalahan
pengadaan infrastruktur pendidikan yang
tidak merata, pemerintah dapat membentuk
KPS dengan model school infrastructure
6
7. partnerships dimana desain, pembiayaan,
pembangunan dan operasional infrastuktur
sekolah dilakukan oleh swasta mitra KPS
melalui kontrak jangka panjang dengan
pemerintah. Kemudian, untuk mengelola
sekolah yang telah ada agar lebih efektif dan
efisien, pemerintah dapat membentuk KPS
outsourcing atau management contract of
school management. Selanjutnya, untuk
infrastuktur pendidikan di daerah terpencil,
pemerintah dapat melakukan KPS
residential schools in rural area seperti
yang diterapkan di India. Sementara itu,
untuk mengatasi permasalahan kualitas dan
kinerja guru, pemerintah dapat menjalin
kontrak manajemen pelatihan dan
penyediaan guru atau capacity-building
programs dengan swasta. Melalui program
ini, dapat juga dilakukan penjaminan
kualitas para guru.
Surachman dalam tulisannya
memberikan usulan skema struktur KPS
Sosial (termasuk pendidikan) di Indonesia
sebagai berikut:
GAMBAR 2: Usulan Skema Struktur KPS Sosial (termasuk pendidikan) di Indonesia
Sumber: Surachman (tanpa tahun)
Hal-hal yang perlu dilakukan pemerintah
dalam mengembangkan proyek KPS pada
sektor pendidikan adalah:
1. Menyiapkan kerangka regulasi KPS
pendidikan.
Telah disebutkan di muka bahwa skema
KPS di Indonesia sebenarnya telah
memiliki payung hukum yaitu Peraturan
Presiden Nomor 67 Tahun 2005 dan
perubahannya. Namun, proyek KPS
yang diatur dalam regulasi tersebut
7
8. adalah proyek infrastruktur komersial,
belum memberikan ruang bagi
pelaksanaan KPS di sektor sosial seperti
pendidikan. Untuk itu, pemerintah perlu
membuat regulasi tersendiri terkait KPS
pendidikan karena bagaimanapun juga,
proyek ini akan menggunakan dana
APBN yang pengeluarannya tidak dapat
dilakukan tanpa adanya peraturan
pendukung.
2. Mengidentifikasi dan menyeleksi proyek
KPS pendidikan.
Identifikasi dan pemilihan proyek yang
berpotensi untuk dikerjasamakan dengan
badan usaha dilakukan dengan
menggunakan pendekatan/ analisis dan
kriteria-kriteria tertentu, yaitu:
a. Pendekatan Analisis Kebutuhan
(Needs Analysis)
Pendekatan ini digunakan untuk
memastikan proyek kerjasama
termasuk dalam rencana dan
program pembangunan pemerintah,
memastikan proyek kerjasama
memiliki dasar pemikiran teknis dan
ekonomi serta untuk memastikan
proyek kerjasama mendapat
dukungan dari pemangku
kepentingan terkait.
b. Pendekatan Kriteria Kepatuhan
(Compliance Criteria)
Dalam mengidentifikasi dan memilih
proyek perlu dipastikan juga
kesesuaian proyek kerjasama,
terutama proyek school
infrastructure partnerships, dengan
rencana pembangunan jangka
menengah nasional/daerah, dan
rencana strategis sektor infrastruktur
serta kesesuaian lokasi proyek
dengan Rencana Tata Ruang
Wilayah. Selain itu juga untuk
memastikan keterkaitan antar sektor
infrastruktur antarwilayah serta
pemenuhan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
c. Kriteria Kualitatif Nilai Manfaat
Uang (Value For Money)
Konsep dasar pendekatan ini adalah
membandingkan antara nilai manfaat
yang diperoleh atas biaya yang
dikeluarkan untuk proyek KPS
dengan proyek non-KPS. Secara
rinci, kriteria kualitatif value for
money adalah adanya nilai investasi
yang memerlukan pengelolaan risiko
yang efektif; sektor swasta memiliki
keunggulan dalam pelaksanaan
proyek kerjasama; efektivitas,
pemerataan, dan akuntabilitas
layanan dapat terjamin dalam jangka
panjang; teknologi dan aspek lain
pada sektor terkait bersifat stabil dan
adaptif terhadap perubahan; serta
adanya insentif yang menarik bagi
sektor swasta.
Setelah dilakukan identifikasi dan
pemilihan, selanjutnya pemerintah
8
9. melakukan penetapan prioritas proyek
KPS Pendidikan dengan metode Analisis
Multi Kriteria (AMK) yang mencakup:
kejelasan deskripsi proyek kerjasama;
hambatan untuk memperoleh akses
terhadap sumber daya penting bagi
pelaksanaan proyek KPS; kejelasan hasil
keluaran proyek; dampak sosial dan
lingkungan yang mampu untuk dikelola
dan dikendalikan; tingkat kemampuan
pemerintah untuk memberikan
dukungan; kesiapan aspek kelembagaan
dan apakah proyek tersebut masuk dalam
prioritas strategis dan/atau perencanaan
pemerintah.
3. Melakukan pra-studi kelayakan proyek.
Studi kelayakan proyek dilakukan di
tahap awal untuk menentukan apakah
sebuah proyek baik untuk diteruskan
atau tidak. Pra-studi kelayakan yang
perlu dilakukan mencakup komponen
kajian hukum, teknis, kelayakan
ekonomi dan keuangan, sosial dan
lingkungan, dukungan dan jaminan serta
kajian bentuk dan ketentuan kerjasama
proyek.
4. Menganalisis risiko proyek dan mitigasi
risiko.
Setiap proyek KPS pendidikan memiliki
karakteristik dan tingkat risiko yang
berbeda satu sama lain. Oleh karena
itu ,penting bagi pemerintah untuk
melakukan analisis terhadap
kemungkinan risiko yang terjadi dan
langkah-langkah mitigasinya. Salah satu
kunci sukses dari suatu proyek KPS
adalah alokasi risiko yang optimal demi
memaksimalkan value for money dan
mitigasi yang tepat dimana risiko
sebaiknya dialokasikan kepada pihak
yang relatif paling mampu untuk
mengelolanya.
5. Melakukan transaksi dan perjanjian
kerjasama proyek.
Tahapan ini terdiri dari 3 (tiga) kegiatan,
yaitu: perencanaan pengadaan/
pelelangan, pelaksanaan pengadaan dan
penandatanganan perjanjian kerjasama.
Dalam tahap ini diperlukan Panitia
Pengadaan yang memahami, mengerti,
dan menguasai hal-hal seperti tata cara
pengadaan, ruang lingkup proyek
kerjasama, hukum perjanjian dan
ketentuan infrastruktur sektor yang
bersangkutan, aspek teknis serta aspek
keuangannya.
6. Melakukan pengawasan dan evaluasi
pelaksanaan proyek.
Kegiatan pengawasan dan evaluasi
proyek perlu dilakukan agar ketentuan-
ketentuan dalam perjanjian kerjasama
yang telah disepakati dapat dilaksanakan
sesuai kesepakatan, sehingga tidak
terjadi permasalahan dan perselisihan.
Tujuan akhirnya adalah agar kontrak
KPS tersebut dapat terlaksana secara
efektif dan efisien.
9
10. Selain melakukan langkah-langkah
tersebut, faktor-faktor berikut ini perlu
diperhatikan untuk dapat menyukseskan
pelaksanaan KPS (diadaptasi dari model
yang diterapkan di Kanada):
1. Leadership and governance
2. Capacity to deliver
3. Enabling policy environment
4. Komunikasi yang jelas dan terbuka
antara pemerintah dan mitra KPS.
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
KEBIJAKAN
Permasalahan sektor pendidikan yang
dihadapi pemerintah Indonesia adalah
pendidikan yang tidak merata, infrastuktur
yang tidak memadai, rendahnya kualitas
guru dan manajemen sekolah yang tidak
efektif. Peningkatan anggaran pendidikan
menjadi sebesar 20% (dua puluh persen)
dari APBN/D tidak ternyata tidak serta
merta meningkatkan kualitas pendidikan di
Indonesia. Penerapan Kerjasama Pemerintah
Swasta (KPS) dapat menjadi alternatif
penyediaan pelayanan pendidikan di
Indonesia untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas. Model KPS pendidikan yang
sesuai untuk dikembangkan di Indonesia
adalah school infrastructure partnerships,
management contract of schools
management dan management contract for
teacher training and supply. Hal-hal yang
perlu dilakukan pemerintah dalam
mengembangkan proyek KPS pada sektor
pendidikan adalah menyiapkan kerangka
regulasi KPS pendidikan, mengidentifikasi
dan menyeleksi proyek KPS pendidikan,
melakukan pra-studi kelayakan proyek,
menganalisis risiko proyek dan mitigasi
risiko, melakukan persiapan dan
pelaksanaan tender proyek, melakukan
transaksi dan perjanjian kerjasama proyek
dan melakukan pengawasan dan evaluasi
pelaksanaan proyek.
DAFTAR PUSTAKA
------------. (2009). Public Private
Partnership in Education. Brussels:
Education International.
------------. (2011). Sustaining Partnership
Edisi Khusus Tahapan KPS 2011.
Jakarta: Infrastructure Reform Sector
Development Program (IRSDP)
BAPPENAS.
------------. (2012). Kerjasama Pemerintah
Swasta (KPS) Pembiayaan KPS
Infrastruktur dan Kesesuaiannya
pada KPS Sosial. Jakarta: Aid For
Development Effectiveness
Secretariat (A4DES).
------------. (2013). Public Sector Digest
Special Edition P3 Innovation: The
Canadian Model. Kanada: Public
Sector Digest.
Latham, Michael. (2009). Public-Private
Partnership in Education. EdInvest.
Mehta, Anouj et al. (2010). Improving
Health and Education Service
Delivery in India through Public–
Private Partnerships. Mandaluyong
City, Philippines: Asian
Development Bank.
Patrinos, Harry Anthony & Lewis, Laura.
10
11. (2012). Impact Evaluation of Private
Sector Participation in Education.
CfBT Education Trust.
Surachman, Eko Nur. (tanpa tahun).
Membangun Paradigma Baru
Penyediaan Infrastruktur Sosial
Pendidikan dan Kesehatan di
Indonesia melalui Skema Kerja
Sama Pemerintah dan Swasta.
Jakarta. Badan Kebijakan Fiskal.
United Nation Development Programme
(UNDP): Human Development
Report (Education Index) diakses
pada 20 Februari 2015 dari
http://hdr.undp.org/en/content/educa
tion-index.
11