Poverty of farmers is a problem that is still often encountered in Central Lomobok. From this problem, the purpose of this article is expected to be a reference and educational material, especially for the government and farmers in producing natural products optimally and can support the welfare of farmers. The method used in this research is Literature review because the analysis is integrated with scientific writing that is directly related to the research question. Each substance and problem shows the correspondence between the writings and research questions that have been formulated to draw a hypothesis and conclusion. Efforts or strategies that support a structure for the welfare of farmers apart from the community itself, the role of the government is expected to be able to support the activities and activities of productive farmers and be able to boost the economy of the farmers.
Pengertian Kemiskinan
Merupakan ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar dan memperbaiki keadaan. kemiskinan dapat diartikan secara lebih luas dengan menambahkan faktor faktor lain seperti faktor sosial dan moral. Secara konvensional, kemiskinan dapat diartikan sebagai suatu keadaan individu atau masyarakat yang berada di bawah garis tertentu. Secara umum pengertian dari kemiskinan sangat beragam, tergantung dasar pemikiran dan cara pandang seseorang. Namun kemiskinan identik dengan ketidakmampuan sekelompok masyarakat yang terhadap sistem yang diterapkan oleh suatu pemerintah sehingga mereka berada pada posisi yang sangat lemah dan tereksploitas(kemiskinan struktural).
Pengertian Kemiskinan
Merupakan ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar dan memperbaiki keadaan. kemiskinan dapat diartikan secara lebih luas dengan menambahkan faktor faktor lain seperti faktor sosial dan moral. Secara konvensional, kemiskinan dapat diartikan sebagai suatu keadaan individu atau masyarakat yang berada di bawah garis tertentu. Secara umum pengertian dari kemiskinan sangat beragam, tergantung dasar pemikiran dan cara pandang seseorang. Namun kemiskinan identik dengan ketidakmampuan sekelompok masyarakat yang terhadap sistem yang diterapkan oleh suatu pemerintah sehingga mereka berada pada posisi yang sangat lemah dan tereksploitas(kemiskinan struktural).
PENGUATAN KOMUNITAS MELALUI PEMANFAATAN MODAL SOSIAL UNTUK PENANGGULANGAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI MASYARAKAT
Oleh: MM Sri Dwiyantari1) dan Retor AW Kaligis
IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI DALAM MENGATASI KEMISKINAN PERKOTAAN DI KECAMATAN NUSANIWE, KOTA AMBON
Oleh Nancy Rahakbauw. S.Sos., M.Si*
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi kekurangan hal-hal yang biasa untuk dipunyai seperti makanan , pakaian , tempat berlindung dan air minum, hal-hal ini berhubungan erat dengan kualitas hidup .
Paket Informasi Dasar Penanggulangan Kemiskinan. Oswar Mungkasa
Paket Informasi Dasar Penanggulangan Kemiskinan ini disusun oleh Lembaga Penelitian SMERU untuk Badan Koordinasi Penanggulangan
Kemiskinan (BKPK). Bahan-bahan diambil dari sejumlah sumber, termasuk yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan, laporan-laporan, serta
dokumen-dokumen dari berbagai lembaga nasional dan internasional. Foto-foto yang digunakan merupakan koleksi Lembaga Penelitian
SMERU dan Forum Jurnalis Foto (FJF). Semua bahan-bahan dalam Paket Informasi Dasar ini dapat diperbanyak untuk kepentingan umum.
Agustus, 2001
PENGUATAN KOMUNITAS MELALUI PEMANFAATAN MODAL SOSIAL UNTUK PENANGGULANGAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI MASYARAKAT
Oleh: MM Sri Dwiyantari1) dan Retor AW Kaligis
IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI DALAM MENGATASI KEMISKINAN PERKOTAAN DI KECAMATAN NUSANIWE, KOTA AMBON
Oleh Nancy Rahakbauw. S.Sos., M.Si*
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi kekurangan hal-hal yang biasa untuk dipunyai seperti makanan , pakaian , tempat berlindung dan air minum, hal-hal ini berhubungan erat dengan kualitas hidup .
Paket Informasi Dasar Penanggulangan Kemiskinan. Oswar Mungkasa
Paket Informasi Dasar Penanggulangan Kemiskinan ini disusun oleh Lembaga Penelitian SMERU untuk Badan Koordinasi Penanggulangan
Kemiskinan (BKPK). Bahan-bahan diambil dari sejumlah sumber, termasuk yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan, laporan-laporan, serta
dokumen-dokumen dari berbagai lembaga nasional dan internasional. Foto-foto yang digunakan merupakan koleksi Lembaga Penelitian
SMERU dan Forum Jurnalis Foto (FJF). Semua bahan-bahan dalam Paket Informasi Dasar ini dapat diperbanyak untuk kepentingan umum.
Agustus, 2001
Perubahan dan pemberdayaan untuk Jakarta yang Aman dan Sejahtera Visi Misi da...musniumar
DKI Jakarta adalah ibukota negara Republik Indonesia. Sebagai ibukota negara, suka tidak suka dan mau tidak mau harus aman. Tidak hanya aman, tetapi warganya harus pula sejahtera.
Oleh karena itu, diperlukan perubahan dengan orientasi utama pada pemberdayaan masyarakat supaya tercipta keadilan. Kalau sudah adil, maka akan aman.
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa BaratEldi Mardiansyah
Di dalamnya mencakup Presentasi tentang Pendampingan Individu 2 Pendidikan Guru Penggerak Aangkatan ke 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat tahun 2024 yang bertemakan Visi dan Prakarsa Perubahan pada SMP Negeri 4 Ciemas. Penulis adalah seorang Calon Guru Penggerak bernama Eldi Mardiansyah, seorang guru bahasa Inggris kelahiran Bogor.
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Efforts to Minimize Poverty of the Central Lombok Sasak Farmer Community
1. Volume 1 Nomor 1 April 2021 (PP. 01-10) p-ISSN:2461-0666
e-ISSN:2461-0720
1
Upaya Meminimalisir Kemiskinan Komunitas PetaniSasak Lombok Tengah
Rizki Amin Al Qadry
Program Studi Sosiologi ¸Universitas Mataram, Nusa Tenggara Barat, Indonesia;
Kata Kunci Abstrak
Kata kunci: Upaya
memnimalisir
kemiskinian, Komuditas
Petani, Suku Sasak.
Kemiskinan para petani merupakan masalah yang masih sering dijumpai di Lomobok
Tengah Dari masalah tersebut, tujuan dari artikel ini diharapkan mampu menjadi
acuan dan bahan yang bersifat edukatif, khususnya pemerintah dan petani dalam
memproduksi hasil alam secara optimal dan dapat menunjang kesejahtaraan para petani.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Literature review karena analisis
terintegrasi dengan tulisan ilmiah yang terkait langsung dengan pertanyaan penelitian.
Setiap substansi dan masalah menunjukkan korespondensi antara tulisan-tulisan dan
pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan guna menarik suatu hipoteis dan
kesimpulan. Upaya atau strategi yang mendukung suatu struktur untuk kesejahtraan
petani selain dari komunitas sendiri, peran pemerintah diharapkan mampu menunjang
aktivitas dan kegiatan para petani yang porduktif dan mampu mendongkrak
perekonomian para petani.
Keywords Abstract
Keywords: Efforts to
minimize poverty, Farmer
Community, Sasak Tribe.
Poverty of farmers is a problem that is still often encountered in Central Lomobok.
From this problem, the purpose of this article is expected to be a reference and
educational material, especially for the government and farmers in producing natural
products optimally and can support the welfare of farmers. The method used in this
research is Literature review because the analysis is integrated with scientific writing
that is directly related to the research question. Each substance and problemshows the
correspondence between the writings and research questions that have been formulated
to draw a hypothesis and conclusion.Efforts or strategies that support a structure for the
welfare of farmers apart from the community itself, the role of the government is
expected to be able to support the activities and activities of productive farmers and be
able to boost the economy of the farmers.
Rizki Amin Al Qadry. Program Studi Sosiologi ¸Universitas Mataram, Nusa Tenggara Barat, Indonesia.
Email: riskyal230@gmail.com
2. Volume 1 Nomor 1 April 2021 (PP. 01-10) p-ISSN:2461-0666
e-ISSN:2461-0720
2
PENDAHULUAN
Fenomena yang masih menjadi masalah
sosial utama di Indonesia adalah masalah
kemiskinan, karena masih banyak indikator
yang cukup bervariasi yang menandakan
masyarakat secara obyektif masih tergolong
miskin, diantaranya masih terdapatnya
masyarakat dalam kondisi “Suatu tingkat
kehidupan yang berada dibawah standar
kebutuhan hidup minimum”. Sarah Nita
Hasibuan, Bambang Juanda dan Sri Mulatsih
(2019) (7). Sehingga untuk menyelesaikannya
diperlukan solusi yang komperhensif atau
menyeluruh, dan tentunya bukan solusi secara
parsial harus diketahui akar masalah yang
menjadi penyebab terjadinya kemiskinan pada
petani. Terdapat beberapa aspek yang
menyebabkan pasifnya masalah kemiskinan
petani diantaranya kebijakan atau regulasi
pemerintah, serta minimnya akses dan fasilitas
yang menunjang kesejahteraan petani.
Selain itu kondisi petani yang
bergantung pada musim sangat berpengaruh
pada tingkat pendapatan. Rendahnya Sumber
Daya Manusia (SDM) dan peralatan beserta
bahan yang digunakan Petani berpengaruh pada
hasil produksi lahan atau kebun, keterbatasan
dalam pemahaman akan teknologi, menjadikan
kualitas dan kuantitas produksi secara pasif
tidak mengalami peningkatan. Tetapi faktor
pendongrak utama sebenarnya dari pemerintah
seperti yang dikatakan Sumodiningrat (1999)
menegaskan bahwa Program pemberdayaan
masyarakat dirancang oleh pemerintah untuk
memecahkan tiga masalah utama pembangunan
yakni pengangguran, ketimpangan, dan
pengentasan kemiskinan.
Kemiskinan memiliki konsep dan kreteria
yang beragam. World Bank mendefinisikan
“Kemiskinan dengan menggunakan ukuran
kemampuan/ daya beli, yaitu US $1 atau US $2 per
kapita per hari”. Sementara itu, BPS (Badan Pusat
Statistik) mendefinisikan “Kemiskinan didasarkan
pada garis nilai yang digunakan untuk menentukan
kemiskinan mengacu pada kebutuhan minimum
yang dibutuhkan oleh seseorang yaitu 21,00 kalori
per kapita per hari, ditambah dengan kebutuhan
minimurn non-makan yang merupakan kebutuhan
dasar seseorang yang meliputi papan, sandang,
sekolah, transportasi, serta kebutuhan rumah tangga
dan individu yang mendasarinya”. Sedangkan
kemiskinan menurut Bappenas (2004) yaitu “ Kondisi
dimana seseorang atau sekelompok orang laki dan
perempuan, yang tidak mampu memenuhi hak-hak
dasarnya untuk mempertahankan dan
mengembangkan kehidupan yang bermartabat dan
haknya”. Hak-hak dasar manusia tersebut meliputi
terpenuhinya kebutuhan pangan, sandang, kesehatan,
pendidikan, pekerjaan, penunahan, air bersih,
pertanahan, sumberdaya alam dan lingkungan hidup,
rasa aman dari perlakuan atau arncaman tindak
kekerasan dan hak untuk berpartisipasi dalam
kehidupan sosial politik. Dilansir dari laman resmi
BBC News Indonesia, 2021. Saat ini dikarenakan
masa pandemic akibat wabah virus Covid-19, angka
kemiskinan kian meningkat dengan derastis. Jumlah
warga miskin di Indonesia meningkat lebih dari 2,7
juta jiwa akibat pandemi Covid-19, menurut data dari
BPS.
Walaupun dengan naiknya angka kemsikinan
secara nasional, khusus daerah Nusa Tenggara Barat
(NTB), tepatnya kecamatan Lombok Tengah pulau
Lombok, dari data yang dirilis BPS Lombok tengah
angka kemiskinan masyarakatnya cendrung
mengalami penurunan walaupun hanya selisih sedikit.
“Tahun 2019 kemiskinan sekitar 13,63 persen (128,82
ribu jiwa). Sedangkan di tahun 2020 menjadi 13,44
persen (128,10 ribu jiwa), artinya turun tipis, ” (BPS
Lombok Tengah).
Dari beberapa data kemiskinan diatas,
tentunya masalah kemiskinan di Lombok tengah
masih menjadi masalah pokok yang harus menjadi
perhatian bersama. Strategi dan upaya meminimalisir
kemiskininan pada komunitas petani Lombok Tengah
maupun dalam skala nasional selain mengandalkan
kebijakan atau regulasi pemerintah berupa upaya
edukatif dan sosiolisasi guna meningkatkan
kesadaran bagi masyarakat maupun komunitas petani
yang nantinya akan dapat berdampak pada taraf
hidup, antara lain berpengaruh terhadap tingkat
pendapatan, serta tingkat kesejahteraan.
Bersumber dari data, masalah dan
pembahasan diatas, tujuan dari tulisan ini diharapkan
bisa menjadi acuan dan bahan yang bersifat edukatif
serta bermanfaat bagi kita semua, khususnya
pemerintah dan komunitas para petani, baik berupa
landasan, gambaran, dan upaya maupun setrategi bagi
elemen terdampak, yakni kemiskinan pada komunitas
petani Lombok Tengah agar bisa keluar dari kreteria
masyarakat miskin baik berupa wawasan, upaya, dan
strategi menuju komunitas petani yang produktif.
3. Volume 1 Nomor 1 April 2021 (PP. 01-10) p-ISSN:2461-0666
e-ISSN:2461-0720
3
TINJAUAN PUSTAKA
Kemiskinan
Situasi atau kondisi dimana individu
atau suatu kelompok masyarakat yang tidak
mampu menjalani kehidupannya sampai suatu
taraf yang dianggap mapan atau belum
mencapai kesejahteraan dapat dikatakan
sebagai bentuk kemiskinan. Beberapa dimensi
utama kemiskinan adalah politik, sosial
budaya dan psikologi, ekonomi dan akses
terhadap aset, hak dan tangguag jawabnya
sebagai manusia. Dimensi tersebut saling
terkait dan saling mengunci/membatasi.
Kemiskinan dapat dicermati secara langsung
melului indra ketika terdapat individu maupun
suatu kelompok mengalami kelaparan, tidak
memiliki tempat tinggal, bila sakit tidak
mempunyai dana untuk berobat, tidak dapat
membaca karena tidak mampu bersekolah,
tidak memiliki pekerjaan, takut menghadapi
masa depan, kehilangan anak karena sakit
akibat kekurangan air bersih. Kemiskinan
adalah ketidakberdayaan, terpinggirkan dan
tidak memiliki rasa kebebasan terhadap
dirinya maupun dengan orang lain.
Kemiskinan menurut bebarapa ahli
antara lain:
Yulianto Kadji. Kemiskinan yaitu meliputi
tidak terpenuhinya kebutuhan dasar yang
mencakup aspek primer dan sekunder.
Supriatna. Menyatakan bahwa kemiskinan
adalah situasi yang serba terbatas yang terjadi
bukan atas kehendak orang yang bersangkutan.
Friedman dalam Suharto (2004). Kemiskinan
berarti ketidaksamaan kesempatan unfuk
mengakumulasikan basis kekuasaan sosial.
Kotze (2004) (6). Menyatakan bahwa
masyarakat miskin yaitu masyarakat yang
memiliki kemampuan yang relatif kurang baik
untuk memperoleh sumber melalui
kesempatan yang ada.
Komunitas Petani
Komunitas tani adalah usaha yang dilakukan
sekumpulan petani yang terikat atas dasar kesamaan
kepentingan dan keserasian dalam usaha dibidang
pertanian untuk mengatasi masalah dalam pertanian
yang muncul dikegiatan pertanian guna mencapai
suatu maksud dan tujuan yang sama. Komunitas tani
dianggap memiliki fungsi sebagai organisasi yang
efektif untuk memberdayakan petani, meningkatkan
produktifitas, pendapatan dan kesejahteraan petani
dengan bantuan fasilitas pemerintah melalui program
kebijakan pembangunan pertanian. Factor produksi
yang sangat penting dalam usaha tani adalah lahan
(Rizky Yuldaningsi. 2020:3).
Berikut beberapa tinjauan pustaka dari artikel
ilmiah diluar bebarapa tinjaun pustaka yang telah
digunakan sebagai landasan dan acuan untuk mencari
beberapa ulasan, rangkuman, dan pemikiran penulis
antara lain dengan metode naratif berupa kesamaan,
ketidaksamaan, pandangan dan perbandingan antara
lain:
Difinisi Kemiskinan
Afifatuz Zahra,Aulia Fatin A,Hanifah Afuwu, Rintan
Auliyah R (2019) (4). Kemiskinan merupakan salah
satu indikator untuk melihat keberhasilan
pembangunan di suatu negara.
Rah Adi Fahmi Ginanjar , Sugeng Setyadi , Umayatu
Suiroh. (2018) (8). Kemiskinan merupakan sebagai
suatu standar tingkat hidup yang rendah yaitu adanya
tingkat kekurangan materi pada sejumlah atau
golongan orang dibandingkan dengan standar
kehidupan yang umum berlaku dalam masyarakat
yang bersangkutan.
Booth dan Me Cawley (1993). Menyatakan bahwa
Kemiskinan "di banyak negara memang terjadi
kenaikan tingkat kesejahteraan masyarakat yang
diukur dari pendapatan perkapitanya, tetapi itu hanya
dapat dinikmati oleh sebagian kecil masyarakatnya,
sedangkan sebagian besar masyarakat miskin kurang
memperoleh manfaat apa-apa, bahkan sangat
dirugikan".
Regina Pamela Saroinsong. Kemiskinan adalah suatu
situasi atau kondisi yang dialami seseorang atau
sekelompok orang yang tidak mampu
menyelenggarakan hidupnya sampai suatu taraf yang
dianggap manusiawi.
Faktor Kemiskinan
4. Volume 1 Nomor 1 April 2021 (PP. 01-10) p-ISSN:2461-0666
e-ISSN:2461-0720
4
Soetrisno (2), menguraikan bahwa munculnya
kemiskinan berkaitan dengan budaya yang hidup
dalam masyarakat, ketidakadilan dalam pemilikan
faktor produksi dan penggunaan model pendekatan
pembangunan yang dianut oleh suatu negara.
Wahyu Iryana. Ada tiga dimensi yang
menyebabkan kemiskinan. Pertama, Dimensi
Ekonomi, kurangnya sumberdaya yang dapat
digunakan untuk meningkatkan kesejahtraan orang,
baik secara finansial maupaun segala jenis kekayaan
yang dapat meningkatakan kesejahtraan masyarakat.
Kedua, Dimensi Sosial Budaya, kekuarangan
jaringan sosial dan struktur yang mendukung untuk
mendapatkan kesempatan agar produktifitas seorang
meningkat. Ketiga, Dimensi Sosial Politik,
rendahnya derajat akses terhadap kekuatan yang
mencakup tatanan sistem sosial politik.
Robert Chambers. Menegaskan bahwa faktor
penyebab terjadinya kemiskinan adalah lilitan
kemiskinan yaitu hilangnya hak atau kekayaan yang
sukar untuk kembali, mungkin disebabkan desakan
kebutuhan yang melampaui ambang batas
kekuatannya.
Startegi Penanggulagan Kemisikinan Petani
Sunyoto Usman (1998). Startegi penanggulangan
kemiskinan dimulai dengan perubahan perilaku
ekonomi, orientasi pendidikan, sikap terhadap
perkembangan teknologi, dan kebiasaan.
Korten (2004). Menyatakan bahwa ada tiga dasar
untuk melakukan perubahan,perubahan struktural
dan normatif dalam pembangunan yang berpusat
pada rakyat.
Aldus Mahioborang. Strategi penanggulangan
kemiskinan yang dilakukan oleh pemerintah harus
secara faktual sehingga dapat mengangkat tingkat
kehidupan dan taraf hidup bagi masyarakat .
Mark G. Hanna dan Buddy Robinson (2014)
mengemukan bahwa ada tiga strategi utama
pemberdayaan dalam praktek perubahan sosial, yaitu
Strategi tradisional, menyarankan agar mengetahui
dan memilih kepentingan terbaik secara bebas dalam
berbagai keadaan, Strategi direct-action,
membutuhkan dominasi kepentingan yang dihormati
oleh semua pihak yang terlibat, dipandang dari sudut
perubahan yang mungkin terjadi, dan Strategi
transformatif, menunjukkan bahwa pendidikan
massa dalam jangka panjang dibutuhkan sebelum
pengiden-tifikasian kepentingan diri sendiri.
Dr. Riyanto, Pranyoto, S.Pi., MAP., Capt. Karolus
Geleuk Sengadji MM., RAJ Susilo Hadi Wibowo
(2019). Dengan memperkuat lembaga dan juga
partisipasi masyarakat, optimalisasi dan pemanfaatan
sumberdaya secara berkelanjutan.
Sarah Nita Hasibuan, Bambang Juanda dan Sri
Mulatsih (2019) (7). Salah satu cara untuk
memberantas kemiskinan yang dapat dilakukan
dengan mengetahui pola sebaran kemiskinan pada
setiap daerah atau wilayah pengamatan.
Erwan Agus Purwanto.(2007) (10). Strategi lebih
mengutamakan pertumbuhan ekonomi, harapan
terbesar diletakkan di pundak sektor industri,
terutama industry UMKM.
Rondinelli, (1990) mengemukakan ada tiga strategi
dasar program yang bertujuan untuk membantu
penduduk miskin yaitu bantuan disalurkan ke tempat
dimana mayoritas orang miskin hidup, dipusatkan
untuk mengatasi cacat standar kehidupan orang-orang
miskin, dan dipusatkan pada kelompok yang
mempunyai ciri sosio ekonomi yang sama yang
mendorong atau mempertahankan.
Wahyu Iryana. Strategi ditekankan pada keterpaduan
antara pemerintah, dan melibatkan peran serta seluruh
masyarakat termasuk didalamnya nelayan itu sendiri.
Rah Adi Fahmi Ginanjar , Sugeng Setyadi , Umayatu
Suiroh. (2018) (8) Penanggulangan kemiskinan
merupakan kebijakan yang harus konsisten dilakukan
oleh pemerintah.
Regina Pamela Saroinsong. Strategi penanggulangan
kemiskinan yang dilakukan oleh pemerintah harus
secara faktual yang dapat mengangkat tingkat
kehidupan dan taraf hidup bagi masyarakat nelayan.
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah Literature review karena analisis
terintegrasi dengan tulisan ilmiah yang terkait
langsung dengan pertanyaan penelitian. Setiap
substansi dan masalah menunjukkan
korespondensi antara tulisan-tulisan dan
pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan
guna menarik suatu hipoteis dan kesimpulan.
Melalui metode ini, diharapkan dapat
menjelaskan latar belakang terkait masalah
kemiskinan pada komunitas Petani di Lombok
Tengah, diantaranya menunjukkan mengapa
5. Volume 1 Nomor 1 April 2021 (PP. 01-10) p-ISSN:2461-0666
e-ISSN:2461-0720
5
masalah ini penting untuk diteliti, menemukan
hubungan antar beberapa variabel.
Sistematika penerapan yang dilakukan dalam
penelitian dengan metode ini adalah menggunakan
teori, temuan dari artikel penelitian yang diperoleh
dijadikan bahan acuan untuk landasan kegiatan
penelitian dan selanjutnya digunakan untuk
menyusun kerangka pemikiran yang jelas dari
perumusan masalah yang ingin diteliti dan sebagai
indikator analisis berupa kritik dari penelitian yang
sedang dilakukan untuk mencari beberapa ulasan,
rangkuman, dan pemikiran tentang beberapa sumber
pustaka yang telah dijadikan acuan atau landasan
berpikir.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kemiskinan pada suatu kelompok
masyarakat secara umum disebabkan oleh tidak
terpenuhinya hak-hak dasar komunitas, baik
kebetuhan suprastruktur seperti pendidikan,
moral, etika berprilaku dan lain-lain maupun
kebutuhan infrastruktur antara lain kebutuhan
akan pangan, rumah layak huni, dan pakaian,
diluar akan lebih optimal apabila terdapat
support atau dukungan dari beberapa elemen
terlebih lagi dari pemerintah. Seperti yang
dikatakan Regina Pamela Saroinsong dalam
artikelnya “Secara umum, kemiskinan
disebabkan oleh tidak terpenuhinya hak-hak
dasar masyarakat, antara lain kebutuhan akan
pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan,
infrastruktur”. Yang bisa dikatakan semua itu
dapat dikatakan berkaitan langung dengan
tanggung jawab pemerintah. Disamping itu,
kurangnya kesempatan berusaha, kurangnya
akses terhadap informasi, teknologi dan
permodalan, budaya dan gaya hidup yang
cenderung pasif, menyebabkan posisi
masyarakat miskin semakin lemah san
terbelakang.
Selain masalah struktural dari dalam,
seperti budaya komuditas yang masih tergolong
subsistem dan pasif, seperti yang dikatakan
Kuncoro, 1997 (131) ”Karena menggantungkan diri
pada sektor pertanian yang subsistem, metode
produksi yang tradisional, yang sering kali dibarengi
dengan sikap apatis terhadap lingkungan”. Disaat
yang sama kebijakan pemerintah kurang
berpihak pada komuditan petani-petani kecil
yang identik dengan masyarakat miskin. Untuk
melihat bagaimana karakteristik faktual
komunitas petani miskin khususnya didaerah
kepulauan seperti Nusa Tenggara Barat Lombok
tengah dan bagaimana solusi atau upaya
penanggulangan kemiskinan.
Dari beberapa faktor penyebab kemiskinan
pada komunitas petani baik dari tinjauan maupun
beberapa substansi yang dideskripsikian sebelumnya.
Terdapat dua dimensi utama yang menyebabkan
kemiskinan pada komunitas petani. Pertama, dimensi
infrastruktur, kurangnya sumber daya yang dapat
digunakan untuk meningkatkan kesejahtraan petani,
baik secara finansial maupaun segala jenis kekayaan
dan fasilitas yang dapat meningkatakan kesejahtraan
masyarakat. Kedua, dimensi suprastruktur, yaitu
minimnya skill dan kualitas individu pada komunitas
petani untuk menghasilkan terobosan-terobosan baru
yang inovatif dan dapat menunjang kesejahtraan, hal
ini biasanya ditandai dengan indikator masyarakat
dengan pendidikan yang masih kurang
diinterpretasikan. Kedua dimensi tentunya saling
berkaitan satu sama lain dan besrifat kompatibel,
yang apabila salah satu dari keduanya tidak berjalan
maka tidak akan mencapai tujuan yang tentunya
masing-masih membutuhkan dukungan dari beberapa
elemen terutama pemerintah. Dari akumulasi
beberapa penyebab terhambat proses produksi sampai
distribusi dilapangan. Berikut beberapa masalah dan
solusi atau upaya untuk mengoptimalkan kegiatan
produksi para petani di Lombok Tengah guna
meningkatkan perekonomian para petani ketaraf yang
lebih tinggi antara lain.
a. Kondisi alamiah, kompleksnya
permasalahan kemiskinan masyarakat petani terjadi
disebabkan masyarakat petani hidup dalam suasana
alam yang keras dan selalu diliputi ketidakpastian.
Musim paceklik yang selalu datang tiap tahun dan
lamanya pun tidak dapat dipastikan sehingga akan
membuat petani terus berada dalam lingkaran
kemiskinan, belum termasuk gangguan ekosistem lain
seperti hama. Dari kondisi ini tentunya para petani
harus konsisten dalam memproduksi hasil kebun
dikarenakan masalah ini bersifat alamiah.
b. Tingkat pendidikan umumnya belum mendukung
dan belum terintegritas dengan perkembangan
teknologi modern, atau kualitas sumber daya manusia
rendah dan tingkat produktifitas juga sangat rendah.
Tingkat pendidikan petani berbanding lurus dengan
teknologi yang dapat dihasilkan, dalam hal ini
teknologi di bidang produksi, pengolahan, dan
pendistribusian. Oleh karena itu, diperlukan teknologi
yang mendukung akses tersebut. Selama ini, para
6. Volume 1 Nomor 1 April 2021 (PP. 01-10) p-ISSN:2461-0666
e-ISSN:2461-0720
6
petani umunya hanya menggunakan cara yang
tradisional untuk memanajemen hasil produksi.
salah satunya disebabkan karena rendahnya tingkat
pendidikan dan penguasaan terhadap teknologi. Oleh
karna itu dengan meningkatkan skill dan kualitas
para petani dari pendidikan tentunya akan sangat
membantu mendongkrak perekonomian para petani,
dimana dikatakan Fajrin Hardinandar (2019) (4).
“Ada beberapa faktor yang melatarbelakangai
kemiskinan tersebut, yang pertama keterbelakangan
karena tingkat pendidikan yang rendah”. Identik
dengan beberapa daerah pelosok di Lombok Tengah.
c. Pola kehidupan yang cendrung pasif, tidak
bisa memanajemen ditambah lagi pola hidup yang
boros. Stereotipe yang dipandang boros sehingga
oleh berbagai pihak sering dianggap penyebab
kemiskinan petani. Padahal kultur petani jika
dicermati justru memiliki etos kerja yang rajin.
Mereka masih berpikir bekerja hari ini hanya
sekedar untuk hari esok. Oleh karna itu perlunya
dukungan pemerintah sangat dibutuhka guna
memberikan bimbingan dan sosialisasi manajemn
hasil produksi kepada para petani.
d. Masalah pemasaran hasil produksi, tidak
semua daerah memiliki fasilitas pemasaran sesuai
harga standar provinsi, seperti pasar kabupaten, kota,
maupun desa, masih minimnya akses dan fasilitas
yang mendukung kegiatan pemasaran. Hal tersebut
membuat para petani terpaksa menjual hasil kebun
mereka kepada tengkulak dengan harga di bawah
harga pasaran atau harga standar. Solusi dari
masalah ini tentunya dapat diakomodir dengan akses
pasar-pasar resmi yang layak sebagai wadah yang
menampung kegiatan petani yang produktif.
e. Regulasi pemerintah yang tidak memihak
petani sering kali dijumpai. Oleh kaena itu perlu
ditekankan kembali eksistensi pemerintah harus
mendukug semua elemen dan aktifitas kegiatan
masyarakat yang dapat menunjang kesejahtraan
semua golongan tidak terkecuali para petani.
Dari beberapa masalah dan solusi atau upaya
meminimalisir kemiskinan komuditas petani
tersebut, bisa diabstraksikan beberapa masalah
struktural yang terjadi dalam beberapa tahun
terakhir, yakni masih minimnya optimalisasi sumber
daya baik alam maupun manusia dalam
memanfaatkan sumber dayanya, baik disebabkan
kurangnya pendidikan dari setiap elemen yang
menunjang maupun kesadaran kolektif yang
membangun aspek dan menunjang kesejahtraan para
petani.
Dalam teori struktural fungsional dari Talcot
Person yaitu sebuah sudut pandang luas yang
mencakup dan termasuk kedalam sosiologi dan
juga antropologi yang berupaya menafsirkan
masyarakat sebagai sebuah struktur dengan
bagian yang saling berhubungan dan saling
mempengaruhi satu sama lain, bisa
diinterpretasikan dalam masalah ini sebagai
indikator terdapatnya suatu struktur atau sistem
yang tidak berjalan sesuai latensi maupun
manifest, atau secara sederhananya sesuai fungsi
dan tujuannya, termasuk tujuan utama suatu
Negara dengan kesejahtraan masyarakat.
Sebagai landasan, perspektif teori tersebut
bisa diasumsikan pertama dari obyek
permasalahan sendiri, yakni pada masyarakat
komunitas Petani, sebagai sumber daya manusia
masih belum mendukung sebagai struktur untuk
kesejahtraan mereka, baik karena masih
rendahnya tingkat pendidikan maupun pola hidup
yang tidak produktif seperti yang dijelaskan
sebelumnya. Kedua, selain dari komunitas
sendiri, peran pemerintah juga paling diharapkan
dalam membangun strategi untuk mensejahtrakan
komunitas petani baik dalam memenuhi hak-hak
dasar masyarakat, antara lain kebutuhan akan pangan,
kesehatan, pendidikan, infrastruktur tidak terkecuali
regulasi maupun program kerja pertumbuhan
ekonomi.
KESIMPULAN
Kemiskinan komunitas petani ialah
masalah yang masih bersifat multidimensional
dinegara kepulauan seperti Indonesia, karena
cukup beragam masalah yang masih dihadapi
sehingga untuk menyelesaikannya diperlukan
solusi yang komperhensif atau menyeluruh dari
semua elemen baik dari para petani maupun
pemerintah.
Khusus daerah Nusa Tenggara Barat (NTB),
tepatnya kecamatan Lombok Tengah pulau Lombok,
dari data yang dirilis BPS Lombok tengah angka
kemiskinan masyarakatnya cendrung mengalami
penurunan walaupun hanya selisih sedikit. “Tahun
2019 kemiskinan sekitar 13,63 persen (128,82 ribu
jiwa). Sedangkan di tahun 2020 menjadi 13,44 persen
(128,10 ribu jiwa), artinya turun tipis, ” (BPS
Lombok Tengah). Dari data tersebut tentunya dapat
menjadi indikator masih banyaknya petni yang masih
7. Volume 1 Nomor 1 April 2021 (PP. 01-10) p-ISSN:2461-0666
e-ISSN:2461-0720
7
tergolong miskin mengingat penurunanya tidak
sampai 1%.
Faktor utama yang menyebabkan
kemiskinian pada komunitas Petani Lombok
Tengah secara umum. Pertama, masalah
ekonomi yakni kurangnya sumberdaya atau
fasilitas yang dapat diakses atau digunakan
untuk meningkatkan perekonomian, baik secara
finansial maupaun segala jenis fasilitas yang
dapat meningkatakan kesejahtraan masyarakat.
Kedua, masalah sosial budaya seperti
kekuarangan jaringan sosial dan struktur yang
mendukung untuk mendapatkan kesempatan
agar produktifitas seorang meningkat. Ketiga,
masalah sosial politik seperti rendahnya derajat
akses terhadap kekuatan yang mencakup tatanan
sistem sosial politik selain tiga dimensi tersebut.
Faktor lain yang menjadi yang dapat menjadi
penyebab kemiskinan petani di Lombok Tengah
ialah tingkat pendidikan yang tergolong belum
optimal, minimnya fasilitas yang dapat
menunjang kegitatan produksi dan distribusi
hasil produksi kebun yang belum memadai,
serta beberpa regulasi atau kebijakan
pemerintah yang kurang mendukung
kesejahtraan para petani.
Dari perspektif struktural fungsional,
pertama dari obyek permasalahan sendiri, yakni
pada masyarakat komunitas petani, sebagai
sumber daya manusia, diperlukan langkah-
langkah atau strategi sebagai upaya yang
mendukung suatu struktur untuk kesejahtraan
mereka sendiri, baik dengan menaikkan taraf
atau tingkat pendidikan maupun pola hidup
yang lebih produktif. Kedua, selain dari
komunitas sendiri, peran pemerintah juga paling
diharapkan dalam membangun strategi untuk
mensejahtrakan komunitas petani baik dalam
memenuhi hak-hak dasar, antara lain kebutuhan
akan pangan, kesehatan, pendidikan,
infrastruktur tidak terkecuali regulasi maupun
program kerja pertumbuhan ekonomi
masyarakat.
Ucapan Terima Kasih
Puji syukur kami panjatkan kepada
Tuhan Yang Maha Esa, dengan rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan artikel
ilmiah ini yang merupakan perwujudan dari Visi
Program Studi Sosiologi Universitas Mataram
untuk mewujudkan program studi penyelenggara
pendidikan bidang sosiologi yang berkualitas
untuk menghasilkan lulusan yang menguasai
IPTEKS, mampu melaksanakan penelitian dan
pengabdian yang bermanfaat bagi masyarakat dan
memiliki daya saing internasional pada tahun
2025.
Penulis berterimakasih juga kepada dosen
pembimbing Oryza Pneumatica Inderasari,
S.Sos.,M.Sosio yang telah memberikan materi,
ide, serta bimbingan sehingga kami dapat
menyusun artikel ini dengan baik Walaupun
secara sadar masih terdapat banyak kekurangan-
kekurangan yang memerlukan perbaikan dan
penyempurnaan. Lewat kesempatan ini penulis
sangat mengharapkan para dosen dan mahasiswa,
serta pihak lain untuk memberikan sumbangan
pemikiran dan gagasan yang mengarah pada
perbaikan kualitas artikel.
DAFTAR PUSTAKA
Rizky Yuldaningsi. 2020. Strategi Komunitas Petani
Cabai Jawa Dalam Pemberdayaan Ekonomi Rumah
Tangga DI Desa Karang Anyar Kecamatan Jati
Agung Kabupaten Lampung Selatan : 3.
Erwan Agus Purwanto. 2007. Mengkaji Potensi
Usaha Kecil dan Menengah (UKM) untuk
Pembuatan Kebiiakan Anti Kemiskinan di
Indonesia. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik :
3 (10): 300.
Yulianto Kadji. Kemiskinan dan Konsep
Teoritisnya. Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UNG: 1-4.
Rah Adi Fahmi Ginanjar , Sugeng Setyadi ,
Umayatu Suiroh. 2018. Analisis Strategi
Penanggulangan Kemiskinan Di Provinsi
Banten. JEQu: 8 (2).
Fajrin Hardinandar. 2019. Determinan
Kemiskinan (Studi Kasus 29 Kota/ Kabupaten
di Provinsi Papua. Jurnal REP (Riset Ekonomi
Pembangunan) : 4 (1): 2.
Wahyu Iryana. Strategi Mengatasi Kemiskinan
Nelayan Eretan Waten, Indramayu. Historia
8. Volume 1 Nomor 1 April 2021 (PP. 01-10) p-ISSN:2461-0666
e-ISSN:2461-0720
8
Madania: 89.
Dr. Riyanto, Pranyoto, S.Pi., MAP., Capt.
Karolus Geleuk Sengadji MM., RAJ Susilo
Hadi Wibowo (2019). Program Pemerdayaan
Ekonomi Masyarakat Pesisir Sebuah bakti
Untuk Merudukasi Kemiskinan Masyarakat
Pesisir di Provinsi Jawa Tengah. Prosiding
Seminar Nasional dan Call for Papers: 47.
Regina Pamela Saroinsong. Peran Pemerintah
Desa Dalam Penanggulangan Kemiskinan Nelayan
Didesa Lantung Kecamatan Wori Kabupaten
Minahasa Utara : 1-3.
ldus Mahioborang. Kebijakan Pemerintah
Dalam Penanggulangan Kemiskinan
Masyarakat Nelayan: 6.
Sarah Nita Hasibuan, Bambang Juanda dan Sri
Mulatsih. 2019. Analisis Sebaran dan Faktor
Penyebab Kemiskinan di Kabupaten Bandung
Barat. Jurnal Agribisnis Indonesia : 2 (7): 79-
83.
Website:
Syamsudin, BPS: Angka Kemiskinan di
Lombok Tengah Turun.
https://grafikanews.com/berita-bps-angka-
kemiskinan-kabupaten-lombok-tengah-
turun.html#:~:text=%E2%80%9CTahun%202
019%20kemiskinan%20sekitar%2013,128%2
C82%20ribu%20jiwa). Diakses pada 9 Juni
2021.
Callistasia Wijaya. Dampak Covid-19: 2,7 juta
orang masuk kategori miskin selama pandemi,
pemulihan ekonomi 'butuh waktu lama'. BBC
News Indonesia.
https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-
55992498. Diakses pada 3 April 2021.
Bappenas. 2004. Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional 2004-2009.
www.bappenas.go.id/get-file-server
node/7642/ . Diakses pada 4 April 2021.